Anda di halaman 1dari 32

Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan

[Pick the date]

REKAM MEDIK ORTODONSI

Nama Pasien : Sitti Mangase


No.RM : M. 24273
No.Model : 24273.20.0.09
Nama Operator : Dwi Suci Ramadhany
Muchyar

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 1


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
[Pick the date]
I. IDENTITAS
Operator : Dwi Suci Ramadhany Muchyar No. Mhs : 18014103032
Tutor : drg. P. S. Anindita, Sp.Orto Semester :3
No. Kartu : M. 24273.10.2019 No. Model : 22689.19.0.22
Nama Pasien : Sitti Mangase Suku : Gorontalo
Umur : 9 tahun Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kombos barat lingkungan 4 Telepon : 082320887777
Pekerjaan : Siswi Kode Pos : 95234
Nama Ayah : Sumardin Mangase Suku: Gorontalo Umur : 34 tahun
Nama Ibu : Elen Mootapu Suku: Gorontalo Umur : 35 tahun
Pekerjaan Orang Tua : Karyawan
Alamat Orang Tua : Kombos barat lingkungan 4
II. WAKTU PERAWATAN
Pendaftaran : Tgl. 18 Desember 2019 Pencetakan : Tgl. 18 Desember 2019
Pemasangan alat : Tgl. Retainer : Tgl.
III.PEMERIKSAAN KLINIS
A. Pemeriksaan Subjektif (Anamnesis)
1. Keluhan utama :
Pasien datang ke RSGM UNSRAT karena ingin merapikan susunan gigi rahang atas dan
rahang bawah yang kurang rapi.
2. Keadaan umum :
a. Berat badan (kg) : 35 kg
b. Tinggi badan (m) : 135 cm
c. Status Gizi :
Tinggi Badan : 135 cm Berat Badan : 35 kg
􀀀 Indeks masa tubuh : BB (kg) X 100 = 19,20 kg/m
TB2 (m)

􀀀 Status Gizi : Normal Kategori : Normal


d. Kelainan endokrin : Tidak ada
e. Penyakit anak-anak : Tidak ada
f. Alergi : Tidak ada
g. Kelainan saluran pernapasan : Tidak Ada
h. Tindakan operasi : Tidak Ada

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 2


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
[Pick the date]
i. Ciri maloklusi keluarga
1) Ayah ♂ 34 tahun : memiliki susunan gigi-geligi rapih
2) Ibu ♀ 35 tahun : memiliki susunan gigi-geligi rapih
3) Anak ke-2 ♀ 9 tahun : pasien
4) Anak ke-2 ♂ 5 tahun : memiliki susunan gigi-geligi rapih
5) Anak ke-3 ♀ 3 tahun : memiliki susunan gigi-geligi rapih
Pasien merupakan anak pertama dari 3 bersaudara

3. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan gigi


a. Gigi desidui :
Pada usia di bawah 6 tahun pasien tidak pernah berkunjung ke dokter gigi atau memiliki
keluhan terhadap giginya.
b. Gigi bercampur :
Pada usia sekitar 8 tahun dan pasien mencabut giginya di Rumah Sakit. Pada usia 9 tahun
pasien pernah berkunjung ke Rumah sakit gigi dan mulut untuk melakukan penambalan
pada gigi 46.

4. Kebiasaan buruk yang berhubungan dengan maloklusi : Ada √


JENIS
NO KEBIASAA DURASI FREKUENSI INTENSITAS KETERANGAN
N

Menopang ±5 Sampai
1 1-3 x Sehari Rendah
dagu menit Sekarang

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 3


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
[Pick the date]

B. PEMERIKSAAN FISIK SECARA UMUM DAN SISTEM STOMATOGNATIK


1. Pemeriksaan ekstra oral
a. Tipe kepala : Mesosefali
1) Kepala : Lebar kepala : 118 mm Panjang kepala : 150 mm
 Indeks kepala = Lebar kepala maks. x 100
Panjang kepala maks.
= jarak horizontal terlebar supramastoidea dan zygomatik kanan dan kiri x 100
Glabella – occipital
= 78,66 mm
= Tipe kepala Mesosefali
b. Tipe muka : Mesoprosop
Fasial : Jarak Nasion - Gnation = 85 mm Lebar Bizygomatic = 96 mm
 Indeks fasial = Tinggi wajah x 100
Lebar wajah
= Jarak N – Gn x 100
Lebar Bizygomatic
= 85 x 100
96
= 88,54
= Tipe muka Mesoprosop
c. Tipe profil : Cembung

Glabela

Ulc

Llc

Pog

Tampak Samping
Profil muka : Cembung

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 4


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
[Pick the date]

d. Tonus bibir atas : Normal


e. Tonus bibir bawah : Normal
f. Garis Simon

a) Maksila : Melewati daerah 1/3 distal C-RA


b) Mandibula : Melewati interdental C&P1 - RB
g. Posisi rahang terhadap bidang orbital/garis Simon
a) Maksila : Normal
b) Mandibula : Normal

2. Pemeriksaan intra oral


a. Kebersihan mulut (OHI-S Greene & Vermillion) : OHI-S 1,2 (Baik)
b. Jaringan mukosa mulut : Normal, tidak ada peradangan
c. Gingiva : Normal, tidak ada peradangan
d. Frenulum labial superior : Normal, tipis
e. Frenulum labial inferior : Normal, tipis
f. Frenulum Lingualis : Normal, tipis
g. Lidah : Normal, tidak ada peradangan
h. Palatum : Vertikal: dangkal
Keadaan: normal
i. Tonsil : Normal, T1 = ukuran normal tidak ada pembesaran (<25%)
j. Fonetik : Normal
k. Garis tengah geligi atas : Segaris
l. Garis tengah geligi bawah: Tidak segaris dan bergeser ke kanan sebesar 0,45 mm

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 5


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
[Pick the date]

m. Keadaan gigi-geligi :

Odontogram
UNE UNE UNE PRE PRE UNE UNE

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 6


UNE UNE

Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan


[Pick the date]
Keterangan:
UNE : Un Erupted/Belum erupsi
PRE : Partial Erupted/Erupsi sebagian

3. Analisis Fungsional
a. Freeway space : 3 mm, normal
b. Path of closure : normal
c. Sendi temporomandibular : normal
d. Pola atrisi : normal

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 7


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
[Pick the date]
IV. KEMAMPUAN INTERPRETASI
1. Analisis Radiografi
a. Foto panoramik :

 Keterangan:
Terlihat benih gigi premolar kedua sebelah kanan rahang ata , benih gigi molar kedua sebelah
kanan dan kiri, benih molar ketiga kanan dan pada rahang bawah terlihat benih gigi molar
ketiga kanan dan kiri dengan posisi vertikal.

