Anda di halaman 1dari 14

RESTORASI GIGI

TEKNIK ART
”Bahan Tumpatan Ionomer Kaca, Preparasi”

Disusun oleh:
Nama : Eca Damayanti
NIM : PO.71.25.1.20.039
Kelas : A
Semerter : 3
Kelompok : 13

Dosen pengampu:
drg. Saluna Deynilisa, M,Pd.
Andre sastrawijaya, SKG

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN D3 KESEHATAN GIGI
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya
lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Bahan Tumpatan Ionomer
Kaca, Preparasi”
tepat waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Restorasi Gigi.

Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang yang ditekuni baik bagi pembaca maupun penulis sendiri.
Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada ketidak sesuaian kalimat dan
kesalahan.. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima
demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, Oktober 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
Latar Belakang...................................................................................................................................1
LANDASAN TEORI............................................................................................................................2
A. Pengertian Ionomer Kaca...........................................................................................................2
B. Sifat Ionomer Kaca....................................................................................................................2
1. Sifat Fisik...............................................................................................................................2
2. Mekanisme Adhesi................................................................................................................2
C. Indikasi dan Kontra Indikasi......................................................................................................3
1. Indikasi..................................................................................................................................3
2. Kontra indikasi.......................................................................................................................3
D. Klasifikasi Glass Ionomer Cement.............................................................................................3
1. Glass Ionomer Cement Konvensional....................................................................................3
2. Resin Modifide Glass Ionomer Cement.................................................................................4
3. Hybrid Ionomer.....................................................................................................................5
4. Tri Care Glass Ionomer Cement............................................................................................5
E. Mekanisme Perlekatan GIC pada Struktur Gigi.........................................................................9
F. Preparasi....................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................11

3
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Glass ionomer cement (GIC) adalah salah satu bahan restorasi yang digunakan
dalam dunia kedokteran gigi, pertama kali dikembangkan oleh Wilson dan Kent pada
tahun 1971 pada saat mereka mengembangkan semen silikat karena tingginya permintaan
untuk material alternatif pengganti amalgam dalam beberapa dekade terakhir. Glass
ionomer cement terdiri dari bubuk semen kaca fluoroaluminosilikat dan larutan asam
poliakrilat dimana kombinasi dari kedua bahan ini dapat menggabungkan kekerasan,
kepadatan, dan kemampuan untuk melepaskan fluoride dari bubuk kaca silikat dengan
biokompatibilitas dan sifat adhesif dari asam poliakrilat. Glass ionomer cement banyak
dipilih oleh dokter gigi sebagai bahan restorasi karena memiliki potensi sebagai
antikariogenik dengan melepaskan ion flour yang lebih banyak dibandingkan dengan
bahan restorasi lain seperti komposit, mempunyai estetik yang baik dibandingkan bahan
restorasi berbahan metal, biokompatibel dengan rongga mulut, memiliki koefisien ekspansi
termal yang sebanding dengan struktur gigi, dan kemampuan untuk melekat secara
kimiawi dengan baik pada dentin dan enamel gigi.

Selain memiliki banyak kelebihan glass ionomer cement juga memiliki berbagai
kelemahan seperti sifatnya yang rapuh, daya tahan terhadap fraktur yang rendah, dan
ketahanan terhadap keausan yang rendah apabila diletakkan pada permukaan oklusal.
Kegagalan perlekatan yang terjadi pada restorasi glass ionomer cement bukan merupakan
kegagalan ikatan kimiawi antara bahan restorasi dengan struktur gigi, namun merupakan
kegagalan kohesifitas antar partikel semen dalam restorasi, ini menggambarkan sifat
adhesif yang baik dari glass ionomer cement. Aplikasi dari glass ionomer cement dalam
kedokteran gigi adalah sebagai agen perekat, seperti untuk merekatkan stainless steel
crown dan protesa ke struktur gigi, sebagai pit and fissure sealant, tumpatan sementara
pada gigi permanen posterior, tumpatan pada kelas I dan II pada gigi desidui, pada kelas III
dan V pada gigi permanen, dan pada kelas I dan II pada gigi permanen dengan beban yang
rendah, serta dapat digunakan sebagai bahan pelapis kavitas dan badan inti (core).

4
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Ionomer Kaca


Glass ionomer cement/ionomer kaca adalah istilah dalam kedokteran gigi yang
menunjukkan sekelompok bahan gigi yang menggunakan tepung kaca silikat dan larutan
asam poliakrilat. Semen ionomer kaca adalah bahan tambal sewarna gigi yang komponen
utamanya terdiri dari liquid yang merupakan gabungan air dengan polyacid (Asam
poliakrilat, maleat, itakonat, tartarat) dan bubuk berupa fluoroaluminosilicate glass. Bahan
ini bersifat anti kariogenik oleh karena mampu melepaskan flourida, mempunyai thermal
compatibility dengan enamel gigi, serta mempunyai biokompatibilitas yang baik.

B. Sifat Ionomer Kaca

1. Sifat Fisik
Sifat yang sangat menonjol dari penggunaan semen ionomer kaca sebagai
bahan restorative adalah kekuatannya terhadap fraktur. Semen ionomer kaca tipe II
jauh lebih inferior daripada komposit. Juga lebih rentan terhadap keausan terhadap
dibanding komposit bila dikenai uji abrasi dengan sikat gigi secara in vitro dan uji
keausan oklusal. Namun, semen ionomer kaca cukup menarik karena mempunyai
kecocokan biologis, dapat melekat pada email dan dentin, dan bersifat
antikariogenik. (Anusavice, 2004)

Seperti banyaknya sifat dental cement, sifat glass ionomer tergantung padda
rasio bubuk:cairan. Sayangnya hand mixing dengan rasio bubuk:cairan yang
optimal akan menghasilkan campuran yang kering dan tampak rapuh yang kurang
disukai oleh dokter gigi. Oleh karena itu ada kecenderungan untuk dokter gigi
untuk menambahkan lebih banyak cairan untuk memberikan konsistensi yang lebih
basah dengan efek yang merugikan pada sifat fisik materi. Masalah ini diatasi oleh
penggunaan enkapsulasi dan mekanik pencampuran.

2. Mekanisme Adhesi
Mekanisme pengikatan ionomer kaca dengan struktur gigi belum dapat
diterangkan dengan jelas. Meskipun demikian, sepertinya tidak diragukan bahwa
perlekatan ini terutama melibatkan proses relasi dari gugus karboksil dari poilasam
dengan kalsium di Kristal apatit email dan dentin. Meskipun ini berlaku untuk
semen polikarboksilat, mekanisme adhesi dari semen ionomer kaca juga setara,

5
karena keduanya berdasar pada poliasam. Ikatan dengan email selalu lebih besar
daripada ikatan dengan dentin, ini dikarenakan kandungan anorganik dari email
lebih banyak dan homogenitasnya lebih besar dilihat dari sudut pandang morfologi.

C. Indikasi dan Kontra Indikasi

1. Indikasi
Indikasi glass ionomer cement adalah,
a. Restorasi pada lesi erosi/abrasi tanpa prevarasi kavitas.
b. Penutupan / penumpatan pit dan fisura oklusal.
c. Restorasi gigi decidiu.
d. Restorasi lesi karies kelas V.
e. Restorasi lesi karies kelas III, diutamakan yang pembukaannya dari lingual
atau palatinal belum melibatkan bagian labial.
f. Karies kelas v estetik baik dengan daya tahan lebih efisien dan lebih
direkomendasikan daripada amalgam untuk gigi anak anak
g. Karies yang mencapai pulpa, abrasi cervical, tumpatan untuk gigi decidui.
h. Cocok untuk restorasi pada gigi sulung anterior terutama dibagian
proksimal.
i. Untuk karies kelas III dan V

2. Kontra indikasi
Kontra indikasi:
a. Kavitas –kavitas yang ketebalannya kurang
b. Kavitas-kavitas yang terletak pada daerah yang menerima tekanan tinggi
c. Lesi karies klas IV atau fraktur insisal
d. Lesi yang melibatkan area luas pada email labial yang mengutamakan factor
estetika

D. Klasifikasi Glass Ionomer Cement


Berdasar sifat fisik dan kimia, GI cement diklasifikasikan menjadi 4 tipe :

1. Glass Ionomer Cement Konvensional


GIC konvensional pertama kali diperkenalkan pada tahun 1972 oleh Wilson
dan Kent. Bahan ini berasal dari asam polialkenoat cair seperti asam poliakrilat dan
Bahan ini berasal dari asam polialkenoat cair seperti asam poliakrilat dan

6
komponen kaca yang biasanya adalah fluoroalumino silikat GI. Fuji 7 merupakan
bahan semen glass ionomer yang mengeluarkan fluor kadar tinggi untuk proteksi
permukaan pada daerah risiko tinggi. Restorasi pengganti dan restorasi oklusal
minimal.

Gambar 1 :
Fuji 7

Sifat dan manfaat:


a. Melepaskan fluoride dan strontium kadar tinggi untuk meningkatkan
kemampuan remineralisasi
b. Konsistensi mengalir menjamin keefektifan perlekatan yang tinggi terhadap
permukaan gigi
c. Merupakan glass ionome konvensional tanpa penambahan resin
d. Cocok untuk situasi klinis di mana sulit didapatkan control saliva.
e. Kecepatan pengerasan yang berwarna pink dapat dipercepat dengan
penyinaran 40 detik dengan unit VLC halogen
Indikasi: melindungi permukaan oklusal di atas gigi molar yang sedang erupsi,
perlindungan permukaan akar, mengontrol hipersensitif gigi, stabilitas karies dan
remineralisasi internal lesi aktif, perantara sealing endodontik-, restorasi kavitas
kecil, pupa capping indireck,

2. Resin Modifide Glass Ionomer Cement


Bahan ini mengkombinasikan reaksi basa ionomer kaca tradisional dengan reaksi
polimerisasi amine peroksiad self cured. System light cured ini telah
dikembangkan. . Dikembangkan pada tahun 1992 resin-modified glass ionomer
cement dalam bentuk paling sederhana adalah glass ionomer cement yang
mengandun sedikit komponen resin larut dalam air, yang dapat dipolimerisasi.
Bahan yang lebih rumit telah dikembangkan dengan memodifikasi asam

7
polialkenoat dengan rantai samping yang dapat dipolimerisasi menggunakan
mekanisme light-cured dengan adanya photo initiators. Namun pengerasan tetap
terjadi melalui reaksi asam-basa.

3. Hybrid Ionomer
Jenis semen ini memiliki kekuatan tarik yang lebih tinggi dibandingkan dengan
jenis semen ionomer konvensional.

4. Tri Care Glass Ionomer Cement


Semen ini terdiri dari kaca silikat, sodium fluoride dan moner yang dimodifikasi
polyacid tanpa kandungan air.

Metal Reinforced Glass Ionomer Cement


Metal-reinforced glass ionomer cements pertama kali diperkenalkan pada tahun
1977. Penambahan bubuk campuran perak-amalgam pada bahan konvensional
meningkatkan kekuatan fisik semen dan memberikan radiopasitas. Selanjutnya, partikel
perak dilelehkan menjadi serpihan-serpihan seperti kaca, dan sejumlah produk kemudian
muncul dimana kandungan campuran amalgam telah ditetapkan untuk memperbaiki
keluhan sampai tingkat yang dikatakan menghasilkan sifat mekanis optimum untuk metal-
reinforced glass ionomer cements. 
Klasifikasi/tipe Glass ionomer cement berdasarkan aplikasinya:

Tipe 1: Luting

Fuji 1 aman digunakan dan efektif untuk segala prosedur luting cement.

Gambar 2:
fuji 1

Sifat dan Manfaat:

8
Melekatkan restorasi indirect (crown, inlay), Paling baik untuk merekatkan
restorasi berbahan dasar logam pada permukaan dalam, Beradaptasi terhadap pulpa dan
jaringan gigi, sehingga mengurangi risiko sensitis setelah pengerjaan, perlekatan sempurna
dan member penutupan tepi yang sempurna, Waktu pengerjaan panjang, hasil
pencampuran yang memudahkan dalam aplikasi sehingga dapat melekatkan sekaligus
banyak crown, Ukuran partikel kecil, Mudah ditempatkan pada restorasi, Cepat
mengeras/setting cepat, Radiopasitas sempurna, Melepaskan fluoride dalam jangka lama,
sehingga gigi tidak linu dan tahan terhadap karies.

Tipe 2: Restorasi
Fuji II memberikan semua keuntungan yang dimiliki oleh glass ionomer, sehingga
menjadikan ideal untuk restorasi kelas III dan V, karies karena erosi dan basis kavitas.
Strontium based glass ionomer memberikan keuntungan lain seperti memudahkan
pengadukan memungkinkan terjadinya remineralisasi internal dan memperkuat permukaan.

Gambar 3:
Fuji 2

Sifat dan manfaat:


Dapat mentoleransi kelembaban sehingga pemolesan dapat dilakukan dengan
menggunakan water spray, 20 menit sesudah pengadukan, radiopak memudahkan diagnose
post operative., Mudah handling-nya sehingga pengadukan lebih mudah. Translusen
sehingga warna mendekati warna gigi asli. Dalam Pabrikan biasanya ada bentuk kapsul
dan adukan manual. Kelarutan rendah menjadikan restorasi lebih kuat dan tahan lebih
lama, Sudah dilakukan uji klinis jangka panjang yang menjamin kesuksesan sebuah
restorasi,

9
Catatan: Gunakan matriks selama setting dan aplikasikan GC Fuji Varnish atau Fuji Coat
LC untuk menambah daya tahan restorasi GC Fuji II

Tipe 3: Lining/base

Tipe 4: Fissure sealent


Diaplikasikan pada permukaan oklusal gigi untuk menutup pit dan fissure. Sebagai
sealant yang bertindak sebagai agen kimia dan mekanis yang melepaskan fluor sehingga
dapat berfungsi sebagai perawatan profilaksis dan mencegah karies gigi.
Polimerisasi dengan sinar.

Komposisi :
Bisphenol A Glycidyl methacrylate 35,6%, methacrylate groups, B.H.T, silicium dioxide,
sodium fluoride, calcium fluoride, catalyst.
Keuntungan :
Mengandung fluor dalam bentuk sodium fluoride 2,43%=1,09% ion fluor dan bentuk
calcium fluoride0,40%=0,19% ion fluoride., Konsentrasi sodium fluoride menyebabkan
aksi awal yang cepat dan calcium fluoride memberikan aksi yang lebih lama dan dalam
polimerisasi sinar, Tingkat perlekatan tinggi Mudah mengalir sehingga dapat menutup pit
dan fissure, Mengandung fluor sehingga mencegah karies, Sebagai bahan sealant.
Tipe 5: Orthodontic cement

Tipe 6: Core build up

Tipe 7: Flouride release

Tipe 8: ART
Fuji IX merupakan bahan tambal glass ionomer yang dikembangkan secara khusus
untuk mengembangkan teknik ART dengan kekuatan tekan yang lebih besar dan ketahanan
pemakaian lebih baik yang memungkinkan dipakai pada gigi belakang. Paket terpadu
meliputi cairan multifungsi yang digunakan sebagai kondisioner dan powder untuk
membentuk semen.

10
Gambar 4 :
Bahan ART (fuji IX)

Tipe 9: Decidiu restoration


Sifat mekanis:
Compressive strength lebih rendah dari silikat
Tensile strength lebih tinggi dari silikat
Hardness, lebih lunak dari silikat.
Fracture Toughness, beban yang kuat, dapat terjadi fraktur.
Sifat Kimia:
Semen Ionomer Kaca melekat dengan baik ke enamel dan dentin, perlekatan ini
berupa ikatan kimia antara ion kalsium dari jaringan gigi dan ion COOH dari Semen
Ionomer Kaca.

Sifat Biologi:
Semen Ionomer Kaca memiliki sifat biokompabilitas yang cukup baik artinya tidak
mengiritasi jaringan pulpa sejauh ketebalan sisa dentin kea rah pulpa tidak kurang dari
0,5 mm.
Kelebihan:
Adhesi/Dapat berikatan secara kimiawi dengan gigi, dapat berikatan pula dengan
email dan dentin, Dapat melepaskan fluoride sehingga dapat mencegah karies lebih
lanjut, Tidak iritasi, Mempunyai sifat biokompatibilitas yaitu mempunyai efek
biologis yang baik terhadap struktur jaringan gigi dan pulpa, sifat penyebaran panas
sedikit, daya larut yang rendah, bersifat translucent atau tembus cahaya, perlekatan
bahan secara fisika dan kimiawi terhadap jaringan dentin dan enamel, mempunyai sifat
anti bakteri terutama terhadap koloni streptococcus mutant,

Kekurangan :

11
Mudah terpengaruh oleh air, mudah terjadi dehidrasi, kurang kuat melekat pada porselein
dan emas murni, manipulasi dan teknik memasukkan ke dalam cavitas cukup sulit,
Perbandingan ukuran bubuk dan cairan kurang tepat, Warna kurang stabil atau tidak persis
sama dengan gigi, mudah berubah bentuk.

E. Mekanisme Perlekatan GIC pada Struktur Gigi


Retensi semen ionomer kaca terhadap jaringan gigi berupa ikatan fisiko kimia
tanpa menggunakan teknik etsa asam. Ikatan kimia berupa ikatan ion kalsium yang berasal
dari jaringan gigi dengan gugus COOH (karboksil). Gugus Karboksil multiple membentuk
ikatan hydrogen yang kuat. Dan memungkinkan pasta semen untuk membasahi, adaptasi
dan melekat pada permukaan email. Air memegang peran penting selama proses
pengerasan dan apabila terjadi penyerapan air maka akan mengubah sifat fisik GIC.
Kontaminasi dengan saliva akan menyebabkan GIC mengalami pelarutan dan daya
adhesinya terhadap gigi akan menurun dan juga rentan terhadap kehilangan air beberapa
waktu setelah penumpatan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimum , maka selama
proses pengerasan GIC perlu dilakukan perlindungan agar tidak terjadi kontaminasi dengan
saliva dan udara dengan isolasi dan bahan yang kedap air.
Manipulasi

Dilakukan pada glass plat yang dilapisi paperpad menggunakan agaat spatel, Perbandingan
bubuk dengan cairan = 3: 1 (sesuai aturan pabrik)., waktu meneteskan cairan posisi botol
vertical, agar udara ke luar, kemudian dicampur dan diaduk dengan cepat , posisi melipat,
selesai dalam waktu 30- 40 detik.

Konsistensi Adonan

Terlihat kental dan berkilat di permukaan/seperti permen karet, asam poliakrilat masih
basah dan dapat melekat ke struktur gigi.

F. Preparasi
Preparasi lubang gigi pada teknik ART:

1. Jaringan kariea dibersihkan dengan excavatorsampai tidak ada lagi dentin lunak,
untuk memudahkan pembersihan lubang sesekali dibasahi, lalu dikeringkan
2. Setelah preparasi selesai pasien dianjurkan beroklusiuntuk melihat kontak lubang.
3. Pemberian kondisioner dentik yaitu 1 tetes cairan + 1 tetes air, diteteskan pada
kapas kecil dan dioleskan pada kavitas yang sydah disiapak selama 10-15 detik.

12
Maksud pemberian ini adalah agar keadaan lembap sesuai kondisi tumpatan yang
akan digunakan. Sesudah pengolesan dengan kondisioner dentin maka kavitas
harus diolesi kapas sebanyak 3 kali untuk mengurangi kondisioner yang berlebihan,
selanjutnya dikeringkan dengan kapas dan kavita siap di tambal.

DAFTAR PUSTAKA
Deynilisa, Saluna. 2015. Ilmu Konservasi Gigi. Jakarata: EGC.

13
Listyantika, prisca. Dkk. 2012. Glass Ionomer Cement. https://toaz.info/doc-viewer/ glass-
ionomer-cement/. (Diakses pada tanggal 20 oktober 2021).
Ramli, Fi. 2019. Bahan Tambalan Ionomer Kaca.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/823/5/Chapter2.pdf. (Diakses pada tanggal 20
oktober 2021).
Sulastri, siti. 2017. Dental material. Jakarta: PPSDM Kesehatan.

14

Anda mungkin juga menyukai