: 29 tahun
Alamat
Elemen
: 21
No RM
: E-84286
Maksila
Palatal
Oklusal
Fasial
Mandibula
Lingual
Oklusal
Fasial
Keterangan :
: keluhan utama
: tumpatan resin komposit kelas IV
x : gigi hilang
B. Pemeriksaan Subjektif
Pasien perempuan berusia 29 tahun datang ke RSGM Prof. Soedomo dengan keluhan
untuk menambalkan gigi depan yang patah akibat kecelakaan sekitar 7 bulan yang lalu.
Gigi belum pernah sakit spontan sebelumnya. Sekarang gigi tidak sakit, pasien ingin
giginya ditambal supaya tidak terlihat patah lagi.
1
C. Pemeriksaan Objektif
1. Gigi 22 Fraktur oblique melibatkan 1/3 insisal, dengan kedalaman dentin, oklusi gigi
21 open bite (Gambar 1 A dan 1B).
Tes sondasi: (+) (ngilu, hilang setelah rangsang dihilangkan); tes perkusi:
(-); palpasi (-); mobilitas: (-); tes vitalitas (CE): (+).
3. Kebersihan mulut penderita baik .
F. Prognosis
Prognosis baik, karena :
Belum pernah sakit spontan
Sisa jaringan keras gigi memungkinkan ditumpat dengan resin komposit.
2
.
Gambar 3. Pembuatan mock up untuk pedoman
penumpatan bagian palatinal dan insisal.
4. Preparasi kavitas, email yang tidak didukung dentin dibuang. Pembuatan bevel
menggunakan flame shaped bur pada cavosurface margin. Isolasi area kerja dengan
cotton roll, pasang TBA pada gigi tetangga yang tidak dikerjakan (Gambar 4).
6. Etsa diaplikasikan terlebih dulu kemudian dentin selama 15 detik. Bilas dengan air
dan keringkan dengan cotton pellets, jaga agar keadaan tetap moist.
7. Bonding diaplikasikan (Single Bond, 3M ESPE) pada kavitas menggunakan
microbrush, kemudian hembus perlahan dengan udara disekitar gigi, tunggu selama
10 detik kemudian diaktivasi dengan sinar (light cure unit) selama 10 detik.
8. Penumpatan kavitas dengan bahan resin komposit warna A2 (Filtex Z250, 3M ESPE)
pada bagian palatinal terlebih dahulu gunakan model mock up yang telah dibuat
dengan ketebalan bahan resin + 2 mm, bentuk dengan plastis instrumen kemudian
diaktivasi sinar selama 20 detik.
9. Penumpatan bagian proksimal untuk membentuk embrasur mock up dilepas, lanjutkan
dengan memasang seluloid strip masuk sampai sub gingiva diaplikasikan komposit
A2 (Filtex Z250, 3M ESPE), kemudian di aktivasi sinar 20 detik (Gambar 6).
SEBELUM PERAWATAN
SESUDAH PERAWATAN
KASUS II
PERAWATAN SALURAN AKAR SATU KUNJUNGAN DENGAN
TEKNIK PREPARASI CROWN DOWN MENGGUNAKAN ROTARY
PROTAPER DAN RESTORASI ONLEI PFM PADA GIGI MOLAR
PERTAMA KANAN MANDIBULA
A. Data Perorangan
Jenis kelamin : Perempuan
Umur
: 29 tahun
Alamat
Elemen
: 46
No RM
: S-96946
Maksila
Palatal
Oklusal
Fasial
Mandibula
Lingual
Oklusal
Fasial
Keterangan :
: keluhan utama
: tumpatan resin komposit
B. Pemeriksaan Subjektif
Pasien datang ke RSGM Prof. Soedomo dengan keluhan gigi geraham kanan bawah
berlubang, sejak 1 tahun yang lalu. Gigi tidak pernah terasa sakit, tetapi berdarah pada
waktu sikat gigi. Gigi belum pernah ditumpat dan dilakukan perawatan. Pasien ingin
dirawat giginya.
C. Pemeriksaan Objektif
1. Gigi 46 terdapat kavitas di permukaan disto oklusal dengan kedalaman mencapai
pulpa, serta terdapat gingival polip yang menutupi kavitas (Gambar 1.A)
2. Tes perkusi (-), tes palpasi (+) (terdapat fistula di bagian bukal) (Gambar 1.B) tes
mobilitas (-).
