Oleh
Noor Azizah Siskawati
NIM 40619062
Instruktur
drg. Herlambang P., Sp. PM.
I. Identitas Pasien
NamaPasien : Ny. Sugiarti
Usia : 50 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jalan Wilis Mukti 3 N0o. 80
Campurejo, Kediri
No. RM : 015116
II. Anamnesis
a. Keluhan Utama : Pasien datang dengan keluhan mulut terasa
kering.
b. Riwayat Penyakit : Pasien mengeluhkan mulutnya terasa kering,
sakit saat menelan dan terasa panas sejak 4 bulan yang lalu. Pasien
menyampaikan mulut terasa perih terutama pada saat makan pedas. Pasien
menderia kencing manis sejak 7 tahun yang lalu dan terakhir periksa gula
darah puasa setengah bulan yang lalu dengan hasil 271 mg/dl saat ini
pasien mengkonsumsi obat-obatan Glimepiride dan Metformin untuk gula
darah. Pesian tidak memiliki riwayat alergi obat dan alergi makanan,
pasien ingin dilakukan perawatan.
c. Riwayat Kesehatan gigi : Pasien belum pernah ke dokter gigi.
d. Obat-obatan yang sedang dijalani: Glimepiride dan Metformin
e. Kebiasaan : Pasien menyikat gigi 2x sehari.
f. Riwayat Sosial : Pasien adalah seorang ibu rumah tangga.
g. Riwayat Penyakit Sistemik : Pasien memiliki riwayat penyakit Diabetes
Mellitus
h. Riwayat Penyakit Keluarga : Diabetes Mellitus
III. Pemeriksaan Obyektif
a. Pemeriksaan Ekstra Oral :
− Muka : Simetris
− Pipi Kanan : Tidak ada abnormalitas
Pipi Kiri : Tidak ada abnormalitas
− Bibir atas : Tidak ada abnormalitas
Bibir bawah : Tidak ada abnormalitas
− Sudut Mulut : Tidak ada abnormalitas
− Kelenjar Limfe :
- Submandibularis Kanan : Tidak ada abnormalitas
- Submandibularis Kiri : Tidak ada abnormalitas
- Submental : Tidak ada abnormalitas
- Leher : Tidak ada abnormalitas
− Kelenjar Saliva :
- Parotis Kanan : Tidak ada abnormalitas
- Parotis Kiri : Tidak ada abnormalitas
- Submandibularis : Tidak ada abnormalitas
- Sublingualis : Tidak ada abnormalitas
b. Pemeriksaan Intra Oral :
a. Mukosa labial atas : Tidak ada abnormalitas
Mukosa labial bawah : Tidak ada abnormalitas
b. Komisura kanan : Tidak ada abnormalitas
Komisura kiri : Tidak ada abnormalitas
c. Mukosa bukal kanan : Tidak ada abnormalitas
Mukosa bukal kiri : Tidak ada abnormalitas
d. Labial fold atas : Tidak ada abnormalitas
Labial fold bawah : Tidak ada abnormalitas
e. Bukal fold atas : Tidak ada abnormalitas
Bukal fold bawah : Tidak ada abnormalitas
j. Lidah :
- Pada bagian tengah lidah terdapat fissure yang memanjang,
single, berbatas jelas, jaringan sekitar normal, tidak dapat dikerok
dan tidak sakit.
- (25)(26): Pada lateral lidah terdapat cetakan gigi bilateral,
berwarna sama dengan jaringan sekitar, tidak dapat dikerok dan
tidak sakit.
k. Dasar Mulut : Tidak ada abnormalitas
b. Resep
Foto Kunjungan 1
BTK
Wass Coll
Dengan hormat,
Dengan ini kami menghadapkan pasien :
Nama : Ny. Sugiarti
Usia : 50 tahun
Alamat : Jalan Wilis Mukti 3 No. 80, Canpurejo, Kediri
Pada pemeriksaan klinis intra oral didapatkan mulut kering, sakit
saat menelan, terasa panas dan perih, lidah berfissure, suspek Xerostomia
et causa Diabetes Melitus. Pasien telah diberikan obat kumur
Chlorhexidine Digluconate 0,25 % 250 ml.
Mohon dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di bidang sejawat.
Pasien masih dalam perawatan kami. Mohon sedikit kabar. Atas perhatian
dan kerjasamanya disampaikan terima kasih.
BTK
Wass Coll
O: EO : Normal
1,4 ml
volume saliva selama 5 menit= = 0,28
5 menit menit
P: Instruksi pasien :
Kepada Yth
drg. Herlambang Prehananto, Sp PM
di Tempat
Dengan hormat,
Sesuai permohonan konsultasi pada kasus ini dijumpai
diagnosis Diabetes Mellitus.
Saran Tindakan Medik/Pengobatan:
Ditingkatkan medikasinya obat metformin 500 mg 3x sehari
setelah makan dan Glimepiride 2x sehari pagi dan siang sebelum
makan.
O : EO : Normal
2 ml
IO : volume saliva selama 5 menit= = 0,4
5 menit menit
P : Instruksi pasien :
Rahang Atas
Rahang bawah
Mukosa Bukal Kanan Mukosa Bukal Kiri
Lidah
Pemeriksaan laju aliran saliva
IX. Pembahasan
Diabetes melitus (DM) adalah kelompok penyakit metabolik yang
dikarakteristikkan oleh tingginya kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia)
karena kelainan sekresi insulin, kelainan kerja insulin, atau kombinasi keduanya.
Diabetes Melitus mempunyai dua tipe utama yaitu DM Tipe 1 (DMT1) yang
tergantung insulin (Insulin Dependent Diabetes Mellitus/IDDM) dan DM tipe 2
(DMT2) tidak tergantung insulin (Non Insulin Dependent Diabetes
Mellitus/NIDDM) (Al-maskari, dkk., 2011).
Penderita DM yang tidak terdiagnosa, tidak terkontrol, ataupun penderita
DM yang tidak terkontrol dengan baik akan mengalami manifestasi di berbagai
organ termasuk rongga mulut. Rongga mulut penderita DM akan terasa tidak
nyaman karena sekresi saliva kurang dari normal dan penderita merasakan
mulutnya menjadi kering (xerostomia). Sekresi saliva normal tanpa stimulasi ialah
≥0,3 ml/menit, sedang sekresi saliva normal dengan stimulasi adalah 1-2
ml/menit. Jumlah sekresi saliva pada orang yang mengalami xerostomia tanpa
stimulasi dan dengan stimulasi akan kurang dari 50% dari angka normalnya
sehingga menyebabkan xerostomia (Al-maskari, dkk., 2011).
Saliva memiliki peran besar dalam menjaga rongga mulut yang sehat. Air
liur diproduksi oleh kelenjar ludah utama (parotis, sub-mandibula dan sub-lingual)
dan berbagai kelenjar ludah minor yang tersebar di rongga mulut (Al-maskari,
dkk., 2011). Pasien diabetes dilaporkan mengalami disfungsi kelenjar saliva
(Strauss dan Stefanou, 2014). Sebuah studi epidemiologi cross sectional dilakukan
pada tahun 2001 untuk melihat prevalensi hiposalivasi dan xerostomia (mulut
kering) dan untuk menentukan hubungan antara disfungsi saliva dan komplikasi
diabetes. Penelitian ini dilakukan pada penderita diabetes tipe 1 dan subjek
kontrol tanpa diabetes. Pasien diabetes tipe 1 ditemukan gejala penurunan tingkat
saliva dan sering terjadi xerostomia dibandingkan kelompok kontrol, sedangkan
pasien diabetes tipe 2 lebih sering mengalami xerostomia dan hiposalivasi
(Sanberg dan Wikblad, 2003). Menurut Leite, dk., (2014) pasien diabetes tipe 2
yang tidak terkontrol memiliki tingkat aliran kelenjar parotis dengan rangsang
lebih rendah dibandingkan dengan pasien yang terkendali dengan baik dan pasien
tanpa diabetes. Pasien dengan diabetes biasanya mengeluh xerostomia dan
kebutuhan untuk minum sangat sering (polydypsia dan poliuria).
Rongga mulut yang kering secara terus-menerus akan mengiritasi jaringan
lunak mulut, yang akan menyebabkan peradangan dan nyeri. Pasien diabetes
dengan xerostomia lebih cenderung mengalami infeksi periodontal dan kerusakan
gigi. Penyebab ini belum sepenuhnya dipahami pada pasien dengan diabetes,
tetapi ada kemungkinan terkait dengan polydypsia dan poliuria atau membran
basal kelenjar ludah. Hal ini diketahui bahwa diabetes mellitus dikaitkan dengan
komplikasi kronis seperti neuropati, kelainan mikrovaskuler dan disfungsi endotel
yang menyebabkan kerusakan mikrosirkulasi dan ini dapat memainkan peran
dalam pengurangan laju aliran saliva dan komposisi. Sialosis didefinisikan
sebagai asimtomatik, non-inflamasi, non-neoplastik difus bilateral kronis
pembengkakan terutama mempengaruhi kelenjar parotis (Al-maskari, dkk., 2011).
Mekanisme patogenesis antara DM dan perubahan fungsi kelenjar saliva
hingga saat ini belum jelas. Dehidrasi sebagai hasil dari hiperglikemia yang lama
sebagai konsekwensi dari poliuria merupakan penyebab utama xerostomia dan
hipofungsi kelenjar saliva pada pasien DM. Degenerasi yang terus menerus pada
jaringan kelenjar saliva akan menyebabkan 10-25% terjadinya hipofungsi dan
gangguan komposisi saliva. DM tipe I dan II dapat menyebabkan pembesaran
bilateral yang asimtomatik pada kelenjar parotis dan kadang-kadang kelenjar
submandibularis yang biasa disebut sialosis diabetes (Pedersen, 2004).
Terdapat 2 hal yang sering merupakan komplikasi degeneratif DM yaitu
otonomik neuropati dan mikroangiopati yang menyebabkan terjadinya gangguan
struktural pada jaringan kelenjar saliva dan kemudian terjadi hipofungsi pada
kelenjar ini serta dipengaruhi inervasi otonomik dan mikrosirkulasi pada jaringan
kelenjar. Pasien dengan neuropati diabetik dilaporkan mengalami peningkatan dan
penurunan flow saliva. Tidak ada konsensus pada hubungan antara DM dan
disfungsi kelenjar saliva. Xerostomia dan hipofungsi kelenjar saliva sering
dilaporkan berhubungan penyakit DM dimana terjadi kontrol metabolik yang
buruk (Pedersen, 2004).
X. Kesimpulan
Diabetes Mellitus merupakan penyakit yang ditandai dengan kadar gula
darah melebihi nilai normal. Hiperglikemi mengakibatkan jumlah urine
meningkat sehingga cairan dalam tubuh berkurang dan jumlah sekresi saliva
berkurang. Dengan berkurangnya saliva dapat mengakibatkan xerostomia.
Pada keadaan dimana terjadinya, perubahan pada rongga mulut yang
disebabkan berkurangnya aliran saliva.
DAFTAR PUSTAKA