Anda di halaman 1dari 4

RESTORASI GLASS IONOMER CEMENT

Definisi
Glass ionomer adalah bahan restorasi yang terbuat berdasarkan reaksi bubuk kaca silikat dan
asam poliakrilat. Bahannya memperoleh namanya dari formulasi gelas dan ionomer yang
mengandung asam karboksilat. Glass ionomer cement digunakan untuk sementasi restorasi cor
dan porselen dan pita ortodontik, sebagai pelapis kavitas atau bahan dasar, dan sebagai bahan
restorasi.
Anusavice K. Phillip’s Science & Dental Material. 11thed. Elsevier Science. 2003. Page 471
O’Brien. Dental Materials & Their Selection. 3rded. Quintessence Publishing Co. Inc. 1977.
Page 255

Sifat
Sifat kimiawi
Air memainkan peran penting dalam pengaturan GIC. Ini berfungsi sebagai media reaksi
awalnya dan kemudian perlahan-lahan menghidrasi matriks cross-linked, sehingga menghasilkan
struktur gel yang stabil yang lebih kuat dan tahan terhadap kelembaban. Jika semen yang baru
dicampur terkena udara tanpa penutup pelindung, permukaan akan retak akibat pengeringan.
Setiap kontaminasi oleh air yang terjadi pada tahap ini dapat menyebabkan pelarutan kation dan
anion pembentuk matriks ke daerah sekitarnya. Baik pengeringan maupun kontaminasi
membahayakan integritas material. Oleh karena itu, GIC konvensional harus dilindungi terhadap
pengeringan dan perubahan air pada struktur selama penempatan dan selama beberapa minggu
setelah penempatan jika memungkinkan.
Anusavice, Kenneth J. Phillips’ Science of Dental Materials. Edition 11. Elsevier. 2003. Page
473-474

Sifat Fisika
a. Adhesi
Semen ionomer kaca memiliki sifat adhesi yang baik, yaitu dapat mengikat enamel dan
dentin melalui mekanisme pertukaran ion kimia yang mengikat ion kalsium pada gigi.
b. Ketahanan terhadap abrasi
Daya tahan semen ionomer kaca terhadap abrasi lebih rendah daripada resin komposit
bila dikenai uji abrasi dengan sikat gigi secara in vitro dan uji keausan oklusal
c. Koefesien termal ekspansi
Koefisien termal ekspansi didefinisikan sebagai perubahan panjang per unit panjang asal
suatu material ketika terjadi perubahan suhu. Nilai koefisien termal ekspansi pada bahan semen
ionomer kaca sangat dekat dengan gigi. Koefisien termal ekspansi pada semen ionomer kaca
sebesar 11,0 ppm/0K dan koefisien termal ekspansi pada enamel gigi sebesar 11,4 ppm/ 0K.
Anusavice, Kenneth J. Phillips’ Science of Dental Materials. Edition 12. Elsevier. 2013. Page
309

Sifat Mekanik
a. Compressive Strength
Kekuatan tekan semen ionomer kaca akan meningkat antara 24 jam hingga setahun. Semen
ionomer kaca yang diformulasikan sebagai bahan pengisi menunjukkan peningkatan dari 160
MPa menjadi 280 MPa. Kekuatan tekan semen ionomer kaca akan meningkat lebih cepat saat
semen ionomer kaca diisolasi dari keadaan lembab pada tahap awal.
b. Tensile Strength
Secara umum kekuatan tekan dan kekuatan tarik semen ionomer kaca lebih rendah daripada
hibrid ionomer. Kekuatan tarik semen ionomer kaca yaitu 4.2-5.3 Mpa.
c. Kekerasan Permukaan
Kekerasan didefinisikan sebagai ketahanan permukaan suatu material terhadap perubahan
dimensi, goresan atau lekukan. Kekerasan juga diartikan sebagai sebuah ukuran terhadap tekanan
perubahan bentuk plastis dan diukur sebagai satuan unit area dari lekukan. Kekerasan permukaan
semen ionomer kaca dengan metode Vickers Hardness Test yaitu 40 kg/mm.
Jacobsen P. 2008. Restorative Dentistry An Integrated Approach. 2nd Ed. UK: Blackwell
Publishing.
Sakaguchi RL, Powers JM. 2012. Craig’s Restorative Dental Material. 13th Ed. United State:
Mosby.

Sifat Biologi
a. Biokompabilitas
Sifat bahan GIC ini sangat diterima dengan baik di dalam rongga mulut, normal ekspansi hampir
sama dengan struktur gigi dan perlekatan baik. Selain itu, sifat biokompabilitas GIC dapat dilihat
dari adanya toleransi jaringan pulpa terhadap GIC
b. Pelepasan Flour
GIC mampu melepaskan flour yang tinggi saat hari pertama dan akan terus menurun dikemudian
harinya. Bahan ini dapat menyerap flour dari obat kumur atau pasta gigi yang mengandung flour
dan akan dilepaskannya kembali, sehingga bertindak sebagai reservoir flour
Hatrick CD, Eakle WS, Bird WF. 2011. Dental Materials Clinical Application for Dental
Assistants and Dental Hygienists. 2nd Ed. Missouri: Saunders.

Indikasi dan Kontraindukasi


- Lesi abrasi/erosi tanpa preparasi kavitas
- Sealing dan filling oklusal pit dan fissure
- Restorasi gigi desidui
- Lesi karies kelas V
- Lesi karies kelas III
- Memperbaiki cacat margin pada restorasi
- Preparasi kavitas minimal
- Core build-up
- Restorasi sementara
- Sealing permukaan akar untuk overdenture
- GIC dengan fine grain
- Pasien dengan insiden karies tinggi
- Semen untuk porselen (estetis)

Kontraindikasi
- Kurang cocok untuk high stress-breaking kavitas
- Kurang cocok dipakai di area labial yang luas
- Lesi karies kelas IV atau fraktur incisal
- Lesi melibatkan area labial enamel yang luas (tidak estetis)
- Lesi karies kelas II
- Kehilangan cusp
Glass ionomer cement. Fakultas kedokteran gigi, Universitas Sumatera Utara. Hal
30-33.
Tahapan Preparasi
1. Membuat outline form untuk preparasi kavitas.
2. Masuki daerah pit fissure dengan bur bulat No. ½ sampai kedalaman ±2 mm.
3. Dengan mempertahankan kedalaman ini, kavitas diperluas ke semua alur pit fissure sampai
kerusakan fissure hilang dengan menggunakan bur fissured berujung datar (mengikutsertakan pit
dan fissure yang dalam)
4. Dasar kamar pulpa diratakan dengan bur inverted cone No. 35 atau 37. Harus hati-hati untuk
tidak mengambil bagian bawah dinding secara berlebihan selama preparasi.
5. Mengulasi seluruh permukaan kavitas dengan Cavity Cleanser menggunakan tip applicator.
Kumala, Yuliana Ratna, dkk. Penyakit Pulpa Periapikal. Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas
Brawijaya. Hal 14-15

Anda mungkin juga menyukai