Anda di halaman 1dari 18

Indira Noor Maliya Wijaya (C/3)

215160100111018
drg. Ariyati Retno Pratiwi, M.Kes.

LOGBOOK SKENARIO 2 BLOK 5

SKENARIO
Gigi Berlubang-lubang

Perempuan berusia 35 tahun, datang ke klinik gigi karena ingin menambal gigi depannya
yang berlubang dan berwarna kehitaman. Gigi tersebut belum pernah terasa sakit selama ini,
ia ingin gigi tersebut ditambal dengan bahan yang sewarna gigi, agar tampak bagus, rapi dan
tidak terlihat berlubang lagi. Pemeriksaan klinis: gigi 11, 12 vitalitas (+), perkusi (-), karies
media pada sisi mesial yang melibatkan sudut incisal. Dokter gigi kemudian merancang
desain preparasi, membuat bevel untuk menambah retensi, lalu melakukan penumpatan.

LEARNING ISSUES
1. Bahan restorasi
 Definisi
 Jenis serta kelebihan dan kekurangan
 Indikasi
 Kontraindikasi
 Prosedur
 Dasar pemilihan warna dan bahan
2. Preparasi
 Tujuan
 Prinsip
 Prosedur
 Alat-alat
 Desain preparasi serta kelebihan dan kekurangan
3. Etsa dan Bonding
 Definisi
 Fungsi
 Cara penggunaan
LEARNING OUTCOMES
Bahan restorasi
- Definisi
Bahan restorasi modern dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara. Restorasi
gigi adalah hasil prosedur kedokteran gigi yang memiliki tujuan mengembalikan
bentuk, fungsi, dan penampilan gigi (Harty dan Ogston, 1995). Restorasi di bidang
konservasi gigi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu direct (restorasi langsung) dan
indirect (restorasi tidak langsung).
Restorasi direk adalah restorasi gigi yang dapat dibuat langsung pada kavitas gigi
dalam satu kunjungan. Restorasi direct komposit gigi anterior diindikasikan untuk
gigi yang mengalami masalah estetik, meliputi: diastema yang disebabkan
ketidakseimbangan antara ukuran gigi dengan lengkung rahang maksila dan
mandibula, gigi berotasi dan angulasi gigi.
Restorasi indirek adalah restorasi struktur gigi yang dilakukan diluar mulut pasien
dan melalui prosedur laboratorium. Restorasi indirek dapat berupa restorasi
intrakoronal (inlay), ekstrakoronal (mahkota jaket/crown), dan kombinasi intra dan
ekstrakoronal (onlay). Bahan bahan restorasi/ tambal gigi tidak hanya digunakan
untuk mengatasi rasa sakit tetapi juga sangat mempertimbangkan nilai estetika.
- Jenis serta kelebihan dan kekurangan
a. Glass-Ionomer
Kelebihan
1. Adhesi pertukaran ion ke struktur gigi
2. Melanjutkan reservoir fluoride
3. Estetika yang baik dapat diterima
4. Faktor keausan yang baik
5. Kelarutan rendah
Kekurangan
1. Resistensi fraktur rendah
2. Mengalami dehidrasi tanpa adanya air liur
b. Resin komposit
Kelebihan
1. Estetika yang baik
2. Daya rekat yang baik terhadap enamel dan dentin
3. Terdapat banyak variasi sesuai dengan kebutuhan
4. Dapat diaktifkan secara kimia atau cahaya
5. Factor keausan yang baik
6. Relative tidak mahal
Kekurangan
1. Teknik penumpatan membutuhkan keterampilan tingkat tinggi
2. Resiko kebocoran mikro cukup tinggi dan harus dikompensasi dengan
penggunaan glass ionomer cement base
3. Sulit untuk mengembalikan amatomi koronal yang ideal pada lesi yang luas
4. Ketahanan umur pada restorasi besar relative singkat
c. Amalgam
Kelebihan
1. Relative mudah untuk ditangani
2. Relative toleran terhadap Teknik penempatan yang buruk
3. Memiliki umur yang panjang pada lesi berukuran sedang hingga luas
Kekurangan
1. Estetika yang buruk
2. Sulit mengembalikan bentuk anatomi gigisepenuhnya
3. Factor keausan terlalu besar untuk restorasi ekstensif
4. Melibatkan penggunaan merkuri
- Indikasi
a. Glass-ionomer
1. Sederhana untuk ditangani secara klinis
2. Relative toleran terhadap variasi teknik penempatan dan murah untuk
digunakan
3. Penyatuan kimiawi dengan email dan dentin dengan adhesi terbukti tahan
terhadap kebocoran mikro
4. Pertukaran ion berkelanjutan dengan struktur gigi dan lingkungan rongga
mulut mengarah ke remineralisasi dan penyembuhan demineralisasi dentin
5. Mempunyai estetika yang cukup baik dan dapat dilapisi dengan resin komposit
apabila perlu untuk meningkatkan sifat fisik dan estetika
6. Ideal digunakan pada tingkat karies yang tinggi karena adhesi kimia dan
pelepasan fluoride yang berkelanjutan.
7. Merupakan bahan pilihan untuk restorasi sementara jangka panjang

