Gambar 1. Material wash diinjeksikan di sekitar gigi yang telah dipreparasi. Sumber:
Miller dkk. The techniques Vol 1, Reality Publishing Co. Houston. 2003, hal 34.
Gambar 2. Bahan wash ditempatkan di atas sendok cetak yang telah diisi dengan
bahan putty, dan kemudian dilakukan pencetakan.
Metode ini kurang dapat diterima karena tidak dapat mengontrol material
putty atau wash yang merekam detail margin preparasi. Seringkali bagian margin
preparasi terekam oleh bahan putty, sedangkan bahan putty mempunyai kelemahan
didalam merekam detail margin.Disamping itu, pada pencetakan satu tahap terdapat
kecenderungan terjadinya pembentukan gelembung- gelembung udara pada cetakan
jika dibandingkan dengan pencetakan dua tahap. 3
Pada teknik ini, spacer dibuat terlebih dahulu, kemudian bahan putty dicetakkan
sehingga akan terdapat sedikit ruangan pada cetakan (Gambar 3). Setelah itu, diikuti
dengan pencetakan menggunakan bahan wash (Gambar 4).Teknik ini dapat
disubklasifikasikan tergantung dari metode pembentukan ruang untuk bahan cetak
wash diantara putty dengan gigi dan struktur jaringan lunak yang akan dicetak. Tipe-
tipe dari spacer terdiri dari polyethylene spacer; prefabricated spacer yang dibuat
oleh pabrik atau klinisi; dan spacer yang dibuat dengan cara membuang sebagian
kecil bahan cetak putty setelah pencetakan dilakukan.4
Gambar 3. Spacer berupa vacuum-formed resin dibuat pada model studi. B. Vacuum-
formed spacer pada permukaan internal cetakan putty.
Teknik ini hampir sama dengan teknik putty/wash 2 tahap. Perbedaannya terletak
pada metode pembentukan ruang bagi material wash. Pada teknik ini, bahan putty
dicetakkan terlebih dahulu, kemudian sebelum bahan putty mengeras, cetakan
digerakkan searah dan berlawanan arah jarum jam beberapa kali (Gambar 5).
Pergerakan ini akan menghasilkan ruang bagi material wash. Cetakan putty
dikeluarkan dari mulut dan material wash kemudian dilapisi pada cetakan putty
tersebut. Setelah itu, sendok cetak dicetakkan kembali pada rongga mulut (Gambar 6
dan 7).5
Gambar 5. Pencetakan dilakukan dengan material putty terlebih dahulu dan cetakan
digerakkan searah dan berlawanan jarum jam beberapa kali sebelum material putty
mengeras.
Gambar 6. Cetakan putty dikeluarkan dari mulut dan material wash kemudian
diinjeksikan pada cetakan putty tersebut
Gambar 7. Sendok cetak ditempatkan kembali pada rongga mulut dan kemudian hasil
cetakan diperiksa.
Modifikasi ini bertujuan untuk efisiensi waktu maupun biaya didalam
memproduksi ruang bagi material wash. Akan tetapi berdasarkan pengamatan klinis,
kadang-kadang pergerakan yang dilakukan untuk mendapatkan ruang bagi material
wash pada pencetakan ini ternyata menyebabkan material wash tidak terdukung oleh
material putty sehingga hasil cetakan terutama didaerah margin preparasi tidak
terekam dengan sempurna.
KEPUSTAKAAN
2. Wu AY, Donovan TE. The use of vacuum-formed resin sheets as spacers for
putty/wash impression. J Prosthet Dent 2007;97:54-5.
3. Nissan J, Laufer BZ, Brosh T, Assif D. Accuracy of three polyvinyl siloxane
putty/wash impression technique. J Prosthet Dent 2000;83:161-5.
4. Chaimattayompol N, Park DW. A modified putty/wash vinyl polysiloxane
impression technique for fixed prosthodontics. J Prosthet Dent 2007;98:483-5
5. Sadowsky SJ. A simplified custom impression technique. J Prosthet Dent
2005;94:468-9