Anda di halaman 1dari 12

Temporomandibular (TMD) disorder adalah suatu permaslahan yang sering dihadapi dalam

dunia praktek kedokteran gigi, sangat penting bagi seorang operator untuk mengetahui
pentalaksanaan yang tepat untuk mengatasi permasalahan TMD tersebut. TMD merupakan suatu
sensasi sakit pada daerah orofasial yang disebabkan oleh multifaktorial seperti, stress,
diskrepansi oklusi, dab faktor lainnya. Penatalaksanaan dari TMD dapat ditempuh dengan
pendekatan farmakologi, mekanik, dan oklusal splint. Dari hasil penelitian Dental Practice Based
Research Network Japan (JDPBRN) menyatakan bahwa sebagian besar dokter mengatasi TMD
dengan pendekatan occlusal adjustment dimana perawatan tersebut bersifat irreversible dan tidak
dapat diklarifikasi efisiensi perawatan. Perawatan yang dianjurkan adalah dengan menggunakan
oklusal splint untuk mengatasi permasalahan TMD.
Restorasi merupakan salah satu perawatan yang paling sering dilakukan pada kehidupan praktek
kedokteran gigi. Restorasi hendaknya tidak menyebabkan diskrepansi oklusi yang dapat
mempengaruhi pergerakan mandibula sehingga dapat menyebabkan gangguan pada sendi
temporomandibular. Oleh sebab itu kontur aklusal pada sebuah restorasi memegang peranan
penting dalam proses oklusi. Untuk mencegah terjadinya TMD operator harus mengetahui
prinsip oklusi dan restorasi yang baik sehingga tidak mengakibatkan TMD.

RESTORASI

Ada 2 macam restorasi gigi, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung
artinya bahan tambalan diletakkan segera ke lubang gigi yang sudah dibersihkan dalam satu
kunjungan. Termasuk di dalamnya adalah amalgam, ionomer kaca, resin ionomer, dan resin
komposit. Secara tidak langsung artinya diperlukan dua atau lebih kunjungan.
Tujuan restorasi gigi tidak hanya membuang penyakit dan mencegah timbulnya kembali
karies, tetapi juga mengembalikan fungsinya. Tujuan penting lainnya adalah untuk menstabilisasi
gigi dan menyediakan kondisi yang optimal untuk gigi yang direstorasi dapat berfungsi secara
maksimal. Ada dua hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai tujuan perawatan restorasi yaitu,
titik kontak dan posisi mandibula.
Kontak Posterior yang harus Dihasilkan dari Perawatan Restorasi Direk
Setelah dilakukan perawatan restorasi harus didapatkan suatu stabilitas kontak dengan
gigi antagonis maupun gigi tetangga, sehingga kejadian drifting ataupun erupsi dapat dihindari.
Ketika mandibula pada posisi oklusi restorasi harus dapat menghasilkan oklusi yang harmonis
dengan titik kontak gigi posterior yang ada. Gaya yang diteruskan melalui restorasi harus dapat
disalurkan secara langsung sesuai dengan arah aksis gigi. Pengembalian kontur gigi sesuai
dengan keadaan sebelumnya merupakan suatu faktor yang sangat penting untuk menciptakan
kestabilan titik kontak dengan gigi antagonis, sehingga gigi yang sudah direstorasi dapat
menerima gaya kunyah yang tepat tanpa adanya hambatan dalam pergerakan mandibula yang
dapat menganggu system mastikasi.

OKLUSI

Oklusi berarti menutup tetapi dalam bidang kedokteran gigi oklusi berarti kontak gigi
dengan gigi antagonis ketika rahang menutup (relasi oklusi statis) dan selama pergerakan rahang
(relasi oklusi dinamis). Ukuran rahang manusia sangat bervariasi. Kegagalan dalam mencari
kebenaran dari definisi oklusi diakibatkan karena variasi oklusi yang sangat variatif dalam seitap
individual menghasilkan sebuah kesimpulan pada analisis final, fungsi optimal dan tidak adanya
gejala patologi merupakan karakteristik prinsip oklusi yang baik. Sistem mastikasi sangat
bersifat adaptative, didesain sedemikian rupa sehingga memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi
pada tingkat variasi bentuk dan ukuran lengkung rahang yang tinggi dimana terdapat perbedaan
pada setiap individu. Walaupun sangat adaptatif beberapa pasien sangat sensitive terhadap
perubahan kontak gigi, dimana diperlukan perawatan orthodontic ataupun restorasi dalam
mengatasi hal tersebut.
Oklusi statis dapat didefinisikan dengan menggunakan posisi referensi, yaitu posisi
menutup mulut secara penuh, tepi engsel pada saat mulut tertutup, retrusi, protusi, dan gerakan
lateral. Kontak dengan gigi antagonis sangat mempengaruhi jaringan otot mastikasi dan jaringan
penyangga gigi, pada gerakan yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan jaringan tersebut.
Tekanan yang maksimal pada kontak gigi yang terjadi secara rutin mendekati batas dari
pergerakan mandibula menunjukan relevansi dari posisi referensi tersebut.
Titik kontak pada saat mandibula bergerak disebut relasi oklusi dinamik. Gerakan yang
termasuk adalah gerakan meluncur gliding atau sliding, yang mungkin dapat bersifat
mengunbtungkan atau merugikan tergantung dari gigi yang yang terlibat dan respon jaringan otot
mastikasi selama pergerakan berlangsung. Desain dari restorasi gigi berperan penting dalam
jumlah dan lokasi dari kontak oklusal, serta berpengaruh juga pada relasi oklusi static dan
dinamik.

Kesejajaran gigi dan lengkung gigi


Lengkung gigi pada rahang atas lebih besar dari rahang bawah, dan kesejajaran dari
lengkung ini menghubungkan fungsi yang saling menopang antara cusp dan fossa pada gigi yang
saling berhadapan. Garis imajiner yang terbentuk dari cusp gigi posterior mandibula yang sejajar
disebut garis oklusal-fasial mandibula. Sedangkan garis imajiner yang terbentuk dari fossa yang
sejajar pada gigi posterior maksila disebut garis oklusal fossa-sentral maksila. Kedua garis ini
merupakan dua garis imajiner yang saling berhadapan dan berhimpit pada saat mulut tertutup.
Intercuspidasi maksimum adalah posisi mandibula ketika gigi dalam posisi interdigitasi penuh
dengan jumlah gigi yang berkontak maksimum. Nama lain dari intecuspidasi maksimum adalah
kontak intercusp, penutupan maksimal, intercusp habitual maksimum.
Cusp yang berkontak dengan gigi antagonis sepanjang garis oklusal fossa sentral
disebut supporting cusp dan cusp yang overlapping dengan gigi antagonis disebut non supporting
cusp. Istilah ini hanya digunakan untuk gigi posterior dan untuk membedakan fungsi dari cusp,
tetapi dalam posisi tertentu fungsi dari cusp dapat terbalik, dimana supporting cusp dapat
berubah fungsi menjadi non supporting cusp tergantung dari variasi oklusi yang terjadi. Fungsi
dari supporting cusp adalah untuk menjaga dimensi vertical fasial yang disebut dengan dimensi
vertical oklusi, sedangkan fungsi dari cusp non supporting cusp atau noncentric cusp adalahuntk
melindungi jaringan lunak sekitar gigi tersebut selama proses mastikasi. Bentuk dari supporting
cusp atau centric cusp membulat dan tumpul, letak dari ujung cusp ini adalah di 1/3 dari lebar
bukolingual gigi, sedangakan non supporting cusp atau non centric cusp memiliki bentuk yang
tajam dan ujung cusp berada pada 1/6 dari lebar bukolingual gigi. Di sekitar daerah inner outline
dari cusp non-sentrik ini terdapat functional outer aspek yang berfungsi untuk menahan bolus
makan tetap pada bidang oklusi sehingga makanan dapat terkunyah dengan baik.
Pada gigi anterior memiliki hubungan intercuspidasi maksimum yang berbeda, tetapi
memiliki pola lengkung rahang yang sama dengan gigi posterior yaitu, lengkung rahang atas
lebih besar dari lengkung rahang bawah. Jumlah overjet dan overbite mempengaruhi pergerakan
mandibula dan desain cusp restorasi gigi posterior..

Relasi oklusal bukolingual gigi posterior


Pada kondisi oklusi yang normal relasi bukolingual gigi posterior dapat dilihat dari arah
oklusal. Dimana garis bukooklusal dari gigi posterior mandibula berhimpit dengan garis central
fossa gigi posterior maksila dan garis linguoklusal gigi posterior maksila berhimpit dengan garis
central fossa gigi posterior mandibula.

Relasi oklusal mesiodistal


oklusi dilihat dari sisi fasial ujung cusp akan berkontak dengan ada dua area yaitu area
central fossa dan aera marginal ridge dan embrasure. Kontak ujung cusp dengan marginal juga
termasuk salah satu tipe kontak oklusal. Pada relasi ini ujung cusp akan berkontak denga nbidang
datar pada daerah marginal ridge sehingga memudahkan ujung cusp untuk penetrasi ke bolus
makanan, dan akibat dari pergerakan lateral mandibula selama pengunyahan maka titik kontak
akan bergeser, hal ini menyebabkan terbentuk area untuk ruang bolus makanan lebih besar yang
meningkatakan efisiensi dari mastikasi dikarenakan efisiensi gesekan gerakan penyunyahan
meningkat.
Pada lengkung gigi yang normal pada relasi ini akan terlihat satu gigi akan berkontak
dengan dua gigi antagonis, dimana jenis kontak seperti ini adalah kontak paling stabil, tetapi
kontak ini tidak terjadi pada gigi insisif pertama maksila dan molar ketiga maksila. Relasi ini
dinamakan relasi satu gigi dua gigi, dimana relasi ini dapat berfungsi unutk penyaluran gaya
kunyah ke beberapa gigi sepanjang lengkung dan membantu menjaga integritas lengkung rahang
sehingga gigi tidakmudah bergeser apabila terdapat gigi yang hilang dalam satu lengkung gigi.
Secara harafiahnya gigi posterior mandibula memiliki arah aksis lebih mencondong kea rah
lingfual dan mesial sedangkan pada gigi posterior maksila memiliki arah aksis lebih condong kea
rah bukal dan distal.
Kontak oklusal selama pergerakan mandibula
Sendi temporomandibula hanya dapat menggerakan rahang mandibula pada 3 bidang
sagital, horizontal, dan frontal. Selama pergerakan pada bidang ini sangat memungkina untuk
terjadi kontak gigi. Pemahaman letak kontak, jeniskontak yang terjadi selama pergerakan
mandibula ini sangat penting.
Gerakan eksentrik adalah segala pergerakan mandibula dari ICP yang membuat gigi berkontak.
Terdapat tiga jenis gerakan eksentrik yaitu protusif, laterotrusif, dan retrusif.

Pergerakan protusif mandibula


Pergerakan ini terjadi pada saat mandibula bergerak ke arah depan dari ICP. Kontak gigi
yang terbentuk pada saat gerakan protusif dilakukan disebur dengan kontak protusif. Pada
gerakan protusif mandibula peranan dominan terjadi pada daerah anterior antara insisal edge gigi
insisif pertama mandibula terhadap fossa palatal gigi insisif pertama maksila yang menjadi
guidance inklinasi dari gigi anterior. Pada gigi posterior pergerakan mandibula ke arah protusif
centric cusp gigi mandibula melewati permukaan oklusal gigi maksila kea rah anterior. Kontak
protusif yang terjadi pada gigi posterior antara lain adalah kontak antara inklinasi distal dari
lingual cusp gig posterior maksila dan inklinasi mesial dari fossa dan marginal ridge gigi
antagonis; dan kontak antara inklinasi mesial cusp bukal gigi posterior mandibula dengan fossa
dan marginal edge gigi antagonis.

Pergerakan laterotrusif mandibula


Pergerakan ini adalah pergerakan mandibula ke arah kanan dan kiri dimana gigi posterior
mandibula bergerak bersilangan dengan gigi antagonis pada arah yang berlawanan. Pada
pergerakan lateral ini (contoh pada pergerakan mandibula ke arah kiri) dapat terjadi kontak pada
dua inklinasi. Kontak inklinasi pertama yang terjadi adalah kontak antara inklinasi dalam cusp
bukal gigi posterior maksila dan iklinasi luar dari cusp bukal gigi posterior mandibula. Dan
kontak inklinasi kedua yang terjadi adalah kontak antara inklinasi luar dari cusp lingual maksila
dan inklinasi dalam cusp lingual gigi posterior mandibula. Kontak yang terjadi sesuai dengan
arah pergerakan mandibula disebut dengan working contact, sedangkan area dimana working
side terjadi disebur dengan working side sedangkan area kontralateral dari working side disebut
dengan balancing side. Pada working side kontak oklusi terjadi, sedangkan pada balancing side
tidak terjadi kontak oklusi.
Pada pergerakan laterotrusif mandibula gigi anterior juga berperan penting dalam oklusi.
Gigi caninus memegang peranan penting dalam pergerakan ini karena berfungsi sebagai
guidance inklinasi dimana gigi caninus maksila dan mandibula berkontak pada saat pergerakan
lateral.

Pergerakan retrusif mandibula


Pergerakan ini terjadi pada saat mandibula bergerak ke arah posterior dari ICP.
Dibandingkan dengan pergerakan mandibula yang lain pergerakan ini termasuk pergerakan yang
paling minimal hanya sekitar 1-2 mm. Kontak yang terjadi selama pergerakan ini disebut dengan
kontak retrusif. Pada gigi posterior kontak retrusif yang terjadi adalah inklinasi distal dari cusp
bukal gigi posterior mandibula dan inklinasi mesial dari fossa dan marginal ridge gigi antagonis.
Pada lengkung maksila kontak yang terjadi adalah kontak antara inklinasi mesial central fossa
dan marginal ridge gigi antagonis. Kontak retrusif bersifat terbalik dengan kontak protusif
sehingga segala sisi yang berkontak juga berlawanan dikarenan pergerakan yang benar-benar
bersifat berlawanan.

PRINSIP OKLUSI
6 kunci oklusi menurut Andrews :

Relasi molar :
cusp distobukal molar atas pertama berhimpit dengan sisi mesial cusp mesobukal molar kedua,
cusp mesobukal molar pertama atas beroklusi dengan dengan groove antara cusp medial dan
mesial molar pertama bawah.

Angulasi mahkota :
Panjang axis porsi gingiva dari semua mahkota gigi terletak lebih distal dibandingkan
porsi insisal. Aksis ujung mahkota diekspresikan dengan plus atau minus. Derajat ujung
mahkota adalah sudut antara aksis dari mahkota (dilihat dari labial atau bukal) dan garis yang
berhadapan 90 terhadap bidang oklusal. Sudut dikatakan plus apabila porsi gingival dari aksis
gigi lebih dital dari insisal, dikatakan minus apabila sebaliknya.
Oklusi normal tergantung pada ujung mahkota distal yang tepat,
terutama gigi anterior atas karena mereka memiliki mahkota terpanjang.
Mari kita anggap bahwa persegi panjang menempati ruang yang lebih luas
saat diberi tip daripada saat berdiri tegak. Jadi, tingkat ujung gigi seri,
misalnya, menentukan jumlah ruang mesiodistal yang mereka konsumsi dan,
oleh karena itu, memiliki efek yang cukup besar pada oklusi posterior dan
juga anterior estetika.

Inklinasi Mahkota (Inklinasi labiolingual atau buccolingual)


The Kunci ketiga untuk oklusi normal adalah kemiripan mahkota (Gambar 6). Dalam
artikel ini, Kecenderungan mahkota dinyatakan dalam derajat plus atau minus, mewakili sudut
Dibentuk oleh garis yang beruang 90 derajat ke bidang oklusal dan garis yang ada
bersinggungan dengan situs braket (yang berada di tengah labial atau bukal
panjang sumbu mahkota klinis, seperti yang dilihat dari mesial atau distal).
Membaca inklinasi plus diberikan jika bagian gingiva dari garis singgung
(atau mahkota) adalah lingual ke bagian insisal, seperti yang ditunjukkan
pada gambar. 6, A. Bacaan inklinasi minus dicatat saat bagian gingiva dari
garis singgung (atau mahkota) sesuai dengan bagian insisal, seperti yang
diilustrasikan pada gambar. 6, B.
A. Inklinasi Mahkota Anterior.
Mahkota mahkota anterior atas dan bawah sangat komplementer dan
secara signifikan mempengaruhi overbite dan hambatan posterior. Mahkota
anterior yang cenderung miring berkontribusi terhadap overbite normal dan
oklusi posterior, bila terlalu lurus dan turun mereka kehilangan nya.
Bahkan saat gigi posterior atas berada di oklusi yang tepat dengan
gigi posterior bawah, ruang yang tidak diinginkan akan menghasilkan
anterior dan gigi posterior, seperti ditunjukkan pada gambar. 8, jika
kemiringan mahkota anterior tidak cukup ruang , dalam kasus yang diobati,
seringkali salah penanganan dengan pertimbangan perbedaan ukuran gigi.
B. POSTERIOR CROWN INCLINATION-UPPER.
Pola kemiripan mahkota posterior atas konsisten pada model normal nonorthodontik.
Kecenderungan mahkota minus ada di setiap mahkota dari kanin atas melalui Bagian atas
premolar kedua Kecenderungan mahkota yang sedikit lebih negatif ada pada molar permanen
pertama dan kedua atas (Gambar 9)

C. INSTALASI PILIHAN POSTERIOR-LEBIH RENDAH.


Kecenderungan mahkota posterior lebih rendah Pola juga konsisten di antara semua
model normal nonorthodontik. Kecenderungan mahkota "minus" yang semakin besar ada dari
yang lebih rendah Gigi taring melalui gigi molar kedua yang lebih rendah (Gambar 10). Tip dan
torsi.
Sebelum melanjutkan ke kunci keempat untuk oklusi normal, Mari kita lebih teliti
membahas faktor yang sangat penting yang melibatkan klinis Amplikasi kunci kedua dan ketiga
terhadap oklusi (angulasi dan kecenderungan) dan bagaimana mereka secara kolektif
mempengaruhi mahkota anterior atas dan kemudian oklusi total.
Sebagai bagian anterior dari kawat lengkung persegi panjang secara lingual Torqued,
aomunt proporsional dari ujung mesial mahkota anterior terjadi. Jika Anda merasa kehilangan
tanah di ujung saat meningkatkan torsi anterior, Anda benar.
Untuk lebih memahami mekanika yang terlibat dalam tip dan torsi, mari kita gambar lengkung
persegi panjang unbent dengan kabel vertikal disolder pada 90 derajat, spasi untuk mewakili gigi
insisivus tengah dan lateral atas, seperti pada A dan B dari gambar. 11. Karena bagian anterior
kawat lengkung dikodekan secara lingual, kabel vertikal mulai berkumpul sampai menjadi jari-
jari roda ketika kawat lengkung di torqued 90 derajat seperti yang terlihat secara progresif pada
Gambar. 11, C, D, dan E.
Rasionya kira-kira 4: l. Untuk setiap 4 derajat mahkota lingual, ada 1 derajat Me & Al
konvergensi dari bagian gingiva dari mahkota tengah dan lateral, Misalnya, seperti pada C, jika
kawat lengkung didekorasi secara linguis 20 derajat di bidang gigi seri tengah, maka akan terjadi
konvergensi mesial -5O resultan pada masing-masing gigi insisivus sentral dan lateral.
Dalam hal ini, ujung distal rata-rata gigi insisivus sentral adalah + 5O, maka perlu
menempatkan ujung distal -1-10 derajat pada kawat lengkung untuk mencapai ujung distal klinis
+5 derajat mahkota. Masalah mekanis ini bisa sangat berkurang jika tip dan torsi dibangun dalam
tanda kurung dan bukan kawat lengkung

Rotasi. Kunci
Kunci keempat untuk oklusi normal adalah gigi harus bebas dari rotasi yang tidak
diinginkan. Contoh masalah terlihat pada gambar. 12, garis molar superimposed yang
menunjukkan bagaimana molar, jika diputar, Akan menempati lebih banyak ruang daripada
biasanya, menciptakan situasi yang tidak pasti terhadap oklusi normal.

Kontak yang rapat


Kunci kelima adalah titik kontaknya seharusnya rapat (tidak ada spasi). Orang yang
memiliki perbedaan ukuran gigi asli menimbulkan masalah khusus, namun karena tidak adanya
kelainan kontak ketat semacam itu seharusnya tetap ada. Tanpa terkecuali, titik kontak pada
norma-norma nonortodontik seharusnya ketat (perbedaan ukuran gigi yang serius harus dikoreksi
dengan jaket crown sehingga orthodontist tidak perlu menutup ruang dengan mengorbankan
oklusi yang baik).

Bidang oklusal
Bidang oklusi yang ditemukan pada model normal nonorthodontik berkisar dari kurva
yang rata sampai sedikit miring dari curve of Spee. Meskipun tidak semua norma normatif
nonortodontik memiliki bidang oklusi yang datar, saya percaya bahwa bidang datar seharusnya
menjadi tujuan pengobatan sebagai bentuk perawatan yang berlebihan. Ada kecenderungan
alami untuk kurva Spee untuk memperdalam dengan waktu, karena pertumbuhan rahang bawah
ke bawah dan ke depan terkadang lebih cepat dan berlanjut lebih lama dari pada rahang atas, dan
ini menyebabkan gigi anterior bawah, yang dibatasi oleh bagian atas. Gigi dan bibir anterior,
dipaksa mundur dan bangun, menghasilkan gigi anterior yang sesak dan / atau overbite yang
lebih dalam dan kurva Spee yang lebih dalam.
Pada ujung molar gigi bawah, gigi geraham (terutama yang ketiga Geraham)
mendorong ke depan, bahkan setelah pertumbuhan berhenti, menciptakan hasil yang sama. Jika
gigi anterior yang lebih rendah dapat ditahan sampai setelah tumbuh, h telah berhenti dan
ancaman molar ketiga telah dieliminasi dengan letusan atau ekstraksi, maka semuanya harus
tetap stabil di bawah, dengan asumsi bahwa pengobatan telah sesuai. Gigi anterior yang lebih
rendah tidak perlu ditahan setelah jatuh tempo dan ekstraksi gigi molar ketiga, kecuali pada
kasus di mana tidak mungkin untuk menghormati maskulin selama perawatan dan kasus-kasus di
mana faktor lingkungan atau turunan abnormal ada.
Interferensi gigi paling baik bila bidang oklusi relatif datar (Gambar 13, B). Ada
kecenderungan bidang oklusi untuk tertidur setelahnya Pengobatan, untuk alasan yang
disebutkan. Sepertinya wajar untuk mengobati Bidang oklusi sampai agak datar atau terbalik
untuk memungkinkan kecenderungan ini. Dalam kebanyakan kasus, seseorang harus
menempelkan gigi geraham permanen kedua untuk mendapatkan dasar efektif untuk meratakan
bidang oklusi bawah dan atas
Kurva spee dalam yang sering terjadi pada gigi bagian atas, membuat oklusi normal
tidak mungkin terjadi. Pada Gambar. 13, J, hanya premolar pertama atas yang ditempatkan
dengan dengan benar secara interuspia. Gigi bagian atas yang tersisa, anterior dan posterior ke
premolar pertama, secara progresif dalam kesalahan. Kurva balik Spee adalah bentuk ekstrim
dari overtreatment, ruang yang berlebihan untuk masing-masing gigi ditempatkan secara
intercusp.

Pada kasus ini terdapat dua gigi yang memiliki restorasi amalgam undercontour yaitu
pada gigi 14 dan 46, sesuai dengan dasar teori yang sudah dikemukakan restorasi yang
undercontour dapat menyebabkan gangguan kestabilan titik kontak dan hambatan pergerakan
mandibula. Keharmonisan oklusi hanya dapat dicapai apabila tidak ada gangguan pada titik
kontak gigi, baik pada gigi posterior maupun anterior. Titik kontak yang baik dapat tercapai
apabila bidang oklusal, lengkung gigi, kontur cusp, fossa, inklinasi dan marginal ridge terbentuk
dengan baik, apabila salah satu tidak terbentuk maka stabilitas oklusi akan terganggu.
Pergerakan mandibula melibatkan tiga hal utama, yaitu otot mastikasi, sendi
temporomandibula, dan gigi, pada saat mulut membuka maka otot-otot mastikasi akan membawa
rahang mandibula bergerak kearah kaudal dan sendi temporomandibula pun bergerak. Tiga hal
ini sangat berkaitan sehingga apabila ada gangguan pada salah satu dari bagian ini akan
menimbulkan masalah di bagian lainnya.
Sehingga pada kasus ini restorasi amalgam yang undercontour dapat mengganggu
stabilitas oklusi dan pergerakan mandibula, dimana gangguan ini akan memberikan dampak
negative terhadap otot mastikasi dan sendi temporomandibula, seperti halnya myofacial pain
akibat gerakan otot yang berlebihan akibat pola gerakan mandibula yang salah dan lama
kelamaan sendi temporomandibula dapat mengalami kerusakan apabila hal ini tidak
mendapatkan perawatan yang tepat. Oleh sebab itu merestorasi gigi ke bentuk asli merupakan
suatu hal yang penting dalam perawatan restorasi.
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai