Oleh :
DIAN PERMATA PRATAMA
NIM. 40617044
II. Anamnesis
a. Keluhan Utama : Pasien datang dengan keluhan mulut terasa kering, panas dan
mudah sariawan
b. Riwayat Penyakit : pasien menyampaikan bahwa mengetahui menderita diabetes
mellitus kurang lebih 1 tahun yang lalu dan hipertensi kurang lebih 3 bulan yang
lalu. Pasien memeriksa gula darah kurang lebih 2 minggu yang lalu dengan hasil
198mg/dl dan tekanan darah 140/90 mmhg. Pasien mengaku mengkonsumsi
obat glimepiride 1 kali sehari sebelum makan untuk mengobati penyakit diabetes
mellitus dan obat amlodipine 1 kali sehari sesudah makan untuk mengobati
tekanan darah tinggi. Pasien juga mengkonsumsi promag untuk mengobati maag
yang di derita. Pasien mengaku merasakan mulut kering ketika gula darah pasien
tinggi, terasa panas seperti terbakar setiap pagi sampai malam dan setiap kali
setelah makan. Pasien mengaku selalu terasa haus dan dapat menghabiskan air 3
botol air ukuran 1,5 liter/ 1hari/
c. Riwayat Kesehatan gigi : Pasien belum pernah melakukan perawatan pada
giginya.
d. Obat-obataan yang sedang dijalani: Glimepiride diminum 1 hari sekali saat pagi
hari sebelum makan dan amlodipine 1 kali sehari sesudah makan.
e. Riwayat Sosial : Pasien menyukai minuman manis dan makanan asin.
f. Riwayat Penyakit Sistemik : Pasien memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus
dan hipertensi.
g. Riwayat Penyakit Keluarga : Ibu dan kakak laki-laki pasien memiliki riwayat
penyakit sistemik.
III. Pemeriksaan Obyektif
a. Pemeriksaan Ekstra Oral :
Muka : Taa
Pipi Kanan : Taa
Kiri : Taa
Bibir atas : Taa
Bawah : Taa
Sudut Mulut : Taa
Kelenjar Limfe :
Submandibularis Kanan : Taa
Submandibularis Kiri : Taa
Submental : Taa
Leher : Taa
Kelenjar Saliva :
Parotis Kanan : Taa
Parotis Kiri : Taa
Submandibularis : Taa
Sublingualis : Taa
b. Pemeriksaan Intra Oral :
Mukosa labial atas : Taa
Bawah : Taa
Komisura Kanan : Taa
Kiri : Taa
Mukosa bukal Kanan : pada mukosa bukal kaknan terdapat keratosis
sepanjang gigi P1-M2, berbatas jelas, lesi berwarna putih, jaringan sekitar
normal, tidakk dapat dikerok dan tidak sakit.
Kiri : pada mukosa bukal kaknan terdapat keratosis
sepanjang gigi P1-M2, berbatas jelas, lesi berwarna putih, jaringan sekitar
normal, tidakk dapat dikerok dan tidak sakit.
Labial fold atas : Taa
Bawah : Taa
Bukal fold atas : Taa
Bawah : Taa
Gingiva RA : Taa
Gingiva RB : Taa
Palatum : terdapat nodula tulang, berdiameter 1cm, single, berwarna sama
dengan jaringan sekitar, dan tidak sakit.
Arkus Palatoglosus anterior : Taa
Posterior : Taa
Lidah : Pada lateral lidah posterior sampai anterior terdapat lesi papula
berbentul scallop, bilateral, berbatas difus, tepi irreguler, berwarna seperti
jaringan sekitar, jaringan sekitar normal dan tidak sakit.
Lidah : pada daerah dorsal lidah terdapat fissure yang memanjang kurang
lebih 2 cm, irreguler, multiple, bilateral, berbatas jelas, warna sama dengan
jaringan sekitar, tidak dapat dikerok dan tidak sakit.
Dasar Mulut : Taa
V. Pemeriksaan Penunjang
Perlu dilakukan pemeriksaan penunjang untuk mendapatkan diagnosa akhir yang
tepat pada kasus ini.
- Patologi klinik minat hematologi, gula darah dan faal ginjal.
- Rujuk ke Sp.Pd
VI. Diagnosis
Xerostomia et causa Diabetes mellitus dan Hipertensi
VII. Rencana Perawatan
a. Terapi
- Pasien diinstruksikan untuk berkumur menggunakan air terlebih dahulu.
- Pasien diinstruksikan untuk berkumur menggunakan obat kumur periokin
sebanyak 15ml selama kurang lebih satu menit. Kandungan dari periokin
antara lain clorhexidin digluconate 0,2% sebagai antiseptik dan anti inflamasi,
Metyl salisilate 0,07% sebagai analgesik dan Menthol 0,06% sebagai
memberikan aroma dan rasa dingin.
- Setelah berkumur, pasien diinstruksikan untuk tidak makan/minum selama
30menit.
b. Resep
R/ Chlorhexidine digluconat 0,12% fl No.II
∫ 3 dd 10 ml coll or
¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯"¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯
Foto Intra Oral kunjungan 1
A B C
D E F
G H
A. Foto intraoral dorsal lidah; B. Foto intraoral ventral lidah; C. Foto intraoral labial atas;
D. Foto intraoral labial bawah;. E. Foto foto intraoral mukosa bukal sinistra; F.foto intraoral
mukosa bukal dekstra G. Foto intraoral mukosa palatal; H. Foto hasil pengukuran saliva
kontrol 1
PEMBAHASAN
Xerostomia et causa diabetes mellitus dan hipertensi
kenaikan tekanan darah di atas normal, yaitu 140/90 mmHg. Peningkatan tekanan darah
penyakit jantung koroner, stroke dan gagal jantung. Strategi pengobatan hipertensi
dilakukan dengan cara memodifikasi gaya hidup dan menggunakan obat antihipertensi.
Modifikasi gaya hidup dimulai dengan perubahan gaya hidup berupa diet rendah garam,
berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol, aktivitas fisik yang teratur dan
penurunan berat badan bagi pasien dengan berat badan berlebih (Rika, 2015).
Blocker). Umumnya obat ini dapat ditoleransi dengan baik, namun juga memiliki
beberapa efek samping yaitu edema, sakit kepala, nausea, takikardi, palpitasi,
perusahaan Farmasi Canada (2004), dilaporkan bahwa dari 805 penderita hipertensi
seperti dispnoe, hiperglikemi dan rasa haus, muntah , leukopeni, purpura dan
trombositopenia. Tetapi efek samping yang menjadi keluhan utama pada rongga mulut
adalah xerostomia. Xerostomia adalah sindroma mulut kering yang timbul bila sekresi
saliva kurang dari normal yang berhubungan dengan dehidrasi, radiasi, kecemasan,
penggunaan obat-obatan, dan devisiensi vitamin. Volume saliva normal adalah 0,1
mL/menit. Jika sekresi saliva kurang dari noilai normal maka akan terjadi xerostomia
yang diikuti dengan penurunan fungsi saliva buffer mulut, pelindung mukosa mulut,
bersifat bakteriostatik dan bakteriosid, pelindung elemen gigi, dan memiliki self
cleansing untuk mempertahankan kesehatan gigi dan mulut serta sebagai stabilatas dan
retensi pengguna gigi tiruan. Saliva diproduksi oleh tiga kelenjar saliva mayor, dan
kelenjar saliva minor. Ketiga kelenjar saliva tersebut adalah kelenjar parotis
memproduksi saliva serous (encer) sebesar 25% dari volume normal total saliva,
kelenjar sublingualis memproduksi saliva mukus (kental) sebesar 5% dari volume total
volume total saliva. Kelenjar saliva dipersyarafi oleh kedua sistem syaraf otonom yautu
syaraf simpatis dan parasimpatis. Syaraf simpatis menghasilkan saliva yang serous
(encer) dan dalam jumlah banyak. Amplodipine bekerja menghambat kerja syaraf
parasimpatis dimana jalur kalsium pada presinaps diblock sehingga ion kalsim tidak
dapat masuk ke post sinaps syaraf parasimpatis. Dengan tidak adanya suplai ion kalsium
risiko karies, kesulitan dalam mengunyah, menelan dan berbicara, serta kandidiasis.
menghisap permen tanpa gula, juga menyarankan agar pasien lebih banyak
mengonsumsi air, mengurangi konsumsi kopi, menghindari pemakaian obat kumur yang
mengandung alkohol, dan untuk mengurangi risiko karies, dianjurkan untuk melakukan
Diabetes Mellitus adalah penyakit klinis dan penyakit metabolik yang dicirikan
kelenjar pankreas berfungsi untuk mengontrol kadar gula dalam darah dengan
mengubah karbohidrat, lemak dan protein menjadi energi (Akintoye., et all, 2017).
Diabetes Mellitus merupakan penyakit menahun yang ditandai dengan kadar gula darah
melebihi nilai normal yaitu kadar gula darah sewaktu sama atau >200 mg/dl dan kadar
gula darah puasa diatas atau sama dengan 126 mg/dl. Hal ini dapat disebabkan karena
kurangnya pembentukan insulin yang dihasilkan oleh sel beta dari pulau-pulau
langerhans di pankreas atau adanya kerusakan pada pulau Langerhans itu sendiri.
Diabetes dibagi menjadi 2 yaitu tipe 1 yaitu IDDM dan Tipe 2 yaitu NIDDM. Pada
penderita Diabetes tipe 1, kelenjar pankreas tidak dapat memproduksi insulin sehingga
jumlah dalam tubuh tidak dapat memenuhi kebutuhan. Lain halnya dengan tipe 2
dimana hormon insulin tetap diproduksi tetapi tidak dapat berfungsi dengan baik.
menjadi berkurang, Hal ini dapat menyebabkan penurunan jumlah sekresi saliva atau
yang disebut juga dengan hiposalivasi. Selain itu pada penderita diabetes dapat menjadi
komplikasri neuropati adalah gangguan saraf simpatis dan parasimpatis, dimana akan
berakibat pada penurunan sekresi saliva. Akibat penurunan jumlah saliva menyebabkan
mulut menjadi kering atau xerostomia. Saliva adalah cairan yang terdapat di dalam
rongga mulut, terdiri dari sekret yang diproduksi oleh kelenjar saliva baik kelenjar
mayor maupun kelenjar minor. Saliva berperan penting bagi kesehatan rongga mulut.
Fungsi saliva yang penting dan sangat jelas yaitu saat makan, untuk mengecap dan
menjadi pelumas bagi makanan dan melindungi mukosa dan gigi. Air, mucin, dan
kecepatan aliran saliva berada dalam rentang 0,3-0,4 ml/menit ketika saliva tidak
terstimulasi. Sementara itu, kecepatan aliran saliva ketika terstimulasi akan meningkat,
1. Xerostomia adalah perasaan subjektif dari rongga mulut yang kering . Hal ini
biasanya terlihat dengan adanya pengurangan jumlah saliva yang normal. Pada
penderita Diabetes Mellitus dengan kontrol glukosa darah yang tidak baik dapat
kering lebih besar terjadi pada wanita dibandingakan dengan laki-laki 5-12% dan
diet, individu dan kehidupan sosial. Xerostomia pada penderita diabetes mellitus
merupakan kondisi permanen yang tidak dapat ditanggulangi dengan meminum air.
Kondisi xerostomia dapat pada pederita diabetes mellitus dapat mengiritasi jarirngan,
menyebabkan inflamasi dan nyeri. Inflamasi yang terjadi pada pasien diabetes
seperti pelembab, saliva buatan pilocarpine, flourida, intruksi kebersihan mulut dan
Diabetes Mellitus bisa merupakan faktor predisposisi bagi kenaikan terjadinya dan
jumlah dari karies. Keadaan tersebut diperkirakan karena pada diabetes aliran cairan
Karies gigi dapat terjadi karena interaksi dari 4 faktor yaitu gigi, substrat , kuman
dan waktu. Pada penderita Diabetes Mellitus telah diketahui bahwa jumlah air liur
berkurang sehingga makanan melekat pada permukaan gigi, dan bila yang melekat
adalah makanan dari golongan karbohidrat bercampur dengan kuman yang ada pada
didalam mulut menurun, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya lubang atau caries
gigi.
Rongga mulut merupakan jalur utama masuknya makanan ke dalam tubuh dan
membersihkan rongga mulut(self cleansing) dari sisa makanan dan menyediakan bahan
mineral yang dibutuhkan gigi. Didalam mulut Xylitol berfungsi untuk menstabilkan
mineral yang ada pada saliva. Xylitol akan berikatan dengan kalsium sehingga
kestabilan kalsium fosfat di dalam saliva dapat terjaga. Xylitol secara aktif dan pasif
juga hampir tidak dapat di fermentasikan oleh mikroorganisme rongga mulut sehingga
mencegah timbulnya asam dan dapat menetralkan pH saliva dengan baik. Hal ini sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa permen karet xylitol tidak memiliki efek
kepada pasien bahwa keadaan lidahnya disebabkan oleh obat-obatan yang sedang
dikonsumsinya dan juga karena faktor hormonal seperti monoupause dan juga karena
psikogenik seperti stress yang dialami pasien. Mengintruksikan untuk rajin menggosok
lidah dan rutin memakai obat kumur yaitu Clorhexidine digluconate 0,2 %.
Chorhexidine merupakan derifate bis-bigoanite yang efektif dan mempunyai spectrum
luas, bekerja cepat, dan toksisitas rendah. Chlorexidine telah terbukti efektif terhadap
bakteri rongga mulut karena dapat mengurangi jumlah mikroorganisme plak sebanyak
80 %. Aplikasi obat kumur chlorexidine dapat mencegah timbulnya plak dan karies
KESIMPULAN
yang berinteraksi dengan mukosa oral dan dapat mencegah pertumbuhan candida yang
berlebih. Pada keadaan dimana terjadinya, perubahan pada rongga mulut yang
disebabkan berkurangnya aliran saliva, sehingga fungsi saliva tidak berfungsi secara
baik. Maka ronga mulut menjadi rentan terhadap mukosa yang buruk dan menimbulkan
yang menimbulkan rasa sakit. Terapi dengan rutin menggosok lidah dan rutin memakai
SKEMA SISTEMATIS
Diabetes Mellitus
Xerostomia
Rencana Perawatan
Xerostomia Tertangani
DAFTAR PUSTAKA