Anda di halaman 1dari 11

Ulkus traumatikus: Laporan kasus

Lisnaini Fatiya Marwa1, Ahmad Ronal2


1
Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Kedokteran Gigi
2
Staf Pengajar Ilmu Penyakit Mulut
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas YARSI
Jakarta-Indonesia

ABSTRAK
Ulkus traumatikus adalah salah satu lesi ulseratif pada mukosa mulut yang disebabkan oleh
adanya trauma atau hilangnya epitel yang meluas hingga staratum basalis. Penyebab ulkus
traumatikus adalah adanya trauma mekanik, seperti kimia, elektrik atau suhu. Tujuan: Tujuan dari
laporan kasus ini adalah untuk melaporkan bagaimana penatalaksanaan pasien dengan ulkus
traumatikus pada rongga mulut. Kasus: Seorang pasien datang ke RSGM YARSI dengan keluhan
adanya sariawan pada gigi dekat dasar mulut kanan seminggu yang lalu,sariawan timbul sejak
aktivasi alat orthodonti lepasan yang telah digunakan sejak bulan Januari hingga sekarang.
Sebelumnya pasien pernah mengalami sariawan kurang lebih 2 minggu yang lalu di sisi kiri
bawah lidah dan tidak pernah diberikan obat dan sariawan tersebut sembuh dengan sendirinya.
Terdapat ulcer traumatikus dan terdapat variasi normal cheek biting. Kesimpulan: Dapat
disimpulkan bahwa penatalaksanaan utama dari ulkus traumatikus pada rongga mulut adalah
dengan menghilangkan faktor penyebab. Pada kasus ini dengan pemberian obat chlorhexidine gel
0,2% untuk membantu penyembuhan ulkus traumatikus.

Keywords: ulkus traumatikus

rongga mulut rata-rata berkisar antara 15-


PENDAHULUAN 30%. Kejadian ulkus di rongga mulut
Salah satu kelainan di dalam rongga
mulut yang banyak dikeluhkan masyarakat
adalah adanya ulkus di rongga mulut dan cenderung pada wanita usia 16 – 25
sering kali terasa nyeri. Prevalensi ulkus di tahun dan lebih jarang terjadi pada usia di
atas 55 tahun. Sedangkan frekuensi

1
terjadinya sangat bervariasi, mulai dari 4 Ulkus traumatikus terdiri dari dua tipe
(empat) episode setiap tahun (85% dari yaitu akut dan kronis. Presentasi klinis lesi
seluruh kasus) hingga lebih dari satu traumatik bervariasi secara signifikan dan
episode setiap bulan (10% dari seluruh penyebab serta efeknya biasanya dapat
kasus) termasuk penderita recurrent ditegakkan dengan kompilasi riwayat kasus
aphthous stomatitis (SAR).1 dan pemeriksaan klinis secara menyeluruh.
2
Ulser merupakan suatu defek dalam
epitelium berupa lesi dangkal berbatas tegas Selain itu ulser traumatik bisa juga terjadi
serta lapisan epidermis diatasnya akibat iatrogenik yang diinduksi secara tidak
menghilang. Lesi pada mukosa mulut dapat sengaja oleh praktisi kesehatan dengan
menunjukan akibat dari adanya iritasi perawatan medis atau dengan prosedur
kronis yang disebabkan oleh gigi atau gigi diagnostik.4
palsu. Ulkus traumatikus kronis merupakan Ulkus traumatis akut adalah ulcer yang
lesi yang paling sering dijumpai. Ulkus disertai rasa sakit. Sedangkan, ulkus
tersebut merupakan lesi yang tunggal traumatis kronis dalam rongga mulut adalah
dengan eritema dan dengan bentuk tidak lesi yang relatif sering terjadi yang biasanya
teratur yang ditutupi oleh pseudo membran. berkembang di posterior atau sepertiga
Ulkus terjadi karena gigitan atau trauma tengah dari tepi lidah atau di sepertiga
dari gigi yang tajam atau dari dari gigi palsu posterior dari sumbu oklusal dari mukosa
yang tidak pas.1,2 pipi. Suatu ulkus traumatis kronis, namun
Selain itu juga cedera ulkus pada tidak menimbulkan rasa sakit yang kadang-
mukosa mulut dibagi berdasarkan cedera kadang berkembang dengan dasar yang
fisik, kimia, dan atau termal yang mungkin mengeras dan batas yang terangkat adalah
disebabkan oleh gigitan yang tidak agen etiologi dalam karsinogenesis oral,
disengaja ke bagian dalam pipi, makanan walaupun masalah ini tetap kontroversial
tajam, tepi tajam gigi atau gigi palsu, hingga saat ini. Selain itu, ulkus traumatikus
makanan terlalu panas atau terlalu menyikat kronis secara klinis dapat menyerupai
gigi. 1,2 karsinoma sel skuamosa oral.3
Diagnosis banding dari ulkus traumatikus
diantaranya yaitu stomatitis aphthous LAPORAN KASUS
rekuren, dan karsinoma sel squamosa.

2
Seorang pasien datang ke RSGM biting. Mukosa palatum dan orofaring
YARSI dengan keluhan adanya sariawan normal. Mukosa lidah lateral kanan dan kiri
pada gigi dekat dasar mulut kanan seminggu normal.
yang lalu,sariawan timbul sejak aktivasi alat Ditemukan ulser dibagian mukosa
orthodonti lepasan yang telah digunakan dasar mulut sebelah kanan diantara gigi C &
sejak bulan Januari hingga sekarang. P1 dengan diameter 5 mm, bentuk oval dan
Sebelumnya pasien pernah mengalami tepi berbatas jelas dengan halo-eritema,
sariawan kurang lebih 2 minggu yang lalu di warna keputihan dengan dikelilingi
sisi kiri bawah lidah dan tidak pernah kemerahan, jumlah lesi ada satu. Pada
diberikan obat dan sariawan tersebut sembuh mukosa bukal terdapat cheek biting dengan
dengan sendirinya. Pada saat makan dan tipe pada lesi ini yaitu plak, ukuran panjang
minum pasien tidak merasakan nyeri atau kurang lebih 3cm dan lebar kurang lebih 1
sakit, pasien merasakan nyeri pada saat cm. Berjumlah dua, berwarna putih, dan
menggunakan alat orthodonti lepasan rahang bentuk irreguler berbatas diffuse dengan
bawah tersebut. Hingga saat ini pasien belum pinggiran menonjol. Lokasi pada mukosa
menggunakan atau melakukan perawatan bukal kanan dan kiri dari gigi molar pertama
apapun pada sariawannya. Pasien mengaku sampai molar ketiga. Dari hasil pemeriksaan
tidak memiliki penyakit sistemik. klinis tersebut dokter mendiagnosa ulkus
traumatikus dan variasi normal yaitu cheek
biting bilateral kanan dan kiri pada mukosa
PENATALAKSANAAN bukal.

Pemeriksaan ekstra oral bentuk muka


ovoid simetris , kelenjar limfe tidak ada
pembengkakan (normal), bibir normal.
Pemeriksaan intraoral, OHIS baik terdapat
debri disemua gigi bawah bagian anterior
sebelah lingual, mukosa labial normal,
mukosa dasar mulut terdapat ulkus
traumatikus sebelah kanan bawah diantara
gigi C & P1, mukosa bukal kanan dekat gigi
m2 sampai retromolar pad terdapat cheek

3
Gambar 1. Intra oral Ulkus traumatikus

Gambar 3. Intra oral mukosa bukal


bagian kiri

Pasien diberikan obat chlorhexidine gel


0,2% yang diberikan dengan
menginstruksikan ke pada pasien, yaitu
oleskan gel 4 kali sehari pada bagian yang
sakit. Beserta pemberian vitamin Becomzet
Kemudian pasien diinstruksikan untuk tetap
menjaga kesehatan gigi dan mulut dan tidak
menggunakan alat orthodontik lepasan
selama sariawan tersebut belum sembuh.
Konsultasikan dengan dokter yang merawat
orthodontik untuk mengurangi akrilik dari
alat orthodontik lepasan tersebut.
Gambar 2. Intra oral mukosa bukal Pada kontrol satu minggu setelah
bagian kanan perawatan dilihat lokasi ulcer tersebut sudah

4
mulai membaik pasien sudah tidak menyebabkan ulkus traumatis akut. Ulkus
mengkonumsi obat tersebut dan dokter tetap semacam itu umumnya sembuh dalam
memberikan edukasi bagaimana cara beberapa hari tanpa komplikasi. Namun,
menjaga rongga mulut agar tetap baik. trauma kronis yang disebabkan oleh ujung
gigi yang tajam, restorasi dan peralatan
khususnya gigi palsu yang tidak pas, dapat
menyebabkan ulcer kronis. Pada bayi baru
lahir kadang terjadi trauma yang dikenal
dengan (sindrom Riga-Fede). Meskipun
sebagian besar cedera tersebut tidak
disengaja, cedera yang diakibatkan oleh diri
sendiri juga sering dapat terjadi. Tujuan dari
studi kasus ini adalah untuk menyediakan
informasi mengenai manajemen oral kasus
ulkus traumatis.
Ulkus dibagian menjadi dua yaitu akut
dan kronis. Ulkus yang reaktif akut
Gambar 4 . Kontrol ulkus
menunjukan adanya tanda klinis peradangan
traumatikus
akut, derajat nyeri, kemerahan, serta
pembengkakan yang bervariasi. biasanya
Ulkus traumatik kronis: single ulcer dengan
ulkuswarna kuning-keputihan,
tersebut ditutupi olehbataswarna
yang menebal
kuning-
dan tegas saat dipalpasi
putih eksudat fibrin dan dikelilingi eritema.
sedangkan
Faktor dental
untuk ulkus reaktifFaktor
Faktor prostetik
kronis
fungsional
PEMBAHASAN
menyebabkan sedikit atau tidak ada rasa
Ulkus traumatis dapat terjadi akibat cedera
sakit. ditutupi oleh selaput kuning dan
fisik, termal, atau kimia. Cedera yang
dikelilingi oleh margin yang tinggi yang
disebabkan sendiri oleh pasien mungkin
menunjukan hiperkeratosis. indurasi sering
disebabkan oleh gigitan yang tidak disengaja Non-farmakologi:
dikaitkan dengan sel inflamasi kronis, dapat
Farmakologi:
saat berbicara, tidur atau mengunyah. -Menghilangkan faktor etiologi -Topikal kortikosteroid
dilihatkebersihan
-Menjaga dari tabel 1.4
mulut -Obat kumur antiseptik
Menggigit secara tidak sengaja selama -Follow up -Multivitamin

mastikasi atau makanan kasar dapat


Ulkus tidak sembuh, tidak terasa sakit dan tidak ada
perubahan selama pengobatan
5
Indurasi disekitar ulkus dengan tepi yang tebal

Dicurigai sebagai keganasan


SAR merupakan kondisi umum
berulang yang ditandai dengan ulkus ukuran
kecil berbentuk bulat atau oval. Dasar ulkus
biasanya berwarna abu-abu atau kuning.
SAR dapat terjadi pada berbagai kalangan
usia dengan prevalensi sangat tinggi pada
negara maju. Etiologi SAR tidak sepenuhnya
Diagram 1. Klasifikasi ulkus traumatikus jelas dan sangat bervariasi tergantung faktor
predisposisi.

