Anda di halaman 1dari 12

PENATALAKSANAAN PENCEGAHAN KARIES DINI

“PENCEGAHAN KARIES ANAK DI MASA PANDEMI”

Disusun Oleh:
Nama : Eca Damayanti
NIM : PO.71.25.1.20.039
Kelas : A

Dosen Pengampu:
drg. Sri Wahyuni, M.Kes
Marlindayanti, S.Pd, M.Dsc

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KESEHATAN GIGI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah Penatalaksanaan Pencegahan Karies Dini yang berjudul
“PENCEGAHAN KARIES ANAK DI MASA PANDEMI” tepat waktu. Makalah ini disusun
guna memenuhi tugas mata kuliah Penatalaksanaan Pencegahan Karies Dini.
Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan baik bagi
pembaca maupun penulis sendiri. Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada
ketidak sesuaian kalimat dan kesalahan..
Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang ditekuni. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Palembang, September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
Latar Belakang........................................................................................................................................1
LANDASAN TEORI..................................................................................................................................2
A. Karies gigi.......................................................................................................................................2
B. Etiologi Karies Gigi.........................................................................................................................3
C. Mekanisme Terjadinya ECC............................................................................................................5
D. Pencegahan Karies...........................................................................................................................6
KESIMPULAN...........................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................9

ii
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kesehatan anak menjadi lebih penting di masa pandemic COVID-19 saat ini. Tidak
hanya pada kesehatan secara umum, namun juga yang lebih bersifat khusus seperti gigi dan
mulut. Karies gigi pada anak merupakan salah satu momok yang selalu menghantui
pertumbuhan dan perkembangan gigi pada seorang anak.

Karies gigi merupakan penyakit yang telah menyebar luas dan dapat dicegah tetapi
sebagian besar penduduk dunia pernah terserang penyakit ini tidak terkecuali pada anak
anak. Karies berasal dari bahasa Latin yaitu Caries yang berarti lubang gigi. Karies gigi
adalah proses demineralisasi yang disebabkan oleh suatu interaksi antara produk-produk
mikroorganisme, saliva, bagian-bagian dari makanan dan email. Kesehatan gigi dan mulut
sangat berkaitan dengan kesehatan individu secara keseluruhan karena kesehatan gigi dan
mulut dapat mempengaruhi pola makan, fungsi bicara, rasa nyaman dan rasa malu yang
berdampak pada sosialisasi individu dalam meningkatkan kesejahteraan sosial individu
tersebut. Di antara berbagai penyakit mulut, penyakit yang memiliki prevalensi tinggi di
dunia dan berdampak sosial yang signifikan adalah karies

Faktor perilaku dan sikap mengabaikan kebersihan dan kesehatan gigi mulut
menjadi salah satu penyebab timbulnya penyakit gigi mulut. Hal-hal yang biasa dilakukan
untuk mengontrol kebersihan gigi mulut dan pencegahan karies adalah menggosok gigi
dengan benar, termasuk pemilihan sikat gigi, pasta gigi, frekuensi menggosok gigi,
lamanya menggosok gigi, dan melakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi. indonesia
merupakan negara berkembang dengan keadaan ekonomi penduduk yang mayoritas
menengah kebawah. Keadaan ini menjadi sebab diperlukan adanya dukungan dalam upaya
untuk meningkatkan semua aspek kehidupan. Kesehatan merupakan salah satu aspek yang
sangat perlu untuk diperhatikan. Karies gigi dapat menimbulkan berbagai gangguan dalam
kehidupan seperti gangguan makan, berbicara, belajar, bekerja, dan bahkan gangguan
tidur. Karies gigi dapat dicegah dengan perilaku hidup sehat. Perilaku tersebut dapat
terwujud jika pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut sudah ada

1
LANDASAN TEORI

A. Karies gigi
Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi yaitu email, dentin dan
sementum yang disebabkan aktivitas jasad renik yang ada dalam suatu karbohidrat yang
diragikan. Proses karies ditandai dengan terjadinya demineralisasi pada jaringan keras gigi,
diikuti kerusakan bahan organiknya. Hal ini akan menyebabkan terjadinya invasi bakteri
dan kerusakan pada pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan periapikal dan
menimbulkan rasa nyeri. Karies gigi menjadi masalah global yang sering dijumpai di dunia
dan menjadi masalah kesehatan pada semua usia. Menurut The Centre for Disease Control
and Prevention (CDC) karies gigi paling sering dijumpai pada anak- anak. Karies pada
anak disebut sebagai Early Childhood caries (ECC).

Early Childhood Caries (ECC) merupakan penyakit infeksi pada gigi yang bersifat
akut, berkembang dengan cepat yang awalnya terjadi pada sepertiga servikal gigi insisivus
maksila sulung yang pada akhirnya akan merusak gigi secara keseluruhan. Kondisi ini juga
dikenal dengan nama berbeda, karena adanya variasi klinis, etiologi, dan lokasi seperti:
karies labial, karies incisor, nusing bottle mouth, rampan karies, nursing bottle 2 caries,
baby bottle tooth decay, rampant infant, dan early childhood dental decay.

Early childhood caries (ECC) atau karies dini adalah penyakit rampan gigi yang
paling banyak menyerang anak-anak. Menurut American Academic Pediatric dentistry
(AAPD), ECC ditandai dengan satu atau lebih kerusakan gigi, baik lesi dengan kavitas atau
tanpa kavitas, kehilangan gigi akibat karies, atau penambalan permukaan gigi sulung pada
usia prasekolah antara usia lahir hingga 71 bulan. ECC biasanya pertamakali melibatkan
permukaan labial dan palatal gigi insisif sulung rahang atas. Pada kondisi kerusakan
berlanjut, maka karies akan melibatkan gigi molar sulung rahang atas bahkan seluruh gigi
sulung. Gigi insisif rahang bawah jarang terkena karies, kecuali dalam kasus yang paling
parah. Pada anak usia dibawah 3 tahun, segala tanda karies pada permukaan gigi yang
halus diindikasikan sebagai severe early childhood caries (SECC). Severe early childhood
caries (SECC) merupakan suatu pola karies yang akut dan progresif. SECC terjadi pada
anak usia 3-5 tahun, terdapat satu atau lebih kavitas, kehilangan gigi akibat karies, terdapat
tambalan untuk anak yang kurang dari tiga tahun dan dmfs dengan nilai lebih dari 4 untuk
anak usia 3 tahun, lebih dari 5 untuk anak usia 4 tahun, lebih dari 6 utuk anak usia 5 tahun.

2
B. Etiologi Karies Gigi
Faktor penyebab karies gigi terdiri dari penyebab dalam individu dan penyebab luar
individu. Faktor dalam penyebab karies gigi adalah faktor di dalam mulut yang
berhubungan langsung dengan proses terjadinya karies gigi antara lain host,
mikroorganisme, substrat , dan waktu. Sedangkan faktor luar individu adalah status
ekonomi, keluarga, pekerjaan, fasilitas kesehatan gigi dan pendidikan kesehatan gigi yang
pernah diterima.
Selain faktor- faktor yang ada didalam mulut yang langsung berhubungan dengan
karies, terdapat faktor- faktor yang tidak langsung yang disebut faktor resiko luar, yang
merupakan faktor predisposisi dan faktor penghambat terjadinya karies. Faktor luar antara
lain adalah usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, lingkungan, sikap dan
perilaku yang berhubungan dengan kesehatan gigi. Ada dua faktor yaitu faktor dalam dan
faktor luar yaitu :
1. Faktor Dalam
a) Mikroorganisme, Mikroorganisme merupakan faktor paling penting dalam
proses awal terjadinya karies. Mereka memfermentasi karbohidrat untuk
memproduksi asam.Plak gigi merupakan lengketan yang berisi bakteri
produk- produknya, yang terbentuk pada semua permukaan gigi.Akumulasi
bakteri ini tidak terjadi secara kebetulan melainkan terbentuk melalui
serangkaian tahapan. Asam terbentuk dari hasil fermentasi sakar diet oleh
bakteri di dalam plak gigi. Sumber utamanya adalah glukosa yang masuk
dalam plak gigi, sedangkan kuantitatif, sumber utama glukosa adalah
sukrosa. Penyebab utama terbentuknya asam tadi adalah S.Mutans serotipe
c yang terdapat di dalam plak karena kuman ini memetabolisme sukrosa
menjadi asam lebih cepat dibandingkan kuman lain.
b) Host, Terbentuknya karies gigi diawali dengan terdapatnya plak yang
mengandung bakteri pada gigi. Oleh karena itu kawasan gigi yang
memudahkan pelekatan plak sangat memungkinkan diserang karies. atau 3)
c) Substrat, Penelitian menunjukkan bahwa makanan dan minuman yang
bersifat fermentasi karbohidrat lebih signifikan memproduksi asam, diikuti
oleh demineralisasi email.Tidak semua karbohidrat benar-benar kariogenik.
Produksi polisakarida ekstraseluler dari sukrosa lebih cepat dibandingkan
dengan glukosa, fruktosa, dan laktosa. Sukrosa merupakan gula yang paling
kariogenik, walaupun gula lain juga berpotensi kariogenik .

3
d) Waktu, Adanya kemampuan saliva untuk mendepositkan kembali mineral
selama berlangsungnya proses karies, menandakan bahwa proses karies
tersebut terdiri dari saliva ada di dalam lingkungan gigi, maka karies tidak
menghancurkan gigi dalam hitungan hari atau minggu, melainkan dalam
bulan atau tahun. Dengan demikian sebenarnya terdapat kesempatan yang
baik untuk menghentikan penyakit ini.
2. faktor luar
Beberapa faktor luar individu penyebab terjadinya karies gigi, yaitu :
a) Ras, Amat sulit menentukan pengaruh ras terhadap terjadinya karies
gigi.Namun, keadaan tulang rahang suatu ras bangsa mungkin berhubungan
dengan presentase karies yang semakin meningkat atau menurun.Misalnya,
pada ras tertentu dengan rahang sempit sehingga gigi - geligi pada rahang
sering tumbuh tak teratur. Dengan keadaan gigi yang tidak teratur ini akan
mempersulit pembersihan gigi, dan ini akan mempertinggi persentase karies
pada ras tersebut.
b) Jenis Kelamin, Dari pengamatan yang dilakukan oleh Milhahn-Turkeheim
yang dikutip dari Tarigan pada gigi M1, didapat hasil bahwa persentase
karies gigi pada wanita lebih tinggi dibanding denga pria. Dibanding
dengan molar kanan, persentase karies molar kiri lebih tinggi karena faktor
penguyahan dan pembersihan dari masingmasing bagian gigi.
c) Usia. Anak usia 6-12 tahun masih kurang mengetahui dan mengerti
bagaimana cara memelihara kebersihan gigi dan mulut. Oleh karena itu
banyak anak-anak yang terkena karies. Anak-anak usia sekolah perlu
mendapat perhatian khusus sebab pada usia ini anak sedang menjalani
proses tumbuh kembang.
d) Makanan. Makanan sangat berpengaruh terhadap gigi dan mulut, pengaruh
ini dapat dibagimejadi 2, yaitu:
1) Komposisi dari makanan yang menghasilkan energi. Misalnya,
karbohidrat, protein, lemak,vitamin, serta mineral-mineral.Unsur-
unsur tersebut berpengaruh pada masa pra-erupsi serta pasca-erupsi
dari gigi geligi.
2) Fungsi mekanis dari makanan yang dimakan. Makanan yang bersifat
membersihkan gigi. Jadi, makanan merupakan penggosok gigi
alami, tentu saja akan mengurangi kerusakan gigi. Makanan bersifat

4
membersihkan gigi ini adalah apel, jambu air, bengkuang, dan lain
sebagainya. Sebaliknya makananmakanan yang lunak dan melekat
pada gigi amat merusak gigi, seperti bonbon, coklat, biskuit, dan lain
sebagainya.
Karies merupakan masalah yang sering ditemukan pada anak-anak. Adanya karies
dapat menyebabkan berbagai masalah terutama yang berhubungan dengan kesehatan
umum anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Karies merupakan penyakit
multifaktorial dengan faktor penyebabnya antara lain: kurangnya kebersihan mulut,
struktur gigi yang kurang baik, adanya aktifitas bakteri karies yang tinggi, sering
mengonsumsi makanan dan minuman kariogenik, serta waktu yang memengaruhi
terjadinya karies
Terdapat berbagai faktor penyebab karies pada anak, tetapi faktor utama ialah
sering mengonsumsi makanan dan minuman kariogenik dengan kandungan sukrosa sangat
tinggi. Sukrosa dapat diragikan oleh bakteri tertentu dan membentuk asam sehingga pH
plak akan menurun sampai di bawah 5 dalam tempo 1-3 menit. Penurunan pH yang
berulang-ulang dalam waktu tertentu akan mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi
yang rentan dan proses karies dimulai.
Umumnya karies terjadi karena dipengaruhi oleh keempat faktor penyebab karies
yang utama, namun terdapat juga beberapa faktor penunjang karies, yaitu:
a. kebersihan mulut
b. faktor psikologis
c. faktor sistemik
d. dan faktor herediter.

Faktor lain yang menyebabkan karies kurangnya pengetahuan orang tua terhadap
karies. Masih banyak dari orang tua belum mengetahui bahwa minum susu dot dapat
menyebabkan terjadinya rampan karies pada anak. Disamping itu, bisa juga disebabkan
karena adanya pemahaman bahwa gigi anak yang rampan tidak perlu dirawat karena
nantinya akan digantikan dengan gigi tetap. Prevalensi gigi karies pada anak akan rendah
apabila masyarakat tahu tentang caramemelihara kesehatan gigi dan mulut serta
menghindari kebiasaan yang dapat mengakibatkan terjadinya rampan karies.

C. Mekanisme Terjadinya ECC


Secara biologi ECC merupakan proses infeksi yang dikatalisis oleh pemaparan
yang sering dan dalam waktu lama dari susu, formula, dan jus buah terhadap permukaan

5
gigi. Hal ini diawali oleh kebiasaan membiarkan anak menggunakan botolnya saat tidur
pada siang hari dan malam hari terpapar cairan gula yang menyebabkan genangan berjam-
jam di sekeling gigi bayi dan anak-anak. Selanjutnya cairan gula berkontak dengan email
gigi dan bergabung dengan bakteri seperti Streptococcus mutans yang muncul setelah gigi
pertama erupsi. Jadi gula berperan pada awal perkembangan penyakit ini. Demineralisasi
email dan dentin gigi disebabkan oleh produksi asam yang dihasilkan oleh Steptococci
mutans dan lactobacilli.
Secara spesifik bakteri, asam, food debris dan saliva bergabung membentuk
subtansi berupa plak yang melekat pada gigi. Setiap anak meminum cairan manis, asam
akan menyerang gigi minimal 20 menit dan setelah penyerangan asam tersebut, gigi
mengalami kerusakan Anak penderita ECC memiliki riwayat konsumsi gula dalam bentuk
cairan dalam waktu lama dan sering. Gula penyebab karies seperti sukrosa, glukosa dan
fruktosa yang terkandung dalam jus buah dan beberapa makanan formula bayi dengan
mudah diolah oleh Streptococcusmutans dan lactobacilli menjadi asam organic yang
mengakibatkan demineralisasi email dan dentin. Jenis pemberian makanan tersebut selama
tidur akan meningkatkan risiko karies, sebab pembersihan rongga mulut dan laju aliran
saliva berkurang selama tidur.
Karies dini sangat sulit dideteksi, tumpukan putih di sekitar gusi adalah tanda
pertama dan biasanya tidak dideteksi oleh orangtua. Bakteri muncul pada plak gigi
mengubah gula menjadi asam yang merusak mineral pada email gigi. Jika demineralisasi
tidak ditanggulangi, akan menyebabkan lubang pada gigi. Warna kuning, coklat atau hitam
di sekitar servikal gigi, menandakan demineralisasi meningkat menjadi pembusukan. Gigi
yang berwarna coklat kehitaman, menandakan kerusakan meluas menjadi pembusukan
termasuk empat gigi anterior atas

D. Pencegahan Karies
Pencegahan karies pada anak pada masa pandemic seperti saat ini dapat dilakukan
yaitu dengan cara
1. Pemilihan diet: Diet adalah makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari hari
oleh individu. Diet merupakan salah satu faktor utama permulaan perkembangan
karies sehingga pemilihan diet penting untuk diperhatikan. Orang tua terutama ibu
harus mencatat kuantitas dan kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi
anak sewaktu dan diantara jam makan. Diet vitamin dalam bentuk suplemen dan

6
obat mulut juga harus dicatat. Orang tua dianjurkan untuk mengurangi frekuensi
gula bagi anakanak terutama diantara jam makan.
2. Instruksi kebersihan mulut: Perawatan gigi anak sejak dini sangat penting untuk
menghidari proses kerusakan gigi, seperti karies rampan. Salah satu upaya dapat
dilakukan agar dapat menghindari terjadinya karies rampan yaitu menjaga
kebersihan mulut. Cara paling mudah dan umum dilakukan ialah dengan menyikat
gigi secara teratur dan benar; hal tersebut merupakan usulan yang dapat dilakukan
secara pribadi.
3. Perawatan dengan fluor: Fluor diperoleh dari alam atau dari bentuk sediaan.
Sumber fluor alami yaitu air sumur, air kali, garam, ikan, dll. Dalam bidang
kedokteran gigi, penggunaan fluor untuk pencegahan karies yaitu penggunaan
secara local dan sistemik. Fluor masuk secara oral sehingga mempunyai efek
topikal pada gigi. Penggunaan fluor secara sistemik yaitu untuk mencapai
permukaan email melalui proses pencernaan. Cara iniberefek sejak saat sebelum
erupsi dan sesudah erupsi. Penggunaannya melalui air minum (PAM), tablet, dan
obat tetes.

Selain itu orang tua hendaknya memberikan perhatian, memantau kesehatan gigi
dan mulut anaknya, serta membantu memelihara kesehatan gigi anaknya. Memberikan
memotivasi dan memberikan bimbingan anak menyikat gigi minimal 2 kali sehari di waktu
yang tepat yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur, serta memberikan kumur
air putih setelah makan makanan manis melekat supaya terbebas dari penyakit gigi dan
mulut. Orang tua hendaknya memeriksakan giginya dan gigi anaknya secara rutin ke
sarana pelayanan kesehatan gigi. Petugas kesehatan gigi baik dokter gigi maupun perawat
gigi hendaknya lebih meningkatkan pelayanan promotif khususnya di lingkungan sekolah.

7
KESIMPULAN

Karies gigi menjadi masalah kesehatan yang penting karena kelainan pada gigi ini
dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia dan jika dibiarkan berlanjut akan
menjadi sumber fokal infeksi dalam mulut. Karies yang tidak dirawat pada anak dapat
menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan, akibatnya asupan makanan menjadi
berkurang, penurunan kualitas hidup, seperti susah tidur, kegiatan menjadi terbatas
sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan anak yang berdampak pada penurunan berat
badan anak. Penyakit karies gigi juga dapat menyebabkan kehilangan gigi sehingga
mengalami gangguan dalam proses pengunyahan makanan. Apabila terjadi kerusakan pada
tahap yang berat atau sudah terjadi abses, maka gigi dapat tanggal.

8
DAFTAR PUSTAKA

Mariati, Ni Wayan. 2015. Pencegahan Dan Perawatan Karies Rampan. [online]. Jurnal
Biomedik. 7(1). 23-28.

Sudimi. 2017. Faktor-Faktor Penyebab Rampan Karies Pada Siswa Tk Pertiwi


Jembungan I Kabupaten Boyolali. [online]. Jurnal Kesehatan Gigi. 4(1).

Listrianah, dkk. 2018. Gambaran Karies Gigi Molar Pertama Permanen Pada Siswa –
Siswi Sekolah Dasar Negeri 13 Palembang Tahun 2018. [online]. Jurnal Kesehatan
Poltekkes Palembang. 13(2).

Anda mungkin juga menyukai