Anda di halaman 1dari 2

Sindrom kombinasi

Definisi

Istilah sindrom kombinasi dalam bidang ilmu prostodonsia adalah keadaan rongga mulut dari
pasien edentulous yang memiliki kondisi edentulous total pada rahang atas diiringi dengan
edentulous parsial pada rahang bawah yang hanya menyisakan gigi geligi anterior rahang bawah
(Bhuminathan dkk., 2014).

Dalam makalah yang disusun oleh Damayanti (2009), disebutkan bahwa sindrom ini pertama
kali dikemukakan oleh Ellsworth Kelly pada tahun 1972. Kelly mengemukakan bahwa
setidaknya ada lima tanda yang sering terjadi pada kondisi sindrom kombinasi. Kelima tanda
tersebut adalah:

1. Terjadinya resorbsi tulang pada bagian anterior rahang atas


2. Pertumbuhan berlebuh pada daerah tuberositas
3. Terjadi hyperplasia papilla pada palatum durum
4. Ekstrusi pada gigi geligi anterior rahang bawah
5. Kehilangan tulang di daerah di bawah basis gigi tiruan

Sementara itu perubahan atau tanda yang juga berhubungan dengan terjadinya sindrom
kombinasi telah dikemukakan oleh Saunders pada tahun 1979. Tanda tambahan tersebut meliputi
enam poin yang meliputi:

1. Hilangnya dimensi vertikal oklusi


2. Perubahan dataran oklusal
3. Reposisi mandibula ke anterior
4. Adaptasi yang buruk dari gigi tiruan
5. Adanya epulis fisuratum
6. Perubahan jaringan periodontal

Studi mengenai gejala sindrom kombinasi telah dilakukan pada pasien edentulous yang
menggunakan gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) pada mandibula. Pasien dengan klasifikasi
endentulous kennedy kelas II yang menggunakan GTSL pada mandibula tidak menunjukkan
adanya gejala sindrom kombinasi (Resende, 2014).

Patogenesis sindrom kombinasi berlangsung dengan progresif berdasarkan proses yang terjadi
secara berurutan. Pasien cenderung memusatkan beban oklusal pada gigi alami yang tersisa
(anterior mandibular. Oleh karena itu ada lebih banyak gaya yang bekerja pada bagian anterior
gigi tiruan rahang atas. Hal ini menyebabkan peningkatan resorpsi bagian anterior rahang atas
yang digantikan oleh jaringan yang lembab. Bidang oklusal akan miring ke depan ke atas dan ke
bawah ke bawah.
Phalange labial akan menggantikan dan mengiritasi ruang vestibulum yang mengarah ke
pembentukan epulis fissuratum. Di posterior akan terjadi pertumbuhan fibrosa yang berlebih dari
jaringan di tuberositas maksila.
Pergeseran bidang oklusal ke posterior ke bawah menghasilkan resorpsi di area bantalan gigi
penyangga distal mandibula distal.
Mandibula bergeser ke arah anterior selama oklusi.
Dimensi vertikal pada oklusi berkurang, yang kemudian retensi dan stabilitas gigi tiruan juga
berkurang.
Selanjutnya kemiringan di bidang oklusal disoccludes antiperan bawah menyebabkan mereka
untuk supraerupt. Hal ini mengurangi dukungan periodontal gigi anterior. Gigi supraerupsi
anterior meningkatkan jumlah gaya yang bekerja pada bagian anterior gigi tiruan lengkap
(Bhuminathan dkk., 2014).

Tatalaksana terapi prostodonsia

Bhuminanthan, S., Sivakumar, M., Venkataeswaran, S., 2014, Combination syndrome : a review,
Bioscience biotechnology research asia 11(1): 151-154

Damayanti, L., 2009, Sindrom Kombinasi, Makalah Bagian Prostodonsia, FKG Unpad, Bandung

Resende dkk., 2014, Signs of combination syndrome and removable partial denture wearing, Rev
odontology UNESP 43(6): 390-395

Anda mungkin juga menyukai