Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN DHE

DENTAL HEALTH EDUCATION PADA SISWA TK


PEMBANGUN DIDIKAN ISLAM
Jl. Jamin Ginting Pasar No. 271 Kel. Padang Bulan Kec Medan Baru

Oleh:
Laidini Ayu Siregar (110600025)
Novita Eka Putri BB (110600012)
Anusyhia Melanie (110600129)
Tebambigai Mohanna (110600219)

Pembimbing:
Prof. Sondang Pintauli,drg., Ph.D
Ranu Putra Armidin,drg

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/


KESEHATAN GIGI MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya, kami dapat menjalankan tugas kepaniteraan klinik di Departemen
Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/ Kesehatan Gigi Masyarakat.
Adapun tujuan pembuatan laporan kegiatan ini adalah untuk memenuhi tugas
kepaniteraan klinik di Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/ Kesehatan
Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini penulis telah banyak mendapat bimbingan,
pengarahan, saran, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Trelia Boel, drg., Sp. RKG selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara atas izin melakukan tugas kepaniteraan klinik.
2. Prof. Sondang Pintauli,drg.,Ph.D selaku dosen pembimbing pertama yang
telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing,
membantu serta mengarahkan penulis dalam menyelesaikan laporan kegiatan ini.
3. Ranu Armidin Putra, drg. selaku dosen pembimbing kedua yang telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing, membantu
serta mengarahkan penulis dalam menyelesaikan laporan kegiatan ini.
4. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Departemen Ilmu Kedokteran Gigi
Pencegahan/ Kesehatan Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Sumatera Utara yang telah membantu dalam melaksanakan kegiatan.

Penulis menyadari bahwa laporan kegiatan ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga laporan kegiatan ini dapat memberikan
sumbangan pemikiran yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Medan, September 2016


(Penulis)
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................

KATA PENGANTAR....................................................................................... ii

DAFTAR ISI..................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................ 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Menyikat Gigi............................................................................................. 4
2.1.1 Pemilihan Sikat Gigi......................................................................... 5
2.1.2 Frekuensi Sikat Gigi......................................................................... 5
2.1.3 Cara Menyikat Gigi.......................................................................... 6
2.1.4 Evaluasi Klinis Menyikat Gigi......................................................... 6
2.2 Pemberian Fluor.......................................................................................... 7

BAB 3 PELAKSANAAN DENTAL HEALTH EDUCATION.......................... 9

BAB 4 KESIMPULAN.................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 23

DOKUMENTASI............................................................................................. 24
BAB 1
PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam kelangsungan


hidup manusia, begitu juga dengan kesehatan gigi dan mulut. Kesehatan gigi dan
mulut secara tidak langsung menjadi bagian yang penting dan tidak dapat dipisahkan
dari kesehatan tubuh secara umum pada semua individu termasuk anak-anak. 1 Salah
satu penyakit gigi dan mulut yang masih menjadi masalah klinik yang signifikan
pada anak yaitu karies gigi. Karies gigi merupakan suatu penyakit yang bersifat
progresif serta akumulatif pada jaringan keras gigi yang ditandai dengan kerusakan
jaringan, dimulai dari permukaan gigi (pit, fisur, dan daerah interproksimal) hingga
meluas ke arah pulpa.1,2
Masa anak-anak merupakan waktu paling rentan terhadap kemungkinan
terjadinya karies gigi, sehingga perlu diberikan pengetahuan tentang pentingnya
menjaga kesehatan gigi, pengobatan, dan cara pencegahan. Berdasarkan data
RISKESDAS 2013, tingginya prevalensi anak dibawah usia 12 tahun (42,6%) yang
mengalami peningkatan sebesar 13,7% dibandingkan tahun 2007 (28,9%)
membuktikan tidak terawatnya kondisi gigi anak usia sekolah di Indonesia.3
Prevalensi terjadinya karies gigi pada anak tetap merupakan masalah klinik
yang signifikan. Suwelo melaporkan bahwa prevalensi karies anak prasekolah di DKI
Jakarta 89,16% dengan def-t rata-rata 7,02 ± 5,25 dan hasil survei di 10 provinsi
(1984-1988) pada daerah kota, prevalensi karies anak umur 8 tahun 45,20% dengan
DMF-T 0,94 serta menurut SKRT 1995, indeks DMF-T anak umur 12 tahun
menunjukkan rata-rata 2,21 dengan angka prevalensi sebesar 76,9%. Hal ini
menunjukkan suatu keadaan kerusakan gigi yang hampir tanpa penanganan. Menurut
WHO, untuk mencapai target gigi sehat pada tahun 2010 yaitu angka DMF-T anak
umur 12 tahun sebesar 1 dan didominasi oleh indicator F-T, maka diperlukan suatu
tindakan pencegahan.2 Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional tahun
2007 juga melaporkan prevalensi karies di Indonesia mencapai 72,1% dan skor

1
DMF-T mencapai 4,8. Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2009
menunjukkan bahwa penduduk Indonesia yang menderita karies gigi sebesar 73%.
Menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) tahun 2009,
sebesar 89% anak Indonesia di bawah usia 12 tahun menderita karies gigi.1
Tingginya prevalensi karies gigi tersebut sangat dipengaruhi oleh pengetahuan
tentang kesehatan gigi dan mulut melalui pendidikan kesehatan di sekolah.
Pendidikan dalam upaya pencegahan kesehatan gigi dan mulut ini masih jarang
diterapkan di sekolah-sekolah. Tindakan pencegahan terhadap penyakit gigi dan
mulut perlu dilakukan agar tidak terjadi gangguan fungsi (mastikasi), gangguan
aktivitas (belajar dan bekerja) serta penurunan produktivitas kerja yang tentunya akan
mempengaruhi kualitas hidup.4
Pencegahan dapat didefenisikan sebagai mengatasi timbulnya maupun
berkembangnya suatu penyakit atau memulihkan fungsi tubuh yang menjadi hilang
atau berkurang karena penyakit. Pencegahan dapat dibagi menurut tingkat penyakit
dan dikeompokkan menjadi pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Anjuran diet
termasuk ke dalam pencegahan primer untuk mencegah karies yang belum timbul,
sedangkan pencegahan sekunder ditujukan untuk mencegah meluasnya suatu
penyakit, dan pencegahan tersier ditujukan untuk memperbaki keterbatasan fungsi
yang telah terjadi.5 Adapun tindakan pencegahan baik pencegahan primer, sekunder
ataupun tersier harus berdasarkan pada pemeriksaan klinik dan radiografi, penilaian
risiko karies, hasil perawatan terdahulu, kemajuan dari riwayat karies terdahulu,
pilihan dan harapan orang tua dan dokter gigi akan perawatan serta penilaian kembali
pada saat kunjungan berkala. Penilaian tingkat risiko karies anak secara individu
harus diketahui oeh dokter gigi karena semua anak pada umumnya mempunyai risiko
terkena karies dan perawatannya juga berbeda pada setiap tingkatan. Tingkat risiko
karies anak terbagi atas tiga kategori yaitu risiko karies tinggi, sedang, dan rendah.
Pembagian risiko karies ini berdasarkan pengalaman karies terdahulu, penemuan di
klinik, kebiasaan diet, riwayat sosial, penggunaan fluor, kontrol plak, saliva dan
riwayat kesehatan umum anak.2

2
Upaya pencegahan karies gigi yang dapat dilakukan dengan penyuluhan
kepada anak-anak usia prasekolah dan usia sekolah untuk mencegah karies gigi antara
lain dengan mengajarkan cara menyikat gigi yang baik dan benar, serta frekuensi dan
waktu menyikat gigi yang dianjurkan. Selain itu upaya pencegahan juga dengan
pemberian fluor yang dapat dilakukan dengan fluoridasi air minum, penggunaan
tablet fluor, dan kumur-kumur fluor.6
Berdasarkan uraian di atas maka kami tertarik untuk melakukan kegiatan
Dental Health Education (DHE) pada murid TK Pembangun Didikan Islam. Kegiatan
pertama yang akan dilakukan yaitu menyikat gigi. Cara sikat gigi yang benar diajar
oleh petugas kesehatan gigi. Untuk melihat apakah anak telah menyikat gigi dengan
benar diberikan suatu larutan disclosing solution yang berwarna merah. Jika masih
banyak plak yang menempel maka akan terlihat banyak bagian gigi yang berwarna
merah.6
Setelah itu anak-anak akan diajak untuk melakukan kumur-kumur dengan
larutan fluor (0,2% NaF, 0,8% Na2FPO3, 0,8% SnF2). Metode ini dianggap paling
berhasil untuk program kesehatan gigi masyarakat terutama usaha kesehatan gigi
sekolah dikarenakan mempunyai beberapa keuntungan seperti waktu yang diperlukan
sedikit, caranya mudah, sehingga tidak membutuhkan tenaga profesional khusus,
bahan yang diperlukan tidak banyak, dan dapat dilaksanakan tanpa menggangu
pelajaran di sekolah6

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu upaya dalam pencegahan karies gigi dan penyakit rongga mulut
adalah dengan memelihara kesehatan gigi. Upaya pemeliharaan rongga mulut antara
lain yaitu dengan program kontrol plak, menyikat gigi dan berkumur dengan fluor.
Kontrol plak atau tindakan menyikat gigi merupakan kunci keberhasilan untuk
mempunyai rongga mulut yang sehat dalam upaya pencegahan dan pemeliharaan
rongga mulut yang optimal.1

2.1 Menyikat Gigi


Plak memegang peranan penting dalam etioogi dua penyakit utama pada gigi
dan jaringan pendukung gigi, yaitu karies dan gingivitis Plak yang banyak dapat
mengakibatkan pengumpulan bakteri yang dapat memproduksi asam. Asam dapat
menurunkan pH rongga mulut dan mengakibatkan demineralisasi gigi.5 Plak dapat
disingkirkan secara mekanis maupun kemis. Menyikat gigi adalah suatu bentuk
penyingkiran plak secara mekanis. Tujuan menyikat gigi adalah:6
a. Menyingkirkan plak atau mencegah terjadinya pembentukan plak
b. Membersihkan sisa-sisa makanan, debris atau stein
c. Merangsang jaringan gingiva
d. Melapisi permukaan gigi dengan fluor
Keterampilan penyikatan gigi harus diajarkan dan ditekankan pada anak
segala umur. Anak dibawah umur 5 tahun tidak bisa menjaga kebersihan mulutnya
secara benar dan efektif, maka orang tua harus melakukan penyikatan gigi anak
setidaknya sampai anak berusia 6 tahun kemudian mengawasi prosedur ini secara
terus menerus. Penyikatan gigi anak mulai dilakukan sejak erupsi gigi pertama anak
dan tata cara penyikatan gigi harus ditetapkan ketika molar susu telah erupsi.2

2.1.1 Pemilihan Sikat Gigi


Di pasaran dapat ditemukan beberapa macam sikat gigi, baik manual maupun elektrik
dengan berbagai ukuran dan bentuk. Sikat gigi manual terdiri dari kepala sikat

4
(head), bulu sikat (bristle), dan tangkai atau pegangan (handle). Umumnya kepala
sikat bervariasi bentuknya, ada segi empat, oval, segitiga dan trapesium agar bisa
disesuaikan dengan anatomi individu yang berbeda. Kekerasan bulu sikat juga
bervariasi seperti hard (keras), medium (sedang), dan soft (lunak). Sikat gigi orang
dewasa harus bebeda dari sikat gigi anak-anak baik ukuran kepala sikat maupun
kekerasan bulu sikat. Walaupun banyak jenis sikat gigi di pasaran, harus diperhatikan
keefektifan sikat untuk membersihkan gigi dan mulut, seperti: 5,6
1. Kenyamanan bagi setiap individu meliputi ukuran, terkstur dari bulu sikat
2. Mudah digunakan
3. Mudah dibersihkan dan cepat kering sehingga tidak lembab
4. Awet dan tidak mahal
5. Bulu sikat lembut tetapi cukup kuat dan tangkainya ringan
6. Ujung bulu sikat membulat

2.1.2 Frekuensi Sikat Gigi


Pasien harus menyikat gigi secara teratur, minimal 2 kali sehari yaitu di pagi
hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur. Biasanya, rerata lama menyikat
gigi adalah kira-kira 1 menit, tetapi ada juga yang melaporkan 2-2,5 menit.5,6
Anak-anak sebaiknya tiga kali sehari menyikat gigi segera sesudah makan dan
sebelum tidur malam. Telah terbukti bahwa asam plak gigi akan turun dari pH normal
sampai mencapai pH 5 dalam waktu 3-5 menit sesudah makan yang mengandung
karbohidrat. Menyikat gigi dapat mempercepat proses kenaikan pH 5 menjadi normal
(6-7) sehingga dapat mencegah proses pembentukan karies.2

2.1.3 Cara Menyikat Gigi


Dalam penyikatan gigi harus diperhatikan hal-hal berikut:
1. Teknik penyikatan gigi harus dapat membersihkan semua permukaan gigi
dan gusi secara efisien terutama daerah saku gusi dan daerah interdental.
2. Pergerakan sikat gigi tidak boleh menyebabkan kerusakan jaringan gusi
atau barasi gigi.

5
3. Teknik penyikatan harus sederhana, tepat, dan efisien waktu. Dalam hal
menyikat gigi biasanya dimulai dari bagian distal gigi paling belakang rahang atas
dan kemudian permukaan oklusal dan insisalnya sampai seluruh permukaan gigi di
rahang sebelahnya tercakup. Hal yang sama dilakukan pada rahang bawah.2
Cara penyikatan gigi yang dianjurkan oleh Departemen Kesehatan yaitu:3
a. Sikat gigi diletakkan sudut 450 mengarah ke gusi.
b. Lakukan penyikatan gigi belakang (sisi luar) dengan gerakan maju-
mundur dan memutar.
c. Lakukan penyikatan gigi belakang (sisi dalam) dengan gerakan maju-
mundur dan memutar.
d. Lakukan penyikatan gigi depan (sisi luar) dengan gerakan naik-turun.
e. Arahkan bulu sikat secara vertikal ke sisi dalam gigi dan lakukan
penyikatan gigi dengan gerakan naik turun.
f. Lakukan penyikatan gigi pada permukaan gigi yang digunakan untuk
mengunyah dengan gerakan maju-mundur.

2.1.4 Evaluasi Klinis Menyikat Gigi


Faktor-faktor yang harus dipikirkan dalam mengevaluasi efektivitas suatu
teknik penyikatan adalah:5
1. Efek jangka pendek dan panjang terhadap jaringan
2. Kemampuan untuk membersihkan saku gusi
3. Kesenangan tiap individu
4. Pendidikan dan motivasi individu

5. Tipe geligi pasien


6. Tingkat penyembuhan gusi pasien

Bahan pewarna (disclosing agent) dapat digunakan untuk mengevaluasi


pembersihan gigi yang sudah dilakukan. Bahan pewarna yang biasa digunakan adaah
iodine, mercurochrome, bahan pewarna makanan, dan bismark brown.6

6
Bahan pewarna (disclosing agent) diteteskan pada ujung lidah. Seterusnya
pasien diminta mengoleskan bahan pewarna dengan lidah pada semua permukaan
setiap gigi yang ada dalam rongga mulut. Sesudah itu, pasien diminta berkumur
dengan air keran. Adanya plak dapat diperiksa dengan melihat tanda warna bercak
yang nyata pada permukaan gigi.2

2.2 Pemberian Fluor


Fluor telah digunakan secara luas untuk mencegah karies. Penggunaan fluor
dapat dilakukan dengan fluoridasi air minum, berkumur dengan fluor, pasta gigi dan
obat kumur mengandung fluor, pemberian tablet fluor, topikal varnis.6

a. Fluoridasi Air Minum


Fluoridasi air minum adalah tindakan menambah konsentrasi fluor ke dalam
air minum. Penambahan fluor sampai mencapai 1 ppm dilaporkan dapat menurunkan
prevalensi karies sebanyak 60%. Fluoridasi air minum masyarakat terbukti dapat
mengurangi prevalensi karies gigi masyarakat sampai dengan 50-65% sedangkan
fluoridasi air minum sekolah 40%. Apabila sumber air minum mengandung fluor
yang rendah misalnya 0,1-0,3 ppm dianjurkan menggunakan tablet fluor.6

b. Penggunaan Tablet Fluor


Penggunaan tablet fluor merupakan pemberian fluor secara sistemik yang
cukup efektif. Bila dibandingkan dengan fluoridisasi air minum, cara ini mempunyai
beberapa kekurangan yaitu biaya yang dibutuhkan lebih besar dan metode
pengontrolan sulit dilakukan. Selain itu, karena tablet ini ditelan sekali dalam sehari,
maka fluor akan cepat dikeluarkan tubuh sedangkan fluoridisasi air minum dalam
darah tetap. Penggunaan fluor dalam bentuk tablet hisap akan memberikan efek
berganda secara topikal dan sistemik karena dibiarkan larut secara perlahan-lahan
didalam mulut.6

c. Berkumur dengan Fluor


Metode berkumur dengan larutan fluor merupakan metode paling berhasil
untuk program kesehatan gigi masyarakat terutama usaha kesehatan gigi sekolah.

7
Larutan fluor yang digunakan dapat berupa 0,2% NaF; 0,8% Na 2FPO3; 0,8% SnF2.
Antara keuntungan yang diperoleh dari metode berkumur dengan fluor:2
a. Waktu yang diperlukan sedikit
b. Caranya mudah, sehingga tidak membutuhkan tenaga profesional khusus
c. Bahan yang diperlukan tidak banyak
d. Dapat dilaksanakan tanpa menggangu pelajaran di sekolah
Syarat dan cara berkumur:2
a. Berkumur dengan larutan fluor dilakukan pada pagi hari sebelum
pelajaran dimulai.
b. Setiap anak berkumur dengan 10cc larutan natrium fluor dengan
konsentrasi 0,2% selama kurang 3 menit diawasi guru kelas dan petugas kesehatan
gigi.
c. Petugas kesehatan gigi memberi aba-aba mulai kumur dan kurang lebih
3 menit memberi aba-aba selesai kumur.
d. Larutan ini tidak boleh ditelan.
e. Anak harus berkumur-kumur dengan posisi kepala tertunduk, agar
fluor tidak tertelan dan gelas dipegang setinggi dada.

8
BAB 3

PELAKSANAAN DENTAL HEALTH EDUCATION

RAGPIE PROGRAM DHE


TK PEMBANGUN DIDIKAN ISLAM
Jl. Jamin Ginting Pasar No. 271 Kel. Padang Bulan Kec Medan Baru

RESOURCES ACTIVITIES GOAL

Sebelum Pelaksanaan Pada tanggal 15 September


I. SURAT PENGANTAR 2016, jam 07.45
P Surat pengantar dari Fakultas Kedokteran 1. 31 Agustus 2016 :  28 siswa TK Pembangun
Gigi Universitas Sumatera Utara untuk Observasi lokasi sekolah yang akan Didikan Islam mengikuti
L dijadikan tempat kegiatan tentang penyuluhan
mendapatkan izin penyuluhan di TK
Pembangun Didikan Islam Jl. Jamin pelaksanaan. penyebab dan proses
A terjadinya karies,
Ginting No. 271 Medan. 2. 1 September 2016 :
Mengurus surat pengantar ke pencegahan karies gigi dan
N
II. TENAGA PELAKSANA fakultas. tentang cara, frekuensi, dan
N 3. 9 September 2016 : waktu menyikat gigi yang
- Tenaga pelaksana : Penyuluh 4 orang.
Meminjam poster. benar, serta cara berkumur
I - Laidini Ayu dan Novita Eka bertanggung 4. 9 September 2016 : fluor yang dilakukan di
Persiapan alat dan bahan yang Departemen Ilmu
jawab menjemput dan mengantar murid TK
N Kedokteran Gigi
Pembangun Didikan Islam. diperlukan untuk kegiatan
Pencegahan / Kesehatan
G pelaksanaan. Masyarakat.
- Anushyia dan Tebambigai bertanggung 5. 13 September 2016 :  28 siswa TK Pembangun
jawab menyiapkan peralatan untuk Menghantarkan surat pengantar Didikan Islam
penyuluhan, Tooth Brush Campaign dan yang dikeluarkan fakultas ke TK berpartisipasi dalam

9
P kumur fluor di lapangan. Pembangun Didikan Islam. kegiatan menyikat gigi
6. 14 September 2016: bersama dan berkumur
- Anushyia dan Tebambigai bertanggung Finalisasi dan pengecekan seluruh larutan fluor sebagai upaya
jawab terhadap penyuluhan tentang cara kelengkapan resources pencegahan karies atau
L menjaga kesehatan gigi dan mulut perawatan karies dini yang
penyuluhan.
meliputi penjelasan tentang frekuensi dan dilakukan di lapangan
waktu menyikat gigi yang tepat, makanan Fakultas Kedokteran Gigi
yang baik dan buruk bagi kesehatan gigi, Pelaksanaan: (15 September 2016) USU.
A
pentingnya berkumur setelah makan,
pentingnya mengganti sikat gigi secara 07.20 - 07.40: Semua resources yang telah
berkala, penggunaan sikat gigi dan pasta Tim pelaksana tiba di FKG, mengecek direncanakan tersedia dan
N gigi khusus anak-anak, serta pentingnya kelengkapan alat dan bahan untuk mampu memenuhi
melakukan pemeriksaan gigi ke dokter kegiatan penyuluhan. kebutuhan suksesnya
gigi secara berkala setiap enam bulan 07.40- 07.45: kegiatan penyuluhan
sekali. 2 orang anggota pelaksana berangkat ke
N - Laidini Ayu dan Novita Eka bertanggung
lokasi penyuluhan, TK Pembangun
jawab terhadap demonstrasi mengenai
cara menyikat gigi yang benar dengan Didikan Islam. Tim pelaksana menemui
menggunakan phantom dan sikat gigi. kepala sekolah dan guru dan meminta
I - Laidini Ayu bertanggung jawab untuk izin untuk membawa siswa ke FKG
memberikan penjelasan tentang tahapan USU, 2 orang anggota pelaksana lainnya
kegiatan menyikat gigi dan berkumur menyiapkan larutan kumur fluor di FKG
dengan fluor. USU.
N
- Novita Eka dan Tebambigai Cara pengiraan fluor:
mempersiapkan sikat gigi, pasta gigi dan NaF 0,2%  100 cc aquades
celemek yang akan dibagikan. 0,02g  10 cc aquades
G - Laidini Ayu dan Anushyia 0,02g x 28 orang siswa = 0,56 g dalam
mempersiapkan larutan disclosing
280 ml aquades
P solution dan larutan fluor yang akan
Pencampuran 0,56 gr bubuk fluor dengan

10
dibagikan. 280 ml aquades. Tiap anak diberi 10ml
larutan fluor didalam gelas plastik.
L - Laidini Ayu, Novita Eka, Anushyia dan 07.45 – 08.15 :
Tebambigai memberikan pasta gigi, Tim pelaksana membawa siswa ke FKG
mengawasi murid-murid sikat gigi, USU. Murid-murid di arahkan menuju ke
A memberikan disclosing solution dan klinik Departemen Ilmu Kedokteran Gigi
membagikan larutan fluor. Pencegahan / Kesehatan Masyarakat.
08.20 - 08.25 :
Perkenalan oleh tim pelaksana,
N III. MEDIA PENYULUHAN
bernyanyi bersama, membagikan aqua
- 1 laptop gelas.
- 1 proyektor 08.25 - 08.40:
N - 1 pasang speaker Siswa diinstruksikan berbaris masuk ke
- 1 cok sambung dalam ruangan DPH untuk diberikan
- 4 buah phantom sebagai peraga penyuluhan tentang penyebab gigi
- Poster dan video untuk penyuluhan tentang berlubang, bagaimana cara menjaga
I penyebab gigi berlubang, cara menjaga gigi kesehatan gigi, demonstrasi cara
agar tetap sehat dan cara sikat gigi yang benar
menyikat gigi yang benar dan cara
IV. ALAT dan BAHAN berkumur fluor dengan menggunakan
N media poster dan video. Sesi tanya jawab
- 1 botol pewarna makanan kepada murid tentang hal yang telah
- 28 buah sikat gigi disampaikan.
G - 2 buah pasta gigi berukuran kecil 08.45 - 08.50:
- 28 buah celemek Siswa menuju ke lapangan dan
P - 5 buah cermin berukuran sedang mengaitkan celemek ke dada murid
- 1 kardus aqua gelas
sambil mengatur barisan. Kemudian
L - 3 buah ember
petugas melakukan demonstrasi cara

11
A - 1 gulung tisu mengoleskan disclosing solution.
- 28 buah gelas plastik untuk kumur fluor 08.50 - 08.55:
N - Bubuk fluor 1 gram Masing-masing murid ditetesi disclosing
- 1 botol aquadest 500 ml solution pada lidah dan diminta untuk
N - 1 buah gelas takar mengoleskannya ke seluruh permukaan
- 1 buah baskom plastik sebagai wadah
I gigi sesuai dengan yang diajarkan. Lalu
pengaduk larutan fluor.
- 2 buah spuit setiap petugas menunjukkan cermin
N sambil menjelaskan kepada murid-murid
- 1 liter susu kotak
untuk melihat warna pada permukaan
G
gigi yang menunjukkan bahwa adanya
V. KONSUMSI sisa makanan yang harus dibersihkan
- 4 kotak kue untuk Kepala Sekolah dan Guru dengan sikat gigi.
TK 08.55 – 09.10:
28 siswa dipandu oleh 1 tenaga
pelaksana melakukan sikat gigi bersama
VI. SOUVENIR dengan dibantu oleh 3 tim pelaksana.
09.10 – 09.15 :
- 28 sikat gigi dan pensil Evaluasi sikat gigi yang dilakukan untuk
mengecek warna merah pada rongga
mulut anak dengan menggunakan
VII. DANA cermin. Jika masih tersisa warna merah
Sumber dana diperoleh dari dana pribadi pada gigi, maka murid menyikat gigi lagi
P masing-masing anggota tim penyuluhan. sampai bersih.
09.15 - 09.35:
Total dana sebesar Rp. 760.300,-
Pembagian larutan kumur fluor dan
4 buah pipet tetes: Rp.4.000 intruksi cara berkumur larutan fluor
L

12
28 buah sikat gigi: Rp.104.000 09.35 - 9.45:
Berkumur fluor bersama dan pemberian
A 2 buah pasta gigi: Rp. 7.000 susu kepada siswa apabila ada yang
tertelan fluor. Intruksi tidak boleh
1 kotak aqua gelas: Rp. 25.500
makan, minum dan berkumur selama 1
N Tissue 1 roll: Rp. 10.300 jam.
9.45 - 9.50:
28 cup plastik: Rp. 6.000 Pembagian souvenir kepada siswa dan
penyerahan kue kepada kepala sekolah
N 1 gr bubuk fluor: Rp. 50.000
dan guru sebagai tanda terima kasih.
1 L susu kotak: 15,000 09.50-10.10
Siswa pulang ke TK Pembangun Didikan
I 4 bh kue kotak: 160.000 Islam diikuti 2 tim pelaksana. Tim
pelaksana lainnya membersihkan sampah
28 souvenir: 150.000 sisa penyuluhan dan menyimpan kembali
N 28 plastik souvenir: 20.000 alat peraga.

1 botol disclosing solution: 6.000

G Aquades 500 ml: 2.500

Sewa 2 angkot: 200.000

VIII.TRANSPORTASI

Sewa angkot.
-

13
I I. SURAT PENGANTAR Sebelum Pelaksanaan

M Surat pengantar dari Fakultas Kedokteran 1. 31 Agustus 2016 :  Dilakukan sikat gigi bersama
Gigi Universitas Sumatera Utara untuk Observasi lokasi sekolah yang akan
P mendapatkan izin penyuluhan di TK dijadikan tempat kegiatan dengan 28 orang anak TK
Pembangun Didikan Islam Jl. Jamin pelaksanaan. Pembangun Didikan Islam
L Ginting No. 271 Medan. 2. 1 September 2016 :
Mengurus surat pengantar ke dengan baik dan benar
II. TENAGA PELAKSANA  Dilakukan kumur-kumur
E fakultas.
- Tenaga pelaksana : Penyuluh 4 orang. 3. 9 September 2016 : larutan flour dengan 28 orang
M Meminjam poster.
anak TK Pembangun Didikan
- Laidini Ayu dan Novita Eka bertanggung 4. 9 September 2016 :
E Persiapan alat dan bahan yang Islam.
jawab menjemput dan mengantar murid TK
diperlukan untuk kegiatan
Pembangun Didikan Islam.
N pelaksanaan.
- Anushyia dan Tebambigai bertanggung 5. 9 September 2016 :
T jawab menyiapkan peralatan untuk Menghantarkan surat pengantar
penyuluhan, Tooth Brush Campaign dan yang dikeluarkan fakultas ke TK
A kumur fluor di lapangan. Pembangun Didikan Islam.
6. 14 September 2016:
T - Anushyia dan Tebambigai bertanggung Finalisasi dan pengecekan seluruh
jawab terhadap penyuluhan tentang cara kelengkapan resources
I menjaga kesehatan gigi dan mulut penyuluhan.
meliputi penjelasan tentang frekuensi dan
O waktu menyikat gigi yang tepat, makanan
yang baik dan buruk bagi kesehatan gigi, Pelaksanaan: (15 September 2016)
pentingnya berkumur setelah makan,

14
N pentingnya mengganti sikat gigi secara 07.20 - 08.20:
berkala, penggunaan sikat gigi dan pasta Tim pelaksana tiba di FKG, mengecek
I gigi khusus anak-anak, serta pentingnya kelengkapan alat dan bahan untuk
melakukan pemeriksaan gigi ke dokter kegiatan penyuluhan.
M gigi secara berkala setiap enam bulan 08.20- 08.45:
sekali. 2 orang anggota pelaksana berangkat ke
P - Laidini Ayu dan Novita Eka bertanggung
lokasi penyuluhan, TK Pembangun
jawab terhadap demonstrasi mengenai
cara menyikat gigi yang benar dengan Didikan Islam. Tim pelaksana menemui
L
menggunakan phantom dan sikat gigi. kepala sekolah dan guru dan meminta
- Laidini Ayu bertanggung jawab untuk izin untuk membawa siswa ke FKG
E
memberikan penjelasan tentang tahapan USU. 2 orang anggota pelaksana lainnya
kegiatan menyikat gigi dan berkumur menyiapkan larutan kumur fluor di FKG
M
dengan fluor. USU.
- Novita Eka dan Tebambigai Cara pengiraan fluor:
E mempersiapkan sikat gigi, pasta gigi dan NaF 0,2%  100 cc aquades
celemek yang akan dibagikan. 0,02g  10 cc aquades
N - Laidini Ayu dan Anushyia 0,02g x 28 orang siswa = 0,56 g dalam
mempersiapkan larutan disclosing
T 280 ml aquades
solution dan larutan fluor yang akan
Pencampuran 0,56 gr bubuk fluor dengan
dibagikan.
A 280 ml aquades. Tiap anak diberi 10ml
- Laidini Ayu, Novita Eka, Anushyia dan larutan fluor didalam gelas plastik.
T 08.45 – 08.55 :
Tebambigai memberikan pasta gigi, Tim pelaksana membawa siswa ke FKG
mengawasi murid-murid sikat gigi,
I memberikan disclosing solution dan USU. Murid-murid di arahkan menuju ke
membagikan larutan fluor. klinik Departemen Ilmu Kedokteran Gigi
O Pencegahan / Kesehatan Masyarakat.

15
N III. MEDIA PENYULUHAN 08.55 – 09.00 :
Perkenalan oleh tim pelaksana,
I - 1 laptop bernyanyi bersama, membagikan aqua
- 1 proyektor gelas.
M - 1 pasang speaker 09.00 - 09.15:
- 1 cok sambung Siswa diinstruksikan berbaris masuk ke
P - 4 buah phantom sebagai peraga
- Poster dan video untuk penyuluhan tentang dalam ruangan DPH untuk diberikan
penyebab gigi berlubang, cara menjaga gigi penyuluhan tentang penyebab gigi
L
agar tetap sehat dan cara sikat gigi yang benar berlubang, bagaimana cara menjaga
kesehatan gigi, demonstrasi cara
E
IV. ALAT dan BAHAN menyikat gigi yang benar dan cara
M berkumur fluor dengan menggunakan
- 1 botol pewarna makanan
- 28 buah sikat gigi media poster dan video. Sesi tanya jawab
E - 2 buah pasta gigi berukuran kecil kepada murid tentang hal yang telah
- 28 buah celemek disampaikan.
N - 5 buah cermin berukuran sedang 09.19 - 09.25:
- 1 kardus aqua gelas Siswa menuju ke lapangan dan
T - 3 buah ember mengaitkan celemek ke dada murid
- 1 gulung tisu sambil mengatur barisan. Kemudian
A - 28 buah gelas plastik untuk kumur fluor petugas melakukan demonstrasi cara
- Bubuk fluor 1 gram
mengoleskan disclosing solution.
T - 1 botol aquadest 500 ml
09.27 - 09.35:
- 1 buah gelas takar
Masing-masing murid ditetesi disclosing
I - 1 buah baskom plastik sebagai wadah
pengaduk larutan fluor. solution pada lidah dan diminta untuk
- 2 buah spuit mengoleskannya ke seluruh permukaan
O
- 1 liter susu kotak gigi sesuai dengan yang diajarkan. Lalu
setiap petugas menunjukkan cermin

16
N sambil menjelaskan kepada murid-murid
untuk melihat warna pada permukaan
I
gigi yang menunjukkan bahwa adanya
M V. KONSUMSI sisa makanan yang harus dibersihkan
dengan sikat gigi.
P - 4 kotak kue untuk Kepala Sekolah dan Guru 09.35 – 09.45:
TK 28 siswa dipandu oleh 1 tenaga
L pelaksana melakukan sikat gigi bersama
dengan dibantu oleh 3 tim pelaksana.
E VI. SOUVENIR 09.45 – 09.50 :
Evaluasi sikat gigi yang dilakukan untuk
M - 28 sikat gigi dan pensil mengecek warna merah pada rongga
mulut anak dengan menggunakan
E cermin. Jika masih tersisa warna merah
VII. DANA
pada gigi, maka murid menyikat gigi lagi
N sampai bersih.
Sumber dana diperoleh dari dana pribadi
masing-masing anggota tim penyuluhan. 09.50 - 09.52:
T Pembagian larutan kumur fluor dan
Total dana sebesar Rp. 760.300,-
intruksi cara berkumur larutan fluor
A 4 buah pipet tetes: Rp.4.000 09.52 - 9.57:
Berkumur fluor bersama dan pemberian
T 28 buah sikat gigi: Rp.104.000 susu kepada siswa apabila ada yang
tertelan fluor. Intruksi tidak boleh
I 2 buah pasta gigi: Rp. 7.000
makan, minum dan berkumur selama 1
1 kotak aqua gelas: Rp. 25.500 jam.
O
9.57 – 10.05:
Pembagian souvenir kepada siswa dan

17
N Tissue 1 roll: Rp. 10.300 penyerahan kue kepada kepala sekolah
dan guru sebagai tanda terima kasih.
28 cup plastik: Rp. 6.000 10.10-10.20
I
Siswa pulang ke TK Pembangun Didikan
1 gr bubuk fluor: Rp. 50.000
Islam. Tim pelaksana membersihkan
M
1 L susu kotak: 15,000 sampah sisa penyuluhan dan menyimpan
P kembali alat peraga.
4 bh kue kotak: 160.000
L 28 souvenir: 150.000
E 28 plastik souvenir: 20.000

M 1 botol disclosing solution: 6.000

E Aquades 500 ml: 2.500

Sewa 2 angkot: 200.000


N

A VIII.TRANSPORTASI

T Sewa angkot.

18
N

E Pengadaan seluruh resources telah dapat  Anak-anak TK Pembangun Didikan  Anak TK Pembangun Didikan
V dipenuhi Islam dijemput kurang tepat waktu Islam yang hadir sebanyak 28
A sehingga kegiatan berjalan tidak sesuai orang, sehingga penyuluhan
L dengan rencana berjalan sesuai dengan
U  Semua materi penyuluhan mengenai rencana
A  Penyaji dan materi
gigi berlubang dan cara menyikat gigi
T penyuluhan cukup baik dan
disampaikan sesuai rencana
I mudah dimengerti, sehingga
 Semua alat penyuluhan berupa poster,
O anak-anak dapat mengulangi
video, dan model gigi digunakan
N materi yang sudah dijelaskan
dalam penyuluhan
 Layar proyektor yang tersedia

19
 Kegiatan menyikat gigi bersama dan tidak memadai
 Video saat penyuluhan di
berkumur dengan larutan fluor
dalam sudah cukup baik,
E dilakukan dengan baik
karena pertanyaan yang
V diberikan dapat terjawab
setelah menonton video
A
 Listrik cukup memadai karena

L tidak ada pemadaman listrik


 Ruangan kurang kondusif,
U dimana penyuluhan dilakukan
di dalam ruangan yang juga di
A
gunakan dalam proses belajar-
T mengajar
 Cukupnya tenaga penyuluh (4
I
orang) untuk membimbing 28

O orang anak untuk melakukan


kegiatan sikat gigi bersama
N

20
BAB 4
KESIMPULAN

Kegiatan DHE pada 28 orang murid TK Pembangun Didikan Islam telah


dilaksanakan pada tanggal 15 September 2016 di Departemen Ilmu Kesehatan Gigi
Pencegahan/ Kesehatan Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Sumatera Utara.
1. 28 murid TK Pembangun Didikan Islam telah mendapatkan penyuluhan tentang
jenis makanan yang berpotensi menyebabkan karies dan cara menyikat gigi yang
benar.
2. 28 murid TK Pembangun Didikan Islam telah melakukan sikat gigi bersama
dengan cara yang baik dan benar.
3. 28 murid TK Pembangun Didikan Islam telah melakukan kumur – kumur
larutan fluor bersama.

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Hamadi DA, Gunawan PN, Mariati NW. Gambaran pengetahuan orang tua
tentang pencegahan karies dan status karies murid SD kelurahan Mendono
Kecamatan Kintom Kabupaten Banggai. Jurnal e-Gigi 2015; 3(1): 7-12
2. Angela A. Pencegahan primer pada anak yang beresiko karies tinggi. Dentica
dent J 2005; 38 (3): 120-4
3. Lintang JC, Palandeng H, Leman MA. Hubungan tingkat pengetahuan
pemeliharaan kesehatan gigi dan tingkat keparahan karies gigi siswa SDN
Tumalungun Minahasa Utara. Jurnal e-Gigi 2015; 3(2): 1-6
4. Wala HC, Wicaksono DA, Tambunan E. Gambaran status karies gigi anak usia
11-12 tahun pada keluarga pemegang jamkesmas di Kelurahan Tumatangtang I
Kecamatan Tomohon Selatan. Junal Ked. Gigi Univ Sam Ratulangi: 1-8
5. Putri MH, Herijulianti E, Nurjannah N. Ilmu pencegahan penyakit jaringan keras
dan jaringan pendukung gigi. Jakarta: EGC, 2010. 1-6, 161-2, 178-189
6. Pintauli S, Hamada T. Menuju gigi dan mulut sehat: pencegahan dan
pemeliharaan . Cet. Ke-2, Mei. Medan: USU Press, 2009. 6-8

DOKUMENTASI

22
Gambar 1. Murid- murid TK Pembangun Didikan Islam hadir di FKG
USU untuk mengikuti kegiatan Dental Health Education
(DHE).

Gambar 2. Pelaksana sedang memberikan penyuluhan tentang gigi


berlubang dan cara menyikat gigi.

23
Gambar 3. Murid-murid TK Pembangun Didikan Islam
saat mendengarkan pengarahan mengenai
disclosing solution dan menyikat gigi.

24
Gambar 4. Aplikasi disclosing solution pada
murid-murid TK Pembangun
Didikan Islam.

25

Anda mungkin juga menyukai