3. Kebersihan mulut penderita baik
Gambar 1.A) Gigi 46 terdapat kavitas kelas II pada daerah disto oklusal
serta gingival polip, B) fistula pada bagian bukal gigi 46
D. Pemeriksaan Radiograf
Pada gigi 46 terdapat gambaran radiolusen pada area distal yang sudah mengenai pulpa
dan terdapat gambaran radiolusen di furkasi, diujung akar mesial serta sedikit di ujung
akar distal, lamina dura menghilang di ujung akar distal, mesial serta di daerah furkasi
(Gambar 2).
2.
G. Prognosis
Prognosis baik, karena :
1. Saluran akar lurus
2. Sisa struktur jaringan keras gigi pada daerah mesial masih cukup banyak dan
memungkinkan dilakukan restorasi onlei PFM
3. Pasien kooperatif dan kebersihan mulut penderita baik.
H. Tahap Perawatan
Kunjungan I, 28 Maret 2011
1. Dilakukan pemeriksaan subjektif, objektif, foto intraoral, foto radiografi, diagnosis,
dan penentuan rencana perawatan.
2. Pasien diberi penjelasan mengenai prosedur rencana perawatan dan biaya serta waktu
perawatan. Pasien setuju tindakan perawatan ini maka pasien menandatangani
informed consent.
3. Dilakukan anestesi infiltrasi dengan Pehacain pada bagian bukal gigi 46 dan gingival
polip di insisi dengan scalpel, kemudian luka di ditekan menggunakan tampon yang
sudah diberi iod.
4. Setelah gingival polip di insisi dilakukan pembuangan karies gigi dengan round bur
kecil dan pembukaan akses dengan bur Endoaccess (Dentsply) sampai mencapai ruang
pulpa. Pembukaan atap ruang pulpa diteruskan dengan bur Diamendo (Dentsply)
sampai akses masuk ke orifis terbuka.
5. Menciptakan dinding buatan (rewalling) didaerah distal menggunakan matriks
(Greater curve) dan RMGIC (Fuji II LC, GC), orifis ditutup dengan paper point
(Gambar 3).
#10 untuk
saluran akar mesiobukal dan mesiolingual serta file #15 untuk saluran akar distal. KFile dimasukkan ke dalam saluran akar sepanjang 2/3 panjang kerja estimasi.
9. Preparasi saluran akar menggunakan teknik crown down dan memakai protapper hand
use (dentsply). Pelebaran koronal pada saluran akar mesiobukal dan mesiolingual
10
Gambar 5. A)Pada gigi 46, K-file # 20 dimasukkan ke saluran akar distal, K- file #15
dan headstrom #15 dimasukkan ke saluran akar mesiobukal dan mesiolingual untuk
dilakukan pengukuran panjang kerja; B) Gambar radiograf pengukuran panjang keja
gigi 46
2.
Dilakukan pemeriksaan subjektif tidak ada keluhan, dan pada pemeriksaan objektif
tumpatan sementara masih baik, perkusi (-), palpasi (-)
3.
4.
Gambar 10. A) Restorasi onlei PFM pada model B). Restorasi onlei pada
saat RA dan RB dioklusikan
5. Kavitas gigi dibersihkan dengan menggunakan klorheksidin 2% dan dikeringkan
dengan hembusan udara secara tidak langsung selama 2 detik
6. Untuk sementasi digunakan SIK Tipe I (Luting cement, Fuji I) yang diaduk diatas
glass plate sesuai petunjuk pabrik dan diaplikasikan pada permukaan bagian dalam
onlei dan di insersikan.
7. Kelebihan semen dibersihkan dan dilakukan pemeriksaan oklusi dan artikulasi
menggunakan articulating paper (Gambar 11. A dan B)
15
SEBELUM PERAWATAN
SESUDAH PERAWATAN
16
KASUS III
BLEACHING INTRAKORONAL TEKNIK WALKING BLEACH DISERTAI
RESTORASI RESIN KOMPOSIT KELAS I PADA GIGI INSISIVUS SENTRALIS
KANAN MAKSILA NON VITAL PASCA PERAWATAN SALURAN AKAR
A. Data Perorangan
Jenis kelamin
: Perempuan
Umur
: 28 tahun
Alamat
: Caturtunggal, Jogjakarta
No.Rekam medis
: A 16393
Elemen gigi
: 11
MAKSILA
Palatal
Oklusal
Fasial
17
MANDIBULA
Lingual
Oklusal
Fasial
Keterangan :
Keterangan :
: keluhan utama
: tumpatan resin komposit kelas IV
x : gigi hilang
B. Pemeriksaan subjektif
Pasien datang dengan keluhan ingin memutihkan gigi depan kanan atas yang terlihat
lebih gelap dibanding gigi depan kanan yang lainnya. Gigi tersebut sudah pernah
dilakukan perawatan saluran akar sekitar 5 bulan yang lalu.
