Anda di halaman 1dari 19

ORAL MANIFESTASI SISTEMIK

(Laporan Soca Ilmu Penyakit Mulut)

ARGA HUMAM HUKAMAH GERINA


NIM. 40618009

ILMU PENYAKIT MULUT


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2019
i. Identitas Pasien
Nama Pasien : Tn. Sumiran
Usia : 62 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Setono Pande 003/002 Kediri
No. RM : 15646

ii. Anamnesis
a. Keluhan Utama
Pasien dating dengan keluhan mulut dan tenggorokan terasa kering dan terkadang
panas.
b. Riwayat Penyakit
Pasein menyampaikan menderita diabetes mellitus dan hipertensi sejak ± 4 tahun
lalu. Dan pasien memeriksakan gula darah terakhir hari ini dengan hasil
GDA=182 mg/dL dan tensi 150/90 mmHg, pasien mengeluh mulut terasa
kering, panas dan bau mulut tidak enak, serta saat menelan makanan terasa
tidak enak dan sering haus setiap hari untuk menghilangkan keluhan
tersebut pasien mengkonsumsi air putih hangat, pasien sering
mengkonsumsi makanan manis, tidak memiliki alergi obat dan alergi
makanan.
c. Riwayat Kesehatan gigi
Pasien pernah melakukan pencabutan 1 bulan yang lalu pada gigi belakang atas
kiridan gigi depan bawah kiri.
d. Kebiasaan
Pasien menyikat gigi 2x sehari pada pagi dan malam hari
e. Riwayat Sosial
Pasien dalam golongan keluarga ekonomi menengan kebawah.
f. Riwayat Penyakit Sistemik
Pasien memiliki riwayat penyakit Diabetes Mellitus dan Hipertensi
g. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu pasien memiliki riwayat penyakit Diabetes Mellitus
iii. Pemeriksaan Obyektif
a. Pemeriksaan Ekstra Oral :
− Muka : Simetri
− Pipi Kanan : T.a.a
Kiri : T.a.a
− Bibir atas : T.a.a
Bawah : T.a.a
Sudut Mulut : T.a.a
− Kelenjar Limfe :
Submandibularis Kanan : Tidak teraba, tidak sakit
Submandibularis Kiri : Tidak teraba, tidak sakit
Submental : Tidak teraba, tidak sakit
Leher : Tidak teraba, tidak sakit
− Kelenjar Saliva :
Parotis Kanan : T.a.a
Parotis Kiri : T.a.a
Submandibularis : T.a.a
Sublingualis : T.a.a
b. Pemeriksaan Intra Oral :
− Mukosa labial atas : T.a.a
Bawah : T.a.a
− Komisura Kanan : T.a.a
Kiri : T.a.a
− Mukosa bukal Kanan : pada mukosa bukal terdapat
makula, ireguler, berbatas jelas, multiple, berwarna kehitaman,
diameter ± 2 cm, bilateral, daerah sekitar lesi normal, tidak
dapat dikerok, tidak sakit.
Kiri : pada mukosa bukal terdapat makula,
ireguler, berbatas jelas, multiple, berwarna kehitaman, diameter
± 2 cm, bilateral, daerah sekitar lesi normal, tidak dapat dikerok,
tidak sakit.
− Labial fold atas : T.a.a
Bawah : T.a.a
− Bukal fold atas : T.a.a
Bawah : T.a.a
− Gingiva RA : T.a.a
Gingiva RB : T.a.a
− Palatum : T.a.a
− Arkus Palatoglosus anterior : T.a.a
Posterior : T.a.a
− Lidah : pada lidah terdapat fissure, regular,
batas jelas, multiple, sewarna dengan jaringan sekitar, diameter
± 1cm, daerah sekitar lesi normal, tidak sakit
− Lidah : pada lateral lidah terdapat cerakan
gigi, regular, batas jelas, single, bilateral, daerah sekitar lesi
normal, tidak sakit.
− Dasar Mulut : T.a.a

iv. Diagnosa Sementara


Pada kasus ini diagnosa sementara yang didapat yaitu xerostomia et causa
Diabetes Mellitus dan hipertensi. Diagnosa ini ditegakkan berdasarkan
anamnesa yang didapat, serta pemeriksaan objek. Selain itu hasil
pengumpulan saliva dengan metode spitting selama 5 menit yaitu 0,12 ml.

v. Pemeriksaan Penunjang
● Perlu dilakukan pemeriksaan penunjang untuk mendapatkan diagnosa
akhir yang tepat pada kasus ini.
● Patologi klinik minat hematologi
● Rujuk ke Sp.Pd

vi. Diagnosis
Xerostomia et causa Diabetes Mellitus dan Hipertensi.
vii. Rencana Perawatan
a. Terapi
● Pasien diinstruksikan untuk berkumur menggunakan air terlebih
dahulu.
● Pasien diinstruksikan untuk berkumur menggunakan obat kumur
periokin sebanyak 10 ml selama kurang lebih satu menit. Kandungan
dari periokin anatara lain clorhexidin digluconate 0,2% sebagai
antiseptik dan anti inflamasi, Metyl salisilate 0,07% sebagai
analgesik dan Menthol 0,06% sebagai memberikan aroma dan rasa
dingin.
● Setelah berkumur, pasien diinstruksikan untuk tidak makan/minum
selama 30menit.

b. Resep

R/ Clorehixidine diglukonate 0,12% fl 250ml No.1


∫ 3 dd 10 ml Coll or
R/ Becom C caplt no.x

∫ 1 dd 1 p.c

A B
C D

A. Foto intraoral lesi Crenated Tongue. B. foto intraoral Lesi Fissure Tingue. C. foto
intraoral Hiperpigmentasi Mukosa Kanan. D. foto intraoral Hiperpigmentasi Mukosa
Kiri. E. Foto hasil pengukuran saliva kunjungan 1

c. KIE (Komunikasi, informasi, Edukasi )


▪ Menjelaskan tentang kondisi saat ini dan diagnosa sementara yang
didapat.
▪ Banyak minum air 8 gelas/hari
▪ Konsumsi permen karet yang mengandung Xylitol
▪ Banyak makan sayur dan buah
▪ Menggunakan obat kumur periokin sesuai instruksi operator yaitu
3x sehari setiap 8 jam sekali dan di anjurkan sebelum berkumur
dengan obat kumur pasien diinstruksikan untuk gosok gigi atau
berkumur dengan air putih.
▪ Kontrol 7 hari kemudian.
d. Rujukan
drg. Herlambang Prehananto, Sp.PM
RSGM Bhakti Wiyata Kediri
Jl. KH. Wachid Hasyim 65 Kediri 64114
Kediri - Jawa Timur
Telp : (0354) 774040
Kediri, 13 Desember 2019
Kepada :
Yth. Lab. Patologi Klinik Minat Hematologi
Di Tempat
Dengan hormat,
Dengan ini kami menghadapkan pasien :
Nama : Tn. Sumiran
Usia : 62 tahun
Alamat: Setono Pande Kediri
Pada pemeriksaan klinis intra oral didapatkan mulut kering, suspek
Diabetes Mellitus dan Hipertensi disertai Xerostomia. Pasien telah
diberikan obat kumur Chlorhexidin Digluconate 0,12% 250 ml dan Bcom
C.
Mohon dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di bidang sejawat.
Pasien masih dalam perawatan kami. Mohon sedikit kabar. Atas perhatian
dan kerjasamanya disampaikan terima kasih.

BTK
Wass Coll

drg. Herlambang Prehananto, Sp.PM


drg. Herlambang Prehananto, Sp.PM
RSGM Bhakti Wiyata Kediri
Jl. KH. Wachid Hasyim 65 Kediri 64114
Kediri - Jawa Timur
Telp : (0354) 774040
Kediri, 13 Desember 2019
Kepada :
Yth. TS. dr. Sp.PD
Di Tempat

Dengan hormat,
Dengan ini kami menghadapkan pasien :
Nama : Tn. Sumiran
Usia : 62 tahun
Alamat: Setono Pande Kediri
Pada pemeriksaan klinis intra oral didapatkan mulut kering, suspek
Diabetes Mellitus dan Hipertensi disertai Xerostomia. Pasien telah
diberikan obat kumur Chlorhexidin Digluconate 0,12% 250 ml dan Bcom
C.
Mohon dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di bidang sejawat.
Pasien masih dalam perawatan kami. Mohon sedikit kabar. Atas perhatian
dan kerjasamanya disampaikan terima kasih.

BTK
Wass Coll

drg. Herlambang Prehananto, Sp.PM


Kontrol 1

S: Pasien datang ingin melanjutkan kontrol hari ke 5 setelah perawatan


mulut kering. Pasien sudah tidak mengeluhkan rasa kering pada
mulutnya. Obat kumur periokin digunakan teratur dan pasien telah
melakukan rujukan pada tanggal 16-12-2019 untuk pengambilan
darah sewaktu. Dan pada tanggal 16-12-2019 kunjungan ke dr. Imam
Sudirgo, Sp.PD. Periokin sisa 2/5 botol kurang lebih 100ml dan
becom C sisa 5 kaplet.

O:

● EO : Normal
● IO : Volume saliva selama 5 menit 0,56 ml/menit
● TD : 130/80 mmHg
● N : 73x/menit
● R : 13x/menit

A : Xerostomia et causa Diabetes Mellitus dan hipertensi

P:

● Menjaga OH
● Banyak minum air putih 2liter/hari atau 8 gelas perhari
● Melanjutkan penggunaan obat periokin
● Diinstruksikan untuk menggunakan obat periokin 10ml
● Selama 3xsehari secara teratur
● Diinstruksikan untuk melanjutkan minum obat becom C
● Lanjutkan penggunaan obat glimepiride 1x sehari pada pagi hari
sebelum makan, Glucophage 1x sehari malam sesudah makan,
Irvask 1x sehari malam sebelum makan.
● Kontrol hari ke 3

R/ Clorhixidine dligukonate 0,12% fl No. I

∫ 3 dd 15 ml Coll or
A B

C D

A. Foto intra oral lesi Crenated Tongue B. Foto intra oral Lesi Fissure
Tongue C. Foto intra oral Lesi Hiperpigmentasi Mukosa kanan D. Foto
intra oral Lesi Hiperpigmentasi Mukosa kiri E. Foto hasil pengukuran saliva
kontrol 1
viii. Kerangka Konsep

Diabetes Mellitus

Resisten insulin

hiperglikemia

Menghambat
metabolisme lemak
dan protein

Glukosa diubah
menjadi Sorbitol

Akumulasi sorbitol
pada neuron

Angiopati neuropati

Gangguan pada
kelenjar saliva

Sekresi saliva

Xerostomia
IX. Pembahasan

Saliva dan Kelenjar Saliva


Saliva adalah cairan yang terdapat di dalam rongga mulut, terdiri dari

sekret yang diproduksi oleh kelenjar saliva baik kelenjar mayor maupun

kelenjar minor. Saliva berperan penting bagi kesehatan rongga mulut. Fungsi

saliva yang penting dan sangat jelas yaitu saat makan, untuk mengecap dan

menjadi pelumas bagi makanan dan melindungi mukosa dan gigi. Air, mucin,

dan glikoprotein kaya-proline menjadi pelumas bagi makanan dan membantu

proses menelan. Saliva berfungsi protektif dengan aksi pembersihan melalui

berbagai komponen antimikrobial seperti mucin, histatin, lisozim, dan

laktoferin, serta melalui antibodi spesifik terhadap mikroorganisme (Almeida,

2008).

Dalam keadaan normal, kecepatan aliran saliva berada dalam rentang

0,3-0,4 ml/menit ketika saliva tidak terstimulasi. Sementara itu, kecepatan

aliran saliva ketika terstimulasi akan meningkat, yaitu berada dalam rentang

1,5-2 ml/ menit (Meryem, 2002).

Hubungan Diabetes Mellitus dengan Xerostomia

Diabetes Mellitus adalah penyakit klinis dan penyakit metabolik yang

dicirikan dengan abnormal nya kadar gula dalam darah (hiperglisemia) dan

diregulasi metabolisme dari karbohidrat, protein, lemak, hormon insulin

yang diproduksi oleh kelenjar pankreas berfungsi untuk mengontrol kadar


gula dalam darah dengan mengubah karbohidrat,lemak, dan protein menjadi

energi (Akintoye., et all, 2017).

Diabetes Mellitus merupakan penyakit menahun yang ditandai dengan

kadar gula darah melebihi nilai normal yaitu kadar gula darah sewaktu sama

atau >200 mg/dl dan kadar gula darah puasa diatas atau sama dengan 126

mg/dl. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya pembentukan atau

keastifan insulin yang dihasilkan oleh sel beta dari pulau-pulau langerhans di

pankreas atau adanya kerusakan pada pulau Langerhans itu sendiri. Diabetes

dibagi menjadi 2 yaitu tipe 1 dan Tipe 2. Pada penderita Diabetes tipe 1,

kelenjar pankreas tidak dapat memproduksi insulin sehingga jumlah dalam

tubuh tidak dapat memenuhi kebutuhan. Lain halnya dengan tipe 2 dimana

hormon insulin tetap diproduksi tetapi tidak dapat berfungsi dengan baik.

Pada penderita yang mengalami poliuria mengakibatkan cairan dalam

tubuh menjadi berkurang, Hal ini dapat menyebabkan penurunan jumlah

sekresi saliva atau yang disebut juga dengan hiposalivasi. Selain itu pada

penderita diabetes dapat menjadi komplikasi mikrovaskular berupa retinopati,

nefropati, dan neuropati. Salah satu komplikasi neuropati adalah gangguan

saraf simpatis dan parasimpatis, dimana akan berakibat pada penurunan

sekresi saliva. Akibat penurunan jumlah saliva menyebabkan mulut menjadi

kering atau xerostomia. Penderita DM yang tidak terdiagnosa, tidak

terkontrol, ataupun penderita DM yang tidak terkontrol dengan baik akan

mengalami manifestasi di berbagai organ termasuk rongga mulut. Rongga

mulut penderita DM akan terasa tidak nyaman karena sekresi saliva kurang

dari normal dan penderita merasakan mulutnya menjadi kering (xerostomia).


Sekresi saliva normal tanpa stimulasi ialah ≥ 0,3 ml/menit, sedang sekresi

saliva normal dengan stimulasi adalah 1-2 ml/menit. Jumlah sekresi saliva

pada orang yang mengalami xerostomia tanpa stimulasi dan dengan stimulasi

akan kurang dari 50% dari angka normalnya sehingga menyebabkan

xerostomia (Kartimah, 2006).

X. Kesimpulan
Diabetes Mellitus merupakan penyakit menahun yang ditandai dengan

kadar gula darah melebihi nilai normal. Hiperglikemi mengakibatkan jumlah

urine meningkat sehingga cairan dalam tubuh berkurang dan jumlah sekresi

saliva berkurang. Dengan berkurangnya saliva dapat mengakibatkan

xerostomia. Penggunaan obat antihipertensi juga dapat berpengaruh terhadap

penurunan sekresi saliva. Pada keadaan dimana terjadinya perubahan pada

rongga mulut yang disebabkan berkurangnya aliran saliva, sehingga fungsi

saliva tidak berfungsi secara baik.


DAFTAR PUSTAKA

Akintoye, Sunday O., Collins,  Michael., Ship, Jonathan. 2008. Diabetes Mellitus

and Endokrin Disease, Burket's Oral Medicine 11 edition. India: BC Decker Inc. 

Hal: 509-512

Almeida PV, Gregio AM, Machado MAN, Lima AAS, Azevedo LR. 2008. Saliva

composition and function, J Contemp Dent Pract;: 9(3), hal. 2-5.

Kartimah DS. Xerostomia pada penderita DM karena neuropati diabetika

glosofaringeal. J PDGI 2006;56(2):53-100. 

Meryem, K, Tevfik, F. C., Funda, U, Saniye, S, dan Sakir, B. 2002. Salivary Function

in Patient with Chronic Renal Failure Undergoing Hemodialysis, Annal of

Nuclear Medicine;:16(2): 117-120.


Lampiran 1 Balasan surat rujukan dokter spesialis
Lampiran 2 Hasil Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai