Anda di halaman 1dari 12

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER GIGI

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
DEPARTEMEN PERIODONSIA

Laporan Rencana Perawatan Occlusal Adjustment Gigi 24


Identitas pasien
Nama : Arif Wijaya Giulo
Tempat/ TanggalLahir/ Umur : Palembang, 22 Mei 2008/ 13 th
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Melayu
Ras : Mongoloid
Alamat : Lorong Siguntang, RT/RW 13/05, Lorok Pakjo, Ilir Barat 1
Pekerjaan : Pelajar

Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum menikah
Berat/TinggiBadan : 48 kg/158 cm
GolonganDarah : B
Tanggal Pemeriksaan : 4 Maret 2021

No. RM : 032221
Mahasiswa : Resty Wahyu Veriani
NPM : 04074821719021

I. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF

KELUHAN UTAMA

Seorang anak laki-laki (13 tahun) datang bersama ibunya dengan keluhan gigi kiri belakang atas
sakit ketika digunakan untuk makan dan terdapat pembengkakan asimetri pada wajah sebelah kiri. Ibu
pasien mengatakan tidak terdapat riwayat gigi berlubang pada gigi pasien dan tidak ada riwayat gigi
patah. Pasien merasa tidak nyaman dengan gigi tersebut dan ingin dirawat.
II. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Klinis

Pada pemeriksaan klinis, gigi 24 menunjukkan rasa sakit yang spontan, terus menerus, dan rasa
sakit yang berdenyut. Tidak ditemukan adanya kavitas gigi berlubang, plak gigi, atau restorasi pada
gigi tersebut. Gingiva memeliki warna, ketebalan, dan tekstur yang normal. Kedalaman poket
normal dan tidak menunjukkan adanya periodontitis. Pada pemeriksaan klinis dilakukan
pengecekan oklusi pada pasien dengan menggunakan alat pendeteksi berupa articulating paper
yang diletakan pada daerah gigi yang hendak diperiksa. Pasien diminta untuk oklusi menggunakan
articulating paper 80 mikrons. Kemudian dilakukan pemeriksaan palpasi manual (fremitus),
kemudian pasien diinstruksikan melakukan kontak oklusal selama clenching pada habitual
intercuspation, melakukan oklusi eksentrik, yaitu menggerakkan rahang bawah ke kanan dan ke
kiri; serta melakukan oklusi protrusif, yaitu menggerakkan rahang bawah maju ke depan. Daerah
yang mengalami kontak prematur akan ditandai dari ketebalan warna kertas atau teraan yang
berlebih yang melekat pada permukaan gigi. Berdasarkan hasil pemeriksaan dari pasien, terdapat
teraan tebal pada cusp palatal gigi 24.

Gambar 1. Gigi 24 tidak menunjukkan adanya karies, fraktur, restorasi, atau penyakit periodontal

Gambar 2. Kontak prematur pada cusp palatal gigi 24

2. Pemeriksaan Radiografi

Pemeriksaan radiografi panoramik dilakukan terhadap pasien sebagai pemeriksaan penunjang


untuk melihat kondisi dari tulang dan jaringan periodontal sekitar gigi. Pemeriksaan radiografi
periapikal menunjukkan adanya radiolusensi pada daerah periapikal yang merupakan gambaran
resorpsi tulang penyangga, dan pelebaran ruang ligamen periodontal daerah apikal. Diagnosis
berdasarkan gambaran radiografi adalah periodontitis apikalis yang akut, menunjukkan karakteristik
tanda dan gejala abses periapikal atau “phoenix abscess”. Hasil pemeriksaan radiografi dapat dilihat pada
gambar berikut:

Gambar 3. Terdapat radiolusensi periapikal pada gigi 24


NILAI PLAK

Nama Pasien : Arif Wijaya Gulo


Umur : 13 tahun
Mahasiswa :Resty Wahyu Veriani

Kunjungan : Pertama
Tanggal periksa: 4 Maret 2021

Pemeriksaan HYG Persentase (%) :30,17%

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

Tanggal GIGI 18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28

Mobilit 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
y
Pocket Facial 212 222 222 221 222 212 222 222 322 323 223 334 322 322 223
depth
Palatal 112 313 223 313 322 212 122 323 232 233 211 334 332 323 433

BOP 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1

Tanggal GIGI 48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38

Pocket Facial 212 222 212 313 323 212 212 222 232 323 322 312 222 232
depth
Lingual 222 212 333 323 323 122 232 322 332 323 333 332 221 222

Mobility 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

BOP 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1
OHI-S:
DI CI
2 1 2 2 0 2 DI+CI = 1.67+1.3
2 0 2 = 2.97 (sedang)
2 1 2

Plak Index:
16 12 24
1.5 1.3 1.2
Plak index= 1.5+1.3+1.2+1+1.6+1.3 = 1.4 (sedang)
44 32 36 6
1.3 1.6 1

Gingival Index:
16 12 24
4 3 5
Gingival index = 4+3+5+3+3+5/4 = 1.04 (ringan)
44 32 36 6
5 3 3

Palembang, 4 Maret 2021


Mengetahui,

(drg. Rina Meiliyanawaty, Sp.Perio)


RENCANA TAHAPAN PERAWATAN PERIODONTAL

a. Fase pendahuluan/emergency phase :

 Pemberian obat analgesik dan antibiotik untuk meredakan nyeri dan bengkak

b. Fase I/ Initial phase :

 Pemberian intruksi, edukasi dan motivasi untuk menjaga dan memelihara


kebersihan mulut di rumah/ OHI tiap kunjungan

 Skoring plak/plak kontrol

 Pro scaling RA dan RB.

 Evaluasi scaling (1 minggu sebanyak 1 kali): kontrol plak, kalkulus, kondisi gingiva
dan kedalaman poket.

 Root planning pada regio yang memiliki poket melebihi sulkus normal

 Evaluasi root planning (2 minggu sekali, sebanyak 2 kali): kontrol plak,kalkulus,


kondisi gingiva dan kedalaman poket.

 Occlusal adjustment pada gigi 21

 Evaluasi fase I : kontrol periodik 1 minggu, dilakukan pemeriksaan :

 Plak, kalkulus dan karies.

 Kondisi gingiva dan kedalaman poket.

 Pemberian intruksi tambahan dalam home care.

 Oklusi gigi 24

c. Fase II/ Fase Bedah/ Surgical phase :-

d. Fase III/ Restorative phase : Perawatan Saluran Akar gigi 24

e. Fase IV/ Fase pemeliharaan/Maintenance phase :

 Instruksi oral hygiene, Homecare.

 Evaluasi fase IV : kontrol periodik setiap 1 minggu, 1 bulan, 3 bulan dan 6


bulan, dilakukan pemeriksaan:
 Plak dan kalkulus.

 Kondisi gingiva dan kedalaman poket.


 Perubahan patologis lainnya.

OCCLUSAL ADJUSTMENT / PENYELARASAN OKLUSAL

a. Definisi : didefinisikan sebagai penghapusan yang direncanakan pada area oklusal gigi
yang dipilih untuk mengembalikan fungsi oklusal yang baik. Secara objektif tujuannya
adalah untuk memberikan intercuspal position mandibula yang stabil dan untuk
menghilangkan gangguan ke dan dari intercuspal position dalam gerakan fungsional dan
parafungsi.
b. Indikasi dan Kontraindikasi :

Indikasi Kontraindikasi
1. Kelainan TMJ 1. Melakukan tindakan tanpa pengetahuan
praperawatan yang teliti, dokumentasi,
2. Kontak prematur baik karena
dan mengedukasi pasien.
restorasi maupun protesa
2. Ekstrusi parah, kegoyangan, atau
3. Trauma oklusi
malposisi gigi yang tidak merespon hanya
4. Setelah perawatan orthodonti dengan selective grinding saja.
3. Tidak ada tanda-tanda trauma oklusal.
5. Setelah perawatan periodontal
4. Sebagai perawatan primer dari inflamasi
6. Migrasi patologis dan mobilitas gigi mikrobial penyakit periodontal.
karena penyakit periodontal ataupun 5. Perawatan pasien dengan riwayat bruxism
gigi hilang yang tidak diganti. tanpa bukti kerusakan, pathosis atau
nyeri.
6. Pasien yang tidak kooperatif sehingga
mempengaruhi prognosis.

c. Prosedur :
1. Mengubah bentuk gigi dengan jalan pengasahan gigi.
2. Mengubah bentuk gigi dengan jalan pembuatan restorasi.
3. Pencabutan gigi yang menimbulkan hambatan oklusal.
4. Mengubah posisi gigi dengan jalan menggerakkan gigi secara orthodonsi.
5. Mengubah relasi gigi geligi dan rahang dengan jalan bedah orthodonsi.

Dalam uraian berikut ini, prosedur penyelarasan oklusal dibatasi pada prosedur
pengasahan gigi saja, prosedur yang demikian dinamakan coronoplasty atau selective
grinding.
Tahapan rencana perawatan occlusal adjustment gigi 24
Persiapan Alat dan Bahan :
a. Instrumen dasar :
Kaca mulut, sonde, pinset, dan probe
b. Instrumen occlusal adjjustment:
 Finishing bur/Dimond bur
 Handpiece
 Articulating paper bentuk U
 Alat poles rubber cup white
 Brush
 Sarung tangan karet
 Masker
 Nirbeken
c. Bahan
 Betadine solution 10%
 Alkohol 70%
 Pumice atau pasta polishing
 Tampon,catton roll dan cotton pellet steril
TAHAPAN KERJA OCCLUSAL ADJUSTMENT
GIGI 24

1) Posisi pasien
Pasien duduk dalam posisi tegak lurus dan sandaran disesuaikan dengan senyaman
mungkin. Operator pertama kali memperlihatkan cara meretruksi dagunya sendiri
kemudian meninstruksikan pasien untuk melakukan gerakan tersebut pada rahangnya,
pasien kemudian diinstruksikan untuk membuka dan menutup rahang secara berulang
kali hingga terbiasa.

2) Mendeteksi kontak prematur


Alat pendeteksi berupa articulating paper yang diletakan pada daerah yang hendak
diperiksa. Kemudian pasien diinstruksikan untuk melakukan oklusi sentrik, yaitu
menggigit sekuatnya sambil menelan ludah; melakukan oklusi eksentrik, yaitu
menggerakkan rahang bawah ke kanan dan ke kiri; serta melakukan oklusi protrusif, yaitu
menggerakkan rahang bawah maju ke depan. Daerah yang mengalami kontak prematur
akan ditandai dari ketebalan warna kertas atau teraan yang berlebih yang melekat pada
permukaan gigi. Pada kasus ini berdasarkan hasil pemeriksaan oklusi sentrik dari
pasien, terdapat teraan tebal pada permukaan cusp palatal gigi 24.

Gambar 2. Kontak prematur pada cusp palatal gigi 24

3) Koreksi kontak prematur

Setelah mendapatkan tanda daerah yang terdapat kontak prematur dilakukan penghilangan
daerah kontak prematur tersebut dengan menggunakan tapered diamond bur yang di tempatkan pada
bagian palatal gigi 24. Pengurangan dilakukan sedikit demi sedikit untuk menghindari grinding yang
berlebih.
1) Pengkoreksian kembali menggunakan articulating paper.
Pengasahan terus dilakukan sedikit demi sedikit sampai didapatkan teraan yang bilateral dan
stabil serta tebal warna yang merata.
2) Pemolesan permukaan gigi
Permukaan gigi yang telah diasah akan menjadi terasa kasar. Permukaan gigi yang diasah di
haluskan dan poles dengan munggunakan rubber cup white dan pumice atau pasta polishing sampai
permukaan gigi terasa lebih nyaman oleh pasien.
3) Instruksi pasca perawatan
Pasien diinstruksikan menggunakan pasta gigi berfluoride agar terjadi remineralisasi pada gigi
yang telah dilakukan occlusal adjustment dan instruksi untuk kontrol 1 minggu kemudian. Dilakukan
pengecekan menggunakan articulating paper kembali dan foto rontgent untuk melihat perbaikan
ligamen periodontal.

Palembang, Maret 2021

drg. Rina Meiliyanawaty, Sp.Perio

Anda mungkin juga menyukai