C. Pemeriksaan objektif
1. Gigi 11 terdapat diskolorasi gigi warna C4 (VITA shade guide), warna gigi lain
sebelahnya A2 (VITA shade guide ) (gambar 1. A, B dan C).
2. Pemeriksaan perkusi (-), palpasi (-).
3. Jaringan pendukung gigi dan kebersihan mulut penderita baik .
Gambar 1. A) Keadaan awal gigi 11, B) Warna gigi 11 dengan VITA shade guide:C4, C)
Warna gigi 11 yang diinginkan A2 VITA shade guide
D. Pemeriksaan Radiograf
18
Pada gigi 11 terdapat gambaran radioopak pada saluran akar yang menunjukkan guta
perca pada saluran akar dengan pengisian hermetis sampai kamar pulpa. Pemotongan
guta perca terlalu pendek sehingga masih terdapat guta perca di dalam kamar pulpa
dan terdapat kelainan periapikal di ujung apeks gigi 11(Gambar 2).
E. Diagnosis
Gigi 11 non vital pasca perawatan saluran akar disertai diskolorasi dan lesi periapikal
F. Rencana Perawatan
1. Pada gigi 11 dilakukan bleaching intrakoronal teknik walking bleach
2. Restorasi resin komposit kavitas kelas I pada gigi 11 bagian palatinal
3. Dilakukan bedah endodontik untuk kelainan jaringan periapikalnya
G. Prognosis
Prognosis baik, karena :
1.
2.
3.
Tahap Perawatan
19
4. Pembukaan akses kavitas menuju ruang pulpa, sisa gutaperca yang ada di kamar pulpa
dibuang dengan memakai Peeso Reamer (Gambar 3).
20
gigi
22
4. Dilanjutkan untuk penumpatan resin komposit kavitas kelas I pada gigi 11 di bagian
palatinal. Pembuangan tumpatan sementara SIK dengan round diamond bur. Cavosurface margin di bevel menggunakan bur nyala api sehingga membentuk
hollowground bevel (Gambar 10).
2. Pemeriksaan objektif gigi 11 :perkusi (-); palpasi (-), warna gigi sesuai atau sama
dengan gigi sebelahnya, tidak ada perubahan warna dan jaringan mukosa.
3. Pemeriksaan radiograf gigi 11 : tidak ada resorpsi akar, masih terdapat gambaran
radiolusen di ujung apeks gigi 11(gambar 12 B).
Gambar 12. A). Gigi 11 setelah dilakukan kontrol, B) radiografi gigi 11 pada saat kontrol,
tidak terdapat resorpsi akar dan masih terdapat gambaran radiolusen di ujung apeks gigi 11.
SEBELUM
PERAWATAN
SESUDAH
PERAWATAN
24
KASUS IV
PULPEKTOMI TEKNIK PREPARASI STEP BACK DAN MAHKOTA
JAKET PORSELEN FUSI METAL MENGGUNAKAN PASAK
PARALLEL SELF THREADING PADA GIGI INSISIVUS SENTRALIS
KIRI MAKSILA FRAKTUR ELLIS KELAS III
A. Data Perorangan
Jenis kelamin : Perempuan
Umur
: 17 tahun
Alamat
: Condongcatur, yogyakarta
Elemen
: 21
No RM
: H-94882
Maksila
Palatal
Oklusal
Fasial
Mandibula
Lingual
Oklusal
Fasial
Keterangan :
: keluhan utama
: fraktur
25
: belum erupsi
B. Pemeriksaan Subjektif
Pasien datang ke RSGM Prof. Soedomo dengan keluhan rasa sakit pada gigi depannya
yang patah akibat kecelakaan 3 hari yang lalu. Rasa sakit sering timbul spontan dan
tiba-tiba dan belum pernah minum obat. Pasien juga merasa terganggu
penampilannya. Pasien ingin agar gigi-gigi depannya dirawat agar tidak merasa sakit
lagi serta gigi yang patah tersebut diperbaiki.
C. Pemeriksaan Objektif
1. Gigi 21 Fraktur oblique melibatkan 1/3 panjang mahkota serviko insisal (Gambar 1.
A, B).
