No. Mhs
: 14014103042
Tutor
Semester
:I
No. Kartu
: N. 8310.02.15
No. Model
: 8310.15.0.11
Nama Pasien
: Putri Noe
Suku
: Gorontalo
Umur
: 11 tahun
Menarche
: Umur 10 tahun
Telepon
: 082193777557
Alamat
Kode Pos
: 95232
Pekerjaan
: Siswa
Nama Ayah
Suku : Gorontalo
Umur : -
Nama Ibu
Suku : Gorontalo
Umur : -
: Ayah : -
Ibu : -
Pencetakan
Retainer
: Tgl.
III.PEMERIKSAAN KLINIS
A. Pemeriksaan Subjektif (Anamnesis)
1. Keluhan utama:
Pasien datang ke RSGM PSPDG FK UNSRAT atas edukasi dan motivasi dari operator,
untuk merawat dan memperbaiki keadaan gigi depan bawah pasien yang kurang rapi.
2. Riwayat kesehatan :
Pasien tidak pernah menderita sakit berat yang menganggu proses pertumbuhan dan
perkembangan tulang dan gigi. Saat ini pasien tidak sedang dalam perawatan seorang
dokter.
3. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan gigi-geligi:
a. Gigi desidui
Pada usia di bawah 5 tahun (masa TK) tidak ada keluhan dan pasien tidak pernah ke
dokter gigi.
b. Gigi bercampur :
Nisaa Tassya Fatarnaha| 14014103042
Pada usia 6 tahun hingga sekarang pasien selalu mencabut giginya yang goyang
sendiri, pasien tidak pernah ke dokter gigi. Pasien mencabut giginya sendiri terakhir
kali pada usia 10 tahun yaitu pada bagian depan bawah kiri. Pasien selalu
mengkonsumsi air garam setelah mencabut giginya yang goyang.
c. Gigi permanen :
Gigi permanen belum pernah dicabut dan tidak ada keluhan lainnya.
4. Kebiasaan buruk yang berkaitan dengan keluhan pasien :
N
Jenis
kebiasaan
Durasi
Frekuensi
Intensitas
1 kali sehari
5 menit
Keteranga
n
Sejak umur
1.
Menggigit
pensil
10
tahun
hingga saat
Ringan
ini
Sejak umur
2.
Menggigit
kuku
10
tahun
1-2
1 kali sehari
hingga saat
menit
Ringan
ini
Tidak
3.
Menopang
dagu
diketahui
karena
mendeskripsika
dilakukan
frekuensi
1 menit
Ringan
: Baik
b. Mental
c. Status gizi
Kategori : Gemuk
2. Lokal
a. Ekstra Oral
Nisaa Tassya Fatarnaha| 14014103042
Jarak N Gn
x 100 = 81,9 mm
Lebar Bizygomatic
Bentuk facial : -
Euriprosop
Simetris
: Normal
b) Mandibula
: Normal
: Normal
: Normal
: Terbuka
: 57 mm 55 mm = 2 mm
b. Intra Oral
1) Higiene Mulut
: Baik
OHIS = 1,1
2) Pola Atrisi
: Normal
3) Lingua
: Sedang
4) Palatum
: Vertikal : Sedang
Lateral : Sedang
5) Gingiva
: Normal
6) Mukosa
: Normal
7) Frenulum
: Sedang
: Sedang
Frenulum lingualis
: Sedang
8) Tonsila
: Normal
9) Pemeriksaan gigi-geligi
Nisaa Tassya Fatarnaha| 14014103042
Keterangan:
UE
: Un Erupted/Belum erupsi
PE
Foto Panoramik
Keterangan:
Hasil analisis radiografi panoramik menunjukkan bahwa pada rahang atas masih terdapat
gigi-gigi yang belum erupsi yaitu gigi 18, 17, 27, dan 28. Pada rahang bawah 2/3 akar dari gigi
37 dan 47 telah terbentuk sedangkan gigi 38 dan 48 belum erupsi.
VI. Analisis Model Studi
: - Parabola
Simetris
Simetris
Keterangan:
Dari analisis model studi, rahang atas dan rahang bawah berbentuk parabola dan simetris.
1. Rahang atas
Gigi 13 Torsiversi
Gigi 21 Torsiversi
Gigi 22 Mesioversi
Gigi 23 Torsiversi
Rahang bawah
Gigi 33 Disto torsiversi
Gigi 32 Linguoversi
Gigi 31 Distoversi
Gigi 41 Distoversi
Gigi 42 Torsiversi
C. Relasi gigi-gigi pada oklusi sentrik:
1. Anterior:
a) Overjet
: 3 mm
b) Overbite
: 2 mm
c) Palatal bite
: Tidak ada
d) Deep bite
: Tidak ada
e) Open bite
: Tidak ada
: Tidak ada
g) Cross bite
: Tidak ada
2. Posterior
a) Cross bite
: Tidak ada
b) Open bite
: Tidak ada
c) Scissor bite
: Tidak ada
: Tidak ada
: Klas I
: Klas I
: Klas I
: Segaris
Rahang Bawah
Gigi
Kanan
Kiri
Normal
Ket.
Kanan
Kiri
Normal
Ket.
8,5
8,4
7,40 - 9,75
5,7
5,7
4,97 - 6,60
6,6
6,8
6,05 - 8,10
5,8
6,0
5,45 - 6,85
7,3
6,8
7,05 - 9,32
6,7
6,8
6,15 - 8,15
7,7
7,6
6,75 - 9,00
7,0
6,9
6,35 - 8,75
6,9
6,8
6,00 - 8,10
7,5
7,2
6,80 - 9,55
10,5
10,3
9,95 - 12,10
11,1
11
10,62 - 13,05
7
UE
Keterangan:
UE
8,75 - 10,87
8,90 - 11,37
- N
: Normal
- PE
: Partial Erupted
PE(8,7) PE(8,7)
- UE : Un Erupted/belum erupsi
Kesimpulan :
Dari hasil pengukuran didapatkan semua gigi memiliki ukuran yang normal kecuali gigi 37
dan 47 yang partial erupted.
VII.
PERHITUNGAN-PERHITUNGAN
A. Metode Pont
Rahang Atas
Jumlah mesiodistal gigi 12,11,21,22
: 30,3 mm
: 38,3 mm
: I x 100 = 37,8 mm
80
Diskrepansi(pengukuran - perhitungan)
: 48 mm
Jarak 16 26 perhitungan
: I x 100 = 47,3 mm
Nisaa Tassya Fatarnaha| 14014103042
64
Diskrepansi(pengukuran - perhitungan)
: 48 47,3 = + 0,7 mm
: Distraksi ringan
Keterangan:
-
B. Metode Howes
Rahang Atas
Jumlah lebar mesiodistal gigi 16 26: 94,2 mm
Jarak Inter Fossa Canina : 40,5 mm
Indeks FC: Basis apikal x 100% = 42,9 %
(md 16 - 26)
Jarak puncak bonjol bukal 14 24 (pengukuran) : 44,1 mm
Indeks P :
Keterangan:
-
Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan indeks fosa canina, diperoleh hasil
42,9% sehingga dapat diketahui bahwa lengkung basal untuk menampung gigi-gigi
kurang (<44%).
Berdasarkan hasil perhitungan juga diperoleh indeks indeks FC < Indeks P. Hal ini
berarti, inklinasi gigi-gigi posterior diregio premolar divergen
C. Metode Korkhaus
Nisaa Tassya Fatarnaha| 14014103042
Rahang atas
Jumlah mesiodistal gigi 12,11,21,22 :
30,3 mm
Tabel Korkhaus
17,5 mm
21,3 mm
Diskrepansi (pengukuran-tabel)
3,8 mm
: Proklinasi
Keterangan:
- Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan metode Korkhaus diperoleh nilai tabel
Korkhaus yang dihitung berdasarkan jumlah mesiodistal gigi 11,12,21,22 = 17,5 mm
lebih kecil dibandingkan dengan jarak I (14- 24) pengukuran yaitu 22,7 mm. Hal ini
berarti pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi pasien ke arah anterior adalah
proklinasi.
D. Analisis Bolton (TSD/Tooth Size Discrepancy)
Jumlah mesiodistal 6 gigi anterior maksila (13-23)
: 44,4 mm
: 36,7 mm
: 94,2 mm
: 87,4 mm
Rasio anterior
x 100 %
x 100 %
10
Mandibula 6
Maksila 6
Mandibula 12
Maksila 12
Keterangan:
Pasien
36,7
44,4
85,8
94,2
Seharusnya(Tabel)
34,0
87,4
-
Selisih
2,7
- 1,6
-
- Berdasarkan perhitungan rasio anterior diperoleh nilai 82,6 % dengan demikian rasio
anterior > 77,2% 1,65 maka ukuran gigi maksila yang benar, mandibula terlalu besar
dibandingkan seharusnya. Berdasarkan ukuran gigi maksila yang benar maka dilihat
ukuran gigi mandibula yang seharusnya pada tabel Bolton yaitu 34,0. Dengan demikian
ukuran 6 gigi mandibula yang berlebihan sebanyak 36,7 34,0 = 2,7 mm.
- Berdasarkan perhitungan rasio total diperoleh nilai 92,7 % dengan demikian rasio total
> 91,3% 1,91 maka ukuran gigi maksila yang benar, mandibula terlalu besar
dibandingkan seharusnya. Berdasarkan ukuran gigi maksila yang benar maka dilihat
ukuran gigi mandibula yang seharusnya pada tabel Bolton yaitu 37,4. Dengan demikian
ukuran 12 gigi mandibula yang berlebihan sebanyak 35,8 37,4 = -1,6 mm.
E. Determinasi Lengkung Gigi
Dalam determinasi lengkung gigi, penapakkan dilakukan dengan menetapkan basis
lengkung pada bagian distal gigi P1 kanan dan kiri rahang atas karena gigi yang akan
dikoreksi hanya sampai gigi C kanan dan kiri sedangkan untuk rahang bawah basis
lengkung mengikuti rahang atas yang dalam hal ini dijadikan patokan.
Rahang atas
Overjet awal : 3 mm
Overjet akhir: 3 mm
Keterangan gambar:
: 70 mm
: 68,8 mm
Diskrepansi
: -1,2 mm
Keterangan:
Nisaa Tassya Fatarnaha| 14014103042
11
Panjang lengkung awal untuk rahang atas diperoleh dengan melakukan penapakan
mesial-distal dari gigi 14 sampai 24. Dari hasil pengukuran determinasi lengkung pada
rahang atas terdapat kekurangan ruang dengan diskrepansi sebesar -1,2 mm ( Ka = -0,1
mm ; Ki = -1,1 mm).
Rahang bawah
Keterangan gambar:
Diskrepansi
Keterangan :
Dari hasil pengukuran determinasi lengkung pada rahang bawah terdapat kekurangan
ruang dengan diskrepansi sebesar -1,6 mm (Ka = 0,5 mm ; Ki = 1,5 mm).
VIII. DIAGNOSIS
A. Kasus maloklusi menyangkut masalah:
- Estetik
- Dental
B. Solusi masalah
Pasien pada kasus ini memiliki maloklusi Angle klas I dan menurut Devey masuk
kedalam tipe 1/tipe dental disertai dengan malposisi gigi individual
Rahang atas:
Gigi 13 Torsiversi
Gigi 21 Torsiversi
Gigi 22 Mesioversi
Gigi 23 Torsiversi
12
Rahang bawah:
IX.
X. PROSEDUR PERAWATAN
Nisaa Tassya Fatarnaha| 14014103042
13
A. Rencana perawatan:
1. Penjelasan tentang perawatan
2. Menghilangkan kebiasaan buruk
3. Koreksi maloklusi
a. Rahang atas :
1) Pencarian ruang
2) Distribusi ruang
3) Koreksi malposisi gigi individual
b. Rahang bawah :
1) Pencarian ruang
2) Distribusi ruang
3) Koreksi malposisi gigi individual
3. Penyesuaian oklusi
4. Pembuatan retainer
B. Jalannya perawatan
1. Penjelasan tentang perawatan
Memberikan penjelasan dan gambaran kepada pasien dan wali pasien tentang
pemakaian alat ortodontik yang merupakan perawatan relatif lama serta memerlukan
kesabaran, kedisiplinan, kerjasama, dan motivasi yang tinggi dari pasien dan wali pasien
agar nantinya dapat diperoleh hasil perawatan yang baik dan tidak terjadi relaps.
2. Menghilangkan kebiasaan buruk
Pada kasus ini kebiasaan buruk pasien dapat dikategorikan ringan dan kemungkinan
besar dapat diatasi. Oleh karena itu dalam tahap ini akan dilakukan pendekatan secara
psikologis pada pasien. Pasien diberikan motivasi dan instruksi untuk menghilangkan
kebiasaan buruk (mengigit pensil dan kuku) dan hal ini diingatkan setiap kali dilakukan
kontrol, agar nantinya perawatan dapat berjalan dengan baik dan perawatan koreksi
maloklusi mendapatkan hasil yang maksimal.
3. Pencarian ruang
-
Hasil determinasi lengkung pada rahang atas didapatkan adanya kekurangan ruang
sebesar 1,2 mm yang terdistribusi pada sisi kanan 0,1 mm dan sisi kiri 1,1 mm. pada
rahang bawah juga terdapat kekurangan ruang sebesar 1,6 mm yang terdistribusi pada
sisi kanan 0,5 mm dan sisi kiri 1,5 mm.
Nisaa Tassya Fatarnaha| 14014103042
14
4. Distribusi ruang
Distribusi ruang untuk mengoreksi malposisi gigi pada kasus ini menggunakan alat
ortodontik lepasan yaitu berupa plat yang dilengkapi dengan pir-pir pembantu. Untuk
rahang atas distribusi ruang dilakukan menggunakan simple spring pada gigi 13, 12, 11,
21, 22 dan 23 sedangkan untuk rahang bawah juga menggunakan simple spring pada gigi
33, 32, 31, 41, dan 42.
5. Koreksi malposisi gigi individual
Rahang atas
Koreksi malposisi gigi individual 13, 21, 22, dan, 23 direncanakan menggunakan plat
dengan pir-pir pembantu yang terdiri dari plat dasar akrilik/base plate, simple spring,
klamer adam/adams clasp, dan busur labial. Hal yang pertama kali dilakukan yaitu
pencarian ruang dengan mengaktifkan simple spring untuk mendorong gigi 13, 11, 21
dan 22 ke arah labial, ruang yang diperoleh kemudian akan digunakan untuk
memperbaiki bagian gigi yang mengalami malposisi. Selain itu busur labial akan
digunakan untuk mempertahankan lengkung gigi dari arah labial.
Adapun penjelasan mengenai plat akrilik yang digunakan untuk koreksi malposisi
gigi 13,11, 21, 22, dan 23 yaitu:
Base plate
Plat dasar akrilik dibuat setipis mungkin agar nyaman digunakan namun cukup tebal
agar tetap kuat ketika dipakai di dalam mulut serta harus dilakukan pemolesan hingga
permukaanya licin agar tidak ada sisa makanan yang tertinggal ketika digunakan serta
Nisaa Tassya Fatarnaha| 14014103042
15
mudah dibersihkan, ketebalan plat 2 mm. Selain itu untuk mencapai stabilitas alat yang
maksimal lebar plat dibuat selebar mungkin tetapi tetap disesuaikan dengan kebutuhan,
permukaan plat harus menempel dengan baik tanpa menimbulkan rasa menekan, dan plat
didaerah gigi yang akan digerakkan harus dibebaskan.
Klamer adam
Klamer adam berfungsi sebagai retensi untuk menjaga agar plat tetap melekat di
dalam mulut, mempertahankan stabilitas alat pada saat mulut berfungsi, dan merupakan
alat retensi plat yang paling umum digunakan. Pada kasus ini retensi dan stabilitas alat
pada rahang atas diperoleh dengan menggunakan klamer adam dari bahan kawat
stainless steel dengan diameter 0,7 mm dan dibuat pada gigi 16 dan 26.
Busur labial
Busur labial merupakan kawat melengkung yang menempel pada permukaan labial
gigi-gigi. Pada kasus ini busur labial berfungsi untuk mempertahankan lengkung gigi 13,
12, 11, 22, dan 23 serta menderotasi gigi 21. Busur labial yang digunakan adalah tipe
medium dengan diameter kawat 0,7 dimana letak pundak berada di daerah interdental P1
dan P2. Lengkung labial menempel pada permukaan labial gigi anterior dari gigi kaninus
kanan sampai kaninus kiri. Busur labial diaktivasi sehingga busurnya hanya akan
mengenai bagian mesial gigi 13, 21 dan 23. Adapun cara mengaktifkan busur labial ini
adalah sebagai berikut:
-Gunakan tang adam universal untuk mengaktifkan busur labial.
-
Lup dipegang dengan tang kemudian sempitkan lup dengan tang, sehingga nantinya
busur labial akan bergerak ke arah insisal.
-Kaki lengkung perlu dibetulkan dengan menahan lup dan menempatkan busur labial
dekat servikal gigi.
Simple Spring
Simple spring berfungsi menggerakkan gigi individual kearah labial menggunakan
kawat dengan diameter 0,6 mm. Simple spring akan diaktifkan dan letaknya menempel
pada gigi 13, 21 dan 23 dengan arah kawat dari distal ke mesial untuk mendorong bagian
distal gigi 13, 21 dan 23 ke labial sekaligus menderotasi gigi 21. Serta menempel pada
gigi 12, 11 dan 22 dengan arah kawat dari mesial ke distal untuk mendorong bagian
mesial gigi 22 serta mendorong mesiodistal gigi 12 dan 11 ke labial. Simple spring akan
menempel pada gigi yang digerakkan dari arah palatinal.
16
Rahang bawah
a. Koreksi malposisi gigi individual
Koreksi malposisi gigi individual 33, 32, 31, 41, dan 42 direncanakan
menggunakan plat dengan pir-pir pembantu yang terdiri dari plat dasar akrilik/base
plate, simple spring, klamer adam/adams clasp, dan busur labial. Hal yang pertama
kali dilakukan yaitu pencarian ruang yang masih kurang dengan mengaktifkan simple
spring untuk mendorong gigi 33, 32, 31, 41, dan 42 ke arah labial, serta akan
dilakukan slicing pada gigi-gigi anterior. Ruang yang diperoleh kemudian akan
digunakan untuk memperbaiki bagian gigi yang mengalami malposisi. Selain itu busur
labial akan digunakan untuk mempertahankan lengkung gigi dari arah labial. Adapun
penjelasan mengenai plat akrilik yang digunakan untuk koreksi malposisi gigi 33, 32,
31, 41, dan 42 yaitu:
Base plate
Pada dasarnya plat akrilik rahang bawah sama dengan plat akrilik pada rahang
atas. Plat dasar akrilik dibuat setipis mungkin agar nyaman digunakan namun cukup
tebal agar tetap kuat ketika dipakai di dalam mulut serta harus dilakukan pemolesan
hingga permukaanya licin agar tidak ada sisa makanan yang tertinggal ketika
digunakan serta mudah dibersihkan. Selain itu untuk mencapai stabilitas alat yang
maksimal lebar plat dibuat selebar mungkin tetapi disesuaikan dengan kebutuhan,
permukaan plat harus menempel dengan baik tanpa menimbulkan rasa menekan, dan
plat di daerah gigi yang akan digerakkan harus dibebaskan.
Klamer adam
Klamer berfungsi retensi untuk menjaga agar plat tetap melekat di dalam
mulut, mempertahankan stabilitas alat pada saat mulut berfungsi, dan merupakan alat
retensi plat yang paling umum digunakan. Pada kasus ini stabilitas alat pada rahang
bawah diperoleh dengan menggunakan klamer adam dari bahan kawat stainless steel
dengan diameter 0,7 mm dan dibuat pada gigi 36 dan 46.
Busur labial
Busur labial merupakan kawat melengkung yang menempel pada permukaan
labial gigi-gigi. Pada kasus ini busur labial berfungsi untuk mempertahankan lengkung
gigi 33, 32, 31, 41, dan 42 dari arah labial. Busur labial yang digunakan adalah tipe
medium dengan diameter kawat 0,7 dimana letak pundak berada di daerah interdental
P1 dan P2. Lengkung labial menempel pada permukaan labial gigi anterior dari gigi
kaninus kanan sampai kaninus kiri. Busur labial diaktivasi sehingga busurnya hanya
Nisaa Tassya Fatarnaha| 14014103042
17
akan mengenai bagian distal gigi 33 serta permukaan labial gigi 31 dan 41. Adapun
cara mengaktifkan busur labial ini adalah sebagai berikut:
-Gunakan tang adam universal untuk mengaktifkan busur labial.
-
Kaki lengkung perlu dibetulkan dengan menahan lup dan menempatkan busur labial
dekat servikal gigi.
Simple spring
Simple spring berfungsi menggerakkan gigi individual kearah labial menggunakan
kawat dengan diameter 0,6 mm. Simple spring akan diaktifkan dan letaknya menempel
pada gigi 33 dan 32 dengan arah kawat dari mesial ke distal untuk mendorong bagian
mesial gigi 33 dan 32 ke labial, menempel pada bagian tengah antara gigi 31 dan 41
untuk mendorong bagian mesial gigi 31 dan 41 ke labial, serta menempel pada gigi 42
dengan arah kawat dari distal ke mesial untuk mendorong bagian distal gigi 42 ke
labial. Simple spring akan menempel pada gigi yang digerakkan dari arah lingual.
6. Penyesuaian oklusal
Setelah malposisi gigi diperbaiki, selanjutnya dilakukan penyesuaian oklusi dan
artikulasi menggunakan articulating paper dengan cara: mula-mula pasien diinstruksikan
untuk menggigit articulating paper berwarna merah dalam posisi oklusi sentrik,
kemudian diinstruksikan untuk melakukan gerakan mastikasi. Sesudah itu, dilakukan
pemeriksaan tonjol-tonjol oklusal dan sisi insisal gigi. Pada keadaan normal, kontak
oklusal tersebar merata. Apabila pada tonjol-tonjol oklusal/insisal gigi berwarna sangat
merah menandakan adanya traumatik oklusi sehingga perlu dilakukan pengasahan
(selective grinding) yang dapat dilakukan langsung dalam mulut pasien dengan
menggunakan polishing strip/bur diamond pada gigi tersebut.
7. Pembuatan retainer
Pemakaian retainer dimaksudkan untuk mempertahankan lengkung gigi yang telah
terkoreksi sampai terjadi kestabilan dalam lengkung gigi yang baru, serta mencegah agar
gigi-gigi tidak relaps (kembali ke posisi semula). Alat yang digunakan dalam tahap ini
adalah plat akrilik yang sudah ada atau dalam hal ini tetap digunakan alat awal tanpa
membuat retainer yang baru, dimana pir-pir pembantu yang digunakan sebagai pelengkap
Nisaa Tassya Fatarnaha| 14014103042
18
dalam perawatan dinonaktifkan. Pada kasus ini retainer akan digunakan hingga akhir
puncak pertumbuhan pasien yaitu sekitar usia 14-15 tahun.
Penggunaannya : retainer dipakai siang dan malam hari dalam keadaan pasif selama
3 6 bulan tergantung keadaan maloklusi dan lama perawatan. Kontrol tiap 3 bulan
untuk mengetahui derajat kegoyahan. Setelah 3 bulan, jika terjadi kegoyahan maka
pemakaian retainer diperpanjang 3 bulan lagi. Jika kegoyahan hilang, maka keluar
rumah dapat dilepas, cek dan pemakaian kembali. Jika terasa sesak, maka alat dilepas
jika keluar rumah dan dipakai pada malam hari, kontrol 3 bulan berikutnya. Jika tidak
ada perubahan, maka retainer dihentikan. Jika ada perubahan lagi, maka pemakaian
diperpanjang 3 bulan lagi dan kontrol tiap bulan.
XII. GAMBAR/DESAIN ALAT
A. Desain plat aktif rahang atas
Simple
Spring
Busur
Labial
Klamer
Adam
Base Plate
Busur
Labial
Simple
Spring
19
XIII. PROGNOSIS
Baik
Keterangan : Prognosis dikatakan baik karena dilihat dari pemeriksaan subjektif dan
objektif serta pemeriksaan penunjang (foto rontgen panoramik), maloklusi pada pasien
termasuk maloklusi Angel klas I yang tidak terlalu parah. Selain itu pasien juga
kooperatif sehingga bisa menunjang keberhasilan perawatan.
Menyetujui Pembimbing:
Operator:
20