Anda di halaman 1dari 18

CASE REPORT

BAGIAN ILMU PERIODONSIA

“Gingiva Enlargement”

Oleh

Nama: Assyifadinda Ruddy Farel (19100707360804039)

Dosen Pembimbing: drg. Netta Anggraini, MDSc, Sp.Perio

RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2019
HALAMAN PENGESAHAN

CASE REPORT

“Gingiva Enlargement”

Case Report Ini Telah Disetejui oleh Pembimbing

Yang diajukan dan disusun oleh

ASSYIFADINDA RUDDY FAREL


19100707360804039

Padang, September 201

Disetujui Oleh

Dosen Pembimbing

(drg. Netta Anggraini, MDSc, Sp. Perio)

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan

karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus “Gingival

Enlargement” untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan kepanitraan

klinik modul 2 (Penyakit Kelainan Jaringan Periodontal).

Dalam penulisan laporan kasus ini penulis menyadari, bahwa semua proses

yang telah dilalui tidak lepas dari bimbingan drg. Netta Anggraini, MDSc, Sp. Perio

selaku dosen pembimbing serta bantuan dan dorongan yang telah diberikan berbagai

pihak lainnya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu. Penulis juga menyadari bahwa laporan kasus ini belum sempurna

sebagaimana mestinya, baik dari segi ilmiah maupun dari segi tata bahasanya, karena

itu kritik dan saran sangat penulis harapkan dari pembaca.

Akhir kata penulis mengharapkan Allah SWT melimpahkan berkah-Nya

kepada kita semua dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat serta dapat

memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi semua pihak yang

memerlukan.

Padang,

September 2019

3
LAPORAN KASUS PERIODONSIA

1. Nama : Siska
2. No. Rekam Medis : 049111
3. Umur : 15 Tahun
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Alamat : Kurao sungai sapih, Kec Kuranji
6. Pekerjaan : Pelajar
7. Agama : Islam
8. Status : Lajang

Tanggal Pemeriksaan : 17 September 2020


Kasus : Gingiva Enlargement
Operator : 1. Assyifadinda Ruddy Farel (19100707360804039)

4
ABSTRAK

Latar belakang: Pembesaran pada gingiva yang disebabkan oleh banyak faktor baik
faktor lokal maupun sistemik, yang paling utama adalah faktor lokal yaitu plak
bakteri. Tanda klinis yang muncul yaitu gingiva membesar, halus, mengkilat,
konsistensi lunak, warna merah dan pinggirannya tampak membulat. Hal ini
menimbulkan estetik yang kurang baik, sehingga memerlukan perawatan yaitu
gingivektomi. Tujuan: Tujuan dari laporan kasus ini adalah untuk melihat gambaran
klinis gingiva enlargement setelah dilakukan perawatan. Kasus: Seorang pasien
perempuan berusia 15 tahun dengan keluhan gusi bengkak dan merah disadari sejak
usia remaja. Gusi tidak terasa sakit dan mudah berdarah. Pasien tidak mempunyai
riwayat penyakit sistemik. Riwayat penyakit dalam keluarga tidak ada. Riwayat
perawatan gigi dan mulut pasien pernah dilakukan penambalan gigi dan melakukan
pemasangan breket dan sekarang sudah dilepas. Pemeriksaan EO KGB tidak teraba,
TMJ normal, wajah pasien simetris, mata tidak ada kelainan, sirkum oral dan bibir
normal. Pemeriksaan IO mukosa labial, frenulum, mukosa bukal, dasar mulut,
kelenjar saliva uvula dan tonsil normal. Sedangkan gingiva pasien udem pada rahang
atas bagian antrior. Kebersihan rongga mulut pasien sedang. Pemeriksaan gigi geligi
terdapat gigi 18, 28, 38 dan 48 belum erupsi. Tatalaksana: Perawatan pada kasus ini
ada dua fase yaitu fase insial dan fase kuratif. Fase inisal berupa pengkuran OHIS,
gingival index, PCR, kedalaman saku dan scalling and root planing kemudian pasien
diinstruksikan untuk datang satu minggu kemudian untuk dilakukan tindakan
selanjutnya. Fase kuratif berupa pengecekan ulang PCR, mengukur kedalaman saku
setelah itu dilakukan tindakan gingivektomi. Kesimpulan: Plak kontrol merupakan
kunci keberhasilan gingivektomi sehingga tidak terjadi kekambuhan pembesaran
gingiva.

Kata kunci: Pembesaran gingiva, gingivektomi

5
PENDAHULUAN

Gingiva adalah jaringan lunak yang menutupi gigi. Warna gingiva yang

normal adalah coral pink tetapi warna gingiva berbeda antar individu tergantung

dengan pigmentasi kulit. Konsistensi gingiva gingiva normal yaitu kaku dan lenting

dengan adanya stippling. Pertambahan ukuran gingiva adalah hal yang umum pada

penyakit gingiva. Kondisi tersebut disebut juga dengan gingiva enlargement.1

Pembesaran gingiva (gingival enlargement) adalah keadaan dimana ukuran

gingiva bertambah dari keadaan normal. Banyak sekali pembesaran gingiva yang

bervariasi berdasarkan faktor-faktor etiologi dan proses patologis yang

membentuknya. Berdasarkan klasifikasi tersebut, pembesaran gingiva dibedakan atas

lima tipe yaitu: pembesaran gingiva inflamatori, pembesaran gigingiva diinduksi obat

obatan, pembesaran gingiva yang berkaitan dengan penyakit sistemik, pembesaran

neoplastik/tumor gingiva, dan pembesaran semu.2

Pembesaran pada gingiva yang disebabkan oleh banyak faktor baik faktor

lokal maupun sistemik, yang paling utama adalah faktor lokal yaitu plak bakteri.

Tanda klinis yang muncul yaitu gingiva membesar, halus, mengkilat, konsistensi

lunak, warna merah dan pinggirannya tampak membulat. Hal ini menimbulkan estetik

yang kurang baik, sehingga memerlukan perawatan yaitu gingivektomi.3

Definisi gingivektomi adalah pemotongan jaringan gingiva dengan

membuang dinding lateral poket yang bertujuan untuk menghilangkan poket dan

keradangan gingiva sehingga didapat gingiva yang fisiologis, fungsional dan estetik

baik. Keuntungan gingivektomi adalah teknik sederhana, dapat mengeliminasi poket

secara sempurna, lapangan penglihatan baik.3

6
LAPORAN KASUS

Seorang pasien perempuan berusia 15 tahun datang ke RSGM Baiturrahmah

dengan keluhan gusinya bengkak dan merah disadari sejak usia remaja. Gusinya tidak

terasa sakit dan mudah berdarah. Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit sistemik.

Riwayat penyakit dalam keluarga tidak ada. Riwayat perawatan gigi dan mulut pasien

pernah dilakukan penambalan gigi dan melakukan pemasangan breket.

Pemeriksaan ektra oral kelenjar getah bening tidak teraba, pada temporo

mandibular joint normal. Wajah pasien terlihat simetris, mata tidak ada kelainan,

sirkum oral dan bibir normal. Pemeriksaan intra oral mukosa labial, frenulum,

mukosa bukal, dasar mulut, kelenjar saliva uvula dan tonsil normal. Sedangkan

gingiva pasien udem pada rahang atas bagian antrior. Kebersihan rongga mulut

pasien sedang. Pemeriksaan gigi geligi terdapat gigi 18, 28, 38 dan 48 belum erupsi.

Gambar 1. Pembesaran gingiva pada gigi 11 dan 21 bagian vestibular

7
Gambar 2. Pembesaran gingiva pada gigi 11 dan 21 bagian oral

Tabel 1. pemeriksaan kedalaman saku


Gigi 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27

V 113 123 322 323 312 211 333 323 212 212 312 312 212 323

O 113 122 211 111 111 111 323 333 111 112 112 111 111 112

Mobilitas - - - - - - - - - - - - - -

Gigi 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37

V 245 231 321 111 211 111 111 211 121 111 111 332 213 212

O 111 211 121 111 111 211 211 111 111 111 111 111 212 212

Mobilitas - - - - - - - - - - - - -

Gambaran klinis dari gingiva pasien yaitu ada pembengkakan gingiva pada

rahang atas bagian anterior pada bagian papila interdental dan margin ginggiva

bagian oral dan vestibular yang berwarna merah, konsistensi padat dan tidak terasa

sakit. Berdasarkan anamnesa pasien menggunakan braket selama 2 tahun dan

sekarang sudah dilepas. Perawatan pada kasus ini yaitu ada 3 fase yaitu fase insial,

fase kuratif dan fase maintanance

Prognosis pada kasus ini adalah sedang karena gingiva enlargment bisa

rekurent jika kebersihan rongga mulut kurang baik.

8
PEMBAHASAN

Pembesaran gingival diklasifikasikan menurut faktor etiologi yaitu: (1)

Inflamatory enlargement kronis dan akut; (2) obat-obatan penyebab pembesaran

gingiva, misalnya phenythoin (dilantin), cyclosporine, calcium chanel blokers; (3)

pembesaran pada kondisi tertentu misalnya penyakit sistemik kehamilan, pubertas;

(4) defisiensi vitamin C; (5) non spesifik (pyogenik granuloma); (6) penyakit sistemik

misalnya leukimia dan penyakit granulomatous (wegner’s granuloma, sarcoidosis);

(7) Neoplasma enlargement (tumor gingiva) berupa tumor benigna atau tumor

maligna; dan (8) False enlargement.3

Penyebab dari pembesaran gingival pada kasus diatas adalah plak yang

merupakan faktor lokal dan gigi yang berjejal atau tidak teratur terutama pada

anterior rahang atas. Hasil anamnesis pasien juga pernah dilakukan pemasangan

breket selama 2 tahun tetapi gigi belum terkoreksi dengan baik karena gigi dpn atas

masih berjejal.

Pembesaran inflamasi kronis berupa pembesaran papila interdental ataupun

ginggiva bebas. Pada stadium awal, pembesaran ini berupa pembesaran berbentuk

pelampung disekeliling gigi yang terlibat. Pembesaran bisa bertambah besar sehingga

menyelubungi sebagian mahkota gigi.2

Etiologi pembesaran inflamatori kronis adalah plak dental. Beberapa faktor

yang berperan mempermudah penumpukan dan perlekatan plak dental yaitu oral

hygine yang buruk, hubungan abnormal diantara gigi bertetangga dan gigi yang

berantagonis, tidak berfungsinya gigi, karies servikal, restorasi yang overhanging,

9
impaksi makanan, iritasi oleh cangkolan atau daerah sadel gigi tiruan lepasan,

hambatan pada hidung, kebiasaan buruk seperti bernafas melalui mulut, menekan

nekan lidah ke gingiva dan perawatan orthodonti.2

Pasien pengguna alat orthodonti cekat sering mengeluhkan kesulitan dalam

membersihkan gigi-geliginya. Hal tersebut dapat meningkatkan akumulasi plak dan

inflamasi gingiva pada pemaikainya. Alat orthodontic cekat juga menyebabkan

kerusakan gigi, gingiva dan tulang alveolar.4

Pada kasus ini pasien berusia 15 tahun dimana masih dalam masa pubertas.

Pada kondisi pubertas, ketidakseimbangan hormonal dapat mempengaruhi kondisi

jaringan periodontal. Dilaporkan bahwa pada kondisi pubertas terdapat peningkatan

aktivitas beberapa mikroorganisme: Capnocytophaga, Prevotella intermedia dan

Prevotella nigrecens. Kondisi ini diperberat dengan terciptanya faktor lokal yang

menyebabkan kondisi patologis. Pembesaran gingiva yang berkaitan dengan pubertas

sering terjadi pada sisi fasial gingiva dan sedikit pada sisi lingual.5

Perawatan pada kasus ini dilakukan fase inisial dan fase kuratif. Pada fase

inisal pasien dilakukan pengukuran OHIS, gingival index, PCR, dan kedalaman saku.

Setelah itu dilakukan scalling and root planing untuk membersihkan kalkulus. Pasien

diberikan edukasi tentang cara menyikat gigi dengan benar kemudian pasien

dipulangkan. Instruksi kepada pasien untuk datang lagi satu minggu kemudian untuk

melakukan perawatan yang selanjutnya. Pada fase kuratif cek kembali PCR dan

kedalaman saku, setelah itu baru dilakukan tindakan gingivektomi.

Gingivektomi adalah pemotongan jaringan gingival dengan membuang

dinding lateral poket yang bertujuan untuk menghilangkan poket dan keradangan

10
gingival sehingga didapat gingiva yang fisiologis, fungsional dan estetik baik.

Tahapan prosedur gingivektomi:6,7

1. Anestesi dilakukan sebelum melakukan gingivektomi daerah yang akan

dikerjakan

2. Penandaan dasar saku dilakukan dengan alat pocket marker. Alat dipegang

dengan ujung penanda sejajar dengan poros gigi. Ujung alat yang lurus

diselipkan kedalam sakusampai menyentuh dasar saku, kemudian kedua ujung

alat dijepitkan sehingga menimbulkan titik-titik pendarahan pada permukaan

luar gingiva setentang dengan dasar saku

3. Meresesksi gingiva dapat dilakukan dengan beberapa macam alat: pisau

gingivektomi, pisau bedah (skalpel), gunting, alat bedah elektro, atau laser.

Apabila gingivektomi dilakukan dengan pisau gingivektomi atau pisau bedah,

mula-mula dilakukan insisi

4. Menyingkirkan gingiva bebas dan gingiva interdental. Gingiva yang telah

direseksi disingkirkan dengan menggunakan kuret. Kuret diselipkan sedalam

mungkin ke daerah yang diinsisi sampai berkontak dengan permukaan gigi, lalu

dengan sapuan kearah koronal jaringan yang telah direseksi disingkirkan.

5. Penyingkiran jaringan granulasi dan kalkulus. Setelah gingiva bebas dan

gingiva interdental akan tersingkap jaringan granulasi yang terinflamasi dan

kalkulus yang belum tersingkirkan pada fase inisial. Jaringan granulasi terlebih

dahulu disingkirkan dengan jalan pengkuretan sebelum melakukan penskeleran.

Hal ini dimaksudkan untuk menghindari pendarahan dari jaringan granulasi

yang dapat menghalangi pandangan pada waktu penskeleran

11
6. Pembersihan lapangan kerja dibilas dengan aquades atau larutan garam

fisiologis. Luka bedah kemudian dikeringkan dengan menekan gulungan kain

kasa yang dibentuk seperti huruf U ke daerah luka.

7. Pemasangan pembalut periodontal. Setelah bekuan darah terbentuk, luka bedah

ditutup dengan pembalut periodontal

Setelah dilakukan gingivektomi pasien dipulangkan dan instruksikan kepada

pasien untuk datang lagi satu minggu kemudian untuk membuka pembalut

periodontal. Pada kontrol terakhir pasien disarankan untuk melanjutkan perawatan

kebagian orthodonti sampai gigi terkoreksi dengan baik dan untuk mendapatkan

kondisi gingiva yang lebih baik. Pasien juga diinstruksikan untuk selalu rutin

melakukan pemeriksaan gigi dan mulut setiap 6 bulan sekali untuk menjaga

kebersihan dan kesehatannya.

12
RENCANA PERAWATAN

Pasien dengan pembesaran gingiva dilakukan dalam 3 fase perawatan: fase

pertama yaitu fase inisial, kedua fase kuratif dan ketiga fase maintanance.

A. Fase inisial

Pada fase inisial dilakukan pengukuran OHIS didapatkan skor 2,9 (sedang),

pengukuran gingival index didapatkan hasil dari pengukuran yaitu 0,40

(gingivitis ringan), pengukuran PCR didapatkan hasil 46%, pengukuran

kedalaman saku hasilnya mesial 3, tengah 3 dan distal 3. Setelah itu,

dilakukan scaling dan root planing dan instruksi kepada pasien untuk datang

1 minggu kemudian untuk dilakukan perawatan selanjutnya.

B. Fase Kuratif

Pada fase kuratif dilakukan pengukuran kembali PCR dan didapatkan hasil

22%, pengukuran kedalaman saku didapatkan hasil mesial 3, tengah 3 dan

distal 3 dan dilakukan tindakan gingivektomi, terakhir pemberian obat

analgetik dan antibiotik serta instruksi kepada pasien pasca bedah.

C. Fase Maintanance

Pada fase maintanance menanyakan kepada pasien apakah masih ada keluhan

setelah dilakukan tindakan pembedahan dan membuka pack periodontal.

13
PROSEDUR BEDAH

Pertama persiapan pasien, operator, asisten operator, alat dan bahan, dan

informed consent. Kedua tindakan aseptik intra oral dengan menggunakan larutan

betadine. Ketiga anestesi lokal dengan teknik lokal infiltrasi 11. oleh cairan anastetik

sebanyak 0,1-0,2 cc. Pertama permukaan gusi yang telah dicari pocketnya dengan

probe dan ditandai dengan sonde, ditandai di area mesial, tengah dan distal yang

merupakan garis besar untuk insisi. Kedua insisi digunakan dengan blade no 15.

Ketiga insisi mulai dari apikal titik tanda, diarahkan dinding koronal antara dasar

saku dan puncak tulang. Insisi dilakukan dekat tulang tanpa menyebabkan tulang

terbuka dan sudut sekitar 45 ° ke permukaan gigi. Keempat melepas permukaan saku

yang dieksisi, membersihkan daerah itu dan memperhatikan permukaan akar gigi.

Berikutnya, mengambil jaringan granulasi, jaringan nekrotik dan kalkulus yang

tertinggal dengan kuret Gracey sampai permukaan tulang bersih dan halus irigasi

dengan NaCl larutan garam 0,9% dan H2O2 3%. Terakhir jika terjadi pendarahan,

ditangani dengan menekan tampon yang didaerah bedah. Daerah operasi diirigasi

dengan NaCl fisilogis 0,9% dan H2O2 3%. Bersih dan keringkan daerah yang

dioperasi dengan tampon steril. Tutupi daerah yang dioperasi dengan menggunakan

pack periodontal. Instruksi setelah bedah dan resep. Bersihkan tempat operasi.

14
Gambar 1. Asepsis daerah kerja Gambar 2. Anestesi infiltrasi pada regio 11

15
Gambar 3. Bleeding point Gambar 4. Insisi pada regio 11

Gambar 5. Jaringan yang diambil Gambar 6. Hasil akhir

Gambar 7. Penutupan daerah bedah Gambar 8. 1 minggu setelah kontrol


dengan menggunakan pack periodontal

16
KESIMPULAN

Pembesaran gingiva adalah peradangan yang terjadi pada gingiva karena

faktor lokal yaitu bakteri plak. Perawatan pembesaran gingiva yang tidak mengecil

setelah dilakukan scaling and root planning maka harus dilakukan gingivektomi yang

akan menghasilkan morfologi dan estetik gingival yang baik. Plak kontrol merupakan

kunci keberhasilan gingivektomi sehingga tidak terjadi kekambuhan pembesaran

gingiva. Pada kasus ini gigi pasien yang berjejal atau tidak teratur susunannya

sesudah dilakukan gingivektomi harus dirawat dengan kawat gigi orthodonsi,

sehingga memudahkan pasien untuk menjaga kebersihan giginya.

17
REFERENSI

1. Andriani, I. 2009. Perawatan Pembesaran Gingiva dengan Gingivektomi. Mutiara


Medika. Vol 9; No 1.

2. Daliemunthe, S.H. 2008. Periodonsia. Departemen Periodonsia Fakultas


Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Medan.

3. Andriani, I. 2009. Perawatan Pembesaran Gingiva dengan Gingivektomi. Mutiara


Medika. Vol 9; No 1.

4. Lastianny, S.P. 2012. Dampak Pemakaian Alat Orthodontic Terhadap Kesehatan


Jaringan Periodontal. Majalah Kedokteran Gigi. Vol 19 ; No 2.

5. Widagdo, A.K dan Murdiastuti, K. 2015. Gingivektomi Menggunakan Scalpel dan


Electrocautery pada Perawatan Gingival Enlargement Wanita Pubertas. MKGK.
Vol 1; No 1.

6. Ruhadi, I dan Aini, I. 2005. Kekambuhan gingivitis hiperplasi setelah


gingivektomi. Dental Journal. Vol 38 ; No 3.

7. Daliemunthe, S.H. 2006. Terapi Periodontal. Departemen Periodonsia Fakultas


Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Medan.

18

Anda mungkin juga menyukai