2. Tes perkusi(+); palpasi(-); mobilitas: (-).
3. Kebersihan mulut penderita baik.
26
28
29
14. Teknik pengisian saluran akar menggunakan teknik kondensasi lateral. Siler resin
(Topseal) dimasukkan dengan menggunakan lentulo ke dinding saluran akar
15. Guta perca utama (#50 PK 20 mm) dimasukkan setelah sepertiga apikalnya diolesi
dengan siler
16. Spreader dimasukkan antara guta perca dan dinding, ruang tersedia setelah spreader
diambil dan diisi dengan guta perca tambahan, tekan ke apikal lagi, dan seterusnya,
sampai spreader tidak dapat masuk lagi.
17. Setelah penuh, pemeriksaan hasil pengisian saluran akar dengan pengambilan gambar
radiograf dan hasil menunjukkan pengisian hermetis, guta perca lalu dipotong sebatas
orifis dengan menggunakan plugger yang dipanaskan. Kemudian kavitas ditutup
menggunakan semen seng fosfat dan tumpatan sementara (Orafil G, Preves Denpro)
(Gambar 8).
30
ii.
ditambah
dengan
panjang
mahkota
klinis,
yaitu
16
mm
dengan
31
6. Dilakukan pengepasan pasak (Head Master, Edenta) dalam saluran pasak hingga
pasak dapat masuk sesuai panjang dan besar saluran pasak, kemudian dikonfirmasi
dengan radiograf (Gambar 10. A dan B).
7.
32
11. Dilakukan perbaikan preparasi tonggak dengan flat-end tapered diamond bur pada
bagian labial dan perbaikan preparasi tonggak bagian palatal dengan round-end
tapered diamond bur . (Gambar 11. D, E).
Gambar 12. A) Hasil pembuatan mahkota PFM dilihat dari labial, B) Hasil pembuatan
mahkota jaket PFM dilihat dari palatinal, C) tampak mahkota jaket PFM gigi 11 ketika
RA dan RB dioklusikan.
5. Gigi dibersihkan dengan salin, lalu dikeringkan
6. Pengepasan mahkota jaket PFM dan diperiksa warna, kontak area, oklusi, kontur,
embrasur dan kerapatan tepi.
7. Etsa diaplikasikan pada tonggak selama 15 detik lalu dibilas dengan air dan
dikeringkan. Permukaan logam dari mahkota jaket dioleskan silane (Rely X Ceramic
Primer, 3M ESPE) selama 10 detik dan keringkan dengan hembusan udara, kemudian
diaplikasikan bonding (Single Bond, 3M ESPE) pada tonggak menggunakan
microbrush, dibiarkan 5 detik, dihembuskan udara, lalu disinar selama 20 detik
kemudian semen resin (Rely x) dioleskan pada permukaan dalam dalam mahkota dan
di insersikan ke gigi (Gambar 13. A, B, C).
8. Kelebihan semen dibersihkan, disinar selama 20 detik pada bagian labial dan palatinal
34
Gambar 13. A) Insersi mahkota jaket porselin fusi metal pada gigi 21 dilihat dilihat dari
labial, B) insersi mahkota jaket gigi 21 dilihat dari palatinal, C) Oklusi RA dan RB
setelah insersi mahkota jaket 21 dilihat dari samping
Kunjungan IV (kontrol), tanggal 14 Juli 2011
1. Pemeriksaan subyektif : tidak ada keluhan
2. Pemeriksaan obyektif : mahkota jaket PFM dalam keadaan baik dan utuh; tes perkusi
(-) ; palpasi (-), pemeriksaan radiografis : tidak ada kelainan jaringan periapikal
(Gambar 14. A, B, C)
C
B
Gambar 14. A) Gigi 21 denganBmahkota penuh PFM pada saat kontrol dilihat dari
permukaan labial, B) Dilihat dari palatinal, C) Gambar radiograf gigi 21 pada saat
kontrol.
SEBELUM
PERAWATAN
35
SESUDAH
PERAWATAN
KASUS V
PERAWATAN SALURAN AKAR SATU KALI KUNJUNGAN
DENGAN TEKNIK PREPARASI STEP BACK DAN RESTORASI
RESIN KOMPOSIT KELAS IV DENGAN PASAK FIBER PADA GIGI
INSISIVUS SENTRALIS KANAN MAKSILA NEKROSIS PULPA
A. Data Perorangan
Jenis kelamin : Perempuan
Umur
: 45 tahun
Alamat
: Condongcatur, yogyakarta
Elemen
: 11
No RM
: I-66105
Maksila
Palatal
Oklusal
Fasial
36
Mandibula
Lingual
Oklusal
Fasial
Keterangan :
: keluhan utama
: tumpatan komposit
X : gigi sudah dicabut
B. Pemeriksaan Subjektif
Pasien datang ke RSGM Prof. Soedomo dengan keluhan gigi depannya kanan atas
yang berlubang sejak 2 tahun yang lalu. Gigi tidak pernah sakit, dan gigi juga belum
pernah ditambal sebelumnya. Pasien juga merasa terganggu penampilannya. Pasien
ingin agar gigi depannya diperbaiki supaya terlihat tidak berlubang lagi.
C. Pemeriksaan Objektif
1. Gigi 11 karies yang melibatkan 1/3 panjang mahkota serviko insisal, Relasi oklusi :
normal (over jet : 3mm, over bite : 2 mm) (Gambar 1. A dan B).
2. Tes perkusi: (-); palpasi (-);tes (CE): (-).
3. Hampir pada semua gigi anterior, pada daerah servikal terlihat email berwarna
kekuningan dengan kontur tidak rata (hipoplasia enamel)
4. Kebersihan mulut penderita baik.
Gambar 1. A) Keadaan gigi 11 dengan karies yang melibatkan 1/3 panjang mahkota
serviko insisal , B) memperlihatkan keadaan palatal gigi 11 dengan karies yang sudah
mencapai pulpa.
D. Pemeriksaan Radiografi
37
bawahnya. Kemudian dicetak dengan bahan cetak putty(exaflex GC) sebatas gigi 12
sampai 21, setelah setting keluarkan dan digunakan sebagai pedoman penumpatan
bagian palatinal dan insisal (Gambar 3).
39
Gambar 6. A) Initial file gigi 11 file # 30, B) MAF gigi 11 sampai dengan file #45
10. Dilanjutkan tahap preparasi saluran akar step back pada gigi 11. Diawali preparasi
apikal menggunakan file #30 sampai dengan file #45 dengan panjang kerja 25mm.
Setiap pergantian file yang lebih besar, direkapitulasi menggunakan file dengan
ukuran 1 nomor sebelumnya (Gambar 6. B).
File # 30, PK = 25 mm
File # 35, PK = 25 mm, rekapitulasi file # 30 PK 25 mm
File # 40, PK = 25 mm, rekapitulasi file # 35 PK 25 mm
File #45, PK = 25 mm, rekapitulasi file # 40 PK 25 mm
MAF : file # 45
11. Tahap selanjutnya preparasi badan saluran akar
File # 50, PK= 24 mm, rekapitulasi file # 45 PK 25 mm
File # 55, PK = 23 mm, rekapitulasi file #45 PK 25 mm
File #60, PK = 22 mm, rekapitulasi file # 45 PK 25 mm
Setiap pergantian file lakukan irigasi dengan menggunakan NaOCl 2,5% 2,5 ml .
12. Setelah preparasi saluran akar selesai dinding gigi 11 dihaluskan dengan hedstroem
file #45, kemudian diakhiri dengan K-file #45 serta dilakukan irigasi dengan
NaOCL 2,5 %, serta dikeringkan dengan papper point steril.
40
13. Dilakukan pengepasan guta perca #60 dilanjutkan dengan pengambilan radiograf
(Gambar 7). Sebelum pengisian, saluran akar diirigasi klorheksidin 2% dengan
cara digenangkan selama 1 menit kemudian dikeringkan dengan paper point.
41
Gambar 10. A). Precision drill, B). Fiber post (Fibre Post, Dentsply)
6. Pengepasan pasak fiber warna kuning (# 1) (dapat masuk dan sesuai dengan panjang
dan besar saluran pasak) (Gambar 11. A dan B).
42
10. Penentuan warna dengan menggunakan Vita lumin shade guide (VITA Shade guide)
diperoleh warna A2 (Gambar 13).
43
44
14. Penyelesaian dan pemolesan restorasi resin komposit menggunakan polishing disc
(optidisc, KerrHawe) dan polishing brush (opti shine,KerrHawe) (Gambar 15. A, B
dan C).
A
Gambar 15. A) Gigi 11 setelah penyelesaian dan pemolesan resin komposit dilihat
dari labial, B) gigi 11 dilihat dari palatinal, C) Gambaran radiografi gigi 11 setelah
penumpatan resin komposit kavitas kelas IV
SEBELUM
PERAWATAN
SESUDAH
PERAWATAN
45
46