ABSTRAK
Latar Belakang: Cedera pada gigi desidui dan struktur pendukungnya merupakan salah satu masalah
kesehatan gigi yang paling umum pada anak. Cedera yang terjadi pada anak akibat benturan dapat dikategorikan
dalam perawatan emergensi gigi. Anak berada dalam kondisi pertumbuhan yang aktif, baik secara mental
maupun fisik. Rasa ingin tahu anak terhadap lingkungan sekitar serta keinginan untuk mengeksplorasi dapat
menyebabkan cedera yang dapat mengenai gigi. Tujuan: Untuk melaporkan penatalaksanaan fraktur mahkota
kompleks pada gigi desidui depam kiri atas. Kasus: Pasien laki-laki berusia 2 tahun datang bersama
orangtuanya dengan kondisi fraktur mahkota kompleks pada gigi desidui depan kiri atas. Orang tua pasien
menyebutkan telah terjadi cedera pada daerah sekitar rahang atas pada waktu pasien bermain di teras rumahnya
3 hari yang lalu dan mereka bertanya mengenai perawatan gigi tanpa harus melakukan pencabutan gigi anaknya.
Setelah pemeriksaan intra oral, diamati bahwa elemen gigi 61 fraktur mahkota kompleks dengan kondisi gigi
masih vital. Penatalaksanaan Kasus: Pengambilan fragmen mahkota dan perawatan pulpektomi vital pada gigi
61 dilakukan dalam tiga kali kunjungan, restorasi akhir berupa semen ionomer kaca dengan strip crowns.
Kesimpulan: Diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat pada kasus ini akan menentukan keberhasilan
perawatan. Konsekuensi dari keterlambatan pengobatan pada pulpa paska cedera traumatik pada gigi desidui
dapat menyebabkan anomali perkembangan pada tahap gigi permanen, serta penting juga untuk
mempertimbangkan implikasi ekonomi dari pengobatan pada cedera gigi desidui yang tertunda atau tidak tepat.
ABSTRACT
Background: Injuries in the deciduous teeth and their supporting structures is one of the most common dental
health problems observed in children. Injuries in children occurred from an external force which classified in to
dental emergencies treatment in pediatric growth and development. A child is perceived to be in a dynamic state
of growth, both mentally and physically. Curiosity about surrounding environment and urging to explore may
lead to dental injuries. Purpose: Reported the management of complex crown fractures in the upper left
deciduous teeth. Case Report: This report presented a 2 year old boy with complex crown fracture in the upper
left deciduous teeth. The parents gave the history of trauma related to front region of the jaw and they wanted to
restore the involved tooth without getting extraction. After an intra oral examinations, it was observed that
crown was fracture with dental conditions were still vital. Treatment: After removing the fractured fragment, a
pulpectomy was conducted in three visit periode at the remaining upper left deciduous teeth with final glass
ionomer cement restoration with strip crowns. Conclusion: The consequences of delayed treatment after
traumatic injury to deciduous teeth can cause developmental anomalies in the permanent tooth stage, and it is
also important to consider the economic implications of treatment in delayed or inappropriate deciduous teeth
injuries.
Korespondensi: Puji Kurnia, Residen Ilmu Kedokteran Gigi Anak, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas
Gadjah Mada, Jl. Denta Sekip Utara Yogyakarta, Indonesia. Alamat e-mail: pujikurnia@mail.ugm.ac.id.
PENDAHULUAN mahkota kompleks pada gigi desidui depan
kiri atas pada anak usia 2 tahun akibat
Cedera akibat trauma pada gigi
traumatic injuries di RSGM Prof. Soedomo
sangat umum ditemukan pada anak dan
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
perawatan kerusakan yang luas yang
Gadjah Mada, Yogyakarta.
ditimbulkannya masih merupakan bagian
utama dari praktik kedokteran gigi anak. KASUS DAN PENATALAKSANAAN
Tujuan utama perawatan gigi pada anak KASUS
ialah mencegah meluasnya penyakit gigi
dan memperbaiki gigi yang rusak sehingga Seorang anak laki berusia 2 tahun
integritas lengkung gigi dan kesehatan Prof. Soedomo Fakultas Kedokteran Gigi
mencapai tujuan ini, dilakukan perawatan dengan keluhan gigi depan kiri rahang atas
endodontik konservatif sebagai perawatan yang patah. Menurut keterangan ibu pasien,
alternatif selain pencabutan pada gigi hal ini disebabkan pasien terjatuh ketika
desidui dengan cedera yang tanpa atau bermain di teras rumah kurang lebih tiga
Pencabutan gigi yang tidak Tidak terdapat luka pada bibir pasien
direncanakan pada periode gigi desidui akibat kejadian tersebut. Pasien tidak
kehilangan ruang yang dapat menimbulkan alergi terhadap obat apapun. Pada
PEMBAHASAN