Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KASUS PENYAKIT MULUT

ULKUS TRAUMATIKUS

Oleh:
SANDI IRENE UNTARI
2016-16-023

PEMBIMBING:
Drg. Solva Yuditha,. MARS

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
JAKARTA
2017
Pendahuluan

Ulkus adalah suatu lesi berbatas jelas,biasanya cekung, disertai dengan

rusaknya lapisan epidermis yang ditutupi oleh fibrin clot tampak berwarna putih-

kekuningan. Ulkus traumatikus adalah suatu ulkus yang disebabkan oleh

trauma.1,2

Ulkus traumatik merupakan lesi yang sering terjadi dan mempunyai

gambaran khas berupa ulkus tunggal, lunak saat disentuh dan bentuknya tidak

teratur. Jenis trauma yang menjadi penyebab ulkus traumatik dapat diketahui saat

dilakukan pemeriksaan riwayat penyakit atau pemeriksaan klinis. Lesi biasanya

muncul dengan ukuran yang bervariasi, berbentuk bulat hingga sabit dengan dasar

lesi berwarna merah atau putih kekuningan dan tepi kemerahan. Ukuran lesi

tergantung pada durasi, intensitas dan tipe trauma yang menyebabkan iritasi. Rasa

sakit yang dirasakan penderita dipengaruhi oleh kedalaman dan lokasi ulkus di

rongga mulut, tetapi lesi akan sembuh dengan sendirinya dalam 7-10 hari tanpa

meninggalkan jaringan parut setelah faktor penyebabnya dihilangkan.3,4

Ulkus traumatikus dapat disebabkan oleh trauma langsung fisik/mekanik,

termal, atau khemis pada mukosa. Salah satu contoh dari trauma mekanik adalah

mukosa yang tergigit. Trauma ini juga dapat terjadi karena maloklusi, protesa gigi

tiruan yang tidak pas, trauma saat menyikat gigi, mencungkil sisa makanan pada

sela-sela gigi dengan menggunakan ujung kuku, dan tindik pada mukosa mulut.

Trauma termal yang paling sering terjadi adalah luka bakar saat makan atau

minum minuman yang terlalu panas. Trauma khemis disebabkan karena pasien

atau dokter gigi meletakkan substansi yang berbahaya langsung pada mukosa,
baik untuk pengobatan atau secara tidak sengaja, contoh yang paling umum

adalah obat aspirin , obat kumur yang mengandung alcohol tinggi, atau fenol yang

digunakan terlalu sering juga dapat menyebabkan ulser. 2,4

Diagnosis Banding

Ulkus traumatikus pada rongga mulut merupakan lesi oral yang sering

ditemukan dokter gigi yang merawat penyakit pada mukosa oral. Terdapat

beberapa penyakit lainnya yang termasuk dari diagnosis banding dari pasien yang

mengalami Ulkus Traumatikus pada rongga mulut.

TABEL I : DIAGNOSIS BANDING ULKUS TRAUMATIKUS

SAR Minor SAR Mayor Ukus Traumatikus


GAMBAR

DEFINISI Peradangan pada mukosa Peradangan pada mukosa Lesi ulseratif pada
oral yang timbul secara oral yang timbul secara mukosa mulut yang
berulang, biasanya berupaberulang, biasanya berupa disebabkan oleh trauma.5
ulkus dangkal berwarna ulkus putih kekuningan
putih kekuningan dengan dengan diameter lebih dari
diameter kurang dari 1cm,1cm, ulkus dalam, dan
terasa sakit. Dapatterasa sangat sakit, terjadi
sembuh sendiri dalam selama 3 hingga 6 minggu,
waktu 1 hingga 2 minggu meninggalkan jaringan
tanpa meninggalkan parut selama proses
jaringan parut. 2 penyembuhan selama 1
hingga 3 bulan.2
ETIOLOGI Belum diketahui dengan Belum diketahui dengan Trauma mekanis,
pasti. Memiliki beberapa pasti. Memiliki beberapa kimiawi, dan thermal.
faktor predisposisi antara faktor predisposisi antara Trauma mekanis,
lain : faktor genetik, lain : faktor genetik, misalnya maloklusi, gigi
defisiensi hematologi, defisiensi hematologi, tiruan yang tidak pas,
kelainan imun, stress kelainan imun, stress menyikat gigi. Trauma
psikologik, menstruasi, psikologik, menstruasi,kimiawi, misalnya
infeksi bakteri dan virus, infeksi bakteri dan virus, penggunaan substansi
dan hipersensitivitas dan hipersensitivitas
yang iritatif seperti obat
terhadap makanan dan terhadap makanan dan kumur yang mengandung
obat-obatan.1 obat-obatan.1 alcohol, penggunaan
obat-obatan. Trauma
thermal, misalnya
makan/minum makanan
atau minuman yang
masih terlalu panas.1
GAMBARAN Ulser berbentuk bulat Ulser berbentuk bulat atau Bentuknya bermacam-
atau oval, dengan oval, dengan diameter macam tergantung dari
KLINIS
diameter <1cm, dangkal, >1cm, dalam, tepi lesi penyebab trauma.
berwarna putih terdapat erythematous halo Tampak sebagai ulkus
kekuningan, dengan dan lebih tinggi dari soliter.1
1
erythematous halo. Dapat bagian tengahnya.
terjadi tunggal maupun
multipel. Terasa sakit.1
PERAWATAN Menghilangkan faktor Menghilangkan faktor Menghilangkan faktor
etiologi, kortikosteroid etiologi, kortikosteroid etiologi, kortikosteroid
topikal, obat kumur topikal, obat kumur topikal, obat kumur
antiseptik. antiseptik. antiseptik.

Laporan Kasus
Seorang wanita berusia 35 tahun datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) dengan

keluhan adanya luka pada gusi atas sebelah kanan dan terasa sakit. Berdasarkan

hasil anamnesa, gusi terasa sakit sejak 3 hari yang lalu ketika sedang menyikat

gigi, gusi terasa sakit di sebelah kanan atas sehingga pasien mengunyah makan di

sebelah kiri. Saat datang pertama kali, pasien belum ke dokter gigi dan belum

mengkonsumsi obat apapun untuk menghilangkan rasa sakit dari ulkus tesebut.

Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik pada diri sendiri dan juga pada

keluarganya.
Pada pemeriksaan klinis, terlihat adanya ulser pada gingiva berbentuk

oval, terletak pada gingiva sebelah kanan atas bukal, berukuran kurang lebih satu

cm. (gambar 1) Pada palatum terdapat tonjolan tulang (gambar 2).

Berdasarkan pemeriksaan klinis dan anamnesis, diagnosa pada pasien ini

adalah Ulkus Traumatikus. Perawatan yang dilakukan adalah KIE (Komunikasi,

Informasi, Edukasi) yaitu penjelasan bahwa ulser yang terdapat pada pasien

disebut Ulkus Traumatikus. Ulkus Traumatikus pada pasien disebabkan karena

terluka saat menyikat gigi. Pasien diinstruksikan untuk berhati-hati saat makan,

menjaga kebersihan mulut, dan kontrol 7 hari kemudian, sedangkan untuk

tonjolan tulang pada langit-langit disebut torus palatinus, merupakan variasi

normal pada rongga mulut, sehingga tidak diberikan perawatan kepada pasien.

Gambar 1
Ulkus pada gingiva atas sebelah kanan

Gambar 2
Tonjolan tulang pada palatum
Kontrol

Pada kunjungan berikutnya, yaitu 7 hari setelah datang pertama kali,

pasien merasa lebih baik, ulkus pada gingiva sebelah kanan atas sudah tidak terasa

sakit sejak dua hari setelah kunjungan pertama. Pada pemeriksaan klinis, lesi

sudah menghilang dan terapi obat dihentikan (Gambar 3). Pasien disarankan

untuk berhati-hati saat makan dan menjaga kebersihan mulut.

Gambar 3
Ulkus sudah menghilang, pasien merasa tidak sakit lagi

Diskusi
Pada kasus ini, pasien adalah seorang wanita berusia 35 tahun datang ke

Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr.

Moestopo (Beragama) dengan keluhan gusi terasa sakit. Berdasarkan hasil

anamnesa, gusi kanan atas terasa sakit sejak 3 hari yang lalu ketika sedang

menyikat gigi, sehingga pasien mengunyah makanan di sebelah kiri. Saat datang

pertama kali, pasien belum ke dokter gigi dan belum mengkonsumsi obat apapun

untuk menghilangkan rasa sakit dari ulkus tersebut. Pasien tidak memiliki riwayat

penyakit sistemik pada diri sendiri dan juga pada keluarganya. Berdasarkan

pemeriksaan klinis dan anamnesis, diagnosa pada pasien ini adalah Ulkus

Traumatikus. Pasien didiagnosa Ulkus Traumatikus karena pada pemeriksaan


klinis, terlihat adanya ulser pada gingiva berbentuk oval, terletak pada sebelah

kanan atas, berukuran kurang lebih satu cm.

Ulser traumatikus merupakan ulserasi dengan penyebab yang jelas. Gejala

ditandai dengan ketidaknyamanan yang muncul 24 atau 48 jam setelah trauma

pada jaringan lunak dalam rongga mulut. Ulserasi yang timbul tergantung dari

agen penyebab trauma dan lokasi tergantung dari daerah yang terkena trauma.

Gambaran klinis dari ulser traumatikus adalah ovoid, berwarna putih kekuningan

dan dikelilingi daerah eritema yang iregular. Ulser biasanya sembuh tanpa

berbekas dalam 7-14 hari, secara spontan atau setelah menghilangkan penyebab.

Area ulserasi akan terlihat eritema dan terasa empuk kemudian akan terbentuk

ulserasi beberapa jam setelah trauma, dibutuhkan waktu beberapa hari agar

ulserasi tersebut sembuh tergantung dari keluasan ulser.5,6

Penatalaksanaan ulkus traumatikus adalah dengan menghilangkan factor

penyebab dan menggunakan obat kumur antiseptik (contohnya klorheksidin 0,2

%) atau vitamin C. Menurut Houston, perawatan lesi ulserasi bermacam-macam

tergantung dari ukuran, durasi, dan lokasi. Ulserasi akibat trauma mekanis

umumnya sembuh 7-14 hari dengan menghilangkan penyebab.6

Terapi yang bisa diberikan yaitu :6

 KIE

 Menghilangkan factor penyebab

 Menggunakan obat kumur dan vitamin C


R/Tab. Ester C 500 mg No. V

∫ 1 dd tab I

R/Garg. Klorheksidin 0,1 % FL No. I

∫ 2 dd garg

Pembahasan

Pada laporan kasus, berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis yang

telah dilakukan, pasien ini didiagnosis ulkus traumatikus karena timbul akibat

terkena sikat gigi. Pada gingiva ditemukan ulser tunggal yang dangkal dekat

dengan region gigi 14 berdiameter 1 cm. Tepi ulser berwarna kemerahan

(eritem), bagian tengah ulser ditutupi membran putih kekuningan dengan tepi lesi

tidak beraturan dan sakit saat dipalpasi.

Etiologi dari ulkus traumatikus adalah trauma, dalam kasus ini trauma

mekanik karena gingiva terkena sikat gigi saat menyikat gigi. Pada kasus ini,

pasien dijelaskan bahwa penyebab sariawannya dikarenakan terkena sikat gigi

saat menyikat gigi sehingga pasien diinstruksikan untuk berhati-hati dalam

menyikat gigi, pasien diberi tahu cara memegang sikat gigi yang benar, selain itu

instruksikan kepada pasien untuk menjaga kebersihan rongga mulutnya dengan

menyikat gigi minimal 2 kali sehari yaitu pagi setelah sarapan dan malam

sebelum tidur, serta berkumur dengan obat kumur chlorhexidine/minocep selama

30-60 detik sebanyak 2 kali sehari yang mengandung klorheksidin glukonat 0,2%

yang bertujuan untuk mencegah adanya infeksi sekunder selama proses

penyembuhan.
Pasien datang kembali ke Klinik Penyakit Mulut

Rumah Sakit Gigi dan Mulut FKG UPDM(B) pada tanggal 9 mei 2017 untuk

control, dan berdasarkan anamnesa saat itu pasien sudah tidak merasa sakit sejak

3 hari setelah berkumur dengan minocep (klorheksidin glukonat 0,2%) yang

dimulai sejak setelah datang ke Klinik Penyakit Mulut Rumah Sakit Gigi dan

Mulut FKG UPDM(B) dan dari pemeriksaan klinis lesi telah menghilang.

Klorheksidin adalah larutan desinfektan khemis yang bersifat

bakteriostatik dan bakterisid terhadap mikroba gram positif maupun gram

negative. Klorheksidin merupakan basa yang kuat. Selain memiliki aktivitas

antibacterial yang tinggi, klorheksidin juga menghambat virus dan aktif melawan

jamur. Klorheksidin dapat mendenaturasikan protein dan asam nukleat yang

berakibat rusaknya sel bakteri tanpa bisa diperbaiki kembali. Klorheksidin dinilai

sebagai bahan yang efektif, bekerja cepat, dan toksisitasnya rendah. Klorheksidin

dengan konsentrasi 0,2% dianggap sebagai standar larutan kumur yang paling

efektif. Indiksi dari klorheksidin adalah membunuh bakteri, meringankan

sariawan, dan memberi nafas segar.

Mekanisme kerja klorheksidin yang merupakan agen antiseptic dan

antimikroba yang bersifat bakterisid adalah adanya perlekatan kuat antara

klorheksidin dengan membrane sel menyebabkan perubahan permeabilitas

membrane sel sehingga sitoplasma sel bakteri dan komponen sel dengan berat

molekul rendah dari dalam sel menembus keluar membrane sel yang

menyebabkan sel bakteri mati. Jumlah bakteri dalam saliva secara perlahan

berkurang mencapai antara 10-20% dibandingan jumlah awal sebelum pemakaian


dan tetap bertahan lama dirongga mulut dan berikatan dengan jaringan lunak dan

keras dalam rongga mulut.

Efek samping dari penggunaan klorheksidin adalah dapat menimbulkan

noda coklat pada gigi dan jaringan oral, meningkatkan kalkulus, rasa nyeri,

deskuamasi pada mukosa oral mungkin berhubungan dengan sensasi terbakar,

mempengaruhi indra pengecap, mulut kering dan luka pada mukosa, dan

pembesaran parotid. Kloheksidin tidak memiliki efek samping sistemik karena

tidak diabsobsi ke sirkulasi darah.

Kesimpulan
Ulkus traumatik merupakan lesi yang sering terjadi dan mempunyai

gambaran khas berupa ulkus tunggal, lunak saat disentuh dan bentuknya tidak

teratur. Jenis trauma yang menjadi penyebab ulkus traumatik dapat diketahui saat

dilakukan pemeriksaan riwayat penyakit atau pemeriksaan klinis. Ulkus

traumatikus dapat disebabkan oleh trauma langsung fisik/mekanik, termal, atau

khemis pada mukosa. Salah satu contoh dari trauma mekanik adalah mukosa yang

tergigit. Trauma ini juga dapat terjadi karena maloklusi, protesa gigi tiruan yang

tidak pas, trauma saat menyikat gigi, mencungkil sisa makanan pada sela-sela gigi

dengan menggunakan ujung kuku, dan tindik pada mukosa mulut.

Penatalaksanaan ulkus traumatikus adalah dengan menghilangkan factor

penyebab dan menggunakan obat kumur antiseptik (contohnya klorheksidin 0,1

%) atau vitamin C. Menurut Houston, perawatan lesi ulserasi bermacam-macam

tergantung dari ukuran, durasi, dan lokasi. Ulserasi akibat trauma mekanis

umumnya sembuh 7-14 hari dengan menghilangkan penyebab.6


Terapi yang bisa diberikan yaitu :6

 KIE

 Menghilangkan factor penyebab

 Menggunakan obat kumur dan vitamin C

R/Tab. Ester C 500 mg No. V

∫ 1 dd tab I

R/Garg. Klorheksidin 0,1 % FL No. I

∫ 2 dd garg
DAFTAR PUSTAKA

1. Greenberg MS, Glick Michael, Ship JA. Burket’s Oral Medicine. 11th

Edition. Ontario, BC Decker; 2008: 57-60.

2. Apriasari ML. The Management of Chronic Traumatic Ulcer in Oral Cavity.

Department of Oral Medicine Lambung Mangkurat University Indonesia;

Dent J;45(2) 2012:68-72.

3. Laskaris G. Pocket Color Atlas of Oral Diseases. 2nd Edition. Germany,

Thieme; 2006: 138-139.

4. Mousavi SA, Shafagh M, Parisay I,etc. Lingual Traumatic Ulceration (Riga-

Fede Disease): Report of Case and Review. Department of Pediatric

Dentistry Mashhad University Iran; JDMT;4(2) 2013: 142-147

5. Gandolfo Sergio CS, ‘’ Oral Medicine : Traumatic Ulcers” Toronto 2009, hal

141-143

6. Houston, G. 2009. Traumatic Ulcers. Available online at :

http://emedicine.medscape.com/article/1079501-treatment#showall (diakses

tanggal 28 April 2017)

Anda mungkin juga menyukai