OLEH : KELOMPOK 2
BLOK GNATOLOGI 2
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-
Nya, serta salam dan shalawat kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta
sahabat dan keluarganya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah modul 1
yang berjudul “Tambalan Gigi Berubah Warna” sebagai salah satu syarat
dalam menyelesaikan tugas kami.
Selama persiapan dan penyusunan makalah ini rampung, penulis mengalami
kesulitan dalam mencari referensi. Namun berkat bantuan, saran, dan kritik dari
berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. drg. Baharuddin Thalib M.Kes., Sp.Pros (K) selaku tutor atas
masukan dan bimbingan yang telah diberikan pada penulis selama ini.
2. Para dosen pemateri Blok Penyakit Gnato 2 yang telah memberikan ilmu.
3. Teman-teman kelompok 2 tutorial dan semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga amal dan budi baik dari semua
pihak mendapatkan pahala dan rahmat yang melimpah dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan penulisan yang serupa di
masa yang akan datang. Penulis berharap sekiranya laporan ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Aamiin
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul........................................................................................................... i
Kata Pengantar.......................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang………………………………………………...……... 1
1.2 Kata/ Kalimat Kunci.............................................................................. 2
1.3 Skenario................................................................................................. 2
1.4 Rumusan Masalah.................................................................................. 3
1.5 Tujuan Pembelajaran.………………………………………………..... 4
BAB II PEMBAHASAN…………….………......................................................... 6
2.1 Jenis-Jenis Gigi Tiruan Cekat…............................................................. 6
2.2 Tujuan Gigi Tiruan Cekat....................................................................... 8
2.3 Kelebihan Dari Gigi Tiruan Cekat.......................................................... 9
2.4 Kerugian Dari Perawatan Gigi Tiruan Cekat.......................................... 10
2.5 Komponen Gigi Tiruan Cekat................................................................. 10
2.6 Prinsip-Prinsip Preparasi Gigi Tiruan Cekat........................................... 10
2.7 Hubungan Usia Dan Jenis Kelamin Terhadap Perawatan Gigi Tiruan
Cekat....................................................................................................... 11
2.8 Etiologi Tambalan Berubah Warna......................................................... 11
2.9 Pemeriksaan Klinis Yang Dapat Dilakukan Terhadap Kasus Di
Skenario.................................................................................................. 12
2.10 Cara Menuliskan Informed Consent....................................................... 13
2.11 Pemeriksaan Penunjang Pada Kasus Tersebut ....................................... 13
2.12 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Sebelum Mendiagnosis Kasus.......... 14
2.13 Diagnosis Kasus Pada Skenario ............................................................. 15
2.14 Hal-Hal Yang Perlu Di Perhatikan Sebelum Dilakukan Perawatan....... 16
2.15 Rencana Perawatan Yang Akan Dilakukan Pada Pasien Di Skenario… 17
2.16 Hubungan Pekerjaan Seorang Pasien Dengan Perawatan Yang Akan
Dilakukan................................................................................................ 19
iii
2.17 Indikasi Dan Kontraindikasi Pada Perawatan Yang Sesuai Pada Kasus
Skenario.................................................................................................. 19
2.18 Cara Penentuan Warna ........................................................................... 20
2.19 Teknik Pencetakan Yang Tepat Untuk Kasus Diskenario...................... 21
2.20 Prosedur Preparasi Yang Sesuai Pada Kasus Di Skenario...................... 22
2.21 Bahan Restorasi Yang Digunakan Sesuai Skenario............................... 23
2.22 Keuntungan Bahan Restorasi Yang Di Gunakan Pada Kasus Skenario 24
2.23 Bahan Sementasi Yang Tepat Pada Kasus Di Skenario.......................... 24
2.24 Prosedur Sementasi Sementara Dan Sementasi Tetap............................ 25
2.25 Tahapan Insersi Dan Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam
Prosedur Insersi....................................................................................... 26
2.26 Instruksi Pasca Perawatan Pada Kasus Di Skenario............................... 27
2.27 Follow Up Care Yang Dilakukan Terhadap Pasien Gigi Tiruan Cekat.. 27
2.28 Prognosis Kasus Pada Skenario.............................................................. 28
2.29 Alternatif Perawatan Kasus Pada Skenario............................................. 28
2.30 Definisi Dan Peran Work Authorization ................................................ 29
BAB III PENUTUP….………………………………………….……..………….. 32
3.1 Kesimpulan..............................................................................................32
3.2 Saran………………………………………………………………….. 32
Daftar Pustaka........................................................................................................... 34
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Skenario
Seorang perempuan berusia 31 tahun, pekerjaan sebagai customer
service pada bank swasta, datang ke RSGM unhas dengan keluhan tambalan
gigi depan berubah warna. Pasien ingin memperbaiki penampilan gigi
depannya agar dapat bertahan lama. Pemeriksaan intraoral gigi 11 sudah
ditambal komposit aspek mesial distal dan sudah berubah warna.
