IRENE ROYMOND
04009096
Andrew (1972) membuat batasan enam kunci oklusi normal sebagai berikut:
1. HUbungan molar menunjukkan tonjol mesiobukal molar pertama rahang atas beroklusi
dalam celah antara tonjol mesial dan sentral dari molar pertama rahang bawah
2. Angulasi mahkota yang benar
3. Inklinasi mahkota dari masing-masing gigi menjamin keseimbangan oklusi
4. Tidak ada rotasi gigi
5. Tidak ada celah antara gigi geligi
6. Adanya kurva spee yang datar terhadap dataran oklusal
(sumber: Andrew LF. The six keys to normal occlusion. Am J Orthod. 1972:62:296-309)
Overbite :
Menurut Hotz dan Muhlemann (1952) terdapat perbedaan antara 2 tipe : true deep overbitedan
pseudo-deep overbite.
a.true deep overbite dengan freeway space yang besar disebabkan oleh infraklusi dari molar.
Prognosis dari terapi berhasil dengan metode fungsional menguntungkan. Selama jarak ruangan
interoklusal besar, freeway space yang cukup akan kembali setelah ekstrusi darimolar.
b.Pseudo-deep overbite memiliki freeway space yang kecil. Molar telah erupsi
sempurna.Overbite yang dalam disebabkan oleh erupsi yang berlebih dari insisif.
Prognosis dalammeninggikan gigitan menggunakan alat fungsional tidak menguntungkan. Jika
freeway spacekecil, ekstrusi dari molar berefek buruk pada posisi istirahat dan dapat membuat
masalah TMJ atau menyebabkan relaps dari overbite yang dalam. overbite normal (2 – 4 mm)
Overjet :
over jet adalah jarak antara tepi insisal bagian lingual gigi insisivus sentralis maksila ke tepi
insisalbagian labial gigi insisivus sentralis mandibula
Kondisi ini menggambarkan jarak antara incisal edge dari insisif central atas dan
permukaanlabial insisif central bawah.
Dalam keadaan normal, gigi insisif rahan atas dan bawah saling berkontak, dengan jarak
antarinsisifnya hanya setebal bidang insisal (2-3 mm)
Pengukuran overjet pada model dilakukan dengan cara menempatkan penggaris besi sejajar
dengan dataran oklusal.