Anda di halaman 1dari 28

RESTORASI ANTERIOR DAN POSTERIOR PADA GIGI DECIDUI

A. Preparasi Gigi Decidui

Terdapat perbedaan anatomis dan fisiologis antara gigi permanen dan decidui, tidak

hanya pada bentuk dan ukuran preparasi tapi juga pada pemilihan material restorasi. Adapun

perbedaannya:

 Gigi decidui lebih kecil daripada gigi permanen

 Ketebalan enamel 1-1,5mm

 Pit dan fisur pada gigi molar decidui lebih sedikit

 Permukaan oklusal lebih kecil, terutama pada gigi molar 1

 Kamar pulpa lebih besar

 Dentin lebih tipis kecuali pada fossa oklusal

 Bentuk molar terutama pada gigi molar 2 lebih bulat

1. Syarat-syarat Preparasi

Black (1924) menentukan beberapa aturan preparasi yang perlu diikuti untuk restorasi

gigi permanen yang karies. Restorasi gigi sulung masih mengikuti prinsip preparasi Black

dengan beberapa modifikasi.

Prinsip – prinsip Black untuk preparasi kavitas ada tujuh, yaitu :

1. Outline form.

Outline form yaitu pola menentukan bentuk luar suatu preparasi kavitas. Beberapa hal

yang harus diperhatikan dalam menentukan outline form antara lain:


a. Tempat atau permukaan yang mudah diserang karies harus dimasukkan dalam

outline form.

b. Semua pit, fisur dan developmental groove yang terkena karies harus dimasukkan

dalam outline form.

c. Tonjol – tonjol gigi sebaiknya tidak dimasukkan dalam outline form.

d. Harus diusahakan jangan sampai ada dinding enamel yang tipis.

e. Extention for prevention dari Black menyatakan bahwa tepi – tepi kavitas harus

ditempatkan pada daerah – daerah gigi yang imun terhadap karies, yaitu pada

tempat – tempat di mana kemungkinan terjadinya karies kecil.

2. Removal of caries (Membuang jaringan karies).

Membuang jaringan karies atau yang diduga akan karies digunakan ekskavator atau bur

bulat kecepatan rendah. Pada kavitas yang dangkal dilakukan serentak karena jaringan

karies sudah terambil ketika membentuk resistance dan retention form. Karies tidak boleh

ditinggalkan dalam kavitas karena bila terjadi kebocoran tumpatan, bakteri yang tinggal

di kavitas akan menjadi aktif.

3. Resistance form (Membuat bentuk resistensi).

Resistance form bertujuan membentuk preparasi kavitas sedemikian rupa sehingga gigi

dan tumpatan cukup kuat menerima tekanan serta menahan daya kunyah. Berikut adalah

hal – hal yang perlu diperhatikan :

a. Enamel yang tidak disokong dentin yang sehat dibuang. Bila pada kavitas Klas II

overhanging enamel sedemikian besar, enamel yang tidak disokong dentin sehat
perlu dihilangkan. Dengan demikian akan menyebabkan sisa jaringan gigi

menjadi tipis. Dalam hal ini perlu diisi terlebih dahulu bagian undermine

(dasarnya) dengan semen Zn fosfat.

b. Dengan kedalaman kavitas 0,5 mm ke dalam dentin, kekuatan akan bertambah

dua kali jika isthmus didalamkan.

c. Isthmus harus dibuat 1/3 – ¼ jarak antar tonjol.

d. Line angle harus dibulatkan dan enamel harus didukung dentin yang sehat.

e. Cavo surface angle harus tegak lurus untuk mengurangi fraktur pinggir restorasi

dan memudahkan carving.

4. Retention form (Membuat bentuk retensi).

Retention form bertujuan membentuk kavitas sedemikian rupa sehingga tumpatan

tersebut memperoleh pegangan yang kuat dan tidak mudah bergeser terhadap daya

kunyah. Tumpatan tidak lepas ketika gigi berfungsi.

5. Convenience form.

Convenience form adalah upaya membentuk kavitas sedemikian rupa sehingga

memudahkan untuk bekerja dengan alat – alat, baik dalam hal preparasi maupun

memasukkan bahan tumpatan ke dalam kavitas. Pembuatan conveniece form untuk

preparasi tumpatan amalgam diperlukan juga sehingga meluaskan lapangan penglihatan

pada waktu preparasi. Misalnya :

a. Pada kavitas pit dan fisur, di permukaan luar hanya terdapat kavitas yang kecil dan

sempit. Tetapi bagian dalam kavitas sudah meluas. Sehubungan dengan ini maka
kavitas perlu dilebarkan pada permukaan luar sebelum kavitas sebelah dalam

dipreparasi.

b. Pada kavitas aproksimal, di mana masih ada kontak dengan gigi tetangga yang

letaknya tersembunyi dan tidak terlihat dari luarnya. Untuk preparasi kavitas tersebut

sebelumnya harus dipreparasi dahulu jaringan gigi sebelah oklusal, bukal, lingual /

palatal sekitar aproksimal kavitas yang baik.

6. Finishing the enamel margin (Menghaluskan dinding / tepi kavitas).

Finishing the enamel margin adalah tindakan untuk membuat dinding yang halus dan rata

dengan tujuan mendapatkan kontak marginal yang baik.

7. Toilet of the cavity (Membersihkan kavitas dari debris/sisa preparasi).

a. Kavitas dibersihkan dari debris dengan air.

b. Kavitas diperiksa lagi pada kavitas, mungkin masih terdapat jaringan karies yang

harus segera dikeluarkan.

c. Kemudian dinding – dinding kavitas, diulas dengan alkohol atau stelirizing agent

lain, dan dikeringkan dengan semprotan udara.

d. Kavitas yang telah memenuhi syarat tersebut di atas harus tetap dijaga terhadap

semua kotoran – kotoran, kuman – kuman dan saliva dengan memblokir kelenjar

ludah dengan cotton roll sebelum pemberian basis dan mengisi tumpatan.

B. Restorasi Gigi Decidui


Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menentukan bahan restorasi gigi

sulung, diantaranya:

1. Usia anak

Usia anak akan berpengaruh terhadap perilakunya, apakah anak tersebut dapat
dipasangkan rubber dam dan jenis anastesi lokal apa yang dapat digunakan. Usia anak juga
menentukan berapa lama kita menginginkan restorasi tersebut tetap ada di dalam mulut
anak,misalnya restorasi pada gigi molar pertama pada anak 9 tahun tidak sama dengan
restorasi molar pertama pada anak 6 tahun.

2. Caries risk

Restorasi yang digunakan pada anak dengan risiko karies yang tinggi berbeda dengan
restorasi yang digunakan pada anak dengan risiko karies rendah, biasanya menggunakan
bahan yang dapat mengeluarkan fluoride. Glass ionomer tidak ideal dipakai pada anak dengan
risiko karies tinggi karena tingkat keasaman mulut anak tersebut tinggi, tetapi glass ionomer
dapat dipakai untuk initial caries control pada kasus rampant karies. Stainless-steel crown
dapat digunakan untuk anak dengan risiko karies yang tinggi.

3. Kooperatif atau tidak

Pada anak yang dinilai tidak kooperatif, maka restorasi dengan technique-sensitive
tidaklah tepat, sehingga dapat digunakan amalgam yang dapat mentolerir kondisi jika terjadi
kontaminasi saliva tanpa merubah kekuatannya. RMGI pada karies gig sulung anterior dapat
digunakan untuk memperlambat porses terjadinya karies dan dapat digunakan sebagai
restorasi sementara sebelum nantinya diganti dengan restorasi lebih kuat jika sudah terjadi
perubahan perilaku pada anak.

Bahan Restorasi Gigi Decidui

1. Composite Resin

a. Kelebihan komposit

 Adhesif

 Estetik

 Dapat diatur kapan waktu settingnya karena untuk setting harus dilakukan curing

 Kekuatan cukup
b. Kekurangan komposit

 Technique sensitive

 Membutuhkan isolasi yang baik

 Lebih mahal

2. Kompomer

Kompomer yang disebut juga sebagai polyacid-modified composite resin, adalah bahan
material yang estetis untuk merestorasi gigi karena karies. Kompomer dipasarkan sebagai bahan
dental baru yang akan memberikan manfaat gabungan dua unsur pembentuk utama, yaitu
dimethacrylate monomer dengan dua kelompok carboxylic dan filler, sama dengan semen
ionomer kaca yang dapat melepaskan ion.. Bahan ini akan mengeras oleh radikal bebas dari
reaksi polimerisasi, tidak memiliki kemampuan untuk melekat pada jaringan gigi yang keras dan
mempunyai level pengeluaran fluor yang lebih rendah dari GIC.

a. Indikasi dan kontraindikasi kompomer

Indikasi penggunaan kompomer , yaitu:

1. Kelas I desidui

2. Kelas II desidui

3. Kelas III

4. Kelas V

5. Pit dan fissure sealant

Kontraindikasi penggunaan kompomer, yaitu:


1. Kelas I, Kelas II, Kelas IV, Kelas VI

2. Jika pasien mempunyai riwayat alergi terhadap satu atau lebih bahan restorasi resin,

termasuk sistem adhesive.

3. Preparasi proksimal yang terlalu besar pada gigi molar permanen.


4. Pada tempat/lokasi dimana lapangan kerja tidak bisa diisolasi, seperti preparasi bagian

distal dari gigi molar 3.

5. Restorasi lesi karies di bagian akar, dimana daerah tersebut lebih cocok menggunakan

glass ionomer cements.

6. Pada kotak interproksimal yang dalam, karena peningkatan jarak dari sumber cahaya.

b. Kelebihan dan kekurangan kompomer

Kelebihan lain dari kompomer adalah sebagai berikut:

1. Kompomer mampu melepaskan fluor

2. Light cure membuat bahan tumpatan menjadi cepat mengeras sehingga bisa segera

dilakukan finishing dan polishing.

3. Memiliki teknik penanganan yang lebih sederhana daripada resin komposit

4. Apabila restorasinya sudah ditumpatkan dengan benar ke dalam kavitas gigi, maka akan

mencegah terjadinya celah tepi (marginal leakage), yang akan menyebabkan terjadinya

staining, hipersensitivitas dentin, dan sekunder karies.

5. Sistem light cure memungkinkan kita untuk dapat menambah bahan restorasi yang baru

walaupun bahan restorasi yang semula telah mengeras. Ini sangat menguntungkan para

dokter gigi karena apabila kompomer yang kita tumpatkan ternyata kurang, kita bisa

memperbaiki restorasi tersebut dengan menambah kompomer di kavitas tersebut di lain

waktu.

6. Warnanya estetis (sewarna dengan gigi) serta mudah diaplikasikan (dikemas dalam satu

komponen berbentuk pasta).

7. Pembuangan jaringan tidak invasif.

Adapun kekurangan daripada kompomer adalah sebagai berikut:


1) Dapat terjadi polimerisasi shrinkage sekitar 2-3% yang akan menyebabkan adaptasi

marginal antara gigi dan bahan restorasi menjadi buruk sehingga mempermudah

terjadinya fraktur dari cusp gigi..

2) Ikatan (bonding) terhadap dentin bisa jadi bermasalah, terutama pada preparasi di daerah

marginal, contohnya pada dasar kavitas/box yang berada di bawah cemento-enamel

junction (CEJ) pada preparasi proksimal.

3) Penggantian cusps gigi yang hilang pada preparasi yang besar di gigi posterior telah

dianggap tidak sesuai apabila menggunakan kompomer yang ditumpatkan secara

langsung.

4) Absorpsi air akan menyebabkan terjadinya diskolorisasi (staining) pada daerah

permukaan dan marginal dari tumpatan setelah beberapa tahun.

5) Pasien dan operator sensitif terhadap komponen dari adhesif resin, khususnya

hydroxyethylmethacrylate (HEMA).

6) Sulit untuk melakukan diagnosa dan interpretasi restorasi kompomer apabila ditinjau dari

segi radiografi.

Ada beberapa bahan yang digunakan sebagai pilihan dalam merestorasi gigi.Salah
satunya adalahGlass Ionomer Cement (GIC).Penggunaan GIC selain bertujuan untuk nilai estetik
pada gigi anterior dikarenakan warna yang mirip dengan warna gigi, juga digunakan sebagai
perawatan untuk daerah yang terkikis (tipe II), sebagailutting agent (tipe I) dan sebagai bahan
basis danliner (tipe III).

GIC adalah salah satu bahan yang cocok digunakan dalam merestorasi gigi sulung.Bahan
ini pertama kali ditemukan oleh Wilson dan Kent pada tahun 1965.Bahan material ini umumnya
lebih rapuh daripada resin komposit, namun memiliki kelebihan yaitu dapat berikatan
dengan enamel dan dentin tanpaetching.Saat bahan ini digunakan di dalam mulut,maka ia akan
tetap retensi secara kimia pada mulut dan berikatan secaraadhesive.
A. Sifat-Sifat GIC

Sifat-sifat semen ionomer kaca adalah :


1. Perlekatan terhadap dentin dan email

Perlekatan terhadap dentin dan email berupa ikatan kimia antara ion kalsium dari jaringan
gigi dan ion COOH dari semen ionomer kaca. Ikatan dengan enamel dua kali lebih besar
daripada ikatannya dengan dentin. Dengan sifat ini maka kebocoran tepi tambalan dapat
dikurangi.
2. Anti karies

Semen ionomer kaca mengandung ion fluor dalam konsistensi tinggi yang dilepaskan terus
menerus berkaitan dengan struktur gigi sehingga gigi lebih tahan terhadap karies.
3. Biokompatibilitas

Semen ionomer kaca merupakan suatu bahan tambalan yang mempunyai


sifat biokompatibilitas yang cukup baik, artinya tidak mengiritasi jaringan pulpa sejauh
ketebalansisa dentin ke arah pulpa tidak berkurang dari 0,5 mm.
B. Indikasi GIC

Indikasi dari penggunaan GIC adalah:


1. Lesi erosi servikal

2. Sebagai bahan perekat atau luting (luting agent)

3. Semen glass ionomer dapat digunakan sebagai base atau liner di bawah tambalan

komposit resin pada kasus kelas I, kelas II, kelas III, kelas V dan MOD

4. Untuk meletakkan orthodontic brackets

5. Sebagai fissure sealant -> untuk fissure dan pit yang dalam

6. Restorasi gigi susu

7. Untuk perawatan dengan segera pasien yang mengalami trauma fraktur


C. Klasifikasi GIC

Klasifikasi Glass Ionomer Cement berdasarkan kegunaannya yaitu:


a. Type I – Luting cements

GIC tipe luting semen sangat baik untuk sementasi permanen mahkota, jembatan,veneer
dan lainnya. Dapat digunakan sebagai liner komposit.Secara kimiawi berikatan dengan dentin
enamel, logam mulia dan porselen.Memiliki translusensiyang baik dan warna yang baik,
dengan kekuatan tekan tinggi.GIC yang diberikanpada dasar kavitas akan menghasilkan ion
fluorida serta berkurangnya sensitifitasgigi, perlindungan pulpa dan isolasi. Hal ini
mengurangi timbulnya kebocoranmikro ( micro-leakage) ketika digunakan sebagai semen
inlay komposit atau onlay (Craig, 2004).
b. Type II – Restorasi

Karena sifat perekatnya, kerapuhan dan estetika yang cukup memuaskan, GIC juga
digunakan untuk mengembalikan struktur gigi yang hilang seperti abrasi servikal.Abrasi
awalnya diakibatkan dari iritasi kronis seperti kebiasaan menyikat gigi yang terlalu keras
(Craig, 2004).
GIC type II dibagi menjadi dua yaitu:
1. Restorative aesthetic

Memiliki warna translusen sehingga lebih mementingkan unsure estetik, dan


meminimalisir terjadinya microleakage, serta mampu melepas fluoride.
2. Restorative Reinforced

Memiliki setting time yang cepat, tidakterlalumementingkanestetik.

c. Type III – Liners and Bases

Pada teknik sandwich, GIC dilibatkan sebagai pengganti dentin, dan komposit sebagai
pengganti enamel. Bahan-bahan lining dipersiapkan dengan cepat untuk kemudianmenjadi
reseptor bonding pada resin komposit (kelebihan air pada matriks GIC dibersihkan agar dapat
memberikan kekasaran mikroskopis yang nantinya akan ditempatkan oleh resin sebagi
pengganti enamel (Anusavice, 2009).
d. Type IV – Fissure Sealants
Tipe IV GIC dapat digunakan juga sebagai fissure sealant.Pencampuran bahan dengan
konsistensi cair, memungkinkan bahan mengalir ke lubang dan celah gigi posterior yang
sempit (Powers, 2008).
e. Type V - Orthodontic Cements

Pada saat ini, braket ortodonti paling banyak menggunakan bahan resin komposit.Namun
GIC juga memiliki kelebihan tertentu.GIC memiliki ikatan langsung ke jaringan gigi oleh
interaksi ion Polyacrylate dan kristal hidroksiapatit, dengan demikian dapat menghindari etsa
asam. Selain itu, GIC memiliki efek antikariogenik karena kemampuannya melepas fluor. Bukti
dari tinjauan sistematis uji klinis menunjukkan tidak adanya perbedaan dalam tingkat
kegagalan braket Ortodonti antara resin modifikasi GIC dan resin adhesif (Powers, 2008).

f. Type VI – Core build up

Beberapa dokter gigi menggunakan GIC sebagai inti (core), mengingat kemudahan GIC
dalam jelas penempatan, adhesi, fluor yang dihasilkan, dan baik dalam koefisienekspansi
termal.Logam yang mengandung GIC (misalnya cermet, Ketac perak, EspeGMbH, Germanyn)
atau campuran GIC dan amalgam telah populer. Saat ini, banyak GIC konvensional yang
radiopaque lebih mudah untuk menangani daripada logamyang mengandung bahan-bahan lain.
Namun demikian, banyak yang menganggap GICtidak cukup kuat untuk menopang inti (core).Maka
direkomendasikan bahwagigi harus memiliki minimal dua dinding utuh jika menggunakan
GIC (Powers, 2008).
g. Type VII - Fluoride releasing

Banyak laboratorium percobaan telah mempelajari fluorida yang dihasilkan GIC


dibandingkan dengan bahan lainnya.Namun, tidak ada review sistematis dengan atau tanpa
meta-analisis yang telah dilakukan. Hasil dari satu percobaan, dengan salah satu tindak lanjut
periode terpanjang, menemukan bahwa GIC konvensional menghasilkan fluorida lima kali
lebih banyak daripada kompomer dan 21 kali lebih banyak dari resin komposit dalam waktu
12 bulan. Jumlah fluorida yang dihasilkan, selama 24 jam periode satu tahun setelah
pengobatan, adalah lima sampai enam kali lebih tinggidari kompomer atau komposit yang
mengandung fluor (Craig, 2004).
h. Type VIII - ART (atraumatic restorative technique)

ART adalah metode manajemen karies yang dikembangkan untuk digunakan dinegara-negara
dimana tenaga terampil gigi dan fasilitas terbatas namun kebutuhan penduduk tinggi.Hal ini
diakui oleh organisasi kesehatan dunia. Teknik menggunakan alat-alat tangan sederhana
(seperti pahat dan excavator) untuk menerobos enamel dan menghapus karies sebanyak
mungkin. Ketika karies dibersihkan,rongga yang tersisa direstorasi dengan menggunakan GIC
viskositas tinggi. GIC memberikan kekuatan beban fungsional (Craig, 2004).
i. Type IX - Deciduous teeth restoration

Restorasi gigi susu berbeda dari restorasi di gigi permanen karena kekuatan kunyahdan
usia gigi. Pada awal tahun 1977, disarankan bahwa semen ionomer kaca dapat memberikan
keuntungan restoratif bahan dalam gigi susu karena kemampuan GIC untuk melepaskan fluor
dan untuk menggantikan jaringan keras gigi, serta memerlukan waktu yang cepat dalam
mengisi kavitas. Hal ini dapat dijadikan keuntungan dalam merawat gigi pada anak-anak.
Namun, masih diperlukan tinjauanklinis lebih lanjut (Craig, 2004)
D. Manipulasi GIC

Manipulasi dari GIC sendiri adalah sebagai berikut:


1. Sebelum dilakukan penumpatan, dinding kavitas dibersihkan dengan menggunakan

asam poliakrilik 10% aatau 25% tanik, kemudian dicuci dengan air dan keringkan.

2. Seperti halnya tumpatan resin komposit, penggunaan matriks tumpatan yang

tipis perlu dibentuk dengan burnisher sehingga dapat berkontak dengan gigi danwedged

ipasangkan pada margin servikal.

3. Powder danliquiddikeluarkan dengan jumlah yang tepat pada paper pad. Bubuk dibagi

menjadi 2 bagian dan salah satu bagian dicampur dengan liquid.

4. Manipulasi dilakukan dengan gerakan melipat searah. Hal ini dikarenakan bentuk

molekul GIC yang kotak dan hanya bisa tercampur dengan cara melipat

5. Sisa powder ditambahkan dan total waktu yang digunakan untuk mencampuradalah 30–

40 detik, dengan setting time 4 menit.

6. Bahan dimasukkan sedikit demi sedikit ke bagian kavitas yang terdalam terlebih dahulu

dengan ujung instrumen yang kecil atau dengan menggunakansyringeyang khusus lalu

dikondensasikan. Restorasi dibentuk sesuai dengan anatomis gigi. Diatasnya

dioleskanvarnishagar tidak terjadi kontaminasi selama pengerasan.


7. Pemolesan dilakukan 24 jam setelah penumpatan dengan menggunakan white points

atauset fine finishing buratausuper fine diamond pointsdengan kecepatan rendah.

Resin Modified Glass Ionomer Cement (RMGI)

Resin modified ionomer cement atau RMGI adalah glass ionomer/ resin hybrid yang yang
cukup menahan reaksi asam-basa dalam semua proses curing .material ini memiliki dua reaksi
setting:

1. Reaksi asam-basa antara glass dan polyacid

2. Ligh-activated, polimerisasi radikal bebas pada grup metacrylate dari polymer

Tipe ke-3 dari RMGI disebut dengan “tri-cured” material. Yang memiliki tiga reaksi setting :

1. Reaksi asam-basa antara glass dan polyacid

2. Ligh-activated, polimerisasi radikal bebas pada grup metacrylate dari polymer

3. A dark-cure, polimerisasi radikal bebas pada metacrylates grups.

Bahan RMGIC ditemukan pada tahun 1988-1989.Komposisinya terdiri dari Glass Ionomer
dan HEMA (hidroxyethyl methacrylate). Photo Initiator, Chemical Initiator, Hybrid ionomer set
dengan reaksi asam basa dan light cured serta polimerasi self cured resin. Bahan semen ini
kadang juga direferensikan sebagai hybird glass ionomers atau dalam kasus tipe II dan tipe III
sebagai light-cured glass ionomers
Penambahan resin pada GIC bertujuan untuk mengatasi masalah sensitifitas bahan pada
saat pengerasan dan mempercepat waktu pengerasan. Saat ini RMGIC mulai menggantikan
glass ionomer konvensional dan dapat digunakan untuk semua indikasi glas-ionomer
konvensional ditambah dengan kegunaan lainnya. Bahan ini dianjurkan untuk digunakan pada
restorasi laminasi karena pengerasannya lebih cepat dan adaptasi interfasial dengan dentin
yang lebih baik dari resin komposit. Ikatan RMGIC dengan resin komposit terbentuk karena
terjadi reaksi kimia diantara kedua bahan ini.Penggunaan RMGIC sendiri umumnya dilakukan
untuk restorasi pada daerah dengan tekanan rendah (gigi depan di daerah servikal, kelas III,
kelas V, kelas I gigi susu), dan pasien dengan resiko karies tinggi (hal ini sering terjadi pada
anak-anak).
A. Keuntungan RMGI

a) Adhesive

b) Aesthetic

c) Mudah diapliasikan

d) Kemampuan seting yang baik

B. Kekurangan RMGI

a) Beberapa bersifat radiolusent

b) Daya tahan tidak diketahui

c) Menyerap air

A. Indikasi dari penggunaan RMGIC adalah:

 Restorasi gigi desidui

 Restorasi kelas I yang kecil

 Restorasi kelas III dan V

 Restorasi transisi

 Kegagalan pengisian dan undercut

 Teknik laminasi dan sandwich

B. Manipulasi RMGI

Buka tutup dari pencampur clicker, keluarkan sedikit bahan pada mixing pad dengan
menekan pasta 2-3 detik, biasa penekanan selama 2 detik, pasta akan keluar dalam jumlah yang
sama (rasio beratnya 1,3:1,0). Campurkan bahan dengan spatula selama 20 detik sampai warna
merata terbentuk, hindari terbentuknya rongga udara. Kavitas yang akan direstorasi
sebelumnya diberikan conditioner berupa nano primer dan disinari dengan light cure selama
15 detik. Pengerasan RMGIC membutuhkan sinar light cure, kedalaman maksimum bahan
untuk penyinaran tidak boleh lebih dari 2 mm. Sinari RMGIC ini selama kira-kira 20-30 detik dan
kemudianbahan restorasi dapat dipolis.

PROSEDUR KERJA GIC

1. Anastesi lokal dan lakukan isolasi daerah kerja menggunakan rubber dam.

2. Outline form dari kavitas harus mengikuti tepi dari garis karies yang ada sehingga tidak

diperlukannya pengambilan jaringan sehat yang berlebihan. Dovetail pada bagian oklusal

tidak diperlukan untuk restorasi pada bagian interproksimal, tetapi hanya menambahkan

groove sampai ke dentin dengan menggunakan round bur ukuran kecil.

3. Buang semua bagian karies yang lunak menggunakan round bur yang pelan atau

menggunakan instrument yang biasa digunakan seperti eskavator.

4. Berhati-hatilah dengan kamar pulpa yang besar karena akan mudah menyebabkan

terjadinya perforasi terutama pada gigi molar.

5. Oleskan 10% polyacrylic acid pada bagian dentin selama 10 detik. Setelah itu bersihkan,

dan keringkan.

6. Setelah 10 detik pengadukan material, masukkan adonan ke kavitas.

7. Setelah dimasukkan ke kavitas, padatkan menggunakan burnisher bulat.

8. Bentuklah anatomi permukaan gigi sesuai gigi semula.

9. Agar tidak terjadinya penempelan adonan pada instrumen, maka gunakan sedikit cairan

bonding ke ujung instrumen.

10. Restorasi akhir harus dijaga tetap kering. Polimerisasi dari GIC akan bekerja selama 20

detik.
11. Setelah selesai penambalan, lakukan pengecekan kembali kontak oklusi menggunakan

artikulating paper.

PROSEDUR KERJA RK

2. Restorasi Klas I

Aspek Oklusal (Outline form eksternal)

1. Outline form merupakan dovetail, termasuk semua fisur, daerah karies, pit dan

developmental groove, ujungnya dibulatkan, tidak boleh bersudut tajam. Semua

groove yang dalam dan telah rusak diikutkan dalam preparasi. Lebarnya kira – kira

1/3 lebar bidang oklusal.

2. Outline form ke bagian distal dan mesial sejajar dengan marginal ridge.Ketebalan

jaringan gigi di marginal ridge dipertahankan.

Gambar 4

Penampang melintang (internal)


1. Dinding kavitas konvergen ke arah oklusal, dengan ketebalan kavitas 0,5 sampai 1

mm ke dalam dentin untuk menambah retensi.

2. Semua line angle dibulatkan, untuk mengurangi tekanan internal dan memudahkan

kondensasi.

3. Dasar kavitas agak datar.

4. Sudut cavo surface tajam jelas (90°) untuk membantu pada waktu carving, polis dan

mengurangi kemungkinan kerusakan tepi tambalan.

3. Restorasi Kelas II

Preparasi

a. Memasang isolasi.

b. Untuk menekan gingiva dibagian interdental, dipasang wooden wedge.

c. Melakukan preparasi bagian boks proksimal, dimulai dari garis tepi ke arah gingival

dan meluas ke arah bukolingual, membentuk sudut yang tepat antara dinding gingival,

dengan dinding bukal dan lingual yang sejajar terhadap kontur gigi, serta melebar di

bagian servikal. Membebaskan titik kontak dan mengusahakan tidak merusak gigi

tetangga.

d. Kemudian melakukan preparasi dovetail di oklusal dengan kedalaman antara 0,5-1

mm dengan bur no.330 dengan high-speed turbine handpiece sebagai retensi.

e. Membuang sisa jaringan karies dengan ekskavator tajam atau bur bulat dengan low-

speed handpiece.

f. Membevel dan membuat groove pada garis sudut aksio-pulpa.

g. Membuang jaringan email yang menggaung di sisi bukal, lingual atau dinding gingiva

dengan chisel kecil.


Gambar 7 Preparasi klas II

Penumpatan

a. Bila atap pulpa tipis, perlu dilapisi dengan pelindung pulpa, kemudian dilakukan

pengolesan varnish minimal 2 lapis.

b. Melepaskan woodwen wedge dan memasang matriks.

c. Kemudian pasang kembali wooden wedge di antara matriks dan gigi tetangga di

atas 18ingival.

d. Menyiapkan triturasi amalgam, mengisi kavitas klas II, dimulai di bagian boks

proksimal dengan satu bagian amalgam.


e. Melakukan kondensasi amalgam ke sudut boks proksimal dan tekan 19ingiva band

matriks, kemudian lanjutkan penumpatan ke oklusal hingga seluruh kavitas terisi

berlebih.

f. Mengukir amalgam dibagian oklusal dengan cleoid-discoid (amalgam) carver,

sedangkan di garis tepi ridge dengan ujung sonde atau Hollenback (amalgam)

carver.

g. Melepaskan wedge wood dan band matriks dengan hati – hati.

h. Membuang sisa amalgam dibagian bukal, lingual dan tepi 19ingival dengan sonde

atau hollenback carver, periksa tinggi garis 19ingival sesuaikan dengangigi tetangga

serta antagonis.

i. Melewatkan floss di interdental untuk melihat bagian kontak dan membuangsisa

amalgam dari interdental serta 19ingival.

j. Melakukan penghalusan permukaan amalgam dengan burnisher dan membersihkan

permukaan 19ingiva dengan kapas 19ingiv basah.

k. Melepaskan isolasi dan memijit daerah 19ingival yang tertekan clamp.

l. Memeriksa oklusi.

Gambar 8 Penumpatan klas II dengan amalgam menggunakan matriks.


4. Restorasi Kelas III

Preparasi

1. Buat outline form preparasi kavitas karies proksimal Preparasi dimulai dari

permukaan palato proksimal dengan bur bulat dengan arah bur tegak lurus bidang

labial gigi (tidak menembus labial gigi) .

Gambar 9 Akses preparasi dari palatal.1

2. Selanjutnya kavitas dibentuk sesuai outline preparasi yang telah dibuat dengan

menggunakan bur silindris yang berujung bulat. Seluruh permukaan kavitas

dihaluskan dengan fine finishing diamond bur sehingga diperoleh hasil preparasi yang

halus

18GGGGG

Gambar 10 Penghalusan permukaan kavitas.1


3. Matriks ini terbuat dari lembar selulose asetat sederhana atau salah satu bahan plastik

yang sesuai. Matriks strip ditempatkan di permukaan aproksimal dan wedge yang

kecil dipasang pada tepi gingival untuk menahan matriks terhadap permukaan gigi.

Penumpatan

1. Cocokkan warna gigi dengan shade guide warna restorasi.

2. Kavitas dibersihkan dan dikeringkan, kemudian ulasi dengan bahan conditioner serta

ditunggu selama 15 detik, cuci dan keringkan kembali untuk persiapan penumpatan.

3. Manipulasi bahan tumpat GIC, Rasio powder dan liquid sesuai yang dianjurkan oleh

pabrik pengadukan dilakukan pada paper pad, powder dan liquid terpisah. Powder

dibagi menjadi 2 bagian, 1 bagian dicampur dengan liquid selama 20 detik, sisanya

di mixing dan dilakukan waktu total 45-60 detik dicampur dengan cepat dengan cara

melipat. Cairan tidak boleh dikeluarkan sampai tepat sebelum waktu pengadukan

dilaksanakan (terjadi penguapan air penaikan viskositas). Konsistensi GIC yaitu

sampai terlihat kental dan berkilat di permukaan asam poliakrilat masih basah &

dapat melekat ke struktur gigi


Gambar 11. A. bubuk dan cairan GIC ; B. GIC setelah pengadukan siap dimasukkan kedalam

kavitas.2

4. GIC kemudian dimasukkan kedalam kavitas menggunakan plastic filling instrument

dan dimampatkan ke daerah incisal dan gingival.

5. Bahan tumpat kedua, yang agak sedikit berlebih, diletakkan diatas bahan pertama.

Pita matriks dikencangkan disekitar gigi, dan tumpatan diperiksa untuk melihat

adaptasi 22epid an konturnya

6. Sebelum terjadi pengerasan, sisa bahan yang melebihi matriks dibersihkan dengan

ujung sonde dan matriks ditahan pada posisinya sampai bahan mengeras. Bila sudah

terjadi pengerasan awal, pita matriks dapat dilepas. Pengerasan ini terjadi kira-kira 3

menit setelah bahan dimasukkan ke kavitas atau sesuai instruksi pabrik.

7. Setiap kelebihan tumpatan yang besar dibersihkan dengan menggunakan ekskavator

yang tajam atau skapel.


Gambar 12 Penumpatan klas III dengan menggunakan matriks dan wedge

Finishing

Setelah restorasi dibentuk dan pemolesan dilakukan 24 jam setelah penumpatan dengan

menggunakan white points atau set fine finishing bur atau super fine diamond points

dengankecepatan rendah. Setelah itu restorasi dapat segera dilapisi dengan varnish

menggunakan pinset dan gulungan kapas. Cara ini akan mencegah agar semen tidak

kehilangan atau mendapat kandungan air.

5. Restorasi Kelas V

Preparasi

1. Buat outline form preparasi kavitas karies servikal berbentuk ginjal Preparasi kavitas

berbentuk ginjal dengan kedalaman kurang lebih 2 mm (sampai mengenai dentin).

2. Pertama-tama menggunakan round diamond bur untuk membentuk ginjal. Setelah

mencapai dentin dilanjutkan dengan pemakaian fissure diamond bur yang berujung

datar, sehingga sekaligus dapat menghaluskan dasar kavitas.

3. Dasar kavitas dapat pula dihaluskan menggunakan inverted diamond bur.


Gambar 13 Preparasi klas V

Penumpatan

1. Cocokkan warna gigi dengan shade guide warna restorasi.

2. Kavitas dibersihkan dan dikeringkan, kemudian ulasi dengan bahan conditioner serta

ditunggu selama 15 detik, cuci dan keringkan kembali untuk persiapan penumpatan.

3. Manipulasi bahan tumpat GIC, Rasio powder dan liquid sesuai yang dianjurkan oleh

pabrik pengadukan dilakukan pada paper pad, powder dan liquid terpisah. Powder

dibagi menjadi 2 bagian, 1 bagian dicampur dengan liquid selama 20 detik, sisanya

di mixing dan dilakukan waktu total 45-60 detik dicampur dengan cepat dengan cara

melipat. Cairan tidak boleh dikeluarkan sampai tepat sebelum waktu pengadukan

dilaksanakan (terjadi penguapan air penaikan viskositas).Konsistensi GIC yaitu

sampai terlihat kental dan berkilat di permukaan asam poliakrilat masih basah &

dapat melekat ke struktur gigi

4. GIC dimasukkan kedalam kavitas, matriks dipasang diatasnya dan ditahan pada

posisinya sampai bahan mengeras. Matriks berbentuk ginjal yang konkaf dapat

digunakan untuk membentuk kontur mesio-distal maupun insiso-gingival. Matriks ini

cukup lunak untuk dibentuk sehingga dapat menciptakan aposisi tepi yang baik.
Untuk mempermudah pemasangan matriks ini, matriks dapat dicekatkan sementara ke

pemampat berbentuk silindris dengan varnish. Hanya tekanan ringan yang boleh

diaplikagican sehingga matriks tidak akan berubah bentuk dan kontur restorasi tidak

akan berubah. Bila bahan tumpatan sudah mengeras, matriks dapat dilepas.

5. Setiap kelebihan tumpatan yang besar dibersihkan dengan menggunakan ekskavator

yang tajam atau skapel.

Finishing

Setelah restorasi dibentuk dan pemolesan dilakukan 24 jam setelah penumpatan dengan

menggunakan white points atau set fine finishing bur atau super fine diamond points

dengankecepatan rendah. Selanjutnya restorasi dapat segera dilapisi dengan varnish

menggunakan pinset dan gulungan kapas. Cara ini akan mencegah agar semen tidak

kehilangan atau mendapat kandungan air.

6. Pemolesan

a. Glass ionomer cement (GIC)


Gambar 15. Alat poles GIC. 4

Permukaan restorasi glass ionomer cement (GIC) sensitif terhadap

kontaminasi air, sehingga tahap finishing dan poles dilakukan pada 24 jam setelah

restorasi. Pada kunjungan berikutnya penghalusan akhir bisa dilakukan dengan

menggunakan bur batu putih (white stone), bur tungsten carbide dan karet abrasif

dengan kecepatan rendah. Keluar masuknya air dari GIC dalam 24 jam pertama akan

menurunkan sifat figic dan estetik, sehingga diperlukan lapisan pelindung yang kedap

air. Beberapa lapisan pelindung yang saat digunakan adalah varnis dan bonding.

Varnis merupakan larutan resin, shellac, copal, sandarac, dan medikamen lain dalam

pelarut yang mudah menguap seperti eter atau alkohol. Pada penguapannya, varnis

membentuk lapisan tipis yang lengket atau film yang merupakan barier terhadap efek

berbahaya dari cairan atau bahan pengiritasi. Varnis yang diaplikagican di atas

permukaan GIC bertujuan untuk mencegah kontaminasi air dan saliva selama 24 jam

pertama setelah penempatan tumpatan GIC di dalam kavitas. Selain itu, varnis juga

digunakan untuk melindungi GIC yang belum mengeras secara sempurna dari

pengeringan akibat perubahan mekanisme hilangnya air.1 Komposisi yang terdapat di

dalam varnis yang digunakan sebagai bahan pelindung GIC di bawah ini:

• Asetat isopropyl 60-70%


• Aseton 14%

• Kopolimer kloride vinil dan asetat vinil 14%

Restorasi merupakan perawatan untuk mengembalikan struktur anatomi dan fungsi pada gigi,

yang disebabkan karies, fraktur, atrisi, abrasi dan erosi. Restorasi dapat dibagi atas dua bagian

yaitu plastis dan rigid. Restorasi plastis adalah teknik restorasi dimana preparasi dan pengisian

tumpatan dikerjakan pada satu kali kunjungan, tidak memerlukan fasilitas laboratorium dan

murah. Tumpatan plastis cenderung digunakan ketika struktur gigi cukup banyak untuk
mempertahankan integritas dengan bahan tumpatan. Restorasi rigid merupakan restorasi yang

dibuat di laboratorium dental dengan menggunakan model cetakan gigi yang dipreparasi

kemudian disemenkan pada gigi. Umumnya restorasi ini membutuhkan kunjungan berulang dan

penempatan tumpatan sementara sehingga lebih mahal untuk pasien.

Anda mungkin juga menyukai