Terdapat perbedaan anatomis dan fisiologis antara gigi permanen dan decidui, tidak
hanya pada bentuk dan ukuran preparasi tapi juga pada pemilihan material restorasi. Adapun
perbedaannya:
1. Syarat-syarat Preparasi
Black (1924) menentukan beberapa aturan preparasi yang perlu diikuti untuk restorasi
gigi permanen yang karies. Restorasi gigi sulung masih mengikuti prinsip preparasi Black
1. Outline form.
Outline form yaitu pola menentukan bentuk luar suatu preparasi kavitas. Beberapa hal
outline form.
b. Semua pit, fisur dan developmental groove yang terkena karies harus dimasukkan
e. Extention for prevention dari Black menyatakan bahwa tepi – tepi kavitas harus
ditempatkan pada daerah – daerah gigi yang imun terhadap karies, yaitu pada
Membuang jaringan karies atau yang diduga akan karies digunakan ekskavator atau bur
bulat kecepatan rendah. Pada kavitas yang dangkal dilakukan serentak karena jaringan
karies sudah terambil ketika membentuk resistance dan retention form. Karies tidak boleh
ditinggalkan dalam kavitas karena bila terjadi kebocoran tumpatan, bakteri yang tinggal
Resistance form bertujuan membentuk preparasi kavitas sedemikian rupa sehingga gigi
dan tumpatan cukup kuat menerima tekanan serta menahan daya kunyah. Berikut adalah
a. Enamel yang tidak disokong dentin yang sehat dibuang. Bila pada kavitas Klas II
overhanging enamel sedemikian besar, enamel yang tidak disokong dentin sehat
perlu dihilangkan. Dengan demikian akan menyebabkan sisa jaringan gigi
menjadi tipis. Dalam hal ini perlu diisi terlebih dahulu bagian undermine
d. Line angle harus dibulatkan dan enamel harus didukung dentin yang sehat.
e. Cavo surface angle harus tegak lurus untuk mengurangi fraktur pinggir restorasi
tersebut memperoleh pegangan yang kuat dan tidak mudah bergeser terhadap daya
5. Convenience form.
memudahkan untuk bekerja dengan alat – alat, baik dalam hal preparasi maupun
a. Pada kavitas pit dan fisur, di permukaan luar hanya terdapat kavitas yang kecil dan
sempit. Tetapi bagian dalam kavitas sudah meluas. Sehubungan dengan ini maka
kavitas perlu dilebarkan pada permukaan luar sebelum kavitas sebelah dalam
dipreparasi.
b. Pada kavitas aproksimal, di mana masih ada kontak dengan gigi tetangga yang
letaknya tersembunyi dan tidak terlihat dari luarnya. Untuk preparasi kavitas tersebut
sebelumnya harus dipreparasi dahulu jaringan gigi sebelah oklusal, bukal, lingual /
Finishing the enamel margin adalah tindakan untuk membuat dinding yang halus dan rata
b. Kavitas diperiksa lagi pada kavitas, mungkin masih terdapat jaringan karies yang
c. Kemudian dinding – dinding kavitas, diulas dengan alkohol atau stelirizing agent
d. Kavitas yang telah memenuhi syarat tersebut di atas harus tetap dijaga terhadap
semua kotoran – kotoran, kuman – kuman dan saliva dengan memblokir kelenjar
ludah dengan cotton roll sebelum pemberian basis dan mengisi tumpatan.
sulung, diantaranya:
1. Usia anak
Usia anak akan berpengaruh terhadap perilakunya, apakah anak tersebut dapat
dipasangkan rubber dam dan jenis anastesi lokal apa yang dapat digunakan. Usia anak juga
menentukan berapa lama kita menginginkan restorasi tersebut tetap ada di dalam mulut
anak,misalnya restorasi pada gigi molar pertama pada anak 9 tahun tidak sama dengan
restorasi molar pertama pada anak 6 tahun.
2. Caries risk
Restorasi yang digunakan pada anak dengan risiko karies yang tinggi berbeda dengan
restorasi yang digunakan pada anak dengan risiko karies rendah, biasanya menggunakan
bahan yang dapat mengeluarkan fluoride. Glass ionomer tidak ideal dipakai pada anak dengan
risiko karies tinggi karena tingkat keasaman mulut anak tersebut tinggi, tetapi glass ionomer
dapat dipakai untuk initial caries control pada kasus rampant karies. Stainless-steel crown
dapat digunakan untuk anak dengan risiko karies yang tinggi.
Pada anak yang dinilai tidak kooperatif, maka restorasi dengan technique-sensitive
tidaklah tepat, sehingga dapat digunakan amalgam yang dapat mentolerir kondisi jika terjadi
kontaminasi saliva tanpa merubah kekuatannya. RMGI pada karies gig sulung anterior dapat
digunakan untuk memperlambat porses terjadinya karies dan dapat digunakan sebagai
restorasi sementara sebelum nantinya diganti dengan restorasi lebih kuat jika sudah terjadi
perubahan perilaku pada anak.
1. Composite Resin
a. Kelebihan komposit
Adhesif
Estetik
Dapat diatur kapan waktu settingnya karena untuk setting harus dilakukan curing
Kekuatan cukup
b. Kekurangan komposit
Technique sensitive
Lebih mahal
2. Kompomer
Kompomer yang disebut juga sebagai polyacid-modified composite resin, adalah bahan
material yang estetis untuk merestorasi gigi karena karies. Kompomer dipasarkan sebagai bahan
dental baru yang akan memberikan manfaat gabungan dua unsur pembentuk utama, yaitu
dimethacrylate monomer dengan dua kelompok carboxylic dan filler, sama dengan semen
ionomer kaca yang dapat melepaskan ion.. Bahan ini akan mengeras oleh radikal bebas dari
reaksi polimerisasi, tidak memiliki kemampuan untuk melekat pada jaringan gigi yang keras dan
mempunyai level pengeluaran fluor yang lebih rendah dari GIC.
1. Kelas I desidui
2. Kelas II desidui
3. Kelas III
4. Kelas V
2. Jika pasien mempunyai riwayat alergi terhadap satu atau lebih bahan restorasi resin,
5. Restorasi lesi karies di bagian akar, dimana daerah tersebut lebih cocok menggunakan
6. Pada kotak interproksimal yang dalam, karena peningkatan jarak dari sumber cahaya.
2. Light cure membuat bahan tumpatan menjadi cepat mengeras sehingga bisa segera
4. Apabila restorasinya sudah ditumpatkan dengan benar ke dalam kavitas gigi, maka akan
mencegah terjadinya celah tepi (marginal leakage), yang akan menyebabkan terjadinya
5. Sistem light cure memungkinkan kita untuk dapat menambah bahan restorasi yang baru
walaupun bahan restorasi yang semula telah mengeras. Ini sangat menguntungkan para
dokter gigi karena apabila kompomer yang kita tumpatkan ternyata kurang, kita bisa
waktu.
6. Warnanya estetis (sewarna dengan gigi) serta mudah diaplikasikan (dikemas dalam satu
marginal antara gigi dan bahan restorasi menjadi buruk sehingga mempermudah
2) Ikatan (bonding) terhadap dentin bisa jadi bermasalah, terutama pada preparasi di daerah
3) Penggantian cusps gigi yang hilang pada preparasi yang besar di gigi posterior telah
langsung.
5) Pasien dan operator sensitif terhadap komponen dari adhesif resin, khususnya
hydroxyethylmethacrylate (HEMA).
6) Sulit untuk melakukan diagnosa dan interpretasi restorasi kompomer apabila ditinjau dari
segi radiografi.
Ada beberapa bahan yang digunakan sebagai pilihan dalam merestorasi gigi.Salah
satunya adalahGlass Ionomer Cement (GIC).Penggunaan GIC selain bertujuan untuk nilai estetik
pada gigi anterior dikarenakan warna yang mirip dengan warna gigi, juga digunakan sebagai
perawatan untuk daerah yang terkikis (tipe II), sebagailutting agent (tipe I) dan sebagai bahan
basis danliner (tipe III).
GIC adalah salah satu bahan yang cocok digunakan dalam merestorasi gigi sulung.Bahan
ini pertama kali ditemukan oleh Wilson dan Kent pada tahun 1965.Bahan material ini umumnya
lebih rapuh daripada resin komposit, namun memiliki kelebihan yaitu dapat berikatan
dengan enamel dan dentin tanpaetching.Saat bahan ini digunakan di dalam mulut,maka ia akan
tetap retensi secara kimia pada mulut dan berikatan secaraadhesive.
A. Sifat-Sifat GIC
Perlekatan terhadap dentin dan email berupa ikatan kimia antara ion kalsium dari jaringan
gigi dan ion COOH dari semen ionomer kaca. Ikatan dengan enamel dua kali lebih besar
daripada ikatannya dengan dentin. Dengan sifat ini maka kebocoran tepi tambalan dapat
dikurangi.
2. Anti karies
Semen ionomer kaca mengandung ion fluor dalam konsistensi tinggi yang dilepaskan terus
menerus berkaitan dengan struktur gigi sehingga gigi lebih tahan terhadap karies.
3. Biokompatibilitas
3. Semen glass ionomer dapat digunakan sebagai base atau liner di bawah tambalan
komposit resin pada kasus kelas I, kelas II, kelas III, kelas V dan MOD
5. Sebagai fissure sealant -> untuk fissure dan pit yang dalam
GIC tipe luting semen sangat baik untuk sementasi permanen mahkota, jembatan,veneer
dan lainnya. Dapat digunakan sebagai liner komposit.Secara kimiawi berikatan dengan dentin
enamel, logam mulia dan porselen.Memiliki translusensiyang baik dan warna yang baik,
dengan kekuatan tekan tinggi.GIC yang diberikanpada dasar kavitas akan menghasilkan ion
fluorida serta berkurangnya sensitifitasgigi, perlindungan pulpa dan isolasi. Hal ini
mengurangi timbulnya kebocoranmikro ( micro-leakage) ketika digunakan sebagai semen
inlay komposit atau onlay (Craig, 2004).
b. Type II – Restorasi
Karena sifat perekatnya, kerapuhan dan estetika yang cukup memuaskan, GIC juga
digunakan untuk mengembalikan struktur gigi yang hilang seperti abrasi servikal.Abrasi
awalnya diakibatkan dari iritasi kronis seperti kebiasaan menyikat gigi yang terlalu keras
(Craig, 2004).
GIC type II dibagi menjadi dua yaitu:
1. Restorative aesthetic
Pada teknik sandwich, GIC dilibatkan sebagai pengganti dentin, dan komposit sebagai
pengganti enamel. Bahan-bahan lining dipersiapkan dengan cepat untuk kemudianmenjadi
reseptor bonding pada resin komposit (kelebihan air pada matriks GIC dibersihkan agar dapat
memberikan kekasaran mikroskopis yang nantinya akan ditempatkan oleh resin sebagi
pengganti enamel (Anusavice, 2009).
d. Type IV – Fissure Sealants
Tipe IV GIC dapat digunakan juga sebagai fissure sealant.Pencampuran bahan dengan
konsistensi cair, memungkinkan bahan mengalir ke lubang dan celah gigi posterior yang
sempit (Powers, 2008).
e. Type V - Orthodontic Cements
Pada saat ini, braket ortodonti paling banyak menggunakan bahan resin komposit.Namun
GIC juga memiliki kelebihan tertentu.GIC memiliki ikatan langsung ke jaringan gigi oleh
interaksi ion Polyacrylate dan kristal hidroksiapatit, dengan demikian dapat menghindari etsa
asam. Selain itu, GIC memiliki efek antikariogenik karena kemampuannya melepas fluor. Bukti
dari tinjauan sistematis uji klinis menunjukkan tidak adanya perbedaan dalam tingkat
kegagalan braket Ortodonti antara resin modifikasi GIC dan resin adhesif (Powers, 2008).
Beberapa dokter gigi menggunakan GIC sebagai inti (core), mengingat kemudahan GIC
dalam jelas penempatan, adhesi, fluor yang dihasilkan, dan baik dalam koefisienekspansi
termal.Logam yang mengandung GIC (misalnya cermet, Ketac perak, EspeGMbH, Germanyn)
atau campuran GIC dan amalgam telah populer. Saat ini, banyak GIC konvensional yang
radiopaque lebih mudah untuk menangani daripada logamyang mengandung bahan-bahan lain.
Namun demikian, banyak yang menganggap GICtidak cukup kuat untuk menopang inti (core).Maka
direkomendasikan bahwagigi harus memiliki minimal dua dinding utuh jika menggunakan
GIC (Powers, 2008).
g. Type VII - Fluoride releasing
ART adalah metode manajemen karies yang dikembangkan untuk digunakan dinegara-negara
dimana tenaga terampil gigi dan fasilitas terbatas namun kebutuhan penduduk tinggi.Hal ini
diakui oleh organisasi kesehatan dunia. Teknik menggunakan alat-alat tangan sederhana
(seperti pahat dan excavator) untuk menerobos enamel dan menghapus karies sebanyak
mungkin. Ketika karies dibersihkan,rongga yang tersisa direstorasi dengan menggunakan GIC
viskositas tinggi. GIC memberikan kekuatan beban fungsional (Craig, 2004).
i. Type IX - Deciduous teeth restoration
Restorasi gigi susu berbeda dari restorasi di gigi permanen karena kekuatan kunyahdan
usia gigi. Pada awal tahun 1977, disarankan bahwa semen ionomer kaca dapat memberikan
keuntungan restoratif bahan dalam gigi susu karena kemampuan GIC untuk melepaskan fluor
dan untuk menggantikan jaringan keras gigi, serta memerlukan waktu yang cepat dalam
mengisi kavitas. Hal ini dapat dijadikan keuntungan dalam merawat gigi pada anak-anak.
Namun, masih diperlukan tinjauanklinis lebih lanjut (Craig, 2004)
D. Manipulasi GIC
asam poliakrilik 10% aatau 25% tanik, kemudian dicuci dengan air dan keringkan.
tipis perlu dibentuk dengan burnisher sehingga dapat berkontak dengan gigi danwedged
3. Powder danliquiddikeluarkan dengan jumlah yang tepat pada paper pad. Bubuk dibagi
4. Manipulasi dilakukan dengan gerakan melipat searah. Hal ini dikarenakan bentuk
molekul GIC yang kotak dan hanya bisa tercampur dengan cara melipat
5. Sisa powder ditambahkan dan total waktu yang digunakan untuk mencampuradalah 30–
6. Bahan dimasukkan sedikit demi sedikit ke bagian kavitas yang terdalam terlebih dahulu
dengan ujung instrumen yang kecil atau dengan menggunakansyringeyang khusus lalu
Resin modified ionomer cement atau RMGI adalah glass ionomer/ resin hybrid yang yang
cukup menahan reaksi asam-basa dalam semua proses curing .material ini memiliki dua reaksi
setting:
Tipe ke-3 dari RMGI disebut dengan “tri-cured” material. Yang memiliki tiga reaksi setting :
Bahan RMGIC ditemukan pada tahun 1988-1989.Komposisinya terdiri dari Glass Ionomer
dan HEMA (hidroxyethyl methacrylate). Photo Initiator, Chemical Initiator, Hybrid ionomer set
dengan reaksi asam basa dan light cured serta polimerasi self cured resin. Bahan semen ini
kadang juga direferensikan sebagai hybird glass ionomers atau dalam kasus tipe II dan tipe III
sebagai light-cured glass ionomers
Penambahan resin pada GIC bertujuan untuk mengatasi masalah sensitifitas bahan pada
saat pengerasan dan mempercepat waktu pengerasan. Saat ini RMGIC mulai menggantikan
glass ionomer konvensional dan dapat digunakan untuk semua indikasi glas-ionomer
konvensional ditambah dengan kegunaan lainnya. Bahan ini dianjurkan untuk digunakan pada
restorasi laminasi karena pengerasannya lebih cepat dan adaptasi interfasial dengan dentin
yang lebih baik dari resin komposit. Ikatan RMGIC dengan resin komposit terbentuk karena
terjadi reaksi kimia diantara kedua bahan ini.Penggunaan RMGIC sendiri umumnya dilakukan
untuk restorasi pada daerah dengan tekanan rendah (gigi depan di daerah servikal, kelas III,
kelas V, kelas I gigi susu), dan pasien dengan resiko karies tinggi (hal ini sering terjadi pada
anak-anak).
A. Keuntungan RMGI
a) Adhesive
b) Aesthetic
c) Mudah diapliasikan
B. Kekurangan RMGI
c) Menyerap air
Restorasi transisi
B. Manipulasi RMGI
Buka tutup dari pencampur clicker, keluarkan sedikit bahan pada mixing pad dengan
menekan pasta 2-3 detik, biasa penekanan selama 2 detik, pasta akan keluar dalam jumlah yang
sama (rasio beratnya 1,3:1,0). Campurkan bahan dengan spatula selama 20 detik sampai warna
merata terbentuk, hindari terbentuknya rongga udara. Kavitas yang akan direstorasi
sebelumnya diberikan conditioner berupa nano primer dan disinari dengan light cure selama
15 detik. Pengerasan RMGIC membutuhkan sinar light cure, kedalaman maksimum bahan
untuk penyinaran tidak boleh lebih dari 2 mm. Sinari RMGIC ini selama kira-kira 20-30 detik dan
kemudianbahan restorasi dapat dipolis.
1. Anastesi lokal dan lakukan isolasi daerah kerja menggunakan rubber dam.
2. Outline form dari kavitas harus mengikuti tepi dari garis karies yang ada sehingga tidak
diperlukannya pengambilan jaringan sehat yang berlebihan. Dovetail pada bagian oklusal
tidak diperlukan untuk restorasi pada bagian interproksimal, tetapi hanya menambahkan
3. Buang semua bagian karies yang lunak menggunakan round bur yang pelan atau
4. Berhati-hatilah dengan kamar pulpa yang besar karena akan mudah menyebabkan
5. Oleskan 10% polyacrylic acid pada bagian dentin selama 10 detik. Setelah itu bersihkan,
dan keringkan.
9. Agar tidak terjadinya penempelan adonan pada instrumen, maka gunakan sedikit cairan
10. Restorasi akhir harus dijaga tetap kering. Polimerisasi dari GIC akan bekerja selama 20
detik.
11. Setelah selesai penambalan, lakukan pengecekan kembali kontak oklusi menggunakan
artikulating paper.
PROSEDUR KERJA RK
2. Restorasi Klas I
1. Outline form merupakan dovetail, termasuk semua fisur, daerah karies, pit dan
groove yang dalam dan telah rusak diikutkan dalam preparasi. Lebarnya kira – kira
2. Outline form ke bagian distal dan mesial sejajar dengan marginal ridge.Ketebalan
Gambar 4
2. Semua line angle dibulatkan, untuk mengurangi tekanan internal dan memudahkan
kondensasi.
4. Sudut cavo surface tajam jelas (90°) untuk membantu pada waktu carving, polis dan
3. Restorasi Kelas II
Preparasi
a. Memasang isolasi.
c. Melakukan preparasi bagian boks proksimal, dimulai dari garis tepi ke arah gingival
dan meluas ke arah bukolingual, membentuk sudut yang tepat antara dinding gingival,
dengan dinding bukal dan lingual yang sejajar terhadap kontur gigi, serta melebar di
bagian servikal. Membebaskan titik kontak dan mengusahakan tidak merusak gigi
tetangga.
e. Membuang sisa jaringan karies dengan ekskavator tajam atau bur bulat dengan low-
speed handpiece.
g. Membuang jaringan email yang menggaung di sisi bukal, lingual atau dinding gingiva
Penumpatan
a. Bila atap pulpa tipis, perlu dilapisi dengan pelindung pulpa, kemudian dilakukan
c. Kemudian pasang kembali wooden wedge di antara matriks dan gigi tetangga di
atas 18ingival.
d. Menyiapkan triturasi amalgam, mengisi kavitas klas II, dimulai di bagian boks
berlebih.
sedangkan di garis tepi ridge dengan ujung sonde atau Hollenback (amalgam)
carver.
h. Membuang sisa amalgam dibagian bukal, lingual dan tepi 19ingival dengan sonde
atau hollenback carver, periksa tinggi garis 19ingival sesuaikan dengangigi tetangga
serta antagonis.
l. Memeriksa oklusi.
Preparasi
1. Buat outline form preparasi kavitas karies proksimal Preparasi dimulai dari
permukaan palato proksimal dengan bur bulat dengan arah bur tegak lurus bidang
2. Selanjutnya kavitas dibentuk sesuai outline preparasi yang telah dibuat dengan
dihaluskan dengan fine finishing diamond bur sehingga diperoleh hasil preparasi yang
halus
18GGGGG
yang sesuai. Matriks strip ditempatkan di permukaan aproksimal dan wedge yang
kecil dipasang pada tepi gingival untuk menahan matriks terhadap permukaan gigi.
Penumpatan
2. Kavitas dibersihkan dan dikeringkan, kemudian ulasi dengan bahan conditioner serta
ditunggu selama 15 detik, cuci dan keringkan kembali untuk persiapan penumpatan.
3. Manipulasi bahan tumpat GIC, Rasio powder dan liquid sesuai yang dianjurkan oleh
pabrik pengadukan dilakukan pada paper pad, powder dan liquid terpisah. Powder
dibagi menjadi 2 bagian, 1 bagian dicampur dengan liquid selama 20 detik, sisanya
di mixing dan dilakukan waktu total 45-60 detik dicampur dengan cepat dengan cara
melipat. Cairan tidak boleh dikeluarkan sampai tepat sebelum waktu pengadukan
sampai terlihat kental dan berkilat di permukaan asam poliakrilat masih basah &
kavitas.2
5. Bahan tumpat kedua, yang agak sedikit berlebih, diletakkan diatas bahan pertama.
Pita matriks dikencangkan disekitar gigi, dan tumpatan diperiksa untuk melihat
6. Sebelum terjadi pengerasan, sisa bahan yang melebihi matriks dibersihkan dengan
ujung sonde dan matriks ditahan pada posisinya sampai bahan mengeras. Bila sudah
terjadi pengerasan awal, pita matriks dapat dilepas. Pengerasan ini terjadi kira-kira 3
Finishing
Setelah restorasi dibentuk dan pemolesan dilakukan 24 jam setelah penumpatan dengan
menggunakan white points atau set fine finishing bur atau super fine diamond points
dengankecepatan rendah. Setelah itu restorasi dapat segera dilapisi dengan varnish
menggunakan pinset dan gulungan kapas. Cara ini akan mencegah agar semen tidak
5. Restorasi Kelas V
Preparasi
1. Buat outline form preparasi kavitas karies servikal berbentuk ginjal Preparasi kavitas
mencapai dentin dilanjutkan dengan pemakaian fissure diamond bur yang berujung
Penumpatan
2. Kavitas dibersihkan dan dikeringkan, kemudian ulasi dengan bahan conditioner serta
ditunggu selama 15 detik, cuci dan keringkan kembali untuk persiapan penumpatan.
3. Manipulasi bahan tumpat GIC, Rasio powder dan liquid sesuai yang dianjurkan oleh
pabrik pengadukan dilakukan pada paper pad, powder dan liquid terpisah. Powder
dibagi menjadi 2 bagian, 1 bagian dicampur dengan liquid selama 20 detik, sisanya
di mixing dan dilakukan waktu total 45-60 detik dicampur dengan cepat dengan cara
melipat. Cairan tidak boleh dikeluarkan sampai tepat sebelum waktu pengadukan
sampai terlihat kental dan berkilat di permukaan asam poliakrilat masih basah &
4. GIC dimasukkan kedalam kavitas, matriks dipasang diatasnya dan ditahan pada
posisinya sampai bahan mengeras. Matriks berbentuk ginjal yang konkaf dapat
cukup lunak untuk dibentuk sehingga dapat menciptakan aposisi tepi yang baik.
Untuk mempermudah pemasangan matriks ini, matriks dapat dicekatkan sementara ke
pemampat berbentuk silindris dengan varnish. Hanya tekanan ringan yang boleh
diaplikagican sehingga matriks tidak akan berubah bentuk dan kontur restorasi tidak
akan berubah. Bila bahan tumpatan sudah mengeras, matriks dapat dilepas.
Finishing
Setelah restorasi dibentuk dan pemolesan dilakukan 24 jam setelah penumpatan dengan
menggunakan white points atau set fine finishing bur atau super fine diamond points
menggunakan pinset dan gulungan kapas. Cara ini akan mencegah agar semen tidak
6. Pemolesan
kontaminasi air, sehingga tahap finishing dan poles dilakukan pada 24 jam setelah
menggunakan bur batu putih (white stone), bur tungsten carbide dan karet abrasif
dengan kecepatan rendah. Keluar masuknya air dari GIC dalam 24 jam pertama akan
menurunkan sifat figic dan estetik, sehingga diperlukan lapisan pelindung yang kedap
air. Beberapa lapisan pelindung yang saat digunakan adalah varnis dan bonding.
Varnis merupakan larutan resin, shellac, copal, sandarac, dan medikamen lain dalam
pelarut yang mudah menguap seperti eter atau alkohol. Pada penguapannya, varnis
membentuk lapisan tipis yang lengket atau film yang merupakan barier terhadap efek
berbahaya dari cairan atau bahan pengiritasi. Varnis yang diaplikagican di atas
permukaan GIC bertujuan untuk mencegah kontaminasi air dan saliva selama 24 jam
pertama setelah penempatan tumpatan GIC di dalam kavitas. Selain itu, varnis juga
digunakan untuk melindungi GIC yang belum mengeras secara sempurna dari
dalam varnis yang digunakan sebagai bahan pelindung GIC di bawah ini:
Restorasi merupakan perawatan untuk mengembalikan struktur anatomi dan fungsi pada gigi,
yang disebabkan karies, fraktur, atrisi, abrasi dan erosi. Restorasi dapat dibagi atas dua bagian
yaitu plastis dan rigid. Restorasi plastis adalah teknik restorasi dimana preparasi dan pengisian
tumpatan dikerjakan pada satu kali kunjungan, tidak memerlukan fasilitas laboratorium dan
murah. Tumpatan plastis cenderung digunakan ketika struktur gigi cukup banyak untuk
mempertahankan integritas dengan bahan tumpatan. Restorasi rigid merupakan restorasi yang
dibuat di laboratorium dental dengan menggunakan model cetakan gigi yang dipreparasi
kemudian disemenkan pada gigi. Umumnya restorasi ini membutuhkan kunjungan berulang dan