b. Komposit resin
1. Memuaskan untuk restorasi lesi kecil dan area dibawah oklusal
2. Mempunyai estetika yang baik pada jangka pendek
3. Umumnya sifat fisik cukup untuk menerima beban oklusal sedang, tetapi
factor keausan kurang dari ideal dan harus digunakan dengan baik pada
permukaan oklusal
4. Untuk mengembangkan adhesi yang baik, harus dilaminasi dengan glass-
ionomer cement base.
c. Amalgam
1. Relative sederhana dan murah untuk digunakan dan cukup toleran terhadap
teknik penenpatan yang kurang baik
2. Cukup baik untuk menahan beban oklusal
3. Efisien dan hemat biaya untuk restorasi kavitas sedang hingga besar karena
pembentukan kontur langsung pada kavitas oral dapat dilakukan dengan
mudah
- Kontraindikasi
a. Glass-ionomer
1. Tidak mampu menahan beban oklusal yang berat tanpa dukungan yang
memadai dari struktur gigi yang sehat di sekitarnya, dan mungkin memerlukan
perlindungan melalui bahan restorasi lain dengan dilaminasi di atasnya
2. Berbasis air dan karena itu tidak akan bertahan lama dengan adanya
xerostomia
b. Komposit resin
1. Bersifat complex dan harus ditempatkan secara benar pada kavitas oral,
sehingga harganya lebih mahal dengan rentang waktu ketahanan klinis yang
relative singkat
2. Memiliki kemampuan terbatas untuk merestorasi kavitas luas yang
berhubungan dengan masalah dengan pencapaian kontur interproksimal dan
anatomi yang tepat
3. Memiliki setting shrinkage yang besar, jadi semakin besar kavitas semakin
besar total shringkage sehingga memberikan tekanan yang cukup besar pada
margin
4. Tidak memiliki resistensi bawaan terhadap bakteri dan oleh karena itu harus
digunakan dengan hati-hati pada karies tingkat tinggi
5. Berbahan dasar methyl methacrylate yang diketahui sebagai allergen dan
mengandung HEMA yang juga dapat menimbulkan reaksi alergi

c. Amalgam
1. Mengandung merkuri yang berbahaya bagi kesehatan gigi
2. Diketahui menyebabkan respon alergi dalam sejumlah kecil pasien
3. Memiliki nilai estetika yang buruk dan cenderung mengahsilkan perubahan
warna biru keabu-abuan pada gigi
4. Memiliki kemampuan yang terbatas terhadap restorasi kavitas yang luas
karena sulit untuk memulihkan bentuk anatomi oklusal langsung di rongga
mulut
- Prosedur
Pembersihan jaringan karies dan preparasi gigi
1. Cuci kavitas dan keringkan
2. Aplikasikan etsa ke seluruh kavitas selama 15 detik untuk membentuk mikroporus
pada enamel. Kemudian cuci dan keringkan.
3. Aplikasikan bonding memakai tip applicator dan ditunggu selama 20 detik untuk
memberi waktu penetrasi ke tubuh dentin dan berikatan dengan serat kolagen.
Kemudian sinari selama 10 detik.
4. Pilih warna resin komposit yang sesuai, tumpat dengan teknik incremental (layer
by layer) dan kedalaman tidak boleh lebih dari 2 mm.
5. Sinar ditempatkan dekat dengan komposit, lakukan penyinaran selama 20 detik.
6. Cek oklusi artikulasi, perbaiki anatomi, poles dengan bur enhance dalam keadaan
basah dan gunakan strip poles untuk permukaan proksimal.

Andlaw & Rock, (1992) mengemukakan teknik restorasi resin composites klas I yaitu:
1. Preparasi kavitas dan tepi enamel kavitas harus dibevel.
2. Memberi lapisan kalsium hidroksida hanya pada dasar kavitas yang sangat dalam.
Kalsium hiroksida bisa digantikan dengan glass ionomer cements sebagai bahan
base.
3. Etsa enamel pada tepi kavitas dengan asam fosfat 30–50 % selama 1,5– 2 menit,
cuci selama 15 detik, keringkan sampai moist selama 30 detik. Gigi desidui
membutuhkan pengetsaan lebih lama dari pada gigi permanen.
4. Letakkanbahanbondingpadaenamelyangtelahdietsa,sinaridengan light curing
selama 20 detik.
5. Masukkan bahan resin composites ke kavitas, sinari dengan light curing selama 40
detik.
6. Bersihkan sisa–sisa resin composites, poles restorasi dengan bur diamond dan
tungsten carbide serta disk abrasif.

Andlaw & Rock, (1992) mengemukakan teknik restorasi resin composites klas II
yaitu:
1. Preparasi kavitas.
2. Preparasi bagian aproksimal dan membuat itsmus, tepi enamel kavitas harus
dibevel.
3. Memberi lapisan kalsium hidroksida hanya pada dasar kavitas yang sangat dalam.
4. Memasang matriks. Etsa enamel pada tepi kavitas dengan asam fosfat 30–50 %
selama 1,5– 2 menit, cuci selama 15 detik, keringkan sampai moist selama 30
detik.
5. Letakkan bahan bonding pada enamel yang telah di etsa sinari dengan light curing
selama 20 detik.
6. Masukkan bahan resin composite ke kavitas, sinari dengan light curing selama 40
detik.
7. Lepaskan matriks, bersihkan sisa-sisa resin composites, polesrestorasi dengan bur
diamond dan tungsten carbide

Menurut Andre V. Ritter:


1. Matrix Application
2. Insertion dan Light Curing composite
3. Pengaplikasian Adhesive
4. Finishing and Polishing of the Composite

- Dasar pemilihan warna dan bahan


Penentuan warna gigi pasien secara visual merupakan metode yang paling
sering digunakan pada kedokteran gigi klinis. Pemilihan warna secara visual tidak
dapat diandalkan dan tidak konsisten. Pemilihan warna restorasi komposit juga
disesuaikan dengan gigi tetangganya. Pemilihan warna berdasarkan opasitas dan
translusensi dari resin komposit merupakan hal yang penting untuk menghasilkan
estetik yang lebih baik pada tiap kasus. Ada tiga hal yang dapat dijadikan
pertimbangan utama dalam menentukan warna yang didasarkan pada sistem yang
dikembangkan oleh Munsell, yaitu hue, chroma dan value dari suatu bahan.

1. Hue
Hue merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu
warna, seperti merah, biru dan hijau. Hue merupakan interpretasi fisiologis dan
psikologis dari sejumlah panjang gelombang.
A1-A4, warna merah kecoklatan
B1-B4, warna merah kekuningan
C1-C4, warna abu-abu
D2-D4, warna abu kemerahan.
2. Value
Value atau kecerahan adalah jumlah cahaya yang dipantulkan dari suatu objek.
Munsell menggambarkan value sebagai skala abu-abu hitam putih. Objek yang
terang memiliki jumlah abu-abu yang lebih sedikit dan objek yang gelap memiliki
jumlah abu-abu yang lebih banyak dan akan tampak lebih gelap (Boksman, 2007).
Penurunan value menyebabkan cahaya yang dipantulkan oleh objek semakin
sedikit dan cahaya yang diserap atau disebarkan semakin banyak. Value biasanya
dapat ditingkatkan dengan menurunkan chroma atau dengan meningkatkan
refleksifitas permukaan
3. Chroma
Chroma adalah saturasi, intesitas atau kekuatan dari Hue (Boksman, 2007). Jika
suatu pewarna dimasukkan ke dalam sebuah gelas berisi air, kemudian pewarna
yang sama ditambahkan terus menerus, maka intensitasnya bertambah, tetapi
warna atau hue tetap sama. Semakin banyak pewarna yang ditambahkan, maka
campuran tersebut tampak semakin gelap (Terry, 2002). Chroma berbanding
terbalik dengan value.
Pemilihan warna gigi dengan metode visual dengan menggunakan shade guide adalah
metode yang paling sering digunakan oleh klinisi. Pada awalnya, shade guide diambil
berdasarkan warna gigi yang dianggap baik secara estetik. Seiring perkembangannya,
shade guide diambil dari distribusi warna gigi yang ditemukan pada populasi umum.
Clark memperkenalkan panduan warna pada tahun 1931 berdasarkan penilaian visual
gigi manusia, yang dicatat dalam sistem Munsell

