PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makalah ini disusun berdasarkan skenario satu blok 13 Program Studi
Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokeran, Universitas Lambung Mangkurat yang
berjudul, Obat Kumurnya Membuat Eneg Adapun skenarionya sebagai berikut.
Seorang wanita usia 23 tahun datang ke drg, dengan keluhan mulutnya yang
sering berbau sehingga menggganggu interaksi sosialnya. Dia mengaku sudah
mencoba berbagai obat kumur dipasaran tetapi dia tidak menyukai rasa dari obatobat kumur tersebut. Setelah dilakukan scalling dan DHE, drg menyarankan
menemui ahli farmasi diapotek. Mengikuti instruksi dokter gigi, pasien menemui
ahli farmasi dan disarankan untuk berkumur-kumur dengan air seduhan teh hijau.
1.2 Identifikasi Masalah
1. Apakah penyebab bau mulut hanya dari tumpukan plak yang tebal?
2. Apakah ada hubungan bau mulut dengan plak yang tebal?
3. Kenapa tumpukan plak banyak ditemukan di regio posterior?
4. Bagaimana perhitungan indeks plak?
5. Kandungan dari disclossing agent? Bagaimana cara penggunaannya?
6. Kenapa dokter gigi melakukan scalling, tidak menyikat gigi saja?
7. DHE apa saja yang diberikan kepada masyarakat?
8. Mengapa harus ke ahli farmasi?
9. Mengapa ahli farmasi menyarankan menggunakan teh hijau?
10.
11.
12.
13.
14.
1.3 AnalisisMasalah
Penyebab halitosis belum diketahui secara pasti, namun sebagian besar
disebabkan oleh sisa makanan yang tertinggal di rongga mulut yang di proses
oleh flora normal rongga mulut. Penyebab lainnya, dapat dibagi menjadi dua,
yaitu:
1. Fisiologis: penurunan aliran saliva saat tidur dapat menyebabkan halitosis
(Linja, 2010).
2. Patologis:
Penyebab intra oral:
gigi: karies, luka pasca ekstraksi gigi dengan gumpalan darah, gigi
tiruan akrilik yang dipakai saat tidur dan tidak teratur dibersihkan.
Infeksi periodontal
Mikroflora: bakteri penyabab bau mulut (fusobacterium nucleatum,
prevotella intermedia, dan tannerella forsythensis, dan lain-lain)
(Patil, 2011).
Penyebab ekstra oral:
Penyakit saluran pernafasan (abses paru-paru, tonsilitis, sinusitis,
karsinoma saluran pernafasan, nekrosis pneumonia)
Penyait lever, sirosis hati (menghasilkan senyawa seperti H2S,
asam alifatik, CH3SH2, ethanethiol dan (CH3)2S
Gagal ginjal uremia
Diabetes melitus memproduksi aseton dan keton karena
Substansi Fenol
Katekin
Flavanol
Substansi bukan Fenol
Enzim
Intervase, amilase, -glukosidase, oksimetilase, protease, peroksidasem
polifenol oksidase.
Substensi Penyebab Aroma
Berhubungan dengan oksidase senyawa katekin (Syah, 2006).
5
11. Teh hijau dibuat dengan cara mengaktifasi enzim oksidadase/fenolase yang
ada dalam pucuk daun teh segar yaitu dengan cara penguapan, sehingga
oksidasi enzimatik terhadap katekin dalam daun teh dapat dicegah.
(Haryono, 2003).
a. Proses pertama pelayuan dengan melewatkan daun teh pada silinder
panas sekitar 5 menit, bertujuan untuk menghentikan aktivitas enzim
(tidak difermentasi).
b. Pendinginan
c. Penggulungan daun
d. Pengeringan
e. Sortasi
Cara Penyeduhan Teh Hijau
2 gram teh hijau diseduh dengan 150 ml air dengan suhu optimum 70-80
C. Suhu optimum digunakan agar kadar polifenol dalam teh hijau tidak
berkurang (Yun JH, et al, 2004).
Berkumur dengan teh hijau setelah makan dgn 0,05%-0,5% selama 3 hari
menghambat pembentukan plak sebanyak 30-43% (Namita et al, 2012).
12. Katekin adalah senyawa larut dalam air, tidak berwarna, dan
memberikanrasa pahit yang terdapat pada polifenol dari dauh teh. Bersifat
antimikroba, antivirus, antioksidan, antiradiasi.Katekin teh hijau tersusun
sebagian besar atas senyawa-senyawa katekin (C), epikatekin (EC),
Galotekin(GC), Epigalotekin (EGC), Epikatekin galat (ECG), Galokatekin
galat (GCG), Epigalotekin Galat (EGCG) (Besral, 2007).
Enzim glukosiltransferase diperlukan bakteri untuk melekat pada suatu
permukaan untuk membentuk biofilm .EGCg dan Ecg pada teh hijau dapat
menghambat kerja enzim glukositransferase dari bakteri S.mutans
(Okuda,2005).
6
13. Tanin
menyebabkan
pewarnaan/stainning
ekstrinsik
pd
gigi
dan
senyawa
eugenol
yang
bermanfaat
sebahai
bahan
mutans
dan
Streptococcus
viridans
yang
dapat
Definisi
Etiologii
Mekanisme
Plak
Pemeriksa
an
Kandungan
Disclosing
agent
Cara pemakaian
Pencegahan
Pengobatann
Obat
kumur
kandungan
Teh
hijau
pembuatan
Treatment
planning
dosis
Mekanisme
Keuntungan
Kerugian
Kontrol
Scalling
DHE
BAB II
ISI
1. Menjelaskan definisi plak
Plak gigi adalah suatu lapisan lunak terdiri atas kumpulan bakteri yang
berkembang biak di atas suatu matriks, terbentuk dan melekat erat pada
permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Salah satu faktor terjadinya proses
karies dan inflamasi jaringan lunak. Lokasi pembentukan plak pada
permukaan gigi diklasifikasikan atas plak supragingival berada pada atau
koronal dari tepi gingiva dan plak subgingival berada pada apikal dari tepi
gingiva. Plak supra dan subgingiva hampir tiga perempat bagian terdiri atas
plak
pertumbuhan
kemudian
bakteri
mengalami
yang
telah
pematangan
melekat,
bersamaan
maupun
dengan
kolonisasi
dan
Prevotella
intermedia,
Prevotella
loescheii,
spesies
Plak tidak dapat dideteksi secara langsung, harus menggunakan larutan agen
penyingkap plak agar plak terlihat, agen penyingkap ini dikenal dengan
disclossing agent. Zat pewarna yang digunakan bermacam-macam dan yang
sering digunakan adalah eritrosin. Eritrosin mengandung air destilata sebesar
100 liter, alkohol sebesar 10 ml, minyak permen sebesar 2 tetes. Cara
menggunakan disclossing agent yaitu bibir pasien diusap dengan vaselin,
tempatkan 10 tetes larutan pada dappen dish, basahi gigi dengan cotton pellet
yang telah dicelupkan ke larutan disclossing, pasien berkumur dengan air dan
lihatlah gigi yang terwarnai (Putri MH,et al.2010).
5. Menjelaskan pencegahan plak
Plak dapat dicegah dengan:
- Mengatur pola makan
- Tindakan mekanis berupa pembersihan rongga mulut dan gigi dari semua
sisa makanan, bakteri dan hasil-hasil metabolismenya (Pratiwi AL,
2014).
6. Menjelaskan pengobatan plak
- Obat kumur (air seduhan teh hijau):
a. Kandungan air seduhan teh hijau
Substansi Fenol
Katekin
Flavanol
Substansi bukan Fenol
Enzim
10
11
12
Penilaian
mencakup
seluruh
permukaan
gigi(mesial,distal,
DAFTAR PUSTAKA
Afifah N. Uji Beda Pemberian Teh Hijau dan Teh Hitam terhadap Perubahan pH Saliva
Secara In Vitro. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. 2010
Besral, et al. Pengaruh Minum Teh Terhadap Kejadian Anemia pada Usila di Kota
Bandung. Makara Kesehatan. 2007;11(1):38-43
Cugini M, Thompson M, Warren PR. Correlations Between Two Plaque Indices in
Assesment of Toothbrush Effectiveness. The Journal of Contemporary Dental
Practice 2006;7(5): 1-11
Haryono A. Teh dan Khasiatnya Bagi Kesehatan. Penerbit Kanisius. 2003
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 197/menkes/sk/X/2004
13
Linda M. Penurunan Indeks Plak Antara Metode Peragaan Dan Video Pada Penyuluhan
Kesehatan Gigi Anak Usia 8-9 Tahun. Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara 2011
Linja A. Oral Malodour-Background and Diagnostic. 2010. p: 6
Lisal R. Efektivitas Sediaan Obat Kumur Mengandung Cengkeh (Syzigium
aromaticum) dalam Menurunkan Kadar Volatile Sulvur Compounds (VSC)
Komponen Cystein (H2S). Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat. Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin. 2014
Namita P, Mukesh R and Vijay J.Camellia Sinensis (Green Tea): A Review. Global
Journal of Pharmacology 6 (2): 52-59, 2012
Okada T. Systematic and Health Effect of Chemically Distinct Tannins in Medical
Plants. Phytochemistry. 2005;66:156
Patil S, Bechal SJ. Dasar-dasar Karies. Jakarta: EGC.2011
Pratiwi AL. Manfaat Berkumur Sari Buah Delima Merah (Punica granatum) terhadap
Penurunan Akumulasi Plak Gigi. Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas
Mahasaraswati. Denpasar. 2014
Putri MH, Henjulianti E, Nurjannah N. Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan
Jaringan Pendukung Gigi. Jakarta: EGC. 2010
Rahmadha AG. Serba Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta.Bukunre.2012
Scully C, Greenman J. Halitosis ( Breath Odor). Periodontology Journal 2008;48:66-75
Syah, Ana. Teh Hijau dan Kesehatan. Takhlukan Penyakit dengan Teh Hijau. Cetakan 1.
Jakarta: PT Agromedia Pustaka. 2006
14
15