Pemeriksaan rontgen foto tidak ada kelainan periapikal. Gigi lain dalam
kondisi baik.
3
BAB II
PEMBAHASAN
b. Semi fixed bridge, yaitu suatu gigi tiruan yang salah satu pontik
dihubungkan pada retainer dengan konektor non rigid, sedangkan yang
satunya dihubungkan dengan konektor rigid.
c. Cantilever bridge, yaitu suatu gigi tiruan cekat yang satu ujung bridge
melekat secara rigid pada retainer, sedangkan ujung yang lain bebas
menggantung
7
d. Spring cantilever bridge, yaitu suatu gigi tiruan cekat yang mempunyai
pontik jauh dari retainer dan dihubungkan dengan palatal bar
e. Compound bridge, yaitu merupakan gabungan atau kombinasi dari dua
macam gigi tiruan cekat dan bergabung menjadi satu kesatuan
Yang perlu kita ketahui pengertian dari gigi tiruan cekat adalah suatu gigi
tiruan sebagian yang diletakkan secara tepat pada satu atau lebih gigi yang
hilang. Jenis-jenis gigi tiruan cekat ada dua ialah: 2, 3
8
Berdasarkan bahan: 4
a. All Metal Fixed Dentures
Gigi tiruan ini dibuat hanya menggunakan logam. Karakteristiknya
antara lain diindikasikan untuk mengganti gigi posterior rahang atas dan
rahang bawah, tidak estetis, memiliki kekuatan dan daya tahan maksimum.
b. Metal-Ceramic Fixed Denture
Logam digunakan untuk membuat inti prostesa. Permukaan luar dibuat
menggunakan porselen. Logam ini terikat pada porselen secara kimia,
mekanis dan ionik. Metal-ceramic fixed dentures dapat terdiri dari dua
jenis. Pada tipe pertama, logam dikelilingi oleh porselen pada semua
permukaan. Pada tipe kedua, permukaan lingual dan oklusal dibentuk oleh
logam, dan permukaan labial dan permukaan gingiva sendiri dibentuk oleh
porselen.
2.7 Hubungan Usia Dan Jenis Kelamin Terhadap Perawatan Gigi Tiruan
Cekat
Faktor-faktor yang dapat menjadi pertimbangan bagi pasien dalam
melakukan pemeliharaan gigi tiruan antara lain jenis kelamin, usia, tingkat
pendidikan dan status sosial. Jenis kelamin berpengaruh terhadap penentuan
motivasi yang menyangkut pemeliharaan kesehatan gigi dan mulur. wanita
biasanya cenderung lebih memerhatikan segi estetis seperti keindahan,
kebersihan, dan penampilan diri sehingga mereka lebih dapat memerhatikan
kesehatan gigi dan mulutnya dibanding pria. hasil penelitian menyatakan
bahwa wanita lebih sering mengunjungi dokter gigi dibanding pria.
Sedangkan untuk usia, berkaitan dengan kondisi jaringan dan tulang alveolar
dimana semakin bertambahnya umur khususnya lanjut usia akan terjadu
perubahan degeneratif. selain itu, perawatan GTC diindikasikan untuk usia
20-50 tahun. Usia pasien yang masih muda memiliki ruang pulpa yang cukup
besar sehingga dapat mengakibabatkan rasa sakit dan iritasi saat pengambilan
jaringan yang berlebihan 2, 9,10
terjadinya perubahan warna akibat kopi, teh, minuman anggur, dan minyak
sayur. 11
Perubahan warna pada resin komposit dapat d sebabkan oleh faktor
intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik yang berperan dalam diskolorasi
bahan resin antara lain perubahan matriks resin, interfase matriks dengan
bahan pengisi dan besar kecilnya partikel pengisi. Untuk faktor ekstrinsik
disebabkan oleh absorbsi bahan pewarna dari sumber-sumber eksogen seperti
teh, kopi, nikotin minuman berkarbonasi, dan obat kumur. Salah satu faktor
yang dapat menyebabkan perubahan warna pada resin komposit adalah obat
kumur. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa resin komposit mengalami
perubahan warna setelah direndam dalam obat kumur yang mengandung
sodium fluoride direndam selama 12 jam. 12,13
f. Restorasi Provisory
g. Try in dan Insersi restorasi tetap
2.17 Indikasi Dan Kontraindikasi Pada Perawatan Yang Sesuai Pada Kasus
Skenario
Indikasi dan kontraindikasi mahkota jaket: 2, 26, 27
a. Indikasi mahkota jaket:
- Gigi dengan kerusakan yang parah
- Trauma primer
- Tooth wear
- Kondisi hipoplastik
- Gigi non-vital
- Mengoreksi bentuk, ukuran dan inklinasi gigi
- Memperbaiki oklusi
- Sebagai bagian dari restorasi lain
- Pasien usia 20-50 tahun
- Mempunyai struktur gigi sehat (vital)
- OH baik
- Oklusi dan jaringan periodonsium baik
- Tidak punya bad habbit
- Kebutuhan estetik
20
yang terpotong namun hal ini dapat diatasi dengan bahan bonding yang dapat
mengurangi kekurangan dari semen resin komposit. 40
Bahan sementasi yang dapat diaplikasikan pada skenario, karena
menggunakan bahan all ceramic restoration maka beberapa bahan cementasi
yang mengacu terhadap bahan ceramic yang digunakan adalah sebagai
berikut. Untuk bahan ceramic dengan komposisi alumina dapat dilakukan
sementasi dengan zinc phosphate sedangkan untuk bahan ceramic yang
mengandung zirconia single crown dengan akhiran preparasi champer pada
anterior dapat digunakan sementasi glass ionomer cement tipe 1 atau luting
cement. 41
2.25 Tahapan Insersi Dan Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Prosedur
Insersi 21
a. Persiapan
b. Bersigkan lalu dikeringkan dengan water syringe
c. Isolasi daerah kerja
d. Permukaan dalam mahkota di etsa dengan asam hidroflurida C% lalu
diaplikasikan sikiane agent
27
e. Gigi yang dipreparasi di etsa dengan asam fosfat 40% dan aplikasikan
bonding ageng
f. Base dan katalis resin di campurkan dan langsung di masukan ke GT
g. Tempatkan crown pada gigi yg telat di sementasi
h. Keluarkan sisa sisa bahan sementasi
i. Periksa oklusi
2.27 Follow Up Care Yang Dilakukan Terhadap Pasien Gigi Tiruan Cekat
Berdasarkan jurnal yang saya baca, setelah dilakukan pemasangan gigi
tiruan, di lakukan kontrol secara berkala. kontrol pertama dilakukan dalam 24
jam dan tidak terjadi reaksi penolakan jaringan. Kontrol kedua seminggu
setelah pemasangan, terlihat kondisi restorasi tidak ada kelainan. Kontrol ke
3 sebulan setelah pemasangan, dijumpai adanya kalkulus pada gigi gigi dan
restorasi. untuk itu dilakukan tindakan pembersihan karang gigi dan
penyuluhan tentang pentingnya menjaga kesehatan mulut agar sisa makanan
tidak melekat pada permukaan gigi dan restorasi serta mencegah terjadinya
28
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Salah satu perawatan yang dapat dilakukan untuk merawat gigi yang
mengalami perubahan warna adalah dengan restorasi mahkota jaket.
Restorasi mahkota jaket merupakan restorasi indirect yang melapisi gigi
anterior maupun posterior dengan berbagai indikasi diantaranya adalah
fraktur gigi, diskolorasi gigi, perubahan bentuk anatomi gigi, penutupan
diastema, dan pasca perawatan saluran akar. Bahan restorasi mahkota jaket
yang memiliki nilai estetik terbaik saat ini yaitu all porcelain. Bahan restorasi
ini digunakan karena memiliki beberapa keuntungan antara lain hasil yang
menyerupai gigi asli dengan translusensi yang baik, tidak menimbulkan
alergi, memiliki biokompatibilitas yang baik, dapat dikoreksi kembali, dan
dapat menghilangkan diastema. Mahkota jaket all porcelain juga memiliki
kekurangan antara lain proses preparasi yang sulit dan biaya yang kurang
terjangkau.
3.1. Saran
Pada era sekarang masyarakat lebih cenderung memerhatikan tentang
estetika, termasuk estetika dari giginya. Namun masih banyak masyarakat
yang belum paham dan mengerti tentang perawatan estetik di dunia
Kedokteran gigi, ditambah dengan biayanya yang kurang terjangkau. Di
zaman yang makin berkembang ini, diharapkan adanya bahan restorasi gigi
yang baik pada segi kekuatan, estetika, fungsional, dan dengan biaya yang
cukup terjangkau.
Demikianlah makalah yang kami buat ini, Semoga bermanfaat dan
menambah pengetahuan bagi para pembaca. Mohon maaf apabila ada
kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas. Atas
33
segala kekurangan dari isi makalah ini, kiranya dimaklumi. Kami juga sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini dan untuk proses pembelajaran selanjutnya. Sekian dan terima
kasih.
34
DAFTAR PUSTAKA
24. Andries RA, Gita F. Mahkota tiruan metal porselen anterior dengan
modifikasi tepi porselen. J Dentofasial. 2018; 9(2): 101-7
25. Ayu Fatmawati DW. Macam-macam restorasi rigid pasca perawatan
endodontik. JKG UNEJ 2011; 8(2): 96-8
26. Talus, et al. Factors Infuercing the choice of dental material and procedure
for crown restoration of posterior teeth. Design of decisionguide. 2016; 2(3):
145-6
27. Soratur SH. Essentials of prosthodontics. New Delhi: Jaypee Brothers; 2006.
P. 173-4
28. Smith BGN, Howe LC. Planning and Making Crowns and Bridge. 4th Ed.
London: 2007. P. 135-67
29. Corciolani G. A Study Of Dental Color Matching, Color Selection And Color
Production: Phd Thesis Of Gabriele Corciolani. 2009: 8-13
30. Kartika F, Wahyuningtyas E, Sugiatno E. Pengaruh teknik desinfeksi
glutaraldehid 2% dan teknik pencetakan dengan polyvinyl siloxane terhadap
akurasi dimensi model gigi tiruan cekat. J Ked Gi. 2015; 6(3): 293.
31. Saputra DC, Nugraheni T. Restorasi mahkota all ceramic porselen
lenghtening pada gigi 11 dan 21 pasca trauma. MKGK Desember 2018; 1(2):
140-6
32. Diab H. Effect of full ceramic crown vs ceramic fused to metal crown on
periodontal tissues health. EC Dental Science 2018;17(7): 1
33. Gunawan J, Takarin V, Hetraningsih Z. Performa porselen fusi logam dan
porselen penuh. J Ked Gi. 2017; 29(3): 192
34. Almotairy M, Almaghrabi F, Alharthy A, Alrashard H, Diab H,
Shibatalhamad Y. Effect of full ceramic crown versus ceramic fused to metal
crown on periodontal fissue health. EC dental science. 2018;17(7):1-2, 5
35. McCabe JF, Walls AWG. Applied dental materials. 9th Ed. Uk: Blackwell
publishing Ltd; 2008. P. 92
36. Mannapalil., JJ. Basic dental material. 3rd ED. New delhi: Jaypee Brothers
medical publisher; 2010. P. 243-5.
37