Anda di halaman 1dari 3

JUDUL : EKSTRAK UBI JALAR UNGU (IPOMEA BATATAS L.

) SEBAGAI
BAHAN DETEKSI PLAK UNTUK MENCEGAH GIGI BERLUBANG DAN
PENYAKIT PADA JARINGAN PERIODONTAL

ABSTRACT :

Karies dan penyakit periodontal masih menjadi masalah utama pada kesehatan gigi dan mulut
masyarakat Indonesia. Proses terjadinya karies diawali dengan terbentuknya plak. Plak
merupakan deposit lunak yang membentuk lapisan biofilm dan melekat erat pada permukaan
gigi, gusi, serta permukaan keras lainnya dalam rongga mulut. Plak tidak dapat dilihat secara
kasat mata. Plak pada gigi dapat diamati dengan menggunakan bahan disclosing agent.
Disclosing agent berdasarkan artikel ilmiah yang sudah ada dan memanfaatkan sumber daya
Ubi jalar ungu atau ketela rambat (Ipomoea batatas L.) sebagai bahan utama pembuatan
disclosing solution dengan penambahan rasa buah sebagai sarana deteksi plak dan edukasi
pada anak-anak serta masyarakat luas untuk mengurangi prevalensi terjadinya karies dan
penyakit periodontal pada rongga mulut. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
potensi antosianin yang terkandung dalam ubi jalar ungu (Ipomoea Batatas L.) yang dapat
digunakan untuk bahan deteksi plak Metode: penelitian ini dilakukan ekstraksi antosianin
dengan pelarut ethanol, campuran air, dan perasan jeruk nipis dengan perbandingan 25:1:5
dan di lanjutkan dengan penguapan etanol dengan menggunakaan rotary evaporator untuk
memberoleh ekstrak kental Hasil: hasil penelitian menunjukkan kandungan antosianin pada
ubi jalar ungu dapat digunakan untuk bahan deteksi plak Kesimpulan::penelitian
selanjutntya diharapkan dapat memperoleh hasil ekstrak yang lebih pekat agar pewarnaan
terhadap plak lebih maksimum

PENDAHULUAN :
Masalah utama kesehatan gigi dan mulut di Indonesia adalah keadaan kebersihan gigi dan
mulut yang kurang memenuhi syarat kesehatan, sehingga tingginya penyakit karies gigi dan
penyakit periodontal (Depkes, 2008). Berdasarkan hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) prevalensi karies sebesar 90,05%, sedangkan prevalensi penyakit periodontal
96,58%. Proses terjadinya karies diawali dengan terbentuknya plak. Sehingga dengan adanya
disclosing solution dapat membantu untuk melihat adanya plak yang menempel pada gigi
yang nantinya daerah yang terdapat plak dapat dibersihkan dengan menyikat gigi dengan
benar. Namun selama ini disclosing solution yang beredar dipasaran adalah produk yang di
impor dari luar negeri dan mengandung bahan kimia. Untuk itu kami menciptakan disclosing
solution dari ubi jalar ungu karena ubi jalar ungu sendiri memiliki warnanya yang menyolok
dan dimana salah satu syarat disclosing solution sebagai zat warna plak adalah warnanya
harus kontras dengan warna gigi yang ada di dalam mulut.

TEORI :

Proses terjadinya karies diawali dengan terbentuknya plak. Plak merupakan deposit
lunak yang membentuk lapisan biofilm dan erat pada permukaan gigi, gusi, serta permukaan
keras lainnya dalam rongga mulut (Carranza dan Newman, 2002). Disclosing
solution mengandung bahan kimia diantaranya Kalium dodida 1,6 gram, Kristal Jodium 1,6
gram, Air 13,4 mI, dan Glisein untuk mendapatkan larutan sebanyak 30 ml. Kekurangan
penggunaan disclosing solution menimbulkan efek samping bila digunakan terus – menerus
yaitu timbulnya stain (Forrest, 1995). Menurut Grossman (1995), stain adalah deposit
berpigmen pada permukaan gigi yang merupakan masalah estetik dan tidak menyebabkan
peradangan pada gingival.
Ubi jalar atau ketela rambat (Ipomoea Batatas L.) adalah sejenis tanaman budidaya.
Berdasarkan riset yang dilakukan Institut Pertanian Bogor, ubi jalar merah yang berasal dari
Papua mengandung senyawa beta karoten yang mampu menurunkan infeksi HIV/AIDS.
Dibandingkan dengan bahan makanan pokok lain, ubi jalar memiliki ciri khas yaitu
warnanya yang menyolok dan kandungan senyawa pembentuk vitamin A tertinggi, yaitu
mencapai 14187 IU per 100 gram porsi, atau mencapai 89% kebutuhan harian. Beta karoten
termasuk salah satu senyawa pembentuk vitamin A (Abidin,2004). Sedangkan menurut Putri,
dkk (2010), salah satu syarat disclosing solution sebagai zat warna plak adalah warnanya
harus kontras dengan warna gigi yang ada didalam mulut.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian Eksperimental Research atau percobaan
yang bertujuan untuk mengetahui potensi Kandungan Kimiawi Dari Ubi Jalar Ungu suatu
gejala atau pengaruh timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu (Notoatdmojo,
2010). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Posttest Only Design.

HASIL :

PEMBAHASAN :

Dari hasil ekstraksi diperoleh kandungan antosianin pada ubi ungu dalam bentuk
ekstrak cair. Kemudian untuk menambah rasa dan aroma pada disclosing agent di tambahkan
essence anggur. Sehingga terciptanya disclosing solution yang dapat digunakan untuk deteksi
plak yang memiliki rasa dan aroma yang enak. Pemeriksaan plak dilakukan dengan
pengolesan ekstrak ubi jalar ungu dengan permukaan mahkota gigi bagian fasial atau lingual
dengan membagi tiap permukaan mahkota gigi menjadi lima subdivisi.

KESIMPULAN : Antosianin dalam ubi jalar ungu dapat digunakan bahan deteksi plak
yang aman karena terbuat dari bahan dasar organik

DAFTAR PUSTAKA
Carranza, F. A. dan Newman, M. G., 2002, Clinical Periodontology, 10thed., W.B.Saunders
Company, Tokyo, pp.74-8
Forrest. JO, 1995. Pencegahan Penyakit Mulut (Alih bahasa : Lilian Yuwono) Hipokrates.
Jakarta Graves
Grossman, Louis I. Ilmu endodontik dalam praktek. Alih bahasa. Rafiah Abiyono. Ed ke-11.
Jakarta: EGC, 1995

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Putri, M.H., Herijulianti E, dan Nurjanah N., 2011. Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan
Keras dan Jaringan Pendukung Gigi, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai