Skenario 7
Gabriella Sitorus/1706030705
6. Learning issue:
1. Menjelaskan macam-macam anomali pada gigi (bentuk, ukuran, jumlah, erupsi, struktur, waktu erupsi)
2. Menjelaskan gambaran klinis dan radiografis dari anomali pada gigi
3. Menjelaskan etiologi, patofisiologi, dan faktor risiko dari anomali pada gigi
4. Menentukan rencana perawatan dari anomali pada gigi (utama dan alternatif)
5. Menjelaskan KIE yang harus disampaikan pada kasus anomali gigi
6. Menentukan diagnosis (utama dan banding) dan prognosis anomali pada gigi
PENJELASAN • Partial Anodontia
(Hypodontia): Kelainan
Siklus Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi berupa tidak adanya
Growth : beberapa atau sebagian
• Inisiasi-proliferasi- gigi. Terkadang hipodonsia
histodiferensiasi- terjadi pada pasien yang tidak memiliki masalah
apposition sistemik. Gigi yang biasanya tidak ada yaitu gigi I2 RA,
• Inisiasi Pembentukan P2, dan M3.
lamina dentis dengan • Gambaran klinis :
cara invaginasi - Hypodontia pada gigi permanen, biasanya gigi
ectodermal. Membentuk yang paling banyak hilang adalah M3, lalu diikuti
dental arch memiliki 10 dengan gigi premolar 2, dan gigi insisif 2 RA dan
tonjolan yang akan insisif 1 RB
menjadi tooth bud. - Kehilangan gigi dapat berupa unilateral dan
• P r o l i f e bilateral r a s i
menjadi cap-shaped terdapat 2 lapisan enamel yakni OEE dan • Gambaran radiografis :
IEE. Setelah itu terjadi pemisahan OEE dan IEE, oleh cairan - Perkembangan gigi dapat bervariasi tiap individu
interseluler (stellate reticulum) -> developing enamel-forming - Gigi yang hilang dapat di identifikasi dengan cara
cells. Perkembangan jaringan mesenkim -> dental papilla. menghitung jumlah gigi
• Histodiferensiasi enamel berdiferensiasi antara setllata - Erupsi dapat tertunda beberapa tahun setelah
reticulum dan IEE membentuk stratum intermedium -> waktu yang ditetapkan
pembentukan enamel • Diagnosis differensial
• Morfodiferensiasi IEE dan odontoblas membentuk enamel - Gigi dapat dikatakan hilang jika gigi tidak dapat
dan dentin ke arah yang berlawanan. Arah akar terbentuk oleh dilihat secara klinis dan radiografis, dan tidak ada
extensi enamel -> Hertwig’s Sheath ke arah sel mesenkim riwayat ekstraksi
• Appostiton matrix enamel terdeposisi di incremental layer - Dapat terjadi karena diturunkan secara genetik
secara parallel thd DEJ, disertai dengan extensi odontoblas • Management :
(tome’s fiber) - Gigi yang hilang, oklusi abnormal, atau perubahan
• Maturasi maturasi enamel dimulai dengan terdeposit Kristal wajah dapat menyebabkan beberapa pasien
apatit mengalami gangguan psikologis
Kalsifikasi - Jika tingkat hipodonsia ringan, perubahan yang
• Kalsifikasi gigi permanen dimulai dari lahir, dan selesai pada terjadi juga sedikit dan dapat ditangani oleh
umur yang bervariasi ortodontik
Eruption - Dalam kasus yang lebih parah dapat dilakukan
• Gigi sulung mengalami exofoliasi dan resorpsi akar 1 tahun prosedur restoratif, implant, dan prosetik dapat
setelah erupsi dilakukan.
• Gigi permanen erupsi pada usia 6-12 tahun, b. Supernumerarry Tooth
• Umumnya pembentukan mahkota selesai 3 tahun sebelum • Kelainan pada jumlah gigi akibat gangguan pada tahap
erupsi, dan pembentuan akar selesai 3 tahun setelah erupsi diferensiasi morfologi dariperkembangan gigi
• Supernumerary biasanya terjadi pada insisif lateral,
Anomali Gigi ekstra premolar, dan molar 3
1. Anomali Jumlah Gigi • Beberapa supernumerary sering terlihat pada pasien
a. Congenital Missing Teeth atau Agenesis dengan sindrom congenital cleidocranial dysplasia.
• Adalah kelainan dengan kondisi kurangnya sebagian • Mesiodens : kelainan pertumbuhan jumlah gigi yang
atau seluruh gigi. Gangguan terjadi saat initial stages berlebih terletak diantara gigi incisivus
pembentukan gigi (fase inisiasi dan proliferasi) • Distomolar : kelainan pertumbuhan jumlah gigi yang
• Disebabkan oleh abnormalitas induksi oral ektoderm berlebih dibagian distal gigi molar 3
oleh ektomesenkim. • Paramolar : kelainan pertumbuhan jumlah gigi yang
• True Anodontia (Total Anodontia): Suatu kelainan berlebih di bagian
akibat gangguan perkembangan gigi sehingga tidak mesiobukal M2 dan
terdapat satupun gigi yang erupsi. Hal ini biasa terjadi M3ataupun di sebelahnya.
berkaitan dengan genetik melibatkan perkembangan • Gambaran klinis :
abnormal lapisan sel ektoderm atau di luar sel embrio
- Gigi supernumerary terjadi pada 1% - 4% • Adalah kelainan gigi yang gagal erupsi ke rongga
populasi, mulut dengan baik sehingga tertanam di dalam gusi
- Kemungkinan besar terjadi pada penduduk Asia • Etiologi : ostruksi mekanis dan sering dihubungkan
dan penduduk asli Amerika, dan terjadi dua kali dengan kurangnya ukuran rahang manusia (evolusi
lebih sering pada laki-laki rahang)
- Supernumerary tooth dapat muncul pada gigi • Faktor risiko : ukuran rahang dipengaruhi,
sulung atau permanen, tetapi lebih umum terjadi o Genetik
pada gigi permanen dan dapat muncul di kedua o Ras, contoh: rahang yang cukup besar dimiliki
rahang. orang Batak atau Irian
• Gambaran radiografis : • Fitur klinis : sering terjadi pada M3 dan C rahang atas
- Gambaran radiografi supernumerary bervariasi • Tata laksana :
- Supernumerary tooth diidentifikasi dengan cara Ada 2 pilihan utama, yaitu:
menghitung jumlah gigi o Perawatan konservatif: jika gigi impaksi tidak
- Ukuran dan bentuk kadang tampak normal, menyebabkan masalah, dibiarkan saja tapi
tetatpi mungkin lebih kecil daripada ukuran gigi dengan pengawasan
normal o Pencabutan gigi impaksi: dilakukan dengan
• Diagnosis diferensial : Beberapa gigi supernumerary terlebih dahulu memberikan anestesi (bius)
dikaitkan dengan sejumlah sindrom yang diturunkan lokal
secara genetik termasuk displasia cleidocranial,
sindrom Gardner, dan pykodysostosis.
• Management : Manajemen gigi supernumerary
tergantung pada banyak faktor, efeknya terhadap
perkembangan gigi normal, posisi dan jumlahnya, dan
komplikasi yang mungkin terjadi dari intervensi
bedah. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi
keputusan dalam melakukan pengangkatan gigi
supernumerary
• Diagnosis Banding :
- Meskipun ukuran dan bentuk yang bervariasi,
namun pengenalannya biasanya tidak sulit.
- Namun, dalam beberapa kasus, cukup sulit
membedakannya dengan pulpal sclerosis.
• Penatalaksanaan : tidak memerlukan perawatan.
Referensi