DISUSUN OLEH:
PEMBIMBING:
RIKA MAYASARI ALAMSYAH, drg., M.Kes
RANU PUTRA ARMIDIN, drg
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan kegiatan ini dapat selesai disusun
sebagai salah satu tugas kepaniteraan klinik di Departemen Ilmu Kedokteran Gigi
Pencegahan/ Kesehatan Gigi Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp.RKG selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara atas izin melakukan tugas kepaniteraan klinik.
2. Rika Mayasari Alamsyah,drg., M.Kes selaku Ketua Departemen Ilmu
Kedokteran Gigi Pencegahan/Kesehatan Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara dan pembimbing pertama, atas izin dan bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing, membantu serta
mengarahkan penulis dalam menyelesaikan laporan kegiatan ini.
3. Ranu Putra Armidin, drg. selaku dosen pembimbing kedua yang telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing, membantu serta
mengarahkan penulis dalam menyelesaikan laporan kegiatan ini.
4. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Departemen Ilmu Kedokteran Gigi
Pencegahan/Kesehatan Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Sumatera Utara yang telah membantu dalam melaksanakan kegiatan.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga laporan kegiatan ini dapat
memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan
masyarakat.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
DOKUMENTASI ............................................................................................ 29
iii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Dental Health Education atau Pendidikan Kesehatan Gigi adalah suatu usaha
terencana dan terarah dalam bentuk pendidikan non formal yang berkelanjutan bagi
individu dan kelompok masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan gigi yang
setinggi-tingginya.1 Pendidikan kesehatan gigi mengenai kebersihan mulut, diet dan
konsumsi gula dan kunjungan berkala ke dokter gigi lebih ditekankan pada anak yang
berisiko karies tinggi. Informasi ini harus menimbulkan motivasi dan tanggung jawab
anak untuk memelihara kesehatan mulutnya. Pendidikan kesehatan gigi ibu dan anak
dapat dilakukan melalui puskesmas, rumah sakit maupun di praktek dokter gigi.2
(IVAN)Kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang
perlu mendapatkan perhatian serius dari tenaga kesehatan, baik dokter gigi maupun
perawat gigi.3
World Health Organisation (WHO) menyatakan bahwa di Indonesia kurangnya
menjaga kebersihan gigi dan mulut berakibat pada meningkatnya prevalensi
edentulousness yang mencapai 24% dengan rata-rata umur diatas 65 tahun dan
penduduk Indonesia yang menderita gangguan kesehatan gigi dan mulut masih
mencapai 90%.4 Survey Depatemen Kesehatan RI melaporkan bahwa masalah
kesehatan gigi masuk kedalam 10 penyakit terbesar yang tersebar di seluh wilayah
Indonesia. Menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI)
tahun 2009, sebesar 89% anak Indonesia di bawah usia 12 tahun menderita karies gigi.
Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2009 menunjukkan bahwa penduduk
Indonesia yang menderita karies gigi sebesar 73%. Riset Kesehatan Dasar tahun
(RISKESDAS) tahun 2007 oleh Departemen Kesehatan RI menunjukkan prevalensi
anak yang mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut berdasarkan karakteristik
umur adalah 5-9 tahun sebesar 21,6%, umur 10-14 tahun sebesar 20,6% dan terjadi di
pedesaan sebesar 24,4%.5
2
Proses dari belajar yang diberikan melalui program penyuluhan dan pelatihan
dapat dimengerti dan dipraktekkan dalam keseharian siswa. Penyuluhan memiliki
dampak yang efektif dalam menunjang peningkatan kebersihan gigi dan mulut pada
anak sekolah dasar.6 Pemberian pengetahuan kesehatan gigi dan mulut sebaiknya
diberikan sejak usia dini karena pada usia dini anak mulai mengerti akan pentingnya
kesehatan serta larangan yan harus dijauhi atau kebiasaan yang dapat mempengaruhi
keadaan giginya. Perawatan gigi dan mulut pada masa anak-anak sangat menentukan
kesehatan gigi dan mulut mereka pada tingkatan usia lanjut.3
Tujuan pendidikan kesehatan gigi adalah untuk merubah sikap dan tingkah laku
individu atau sekelompok orang yang meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan yang
mengarah kepada upaya hidup sehat karena pada dasarnya manusia mempunyai
perilaku yang tidak sama, keseluruhan perilaku tersebut dipengaruhi oleh kebiasaan,
lingkungan, serta pola asuh yang dibawa sejak kecil. Perubahan sikap dan tingkah laku
tersebut melalui proses dan proses memerlukan sumberdaya baik tenaga pengajar atau
orang yang mampu memberikan informasi, sarana dan prasarana, maupun waktu yang
diperlukan untuk berlangsungnya proses.2,6
Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sebaiknya dilakukan sejak usia
dini karena usia sekolah dasar merupakan saat yang ideal untuk melatih kemampuan
motorik seorang anak, termasuk di antaranya menyikat gigi. Pemberian penyuluhan
kepada anak sejak usia dini adalah untuk membentuk perilaku baik dan membangun
kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan gigi. Menjadi sasaran penyuluhan
adalah murid taman kanak-kanak (TK) atau sekolah dasar (SD) karena perilaku kontrol
plak lebih mudah dipengaruhi, dengan harapan anak dapat melakukan penyikatan gigi
dengan benar hingga dewasa. Kemampuan menyikat gigi secara baik dan benar
merupakan faktor yang cukup penting untuk pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.
Keberhasilan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut juga dipengaruhi oleh faktor
penggunaan alat, metode penyikatan gigi, serta frekuensi dan waktu penyikatan yang
tepat.7 Kelompok usia anak merupakan kelompok yang rentan untuk terjadinya kasus
kesehatan gigi dan mulut sehingga perlu diwaspadai atau dikelola secara baik dan benar
3
karena keadaan gigi anak tersebut akan berpengaruh terhadap perkembangan kesehatan
gigi pada usia dewasa nanti.4,7
Kemampuan menggosok gigi secara baik dan benar merupakan faktor yang
cukup penting untuk perawatan kesehatan gigi dan mulut. Dari data yang diperoleh
bahawa sebesar 61,5% penduduk yang menyikat gigi tidak sesuai anjuran yaitu
menyikat gigi hanya satu kali setelah bangun tidur bahkan 16,5% penduduk tidak
menyikat gigi, sedangkan yang sesuai anjuran program yaitu menyikat gigi setelah
makan pagi dan sebelum tidur hanya 21,9%.7
Berdasarkan uraian di atas maka kami tertarik untuk melakukan kegiatan
Dental Health Education (DHE) pada anak usia taman kanak-kanak TK FAJAR
Medan. Kegiatan pertama yang akan dilakukan penyuluhan tentang pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut, kemudian teknik menyikat gigi yang baik dan benar dan
berkumur dengan flour. Cara sikat gigi yang benar diajar oleh petugas kesehatan gigi.
Untuk melihat apakah anak telah menyikat gigi dengan benar diberikan suatu larutan
disclosing solution yang berwarna merah. Jika masih banyak plak yang menempel
maka akan terlihat banyak bagian gigi yang berwarna merah.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Berikut:11,12
a. Bulu sikat yang dipilih harus halus dan tidak terlalu keras, lembek atau
jarang.
b. Ukuran sikat gigi disesuaikan dengan rongga mulut dengan tingkat
fleksibilitas sederhana.
c. Bentuk kepala sikat oval dapat mellindngi gusi dari kemungkinan terluka.
d. Sikat gigi dengan pegangan yang cukup lebar untuk genggaman yang kuat.
Cara penyikatan gigi yang dianjurkan oeh Departemen Kesehatan yaitu:10 Sikat
gigi diletakkan sudut 45 derajat mengarah ke gusi.
a. Lakukan penyikatan gigi belakang (sisi luar) dengan gerakan maju-mundur
dan memutar.
b. Lakukan penyikatan gigi belakang (sisi dalam) dengan gerakan mau-mundur
dan memutar.
c. Lakukan penyikatan gigi depan (sisi luar) dengan gerakan naik-turun.
d. Arahkan bulu sikat secara vertikal ke sisi dalam gigi dan lakukan penyikatan
gigi dengan gerakan naik turun.
e. Lakukan penyikatan gigi pada permukaan gigi yang digunakan untuk
mengunyah dengan gerakan maju-mundur.
BAB 3
KEGIATAN PENELITIAN
N 10.30 – 10.45
Pembagian larutan fluor yang telah
N disediakan oleh Regina dan Nita
Instruksi pemakaian fluor oleh Nita
I Anak-anak diminta berkumur dengan
larutan fluor sesuai dengan yang telah
N diinstruksikan di dalam kelas yaitu:
Dengan posisi tegak dan kepala sedikit
G di tundukkan kemudian dilakukan kumur
flour dengan aba-aba “mulai” selama 1
menit. Di akhiri dengan aba-aba
“selesai”, kemudian flour dibuang
16
10.45– 11.00
11.00 – 11.30
Pembersihan lokasi penyuluhan
Beres-beres peralatan.
17
S - Video mengenai cara penyuluhan yang akan diadakan Murid memahami cara
penyikatan gigi keesokan harinya menjaga kesehatan gigi dan
I - Slide mengenai makanan yang Melakukan pendekatan dengan murid- mulutnya yang meliputi
baik dan tidak baik murid TK
frekuensi menyikat gigi, cara
Memberitahu murid-murid bahwa akan
- Poster tentang cara menjaga menyikat gigi, dan makanan
diadakan acara sikat gigi bersama di
kesehatan gigi dan mulut. FKG USU yang baik dan tidak.
- 2 set phantom dan 2 buah Poster telah disediakan
sikat gigi ukuran anak-anak Mempersiapkan ruang tertutup yang Penyuluhan dilakukan di ruang
I untuk melakukan demonstrasi akan digunakan untuk penyuluhan tertutup, sedangkan kegiatan
cara menyikat gigi. menyikat gigi dan kumur fluor
M
di lapangan.
2. Program sikat gigi II. PELAKSANAAN
P
bersama Selasa, 23 Mei 2017
30 buah sikat gigi
L
30 buah cermin ukuran sedang 07.30 – 08.30
3 buah pipet tetes
E 6 buah kantong plastik besar 2 orang petugas penyuluhan (Regina dan
sebagai tempat sampah Chyntia) tiba di TK untuk menjemput
M 6 buah ember murid-murid menuju FKG USU, 2 orang
1 botol pewarna makanan / petugas penyuluhan (Putri dan Anisha)
E disclosing solution melakukan persiapan di FKG USU
30 buah pasta gigi (ruang tertutup dan persiapan
N 30 buah celemek perlengkapan penyuluhan)
60 buah klip untuk menjepit
Meminta izin kepada pihak sekolah
T celemek
3 set tisu gulung/tisu lembar. untuk menjemput murid-murid TK
d. Konsumsi
1 kotak kue bolu @ Rp. 09.25 – 09.40
30.000 Murid-murid diarahkan membentuk 4
5 kotak nasi @ 22.000 kelompok yang berisi 7-8 anak.
Total : Rp. 140.000 Pada setiap kelompok akan diletakkan 1
I
ember di tengah barisan sebagai tempat
e. Souvenir meludah air berkumur.
M - 30 paket souvenir = Rp.
90.000 Memberikan larutan disclosing solution
P Total : Rp. 90.000 pada ujung lidah murid dan di ajarkan
untuk mengoleskan ujung lidah ke
L seluruh permukaan gigi.
VII.TRANSPORTASI Anggota penyuluhan secara bergiliran
E 1 buah angkot @100.000 menunjukkan permukaan gigi yang
Total : Rp. 100.000 merah dengan cermin.
M
Total Keseluruhan : Rp. 09.40 – 10.10
E 682.500 Anggota penyuluhan membagikan gelas
(tiap anggota = Rp. 171.000) yang berisi air pada anak-anak
N Membagikan pasta gigi kepada setiap
murid.
T
1 petugas sebagai koordinator lapangan
yaitu : Shinta memimpin untuk
A
mengarahkan cara penyikatan gigi dan
dibantu 3 petugas lainnya yaitu: Putri,
22
S 10.10 – 10.30
Pembagian larutan fluor yang telah
I disediakan oleh Nita dan Regina
Instruksi pemakaian fluor oleh Nita
Anak-anak diminta berkumur dengan
larutan fluor sesuai dengan yang telah
diinstruksikan di dalam kelas yaitu:
Dengan posisi tegak dan kepala sedikit
I
di tundukkan kemudian dilakukan kumur
flour dengan aba-aba “mulai” selama 1
M
menit. Di akhiri dengan aba-aba
“selesai”, kemudian flour dibuang
P
kedalam gelas. Anak-anak diinstruksikan
untuk tidak menelan flour dan tidak
L
boleh makan selama 1 jam.
E Anggota penyuluhan mengecek apakah
ada larutan flour yang tertelan, bila ada
M berikan susu plain yang telah di
sediakan.
E Murid-murid disuruh membuang setiap
gelas plastik ke dalam plastik sampah
N dan membuang celemek
Melakukan sesi foto-foto dilapangan
T sekolah bersama murid, anggota
penyuluhan dan guru.
A
10.30– 10.45
24
10.45 – 11.00
Pembersihan lokasi penyuluhan.
Beres-beres peralatan.
Pengadaan seluruh Seharusnya kegiatan dimulai pukul Meskipun terjadi
resources telah dapat 08.30, namun terjadi ketrlambatan keterlambatan waktu dalam
E dipenuhi selama 15 menit dikarenakan memulai penyuluhan, namun
menunggu murid TK untuk proses penyuluhan
V berkumpul di sekolahnya. Namun, berlangsung dengan baik
secara keseluruhan proses dimana murid memahami cara
A penyuluhan berjalan dengan lancar menjaga kesehatan gigi dan
karena anak antusias dalam mulutnya yang meliputi
L mendengarkan penyuluhan yang frekuensi menyikat gigi, cara
diberikan dan mengikuti kegiatan- menyikat gigi, dan makanan
U kegiatan yang dilakukan. yang baik dan tidak.
I
Penyuluhan dilakukan di ruang
tertutup, sedangkan kegiatan
menyikat gigi dan kumur fluor
di lapangan.
BAB 4
KESIMPULAN
Kegiatan DHE pada 30 orang anak TK Fajar telah dilaksanakan pada tanggal
23 Mei 2017 di Jl. Alumni No.2.
1. 30 orang anak TK Fajar telah mendapatkan penyuluhan tentang jenis makanan
yang berpotensi menyebabkan karies dan cara menyikat gigi yang benar.
2. 30 orang anak TK Fajar telah melakukan sikat gigi bersama dengan cara yang
baik dan benar.
3. 30 orang anak TK Fajar telah melakukan kumur – kumur larutan fluor bersama.
DAFTAR PUSTAKA
26
12. Asadoorian J. Tooth brushing. Canadian journal of dental hygiene 2006; 40: 1-
14
13. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset kesehatan dasar.
Departemen Kesehatan RI. http: // www. depkes. go. id/ resources/ download/
general/ Hasil20 Riskesdas202013. pdf. 2009
14. Ch.Wala H, A.Wicaksono D, Tambunan E. Gambaran status karies gigi anak
usia 11-12 tahun pada keluarga pemegang jamkesmas di kel. Tumatangi I Kec.
Tomohan Selatan. Tesis. Manado: Program Studi Kedokteran Gigi USRM,
2014: 1-2
DOKUMENTASI