Ulkus biasanya ditandai dengan Stomatitis aftosa rekuren merupakan

fibrin purulen berwarna kekuningan yang penyakit mulut yang paling sering diderita

disertai timbulnya rasa nyeri. Tepi ulkus manusia dengan ciri khas ulkus single atau

traumatik ditandai dengan area berwarna multiple, kambuhan, kecil, bulat atau oval

kekuningan yang dikelilingi oleh dengan batas jelas kemerahan, dan dasar

eritematous, namun pada beberapa kasus, abu-abu atau kuning.10

tepi ulkus dapat berwarna putih karena


adanya hiperkeratosis. Ulkus traumatikus
dapat terjadi pada lidah, bibir dan mukosa
bukal. Selain itu, dapat juga terjadi pada
gingiva, palatum dan fornix.5
Salah satu diagnosis banding yang
menyerupai ulser traumatik adalah stomatitis
aftosa rekuren (SAR).
Stomatitis aftosa rekuren (SAR)
merupakan manifestasi yang timbul dalam Gambar 5. Contoh gambaran pada SAR
rongga mulut yang dipicu oleh faktor
predisposisi. Beberapa faktor predisposisi Diagnosis banding lainnya yang
SAR yaitu kekurangan hematinik (zat besi, menyerupai ulser traumatik adalah
folat, dan vitamin B12), tahap menstruasi, karsinoma sel skuamosa (KSS). 11
stres, alergi, alergi makanan, dan AIDS.10 Karsinoma sel skuamosa dapat terjadi
pada bibir bawah, dasar mulut, bagian

6
ventral dan lateral lidah, area retromolar, Gambar 6. Contoh gambaran pada KSS
tonsil dan lateral palatum lunak.12 Besarnya dimukosa labial
karsinoma sel skuamosa yang terjadi
berbeda-beda, yaitu sekitar 30% - 40%
terjadi pada bibir bawah. Karsinoma yang
terjadi pada lidah sekitar 75% pada bagian
lidah yang mobile terutama di pinggir-
pinggir lidah dan 25% terjadi di dasar lidah.12
Gambar 7. Contoh gambaran pada KSS
Etiologi karsinoma sel skuamosa
dilateral lidah
adalah multifaktorial, merupakam kombinasi
antara faktor genetik dan faktor predisposisi.
Pengobatan utama untuk ulkus
Sejumlah penelitian melaporkan adanya
traumatis kronis terdiri dari menghilangkan
hubungan kuat antara kebiasaan merokok
faktor etiologis. Ada tiga faktor penyebab
dan minum-minuman beralkohol dengan
iritasi mekanis kronis yang dapat
11
kejadian karsinoma sel skuamosa.
menyebabkan ulkus traumatik kronik, faktor
gigi (malposisi gigi, diastema, gigi tajam
Gambaran klinis karsinoma sel atau bergerigi dan atau restorasi, gigi
skuamosa meliputi eksofitik, endofitik, bergerigi), faktor prostetik (gigi palsu atau
leukoplakia (bercak putih), eritroplakia kasar, gigi tiruan, flens yang berlebihan,
(bercak merah), eritroleukoplakia (kombinasi kurangnya retensi dan atau stabilitas) dan
bercak merah dan putih). Pertumbuhan faktor fungsional (interposisi lidah,
eksofitik (lesi superfisial) dapat berbentuk mengisap, menggigit dan kebiasaan
bunga kol atau papiler, dan mudah parafungsional). Lesi traumatik oral dibagi
12
berdarah. menjadi dua variasi akut dan kronis.3
Kondisi klinis ulkus traumatik akut.:4
Sakit
Dasar ulkus berwarna kekuningan, dikelilingi halo
eritematosa
Sembuh dalam 7-10 hari jika penyebabnya
dihilangkan
Ulkus traumatik kronik
Tidak sakit atau sakit ringan
Dasar ulkus berwarna kekuningan, tepi meninggi7
(scar)
Penyembuhan yang lama, terutama lesi di lidah
chlorhexidine akan menurunkan ketahanan
membran sel dan kebocoran komponen
Tabel 1. Gejala klinis intraseluler yang menyebabkan kematian sel
mikroba yang bermuatan negatif.8,9
Kelebihan utama chlorhexidine
Perawatan ulkus traumatikus terdiri
dibandingkan dengan obat kumur
dari identifikasi faktor etiologi dan
kebanyakan lainnya adalah perlekatannya
menghilangkan faktor predisposisi.
dengan substansi (jaringan rongga mulut).
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada
Ikatannya baik dengan jaringan lunak
kasus ini yaitu memberikan chlorhexidine
maupun keras pada mulut menyebabkan efek
glukonat 0,2% gel yang digunakan 4 kali
chlorhexidine bertahan dalam jangka waktu
sehari dengan mengoleskan pada lesi.5
yang lama setelah digunakan. Jumlah bakteri
Larutan chlorhexidine 0,2% juga telah
dalam saliva secara perlahan berkurang
digunakan sebagai obat kumur untuk
mencapai antara 10-20% dibandingkan
aphthous. Digunakan tiga kali sehari setelah
jumlah awal sebelum pemakaian dan tetap
makan dan diamkan didalam mulut selama 1
bertahan selama 7 hingga 12 jam. Efek
menit, Penelitian terdahulu mengatakan
negatif yang paling banyak dikeluhkan oleh
bahwa terdapat pengurangan rasa tidak
pasien pengguna obat kumur chlorhexidine
nyaman meningkatnya penyembuhan setelah
adalah munculnya noda pada gigi, mulut dan
penggunaan chlorhexidine.7 Chlorhexidine
mukosa pipi. Selain itu, berkumur dengan
adalah suatu kationik biguanida, dengan
chlorhexidine juga dapat menimbulkan iritasi
spektrum antimikroba yang sangat luas.
mukosa mulut, sensasi terbakar, dan
Chlorhexidine memiliki sifat bakterisid dan
perubahan persepsi rasa. 9
bakteriostatik, baik untuk bakteri Gram
Gambaran Klinis, pada variasi normal
positif maupun Gram negatif, meskipun
rongga mulut menunjukkan penampakan
kurang begitu efektif untuk beberapa kuman
simetris bilateral pada lokasi atau perluasan,
Gram negatif. Efek antimikroba
biasanya asimptomatik, statis atau tidak
chlorhexidine dihubungkan dengan interaksi
berubah, dan merupakan variasi dari suatu
antara chlorhexidine (kation) bermuatan
jaringan normal. Diantaranya yaitu terdapat
positif dan permukaan sel bakteri yang
varikositis, cheek biting.
bermuatan negatif. Setelah chlorhexidine
diserap dalam permukaan dinding sel bakteri,

8
Cheek biting adalah kebiasaan buruk 4. Menggigit pipi secara tidak sengaja:
yang terjadi sekitar 3,44% dari semua lesi Orang dapat secara tidak sengaja
putih dan hanya sepertiga dari pasien adalah menggigit pipi mereka karena aktivitas
laki-laki, dilaporkan oleh Bouqot dan kebiasaan atau gigi yang dibelokkan,
Gorlin.13 tetapi makan terlalu cepat, atau
Menurut Vo Troung penyebab cheek berbicara sambil makan, atau dipukul
biting dapat diklasifikasikan sebagai di pipi.
berikut:14 5. Menggigit pipi terkait psikologis: Hal
1. Kegiatan mengunyah dengan sedikit ini sering dikenal sebagai gangguan
atensi: Kegiatan yang mengganggu menggigit pipi obsesif-kompulsif
seperti membaca buku atau menonton (OCD). Oleh karena itu, meskipun
TV saat makan dapat secara tidak seseorang merasa sangat sakit, dia
sengaja menyebabkan seseorang masih terobsesi dengan menggigit pipi
menggigit bagian dalam pipinya dan dan tidak dapat menghentikannya.
membentuk goresan pada mukosa. 6. Menggigit pipi saat tidur di malam
2. Defleksi gigi pada lengkung gigi: Ini hari: Beberapa orang menggigit
biasanya terjadi pada gigi bungsu, pipinya tanpa sadar saat tidur.
terutama pada rahang atas. Gigi-gigi 7. Lesi ganas: Kondisi serupa juga
ini biasanya dibelokkan ke arah pipi, muncul ketika lesi ganas terinfeksi.
dan oleh karena itu, orang dengan gigi
bungsu yang keluar dari mulut KESIMPULAN
memiliki kecenderungan untuk Ulkus traumatik suatu defek dalam epitelium
menggigit pipinya saat mengunyah berupa lesi dangkal sederhana tegas serta
3. Menggigit pipi terkait depresi: lapisan epidermis diatasnya menghilang.
Kebiasaan menggigit pipi akibat stres Etiologi ulkus traumatikus dapat diakibatkan
atau gentar mirip dengan kebiasaan oleh trauma yang didapat dari trauma
menggigit kuku dan tidak ada mekanis, thermal atau elektikal. Ulkus
hubungannya dengan gigi yang traumatikus dibagi menjadi dua yaitu ulkus
menyimpang. Diperlukan latihan untuk akut dan kronis.. Pada laporan kasus ini
menghilangkan kebiasaan buruk ini. ditemukan ulkus traumatikus dan variasi
normal pigmentasi fisiologis dan varikositis.

9
Ulkus traumatikus Terapi yang diberikan Medicine. 7th ed. Churchill Livingstone :
terapi yaitu penggunaan chlorhexidine Edinburg
glukonate 0,2% dan pada variasi normal 8. Sinaredi Betadion R, Pradopo Seno,
dilakukan observasi. Wibowo Teguh Budi, Daya antibakteri
obat kumur chlorhexidine, povidone
DAFTAR PUSTAKA iodine, fluoride suplementasi zinc
1. Sunarjo L. Manfaat xanthone terhadap terhadap, Streptococcus mutans dan
kesembuhan ulkus rongga mulut dilihar Porphyromonas gingivalis. Dent. J. (Maj.
dari jumlah sel pmn dan fibroblast. Ked. Gigi). 2014;47(4).
9. Nareswari A. Perbedaan efektivitas obat
ODONTO Dental Journal. Volume 2.
kumur clorhexidine tanpa alkohol
Nomer 2. Desember 2015
2. Setiadhi R, et al. Management of chronic dibandingkan dengan clorhexidine
traumatic ulcer mimicking oral squamous beralkohol dalam menurunkan koloni
cell carcinoma on the tongue. 2018. Vol bakteri rongga mulut. Skripsi.
51(2): p 76–8 Universitas Gajah Mada. 2010.
3. Greenberg MS,Michael Glick. Burket’s 10. Melky GJ, Pieter LS, Aurelia SRS.
Oral Medicine Diagnosis and Treatment. Gambaran stomatitis aftosa rekuren dan
10th ed.Philadelpia: BC Decker Inc: p stres pada narapidana di Lembaga
71-2. pemasyarakatan kelas II B Bitung. J e-
4. Regezi J. Oral pathology, clinical
GiGi. 2015;3(1):100-7.
th
pathology correction 6 . P 106-7. 11. Suhartinigtyas D. Toulidine blue vital
5. Lankir A. Gambaran lesi traumatik
staining sebagai alat bantu diagnostik
mukosa mulut pada lansia pengguna gigi
pada karsinoma sel skuamosa. Maj Ked
tiruan sebagian lepasan di panti werda
Gi; 2012: 19(2):136-140.
kabupaten minahasa. Jurnal e-gigi; 12. Medawati A. Karsinoma sel skuamosa
2015 : vol 3 (1) sebagai salah satu kanker rongga mulut
6. Laskaris, George. 2006. Color Atlas of
dan permasalahannya di RSGMP UMY.
Oral Disease:second edition. New York :
Jurnal egigi : 87-90.
Thieme.
13. VuËiÊeviÊ-Boras V, CekiÊ-Arambaπin
7. Cawson, R.A. ; E.W. Odell. 2002.
A, Svub K. Parafunctional Cheek Biting.
Essentials of Oral Pathology and Oral
Acta Stomatol Croat, Vol. 34, br. 3, 2000.

10
14. Ngoc NTV. On site treatment of oral
ulcers caused bycheek biting : a
minimally invasive treatment approach in
pediatric patient. Chin Case Rep 2019;7 :
426 – 30.

11

Anda mungkin juga menyukai