Prinsip-prinsip pemilihan warna adalah sebagai berikut (Van, 1985; Park, 2006; Okubo
1998;Danissen, 2010; Capa, 2010; Daag, 2014; Christopher, 2007):
1. Pasien harus dilihat setinggi mata sehingga bagian mata yang paling peka-warna yaitu
retina bekerja.
2. Penentuan warna sebaiknya dilakukan di bawah dua kondisi pencahayaan yang
berbeda, yaitu di bawah cahaya alami saat siang hari dan di bawah lampu neon.
3. Gigi yang akan ditentukan warnanya harus bersih.
4. Penentuan warna harus dilakukan saat kunjungan awal.
5. Pakaian yang bewarna cerah harus ditutupi dan lipstik harus dihapus.
6. Penentuan warna harus dilakukan dengan cepat, dengan sampel warna ditempatkan di
bawah samping gigi yang akan dicocokkan warnanya.
7. Mata harus diistirahatkan dengan melihat permukaan berwarna biru keabu-abuan
Warna biru keabu-abuan dapat menyeimbangkan sensor warna di retina dan membuat
mata menjadi lebih peka terhadap warna kuning pada gigi.

Preparasi
- Tujuan
Preparasi gigi adalah suatu tindakan penggerindaan atau pengasahan jaringan
permukaan gigi yang akan menjadi penyangga gigi tiruan cekat dengan tujuan untuk,
menyediakan tempat bagi bahan retainer atau mahkota, memungkinkan pembentukan
retainer sesuai bentuk anatomi gigi asli, menghilangkan daerah undercut,
mendapatkan arah pasang gigi tiruan cekat, membangun bentuk retensi dan
menghilangkan jaringan yang rusak oleh karies jika ada (Jacobsen, 2008).

- Prinsip
Prinsip dasar preparasi gigi penyangga dilandasi oleh berbagai pertimbangan utama,
antara lain pertimbangan mekanis, biologis dan estetik. Pertimbangan mekanis
berhubungan dengan integritas dan daya tahan restorasi. Kemudian pertimbangan
biologis berhubungan dengan kesehatan jaringan rongga mulut. Sedangkan
pertimbangan estetik yang berhubungan dengan penampilan pasien (Rosenstiel,
2001).
- Prosedur
1. Akses
Ada tiga aspek yang berhubungan dengan akses yakni operator dapat dengan
mudah memeriksa luas karies, bur mudah mencapai dentin karies di daerah
pertautan email-dentin, dan air pendingin mudah mencapai kepala bur. Tahap
pertama preparasi kavitas adalah memperoleh jalan masuk ke lesi karies di dentin.
Apabila karies mengenai permukaan bukal gigi, pencapaian daerah in akan mudah
dilakukan karena tidak terhalang email lagi. Namun apabila karies terdapat pada
bagian proksimal, akses langsung akan terhambat oleh gigi tetangga. Maka
pembuatan akses dilakukan melalui pengeboran email sehat di bagian ridge tepi.
Pada lesi yang luas, proses karies sering menyebabkan hilangnya dentin sehat
pendukung email sehingga email daerah ini memang harus dibuang. Bur
digunakan untuk menembus dan membuat jalan masuk ke kavitas. Setelah
kedalaman yang dinginkan tercapai, dilakukan pemotongan dinding lateral pada
beberapa arah sampai kavitas yang kasar terbuang schingga mencapai bentuk yang
dinginkan. Hasil yang paling efisien akan diperoleh jika pemotongan kedalaman
ditentukan pertama kali sebelum diperluas untuk bentuk akhirnya
2. Pembuangan karies permukaan
Jaringan karies yang infeksius secara klinis umumnya terlihat seperti spons dan
lunak dapat diambil dengan bur putaran rendah atau apabila karies itu sudah dekat
dengan pulpa maka harus diambil dengan eskavator. Perluasan kavitas di
permukaan ditentukan oleh luasnya karies. Email yang terkena karies total akan
hancur. Sedangkan yang terkena karies sebagian berwarna putih. Email karies
harus dibuang dan tidak ada yang boleh tersisa pada tepi kavitas. Daerah pertautan
email-dentin harus bersih dari dentin karies. Apabila karies penyebar ke lateral
dan ditutupi oleh email seat, maka hal ini merupakan pengecualian email yang
sehat harus dibuang karena sudah tidak mendukung lagi.sehingga dapat dikatakan
penyebaran karies dentinlah yang menentukan seberapa bear kavitas nantinya.
Apabila kavitas mengenai sistem fissure gigi maka biasanya kavitas dilebarkan
sampai mencakup semua fisur, hal ini dilakukan karena empat alasan yakni
A. Penetrasi bakteri yang mungkin sudah terjadi di daerah pertautan email-dentin
tapi belum terdeteksi;
B. Sukar sekali membuat tepi kavitas yang baik pada fisur yang dalam;
C. Fissure demikian mudah sekali terserang karies lebih lanjut; dan
D. Lebih mudah melebarkan kavitas dengan sedikit membuang fissure ketika
penambalan pertama dibandingkan dengan pembongkaran tumpatan dan
mengganti kembali pada tempo satu atau dua tahun kemudian. Namun hal ini
mempunyai kerugian yakni apabila tidak dilakukan dengan hati-hati makan
akan membuang jaringan gigi yang shat dan hal ini akan dapat melemahkan
tonjolan dan ridge enamel terutama ridge tepi. Jika kavitas dipermukaan halus
gigi maka dulu perluasan ini dianjurkan sehingga mencapai daerah yang
mudah dibersihkan namun hal ini tidak dilakukan lagi karena plak tetap mudah
terbentuk didaerah itu. Perluasan juga tidak boleh dilakukan hingga mencapai
subginggiva karena tepi restorasi tidak akan sehalus permukaan email sehat
sehingga akan lebih banyak menjaring plak.
3. Pembuatan bentuk resisten
Semua restorasi merupakan sasaran beban yang dapat menyebabkan restorasi
terganggu. Oleh karena itu pada proses preparasi kavitas perlu dibuat resistensi
form yakni bentuk reparasi kavitas di mana sisa jaringan gigi yang ada tetap kuat
menerima daya kunyah/tidak pecah oleh daya kunyah. Jadi pada waktu melakukan
perluasan preparasi harus diperhatikan sisa jaringan gigi yang ada cukup tebal.
Apabila sisa jaringan gigi telah tipis dan diperkirakan akan pecah pada saat
pengunyahan, maka sebaiknya dimasukkan kedalam desain reparasi. Kavitas yang
terletak pada hanya di oklusal hal ini dapat dicapai dengan dengan pembuatan
lantai pulp sedikit kedalam dentin dalam bidang yang sama dengan permukaan
oklusal. Dinding-dinding tegaknya harus membuat sudut dengan dining pulpa
walaupun sudutnya tidak dibuat tajam. Sudut yang tajam akan menyebabkan
tekanan pada gigi sehingga garis sudut itu harus dibuat bulat dengan memakai bur
bulat kecil atau bur buah pir Jika kavitas mencakup permukaan aproksimal,
dinding gingiva biasanya dibuat tegak lurus terhadap poros gigi atau miring ke
dalam. Jika dinding dibuat miring ke arah kavitas maka beban yang menimpa
ridge tepi cenderung membuat bagian proksimal restorasi bergerak dan pecah dari
bagian oklusalnya.
4. Pembuatan bentuk retensi
Pembuatan retensi pada preparasi adalah mencegah terlepasnya tumpatan dari
kavitas pada saat mengunyah. Sebagian besar restorasi plastis kavitas dibuat lebih
luas di bagian dalam darjpada di permukaan dan hal ini dicapai dengan membuat
dinding tegak konvergen (menyudut) ke oklusal. Biasanya bagian terlebar kavitas
terletak pada pertautan email-dentin atau sedikit ke dalam dentin. Melebarkan
kavitas di bagian yang dalam akan mengakibatkan kerusakan pulpa yang tidak
perlu bahkan meyebabkan pulpa terbuka. Jika kavitas harus membuka ke arah
pemukaan agar memudahkan masuknya tumpatan rigid, tumpatan emas tuang
misalnya, maka retensi makin baik jika sudut keterbukaan dinding tegak makin
kecil seluas mungkin. Pemilihan bahan restorasinya berpengaruh dalam retensi.
5. Pembuatan bentuk konvenien
Hal yang penting di sini adalah untuk memperoleh jalan masuk yang mudah
menuju preparasi kavitas. terutama untuk penempatan Dahan tumpatan.
Memperluas preparasi kavitas cara mekanikal, contohnya adalah menurunkan
jaringan gusi untuk memudahkan preparasi. Pemilihan instrumen hendaknya
disesuaikan dengan kavitas
6. Pengecekan tepi kavitas
Pada tahap ini tidak ada lagi enamel karies yang mash tersisa dan dentin di tepi
kavitas juga harus bersih dari karies. Untuk restorasi amalgam, diperlukan tepi
yang tumpul karena amalgam merupakan bahan yang regas. Email di tepi kavitas
harus bebas dari prisma yang tidak terdukung, apabila tidak demikian maka
fraktur akan mudah terjadi. Akan tetapi tumpatan emas tuang, tepi restorasi
merupakan ujung yang tipis untuk memudahkan adaptasi saat pemasangan. Untuk
itu diperlukan bevel di sepanjang tepi email jika memungkinkan
7. Pembuangan karies dalam
Satu-satunya tempat yang masih mungkin mengandung karies pada tahap ini
adalah dinding kavitas yang paling dekat dengan pulpa. Dentin karies ini harus
dibuang dengan hati-hati dengan bur bulat sedang dengan kecepatan rendah atau
dengan ekskavator. Dentin karies biasanya lebih mudah terangkat karena sudah
lunak. Apabila penetrasi karies tidak dalam, maka pada pembersihan karies akan
dijumpai jaringan yang translucent dan hal ini dianggap sebagai akhir dari
pengambilan karies. Akan tetapi jika telah berpenetrasi ke dalam jaringan keras,
maka jaringan trancluent tidak ditemukan karena telah mengalami demineralisasi.
Dalam praktek operator menggunakan zat pewarna sebagai detektor karies dan
membuang dentin yang jelas terwarnai karena terinfeksi. Akan tetapi apabila ada
tanda-tanda pulpitis irreversibel maka semua dentin karies harus dibuang sampai
mencapai pula dan selanjutnya dilakukan perawatan akar.
8. Pembersihan kavitas
Tahapan yang penting setelah selesai preparasi kavitas adalah pembersihan
kavitas dari debris, cairan darah, saliva dan mucin yang akan meningkatkan
adaptasi bahan restorasi pada dinding kavitas. Semuanya disemprot dengan air
sebelum kavitas dikeringkan dengan semprotan udara kemudian periksa kavitas
dengan teliti dan berbagai aspek, jika terjadi kesalahan segera diperbaiki. Dengan
demikian gigi siap untuk direstorasi.
- Alat-alat
Jenis bur

a. Steel bur
Awalnya digunakan ketika instrument masih dikembangkan. Setiap bur umumnya
memiliki 8 bilah dan beberapa diantaranya memiliki sudut penggaruk positif
untuk memudahkan pemotongan dentin atau penghilang karies. Namun hal
tersebut membuat bur steel relative rapuh dan mudah chipping di sepanjang
ujungnya. Sehingga tidak diharapkan memiliki ketahanan yang panjang dalam
praktik, bahkan penggunaannya dianjurkan sekali saja. Penggunaan semprotan
udara/air pada bur steel dapat meningkatkan efisiensinya.
b. Tungsten carbide bur
Mengikuti perkembangan motor
dan handpiece berkecepatan lebih
tinggi, ada kebutuhan untuk
menyediakan bur yang lebih kuat
untuk menahan tekanan yang lebih
berat yang terlibat dan untuk memperpanjang masa pakainya. Bur tungsten
karbida dirancang hampir secara eksklusif untuk handpiece dengan pegangan
gesekan karena konsentrisitas sangat penting dan mereka hanya memotong secara
efisien pada kecepatan yang meningkat. Efisiensi instrumen ini untuk
menghilangkan partikel email atau dentin tergantung pada jumlah bilah, sudut
penggaruk bilah, dan variasi desain lainnya. Sangat penting bahwa bur tungsten
karbida digunakan pada kecepatan di atas 100.000 rpm. Semprotan udara/air wajib
untuk menghilangkan kotoran dan kontrol suhu
c. Diamond/stone bur
Bur berlian akan menggiling
struktur gigi dan tersedia dalam
berbagai ukuran partikel. Berlian
mengikis struktur gigi daripada
memotong atau memotongnya, dan
karena itu lebih efisien pada rentang kecepatan yang lebih besar. Kecil
kemungkinannya untuk memotong atau mematahkan baik itu burnya sendiri
maupun gigi. Mereka paling efisien bila digunakan terhadap bahan keras seperti
enamel dan porselen. Berlian yang sangat halus sangat baik untuk mengurangi
dentin sehingga menghasilkan hasil akhir yang halus.
Ukuran dan bentuk bur
a. Flat fissure
Bur dengan bentuk batang silinder sisi sejajar dengan panjang yang bervariasi
dirancang untuk memperpanjang rongga di sepanjang celah atau melebarkan kotak
proksimal
b. Tapered fissure
Dirancang untuk mengembangkan alur retentive dan lubang pin
c. Round
Dirancang untuk menghilangkan karies dan untuk mengembangkan lubang
retentive kecil
d. Inverted cone
Sebuah bur dengan alas datar dan sisi-sisinya meruncing, dirancang untuk
mengembangkan lantai datar di dalam rongga serta bagian bawah yang berdekatan
dengan lantai untuk retensi bahan restorasi plastik.

- Desain preparasi serta kelebihan dan kekurangan


Berdasarkan klasifikasi kelas karies
1. Desain preparasi kelas I

2. Desain preparasi kelas II

3. Desain preparasi kelas III


4. Desain preparasi kelas IV

5. Desain preparasi kelas V

Etsa dan Bonding


- Definisi
a. Etsa
Bahan adhesif di bidang kedokteran gigi pertama kali diperkenalkan sejak tahun
1955 oleh Michael Buonocore. Saat itu ia mengetsa permukaan enamel
menggunakan asam kemudian menempatkan bahan restorasi berbahan resin diatas
permukaan yang menjadi kasar setelah di etsa tadi. Permukaan enamel yang telah
dietsa akan menjadi kasar oleh karena terbentuknya mikroporus sehingga energi
permukaannya menjadi tinggi. Umumnya bahan etsa berupa gel berair untuk
memungkinkan penempatan yang tepat di atas area tertentu. Setelah gigi teretsa,
asam harus dibilas dengan air selama sekitar 20 detik, dan enamel harus
dikeringkan sepenuhnya.
b. Bonding
Bonding merupakan sarana untuk mengikat dua bahan yang berdampingan
misalnya, dental hard tissue, metal, composite, atau ceramic, dan memberikan
ketahanan terhadap pemisahan antar bahan tersebut. Bahan yang digunakan untuk
menyebabkan bonding disebut adhesive, sedangkan bahan dimana bonding
diaplikasikan disebut adheren. Bonding diperlukan untuk mendapatkan suatu
retensi yang kuat dan tahan lama pada sebuah restorasi, sehingga system bonding
yang ideal harus biokompatibel, melekat dengan baik pada enamel dan dentin,
memiliki kekuatan yang cukup untuk menahan beban kunyah, memiliki sifat
mekanik yang mirip dengan struktur gigi, tahan terhadap degradasi lingkungan
dan mudah diaplikasikan

- Fungsi
a. Etsa
Etsa berfungsi untuk menghilangkan permukaan mineral gigi dan membentuk
mikroporus yang membuat permukaan enamel menjadi kasar sehingga resin
komposit dapat berpenetrasi kedalam permukaan gigi dan membentuk resin tag.
b. Bonding
Dental bonding system memiliki tiga fungsi utama yaitu:
1. Menyediakan resistensi terhadap pemisahan substrat adheren dari restorative
material
2. Mendistribusikan tekanan kunyah ke seluruh permukaan
3. Mampu menyediakan seal untuk mencegah terjadinya microleakage,
menurunkan postoperative sensitivity, marginal staining dan karies sekunder
- Cara penggunaan
a. Etsa
1. Brush digunakan untuk menempatkan bahan gel asam, atau menggunakan
disposable syringe lalu gel asam dikeluarkan dan diaplikasikan ke enamel.
Selama penempatan, hindari adanya gelembung udara ketika etsa di
aplikasikan pada permukaan untuk mencegah adanya permukaan yang tidak
teretsa
2. Waktu pengaplikasian bahan etsa tergantung pada paparan permukaan gigi
sebelumnya terhadap fluoride. Sebagai contoh, gigi permanen dengan
kandungan fluoride tinggi yang berasal dari pasokan air fluoride mungkin
memerlukan waktu etsa agak lebih lama, seperti halnya gigi sulung. Saat ini,
waktu etsa untuk sebagian besar gel etsa sekitar 15 detik.
3. Setelah gigi teretsa, asam harus dibilas dengan air selama sekitar 20 detik,
dan enamel harus dikeringkan sepenuhnya. Ketika enamel kering,
tampilannya menjadi putih, buram, yang mengindikasikan perlakuan etsa
yang tepat.
4. Permukaan ini harus tetap bersih dan kering sampai resin ditempatkan untuk
membentuk ikatan mekanis yang baik dan mencegah terjadinya kontaminasi.
b. Bonding
Aplikasi bonding dapat dilakukan pada beberapa prosedur kedokteran gigi,
diantaranya; orthodontic bracket bonding, porcelain laminate veneer bonding, pit
and fissure sealants, amalgam bonding, enamel and dentin bonding, adhesive
cements (berupa restorasi glassionomer dan endodontic sealer)
1. Proses bonding pada dentin diawali oleh proses etching.
2. Proses etching pada dentin bertujuan agar dentin mengalami demineralisasi
sehingga jaringan kolagen pada dentin dapat terbuka.
3. Selanjutnya dilakukan proses priming agar jaringan kolagen tidak rusak atau
hilang.
4. Langkah selanjutnya yaitu pemberian bonding agent.
5. Bonding agent berperan dalam membantu perlekatan bahan tumpatan pada
dentin.
6. Resin hidrofil yang terdapat pada bahan tumpatan dapat melakukan infiltrasi
pada jaringan kolagen dentin sehingga membentuk ikatan yang kuat.
7. Resin juga akan membentuk micromechanical interlocking pada permukaan
resin dengan hybrid layer.
DAFTAR PUSTAKA
1. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan. 2017.
Bahan Ajar Keperawatan Gigi Dental Material. Jakarta : Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
2. Sidiartha, I. G. A. F. N. 2019. Literature Review Etching dan Bonding. Program Studi
Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana.
3. Mount, G.J., Hume, W.R., Ngo, H.C., Woll, M.S. 2016. Preservation and Restoration
of Tooth Structure 3rd Edition. Wiley Blackwell.
4. Sitompul, I. P. 2020. Tingkat Akurasi Penentuan Warna Restorasi Gigi Antara
Metode Visual dengan Metode Elabor_Aid pada Gigi Anterior dengan Restorasi Klas
IV Resin Komposit (In Vitro). Thesis diterbitkan. Medan: Program Pendidikan Dokter
Gigi Spesialis Konservasi Gigi Universitas Sumatera Utara.
5. Banerjee, A., Pickard, H.M. and Watson, T.F., 2011. Pickard's manual of operative
dentistry. Oxford university press.
6. Manappallil, J.J., 2015. Basic dental materials. JP Medical Ltd.

Anda mungkin juga menyukai