“Gingiva Enlargement”
Oleh
CASE REPORT
“Gingiva Enlargement”
Disetujui Oleh
Dosen Pembimbing
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
Dalam penulisan laporan kasus ini penulis menyadari, bahwa semua proses
yang telah dilalui tidak lepas dari bimbingan drg. Netta Anggraini, MDSc, Sp. Perio
selaku dosen pembimbing serta bantuan dan dorongan yang telah diberikan berbagai
pihak lainnya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu. Penulis juga menyadari bahwa laporan kasus ini belum sempurna
sebagaimana mestinya, baik dari segi ilmiah maupun dari segi tata bahasanya, karena
kepada kita semua dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat serta dapat
memerlukan.
Padang,
September 2019
3
LAPORAN KASUS PERIODONSIA
1. Nama : Siska
2. No. Rekam Medis : 049111
3. Umur : 15 Tahun
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Alamat : Kurao sungai sapih, Kec Kuranji
6. Pekerjaan : Pelajar
7. Agama : Islam
8. Status : Lajang
4
ABSTRAK
Latar belakang: Pembesaran pada gingiva yang disebabkan oleh banyak faktor baik
faktor lokal maupun sistemik, yang paling utama adalah faktor lokal yaitu plak
bakteri. Tanda klinis yang muncul yaitu gingiva membesar, halus, mengkilat,
konsistensi lunak, warna merah dan pinggirannya tampak membulat. Hal ini
menimbulkan estetik yang kurang baik, sehingga memerlukan perawatan yaitu
gingivektomi. Tujuan: Tujuan dari laporan kasus ini adalah untuk melihat gambaran
klinis gingiva enlargement setelah dilakukan perawatan. Kasus: Seorang pasien
perempuan berusia 15 tahun dengan keluhan gusi bengkak dan merah disadari sejak
usia remaja. Gusi tidak terasa sakit dan mudah berdarah. Pasien tidak mempunyai
riwayat penyakit sistemik. Riwayat penyakit dalam keluarga tidak ada. Riwayat
perawatan gigi dan mulut pasien pernah dilakukan penambalan gigi dan melakukan
pemasangan breket dan sekarang sudah dilepas. Pemeriksaan EO KGB tidak teraba,
TMJ normal, wajah pasien simetris, mata tidak ada kelainan, sirkum oral dan bibir
normal. Pemeriksaan IO mukosa labial, frenulum, mukosa bukal, dasar mulut,
kelenjar saliva uvula dan tonsil normal. Sedangkan gingiva pasien udem pada rahang
atas bagian antrior. Kebersihan rongga mulut pasien sedang. Pemeriksaan gigi geligi
terdapat gigi 18, 28, 38 dan 48 belum erupsi. Tatalaksana: Perawatan pada kasus ini
ada dua fase yaitu fase insial dan fase kuratif. Fase inisal berupa pengkuran OHIS,
gingival index, PCR, kedalaman saku dan scalling and root planing kemudian pasien
diinstruksikan untuk datang satu minggu kemudian untuk dilakukan tindakan
selanjutnya. Fase kuratif berupa pengecekan ulang PCR, mengukur kedalaman saku
setelah itu dilakukan tindakan gingivektomi. Kesimpulan: Plak kontrol merupakan
kunci keberhasilan gingivektomi sehingga tidak terjadi kekambuhan pembesaran
gingiva.
5
PENDAHULUAN
Gingiva adalah jaringan lunak yang menutupi gigi. Warna gingiva yang
normal adalah coral pink tetapi warna gingiva berbeda antar individu tergantung
dengan pigmentasi kulit. Konsistensi gingiva gingiva normal yaitu kaku dan lenting
dengan adanya stippling. Pertambahan ukuran gingiva adalah hal yang umum pada
gingiva bertambah dari keadaan normal. Banyak sekali pembesaran gingiva yang
lima tipe yaitu: pembesaran gingiva inflamatori, pembesaran gigingiva diinduksi obat
Pembesaran pada gingiva yang disebabkan oleh banyak faktor baik faktor
lokal maupun sistemik, yang paling utama adalah faktor lokal yaitu plak bakteri.
Tanda klinis yang muncul yaitu gingiva membesar, halus, mengkilat, konsistensi
lunak, warna merah dan pinggirannya tampak membulat. Hal ini menimbulkan estetik
membuang dinding lateral poket yang bertujuan untuk menghilangkan poket dan
keradangan gingiva sehingga didapat gingiva yang fisiologis, fungsional dan estetik
6
LAPORAN KASUS
dengan keluhan gusinya bengkak dan merah disadari sejak usia remaja. Gusinya tidak
terasa sakit dan mudah berdarah. Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit sistemik.
Riwayat penyakit dalam keluarga tidak ada. Riwayat perawatan gigi dan mulut pasien
Pemeriksaan ektra oral kelenjar getah bening tidak teraba, pada temporo
mandibular joint normal. Wajah pasien terlihat simetris, mata tidak ada kelainan,
sirkum oral dan bibir normal. Pemeriksaan intra oral mukosa labial, frenulum,
mukosa bukal, dasar mulut, kelenjar saliva uvula dan tonsil normal. Sedangkan
gingiva pasien udem pada rahang atas bagian antrior. Kebersihan rongga mulut
pasien sedang. Pemeriksaan gigi geligi terdapat gigi 18, 28, 38 dan 48 belum erupsi.
7
Gambar 2. Pembesaran gingiva pada gigi 11 dan 21 bagian oral
V 113 123 322 323 312 211 333 323 212 212 312 312 212 323
O 113 122 211 111 111 111 323 333 111 112 112 111 111 112
Mobilitas - - - - - - - - - - - - - -
Gigi 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37
V 245 231 321 111 211 111 111 211 121 111 111 332 213 212
O 111 211 121 111 111 211 211 111 111 111 111 111 212 212
Mobilitas - - - - - - - - - - - - -
Gambaran klinis dari gingiva pasien yaitu ada pembengkakan gingiva pada
rahang atas bagian anterior pada bagian papila interdental dan margin ginggiva
bagian oral dan vestibular yang berwarna merah, konsistensi padat dan tidak terasa
sekarang sudah dilepas. Perawatan pada kasus ini yaitu ada 3 fase yaitu fase insial,
Prognosis pada kasus ini adalah sedang karena gingiva enlargment bisa
8
PEMBAHASAN
(4) defisiensi vitamin C; (5) non spesifik (pyogenik granuloma); (6) penyakit sistemik
(7) Neoplasma enlargement (tumor gingiva) berupa tumor benigna atau tumor
Penyebab dari pembesaran gingival pada kasus diatas adalah plak yang
merupakan faktor lokal dan gigi yang berjejal atau tidak teratur terutama pada
anterior rahang atas. Hasil anamnesis pasien juga pernah dilakukan pemasangan
breket selama 2 tahun tetapi gigi belum terkoreksi dengan baik karena gigi dpn atas
masih berjejal.
ginggiva bebas. Pada stadium awal, pembesaran ini berupa pembesaran berbentuk
pelampung disekeliling gigi yang terlibat. Pembesaran bisa bertambah besar sehingga
yang berperan mempermudah penumpukan dan perlekatan plak dental yaitu oral
hygine yang buruk, hubungan abnormal diantara gigi bertetangga dan gigi yang
9
impaksi makanan, iritasi oleh cangkolan atau daerah sadel gigi tiruan lepasan,
hambatan pada hidung, kebiasaan buruk seperti bernafas melalui mulut, menekan
Pada kasus ini pasien berusia 15 tahun dimana masih dalam masa pubertas.
Prevotella nigrecens. Kondisi ini diperberat dengan terciptanya faktor lokal yang
sering terjadi pada sisi fasial gingiva dan sedikit pada sisi lingual.5
Perawatan pada kasus ini dilakukan fase inisial dan fase kuratif. Pada fase
inisal pasien dilakukan pengukuran OHIS, gingival index, PCR, dan kedalaman saku.
Setelah itu dilakukan scalling and root planing untuk membersihkan kalkulus. Pasien
diberikan edukasi tentang cara menyikat gigi dengan benar kemudian pasien
dipulangkan. Instruksi kepada pasien untuk datang lagi satu minggu kemudian untuk
melakukan perawatan yang selanjutnya. Pada fase kuratif cek kembali PCR dan
dinding lateral poket yang bertujuan untuk menghilangkan poket dan keradangan
10
gingival sehingga didapat gingiva yang fisiologis, fungsional dan estetik baik.
dikerjakan
2. Penandaan dasar saku dilakukan dengan alat pocket marker. Alat dipegang
dengan ujung penanda sejajar dengan poros gigi. Ujung alat yang lurus
gingivektomi, pisau bedah (skalpel), gunting, alat bedah elektro, atau laser.
mungkin ke daerah yang diinsisi sampai berkontak dengan permukaan gigi, lalu
kalkulus yang belum tersingkirkan pada fase inisial. Jaringan granulasi terlebih
11
6. Pembersihan lapangan kerja dibilas dengan aquades atau larutan garam
pasien untuk datang lagi satu minggu kemudian untuk membuka pembalut
kebagian orthodonti sampai gigi terkoreksi dengan baik dan untuk mendapatkan
kondisi gingiva yang lebih baik. Pasien juga diinstruksikan untuk selalu rutin
melakukan pemeriksaan gigi dan mulut setiap 6 bulan sekali untuk menjaga
12
RENCANA PERAWATAN
pertama yaitu fase inisial, kedua fase kuratif dan ketiga fase maintanance.
A. Fase inisial
Pada fase inisial dilakukan pengukuran OHIS didapatkan skor 2,9 (sedang),
dilakukan scaling dan root planing dan instruksi kepada pasien untuk datang
B. Fase Kuratif
Pada fase kuratif dilakukan pengukuran kembali PCR dan didapatkan hasil
C. Fase Maintanance
Pada fase maintanance menanyakan kepada pasien apakah masih ada keluhan
13
PROSEDUR BEDAH
Pertama persiapan pasien, operator, asisten operator, alat dan bahan, dan
informed consent. Kedua tindakan aseptik intra oral dengan menggunakan larutan
betadine. Ketiga anestesi lokal dengan teknik lokal infiltrasi 11. oleh cairan anastetik
sebanyak 0,1-0,2 cc. Pertama permukaan gusi yang telah dicari pocketnya dengan
probe dan ditandai dengan sonde, ditandai di area mesial, tengah dan distal yang
merupakan garis besar untuk insisi. Kedua insisi digunakan dengan blade no 15.
Ketiga insisi mulai dari apikal titik tanda, diarahkan dinding koronal antara dasar
saku dan puncak tulang. Insisi dilakukan dekat tulang tanpa menyebabkan tulang
terbuka dan sudut sekitar 45 ° ke permukaan gigi. Keempat melepas permukaan saku
yang dieksisi, membersihkan daerah itu dan memperhatikan permukaan akar gigi.
tertinggal dengan kuret Gracey sampai permukaan tulang bersih dan halus irigasi
dengan NaCl larutan garam 0,9% dan H2O2 3%. Terakhir jika terjadi pendarahan,
ditangani dengan menekan tampon yang didaerah bedah. Daerah operasi diirigasi
dengan NaCl fisilogis 0,9% dan H2O2 3%. Bersih dan keringkan daerah yang
dioperasi dengan tampon steril. Tutupi daerah yang dioperasi dengan menggunakan
pack periodontal. Instruksi setelah bedah dan resep. Bersihkan tempat operasi.
14
Gambar 1. Asepsis daerah kerja Gambar 2. Anestesi infiltrasi pada regio 11
15
Gambar 3. Bleeding point Gambar 4. Insisi pada regio 11
16
KESIMPULAN
faktor lokal yaitu bakteri plak. Perawatan pembesaran gingiva yang tidak mengecil
setelah dilakukan scaling and root planning maka harus dilakukan gingivektomi yang
akan menghasilkan morfologi dan estetik gingival yang baik. Plak kontrol merupakan
gingiva. Pada kasus ini gigi pasien yang berjejal atau tidak teratur susunannya
17
REFERENSI
18