Anda di halaman 1dari 11

Nama : Dian Permata Pratama

Nim : 40617044
Pukul : 13.00 - 14.30

Space Maintainer
Space maintainer merupakan piranti yang digunakan untuk menjaga ruang akibat
kehilangan dini gigi sulung, alat ini dipasang diantara dua gigi. Fungsi dari space
maintener adalah mencegah pergeseran dari gigi keruang yang terjadi akibat
pencabutan dini, mencegah ekstrusi gigi antagonis dari gigi yang dicabut dini,
memperbaiki fungsi pengunyahan, memperbaiki fungsi estetik dan fungsi berbicara
setelah pencabutan dini. (Raharjo. 2012)
Keberhasilan space maintainer yaitu apabila dapat mencegah berkurangnya
panjang, lebar, dan perimeter lengkung dengan menjaga keberadaan posisi gigi
geligi. Menurut Finn (2003), space maintainer diperlukan apabila :
1. Gigi m2 dicabut sebelum gigi P2 siap menggantikan. Space maintainer tidak
diperlukan ketika P2 siap erupsi atau memberi indikasi melalui roentgen bahwa akan
segera erupsi.
2. Gigi m1 tanggal terlalu awal tidak mutlak butuh space maintainer seperti gigi
m2. Menurut penelitian, penutupan ruang akibat premature loss m1 mempunyai
keparahan dan frekuensi lebih kecil daripada premature loss m2. Walaupun begitu,
penelitian menambahkan bahwa pada total populasi, walaupun sederhana, sebaiknya
jangan mengabaikan situasi yang dapat merugikan pada kasus individual.
3. Pada kasus anodonsia P2, lebih baik membiarkan M1 menutup celah. Lebih baik
membuat keputusan akhir daripada terlalu awal, karena kadang-kadang P2 tidak
mempunyai waktu perkembangan yang sama simetris bilateral.
4. Anodonsia I2 sering dibiarkan, agar C menempati ruang yang ada.
5. Pemasangan space maintainer anterior untuk tujuan psikologis dan mencegah
timbulnya bad habit.
6. M1 tanggal sebelum M2 erupsi, dibiarkan agar M2 menempati ruang tersebut.
Namun, apabila M2 telah erupsi maka ruangan harus dipertahankan.
7. m2 dicabut menjelang erupsi M1 dibuatkan space maintainer berupa labial
arch dengan gigi tiruan m2.
8. Space maintainer aktif sering digunakan untuk mendesak M1 ke distal.
Penggunaan space maintener paling sering dilakukan pada kehilangan gigi molar
sulung rahang bawah maupun rahang atas, baik unilateral maupun bilateral.
Indikasi penggunaan space maintainer :
1. Kehilangan gigi sulung dan gigi penggantinya belum siap erupsi menggantikan
posisi gigi sulung tersebut dan analisis ruang menyatakan masih terdapat ruang yang
memungkinkan untuk gigi permanennya.
2. Jika ada kebiasaan yang buruk dari anak, misalnya menempatkan lidah di tempat
yang kosong atau menghisap bibir maka pemasangan space maintainer ini dapat
diinstruksikan sambil memberi efek menghilangkan kebiasaan buruk,
3. Adanya tanda-tanda penyempitan ruang dan kebersihan mulut yang baik.
Adapun waktu yang tepat penggunaan space maintainer adalah segera setelah
kehilangan gigi sulung. Kebanyakan kasus terjadi penutupan ruang setelah 6 bulan
kehilangan gigi (Council, 1990), (Barberia, 2006).
Kontraindikasi penggunaan space maintener :
1. Tidak terdapat tulang alveolar yang menutup mahkota gigi tetap yang akan erupsi
2. Kekurangan ruang untuk erupsi gigi permanen,
3. Ruangan yang berlebihan untuk gigi tetapnya erupsi,
4. Kekurangan ruang yang sangat banyak sehingga memerlukan tindakan pencabutan
dan perawatan orthodontik dan gigi permanen penggantinya tidak ada.
Pada beberapa keadaan penggunaan space maintainer tidak diaplikasikan pada anak,
yaitu jika gigi yang tanggal sebelum waktunya adalah gigi insisivus sulung, maka
pemasangan space maintainer tidak perlu karena pertumbuhan daerah ini ke arah
transversal sangat laju dan pergeseran gigi-gigi kaninus ke arah mesial hampir tidak
ada. (Foster, 2000), (McDonald, 1987)
Menurut Snawder (1980), penyebab kehilangan atau penyempitan ruang adalah
sebagai berikut :
a. Premature Loss
b. Mesial Drifting Tendency
c. Distal adjustment dari gigi anterior mandibula
d. Ankylosis dan Congenitaly missing teeth
Tercabutnya gigi sulung yang terlalu cepat menurut Linden (1984) dapat
disebabkan karena beberapa hal, antara lain :
1. Tercabutnya gigi sulung karena terjatuh atau kecelakaan
2. Adanya penyakit atau kondisi yang menjadi penyebab premature ekstraksi
3. Karies besar pada gigi yang tidak bisa dirawat lagi
4. Resorpsi terlalu dini dari akar-akarnya
Ada dua metoda penilaian yang umum digunakan untuk menganalisis penerapan
space maintainer, yaitu pengamatan langsung dan analisis gigi bercampur.
a. Pengamatan Langsung
Pengamatan langsung dari ukuran lengkung rahang atau ruang tempat mana gigi tetap
yang akan bererupsi dapat dilakukan dengan melihat langsung ukuran gigi-gigi sulung
dalam mulut anak sehingga dapat diperkirakan ukuran gigi pengganti. Penilaian
potensi ruang dengan pengamatan langsung dapat juga dilakukan dengan bantuan foto
rontgen dari gigi-gigi yang belum bererupsi yang dapat menunjukkan ukuran
lengkung gigi dari gigi pengganti (Linden, 1984).
b. Analisis Gigi-geligi Campuran
Analisis gigi-geligi campuran dilakukan untuk mengukur ruang yang ada dalam mulut
anak dan membandingkan dengan ruang yang diperlukan untuk erupsi yang sesuai
dari gigi permanen. Ruang paling penting yang harus dipertimbangkan dalam analisis
manapun adalah ruang yang ditempati oleh gigi kaninus, premolar satu dan premolar
dua. Sebagai pedoman umum, ruang untuk gigi-gigi kaninus dan premolar permanen
atas kurang lebih 23,0 mm dan 21,0 mm untuk RB. Ada beberapa metode analisa gigi
geligi campuran yang sering digunakan diantaranya adalah: analisis Moyers dan
analisis Nance. Penggunaan analisis ruang cara Moyers pada masa gigi-geligi
campuran membuat dokter gigi dapat bertindak secara dini untuk memecahkan
beberapa masalah yang dapat diatasi dengan prosedur interseptif seperti space
maintainer (Linden, 1984 ; McDonald, 1987)
Space maintainer secara umum dikelompokkan menjadi dua katagori, yaitu:
A. Space maintainer lepasan digunakan untuk periode yang relatif singkat, biasanya
sampai 1 tahun.
B. space maintainer cekat jika didesain dengan baik, tidak merusak jaringan rongga
mulut dibandingkan dengan space maintainer lepasan, dan kurang begitu mengganggu
bagi pasien. Oleh karena itu, piranti ini dapat digunakan untuk waktu yang lebih
panjang, biasanya sampai 2 tahun (Mathewson,1995).
C. Space maintainer lepasan digunakan khusus bila gigi hilang dalam satu kuadran
lebih dari satu gigi. Piranti lepasan ini sering merupakan satu-satunya pilihan karena
tidak adanya gigi penyangga yang sesuai untuk piranti cekat; dapat ditambahkan gigi
artifisial untuk mengembalikan fungsi kunyah dan estetik. Piranti ini digunakan pada
rahang atas maupun rahang bawah yang telah kehilangan gigi bilateral lebih dari satu,
juga digunakan pada kasus tanggalnya gigi molar kedua sulung sebelum erupsi molar
pertama permanen. Space maintainer GTS memiliki konstruksi yang sederhana,
pergerakan fungsional baik dan biaya yang relatif murah. Pembersihan GTS dan gigi
yang tepat penting untuk mengurangi kemungkinan berkembangnya lesi karies yang
baru. Piranti space maintainer lepasan dari berbagai tipe tidak boleh dianjurkan untuk
pasien anak yang mempunyai masalah karies dan kebersihan mulut yang jelek.
Masalah yang sering adalah ketidaktelatenan penggunaan piranti tersebut sehingga
fungsi space maintainer tidak tercapai dan piranti jarang dibersihkan sehingga
menyebabkan iritasi jaringan mulut (Mathewson,1995).
Ada beberapa macam jenis space maintainer semi cekat yang sering digunakan
dalam klinik, yaitu band and loop, crown-loop, distal shoe.
1. Band and loop space maintainer dirancang untuk mempertahankan ruang dari
tanggalnya satu gigi dalam satu kuadran. Piranti ini digunakan pada kasus tanggalnya
gigi molar pertama sulung dan molar kedua sulung secara dini untuk mencegah
migrasi ke mesial yang berhubungan dengan erupsi gigi molar pertama permanen,
selain itu alat ini juga digunakan
pada kasus tanggalnya gigi kaninus sulung secara dini untuk mencegah pergerakan
insisivus lateral permanen. Band and loop ini lebih disukai karena proses
pembuatannya lebih mudah, waktu kerja yang singkat, tidak perlu dilakukan anestesi
terlebih dahulu untuk pemasangan band karena tidak ada preparasi yang dilakukan
pada gigi, pengaplikasiaannya mudah dan lebih ekonomis.
2. crown loop biasa digunakan pada kasus gigi abutment bagian posterior yang
mengalami karies luas dan memerlukan restorasi mahkota, gigi abutment pernah
mendapat perawatan pulpa sehingga mahkota perlu dilindungi secara menyeluruh.
Keuntungannya adalah konstruksinya tampak lebih ringan, ekonomis, memperbaiki
fungsi kunyah, tidak menghalangi erupsi gigi antagonis. Crown-loop space
maintainer digunakan saat distal shoe merupakan kontraindikasi. Perawatan yang
dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan piranti lepasan atau cekat yang tidak
memasuki jaringan tetapi memberi tekanan pada ridge mesial molar permanen yang
belum erupsi (Barberia, 2006)
3. Distal shoe space maintainer, digunakan jika molar kedua sulung hilang sebelum
erupsi molar pertama permanen. Fungsinya adalah untuk menuntun erupsi molar
pertama permanen ke posisinya yang normal dalam lengkung rahang. Adapun
kontraindikasi dari penggunaan alat ini ialah pada pasien dengan oral hygiene yang
jelek, keadaan hilangnya beberapa gigi
sehingga abutment kurang mendukung aloi yang disemen, dan kurangnya kerja sama
dari pasien dan orang tua.

Space Maintainer cekat terdiri dari lingual-holding arch dan Nance’s holding arch :
1. Lingual-holding arch space maintainer merupakan SM cekat yang diindikasikan
untuk premature loss posterior dan dapat menghilangkan kebiasaan buruk. Space
maintainer jenis ini cukup estetis karena wire berada pada bagian lingual.
2. Nance’s holding arch merupakan SM yang digunakan pada maksila dengan
kehilangan gigi posterior yang multiple pada kedua sisi dan dapat digunakan untuk
menghilangkan kebiasaan buruk. Space maintener Nance’s holding arch dibuat
dengan menggunakan wire yang dihubungkan dengan akrilik dan band pada molar
pertama permanen.
Removable space maintainer terdiri dari SM non-fungsional dan fungsional.
Space maintainer non-fungsional mempunyai fungsi sama untuk menjaga ruangan
namun pada daerah edentulous pada SM ini tidak ditambahkan gigi artifisial
melainkan diisi dengan akrilik sementara, SM fungsional pada kasus bila gigi hilang
dalam satu kuadran atau lebih pada rahang atas maupun rahang bawah (McDonald,
2015 ; Yulina, 2015)

Perencanaan Space maintainer dengan Mixed Dentition Analysis pada kasus


kehilangan gigi sulung pada fase gigi pergantian
Molar pertama permanen memegang peranan penting dalam perkembangan dan
fungsi oklusi pada fase gigi permanen. Erupsi molar pertama permanen dituntun oleh
permukaan distal molar kedua desidui. Oleh karena itu, terminal plane
relationshippada fase gigi bercampur menentukan jenis hubungan molar pada fase
gigi permanen. Moyers mendeskripsikan tiga kemungkinan jenis hubungan molar
desidui, yaitu:
1. Flush/Straight terminal plane : permukaan distal molar desidui maksila dan
mandibula berada dalam vertical plane yang sama. Flush terminal plane biasanya
berkembang menjadi hubungan molar Klas I pada fase gigi permanen. Akan tetapi,
pada beberapa kasus dapat berkembang menjadi hubungan molar Klas II jika
pertumbuhan mandibula tidak mencukupi. Pada awalnya, molar pertama permanen
memiliki relasi tonjol lawan tonjol (cusp to cusp). Transformasidari relasi tonjol
lawan tonjol ke relasi molar Klas I muncul dalam dua cara, yaitu:
Flush Terminal Plane
a. Early mesial shift, Early mesial shiftpada molar pertama permanen mandibula
terjadi dengan menggunakan physiologic space yang terdapat diantara insisivus
desidui dengan primate spaces. Tekanan erupsi dari molar permanen mendorong
molar desidui ke depan mengisi ruang dan pada akhirnya terjadi hubungan molar Klas
I. Perubahan ini terjadi pada awal fase gigi bercampur.

