TRAUMATIC ULCER
Disusun Oleh
Ai Rafikah Nurpratiwi
Npm : 160110140069
Pembimbing :
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
BAB II LAPORAN KASUS ..................................................................................................... 3
2.1 Status Klinik Ipm ...................................................................................................... 3
2.1.1. Status Umum Pasien .........................................................................................3
2.1.2. Anamnesa ..........................................................................................................3
2.1.3. Riwayat Penyakit Sistemik ...............................................................................4
2.1.4. Riwayat Penyakit Terdahulu .............................................................................4
2.1.5. Kondisi Umum ..................................................................................................5
2.1.6. Pemeriksaan Ekstra Oral ...................................................................................5
2.1.7. Pemeriksaan Intra Oral......................................................................................6
2.1.8. Status Gigi .........................................................................................................8
2.1.9. Pemeriksaan Penunjang ....................................................................................8
2.1.10. Diagnosa ...........................................................................................................8
2.1.11. Rencana Perawatan Dan Perawatan ..................................................................8
2.2 Status Kontrol 2 Minggu ........................................................................................... 9
2.2.1 Anamnesa ..........................................................................................................9
2.2.2 Pemeriksaan Ekstra Oral .................................................................................10
2.2.3 Pemeriksaan Intra Oral....................................................................................10
2.2.4 Pemeriksaan Penunjang ..................................................................................11
2.2.5 Diagnosa .........................................................................................................12
2.2.6 Rencana Perawatan Dan Perawatan ................... Error! Bookmark not defined.
2.2.7 Rencana Perawatan Dan Perawatan ................................................................12
BAB III TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................... 16
3.1 Stomatitis Aftosa Rekuren ..........................................Error! Bookmark not defined.
3.1.1 Definisi dan Tampilan Klinis ..........................................................................16
3.1.2 Etiologi ............................................................................................................17
3.1.4 Pemeriksaan Laboratorium .............................................................................17
3.1.5 Diagnosa Banding ...........................................................................................17
3.1.6 Perawatan ........................................................................................................17
3.2 Traumatic Ulcers .........................................................Error! Bookmark not defined.
3.3 Chlorhexidine Gluconate 0,2%................................................................................ 17
3.4 Vitamin B12 ............................................................................................................ 16
BAB IV ................................................................................................................................... 25
BAB V .................................................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 29
BAB I
PENDAHULUAN
Mukosa rongga mulut merupakan lapisan epitel yang meliputi dan melindungi
rongga mulut. Luka pada mukosa rongga mulut apapun penyebabnya menghasilkan
defek yang terlokalisasi pada permukaan yang dilapisi epitelium. Defek tersebut berupa
Traumatic ulcer adalah salah satu kelainan rongga mulut yang sering terjadi,
ditandai dengan adanya lesi ulseratif dengan hilangnya lapisan epitel hingga membran
basal. Prevalensi traumatic ulcer cukup tinggi. Beberapa penelitian menunjukan hasil
yang bervariasi antara 3-24 % populasi. Ulser pada rongga mulut akan mengganggu
proses mastikasi dan menyebabkan gangguan asupan nutrisi. Traumatic ulcer dapat
disebabkan oleh gigi yang patah atau tajam, tambalan yang kurang baik, iritasi gigi
tiruan, iritasi kawat orthodontik, dan adanya kemungkinan luka yang diakibatkan oleh
diri sendiri (tergigit ketika makan, kebiasaan menggigit bibir). Lokasi yang paling
Pada tanggal 24 Oktober 2018 Tn. A datang ke RSGM FKG Unpad dengan
keluhan terdapat sariawan di bibir bawah sebelah kanan sejak 2 hari yang lalu.
Sariawan terjadi akibat tergigit saat makan. Melalui anamnesa, pemeriksaan ekstra oral
dan intra oral, didapatkan diagnosa traumatic ulcer. Pasien diinstruksikan untuk tetap
1
Vitamin B12, Asam Folat dan diinstruksikan untuk menambah asupan sayur dan buah
2
3
BAB II
LAPORAN KASUS
Nama Pasien :A
Usia : 24 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan :-
2.1.2. Anamnesa
bibir bawah kanan dan lidah sebelah kanan bawah sejak 2 hari yang lalu karena tergigit.
Terasa sakit dan perih apabila pasien makan makanan pedas dan panas. Pasien
mengaku akhir-akhir ini pola makan tidak teratur dan jarang mengkonsumsi buah dan
4
sayur serta jarang meminum air putih. Pasien tidak memiliki riwayat sariawan yang
muncul tiba-tiba. Di keluarga pasien (orang tua, kakak, dan adik) tidak memiliki
riwayat sariawan yang berulang dan muncul tiba-tiba. Pasien mengobati sariawannya
dengan mengoleskan albothyl dan pasta gigi. Pasien ingin sariawannya diobati.
Hipertensi : YA / TIDAK
Asma/Alergi : YA / TIDAK
Hamil : YA / TIDAK
Kontrasepsi : YA / TIDAK
Lain-lain : YA / TIDAK
Disangkal.
