Seorang wanita umur 19 tahun datang ke tempat praktek dokter gigi mengeluh gigi bawah kanan
berlubang Pasien menginginkan untuk dilakukan penambalan sewarna gigi. Hasil pemeriksaan klinis
tampak gigi 16 karies media klas I Black, tes vitalitas positif, tes perkusi dan tekanan negatif, tidak
ada kegoyangan, dan gigi masih bisa dipertahankan. Diagnosa gigi 16 adalah pulpitis reversible dan
dapat dilakukan penumpatan dengan bahan Semen Ionomer Kaca (SIK).
Karies Media yaitu karies yang mengenai email dan telah mencapai setengah dentin
Kelas I Karies yang terjadi pada pit dan fissure semua gigi, baik anterior maupun posterior.
karies yang terjadi pada fit dan fisur pada permukaan oklusal molar dan premolar serta pada pit
bukal dan lingual, serta pit pada bagian lingual gigi insisivus, begitu juga dengan karies yang
terjaid pada bagian labial.
Kavitas yang terjadi pada :
• Pit dan fisur di dataran oklusal gigi posterior.
• Daerah bukal, lingual atau groove palatinal gigi posterior.
• Lingual atau palatinal gigi anterior (foramen caecum).
tumpatan gigi adalah pengembalian fungsi gigi dalam mulut dengan jalan menghentikan proses
karies dan menjaga pulpa agar tetap vital dan sehat. Penumpatan gigi merupakan suatu tidakan
restorasi gigi dengan cara membuang jaringan karies dan meletakkan bahan restorasi pada gigi
yang mengalami kerusakan. Tindakan perawatan menggunakan bahan restorasi lebih efektif
dibandingkan pencabutan karena pertimbangan estetika dan fungsional.
Restorasi gigi adalah hasil prosedur kedokteran gigi yang memiliki tujuan mengembalikan bentuk,
fungsi, dan penampilan gigi (Harty dan Ogston, 1995). Restorasi gigi pada dasarnya yaitu tindakan
penggantian jaringan keras gigi yang rusak dengan bahan restorasi.
Semen ionomer kaca pertama diperkenalkan oleh Wilson dan Kent pada tahun 1971, yang
merupakan gabungan dari semen silikat dan semen polikarboksilat dengan tujuan untuk
mendapatkan sifat translusen, pelepasan flour dari semen silikat dan kemampuan untuk melekat
secara kimia pada struktur gigi dari semen polikarboksilat. Semen ionomer kaca ialah bahan restorasi
yang paling akhir berkembang dan mempunyai sifat perlekatan yang baik. Sifat utama semen
ionomer kaca adalah kemampuan utama untuk melekat pada email dan dentin tanpa ada
penyusutan atau panas yang bermakna, mempunyai sifat biokompatibilitas dengan jaringan
periodontal dan pulpa, ada pelepasan flour yang berfungsi sebagai antimikroba dan kariostatik,
kontraksi volume pada pengerasan sedikit, koefesien ekspansi termal sama dengan struktur gigi
(Noort, 2003).
Seperti halnya tumpatan resin komposit, penggunaan matriks tumpatan yang tipis perlu dibentuk
dengan burnisher sehingga dapat berkontak dengan gigidan wedge dipasangkan pada margin
servikal. Bahan dicampur sesuai dengan petunjuk pabrik dan dimasukkan sedikit demi sedikit ke
bagian kavitas yang terdalam terlebih dahulu dengan ujung instrumen yang kecil atau dengan
menggunakan syringe yang khusus lalu dikondensasikan. Restorasi dibentuk sesuai dengan anatomis
gigi. Di atasnya dioleskan varnish agar tidak terjadi kontaminasi selama pengerasan.
Pemolesan dilakukan 24 jam setelah penumpatan dengan menggunakan white points atau set fine
finishing bur atau super fine diamond points dengan kecepatan rendah.
Tatalaksana restorasi glass ionomer cement pada gigi yang engalami karies adalah sebagai berikut:
1. Preparasi gigi yang mengalami karies
2. Aplikasikan dentin conditioning dengan cairan glass ionomer yang diencerkan, aplikasikan pada
kavitas selama 10=15 detik
3. Bersihakan kavitas dan keringkan
4. Manipulasi glass ionomer
5. Aplikasikan ke dalam tumpatan dengan mengguankan plastis instrumen
6. Oleskan varnish di atas tumpatan, biarkan 1-2 menit
4.7 TOILET OF THE CAVITY (Membersihkan kavitas debris / sisa – sisa preparasi)
Toilet of cavity yaitu bertujuan membersihkan kavitas dari debris / sisa – sisa preparasi.
Tingkatan pekerjaan preparasi kavitas yang terakhir ini ialah :
• Kavitas dibersihkan dari debris dengan air.
• Kavitas diperiksa lagi pada kavitas, mungkin masih terdapat jaringan karies yang harus segera
dikeluarkan.
• Kemudian dinding – dinding kavitas, diulas dengan alkohol atau stelirizing agent lain, dan
dikeringkan dengan semprotan udara.
• Kavitas yang telah memenuhi syarat tersebut di atas harus tetap dijaga terhadap semua kotoran –
kotoran, kuman – kuman dan saliva dengan memblokir kelenjar ludah dengan cotton roll sebelum
pemberian basis dan mengisi tumpatan.
2.1 Defenisi Semen Ionomer Kaca (SIK)
Semen ionomer kaca adalah bahan restorasi yang paling akhir berkembang dan
mempunyai sifat perlekatan yang baik. Semen ini melekat pada enamel dan dentin melalui
ikatan kimia. Kekurangan SIK jika dibandingkan dengan bahan tumpatan lain adalah kurang
estestik, sulit dipolish, dan mempunyai sifat brittle (Robert, 2002).
Semen ionomer kaca terdiri dari campuran bubuk dan cairan yang kemudian
dicampur dengan air. Bubuk semen ionomer kaca adalah kaca aluminosilikat dan cairannya
adalah larutan dari asam poliakrilik. Beberapa sifat yang dimiliki semen ionomer kaca adalah
bersifat biokompatibilitas terhadap jaringan gigi, sifat perlekatan baik secara kimia terhadap
dentin dan enamel, serta mempunyai beberapa sifat fisis (Robert, 2002).
Semen ionomer kaca melepaskan ion fluor dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga
dapat menghilangkan sensitivitas dan mencegah terjadinya karies sekunder. Kemampuan
dalam melepaskan ion fluor terhadap compressive strength dari bahan restorasi Semen
ionomer kaca, mengakibatkan korelasi negatif antara pelepasan
ion fluoride dengancompressive strength. Bahan material yang memiliki tingkat pelepasan
ion fluoride yang lebih tinggi, secara umum mempunyai kekuatan yang lebih rendah dari
material yang memiliki tingkat pelepasan ion fluoride yang rendah (Robert, 2002).
Semen ionomer kaca sering disebut dengan ASPA (Alumine Silicate and polyacrylic
acid ). Reaksi yang terbentuk dari Semen ionomer kaca adalah reaksi antara alumina silikat
kaca dalam bentuk powder dengan asam poliakrilik sebagai liquid. Selain sebagai bahan
restorasi, Semen ionomer kaca dapat digunakansebagai bahan perekat, bahan pengisi untuk
restorasi gigi anterior dan posterior, pelapiskavitas, penutup pit dan fisur, bonding agent pada
resin komposit, serta sebagai semen adhesif pada perawatan ortodontik. Ukuran partikel gelas
Semen ionomer kaca bervariasi, yaitu sekitar 50 µm sebagai bahan restorasi dan sekitar 20
µm sebagai bahan luting (Robert, 2002).
Alat ini mempuyai diameter 4 mm. Digunakan untuk menghisap saliva yang tertumpuk
didalam mulut. Penggunaan saliva ejector adalah ujungnya dari diletakkan didasar mulut.
Pada posisi initer kadang membuat pasien tidak nyaman karena diletakkan terus menerus
didasar mulut, di bawah tekanan negatif yang konstan dapat menarik jaringan lunak dan
menimbulkan lesi jaringan lunak.
b. Gulungan Kapas atau Cotton Roll
Gulungan Kapas atau Cotton Roll Digunakan kedokteran gigi memiliki beberpa ukuran
panjang dan besar. Namun yang sering digunakan adalah cotton roll nomor 2 dengan
panjang inchi dan diameter inchi. Cotton roll dapat menyerap saliva cukup efektif sehingga
menghasilkan isolasi jangka pendek pada rongga mulut. Biasanyacotton roll harus sering
diganti karena akan sering terbashi oleh saliva. Penggunaancotton roll bersama saliva
ejector efektif dalam meminimalkan aliran saliva (Roberson dkk, 2002)
c. Isolator karetatauRubber Dam
Dari semua metode isolasi daerah kerja tidak ada yang seefektif dari rubber dam. Lembaran
karet inidengangigi-gigi yang menonjol melalui lubang pada lembaran itu memberikan isolasi
yang positif dan jangka panjang pada gigi yang perlu dirawat. Penggunaan dari rubber
dam merupakan keharusan untuk prosedur operatif. Rubber dam terdiridari 2 bagian yaitu
isolator karet dan klem.
d. Pembersihan Gigi
Gigi dibersihkan dengan rubber cups dan pumice yang dicampur dengan air. Bila ada karang
gigi dibersihkan terlebih dahulu.
e. Tahap preparasi
Gigi fraktur Karena trauma dibuat bavel pada seluruh tepi enamel selebar 2-3 mm dari tepi
kavitas dengan diamond fissure bur dengan sudut 450Gigi dengan karies dibersihkan
dengan diamond fissure bur atau excavator, kemudin dibuat bevel seperti di atas.
Tahap pertama adalah memperoleh akses ke dentin yang terkena karies. Untuk kasus kelas III
akses diperoleh dari pembuangan ridge palatal karena ridge ini tidak didukung oleh dentin
yang sehat. Dinding labial sedapat mungkin dipertahankan mengingat sampai saat ini tak
satupun warna bahan restorasi yang sama persis dengan warna gigi. Akses dari palatal
memang lebih menyusahkan operator namun akses dari labial jarang sekali dilakukan karena
akan menghasilkan estetika yang tidak begitu baik. Akses langsung bisa dilakukan jika gigi
tetangganya tidak ada.
Setelah akses tahap selanjutnya adalah pembuatan ragangan kavitas atau outlinef
orm.Ragangan pada kasus ini hanya dibuat berdasarkan perluasan kariesnya yang mengenai
email dan dentin. Semua email dan dentin yang sebenarnya tidak terserang karies tetapi
kelihatannya sudah lemah harus dihilangkan.
Perluasan kavitas ini sebagai langkah dari pencegahan atau extension for
prevention. Untuk kelas III pada tahap resisten yaitu pembuatanbevel tidak perlu dilakukan
karena menghindari jaringan yang terbuang dan menghindari kontakdengan gigi tetap pada
tetangga. Bentuk kavitas biasanya telah menyediakan retensi yang cukup tanpa membuat alur
retensi khusus. Bentuk retensi pada setiap kasus berbeda tergantung pada besar kavitasnya
apakah kecil atau besar Retensi pada kelas III adalahundercut. Undercut dibuat di dnding
gingival aproksimal dan undercut pendek berupa pit di dinding insisal. Pada restorasi
plastiskommposit proses pengetsaan juga merupakan suatu retensi mekanis. Setelah
preparasi selesai dilakukan tahap selanjutnya perlu dilakukan pengecekan tepi kavitas agar
tidak ada email dan dentin karies yang tersisa sehingga tidak menyebabkan karies sekunder.
Selanjutnya adalah pembersihan kavitas, semua debris dan sisa preparasi diirigasi dengan
aquade ststeril dan kemudian dikeringkan. Terakhir kavitas perlu diperiksa lagi dari berbagai
aspek sebelum dilakukan penumpatan.
2. Tahap Persiapan Bahan
Rasio powder dan liquid yang dianjurkan oleh pabrik. Dilakukan pada paper pad,
Powder & Liquid terpisah. Serbuk dibagi menjadi 2 bagian, I bagian dicampur sampai
konsistensi milky, sisanya di mixing dan dilakukan wkt total 45-60 detik (tgt pabrik)
a. Mixing
• dicampur dengan cepat dengan cara melipat. Pengadukan harus selesai dalam waktu 40 detik.
• Cairan tidak boleh dikeluarkan sampai tepat sebelum waktu pengadukan dilaksanakan (terjadi
penguapan air penaikan viskositas).
• Konsistensi adonan :
Terlihat kental dan berkilat di permukaan asam poliakrilat masih basah & dapat melekat ke
struktur gigi
b. Penempatan bahan ke dalam kavitas
• Adukan semen segera ditempatkan dengan alat plastis filling dan syringe insulin ke dalam
kavitas gigi
• Selanjutnya dipasang sebuah matriks yang sudah dibentuk terlebih dahulu (untuk memberi
kontur)
c. Penyelesaian permukaan dari semen yang telah mengeras
• Prosedur penyelesaian
lanjutan, dianjurkan waktu penyelesaian selama 10 menit
• untuk mengurangi resiko rusaknya permukaan atau warna restorasi menjadi agak kurang
d. Prosedur pasca restorasi
• Tambalan harus dilapisi lagi dengan bahan pelindung karena tepi semen yang terbuka akibat
baru dirapikan masih peka terhadap lingkungan Oleh karena itu, restorasi GIC dilindungi
dengan lapisan varnish atau resin.
c. Aseton 14%
Komposisi bubuknya terdiri dari kuarsa (SiO2), alumina (Al2O3), aluminium fluorida (AlF3), kalsium fluorida
(CaF2), natrium fluorida (NaF), kriolit (Na3AlF6), dan aluminium fosfat (AlPO4), yang digabung dengan cara dipanaskan
hingga suhu 1100–1500°C sehingga membentuk kaca yang homogen dengan bentuk ikatan
SiO2Al2O3CaF2Na3AlF6AlPO4.Untuk memberikan sifat radiopak maka ditambahkan lantanum oksida (La2O3) dan
stronsium oksida (SrO).
Cairannya mengandung 40-50% larutan 2:1 kopolimer asam akrilik-asam itakonik atau kopolimer asam
maleik / asam akrilik. Asam itakonik atau asam maleik meningkatkan reaktivitas cairan, mengurangi kekentalan, dan
mengurangi kecenderungan menjadi gel. Penambahan komponen asam tartarik untuk memudahkan pelepasan ion
dari bubuk kaca, memperbaiki karakteristik manipulasi, meningkatkan waktu manipulasi, dan memperpendek waktu
pengerasan.
· Lesi erosi servikal, kemampuan semen glass ionomer untuk melekatkan secara kimiawi dengan
dentin, menyebabkan semen glass ionomer saat ini menjadi pilihan utama dalam merestorasi lesi
erosi servikal. Bahan ini juga memiliki kekerasan yang cukuo untuk menahan abrasi akibat sikat gigi.
· Sebagai bahan perekat atau luting (luting agent), Karena semen glass ionomer ini memiliki
beberapa keunggulan seperti ikatannya dengan dentin dan email. Aktivitas kariostatik, flow yang
lebih baik, kelarutan yang lebih rendah dan kekuatan yang lebih besar maka sebagai luting agent
semen ini diindikasikan untuk pasien dengan frekuensi karies tinggi atau pasien dengan resesi
ginggiva yang mememrlukan kekuatan dan aktifitas kariostatik misalnya pada pemakai mahkota
tiruan ataupun gigi tiruan jembatan.
· Semen glass ionomer dapat digunakan sebagai base atau liner di bawah tambalan komposit resin
pada kasus kelas I, kelas II, kelas III, kelas V dan MOD. Bahan ini berikatan secara mikromekanik
dengan komposit resin melalui etsa asam dan member perlekatan tepi yang baik. Perkembangan
dentin bonding agents yang dapat member perlekatan yang baik antara dentin dan resin hanya
dapat digunakan pada lesi erosi servikal. Bila kavitasnya dalam atau luas, bonding sering kali gagal.
Untuk memperbaiki mekanisme bonding dan melindungi pulpa dari irirtasi, semen glass ionomer
digunakan sebagaibahan sub bonding
· Sebagai base yang berikatan secara kimiawi di bawah restorasi amalgam mempunyai kerapatan
tepi yang kurang baik sehingga dengan adanya base glass ionomer dapat mencegah karies sekunder
terutama pada pasien dengan insidens karies yang tinggi. Dalam keadaan sperti ini, proksimal box
diisi dengan semen cermet sampai ke dalam 2 mm dan sisanya diisi amalgam.
· Untuk meletakkan orthodontic brackets pada pasien muda yang cenderung mengalami karies
melalui etsa asam pada email. Dengan adanya perlepasan fluor maka semen glass ionomer dapat
mengurangi white spot yang umumnya nampak disekeliling orthondontic brackets.
· Sebagai fissure sealant karena adanya pelepasan fluor. Rosedur ini memerlukan perluasan fissure
sebelum semen glass ionomer diaplikasikan.
· Semen glass ionomer yang diperkuat dengan logam seperti semen cermet dapat digunakan untuk
membangun inti mahkota pada gigi yang telah mengalami kerusakan mahota yang parah.
· Restorasi gigi susu. Penggunaan semen glass ionomer pada gigi susu sangat berguna dalam
mencegah terjadinya karies rekuren dan melindungi email gigi permanen.
· Untuk perawatan dengan segera pasien yang mengalami trauma fraktur. Dalam hal ini semen
menyekat kembali dentin yang terbuk dalam waktu yang singka.
· Sederhana untuk ditangani secara klinik dan tidak mahal.
· Penyatuan kimia dengan enamel dan dentin dalam proses adhesi sehingga tidak bocor
(mikroleakage).
· Secara bekelanjutan ,ion bertukar dengan struktur gigi sehingga membantu proses demineralisasi.
· Sangat estetik dan bisa digabung dengan composite resin jika dibutuhkan.
· Ideal untuk digunakan dalam karies tingkat tinggi karena adanya adhesi kimia dan melepaskan
fluoride secara berkelanjutan.
· Tahan dalam jangka waktu yang lama.
· Restorasi pada lesi erosi/abrasi tanpa preparasi kavitas.
· Penutupan/penumpatan pit dan fisura oklusal.
· Restorasi gigi sulung.
· Restorasi lesi karies klas V.
· Restorasi lesi karies klas III, diutamakan yang pembukaannya dari lingual/palatinal belum
melibatkan bagian labial