Early mesial shift

b. Late mesial shift Hubungan molar Klas I tidak dapat terjadi pada awal fase gigi
bercampur karena tidak adanya developmental spaces pada fase gigi desidui. Oleh
karena itu, hubungan molar Klas I terjadi dengan exfoliasi molar kedua desidui
menggunakan Leeway space dimana molar pertama permanen mandibula hanya
bergerak ke arah mesial, perubahan ini terjadi pada akhirfase gigi bercampur.
Late mesial shift menggunakan Leeway space

2. Mesial step : permukaan distal molar kedua desidui pada mandibula lebih mesial
daripada permukaan distal molar kedua desidui pada maksila. Molar pertama
permanen akan langsung erupsi menjadi hubungan molar Klas I pada mesial step.
Pada beberapa kasus, dapat berkembang menjadi hubunganmolar Klas III jika
pertumbuhan mandibula terus berlanjut.

Hubungan molar desidui : (A) Relasi mesial step(B) Relasi distal step
3. Distal step : permukaan distal molar kedua desidui pada mandibula lebih distal
daripada permukaan distal molar kedua desidui pada maksila . Distal step pada fase
gigi desidui umumnya akan menuntun pada hubungan molarKlas II Angle pada fase
gigi permanen.
Hubungan oklusal pada gigi desidui dan permanen
Leeway SpacePada saat pergantian gigi kaninus dan molar desidui oleh gigi kaninus
dan molar permanen terjadi kelebihan ruang. Selisih ruang tersebut terjadi karena
mesiodistal mahkota gigi desidui (kaninus, molar satu, molar dua) lebih besar
daripada mesiodistal mahkota gigi permanen (kaninus, premolar satu, premolar dua).
Selisih ruang tersebut disebut dengan leeway spaceoleh Nance pada tahun 1947 .
Leeway spacepada mandibula lebih besar daripada maksila. Hal ini terjadi karena
molar desidui mandibula lebih lebar daripada molar desidui maksila. Leeway space
menurut Nance pada maksila memiliki rata-rata 0,9 mm setiap kuadran dan pada
mandibula memiliki rata-rata 1,7 mm. Leeway spaceyang berlebih akan lebih baik
karena menyediakan ruang untuk pergerakan mesial molar permanen.Sedangkan
Leeway space deficiency terjadi karena ukuran kaninus dan premolar permanen yang
belum erupsi lebih besar daripada ruang yang tersedia. Setelah molar kedua desidui
tanggal, terjadi perubahan oklusi pada molar pertama permanen. Pengurangan
panjang lengkung rahang terjadi pada maksila dan mandibula seiring dengan molar
pertama yang bergerak ke arah mesial. Selain itu, perbedaan Leeway space pada
mandibula dan maksila menyebabkan molar pertama permanen lebih bergerak ke arah
mesial pada mandibula daripada maksila.14Pergerakan molar pertama yang lebih
mesial pada mandibula menyebabkan perubahan dari hubungan flush terminal plane
pada fase gigi desidui kehubungan molar Klas I pada fase gigi permanen.
AB : lebar mesiodistal dari kaninus dan premolar permanen CD : lebar mesiodistal
dari kaninus dan molar desiduiAC : Leeway space
DARTAF PUSTAKA
Barberia E. Free-end space maintener: disain, penggunaan dan keuntungnya. J Clin
Pediatric 2006; 31(1):5-8.
Council. Petunjuk petumbuhan dan perkembangan gigi pada kedokteran gigi anak.
American Academiy of Pediatric Dentistry; 1990
Finn, S.B., 2003, Clinical Pedodontic, 4th ed, W.B. Saunders Co., Philadelphia.
Foster TD. Buku ajar ortodonsi. Edisi ke-3. Jakarta: EGC; 2000.
Linden Vander. 1984. Perkembangan Gigi Geligi. Bina Cipta:Jakarta
McDonald, Ralph.E. 1987. Dentistry for the child and adolescent. The CV
MosbyCompany: St. Louis
Mc Donald RE, Hennon DK, Avery DR. Managing space problem: In Dentistry for
the children and adolescent. 10th Ed. Mosby. 2015. p.721-726.
Raharjo P, Ortodonti dasar. Edisi ke-2. Surabaya: Pusat penerbitan dan pencetakan
Unair (AUP); 2012. p.100-2.
Yulina V, Yumna A, Syafriza D. Space Maintainer Tipe Crown and Loop: Suatu
Perawatan Kasus Tanggal Dini Gigi Sulung. Cakradonya Dent J. 2015; ‘(1):745-
806.

Anda mungkin juga menyukai