5
Suhu : Afebris
Pernafasan : 20 x / menit
Nadi : 68 x / menit
Kelenjar Limfe
tidak ikterik
Bibir : T.A.K
Lain-lain :-
Kalkulus + / - stain + / -
Mukosa Labial : Terdapat 1 buah ulcer pada bibir bawah kanan, bentuk
Frenulum : t.a.k
a)
b) c)
Gambar 2. 1. a) Gambaran letak 1 buah ulcers pada mukosa labial bawah dan
mukosa lingual ventral lateral dextra pada kunjungan 1. b) 1
buah ulcer pada mukosa labial bawah dextra pada kunjungan 1.
c) 1 buah ulcer pada mukosa lingual ventral dextra pada
kunjungan 1. (Dokumentasi Pribadi).
Frenulum : t.a.k
Lidah : t.a.k
UE UE
UE UE
Radiologi : TDL
Darah : TDL
Mikrobiologi : TDL
2.1.10. Diagnosa
2. Pasien disarankan untuk banyak makan buah, sayur, dan minum air putih
Perawatan Farmakologis
2.2.1 Anamnesa
Empat belas hari yang lalu pasien datang ke bagian Oral Medicine RSGM FKG
Unpad dengan keluhan terdapat sariawan di bibir bawah kanan dan lidah bawah kanan
di daerah gigi 43. Pasien diberikan resep salep triamcinolone acetonide 0,1% in
orabase yang dioleskan pada sariawannya setelah makan dan sebelum tidur, meminum
vitamin B12 dan asam folat setelah makan. Rasa nyeri pada sariawan berkurang pada
hari ketiga setelah pemberian obat. Berdasarkan hasil observasi sariawan di bibir dan
lidah pasien sembuh, tidak meninggalkan bekas, dan tidak terasa sakit.
10
Kelenjar Limfe
Bibir : t.a.k
Lain-lain :-
Kebersihan Mulut
disemua regio
a) b)
Tidak dilakukan
12
2.2.5 Diagnosa
1. Pro DHE
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Ulkus mukosa tunggal dapat disebabkan oleh trauma fisik/ mekanik, termal,
atau bahan kimia pada mukosa atau bahkan kompromi vaskular, menyebabkan
kerusakan jaringan dan ulserasi. Cedera gigitan akut, contoh trauma fisik/ mekanik,
sering terjadi di mukosa oral dan mungkin menjadi parah jika terjadi ketika mukosa
mati rasa setelah anestesi lokal telah diberikan untuk prosedur perawatan gigi. Luka
traumatis mungkin juga hasil dari maloklusi, protesa gigi, menyikat gigi terlalu
bersemangat dan flossing, kebiasaan melukai diri sendiri, dan tindikan di mulut (Glick,
2015)
Cedera termal termasuk luka bakar listrik, terutama pada anak-anak yang secara
tidak sengaja mengunyah kabel listrik. Lebih umum, luka bakar termal terjadi pada
langit-langit akibat menelan makanan dan minuman panas. Trauma kimia disebabkan
berbahaya dan zat kausatik langsung pada mukosa mulut, baik sebagai tindakan terapi
(erythematous halo), disertai rasa nyeri. Ulser akan sembuh dalam waktu 7-10 hari
16
tanpa pembentukan scar, sembuh dengan sendirinya atau dengan menghilangkan
penyebabnya. Bibir, lidah, dan mukosa bukal merupakan lokasi predileksi terjadinya
3.1.2 Etiologi
3.1.3 Patogenesis
3.1.6 Perawatan
SAR adalah gangguan yang ditandai dengan adanya ulser yang berulang terbatas
pada mukosa oral pada pasien tanpa tanda penyakit lain. (Glick, 2015). Prevalensi
SAR adalah 10-30% pada populasi umum (Laskaris, 2006). SAR terjadi pada individu
yang sehat dan umumnya muncul pada mukosa bukal, mukosa labial dan lidah. Lesi
SAR yang melibatkan mukosa berkeratin seperti pada palatum dan gingiva lebih
jarang terjadi (Akintoye, 2014). SAR muncul sebagai ulser berbentuk bulat atau oval,
17
dangkal dan memiliki pusat pseudomembran dikelilingi oleh tepi yang eritem, pasien
juga akan mengeluhkan rasa nyeri pada area ulser (Glick, 2015)
1. Ulser minor, yang meliputi lebih dari 80% kasus SAR, berbentuk bulat atau
kekuningan dan dikelilingi oleh tepi halo eritema, muncul sebagai lesi
berjumlah 1-2 lesi, sembuh dalam 7-14 hari tanpa meninggalkan jaringan parut
(Laskaris, 2006; Glick, 2015) biasanya muncul pada mukosa labial, bukal dan
dasar mulut
18
16
2. Ulser mayor dikarakteristikan dengan lesi yang dalam dan nyeri, biasanya
berbentuk oval diameternya lebih dari 1-2cm membutuhkan waktu yang lebih
parut. Jumlah lesi biasanya bervariasi dari 1-5 lesi Laskaris, 2006). memiliki
3. Ulser herpetiform biasanya uncul sebagai lesi berkelompok (10 ulcers atau
lebih) dengan ukuran yang kecil + 5 mm dan menyebar diseluruh mukosa, tidak
sesuai namanya, lesi ini tidak berkaitan dengan infeksi virus herpes simpleks
Ada banyak kasus dimana tidak terdapat perbedaan yang jelas antara ulser minor
dan mayor, khususnya pada pasien yang mengalami ketidaknyamanan parah dari
beberapa lesi berulang, meskipun tiap lesi diameternya dibawah 1cm. Lesi-lesi ini
Etiologi RAS
Vitamin B12 (kobalamin) adalah salah satu dari delapan vitamin B larut air dan
perannya dalam metabolism sel berkaitan dengan folat dan vitamin B lainnya (Green,
2017). Vitamin B12 adalah kofaktor penting yang merupakan bagian integral dari
proses metilasi yang penting dalam reaksi yang berkaitan dengan metabolisme sel dan
17
DNA, sehingga defisiensi dari vitamin ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan
pada DNA dan metabolisme sel sehingga berdampak serius pada klinis (Hunt, 2014).
Vitamin B12 adalah vitamin larut air yang penting yang umumnya ditemukan pada
beberapa jenis makanan seperti ikat, kerang daging dan produk dari susu. Vitamin ini
kompleks yang membantu menjaga kesehatan sel saraf dan sel darah merah dan juga
dibutuhkan untuk membuat DNA, bahan genetik pada sel (Hunt, 2014).
PEMBAHASAN
Tn. A datang ke RSGM UNPAD dengan keluhan terdapat beberapa sariawan pada
bagian dalam bibir bawah sebelah kanan dan bagian lidah bawah sebelah kanan.
Menurut keterangan yang diberikan pasien, sariawan muncul akibat tergigit sejak 2
hari yang lalu. Pasien tidak memiliki riwayat sariawan berulang yang muncul secara
spontan.
25
26
Selain dari faktor stress, pasien juga menjelaskan bahwa akhir akhir ini pasien
kurang mengonsumsi makanan yang berserat seperti sayur-sayuran dan buah buahan.
sayur dan buah mengandung zat zat organik baik yang berperan dalam sistem imun
tubuh dan penyembuhan luka/penyakit, seperti vitamin, asam folat, zat besi, mineral
dan lain lain, sehingga nutrisi yang tidak seimbang juga menjadi faktor pendukung
terjadinya SAR.
Gambaran ulser minor pada SAR adalah berbentuk bulat berwarna putih
kekuningan dengan dasar cekung dan kedalaman dangkal dengan tepi regular dan
eritematous dengan diameter <1 mm (Glick, 2015) kondisi ini serupa dengan tampilan
Selama ini pasien belum mengonsumsi obat apapun. Oleh karena itu pasien
diresepkan obat kumur dan vitamin B12. Penggunaan keduanya dimaksudkan untuk
mengurangi durasi dan jumlah ulser, mencegah terbentuknya ulser baru dan
antibakteri yang baik, tujuan diberikannya obat ini adalah untuk tetap menjaga kondisi
mulut tetap bersih selama proses penyembuhan SAR dan mengurangi rekurensinya
(Altenburg, 2007; Regezy, 2012). Pemberian Vitamin B12 berguna untuk kelancaran
fungsi dan proses yang dilakukan oleh tubuh, terutama dalam menjaga agar sel saraf
dan sel darah merah tetap sehat (Setiadhi and Firman, 2017) sehingga dapat membantu
satu lesi yang muncul 5 hari lebih awal dari dua lesi lainnya sudah tidak terlihat,
sedangkan 2 lesi lain masih dalam tahap penyembuhan. Pada kontol kedua (2
minggu dari pemeriksaan awal) semua lesi ulser sudah tidak ditemukan di mukosa
labial, dan pasien dinyatakan sembuh. Umumnya lesi ulser akan sembuh dalam 7-
SIMPULAN
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan klinis lesi yang dialami pasien
berupa traumatic ulcer dengan etiologi tergigit, faktor pendukung terjadinya traumatic
ulcer diduga dari stress dan gizi tidak seimbang. Gambaran klinis lesi ulser pada bibir
bawah kanan berbentuk bulat berwarna putih kekuningan dengan dasar cekung dan
kedalaman dangkal dengan tepi iregular dan eritematous dengan diameter ± 3 mm.
Gambaran klinis lesi pada lidah kanan bawah berupa satu buah ulser berbentuk bulat
berwarna putih kekuningan dengan dasar cekung dan kedalaman dangkal dengan tepi
iregular dan eritematous dengan diameter ± 2mm. Ulser terasa nyeri. Perawatan
traumatic ulcer pada pasien dengan triamcinolone acetonide 0,1%, Vitamin B12,
Asam Folat memberikan efek penyembuhan tanpa meninggalkan bekas dalam 3 hari.
28
DAFTAR PUSTAKA
29