Anda di halaman 1dari 11

Pemicu 3

Blok 19
“Aku Ingin Cantik”

Disusun oleh :
Rahel Sukma Simangunsong
180600236

Fasilitator :
Drg. Veronika Angelia,MDSc., Sp.Pros.

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara
Medan
2020
Pemicu 3
Nama pemicu : Aku Ingin Cantik
Penyusun : Drg. Siti Wahyuni, MDSC., Drg.Armia Syahputra, Sp.Perio (K), Drg.
Hubban Nasution
Hari/ tanggal : Rabu /24 Feb 2021
Jam : 07.00-09.00
Seorang perempuan berusia 52 tahun berprofesi sebagai dosen datang ke RSGM USU
ingin mengganti gigi tiruannya yang patah beberapa hari yang lalu. Pasien dari awal
mengajukan beberapa pertanyaan yang ia peroleh dari internet tentang pemasangan gigi
tiruan. Ia juga menginginkan penjelasan yang lengkap, mengajukan banyak pertanyaan dan
sanggahan tentang alternatif jenis gigi tiruan yang sesuai dengan kondisi rongga mulutnya. Ia
khawatir gigi tiruan yang akan dipasang merusak penampilannya sebagai seorang dosen. Dari
hasil pemeriksaan klinis dan setelah dilakukan pencetakan anatomis serta pembuatan model
studi diperoleh data sebagai berikut:
- Rahang atas gigi geligi yang masih ada : 15,14,13,12,11,23,24,27
- Rahang bawah : gigi lengkap
- Gigi 23 dan 27 sedikit miring ke mesial 50
- Gigi 24 mobiliti derajat 1 kedalaman poket 6 mm dengan pola kehilangan tulang vertikal
- OHIS 4,1

PERTANYAAN
A. 1. Jelaskan tipe watak pasien dan upaya menghadapinya
2. Bagaimana bentuk komunikasi yang sesuai untuk tipe pasien tersebut diatas.
B. 1. Jelaskan diagnosis periodontal kasus tersebut dan etiologinya
2. Jelaskan rencana perawatan periodontal pada kasus tersebut
C. Setelah dilakukan preprosthetic treatment, dokter gigi akan memberikan dua alternatif
jenis gigi tiruan yang sesuai dengan kondisi pasien GTSL Akrilik dan GTSL
Kerangka Logam.
1. Tentukan gigi penyangga yang berfungsi sebagai penahan langsung dan jelaskan
alasannya.
2. Tentukan perencanaan desain cangkolan dan jelaskan alasannya !
3. Tentukan arah pasang dan arah lepas (kemiringan model) yang terbaik untuk pasien
tersebut
4. Gambarkan Desain lengkap GTSL Akrilik dan GTSL Kerangka Logam
a. Klasifikasi Kennedy
b. Dukungan
c. Retainer
d. Konektor
e. Arah pasang
5. Dari dua desain gigitiruan yang akan dijelaskan kepada pasien, tentukan desain mana
yang lebih tepat untuk pasien tersebut diatas dan berikan alasannya !

- Diskusi kelompok dilakukan dengan menggunakan alat surveyor pada model yang
telah ditetapkan.
- Jawablah pertanyaan di atas secara individu pada buku tulis masing-masing
mahasiswa dengan tulisan tangan. Buku tersebut ditandatangani oleh fasilitator
setelah selesai diskusikelompok.
- Disamping tugas individu, mahasiswa diwajibkan membuat laporan kelompok
mengenai hasil diskusi kelompok. Laporan tersebut akan dipresentasikan pada sidang
pleno.
- Diskusi kelompok dilakukan dengan menggunakan alat surveyor pada model yang
telah ditetapkan.
A. 1. Jelaskan tipe watak pasien dan upaya menghadapinya
Jawab:

1. Tipe Watak Pasien oleh M.M House (1567)


Klasifikasi Pasien Keterangan
1. Tipe Filosofikal - orang yang belum pernah memakai gigi tiruan, tetapi
sadar akan keperluannya.
- Sikap mental seimbang.
- Orang ini amat percaya akan kemampuan dokter gigi
dalam melakukan perawatannya.
- Sikap demikian hendaknya jangan disia-siakan,
akrena akan sangat membantu dalam mencapai hasil
yang baik. Hati-hati dalam menegakan diagnosis, bila
perlu sebaiknya diikuti dengan penyuluhan agar
motivasi yang baik tetap terbina
- kelompok orang yang pernah memakai gigi tiruan
dengan memuaskan, dan memerlukan gigi tiruan baru
karena satu dan lain hal. Ia telah memahami kesulitan
dan keterbatasan gigi tiruan
2. Tipe banyak tuntutan - Orang yang sangat khawatir akan berubahnya
(exacting type) penampilan bila harus memakai gigi tiruan, karena itu
sangat berkeberatan bila dinyatakan bahwa giginya
harus dicabut.
- Kalau akhirnya ia mau dirawat, akan mengharapkan
agar gigi tiruannya persis sama dengan gigi aslinya,
baik dalam penampilan maupun dalam berfungsi.
- Pemakai gigi tiruan yang tidak pernah merasa puas,
baik dalam penampilannya maupun dalam
pemakainannya.
- Orang demikian biasanya tidak mudah percaya akan
kemampuan dokter gigi dalam memberikan
perawatan prostodontik. Banyak di antaranya yang
menginginkan jaminan tertulis dari dokter gigi,
bahkan bila tidak terpenuhi keinginannya akan minta
pergantian ongkos.
3.Tipe Histeris (selalu cemas) - orang dengan kesehatan umum dan mulut yang buruk,
yang takut terhadap perawatan kedokteran gigi,
menolak pencabutan gigi, dan yakin bahwa
pemasangan gigi tiruan akan berakhir dengan
kegagalan
- orang telah mencoba memakai gigi tiruan tetapi selalu
menuntut jaminan bahwa gigi tiruan yang akan dibuat
untuknya akan memberikan hasil yang sama dengan
gigi asli yang baik susunannya.
4. Tipe Acuh (indifferent - orang yang tidak peduli akan penampilannya, dan
type) tidak peduli akan makanannya.
- Karena itu mereka sesungguhnya tidak merasakan
perlunya pemasangan gigi tiruan.
- Biasanya mereka datang atas dorongan orang lain,
atau anggota keluarga, yang merasa perlu
berdampingan dengannya.
- Dalam hal ini drg harus sangat berhati-hati
mengambil langkah, akrena biasanya berakhir dengan
kegagalan. Motivasi perlu sekali ditumbuhkan lebih
dulu sebelum perawatan dimulai.

1. Realist: Tipe lansia ini adalah tipe philosophical dan tipe exacting. Lansia jenis ini
memiliki kesadaran terhadap perubahan dan realita untuk menikmati masa tua
mereka.Mereka mengikuti instruksi, memiliki pride, memiliki kesehatan mulut yang baik,
mencari perawatan dental dan menjalankan diet sehat.
2. Resenters: Tipe ini adalah tipe indifferent dan tipe histerikal . Mereka menolak penuaan
dan kadang melibatkan psikologis mereka. Mereka tidak mendengarkan nasihat, menolak
perawatan gigi, dan jarang ke dokter gigi. Psikologis yang terjadi dijelaskan sebagai ‘second
childhood’. Keluarga yang peduli kepada mereka biasanya mengantar mereka untuk
perwatan.
3. Resigned: Tipe lansia ini memiliki status emosi dan sistemik yang bervariasi. Submisi
passive pada tipe tidak selalu menghasilkan kesuksesan perwatan dan menyababkan frustasi,
bukan hanya pada keluarga yang bertanggung jawab tetapi juga pada dokter gigi yang
menanganinya.
Dokter gigi dapat melihat variasi pasien dengan gangguan sikap ataupun mental. Terdapat
sistem klasifikasi dimana dokter gigi harus mengerti diagnosis psikiatrik dan gejala yang
berhubungan. Kategori ini terdiri dari 5 kategori untuk menjelaskan gangguan mental.

2. Bagaimana bentuk komunikasi yang sesuai untuk tipe pasien tersebut diatas.

Pasien tipe resigned akan sulit dirawat, 2 atau lebih rencana perawatan harus disiapkan dan
dijelaskan kepada pasien manfaat serta kerugian, biaya serta waktu untuk menjalani setiap
perawatan.Gigi tiruan sebaiknya tidak dibuat apabila pasien sedang mengalami stress baik
fisik maupun psikis. Pasien dengan penyakit degenerative parah tidak disarankan
menggunakan gigi tiruan penuh, pasien geriatric biasanya di kelompokan menjadi tiga
berdasarkan sikapnya terhadap gigi tiruan
1. Pasien yang puas dengan penggunaan gigi tiruan lama: walaupun gigi tiruan
memiliki retensi yang buruk pasien tetap merasa puas dengan gigi tiruan. Pasien ini butuh
pendekatan untuk dibuatkan gigi tiruan yang baru

2. Pasien yang tidak ingin menggunakan gigi tiruan: pasien ini merasa nyaman tanpa gigi
tiruan dan tidak peduli dengan penampilannya. Pasien tipe ini tidak boleh dipaksa atau
diyakinkan untuk menggunakan gigi tiruan.
3. Pasien prostodontik: pasien tipe ini harus diedukasi tentang pentingnya penggunaan gigi
tiruan. Kunjungan harus dijadwalkan dengan baik dan kunjungan pagi hari lebih disarankan
karena pasien geriatric memiliki lebih sedikit distorsi pada oral dipagi hari. Pasien tidak boleh
banyak dijanjikan berlebihan. Apabila gigi tiruan tidak sebaik yang dokter gigi jelaskan
pasien akan sangat kecewa. Rencana perawatan harus didiskusikan dan dimengerti oleh
keluarga pasien. Walaupun seluruh gigi menunjukan tidak dapat dipertahankan, perawatan
lain selain gigi tiruan penuh bisa menjadi pilihan. Gigi asli sebaiknya dipertahankan selama
yang memungkinkan. Prognosis perawatan bergantung pada psikologis pasien.

Dokter gigi herus mengaetahui perubahan sikap atau personality apa yang terjadi dengan
penuaan dan mengenali mereka saat clinical examination.
1. Berjabat tangan dengan pasien dapat mengungkapkan keadaan emosi pasien
2. Jabat tangan deadfish menunjukan pasien tidak koperatif dan tidak terlalu berminat
menjalani perawatan.
3. Berjabat tangan vice-like grip (terlalu erat) menunjukan pasien insecure.
4. Pasien dengan tangan dan keringat dingin menunjukan pasiencemas
5. Pasien yang berjabat tangan dengan normal dan hangat adalah pasien paling mudah untuk
dirawat.
6. Pasien depresi lebih baik dirawat dengan perawatan paling ringan saat dia depresi. Saat
pasien telah merespon perawatan lanjutan dapat
dilaksanakan.
7. Pasien skizofernik harus ditemani keluarga atau perawat.
Pasien harus dijadwalkan pertemuan pada pagi hari. Dokter gigi tidak boleh otoriter
dan konfrontatif. Jika pendekatan dilakukan namun pasien tetap tidak dapat kooperatf, pasien
harus di sedative.
8. Pasien Alzheimer ataupun dimensia seringkali lupa meletakan gigi tiruan. Merawat mereka
paling baik dengan pengertian dan empati.

Exacting Patient 
Cara menangani :
a. Menjelaskan tujuan dan prosedur perawatan kepada pasien secara jelas
 perlu memberikan ilustrasi, gambaran, atau foto kepada pasien
untuk memudahkan pemahaman karena pasien tipe exacting sangat ingin tahu
dan banyak bertanya.

 b. Sebelum memulai perawatan dokter gigi perlu menjelaskan kerugian, efek
samping, ketidaknyamanan, dan masalah yang mungkin muncul dari setiap
 jenis perawatan karena pasien tipe exacting memiliki ekspektasi yang tinggi.
c. Jangan menjanjikan pasien bahwa perawatan dan pemakaian gigi tiruan akan berjalan mulus
tanpa masalah karena pasien memiliki ekspektasi tinggi.
d. dikarenakan pasien ini cenderung meminta perhatian yang tidak terbagi,

usaha, dan kesabaran.

