Centric relation record adalah suatu relasi mandibula terhadap maxilla pada suatu relasi vertikal
yang ditetapkan pada posisi paling posterior. Cara menentukan relasi sentrik dengan metode
Shanahan yaitu dengan menengadahkan kepala pasien sedemikian rupa sehingga processus
condyloideus akan tertarik ke fossa yang paling belakang karena tarikan dari otot dan menelan ludah
berulang-ulang. Pasien diinstruksikan menggerakkan mandibula berulang-ulang sampai pasien biasa
dengan oklusi tersebut. Setelah mendapat posisi sentrik, bite rim diberi tanda tempat garis ketawa
dan median line.
4. Fiksasi
Setelah diperoleh relasi sentrik, dilakukan fiksasi gigi dan fiksasi record block dengan metode single
V–groove shape. Caranya:
Fiksasi gigi:
Tambahkan selembar malam merah pada bite rim RA yang posisinya antagonis dengan gigi RB
yang tersisa kemudian lunakkan malam merah tersebut dan instruksikan pasien untuk menggigit
hingga bite rim RA dan RB berhimpit.
Fiksasi record block dengan single V-groove
Groove berbentuk V dibuat pada kanan dan kiri bite rim RA (kira-kira pada bagian M1). V-groove
diolesi vaselin, bite rim RB dikurangi sesuai dengan letak V-groove, record block rahang atas dan
rahang bawah dimasukkan ke dalam mulut dan pasien diinstruksikan melakukan oklusi sentrik.
Lalu bite rim RB dikeluarkan dan diberi tambahan wax pada bagian yang telah dikurangi. Bite
rim RB kembali dimasukkan. Mulut dikatupkan lalu dilihat apakah V-groove dan kontranya sudah
tepat. Lakukan buka tutup mulut berulang-ulang. Bite rim RA dan RB dikeluarkan. V-groove
dirapikan di luar mulut.
4. Teknik memperbaiki dimensi vertical dan mengukur dimensi vertical
Dimensi vertikal yang terlalu besar dapat menyebabkan kontraksi otot berlebih, gigi tiruan tidak stabil, gigi
tiruan tidak nyaman digunakan, profil pasien menjadi kurang baik, terjadi luka pada jaringan pendukung
gigi, dan adanya gangguan pada sendi temporomandibula. Dimensi vertikal yang terlalu kecil dapat
menyebabkan fungsi pengunyahan terganggu, estetika kurang memuaskan, terjadi Costen syndrome
dengan gejala tuli ringan, sering pusing, tinitus, nyeri saat menggerakan sendi, nyeri pada lidah, nyeri pada
regio temporalis, dan gangguan kelenjar ludah. 7 Pentingnya ketepatan dalam penentuan dimensi vertikal
menjadikan beberapa ahli meneliti mengenai berbagai metode
Metode penentuan dimensi vertikal yang telah dikenal yaitu metode langsung dan metode tidak langsung.
Beberapa penerapan dari metode langsung yang telah diteliti oleh beberapa ahli yaitu metode Willis,
metode Mc. Gee, konsep Golden Proportion, metode Leonardo Da Vinci, metode panjang jari kelingking,
metode Niswonger, dan metode lainnya. Niswonger dalam penelitiannya menemukan cara untuk
menentukan dimensi vertikal yaitu melalui pengukuran jarak antara mukosa ujung hidung dan mukosa
ujung dagu.4,9 Atwood dan Niswonger berpendapat bahwa ada tidaknya gigi tiruan pada rongga mulut
pasien sangat berpengaruh pada jarak Spina Nasalis Anterior (SNA) ke Gnathion (Gn).9 Metode Niswonger
digunakan sebagai dasar dalam penentuan DVO oleh sebagian besar dokter gigi di Indonesia karena
metodenya sesuai dengan karakteristik fisik keturunan asli Indonesia.
5. Disain GTL
6.