Identitas pasien :
Nama :-
Alamat : Odisha, India
Usia : 36 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : -
Cc : Pasien datang dengan keluhan utama rasa terbakar pada rongga mulut.
PI : Pasien mengeluhkan rasa terbakar di mulut dan pembentukan luka di daerah palatum atas sejak 7 hari . Pasien tampaknya baik-baik
saja 7 hari yang lalu, setelah itu dia mengalami luka di gingiva atas diikuti oleh demam selama 2-3 hari dan luka secara bertahap
bertambah besar terkait dengan rasa sakit dan ketidaknyamanan.
PDH : Pasien menyatakan tidak pernah ada perawatan dan penyakit gigi sebelumnya.
PMH : Pasien mengungkapkan bahwa dia menderita hipertiroid sejak 5 tahun dan dalam pengobatan.
FH : tidak dicamtumkan pada jurnal.
SH : Pasien menyatakan diet campuran dan sikat gigi sekali sehari dengan sikat gigi.
Pemeriksaan EO : tidak terdapat kelainan.
Pemeriksaan IO : terdapat ulkus di tengah palatum berukuran 1x1cm dan berwarna putih kekuningan
dikelilingi lingkaran eritmatosa dengan batas tidak beraturan. Perbatasan menyatu dengan ulkus yang
berdekatan dengan ukuran 0,5x0,5 cm tanpa bukti perubahan sekunder. Juga adanya daerah eritemairt pada
gingiva gigi 46 47 dan 48. Ulkus halus dalam konsistensi dengan tepi datar dan lembut saat palpasi.
Patogenesis : HSV tipe 1 dan HSV tipe 2 memiliki 3 sifat biologis utama yang memainkan peran penting dalam patogenesis penyakit, yaitu neurovirulensi,
latensi, dan reaktivasi. Neurovirolensi adalah kemapuan untuk menyerang dan bereplikasi dala sistem saraf dan latensi adalah mempertahankan infeksi laten di
sel saraf. Reaktivitas adalah kemampuan untuk mereplikasi dan menyebabkan proses penyakit kembali setelah diberikan rangsangan tertentu.
Gingovostomatitis melibatkan replikasi virus herpes simpleks, lisis sel dan akhirnya kerusakan jaringan mukosa. Paparan HSV pada permukaan terbuka
memungkinkan virus masuk dan berkembang biakdengan cepat di sel epidermis dan dermal. HSV meninfeksi di ganglia trigeminal, tetap laten dan
reaktivasi .Umumnya infeksi terbagi dalam 4 tahap yang berlangsung selama 2-3 minggu. Tahap pertama ditandai dengan rasa tidak nyaman, gatal, dan sensasi
terbakar di sekitar bibir atau hidung selama 1-2 hari. Selain itu, gejala tersebut dapat disertai demam dan dengan atau tanpa pembengkakan kelenjar getah
bening di bagian leher . Ketika masuk tahap kedua, muncul bintik-bintik berisi cairan dalam bentuk tunggal atau multiple yang seringkali disertai rasa nyeri.
Tahap ketiga, bintik-bintik tersebut akan pecah dan membentuk luka yang basah dengan dikelilingi eritematous. Cairan yang keluar dalam vesikel akan
menular pada bagian tubuh atau orang lain yang melakukan kontak langsung dengan bagian yang terluka. Tahap terakhir ditandai dengan luka yang mulai
mengering.
Histopatologi : terdapat gambaran sel epitel skuamosa berlapis dan pembentukan infiltrat inflamasi di sekitar kapiler dermis.
Gambaran klinis : Pasien merasakan demam, letih, lemas, dan gelisah. Daerah fokal peradangan pada
gingiva marginal pada awalnya akan tampak merah api dan edematous. Papila interdental membengkak
dan berdarah apabila terkena trauma ringan. Terjadi penyebaran peradangan dari gingiva marginal dan
gingiva cekat serta munculnya vesikel kecil di seluruh rongga mulut. Vesikel akan pecah membentuk ulcer
kekuningan yang dikelilingi halo berwarna merah. Lesi yang berdekatan akan membentuk ulcer yang besar.
Lokasi : seluruh mukosa mulut pada daerah keratin dan non keratin mukosa.
Perawatan : self timing (10-14 hari), control nyeri, perawatan supoortif, dan antivirus sistemik.
DD : HFMD, Herpangina, eritematous multiforme.
Terimakasih