2. Analisis Foto Muka :

Glabela

Ulc

Llc

Pog

Tampak Depan Tampak Senyum Tampak Samping


Profil muka : Cembung

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 8


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
[Pick the date]
Pengukuran menurut Graber (1972)
 Tipe profil muka :
Dilakukan dengan menentukan titik-titik anatomis: Glabella ( GI ), Pogonion ( Po) Kontur bibir
atas ( Ulc ) dan Kontur bibir bawah ( Llc ). Dengan Spidol tarik garis ( GI - Sym ) sebagai
referensi, kemudian tarik garis ( GI - Ulc ) dan garis ( Sym - Llc ). Titik perpotongannya berada
didepan garis referensi > tipe profil muka pasien yaitu cembung.

3. Analisis Model Studi :

Tampak Depan

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 9


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
[Pick the date]

Tampak Samping Kiri

Tampak Samping Kanan

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 10


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
[Pick the date]

Tampak Oklusal Rahang Atas

Tampak Oklusal Rahang Bawah

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 11


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
[Pick the date]
a. Malposisi Gigi Individual dan Bentuk Lengkung Gigi

Malposisi Gigi Individual

Rahang Atas :
- Gigi 11=Mesio palato versi
- Gigi 21= Mesio palato versi
Rahang Bawah :
- Gigi 32= Disto labio versi
- Gigi 33= Mesio linguo versi
- Gigi 35= Rotasi
- Gigi 36= Mesio linguo versi
- Gigi 42= Disto labio versi
- Gigi 43=Disto labio versi
- Gigi 44= Mesio linguo versi
- Gigi 45= Rotasi

Bentuk lengkung Gigi


a. Rahang Atas : Setengah elips
Simetris
b. Rahang Bawah : Trapezoid
Simetris
Keterangan:
Rahang atas merupakan setengah elips puncak lengkung ( C-C ) berbentuk garis lengkung
(curved ), kaki lengkung ( P1 – M2 ) berbentuk garis lengkung jika diperpanjang berpotongan
diposterior, gigi M2 sisi distalnya tampak mulai berbelok mengarah ke garis tengah lengkung.

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 12


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
[Pick the date]
Sedangkan pada rahang bawah merupakan trapezoid kaki lengkung straight, devergent,
puncak lengkung datar, gigi C-C merupakan titik sudut dari trapesium.
b. Palatum : Tinggi : 16,2 mm Lebar : 48,4 mm
Palatal Height Index = Tinggi/Lebar x 100%
= 14,1/48,4 x 100%
= 33%
c. Relasi gigi-gigi pada oklusi sentrik :
1. Anterior:
a. Overjet : 3,7 mm
b. Overbite : 3,8 mm
c. Palatal bite : Tidak ada
d. Deep bite : Tidak ada
e. Open bite : Tidak ada
f. Edge to edge bite : Tidak ada
g. Cross bite : Tidak ada
2. Posterior :
a. Cross bite : Tidak ada
b. Open bite : - Gigi 13-43 (Partial erupted)
- Gigi 14-44 (Partial erupted)
c. Scissor bite : Tidak ada
d. Cup to cup bite : Tidak ada
e. Relasi Molar pertama kanan : Klas 1 Angle
f. Relasi Molar pertama kiri : Klas 1 Angle
g. Relasi Kaninus kanan : Klas 1 Angle
h. Relasi Kaninus kiri : Klas 1 Angle
i. Garis Inter Insisivi sentral terhadap garis tengah rahang :
- Rahang atas : Segaris
- Rahang bawah : Tidak segaris dan bergerser ke kanan sebesar 0,45 mm
j. Garis tengah Rahang Bawah terhadap Rahang Atas : Tidak segaris dan bergeser ke
kanan sebesar 0,45 mm
3. Kurva of Spee :
Regio kanan 1,6 (datar) dan regio kiri 1,5 ( datar) dengan klasifikasi kurva of spee
datar.

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 13


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
[Pick the date]
1. Lebar mesiodistal gigi-gigi (mm)
Rahang Atas Rahang Bawah

Gigi Kanan Kiri Normal Ket. Kanan Kiri Normal Ket.

1 8,5 8,6 7,40-9,75 N 5,25 5,5 4,97-6,60 N

2 6,15 6,6 6,05-8,10 N 6 5,7 5,45-6,85 N

3 6,5 8 7,05-9,32 N 6,7 7,1 6,15-8,15 N

4 3,4 7,2 6,75-9,00 N 7,45 7,5 6,35-8,75 N


9,21-11,50 (m1)
V/5 9,4 6,1 6,00-8,10 (P) N 8,3 7,5 6,80-9,55 N

6 10,2 10,55 9,95-12,10 N 11,3 11,4 10,62-13,05 N

Ket: N = Normal
Kesimpulan :
Dari hasil pengukuran didapatkan lebar mesio-distal semua gigi memiliki ukuran yang normal.

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 14


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
[Pick the date]
V. PERHITUNGAN-PERHITUNGAN
1. Metode Moyers
Metode ini digunakan untuk memprediksi kebutuhan ruang erupsi gigi C, P1 dan P2 yang
belum erupsi. Metode ini menggunakan pengukuran lebar mesiodistal empat gigi insisivus
permanen rahang bawah dan akan dilihat dengan tabel Moyers prosentase 75%.

Jumlah lebar mesiodistal 31,32, 41, 42 : 22,45 mm


Tabel RA : Lebar 345 : 22,3 mm
Ruang yang ada pada sisi kanan : 22,6 mm (lebar c-m2)
Diskrepansi : - 0,3 mm

Keterangan:
Berdasarkan perhitungan menurut metode Moyers, dalam hal ini untuk memprediksi
kebutuhan erupsi gigi C, P1, P2 yang belum erupsi terdapat kekurangan ruang pada sisi
kanan RA sebesar 0,3 mm.

2. Metode Huckaba
Menggunakan rumus Huckaba, dihitung lebar mesio-distal beberapa benih gigi permanen
yang belum erupsi maupun gigi-geligi yang parsial erupsi. Penghitungan ini menggunakan
radiologi panoramik SC 100 % bukan periapikal. Rumus Huckaba :

X : Y = X 1 : Y1

Keterangan:
X = lebar mesio-distal sebenarnya gigi permanen yang belum erupsi
X1 = lebar mesio-distal dalam Ro foto gigi permanen pengganti
Y = lebar mesio-distal gigi sulung pada model studi
Y1 = lebar mesio-distal gigi sulung pada Ro foto

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 15


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
[Pick the date]
Rahang atas
Lebar benih Gigi 13 C : 6,5 = 8,6 : 7
C = 7,9 mm
Lebar benih Gigi 14 P1 : 7,4 = 10,8 : 8,1
P1 = 9,8 mm
Lebar benih Gigi 15 P2 : 9,4 = 9 : 12
P2 = 7,02 mm

Keterangan: Setelah dilakukan penghitungan didapatkan bahwa jumlah lebar mesiodistal


benih gigi 13,14 dan 15 yang akan erupsi yaitu 24,72 mm yang akan erupsi pada ruang
sebesar 22,6 mm. Gigi 13,14 dan 15 permanen yang akan erupsi tidak memiliki ruang yang
cukup.

3. Metode Nance
Analisis Nance yaitu lee way space pada kasus periode gigi bercampur. Metode ini
dihitung dengan bantuan rumus Huckaba.

Rahang Atas : lebar C sisi kanan 7,9 mm


lebar P1 sisi kanan 9,8 mm
lebar P2 sisi kanan 7,02 mm
Jumlah lebar mesiodistal gigi gigi C,P1 dan P2 yaitu 24,72 mm
Jumlah ruang pada gigi C,P1 dan P2 yaitu 22,6 mm

Keterangan:
Menurut Nance lee way space untuk RA sebelah kanan sebesar - 2,12 mm dan. Pada kasus
ini terdapat kekurangan ruang pada RA pada sisi kanan.

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 16


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
[Pick the date]
4. Arch Length Diskrepancy (ALD)

Rahang Atas

ALD 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 Total
Panjang
29,7 9,6 14,65 15,2 8 23,85 101
lengkung gigi
Panjang
25,5 8,5 15 15,3 7,8 25,7 97,8
lengkung rahang
Perhitungan ALD = Panjang lengkung rahang - Panjang lengkung gigi
= 97,8 – 101
= - 3,2 (kekurangan ruang)

Rahang Bawah
ALD 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 Total
Panjang
27,05 6,7 11,25 11,2 7,1 26,4 89,7
lengkung gigi
Panjang
26,7 6,7 11,25 11,2 7,1 28,3 91,25
lengkung rahang
Perhitungan ALD = Panjang lengkung rahang - Panjang lengkung gigi
= 91,25 – 89,7
= +1,55 mm (kelebihan ruang)

Kesimpulan :
Kekurangan ruang pada RA dan kelebihan ruang pada RB

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 17


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
[Pick the date]
5. Determinasi lengkung gigi
Hasil penapakan :

L R

Overjet awal : 3,7 mm


Overjet akhir : 3,4 mm
Keterangan gambar : Lengkung ideal RA
: Lengkung awal RA
: Lengkung ideal RB
: Lengkung awal RB

 Rahang Atas :
Panjang lengkung awal : 97,4 mm (Ka = 48,8 mm; Ki = 48,6 mm)
Panjang lengkung ideal : 101 mm (Ka = 53,95 mm ;Ki = 47,05 mm)
Diskrepansi : -3,6 mm (Ka = -5,15 mm; Ki = +1,55 mm)
Keterangan :
Pada rahang atas kekurangan ruang sebesar -3,6 mm (Ka = -5,15 mm; Ki = +1,55 mm).
 Rahang Bawah :
Panjang lengkung awal : 91,15 mm ( Ka = 46,3 mm ; Ki = 44,85 mm)
Panjang lengkung ideal : 89,7 mm ( Ka = 45 mm ; Ki = 44,7 mm)
Diskrepansi : +1,45 mm ( Ka = +1,3 mm ; Ki = +0,15 mm)
Keterangan: :

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 18


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
[Pick the date]
Pada rahang bawah kelebihan ruang sebesar +1,45 mm ( Ka = +1,3 mm ; Ki = +0,15
mm).
VI. DIAGNOSIS
Diagnosis
Maloklusi Angle Klas 1 Dewey tipe 1 yang disertai dengan malposisi gigi induvidual pada gigi 11
dan 21 (mesio palato versi), gigi 32, 42 dan 43 (disto versi) dan gigi 33, 36, dan 44 (mesio linguo
versi), gigi 35 dan 45 (Rotasi), dan midline RB bergeser sebesar 0,45 mm.

VII. ANALISIS ETIOLOGI MALOKLUSI


1. RahangAtas :
- Gigi 11 Mesio palato versi, kemungkinan disebabkan karena kebiasaan buruk menopang
dagu.
- Gigi 21  Mesio palato versi, Mesio palato versi, kemungkinan disebabkan karena
kebiasaan buruk menopang dagu.

