Anda di halaman 1dari 6

HALOTOSIS : BAKTERI STREPTOCOCCUS SERTA

PENATALAKSANAANNYA
MAKALAH ILMIAH
Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Individu 1 Penulisan Makalah Ilmiah

DISUSUN OLEH :
Nama

: Piter J. Simamora M.

NIM

: 140600151

DOSEN PEMBINA :
Prof.Sondang Pintauli P,drg.,PhD.

FAKULTAS KEDOTERAN GIGI


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014

HALOTOSIS : BAKTERI STREPTOCOCCUS SERTA


PENATALAKSANAANNYA
Piter J. Simamora M
140600151
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara
Jl. Alumni No. 2, Kampus USU Medan 20155

PENDAHULUAN
Halitosis merupakan kondisi yang umum dijumpai dalam masyarakat, dan perawatan ke dokter gigi kerap
dilakukan setelah timbul masalah sosial. Sampai sekarang informasi tentang prevalensi halitosis belum begitu
banyak, karena penelitian epodemiologis tentang hal ini sangat terbatas. 1,4 Walaupun mulut berada di bawah
mulut, banyak orang yang lebih mengenali bau mulut orang lain dibandingkan dirinya sendiri. 2-3 Masalah
halitosis yang buruk menyebabkan ketidaknyamanan, rendahnya kepercayaan diri, dan ketidak puasan terhadap
penampilan. Oleh karena itu masalah ini masih memerlukan perhatian yang besar agar tidak terjadi.
Di dalam plak gigi diketahui bahwa mikroorganisme anaerob merupakan mikroorganisme terbanyak
sesuai dengan lingkungan plak yang bersifat anerob. Dalam keadaan normal, yaitu keadaan rongga mulut yang
senantiasa kebesihannya terkendali, kelompok mikroorganisme ini tidak bersifat patogen. Aktivitas higien mulut
seperti menyikat gigi 2 atau 3 kali, berkumur, aktivitas mengunyah makanan sepanjang hari dipandang mampu
membersihkan permukaan gigi yang akhirnya dapat menekan jumlah populasi mikroorganisme anaerob sehingga
potensi patogenisasinya juga tertekan.1-7

DEFINISI
Halitosis berasal dari bahasa latin, halitus (nafas) dan osis (kesadaran) yang diartikan sebagai bau nafas
yang tidak sedap yang keluar dari mulut dan dapat melibatkan kesehatan dan kehidupan seseorang. Halitosis
bukanlah sebuah penyakit, melainkan gejala adanya kelainan yang harus dicari penyebabnya.2,4
Halitosis mempunyai nama lain : mouth odor, bad breath, oral molodor, fetor oris, feto ex ore. Namun,
nama yang paling sering digunakan adalah bad breath dan mouth odor.

ETIOLOGI HALITOSIS
Berdasarkan penyebabnya, halitosis dibagi menjadi intra oral atau faktor lokal dan ekstraoral atau faktor
sistemik.7,4 Faktor intraoral atau faktor lokal meliputi kebersihan mulut yang buruk atau adanya penyakit gingiva
dan periodontal, sedangkan faktor eksraoral atau faktor sistemik meliputi penyebab medis : penyakit diabetes,
2

ginjal, infeksi paru-paru, dan saluran pernafasan.2,4,1,5-8 Menurut American Dental Accosiation, kasus perodontal
adalah sebuah kondisi yang mana bakteri menyerang jaringan sekeliling dan pendukung gigi yang dapat
menyebabkan halitosis.3 Selain faktor penyebab oral dan nin-oral, ada juga faktor risiko seperti tembakau,
alkohol, mulut kering, diet, obat-obatan, dan gigi tiruan.2
Seecara garis besar bau mulut di sebabkan oleh mikroorganisme, terutama pada bagian belakang lidah,
dimana bakteri berlindung dan bekas peninggalannya dapat menyebabkan bau nafas. Namun, 3

ETIOLOGI STREPTOCOCCUS
Plak yang tertimbun merupakan tempat yang ideal untuk pertumbuhan bakteri anaerob gram negatif.
Tempat-tempat yang sering ditempati oleh bakteri ini adalah lidah, sulkus gingival dan interdental. 2 Daerah lidah
(gambar 1) yang paling banyak ditempati adalah di bagian prosterior.2,3 Hal ini disebabkan tekstur permukaan
lidah bercelah dan beralur dalam akan menentukan penimbunan plak. Ukuran yang dapat menciptakan suasana
anaerob berkisar 0,2 mm.
Plak non kariogenik umumnya ditemukan
terserang karies seperti permukaan labial atau

pada permukaan gigi yang jarang


bukal

mengandung

lebih banyak mikroorganisme anaerob dan

bakteri

dextrase

ditemukan

dibanding

plak

kariogenik

yang

permukaan lesi karies di permukaan naproksimal.

diatas

dalam

plak

kariogenik ini terdapat banyak sterptococcus-

streptococcus

yang

memproduksi asam laktat yang akan mengeliminasai

bakteri-bakteri

anaerob serta beberapa jenis sterptococcusrongga mulut yang sensitif terhadap asam.1

Di

pembentuk

gambar 1 gambaran bakteri streptococcus


di mulut manusia

streptococcus

Walaupun tidak ditemukannya hubungan yang pasti antara genus bakteri dengan halitosis, menunjukkan
bahwa intraksi dari beberapa spesies yang justru menimbulkan halitosis, contohnya Streptococcus m, Prevotella
melaninogencia, dan Campylobacter concius.6-7

PENGARUH BAKTERI STREPTOCOCCUS


Karies gigi (gambar 2) adalah penyakit yang disebabkan oleh aktivitas bakteri flora (streptococcus
mutans) dimana bakteri ini mempunyai peran penting pada permukaan plak gigi. Adanya aktivitas metabolisme
S.mutans merupakan penyebab awal terjadinya demineralisasi yang dapat berlanjut menjadi lesi karies. 6,9,10 Plak
yang menjadi sarang bakteri menyebabkan setiap anak-anak yang mengonsumsi karbohidrat akan terurai menjadi
sukrosa yang merupakan sangat baik bagi S. mutans untuk menurunkan pH yang membuat gigi belubang.6,9,10

gambar 2 karies menyebabkan halitosis

Oleh karena itu, mulut yang mempunyai lebih 400 juta


bakteri yang mengeluarkan gas belerang terutama stereptococcus
akan memecah protein yang bersumber dari makanan yang
dimakan, sel-sel epitel yang terlepas dari mukosa mulut, bakteri
mati, senyawa protein saliva, dan sisa makanan yang tertimbun
pada lubang gigi maupun yang diluar lubang menjadi asam
amino yang mengasilkan senyawa sulfur yang dinamakan
volatile sulfur compound (VSC). 2,4,7 Istilah volatile atau menguap
menjelaskan bahwa senyawa ini dapat menguap walaupun pada suhu normal. VSC adalah komponen penting
penyebab bau mulut yang terbentuk akaibat gas berbau yang keluat dari rongga mulut, misalnya hidrogen sulfida
(H2S), metil merkaptan (CH3SH),dan dimetil sulfida (CH3)2S, H2S, dan CH3SH dapat mencapai 90% penyebab
bau mulut.2,4

PENATALAKSANAAN
Perawatan halitosis tergantung pada penyebabnya, halitosis umumnya dapat di hilangkan dengan cara
yang mudah, antara lain menyikat gigi, membersihkan lidah, menggunakan benang gigi, menggunakan obat
kumur, menghentikan kebiasaan merokok, diet yang seimbang, dan minum yogurt atau teh.2,3
Adapun penjelasan secara khusus dari beberapa penatalaksanaan halitosis antara lain :
a. Menggunakan tanaman obat
Menggunakan tanaman obat yang digunakan masyarakat zaman dahulu adalah ladanum (gum masctic)
adalah jenis resin yang berasal dari pohon Pisatacia lentiscus yang sudah lama digunakan oleh negara
Mediterani untuk menyegarkan nafas namun bangsa lain seperti Italia menggunakan parsley,
cengkeh(Irak), kulit jambu biji (Thailand), dan kulit telur (china) untuk menyegarkan nafas . 2 Jurnal
MIKGI menyatakan bahwa, adapun berdasarkan hasil uji F test / ANOVA yang menguji rata-rata jumlah
streptococcus untuk menentukan jenis herba gargarisme yang paling efektif, ternyata tidak ada perbedaan
yang significan dari jumlah streptococcus sebelum dan sesudah berkumur. Walaupun demikian, pada
herba gargarisme tertentu (cengkih dan sirih) memiliki kemampuan untuk mengurangi jumlah flora
normal (streptococcus) dalam mulut karena pada cengkih mangandung antibiotik yang mampu menekan /
membunuh bakteri sedangkan nira aren tidak dapat meskipun mampu menyembuhkan sariawan.8
b. Menggunakan pasta gigi yang mengandung siwak
Berkumur dan menyikat gigi dengan siwak menunjukkan adanya peran siwak menghambat pertumbuhan
bakteri secara selektif terutama kelompok Streptococcus. Pengaruh siwak secara in vitro dikatakan bahwa
kandungan SCN- bereaksi dengan kelompok sulfhidril dalam enzim bakteri yang menyebabkan kematian
bakteri. Sehingga jumlah koloni Streptococcus menurun. Hasil penelitian menunjukkan menyikat gigi
yang mengandung siwak selama 7 hari dapat menurunkan pertumbuhan bakteri.6,10
c. Menggunakan pasta gigi yang mengandung daun sirih

Menurut penelitian yang dilakukan dalam jurnal PDGI , menyikat gigi sebelum dan sesudah
menggunakan pasta gigi daun sirih memperlihatkan perbedaan yang sangat bermakna (p<0,05), dimana
penyikatan gigi daun sirih dapat menurunkan jumlah koloni S.mutan penyebab karies yang akan menjadi
cikal bakal halitosis. Hal tersebut terjadi karena di dalam pasta gigi daun sirih mempunyai daya
antibakteri minyak atsiri yaitu senyawa fenol dan turunannya yang dapat mendenaturasi protein sel
bakteri. Bahan aktif tersebut adalah betelfenol yang memiliki daya antiseptik yang kuat dan kavikol yang
memiliki daya lima kali lipat fenol.9,10
d. Mengunyah permen karet xylitol tiga kali sehari mampu menurunkan koloni bakteri-bakteri anaerob pada
plak gigi.1
e. Terapi antibiotik menggunakan probiotik
Probiotik adalah mikroorganisme yang diberikan dalam jumlah tertentu dapat memberikan dampak sehat
bagi host. Mekanisme toleransi probiotik adalah meregulasi respon imun terhadap fragmen makanan
potensial antigenik dan menghilangkan adhesi bakteri patogen dan menggantikannya dengan bakteri nonpatogen. Hal ini yang membedakannya dengan penggunaan antimikrobial untuk terapi halitosis.
Penggunanya dalam jangka waktu pendek, akan menghilangkan halitosis sampai bakteri penyebab
halitosis kembali mendominasi lingkungan rongga mulut.4

SIMPULAN
Halitosis sangat sering kita jumpai di kehidupan sehari- hari. Banyak hal yang menyebabkan halitosis pun
banyak juga cara menyembuhkannya.
Namun saran terbaik untuk menghilangkan halitosis adalah langsung berkunjung ke klinik dokter yang
sesuai dengan anda.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai