Terdapat perbedaan anatomis dan fisiologis antara gigi permanen dan decidui, tidak
hanya pada bentuk dan ukuran preparasi tapi juga pada pemilihan material restorasi. Adapun
perbedaannya:
1. Syarat-syarat Preparasi
Black (1924) menentukan beberapa aturan preparasi yang perlu diikuti untuk restorasi
gigi permanen yang karies. Restorasi gigi sulung masih mengikuti prinsip preparasi Black
dengan beberapa modifikasi.
1. Outline form.
Outline form yaitu pola menentukan bentuk luar suatu preparasi kavitas. Beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam menentukan outline form antara lain:
a. Tempat atau permukaan yang mudah diserang karies harus dimasukkan dalam
outline form.
b. Semua pit, fisur dan developmental groove yang terkena karies harus dimasukkan
dalam outline form.
c. Tonjol – tonjol gigi sebaiknya tidak dimasukkan dalam outline form.
d. Harus diusahakan jangan sampai ada dinding enamel yang tipis.
e. Extention for prevention dari Black menyatakan bahwa tepi – tepi kavitas harus
ditempatkan pada daerah – daerah gigi yang imun terhadap karies, yaitu pada
tempat – tempat di mana kemungkinan terjadinya karies kecil.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menentukan bahan restorasi gigi
sulung, diantaranya:
1. Usia anak
Usia anak akan berpengaruh terhadap perilakunya, apakah anak tersebut dapat
dipasangkan rubber dam dan jenis anastesi lokal apa yang dapat digunakan. Usia anak juga
menentukan berapa lama kita menginginkan restorasi tersebut tetap ada di dalam mulut
anak,misalnya restorasi pada gigi molar pertama pada anak 9 tahun tidak sama dengan
restorasi molar pertama pada anak 6 tahun.
2. Caries risk
Restorasi yang digunakan pada anak dengan risiko karies yang tinggi berbeda dengan
restorasi yang digunakan pada anak dengan risiko karies rendah, biasanya menggunakan
bahan yang dapat mengeluarkan fluoride. Glass ionomer tidak ideal dipakai pada anak dengan
risiko karies tinggi karena tingkat keasaman mulut anak tersebut tinggi, tetapi glass ionomer
dapat dipakai untuk initial caries control pada kasus rampant karies. Stainless-steel crown
dapat digunakan untuk anak dengan risiko karies yang tinggi.
1) Composite Resin
a. Kelebihan komposit
Adhesif
Estetik
Dapat diatur kapan waktu settingnya karena untuk setting harus dilakukan curing
Kekuatan cukup
b. Kekurangan komposit
Technique sensitive
Membutuhkan isolasi yang baik
Lebih mahal
2) Kompomer
Kompomer yang disebut juga sebagai polyacid-modified composite resin, adalah bahan
material yang estetis untuk merestorasi gigi karena karies. Kompomer dipasarkan sebagai
bahan dental baru yang akan memberikan manfaat gabungan dua unsur pembentuk utama,
yaitu dimethacrylate monomer dengan dua kelompok carboxylic dan filler, sama dengan
semen ionomer kaca yang dapat melepaskan ion.. Bahan ini akan mengeras oleh radikal bebas
dari reaksi polimerisasi, tidak memiliki kemampuan untuk melekat pada jaringan gigi yang
keras dan mempunyai level pengeluaran fluor yang lebih rendah dari GIC.
3) GIC
Penggunaan GIC selain bertujuan untuk nilai estetik pada gigi anterior dikarenakan warna
yang mirip dengan warna gigi, juga digunakan sebagai perawatan untuk daerah yang terkikis
(tipe II), sebagai lutting agent (tipe I) dan sebagai bahan basis dan liner (tipe III).
A. Sifat-Sifat GIC
Sifat-sifat semen ionomer kaca adalah :
1. Perlekatan terhadap dentin dan email
Perlekatan terhadap dentin dan email berupa ikatan kimia antara ion kalsium dari jaringan
gigi dan ion COOH dari semen ionomer kaca. Ikatan dengan enamel dua kali lebih besar
daripada ikatannya dengan dentin. Dengan sifat ini maka kebocoran tepi tambalan dapat
dikurangi.
2. Anti karies
Semen ionomer kaca mengandung ion fluor dalam konsistensi tinggi yang dilepaskan terus
menerus berkaitan dengan struktur gigi sehingga gigi lebih tahan terhadap karies.
3. Biokompatibilitas
Semen ionomer kaca merupakan suatu bahan tambalan yang mempunyai
sifat biokompatibilitas yang cukup baik, artinya tidak mengiritasi jaringan pulpa sejauh
ketebalansisa dentin ke arah pulpa tidak berkurang dari 0,5 mm.
B. Indikasi GIC
Indikasi dari penggunaan GIC adalah:
1. Lesi erosi servikal
2. Sebagai bahan perekat atau luting (luting agent)
3. Semen glass ionomer dapat digunakan sebagai base atau liner di bawah tambalan
komposit resin pada kasus kelas I, kelas II, kelas III, kelas V dan MOD
4. Untuk meletakkan orthodontic brackets
5. Sebagai fissure sealant -> untuk fissure dan pit yang dalam
6. Restorasi gigi susu
7. Untuk perawatan dengan segera pasien yang mengalami trauma fraktur
C. Klasifikasi GIC
Klasifikasi Glass Ionomer Cement berdasarkan kegunaannya yaitu:
a. Type I – Luting cements
GIC tipe luting semen sangat baik untuk sementasi permanen mahkota, jembatan,veneer
dan lainnya. Dapat digunakan sebagai liner komposit.Secara kimiawi berikatan dengan dentin
enamel, logam mulia dan porselen.Memiliki translusensiyang baik dan warna yang baik,
dengan kekuatan tekan tinggi.GIC yang diberikanpada dasar kavitas akan menghasilkan ion
fluorida serta berkurangnya sensitifitasgigi, perlindungan pulpa dan isolasi. Hal ini
mengurangi timbulnya kebocoranmikro ( micro-leakage) ketika digunakan sebagai semen
inlay komposit atau onlay (Craig, 2004).
b. Type II – Restorasi
Karena sifat perekatnya, kerapuhan dan estetika yang cukup memuaskan, GIC juga
digunakan untuk mengembalikan struktur gigi yang hilang seperti abrasi servikal.Abrasi
awalnya diakibatkan dari iritasi kronis seperti kebiasaan menyikat gigi yang terlalu keras
(Craig, 2004).
D. Manipulasi GIC
Manipulasi dari GIC sendiri adalah sebagai berikut:
Penumpatan
1. Cocokkan warna gigi dengan shade guide warna restorasi.
2. Kavitas dibersihkan dan dikeringkan, kemudian ulasi dengan bahan conditioner serta
ditunggu selama 15 detik, cuci dan keringkan kembali untuk persiapan penumpatan.
3. Manipulasi bahan tumpat GIC, Rasio powder dan liquid sesuai yang dianjurkan oleh
pabrik pengadukan dilakukan pada paper pad, powder dan liquid terpisah. Powder
dibagi menjadi 2 bagian, 1 bagian dicampur dengan liquid selama 20 detik, sisanya
di mixing dan dilakukan waktu total 45-60 detik dicampur dengan cepat dengan cara
melipat. Cairan tidak boleh dikeluarkan sampai tepat sebelum waktu pengadukan
dilaksanakan (terjadi penguapan air penaikan viskositas). Konsistensi GIC yaitu
sampai terlihat kental dan berkilat di permukaan asam poliakrilat masih basah &
dapat melekat ke struktur gigi
4. GIC kemudian dimasukkan kedalam kavitas menggunakan plastic filling instrument
dan dimampatkan ke daerah incisal dan gingival.
5. Bahan tumpat kedua, yang agak sedikit berlebih, diletakkan diatas bahan pertama.
Pita matriks dikencangkan disekitar gigi, dan tumpatan diperiksa untuk melihat
adaptasi dan konturnya.
6. Sebelum terjadi pengerasan, sisa bahan yang melebihi matriks dibersihkan dengan
ujung sonde dan matriks ditahan pada posisinya sampai bahan mengeras. Bila sudah
terjadi pengerasan awal, pita matriks dapat dilepas. Pengerasan ini terjadi kira-kira 3
menit setelah bahan dimasukkan ke kavitas atau sesuai instruksi pabrik.
7. Setiap kelebihan tumpatan yang besar dibersihkan dengan menggunakan ekskavator
yang tajam atau skapel.
8. Setelah restorasi dibentuk dan pemolesan dilakukan 24 jam setelah penumpatan
dengan menggunakan white points atau set fine finishing bur atau super fine diamond
points dengankecepatan rendah. Setelah itu restorasi dapat segera dilapisi dengan
varnish menggunakan pinset dan gulungan kapas. Cara ini akan mencegah agar
semen tidak kehilangan atau mendapat kandungan air.
Penambahan resin pada GIC bertujuan untuk mengatasi masalah sensitifitas bahan pada
saat pengerasan dan mempercepat waktu pengerasan. Saat ini RMGI mulai menggantikan
glass ionomer konvensional dan dapat digunakan untuk semua indikasi glas-ionomer
konvensional ditambah dengan kegunaan lainnya. Bahan ini dianjurkan untuk digunakan pada
restorasi laminasi karena pengerasannya lebih cepat dan adaptasi interfasial dengan dentin
yang lebih baik dari resin komposit. Ikatan RMGI dengan resin komposit terbentuk karena
terjadi reaksi kimia diantara kedua bahan ini.Penggunaan RMGI sendiri umumnya dilakukan
untuk restorasi pada daerah dengan tekanan rendah (gigi depan di daerah servikal, kelas III,
kelas V, kelas I gigi susu), dan pasien dengan resiko karies tinggi (hal ini sering terjadi pada
anak-anak).
A. Keuntungan RMGI
a) Adhesive
b) Aesthetic
c) Mudah diapliasikan
d) Kemampuan seting yang baik
B. Kekurangan RMGI