2. Rahang Bawah :
- Gigi 32 Disto labio versi, kemungkinan disebabkan karena kebiasaan buruk menopang
dagu.
- Gigi 33  Mesio linguo versi, kemungkinan disebabkan karena kebiasaan buruk
menopang dagu.
- Gigi 35 Rotasi, kemungkinan disebabkan karena kebiasaan buruk menopang dagu.
- Gigi 36  Mesio linguo versi, kemungkinan disebabkan karena kebiasaan buruk
menopang dagu.
- Gigi 42  Disto labio versi, kemungkinan disebabkan karena kebiasaan buruk menopang
dagu.
- Gigi 43  Disto labio versi, kemungkinan disebabkan karena kebiasaan buruk menopang
dagu.
- Gigi 44  Mesio linguo versi, kemungkinan disebabkan karena kebiasaan buruk
menopang dagu.
- Gigi 45  Rotasi, kemungkinan disebabkan karena kebiasaan buruk menopang dagu.

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 19


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
[Pick the date]

VIII. KETERAMPILAN PROSEDURAL


1. Perawatan maloklusi klas 1 sederhana/ tipe dental
a. Melakukan pencetakan rahang : Melakukan pada Tanggal 18 Desember 2019 dengan
menggunakan sendok cetak ukuran kecil dan bahan alginate.
b. Melakukan pembuatan model study/ diagnostik : Melakukan pada tanggal 18 Desember
2019 dengan menggunakan gips kuning merek dan basis gips putih.
c. Melakukan pembuatan foto profil ekstra oral : Melakukan pada tanggal 15 Januari 2020
d. Melakukan pembuatan foto intra oral : Melakukan pada tanggal 18 Desember 2019
e. Menggambar desain piranti ortodonti : Melakukan pada tanggal 27 Januari 2020
f. Melakukan pembuatan piranti ortodonti :
a) Komponen aktif
b) Komponen retentif
c) Penjangkaran
d) Lempeng akrilik
g. Melakukan insersi piranti ortodonti : Akan dilakukan
h. Melakukan aktivasi piranti ortodonti : Akan dilakukan setelah insersi dan pada saat
kontrol dilakukan/berlangsung.
2. Perawatan ortodonti sederhana pasien lanjutan : Tidak dilakukan

IX. PROSEDUR PERAWATAN


Rencana Perawatan alat ortodontik lepasan dengan plat ekspansi pada RA dan RB dengan pir
pembantu.
A. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang perawatan ortodontik
Memberikan penjelasan dan gambaran kepada pasien tentang pemakaian alat ortodontik
yang merupakan perawatan relatif lama serta memerlukan kesabaran, kedisiplinan, kerjasama,
dan motivasi yang tinggi dari pasien agar nantinya dapat diperoleh hasil perawatan yang baik
dan gigi tidak kembali ke posisi semula (relaps).
B. Menghilangkan Kebiasaan Buruk
Pada kasus ini kebiasaan buruk pasien dapat dikategorikan ringan dan kemungkinan besar
dapat diatasi. Dalam tahap ini akan dilakukan edukasi dan motivasi pada pasien. Pasien
diberikan motivasi dan instruksi untuk menghilangkan kebiasaan buruk menopang dagu

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 20


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
[Pick the date]
dalam hal ini diingatkan setiap kali dilakukan kontrol, agar nantinya perawatan dapat berjalan
dengan baik dan perawatan koreksi maloklusi mendapatkan hasil yang maksimal.

C. Pencarian Ruang
Hasil perhitungan dengan menggunakan enam metode perhitungan (Moyers, Huckaba,
Nance, Pont, Korkhaus, Howes, Arch Length Diskrepancy dan determinasi lengkung)
diperoleh nilai yang berbeda-beda namun hasilnya sama yaitu diskrepansi kelebihan ruang.
Pada kasus ini metode yang digunakan untuk menentukan perawatan yang akan dilakukan
nantinya ialah determinasi lengkung. Hal ini dilakukan karena determinasi lengkung sifatnya
individual dan hasilnya lebih akurat. Sedangkan Metode Moyers, Huckaba, Nance, Pont,
Korkhaus, Howes dan Arch Length Diskrepancy hanya dijadikan acuan.
Pada kasus ini desain alat rahang atas akan dilakukan pelebaran ruang sebesar 3,6 mm dan
untuk rahang bawah akan dilakukan penutupan ruang sebesar 1,45 mm. pelebaran ruang akan
menggunakan piranti ortodontik lepasan yaitu plat dasar, klamer Adam, T- Spring, Simple
Spring, sekrup ekspansi dan busur labial tipe medium.
- Plat dasar berupa plat akrilik sebagai tempat tertanamnya klamer Adam dan busur
labial, dengan ketebalan plat kira-kira 1 lembar wax (± 2 mm).
- Klamer Adam berfungsi sebagai komponen retentif dengan diameter kawat 0,8 mm
yang diletakkan pada gigi molar kanan dan kiri pada rahang atas dan rahang bawah.
- Simple Spring berfungsi untuk menggerakkan gigi induvidual ke arah labial atau
bukal. Dibuat dengan mematrian kawat pada satu titik pada mainwire, membentuk
sudut 45° terhadap garis singgung lingkaran mainwire kemudian dibengkokkan sejajar
mainwire mendekati dan menempel pada gigi yang akan digerakkan dari arah
palatinal/lingual.
- T- Spring berfungsi untuk menggerakan premolar atau molar ke bukal. T- Spring
memiliki bentuk T dan ujungnya tertanam di dalam basis akrilik. Aktivasinya dengan
mendorong ujung bebas dari T- Spring ke arah pergerakan gigi yang diharapkan, tarik
menjauhi plat dan untuk memperpanjang lup dilebarkan. Diameter kawat yang
digunakan yaitu 0,5 mm.
- Sekrup Ekspansi (expansion screw), digunakan untuk melebarkan lengkung gigi rahang
atas dan rahang bawah. Tiap sekrup mempunyai 4 lubang, dilengkapi kunci pemutar.
Gambar anak panah menunjukkan arah pemutaran ¼ putaran (90o) memberikan
pembukaan 0,18- 0,20 mm. Pemutaran sekrup dilakukan ¼ putaran setiap minggu.

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 21


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
[Pick the date]
a. Rahang Atas : Untuk mendapatkan ruang 3,6 mm diaktifasi selama 10 kali kontrol
dengan dilakukan ekspansi 2 kali ¼ putaran dalam 1 kali kontrol.
- Busur labial tipe medium sebagai komponen aktif untuk rahang atas dan rahang bawah
digunakan untuk meretraksi dan mempertahankan gigi-gigi anterior rahang atas dan
rahang bawah. Diameter kawat yang digunakan sebesar 0,7 mm.
􄡴 Koreksi Malposisi Gigi Individual

Setelah tahap pencarian ruang yang di lakukan dengan plat ekspansi, lalu dilakukan koreksi
untuk malposisi gigi individual menggunakan plat aktif yang dilengkapi dengan pir-pir
pembantu
1. Rahang atas
1). Base plate/plat dasar
Pada dasarnya plat akrilik rahang bawah sama dengan plat akrilik rahang atas. Plat
dasar akrilik dibuat setipis mungkin agar nyaman digunakan namun cukup tebal agar
tetap kuat ketika dipakai didalam mulut serta harus dilakukan pemolesan hingga
permukaannya licin agar tidak ada sisa makanan yang tertinggal ketika digunakan serta
mudah dibersihkan. Selain itu untuk mencapai stabilitas alat yang maksimal lebar plat
dibuat mungkin tetapi disesuaikan dengan kebutuhan, permukaan plat harus menempel
dengang baik tanpa menimbulkan rasa menekan pada jaringan lunak.
2). Klamer Adam
Klamer Adam befungsi sebagai retensi untuk menjaga agar plat tetap melekat di dalam
mulut, mempertahankan stabilitas alat pada saat mulut berfungsi dan merupakan alat
retensi plat yang paling umum digunakan. Pada kasus ini stabilitas alat pada rahang atas
dan rahang bawah diperoleh dengan menggunakan klamer Adam dari bahan kawat
stainless steel dengan diameter 0,8 mm dan dibuat pada gigi rahang atas yaitu 16 dan 26.
3). Simple Spring
Simple Spring akan digunakan untuk mengoreksi gigi 11 dan 21, diameter kawat yang
akan digunakan yaitu 0,6 mm. Letak Simple Spring berada pada daerah singulum gigi 11
dan 21. Simple Spring berfungsi untuk menggerakkan gigi induvidual ke arah labial atau
bukal. Cara pengaktifannya :
- Aktivasi dilakukan pada lengan pegas, mula-mula yang di dekat koil yang jauh dari
gigi
- kemudian baru ujung lainnya yang mengenai gigi.

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 22


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
[Pick the date]

4). Sekrup Ekspansi (Ekspansion screw)


Sekrup Ekspansi (Ekspansion screw) digunakan untuk melebarkan lengkung gigi
rahang atas. Tiap sekrup mempunyai 4 lubang, di lengkapi kunci pemutar. Gambar anak
menunjukkan arah pemutaran ¼ putaran (90o) memberikan pembukaan 0,18- 0,20 mm.
cara aktivasi :
- Dilakukan pemutaran dengan kunci yang tersedia, sesuai dengan arah perputaran yang
biasanya berupa tanda panah.
- Apabila pada sekrup tidak ada pemutaran, sebaiknya pada lempeng akrilik diberi tanda
arah pemutaran
- Sekrup diputar seperempat putaran seminggu sekali
- Operator perlu mengajari pasien atau orangtua cara memutar sekrup dengan benar.
5). Busur Labial/labial bow
Busur labial merupakan kawat melengkung yang menempel pada permukaan labial
gigi-gigi anterior. Busur labial yang digunakan dalam kasus ini adalah busur labial tipe
medium dengan diameter kawat yaitu 0,7 mm. Busur labial diaktivasi sehingga menempel
pada permukaan 2/3 enam gigi anterior yaitu dari gigi kaninus kanan sampai kaninus kiri
dan letak pundak berada di daerah interdental gigi P1 dan P2. Busur labial akan digunakan
untuk mengoreksi gigi 11 dan 21, mempertahankan lengkung gigi dari arah labial. Adapun
cara mengaktifkan busur labial ini sebagai berikut :
- Gunakan tang adam universal untuk mengaktifkan busur labial
- Lup dipegang dengan tang kemudian sempitkan lup dengan tang agar busur labial
akan bergerak
- Kaki lengkung perlu dibetulkan dengan menahan lup dan menempatkan busur labial
dekat servikal gigi
2. Rahang bawah
1). Base plate/plat dasar
Pada dasarnya plat akrilik rahang bawah sama dengan plat akrilik rahang atas. Plat
dasar akrilik dibuat setipis mungkin agar nyaman digunakan namun cukup tebal agar tetap
kuat ketika dipakai didalam mulut serta harus dilakukan pemolesan hingga permukaannya
licin agar tidak ada sisa makanan yang tertinggal ketika digunakan serta mudah
dibersihkan. Selain itu untuk mencapai stabilitas alat yang maksimal lebar plat dibuat

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 23


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
[Pick the date]
selebar mungkin tetapi disesuaikan dengan kebutuhan, permukaan plat harus menempel
dengan baik tanpa menimbulkan rasa menekan pada jaringan lunak.
2). Klamer Adam
Klamer Adam befungsi sebagai retensi untuk menjaga agar plat tetap melekat di dalam
mulut, mempertahankan stabilitas alat pada saat mulut berfungsi dan merupakan alat
retensi plat yang paling umum digunakan. Pada kasus ini stabilitas alat pada rahang atas
dan rahang bawah diperoleh dengan menggunakan klamer Adam dari bahan kawat
stainless steel dengan diameter 0,8 mm dan dibuat pada gigi 36 dan 46.
4). Simple Spring
Simple Spring akan digunakan untuk mengoreksi gigi 33, diameter kawat yang akan
digunakan yaitu 0,6 mm. Letak Simple Spring berada pada daerah singulum gigi 33.
Simple Spring berfungsi untuk menggerakkan gigi induvidual ke arah labial atau bukal.
Cara pengaktifannya :
- Aktivasi dilakukan pada lengan pegas, mula-mula yang di dekat koil yang jauh dari
gigi
- kemudian baru ujung lainnya yang mengenai gigi.
5). T- Spring berfungsi untuk menggerakan premolar atau molar ke bukal. T- Spring
memiliki bentuk T dan ujungnya tertanam di dalam basis akrilik. Aktivasinya dengan
mendorong ujung bebas dari T- Spring ke arah pergerakan gigi yang diharapkan, tarik
menjauhi plat dan untuk memperpanjang lup dilebarkan. Diameter kawat yang digunakan
yaitu 0,5 mm. T-Spring akan digunakan untuk mengoreksi gigi 44.
6). Sekrup Ekspansi (Ekspansion screw)
Sekrup Ekspansi (Ekspansion screw) digunakan untuk melebarkan lengkung gigi
rahang atas. Tiap sekrup mempunyai 4 lubang, di lengkapi kunci pemutar. Gambar anak
menunjukkan arah pemutaran ¼ putaran (90o) memberikan pembukaan 0,18- 0,20 mm.
cara aktivasi :
- Dilakukan pemutaran dengan kunci yang tersedia, sesuai dengan arah perputaran yang
biasanya berupa tanda panah.
- Apabila pada sekrup tidak ada pemutaran, sebaiknya pada lempeng akrilik diberi tanda
arah pemutaran
- Sekrup diputar seperempat putaran seminggu sekali
- Operator perlu mengajari pasien atau orangtua cara memutar sekrup dengan benar.
7) Busur Labial/labial bow

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 24


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
[Pick the date]
Busur labial merupakan kawat melengkung yang menempel pada permukaan labial
gigi-gigi anterior. Busur labial yang digunakan dalam kasus ini adalah busur labial tipe
medium yang berfungsi sebagai kompenen aktif untuk meretraksi 8 gigi yaitu gigi 34-44
serta menahan gigi-gigi anterior yang tidak dikoreksi agar tetap pada lengkung yang ideal.
Diameter kawat yang digunakan yaitu 0,7 mm. Busur labial akan digunakan untuk
mengoreksi gigi 32, 33, 42,43 dan 44. Adapun cara mengaktifkan busur labial ini sebagai
berikut :
- Gunakan tang adam universal untuk mengaktifkan busur labial
- Lup dipegang dengan tang kemudian sempitkan lup dengan tang agar busur labial
akan bergerak
- Kaki lengkung perlu dibetulkan dengan menahan lup dan menempatkan busur labial
dekat servikal gigi
D. Instruksi untuk Pasien
- Gunakan alat semaksimal mungkin dalam sehari, lepaskan alat hanya ketika makan dan
ketika sikat gigi.
- Bersihkan alat sebelum digunakan.
- Untuk menghindari kerusakan alat, tempatkan alat dalam wadah yang berisi air saat
tidak digunakan.
- Jika alat rusak atau tidak nyaman, lakukan konsultasi kepada operator.
- Hindari mengunyah permen karet, atau makanan keras.
E. Pembuatan Retainer
Penggunaan retainer bertujuan untuk mempertahankan gigi dan lengkung gigi setelah
perawatan. Retainer harus tetap dipakai sampai terjadi transformasi sempurna pada rahang dan
jaringan lunak sekitar gigi, yaitu sampai tercapainya proses aposisi dan resorpsi. Retainer yang
digunakan adalah retainer tipe Hawley, yang terdiri dari plat dasar akrilik, busur labial tipe
medium dengan diameter kawat 0,8 mm dan klamer Adams dengan diameter kawat 0,8 mm.
Cara pemakaian retainer :
a. Dipakai siang dan malam dalam keadaan pasif selama 3 – 6 bulan tergantung keadaan
maloklusi dan lama perawatan. Kontrol tiap 3 bulan untuk mengetahui derajat
kegoyahan.
b. Setelah 3 bulan , jika terjadi kegoyahan maka pemakaian retainer diperpanjang 3 bulan
lagi. Jika mobilitas hilang, maka jika keluar rumah dilepas, cek dan pemakaian kembali.

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 25


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
[Pick the date]
Jika terasa sesak maka diperpanjang lagi dan kontrol tiap bulan. Jika tidak sesak, maka
alat dilepas jika keluar rumah.
c. Jika tidak sesak, maka dipakai pada malam hari dan kontrol 3 bulan berikutnya. Jika
tidak ada perubahan, maka pemakaian retainer dihentikan. Jika ada perubahan, maka
pemakaian diperpanjang 3 bulan lagi dan kontrol tiap bulan.

X. ALUR RENCANA PERAWATAN


Rahang atas :
1. Insersi
Pasien diinstruksikan agar memakai alat dengan syarat keadaan kebersihan gigi dan mulut
baik. Saat pemakaian, alat ortodonti harus dalam keadaan bersih dan tidak ada debris. Untuk
pemakaian pertama kalinya, pasien dapat berkaca untuk melihat saat pemasangan alat.
Pasangkan alat ortodonti dari bagian belakang terlebih dahulu yaitu pada bagian klamer adam
yang berguna sebagai alat retensi plat aktif, setelah bagian belakang sudah terpasang dengan
baik, selanjutnya bagian depan yaitu busur labial dan selanjutnya tekan pada bagian base plate
sesuai dengan tempatnya, Ingatkan pasien untuk tidak makan makanan dengan konsistensi
yang keras atau terlalu kenyal karena hal tersebut akan merusak alat ortodonti. Kebersihan
mulut sangat diutamakan selama pemakaian alat. Untuk Penyikatan gigi selain menggunakan
pasta dan sikat gigi juga dapat dibantu menggunakan interdental brush atau dental floss untuk
membersihkan celah gigi. Untuk membersihkan alat ortodontik lepasan dapat disikat dengan
menggunakan sikat gigi yang lembut dan pasta gigi. Pemakaian alat ortodonti lepasan
sebaiknya digunakan selama 12-20 jam.
2. Ekspansi : setelah insersi maka dilakukan ekspansi untuk melebarkan lengkungan rahang atas
dengan kekurangan ruang 3,6 mm. Untuk mendapatkan ruang 3,6 mm plat ekspansi diaktivasi
selama 10 kali kontrol dengan dilakukan ekspansi 2 kali ¼ putaran dalam 1 kali control
dilakukan setiap dua minggu sekali.
3. Koreksi malposisi pada gigi 11 dan 21 dengan aktivasi Simple Spring
Setelah insersi, kontrol pertama yang dilakukan yaitu melakukan koreksi malposisi pada gigi
11 dan 21 dengan mengaktivasi Simple Spring dilakukan aktivasi pada lengan pegas, menarik
lengan pegas ke arah pergerakan gigi atau menekan koil sehingga lengan pegas bergerak ke
arah yang diinginkan. Setelah beberapa kali kontrol diharapkan gigi 11 dan 21 terkoreksi.
Bersamaan pula dilakukan aktivasi plat ekspansi.
4. Pemasangan retainer (pasif)

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 26


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
[Pick the date]
Setelah gigi terkoreksi langkah selanjutnya dilakukan pemasangan retainer yang berguna
untuk mempertahankan gigi dan lengkung gigi setelah perawatan. Retainer harus tetap dipakai
sampai terjadi transformasi sempurna pada rahang dan jaringan lunak sekitar gigi, yaitu
sampai tercapainya proses aposisi dan resorpsi. Retainer yang digunakan adalah retainer tipe
Hawley, yang terdiri dari plat dasar akrilik, busur labial tipe medium dengan diameter kawat
0,8 mm dan klamer Adams dengan diameter kawat 0,8 mm. adapun cara pemakaian retainer
yaitu dipakai siang dan malam dalam keadaan pasif selama 3 – 6 bulan tergantung keadaan
maloklusi dan lama perawatan. Kontrol tiap 3 bulan untuk mengetahui derajat kegoyahan,
setelah 3 bulan, jika terjadi kegoyahan maka pemakaian retainer diperpanjang 3 bulan lagi.
Jika mobilitas hilang, maka jika keluar rumah dilepas, cek dan pemakaian kembali. Jika terasa
sesak maka diperpanjang lagi dan kontrol tiap bulan. Jika tidak sesak, maka alat dilepas jika
keluar rumah, dan jika tidak sesak, maka dipakai pada malam hari dan kontrol 3 bulan
berikutnya. Jika tidak ada perubahan, maka pemakaian retainer dihentikan. Jika ada
perubahan, maka pemakaian diperpanjang 3 bulan lagi dan kontrol tiap bulan.
Rahang bawah :
1. Insersi
Sama halnya pada saat insersi rahang bawah, pasien diinstruksikan agar memakai alat dengan
syarat keadaan kebersihan gigi dan mulut baik. Saat pemakaian, alat ortodonti harus dalam
keadaan bersih dan tidak ada debris. Untuk pemakaian pertama kalinya, pasien dapat berkaca
untuk melihat saat pemasangan alat. Pasangkan alat ortodonti dari bagian belakang terlebih
dahulu yaitu pada bagian klamer adam yang berguna sebagai alat retensi plat aktif, setelah
bagian belakang sudah terpasang dengan baik, selanjutnya bagian depan yaitu busur labial dan
selanjutnya tekan pada bagian base plate sesuai dengan tempatnya, Ingatkan pasien untuk
tidak makan makanan dengan konsistensi yang keras atau terlalu kenyal karena hal tersebut
akan merusak alat ortodonti. Kebersihan mulut sangat diutamakan selama pemakaian alat.
Untuk Penyikatan gigi selain menggunakan pasta dan sikat gigi juga dapat dibantu
menggunakan interdental brush atau dental floss untuk membersihkan celah gigi. Untuk
membersihkan alat ortodontik lepasan dapat disikat dengan menggunakan sikat gigi yang
lembut dan pasta gigi. Pemakaian alat ortodonti lepasan sebaiknya digunakan selama 12-20
jam.
2. Ekspansi : setelah insersi maka dilakukan ekspansi untuk melebarkan lengkungan rahang
bawah untuk penyetaraan pada rahang atas yang juga dilakukan pelebaran ruang dengan
menggunakan plat ekspansi.
3. Koreksi malposisi pada gigi 33 dengan aktivasi Simple Spring
Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 27
Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
[Pick the date]
Setelah mendapatkan ruang langkah selanjutnya yaitu melakukan koreksi malposisi pada gigi
33 dengan aktivasi Simple Spring dengan cara menarik lengan pegas ke arah pergerakan gigi
atau dengan memencet koil sehingga lengan pegas bergerak ke arah yang diiginkan. Perlu
diperiksa apakah posisi pegas dan titik kontak dengan gigi sudah benar. Untuk mengatur posisi
kontak pegas dan gigi, lengan pegas ini di atas koil dibengkokkan. Setelah beberapa kali
kontrol diharapkan gigi 33 terkoreksi.
4. Koreksi malposisi pada gigi 44 dengan aktivasi T-Spring
Setelah dilakukan aktivasi Simple Spring langkah selanjutnya yaitu melakukan koreksi
malposisi pada gigi 44 dengan mengaktivasi T- Spring dengan cara mendorong ujung bebas
dari T- Spring ke arah pergerakan gigi yang diharapkan yaitu ke arah labial, tarik menjauhi
plat dan untuk memperpanjang lup dilebarkan. Setelah beberapa kali kontrol diharapkan gigi
44 terkoreksi.
5. Pemasangan retainer (pasif)
Setelah gigi terkoreksi langkah selanjutnya dilakukan pemasangan retainer yang berguna
untuk mempertahankan gigi dan lengkung gigi setelah perawatan. Retainer harus tetap dipakai
sampai terjadi transformasi sempurna pada rahang dan jaringan lunak sekitar gigi, yaitu
sampai tercapainya proses aposisi dan resorpsi. Retainer yang digunakan adalah retainer tipe
Hawley, yang terdiri dari plat dasar akrilik, busur labial tipe medium dengan diameter kawat
0,8 mm dan klamer Adams dengan diameter kawat 0,8 mm. adapun cara pemakaian retainer
yaitu dipakai siang dan malam dalam keadaan pasif selama 3 – 6 bulan tergantung keadaan
maloklusi dan lama perawatan. Kontrol tiap 3 bulan untuk mengetahui derajat kegoyahan,
setelah 3 bulan, jika terjadi kegoyahan maka pemakaian retainer diperpanjang 3 bulan lagi.
Jika mobilitas hilang, maka jika keluar rumah dilepas, cek dan pemakaian kembali. Jika terasa
sesak maka diperpanjang lagi dan kontrol tiap bulan. Jika tidak sesak, maka alat dilepas jika
keluar rumah, dan jika tidak sesak, maka dipakai pada malam hari dan kontrol 3 bulan
berikutnya. Jika tidak ada perubahan, maka pemakaian retainer dihentikan. Jika ada
perubahan, maka pemakaian diperpanjang 3 bulan lagi dan kontrol tiap bulan.

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 28


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
[Pick the date]

XI. TABEL RENCANA PERAWATAN


Diagnosis Rencana Target Ket.
Perawatan
Malrelasi - - -
Malposisi Rahang Atas
Dikoreksi dengan
gigi - Gigi 11 = Mesio palato versi Terkoreksi
busur labial
individual
Dikoreksi dengan
Terkoreksi
Simple Spring

Dikoreksi dengan
- Gigi 21 = Mesio palato versi
busur labial
Terkoreksi
Dikoreksi dengan
Simple Spring
Rahang bawah :
- Gigi 32 = Disto labio versi Terkoreksi
Dikoreksi dengan
busur labial

- Gigi 33 = Mesio linguo versi Dikoreksi dengan


busur labial Terkoreksi

Dikoreksi dengan
Simple Spring Terkoreksi

- Gigi 35 = Rotasi
Dikoreksi dengan Terkoreksi
busur labial

Simple Spring
- Gigi 42 = Disto labio versi Terkoreksi
Dikoreksi dengan
busur labial
Terkoreksi
- Gigi 43 = Disto labio versi Dikoreksi dengan
busur labial
Terkoreksi
- Gigi 44 = Mesio lingo versi Dikoreksi dengan
busur labial

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 29


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
[Pick the date]
Dikoreksi dengan T- Terkoreksi
Spring

Dikoreksi dengan
- Gigi 45 = Rotasi busur labial

Simple Spring

Midline RA = segaris Menggunakan busur Terkoreksi


RB = tidak segaris Labial

XII. GAMBAR/DESAIN PLAT AKTIF


A. Rahang Atas
Sekrup Ekspansi
Desain plat rahang atas

Busur labial tipe pendek


dengan kawat
berdiameter 0,7 mm

Simple spring dengan kawat


berdiameter 0,6 mm

Klamer Adam dengan


kawat berdiameter
0,8 mm
Plat dasar akrilik dengan
ketebalan ± 2 mm

B. Rahang Bawah
Desain Plat rahang bawah dengan pir pembantu
Klamer Adam dengan
kawat berdiameter
0,8 mm

Busur labial tipe


medium dengan kawat
berdiameter 0,7 mm

T- Spring dengan kawat Sekrup Ekspansi


berdiameter 0,5 mm
Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 30
Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
[Pick the date]
Plat dasar akrilik dengan Simple spring dengan kawat
ketebalan ± 2 mm berdiameter 0,6 mm

XIII. GAMBAR/DESAIN RETAINER


A. Rahang Atas

Busur labial tipe medium


dengan kawat berdiameter
0,8 mm

Klamer Adam dengan


kawat berdiameter
0,8

Plat dasar akrilik dengan


ketebalan ± 2 mm

B. Rahang Bawah

Klamer Adam dengan


tipe medium kawat
berdiameter 0,8 mm

Busur labial tipe medium


dengan kawat
berdiameter 0,8 mm

Plat dasar akrilik dengan


ketebalan ± 2 mm

Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 31


Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
[Pick the date]
XIV. PROGNOSIS
 Baik
Keterangan : Pasien kooperatif dan malposisi gigi yang terdapat pada pasien juga
tergolong maloklusi angle Kelas I. Selain itu, pasien masih muda dengan kesehatan
gigi dan jaringan periodontal yang baik hal ini sangat membantu dalam jalannya
perawatan.
 Indikasi perawatan : Interseptif
XV. KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI
Melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi tentang instruksi kepada pasien mengenai
piranti yang telah dipakai
a. Cara memasang
Alat ortodonti dipasang dari bagian belakang terlebih dahulu yaitu pada bagian klamer
adam yang berguna sebagai alat retensi plat aktif, setelah bagian belakang sudah terpasang
dengan baik, selanjutnya bagian depan yaitu busur labial dan selanjutnya tekan pada
bagian base plate sesuai dengan tempatnya
b. Cara melepas
Cara melepas alat ortodontik dimulai pada bagian belakang terlebih dahulu yaitu pada
bagian klamer adam, setelah klamer adam terlepas langkah selanjutnya alat ortodontik
sudah dapat di lepaskan dari mulut.
c. Cara perawatan :
- Bersihkan alat sebelum digunakan dengan menggunakan pasta gigi dan sikat yang
lembut.
- Untuk menghindari kerusakan alat, tempatkan alat dalam wadah yang berisi air saat
tidak digunakan.
- Jika alat rusak atau tidak nyaman, lakukan konsultasi kepada operator.
- Hindari mengunyah permen karet, atau makanan keras.

Menyetujui
Tutor Operator,

drg. P.S. Anindita, Sp.Orto Dwi Suci Ramadhany Muchyar


NIP. 196906092008012015 NRI. 18014103032
Dwi Suci Ramadhany Muchyar / 18014103032 32

Anda mungkin juga menyukai