PENDAHULUAN
sering dijumpai. Hipersensitivitas dentin ditandai sebagai nyeri akibat dentin yang
terbuka jika diberikan stimulus termal, taktil, osmotik dan mekanis, seperti
menyikat gigi, makan makanan manis dan asam, dan minuman dingin atau panas.
Hal ini menyebabkan pasien merasa nyeri tajam yang singkat yang dikenal dengan
hipersensitivitas dentin.1
cenderung lebih sering, dengan prevalensi yang bervariasi antara 72 sampai 98%.2
melaporkan bahwa resesi gingiva, diikuti oleh abrasi/erosi; lesi abfraksi dan
terbukanya permukaan akar yang semula tertutup oleh gingiva. Permukaan akar
yang terbuka juga memudahkan terjadinya erosi maupun abrasi pada sementum
maupun dentin akibat lingkungan rongga mulut maupun akibat aktifitas menyikat
1
gigi. Kondisi ini cenderung menimbulkan rasa sakit (ngilu) jika terkena
rangsangan terutama akibat perubahan suhu. Selain itu, permukaan akar yang
dari permukaan oklusal gigi yang berkontak dengan antagonisnya atau restorasi.
Hal ini berkaitan dengan penuaan, tetapi dapat dipercepat oleh faktor ekstrinsik
sebagian, dan maloklusi. Pada tahap awal, tampak faset kecil pada cusp tip atau
sedikit rata pada incisal edge, sedangkan atrisi yang parah menyebabkan dentin
cara profesional atau dapat diaplikasikan sendiri.6 Pasta gigi merupakan agen
biayanya yang rendah, mudah digunakan dan home application. Pasta gigi
fluoride.7
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
Hipersensitif dentin adalah rasa sakit yang akut dan singkat berasal
dari dentin yang terpapar sebagai respon terhadap rangsangan kimia, sentuhan
termal, dan sentuhan tanpa adanya kelainan atau kerusakan gigi lainnya.8
atau udara ringan dari three way syringe dengan sentuhan ringan dan sonde.
Pada kasus hipersensitif dentin, rasa tidak nyaman segera hilang setelah
disemprotkan udara (26%), meraba dentin dengan alat (12%), laporan pasien
berdasarkan pertanyaan dokter gigi (6%), metode lainnya (4%), dan dengan
Pada kondisi normal, dentin terdiri dari banyak tubuli dentin yang
enamel akibat dari proses atrisi, abrasi, erosi, atau abfraksi serta rangsangan
terhadap permukaan akar yang tersingkap akibat dari resesi gingiva atau
3
mempengaruhi terjadinya hipersensitif dentin. Terkikisnya lapisan enamel
yang menutupi gigi dan terbukanya permukaan akar merupakan awal dari
namun masih dianggap teoritis dengan kurangnya bukti yang kuat untuk
mendukungnya.8
4
Teori hidrodinamik yang diajukan oleh Brännström pada tahun
1964 Menurut teori ini, ketika permukaan dentin yang terbuka terpapar
dentin. Oleh karena itu, semakin besar jumlah dan diameter tubulus dentin
yang terbuka maka semakin intens rasa sakit yang timbul dari hipersensitif
yang lebih cepat dan ketat dari rangsangan panas, yang menyebabkan
aliran cairan agak lamban ke arah pulpa. Ini selaras dengan pengamatan
5
2.1.3 Indikasi & Kontraindikasi Hipersensitif Dentin
Indikasi:12
Kontraindikasi:12
6
Resesi gingiva adalah terbukanya permukaan akar gigi akibat migrasi
klinis ditandai dengan margin gingival berada lebih ke apikal dari cemeto-
7
Kelas II : resesi gingiva telah meluas sampai mucogingival junction dan
interdental.
Kelas III : resesi gingiva telah meluas sampai mucogingival junction dan
disertai kehilangan tulang yang parah pada daerah interdental, dan atau
8
2. pada kasus sensitif ringan sampai sedang, DHE mengenai metode penyikatan
gigi yang benar dan pemilihan pasta gigi yang sesuai yang dapat dilakukan di
3. Bila masih tetap merasa ngilu dapat dilanjutkan dengan perawatan di ruang
dokter (in office therapy) menggunakan sistem iontoforesis dengan alat khusus,
yaitu desensitron
kaca, bahan adesif atau komposit. Pada kasus hipersensitif dentin tanpa
radiasi laser dengan karbon dioksida, dentin adesif, agen antibakteri, aldehida,
Perawatan non-invasif:
1. At home therapy
9
Merupakan cara lebih mudah dan dapat digunakan dalam perawatan
banyak gigi. Agen desentisasi dirumah termasuk pasta gigi, obat kumur
dentin seperti strontium salt dan fluoride. Selain itu, pasta gigi
rangsangan gigi.
hipersensitif dentin. 8
10
Beberapa penelitian telah dilakukan pada permen karet yang
in office therapy.8
2. In office therapy
Potassium nitrate
Fluoride
11
asam ditambahkan kedalam formula sehingga sodium fluoride
tubulus dentin.
fluoride.8
Kalsium fosfat
permeabilitas in vitro.15,16
ACP)
timbulnya penyakit karies gigi dan gingivitis. Menyikat gigi dengan bulu
12
Pemillihan sikat gigi dengan tangkai yang nyaman dipegang, tidak mudah
tergelincir, tidak ada sudut yang tajam, dan ringan. Sedangkan pada kepala
sikat gigi panjangnya 25,4 sampai 31,8 mm, ujung sikat membulat, bulu
kebelakang)
kebelakang)
13
sikat gigi dipegang secara
dan mundur)
14
BAB III
LAPORAN KASUS
I. Anamnesis:
Pasien laki-laki berusia 20 tahun datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) dengan keluhan gigi depan atas dan
bawah terasa ngilu yang singkat dan tajam saat minum dingin sejak 1 tahun yang
lalu, namun ngilu hilang saat tidak mengkonsumsi minuman dingin dan panas.
2019. Namun pasien merasa giginya masih terasa ngilu ketika makan atau minum
panas dan dingin. Pasien menyikat gigi 2x sehari saat pagi sebelum makan dan
malam sebelum tidur. Pasien mengganti sikat giginya dengan merk formula setiap
2-3 bulan sekali. Pada saat menyikat gigi, pasien mengeluhkan gusi berdarah.
15
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik dan tidak memiliki alergi. Pasien
gelas/hari. Pasien datang dengan keadaan tidak sakit dan ingin dirawat.
- Pernafasan : 17x/menit
- Suhu : 36 ° C
16
Bibir : Kompeten, tidak ada kelainan
17
Foto Intra Oral
RA
18
RB
Palatum : Sedang
Lain-lain : -
Gingiva :
19
RA M : merah muda, edema (-), konsistensi kenyal, interdental
V G O Mp M Tk K T Kr Tm At/Ab
12 + - + - - + - - - - -/-
11 + - + - - + + - - - -/-
21 + - + - - + - - - - -/-
42 + - + - - + + - - - -/-
41 + - + - - + - - - - -/-
31 + - + - - + - - - - -/-
32 + - + - - + - - - - -/-
Keterangan :
INTERPRETASI RA:
Gigi 12 :
-Terdapat penurunan puncak alveolar crest secara horizontal sebesar 1mm pada
bagian mesial
Gigi 11 :
21
-Ligamen periodontal dan lamina dura normal
Gigi 21 :
INTERPRETASI RB:
Gigi 42:
22
-Terdapat penurunan puncak alveolar crest secara horizontal sebesar 1 mm pada
Gigi 41:
Gigi 31 :
Gigi 32 :
23
-Tidak terdapat lesi periapikal
Diagnosa :
- Etiologi Sekunder :
Lokal :
- Kalkulus
Lain-lain: -
Sistemik : -
IV. Etiologi :
Etiologi Sekunder :
Resesi gingiva : Gigi 12, 11, 21, 42, 41, 31, 32 klas I miller
Kalkulus : sedang
Palatum : Sedang
Lain-lain :-
24
Etiologi dari kasus pasien ini adalah kesalahan cara menyikat gigi.
Penyikatan gigi yang dilakukan terlalu keras dan menggunakan bulu sikat yang
adanya penurunan margin gingiva kearah apikal atau resesi yang menimbulkan
rasa ngilu pada gigi pasien saat terdapat rangsangan panas dan dingin.
V. Prognosis:
Desensitisasi untuk resesi klas I: gigi 12, 11, 21,42, 41, 31, 32
Kondisi gingival
25
Pemberian OHIS
Fase I (Initial)
Scaling + OHI, polishing, DHE, Desensitisaisi gigi 12, 11, 21, 42, 41, 31, 32
Fase IV (Maintenance)
Kontrol periodik, kontrol plak, kalkulus, gingiva dan OHIS.
VII. Rujukan :
26
a. Alat
1. Lap Putih
6. Glass plate
7. Microbrush
b. Bahan
1. Disclosing agent
2. Pumish/pasta profilaksis
a. Prosedur Desensitisasi:
2. Oral profilaksis: bersihkan gigi dengan brush dan pumice atau pasta
profilaksis, bilas air hingga bersih dan keringkan permukaan gigi 12, 11,
27
6. Aplikasikan bahan desensitisasi dengan microbrush pada permukaan gigi
12, 11, 21, 42, 41, 31, 32 dengan gerakan searah pada daerah yang
hipersensitif
7. Biarkan 1 menit
selama 1 jam
28
KESIMPULAN
jika diberikan stimulus termal, taktil, osmotik dan mekanis, seperti menyikat gigi,
makan makanan manis dan asam, dan minuman dingin atau panas. Hal ini
menyebabkan pasien merasa nyeri tajam yang singkat yang dikenal dengan
hipersensitivitas dentin.
hilangnya enamel akibat dari proses atrisi, abrasi, erosi, atau abfraksi serta
rangsangan terhadap permukaan akar yang tersingkap akibat dari resesi gingiva
dengan semen ionomer kaca, bahan adesif atau komposit. Sedangkan perawatan
bisa dilakukan sendiri oleh pasien di rumah, merupakan cara lebih mudah dan
dapat digunakan dalam perawatan banyak gigi yaitu dengan pasta gigi, obat
kumur dan permen karet atau oleh dokter gigi di klinik dokter gigi merupakan
cara yang lebih rumit dan dapat digunakan dalam perawatan beberapa gigi saja.
29
DAFTAR PUSTAKA
1. Shen SY, Tsai CH, Yang LC, Chang YC. Clinical Efficacy of Toothpaste
2. Leye BF, Niang SO, Faye B, Sarr M Seck A, Ndiaye D, Balde O, Toure B.
Clinical Trials. Journal of Dentistry and Oral Care Medicine. 2016; 2(2):1-
10.
4. Borges AB, Barcellos DC, Torres CRG, Borges ALS, Marsilio AL, Carvalho
5. Lee A, HE LH, Lyons K, & Swain MV. Tooth Wear and Wear Investigations
6. Ricarte JM, Matoses VF, Llacer VJF, Fernandez AJF, Moreno BM. Dentinal
30
7. Porto ICCM, Andrade AKM, Montes MAJR. Diagnosis and Treatment of
323-332.
13: 13–33.
13. Krismariono, Agung Prinsip Dasar Perawatan Resesi Gingiva. dentika Dental
31
16. Geiger S, Matalon S, Blasnalg J, Tung M, Eichmiller FC. The Clinical Effect
32
LAPORAN KASUS HIPERSENSITIVITAS DENTIN
Disusun Oleh:
Pembimbing :
JAKARTA
2019
33