Sumber :
http://www.jaypeejournals.com/eJournals/ShowText.aspx?ID=1340&Type=FREE&T

B. 1. Jelaskan diagnosis periodontal kasus tersebut dan etiologinya.


Jawab :
Diagnosis Periodontal
→Periodontitis Tipe 1 Plaque Induced (Klasifikasi AAP 1999)
Etiologi
→Etiologi utama yang paling berperan adalah akumulasi plak bakteri. Bakteri utama yang
terlibat dalam periodontitis, antara lain Porphyromonas gingivalis, Actinobacillus
actinomycetemcomitans, dan Tannerella forsythia. Faktor lokal yang memperberat, yaitu
faktor yang memudahkan akumulasi plak, seperti adanya kalkulus, retensi dan impaksi
makanan, restorasi yang tidak baik, malposisi gigi, serta karies proksimal atau servikal.
Faktor yang dapat memodifikasi, yaitu keadaan yang mengubah respon host terhadap plak
secara tidak langsung menyebabkan peyakit periodontal, antara lain usia, merokok, gangguan
sel imun, hormonal, obat-obatan, penyakit sistemik, pendidikan, dan sosial.

2. Jelaskan rencana perawatan periodontal pada kasus tersebut


Jawab :
Tujuan utama terapi periodontal pada kasus ini adalah untuk menghilangkan plak bakteri
yang menempel di permukaan akar gigi dan mengurangi destruksi akibat plak bakteri. Hal ini
dapat dicapai dalam terapi periodontal non bedah yang merupakan langkah pertama dalam
tahapan prosedur perawatan periodontal yang bertujuan untuk mengurangi atau
menghilangkan faktor etiologi utama yaitu bakteri plak (Perry dan Takei, 2012). Efektivitas
perawatan periodontal diharapkan dapat memungkinkan terjadinya perubahan yang luar biasa
dalam penyembuhan jaringan periodontal, mengurangi rasa nyeri, menghilangkan eksudat,
inflamasi gingiva, dan perdarahan (Newman dkk, 2012).
Beberapa tahap tindakan yang dilakukan dalam terapi periodontal non bedah meliputi
instruksi kontrol plak, instruksi kontrol diet, perawatan scaling dan root planing, rekonturing
restorasi dan mahkota yang bersifat iritatif, penumpatan karies, terapi antibiotik, terapi
oklusal, pergerakan gigi secara ortodontik, dan splinting provisional. Instruksi kontrol plak
meliputi penggunaan sikat gigi, metode menyikat gigi, frekuensi menyikat gigi, sikat gigi
yang digunakan, penggunaan alat bantu selain sikat gigi (benang gigi), dan konseling yang
bersifat memotivasi pasien terhadap faktor resiko yang berpengaruh terhadap penyakit
periodontal misalnya merokok. Instruksi kontrol diet meliputi makanan yang menyehatkan
gigi dan yang merusak gigi, termasuk makanan yang menyebabkan risiko terjadinya karies
rampan. Tindakan scaling dan root planing dilakukan untuk meng eliminasi karang gigi
supragingiva dan subgingiva di permukaan mahkota dan akar gigi karena karang gigi
memiliki permukaan yang kasar sehingga menjadi tempat yang ideal bagi perlekatan bakteri.
Eliminasi kalkulus bertujuan untuk mendapatkan kontur yang halus pada semua permukaan
gigi, menghilangkan sementum nekrotik, dan menghaluskan permukaan akar sehingga
membantu terjadinya proses perlekatan kembali epitel jaringan periodontal. Tindakan
rekonturing restorasi dilakukan pada permukaan gigi yang kasar, restorasi overcounturing,
overhanging, atau restorasi yang terlalu menekan subgingiva yang dapat menyebabkan
akumulasi bakteri dan hilangnya perlekatan epitel. Pembuangan jaringan karies dilakukan
secara sempurna dan dilakukan penumpatan dengan restorasi sementara atau tetap.
Tahap Repair berarti mengembalikan kontinuitas margin ginggiva yang rusak dan
membentuk kembali sulkus ginggiva normal pada ketinggian sejajar akar sebagai dasar poket
yang sebelumnya ada. Pengembalian jaringan periodontium yang rusak ini, melibatkan
regenerasi dan mobilisasi epitel dan sel jaringan ikat menuju daerah yang rusak, dan
meningkatkan aktivitas mitotik lokal untuk menyediakan jumlah sel yang dibutuhkan. Tahap
ini meliputi beberapa fase yaitu menghentikan inflamasi, angiogenesis, dan fibrogenesis.

Sumber :
1.Braun A, Dehn C, Krause F, Jepsen S. Short-termclinical effects of adjunctive
antimicrobial photodynamic therapy in periodontal treatment: arandomized clinical trial. J
Clin Periodontol 2008;35: 877-84.
2. Quirynen M, Teughels W, De Soete M, VanSteenberghe D. Topical antiseptic and
antibiotic ininitial therapy adult chronic periodontitis:microbiological aspect. Periodontol
2000 2002;28:72-90.

C. Setelah dilakukan preprosthetic treatment, dokter gigi akan memberikan dua


alternatif jenis gigitiruan yang sesuai dengan kondisi pasien GTSL Akrilik dan GTSL
Kerangka Logam.
1. Tentukan gigi penyangga yang berfungsi sebagai penahan langsung dan jelaskan
alasannya.
Jawab :
Gigi penyangga :
Menentukan Penahan
Penahan untuk GTSL dukungan gigi memiliki dua fungsi yaitu untuk menahan gigi tiruan
dari gaya yang melepaskan tanpa merusak gigi penyangga, dan untuk membantu dalam
menahan kemungkinan terlepasnya gigitiruan. Cangkolan tidak boleh menekan jaringan
gingiva. Cangkolan tidak boleh memberikan torsi yang berlebih pada gigi penyangga selama
digunakan dan dilepaskan. Cangkolan harus ditempatkan dekat daerah gerong untuk
mendapatkan retensi yang cukup, dan harus didesain dengan ketebalan dan kontak minimum
pada gigi. Penahan untuk GTSL perluasan distal, ketika menahan GTSL harus lentur bila
basis GTSL bergerak kearah jaringan saat berfungsi. Penahan juga berfungsi sebagai stress-
breaker. Penahan langsung harus didesain sehingga beban oklusal akan berpindah langsung
ke aksis gigi penyangga, dan bukan sebagai ungkitan.
Penahan tidak langsung harus ditempatkan sejauh mungkin di depan garis fulkrum jika akan
difungsikan dengan penahan langsung, untuk membatasi pergerakan basis perluasan distal
menjauhi jaringan basal. Penahan tidak langsung harus ditempatkan pada dudukan sandaran
yang dipreparasi pada gigi penyangga yang mampu menahan gaya.

2. Tentukan perencanaan desain cangkolan dan jelaskan alasannya !


Jawab :
Desain GTSL harus dikembangkan secara sistematis dan dibuat pada model
diagnostik yang akurat berdasarkan tahap desain GTSL, yaitu menentukan kelas dari
masing-masing daerah tidak bergigi, dukungan gigitiruan, jenis konektor, dan jenis
penahan.
Tahap perencanaan desain:
1. Menentukan klas dari masing-masing daerah tidak bergigi. Daerah tidak bergigi pada suatu
lengkung gigi dapat bervariasi dalam hal panjang, macam, jumlah, dan letaknya. Semua ini
akan mempengaruhi rencana pembuatan desain gigitiruan, baik dalam bentuk sadel, konektor
maupun dukungannya.

2. Menentukan dukungan gigi tiruan


Dukungan GTSL dapat berasal dari gigi atau gigi dan mukosa. Dukungan terbaik untuk
GTSL hanya dapat diperoleh bila faktor-faktor berikut ini diperhatikan dan dipertimbangkan,
yaitu keadaan jaringan pendukung, panjang sadel, jumlah sadel, dan keadaan rahang yang
akan dipasangi gigitiruan.

3. Menentukan jenis konektor


Konektor mayor harus bersifat kaku sehingga gaya yang diaplikasikan dapat terdistribusi
secara efektif pada komponen pendukung. Untuk GTSL resin akrilik, konektor yang dipakai
biasanya berbentuk plat. Pada GTSL kerangka logam, bentuk konektor bervariasi dan dipilih
sesuai indikasinya.

4. Menentukan jenis penahan


Ada dua jenis penahan untuk GTSL yaitu penahan langsung dan penahan
tidak langsung. Beberapa faktor perlu diperhatikan untuk menentukan penahan yang
akan dipilih, yaitu dukungan dari sadel, stabilisasi dari gigitiruan, dan estetis.

3. Tentukan arah pasang dan arah lepas (kemiringan model) yang terbaik untuk
pasien tersebut
Jawab :
Kategori pertama (I), yaitu arah pemasangan rotasi GTSL yang disebabkan oleh karena
desain rangka logam dengan cengkeram di daerah posterior terletak pada daerah gerong di
bagian distal gigi penyangga. Sedangkan cengkeram yang terletak lebih anterior terletak pada
daerah gerong gigi penyangga dengan hambatan minimal. Arah pemasangan GTSL tersebut
dilakukan dengan menempatkan cengkeram posterior terlebih dahulu, kemudian daerah
anterior. Hal tersebut menyebabkan rotasi yang sumbunya terletak pada daerah ujung lengan
cengkeram posterior dan busur rotasi menjadi lebih panjang.
Sumber : Soesetiji Ady. Pertimbangan laboratoris arah pemasangan rotasi gigitiruan sebagian
lepasan rangka logam Laboratory considerations in rotational path of insertion of metal
frameremovable partial dentur.FKG Universitas Jember.

4. Gambarkan Desain lengkap GTSL Akrilik dan GTSL Kerangka Logam


Jawab :
GTSL Kerangka logam
a. Klasifikasi Kennedy
pada GTSL klas II Kennedy, gigi penyangga yang masuk perhitungan hanya gigi penyangga
yang berujung bebas. Seluruhnya menggunakan lengan penahan, lengan pengimbang dan
sandaran oklusal . Hal ini sesuai teori yaitu memberikan retensi dan stabilitas yang baik.

b. Dukungan
Dukungan gigi dan mukosa digunakan pada daerah tak bergigi berujung bebas, dengan
daerah tak bergigi yang luas. Biasanya dukungan gigi dan mukosa ini diklasifikasikan pada
klas 1 dan II Kennedy. Dukungan pada desain arah pasang rotasi ini juga sama seperti tahap
penentuan dukungan GTSL dan biasanya arah pasang rotasi diindikasikan pada gigi tiruan
yang didukung gigi asli . Basis dukungan gigi merupakan basis yang dibatasi oleh gigi asli
pada kedua sisi. Tekanan oklusal secara langsung disalurkan kegigi penyangga. Desain arah
pasang rotasi hanya dilakukan pada GTSL dukungan gigi. Kondisi gigi penyangga yang
miring tetap dipertahankan dan gerong yang ada kita manfaatkan pada pembuatan desain
alternatif yaitu desain GTSL arah pasang rotasi.
c. Retainer
Jawab :
Penggunaan cengkeram kawat memiliki beberapa keuntungan, diantaranya, lentur, retensinya
sesuai kebutuhan, diameter dapat kecil sehingga estetis baik, penutupan permukaan gigi lebih
minim dibandingkan klamer tuang, indiasi luas dan teknik pembuatan mudah. Kerugian
penggunaan cengkeram kawat diantaranya, mudah mengalami distorsi, mudah patah,
dukungan kurang memuaskan, dan tidak mampu menahan gaya horizontal.
d. Konektor
Jawab :
Konektor Posterior Palatal Strap=Transversal Band= Palatinal Band= Mid palatal Strap
Konektor ini digunakan karena : lebih comfort dari type bar, distribusi beban ke palatum
lebih luas , tidak menutupi ruggae palatina, konektor bagian tengah bisa dibuat lebih tebal
(1,5 mm)

e. Arah pasang
Arah pemasangan GTSL tersebut dilakukan dengan menempatkan cengkeram posterior
terlebih dahulu, kemudian daerah anterior. Hal tersebut menyebabkan rotasi yang sumbunya
terletak pada daerah ujung lengan cengkeram posterior dan busur rotasi menjadi lebih
panjang.

5. Dari dua desain gigitiruan yang akan dijelaskan kepada pasien, tentukan desain
mana yang lebih tepat untuk pasien tersebut diatas dan berikan alasannya !
Jawab :
Perawatan lebih tepat : GTSL kerangka logam
Kehilangan gigi sebagian dengan klasifikasi klas I atau klas II Kennedy dimana terdapat
resesi gingiva pada gigi yang akan dijadikan penyangga gigi tiruan, pembuatan GTSL
resin akrilik konvensional dengan cangkolan kawat akan menyebabkan masalah estetik,
hal ini diperburuk bila pasien memiliki garis senyum yang tinggi sehingga cangkolan dan
permukaan akar gigi yang terbuka akan terlihat saat pasien tersenyum sehingga secara
estetik terlihat tidak baik . Salah satu alternatif GTSL pada kasus klas I atau klas II
Kennedy yang membutuhkan estetik adalah GTSL kerangka logam dengan kombinasi
bahan fleksibel, cangkolan dan sadel terbuat dari bahan fleksibel untuk estetik dan
komponen lain seperti konektor mayor dan rest dari bahan logam sehingga stabilitas
maksimum serta kekuatan dapat tercapai dari kerangka logam. Cobalt chromium alloy
merupakan bahan yang sering digunakan untuk pembuatan gigi tiruan kerangka logam
karena sifat mekanisnya yang baik. Dokter gigi harusmempertimbangkan beberapa aspek
dalam pembuatan desain GTSL kerangka logam yaitu: (1) Statis dinamis,
mempertimbangkan distribusi gaya vertikal dan horizontal diantara gigi-gigi penyangga
dengan mukosa untuk mempertahankan stabilitas fungsional gigi tiruan; (2) Biologis
yaitu mengurangi efek pemakaian jangka panjang yang merusak seperti karies; (3) Estetis
yaitu dengan membuat bagian-bagian GTSL kerangka logam tidak terlihat dan (4)
Kenyamanan yaitu desain gigi tiruan tidak mengalami pergerakan selama berfungsi tidak
mengiritasi lidah dan tidak terjadi penumpukan sisa makanan. Bahan fleksibel yang
digunakan dalam pembuatan gigi tiruan adalah nilon termoplastik (poliamida) yang dapat
mencair bila dipanaskan pada suhu 274o C - 293o C. Manipulasi laboratorium bahan ini
dilakukan dengan teknik injection moulding.4,5,8-11 Bahan ini tidak mudah rusak,
translusen menyerupai jaringan dibawahnya sehingga menghasilkan estetik yang baik,
merah muda seperti warna gingiva, dapat dibuat cukup tipis serta dapat dibentuk sebagai
basis dan cangkolan sekaligus.
Sumber :
1. Carr A.B. dan Brown D.T., 2011.McCracken Removable Partial
Prosthodontics. 12th edition. Mosby: Elsevier
2. Gunadi, H.A., Margo, M., Burhan, L.K., Suryatenggara, F., dan Setabudi, I. 2015.
Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan. Ed.ke-1. Jakarta: Hipoktrates. h. 30-
9.
3. Elias, S. 2000. Pengaruh Plat Gigi Tiruan Lepas yang Menutupi Palatum Pada
Kejelasan Pengucapan. Disertasi. Universitas Indonesia. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai