Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KARIES GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH


Disusun untuk memenuhi Praktik Keperawatan Komunitas

Disusun Oleh :
SIL SANJAYA
0701

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES NGUDI WALUYO
UNGARAN
2015

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


KARIES GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH
Pokok Bahasan

: Karies Gigi

Sub Pokok Bahasan

: Karies Gigi

Hari / Tgl

: Kamis, 22 Oktober 2015

Waktu

: 30 Menit

Sasaran

: Anak Usia Sekolah

Tempat

: STIKES NGUDI WALUYO

A. Tujuan
1) Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1x30 menit diharapkan anak usia
sekolah mampu mengenal dan memahami penyakit karies gigi.
2) Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1x30 menit, anak usia
sekolah mampu mengetahui :
a.
b.
c.
d.
e.

Mampu menjelaskan pengertian karies gigi dengan benar


Mampu menyebutkan penyebab karies gigi degan benar
Mampu menyebutkan tanda dan gejala karies gigi dengan benar
Mampu menjelaskan cara perawatan karies gigi dengan benar
Mampu menyebutkan cara pencegahan karies gigi

B. Materi Penyuluhan
1. Pengertian karies gigi
2. Penyebab karies gigi
3. Tanda dan gejala karies gigi
4. Cara perawatan karies gigi
5. Cara pencegahan karies gigi
C. Media

Leaflet
Flip chart
Power Point

D. Metode

Ceramah

Tanya jawab
Demonstrasi menyikat gigi yang baik dan benar

E. Seting Tempat
Keterangan :
: Penyuluh
: Anak usia sekolah

F. Pengorganisasian
Pemberi Materi

: Sil Sanjaya

Pembawa Acara

: Sil Sanjaya

Demonstrasi

: Sil Sanjaya

Evaluator/Observer

: Sil Sanjaya

Pembimbing

: Zumrotul Choiriyyah.

G. Kegiatan Pengajaran
No
1.

Tahap
Pembukaan

Kegiatan
Mengucapkan salam

( 5 menit )

Media

Kegiatan Klien
Menjawab salam

Perkenalan

Memperhatikan

Menjelaskan tujuan

Menyetujui

Menjawab pertanyaan

Memperhatikan
Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan

penyuluhan dan melakukan


kontrak waktu.

Lisan

Apersepsi dengan cara


menggali pengetahuan Anak
tentang karies gigi

2.

Pelaksanaan

Memberi reward
Menjelaskan pengertian

( 20 menit )

karies gigi

Menyebutkan penyebab
karies gigi

Menyebutkan tanda dan


gejala karies gigi

Power
Point

Menjelaskan cara perawatan

Memperhatikan

karies gigi

3.

Menyebutkan cara

Memperhatikan

Penutup

pencegahan karies gigi


Menyimpulkan materi

Memperhatikan

( 5 menit )

Mengevalusi anak

Menjawab dan

tentang materi yang telah

Lisan

mendemonstrasikan

diberikan dengan bertanya


secara lisan

Memberi reward

Memberikan leafleat

Mengakhiri pertemuan

Memperhatikan

Mengambil leafleat
yang diberikan

Menjawab salam

dengan mengucapkan salam

H. Evaluasi
1. Standart Persiapan
a. Menyiapkan materi penyuluhan
b. Menyiapkan tempat
c. Menyiapkan leaflet
d. Menyiapkan alat-alat menggosok gigi

Sikat gigi

Pasta gigi

Gelas berisi air bersih

Panthom gigi

2. Evaluasi Proses : Mengevaluasi semua kegiatan selama proses


penyuluhan

berlangsung

melalui

prosedur

tahapan

pada

proses

penyuluhan dan demonstrasi menyikat gigi.


3. Evaluasi hasil
Jenis evaluasi

: Pertanyaan lisan

Waktu

: Akhir kegiatan

Pertanyaan mengacu pada sebagian dari tujuan instruksional khusus yaitu:


a. Pengertian karies gigi
b. Penyebab karies gigi
c. Tanda dan gejala karies gigi

d. Cara perawatan karies gigi


e. Cara pencegahan karies gigi
I.

Daftar Pustaka
Price dan Wilson. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Vol 2. Jakarta: EGC
Suratun.

(2008).

Asuhan

Keperawatan

Klien

Gangguan

Sistem

Muskuloskeletal. Jakarta: EGC


Nugroho, Wahyudi.2000. Keperawatan gerontik,Edisi 2. Jakarta:EGC
Wahit Iqbal Mubarak, dkk. 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta:
EGC
Doenges, M.E, dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk
Perncanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3,
Jakarta: EGC
J.

Lampiran

Materi
Leaflet
Power Point
Alat-alat menyikat gigi

Lampiran Materi
KARIES GIGI
A. Pengertian
Karies gigi adalah suatu proses kronis, regresif yang dimulai dengan
larutnya mineral email, sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email
dan sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam mikrobial dari
substrat (medium makanan bagi bakteri) yang dilanjutkan dengan timbulnya
destruksi

komponen-komponen

organik

yang

akhirnya

terjadi

kavitasi

(pembentukan lubang) (Kennedy, 2002).


Karies dentis merupakan proses patologis berupa kerusakan yang terbatas
di jaringan gigi mulai dari email kemudian berlanjut ke dentin. Karies dentis ini
merupakan masalah mulut uatama pada anak dan remaja, periode karies paling
tinggi adalah pada usia 4-8 tahun pada gigi sulung dan usia 12-13 tahun pada gigi
tetap, sebab pada usia itu email masih mengalami maturasi setelah erupsi,
sehingga kemungkinan terjadi karies besar. Jika tidak mendapatkan perhatian
karies dapat menular menyeluruh dari geligi yang lain (Behrman, 2002).
B. Penyebab (etiologi)
Menurut Yuwono (2003) faktor yang memungkinkan terjadinya karies yaitu :
a. Umur
Terdapat tiga fase umur yang dilihat dari sudut gigi geligi yaitu :
1) Periode gigi campuran, disini molar 1 paling sering terkena karies
2) Periode pubertas (remaja) umur antara 14 tahun sampai 20 tahun pada
masa pubertas terjadi perubahan hormonal yang dapat menimbulkan
pembengkakan gusi, sehingga kebersihan mulut menjadi kurang terjaga.
Hal ini yang menyebabkan prosentase karies lebih tinggi.
3) Umur antara 40- 50 tahun, pada umur ini sudah terjadi retraksi atau
menurunya gusi dan papil sehingga, sisa sisa makanan lebih sukar
dibersihkan
b. Kerentanan permukaan gigi
1) Morfologi gigi
Daerah gigi yang mudah terjadi plak sangat mungkin terjadi karies.
2) Lingkungan gigi
Lingkungan gigi meliputi jumlah dan isi saliva (ludah), derajat kekentalan
dan kemampuan buffer yang berpengaruh terjadinya karies, ludah
melindungi jaringan dalam rongga mulut dengan cara pelumuran element

gigi yang mengurangi keausan okulasi yang disebabkan karena


pengunyahan, Pengaruh buffer sehingga naik turun PH dapat ditekan dan
diklasifikasikan element gigi dihambat, Agrogasi bakteri yang merintangi
kolonisasi mikroorganisme, Aktivitas anti bakterial, Pembersihan mekanis
yang dapat mengurangi akumulasi plak.
c. Air ludah
Pengaruh air ludah terhadap gigi sudah lama diketahui terutama dalam
mempengaruhi kekerasan email. Air ludah ini dikeluar oleh : kelenjar paritis,
kelenjar sublingualis dan kelenjar submandibularis. Selama 24 jam, air ludah
dikeluarkan glandula sebanyak 1000 1500 ml, kelenjar submandibularis
mengeluarkan 40 % dan kelenjar parotis sebanyak 26 %. Pada malam hari
pengeluaran air ludah lebih sedikit, secara mekanis air ludah ini berfungsi
membasahi rongga mulut dan makanan yang dikunyah. Sifat enzimatis air
ludah ini ikut didalam pengunyahan untuk memecahkan unsur unsur
makanan.
Hubungan air ludah dengan karies gigi telah diketahui bahwa pasien
dengan sekresi air ludah yang sedikit atau tidak ada sama sekali memiliki
prosentase karies gigi yang semakin meninggi misalnya oleh karena : therapi
radiasi kanker ganas, xerostomia, klien dalam waktu singkat akan mempunyai
prosentase karies yang tinggi. Sering juga ditemukan pasien-pasien balita
berumur 2 tahun dengan kerusakan atau karies seluruh giginya, aplasia
kelenjar proritas (Yuwono, 2003).
d. Bakteri
Menurut Yuwono (2003) tiga jenis bakteri yang seringcmenyebabkan
karies yaitu :
1) Steptococcus
Bakteri kokus gram positif ini adalah penyebab utama karies dan
jumlahnya terbanyak di dalam mulut, salah satu spesiesnya yaitu
Streptococus mutan, lebih dari dibandingkan yang lain dapat menurunkan
pH medium hingga 4,3%. Sterptococus mutan terutama terdapat populasi
yang banyak mengkonsumsi sukrosa
2) Actynomyces
Semua spesies aktinomises memfermentasikan

glukosa,

terutama

membentuk asam laktat, asetat, suksinat, dan asam format. Actynomyces


visocus dan actynomises naesundil mampu membentuk karies akar, fisur
dan merusak periodontonium.
3) Lactobacilus

Populasinya mempengaruhi kebiasaan makan, tempat yang paling disukai


adalah lesi dentin yang dalam. Lactobasillus hanya dianggap faktor
pembantu proses karies.
e. Plak
Plak ini trerbentuk dari campuran antara bahan-bahan air ludah seperti
mucin, sisa-sisa sel jaringan mulut, leukosit, limposit dengan sisa makanan
serta bakteri. Plak ini mula-mula terbentuk, agar cair yang lama kelamaan
menjadi kelat, tempat bertmbuhnya bakteri.
f. Frekuensi makan makanan yang menyebabkan karies (makanan kariogenik)
Frekuensi makan dan minum tidak hanya menimbulkan erosi, tetapi
juga kerusakan gigi atau karies gigi. Konsumsi makanan manis pada waktu
senggang jam makan akan lebih berbahaya daripada saat waktu makan utama.
C. Tanda dan Gejala
Seseorang sering tidak menyadari bahwa ia menderita karies sampai
penyakit berkembang lama. Tanda awal dari lesi karies adalah sebuah daerah
yang tampak berkapur di permukaan gigi yang menandakan adanya
demineralisasi. Daerah ini dapat menjadi tampak coklat dan membentuk lubang.
Proses tersebut dapat kembali ke asal atau reversibel, namun ketika lubang sudah
terbentuk maka struktur yang rusak tidak dapat diregenerasi. Sebuah lesi tampak
coklat dan mengkilat dapat menandakan karies. Daerah coklat pucat menandakan
adanya karies yang aktif.
Bila enamel dan dentin sudah mulai rusak, lubang semakin tampak. Daerah
yang terkena akan berubah warna dan menjadi lunak ketika disentuh. Karies
kemudian menjalar ke saraf gigi, terbuka, dan akan terasa nyeri. Nyeri dapat
bertambah hebat dengan panas, suhu yang dingin, dan makanan atau minuman
yang manis. Karies gigi dapat menyebabkan napas tak sedap dan pengecapan
yang buruk. Dalam kasus yang lebih lanjut, infeksi dapat menyebar dari gigi ke
jaringan lainnya sehingga menjadi berbahaya.

D. Cara perawatan karies gigi


Struktur gigi yang rusak tidak dapat sembuh sempurna, walaupun
remineralisasi pada karies yang sangat kecil dapat timbul bila kebersihan dapat
dipertahankan. Untuk lesi yang kecil, florida topikal dapat digunakan untuk
merangsang remineralisasi. Untuk lesi yang besar dapat diberikan perawatan
khusus. Perawatan ini bertujuan untuk menjaga struktur lainnya dan mencegah
perusakan lebih lanjut.

Secara umum, pengobatan lebih awal akan lebih nyaman dan murah
dibandingkan perawatan lanjut karena lubang yang lebih buruk. Anestesi lokal,
oksida nitro, atau obat lainnya dapat meredam nyeri. Pembuangan bor dapat
membuang struktur yang sudah berlubang. Sebuah alat seperti sendok dapat
membersihkan lubang dengan baik. Ketika lubang sudah dibersihkan, maka
diperlukan sebuah teknik penyembuhan untuk mengembalikan fungsi dan
keadaan estetikanya.
Material untuk penyembuhan meliputi amalgam, resin untuk gigi, porselin,
dan emas. Resin dan porselin dapat digunakan untuk menyamakan warna dengan
gigi asal dan lebih sering digunakan. Bila bahan di atas tidak dapat digunakan,
maka diperlukan zat crown yang terbutat dari emas, porselin atau porselin yang
dicampur logam.
Pada kasus tertentu, diperlukan terapi kanal akar pada gigi. Terapi kanal
gigi atau terapi endodontik, direkomendasikan bila pulpa telah mati karena
infeksi atau trauma. Saat terapi, pulpa, termasuk saraf dan pembuluh darahnya,
dibuang. Bekas gigi akan diberikan material seperti karet yang disebut gutta
percha. Pencabutan atau ekstraksi gigi juga menjadi pilihan perawatan karies, bila
gigi tersebut telah hancur karena proses pelubangan
E. Cara pencegahan karies gigi
Menurut Mansjoer (2009), penatalaksanaan pencegahan karies gigi
dilakukan dengan:
a. Perawatan mulut
Perawatan mulut dilakukan dengan mempraktekkan instruksi berikut :
1) Sikatlah gigi sekurang kurangnya dua kali sehari pada waktu waktu
yang tepat yaitu waktu sesudah makan, sebelum tidur, ditambah dengan
sesudah bangun tidur.
2) Pilihlah sikat gigi yang berbulu halus, permukaan datar dan kepala sikat
kecil.
3) Gunakan dental gloss (benang gigi) sedikinya satu kali sehari.
4) Gunakan pencuci mulut anti plak yang mengandung antibiotik
(vancomycin), enzim (destronase) dan antiseptik (chlor hexidine 0,1 %).
5) Untuk anak yang masih kecil dan belum dapat menggunakan sikat gigi
dengan benar, dapat digunakan kain pembersih yang tidak terlalu tipis
untuk embersihkan bagian depan dan belakang gigi, gusi serta lidah. Cara
mempergunakan yaitu dengan melilitkan pada jari kemudian digosokkan
pada gigi.

6) Kunjungi dokter gigi sedikitnya 6 bulan sekali atau bila mengalami


pengelupasan gigi, luka oral yang menetap lebih dari dua minggu atau
sikat gigi.
b. Diet
Karies dapat dicegah dengan menurunkan jumlah gula dalam makanan yang
dikonsumsi. Hindari kebiasaan makan makanan yang merusak gigi (permen,
coklat dan lain sebagainya) dan membiasakan mengkonsumsi makanan yang
menyehatkan gigi (buah dan sayur).
c. Flouridasi
Flouridasi dilakukan dengan memungkinkan dokter gigi memberikan sel
dental pada gigi, menambahkan floiuride pada suplai air minum dirumah,
penggunaan pasta gigi yang mengandung floiuride atau menggunakan tablet,
tetesan atau hisap natrium floiuride. Karies gigi dapat dihindari/dicegah
apabila anak melakukan perawatan gigi dengan benar setelah mengkonsumsi
makanan kariogenik.

Anda mungkin juga menyukai