Anda di halaman 1dari 10

BAB I BAB II

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Latar Belakang Amalgam dalam bidang kedokteran gigi disebut dental amalgam,
Dalam bidang kedokteran gigi, dikenal istilah bahan dan teknologi yaitu suatu paduan antara merkuri (Hg) dan suatu alloy. Menurut Charbeneau
untuk kedokteran gigi. Bahan dan teknologi ini nantinya bisa diaplikasikan dkk. (1981) amalgam pertama kali diperkenalkan oleh Taveau pada tahun
pada kehidupan di masyarakat. Salah satu contohnya adalah bahan 1826 di Paris. Pada waktu pertama kali diperkenalkan, amalgam disebut
kedokteran gigi yang digunakan untuk menambal gigi. Dalam skenario ini, silver amalgam, karena bagian terbesar komponennya adalah perak. Black
akan dibahas mengenai amalgam yang digunakan sebagai salah satu bahan adalah orang yang pertama kali memperkenalkan amalgam dengan bentuk
tambal/tumpat gigi. partikel lathe cut. Dalam publikasinya pada tahun 1896, komposisi alloy
Pada skenario, dijelaskan bahwa tumpatan amalgam yang telah amalgam adalah :
berubah warna akibat korosi. Dari pernyataan tersebut, kita diharapkan bisa 1. Ag (perak) 68,50%
mengetahui amalgam dari segala aspek agar kita bisa menyeleksi bahan 2. Sn (Timah putih) 25,50%
tumpatan gigi yang paling baik dan tidak merugikan bagi masyarakat. 3. Au (emas) 5%
4. Zn (seng) 1%
1.2Tujuan Formula yang dituliskan Black hanya dipakai sebentar, selanjutnya
1. Menjelaskan bagaimana pembuatan bubuk amalgam. berdasarkan penelitian oleh Flagg, emas dan platina dianjurkan tidak
2. Menjelaskan syarat dan sifat amalgam. ditambahkan pada formula amalgam. Pada tahun 1960 mulai diperkenalkan
3. Menjelaskan pengertian creep. bubuk amalgam bentuk bulatan kecil (spherical), yang kemudian berkembang
4. Menjelaskan klasifikasi amalgam beserta komposisi masing-masing menjadi partikel yang lebih kecil.
amalgam. Meskipun amalgam telah dipakai dalam restorasi lesi karies sejak
5. Menjelaskan reaksi korosiamalgam. abad ke-15 atau bahkan lebih dini lagi, amalgam masih merupakan suatu
6. Menjelaskan proses manipulasi dan reaksi setting amalgam. bahan yang paling banyak dipergunakan. Kualitas yang paling baik dari
7. Menjelaskan keuntungan dan kekurangan amalgam. amalgam gigi ini adalah tahan lama dan mudah manipulasinya. Cukup bisa
beradaptasi dengan cairan mulut, amalgam adalah restorasi yang relatif
murah dan dapat diselesaikan dalam satu kali kunjungan dapat dikatakan
bahwa amalgam merupakan suatu bahan tambalan yang paling banyak
dipergunakan dokter gigi.
Menurut definisi, amalgam adalah campuran dari dua atau beberapa
logam, salah satunya adalah merkuri. Seperti nanti bisa dilihat, alloy
amalgam terdiri atas tiga atau beberapa logam. Amalgam itu sendiri
merupakan kombinasi alloy dengan merkuri melalui suatu proses yang
disebut amalgamasi atau triturasi. Campuran yang merupakan bahan plastis
dimasukkan ke dalam kavitas dan bahan tersebut menjadi keras karena
kristalisasi.
Dalam hal ini dikatakan bahwa restorasi amalgam “sering lebih baik
daripada kelihatannya.” Kekurangan yang nyata sering tampak pada restorasi
yang sudah berfungsi cukup lama, terutama memburuknya bagian tepi, yang
disebut “ditching” pada interfase dengan gigi. Kita mungkin membayangkan
bahwa karies selalu terdapat pada bagian tepi yang terbuka disebabkan oleh dan dipotong menjadi kepingan-kepingan kecil. Homogenisasi membantu
penetrasi dari cairan ludah, debris, dan mikroorganisme. Sebenarnya hal ini terjaminnya semua kepingan mempunyai sifat dan komposisi yang sama.
tidak selalu terjadi, walaupun restorasi kehilangan estetiknya dan terjadi Bantuk dan ukuran partikel potongan alloy mempunyai arti yang sangat
degradasi terus-menerus. Penjelasannya terletak pada sifat amalgam yang penting. (Combe, 1992:193)
unik. Sewaktu restorasi makin tua, produk-produk korosi terbentuk sepanjang Suatu alloy yang amsih baru dipotong bereaksi sangat cepat dengan
batas antara restorasi dan gigi. Produk ini akan bertindak sebagai pemblokir merkuri. Ini dapat dijelaskan sebagian disebabkan oleh kerena dislokasi dan
mekanik dari penetrasi agen-agen beracun. Mekanisme swa-penyembuhan ini imperfeksi pada kisi-kisi alloy yang dapat meningkatkan reaktifitas kimianya.
menyebabkan bahan restorasi amalgam tahan lama. Bila kepingan alloy disimpan pada suhu kamar selama beberapa bulan ,
Spesifikasi dari The American Dental Association untuk alloy reaktifitasnya akan merosot; alloy tersebut disebut mengalami penuaan
amalgam gigi telah banyak mengurangi jumlah produk komersial yang buruk. (aging). Hasil yang serupa dapat terjadi lebih cepat dengan merebus kepingan
Walaupun beberapa tipe tertentu (misalnya, system amalgam dengan pada air mendidih selama 30 menit. Metoda penuaan secara cepat ini
kandungan tembaga yang tinggi, yang akan dibahas kemudian) adalah biasanya dilakukan oleh pabrik untuk memperoleh alloy yang mempunyai
unggul, presentase kegagalan yang tinggi disebabkan karena desain preparasi sifat-sifat stabil. (Combe, 1992:193)
yang tidak tepat, kesalahan manipulasi dari amalgam dan amalgam yang Partikel spheris dihasilkan dengan proses atomisasi; yaitu dengan
terkontaminasi waktu pengisian setiap langkah dalam prosedur, dari waktu menyemproykan cairan alloy pada atmosfer yang pasif, di mana tetesan alloy
alloy diseleksi sampai restorasi dipoles, mempunyai efek terhadap sifat akan memadat dalam bentuk spheris. Partikel spheris lebih mudah disusun
amalgam, yang menentukan keberhasilan atau kegagalan restorasi. sesuai dengan ukuran partikelnya daripada partikel yang mempunyai bentuk
Syarat biokompatibilitas bahan kedokteran gigi adalah: tidak beraturan. Campuran ukuran partikel yang dianjurkan berkisar antara
1. Tidak membahayakan pulpa dan jaringan lunak. 10-37 um. (Combe, 1992:193)
2. Tidak mengandung bahan toksik yang dapat berdifusi, terlepas dan Dental amalgam adalah bahan tambalan yang paling banyak digunakan untuk
diabsorbsi dalam sistem sirkulasi. gigi posterior . air raksa yang dicampur yang dengan puder alloy untuk
3. Bebas dari agent yang dapat menyebabkan reaksi alergi. mendapatkan bahan eplastis yang kemudian dimasukkan kedalam kavitet
4. Tidak berpotensi sebagai bahan karsinogenik. preparasi. Amalgam yang telah set atau mengeras lebih kuat dari semua jenis
Amalgam adalah jenis logam campur yang khusus mengandung semen ggi yang ada serta semua bahan tambalan gigi anterior. alloy yang
merkuri sebagai salah satu konstituennya. Karena merkuri bersifat cair dalam dipakai bersama dengan mercury untuk keperluan kedokteran gigi diebut
temperature kamar, merkuri dapat dicampur dengan logam lain yang padat. dental amalgam alloy. Sebenarnya tidak benar sebab bahan tersebut bukanlah
Proses amalgamasi modern dimulai di klinik ketika tetsan merkuri alloy amalgam tetapi alloy dari mana dapat dihasilkan suatu amalgam (
dikeluarkan dari sebuah ruang tertutup dalam kapsul, kedalam ruang lain E.C.Combe: 1992 )
yang mengandung amalgam, kedua komponen tersebut diaduk bersama Komposisi
dengan alat amalgamator. Proses amalgamasi berlanjut sementara segmen- Amalgam adalah bahan tambal berbahan dasar logam, di mana
segmen massa plastis terkondensasi di bawah tekanan yang kuat terhadap komponen utamanya:
dinding gigi-gigi yang sudah dipreparasi, atau jika ada, terhadap pita matriks.  likuid yaitu logam merkuri
Reaksi berlanjut selama proses manipulasi di dalam mulut berkurang dalam  bubuk yaitu logam paduan yang kandungan utamanya terdiri dari perak,
waktu beberapa menit ketika amalgam gigi mulai meningkat kekuatan dan timah, dan tembaga. Selain itu juga terkandung logam-logam lain
kekerasannya. Walaupun reaksi dapat berlangsung bebrapa hari, amalgam dengan persentase yang lebih kecil.
gigi sudah cukup kuat untuk menerima tekanan gigit yang sedang dalam Kedua komponen tersebut direaksikan membentuk tambalan amalgam yang
waktu beberapa jam saja. (Anusavice, Kenneth J, 2004:301) akan mengeras, dengan warna logam yang kontras dengan warna gigi.
Cara Pembuatan Alloy Alloy untuk pemuatan dental amalgam dalam garis besarnya dapat
Alloy konvensional dihasilkan dengan menggabungkan beberapa diklasifikasikan ke dalam dua tipe; pertama, alloy konvensional, mengandung
logam murni sehingga diperoleh suatu ingot yang kemudian dihomogenisasi kurang dari 6% kuprum, formula kimia ini mengalami hanya sedikit
perubahan sejak bertahun-tahun; kedua , alloy kaya kuprum, yang mulai denga pasta karborundum. Pastel adalah alu kecl yang terbuat dari
banyak dipergunakan sejak beberapa tahun terakhir ini (kadang disebut gelas.
sebagai “high copper alloy”) ii. Pencampuran secara mekanis
Ada 2 tipe amalgam : Alloy dan mercury dalam perbandingan yang tepat dapat dicampur
1. Alloy konvensional secara mekanis didalam kapsul baik dengan atau tanpa menggunakan
Kandungan konstitusi dasar : plaster plastic atau stanlisteel. Amalgamator mekanis mempunyai
Silver 67-74% pengatur waktu sehingga waktu pencampuran yang tepat dapat
Tin 25-27% terjamin serta dapat dilakukan berulang-ulang.
Kuprum 0-6% c. Kondensasi
Zinc 0-2% Kondensasi adalah proses memasukkan bahan restorasi amalgam
2. Alloy kaya kuprum kedalam kapitas. Bahan hendaknya dikondenasi segera mungkin setelah
Silver 69% pencampuran. Bila dibiarkan terlalu lama dan setelah set maka :
Tin 17% 1. Tidak bias diperoleh adaptasi yang baik dengan didinding kavitas
Kuprum 13% 2. Sukar dilakukan pemisahan kelebihan merkuri
Zinc 4% 3. Diperoleh bonding yang jelek antara setiap bagian yang
ditambahkan.
Manipulasi 4. Tambalan yang diperoleh kurang kuat
a. Perbandingan alloy/mercury d. Trimming dan carving
Mercury : jumlah mercury yang dikehendaki dapat diperoleh dengan Bila kavitas diisi terlalu banyak maka bagis atas yang kaya akan
menimbang atau menggunakan suatu alat penetes ( volume dispenser). mercurydapat dibuat dan tambalan dibentuk sesuai dengan
Alloy : diukur dengan cara menimbang,mempergunakan table anatomisnya.amalgam yang diperbuat dari serbuk alloy yang kasar lebih
alloy, mempergunakan volume dispenser sukar mengukirnya karena kepingan alloy yang agak besar dapat tertarik
Perbandingan takaran alloy dengan mercury : amalgam yang telah set oleh instrument dari permukaan. Apabila dikehendaki pengukiran yang
hendaknya kurang dari 50%,,ada 2 tehnik yang dikemukakan mudah, dapat dipergunakan alloy spheris
i. Menggunakan perbandingan alloy dan mercury 5:7 atau 5:8. e. Pemolesan
Kelebihan mercury mempermudah triturasi dan dapat diperoleh hasil Amalgam konvensional baru dapat dipoles palng cepat 24jam setelah
campuran yang plastis. Sbelum bahan dimasukkan kdalam kavitet, penambalan, yaitu setelah tambalan cukup kuat. Amalgam yang
kelebihan mercury diambil dengan cara memerasnya dlam kain diperbuat dari alloy kaya kuprum lebih cepat mendapatkan kekuatannya,
kassa. disebutkan bahwa bahan ini dipoles tidak lama setelah penambalan.
ii. Minimal mercury techniques ( eames techniques ), dimana mercury Sifat-Sifat
dan alloy ditimbang dalam jumlah yang sama, tidak perlu dilakukan 1) Toksisitas
pemerasan mercury sebelum dilakukan kondensasi. Metode 2) Reaksi korosi
pencampuran secara mekaniss 3) Kebocoran marginal
b. Triturasi 4) Kekuatan
i. Pencampura manual dengan menggunakan mortar dan pastel. 5) Creep
Dipergunakan moral dan pasel yang terbuat dari gelas. Permukaan 6) Kegagalan Marginal
mortal agak kasar yang berguna untuk mempertinggi frekuensi 7) Perambatan Panas
gesekan antara amalgam dan permukaan mortar. Kekerasan 8) Perubahan Dimensi
permukaan ini dapat dipertahankan dengan sesekali mengasahnya
PEMBAHASAN

Pembuatan Bubuk Amalgam


1. Bubuk Lathe –cut
Untuk membuat bubuk lathe-cut, batang logam campur yang sudah
diannealing ditempatkan di mesin giling dan kemudian di potong dengan
alat potong atau gerindra. Potongan yang di dapat sering berbentuk
seperti jarum. Untuk memperkecil ukuran dapat dilakukan penggilingan
selanjutnya.
2. Anealing untuk homogenisasi
Karena kondisi pendinginan yang cepat dari keadaan pengecoran,
batang logam campur Ag-Sn mempunyai struktur inti ddan mengandung
MAPPING butiran nohomogen dengan berbagi komposisi. Dilakukan pemanasan
homogenisasi untuk mengmbalikan keseimbangan hubungan fase.
Batangan di letakkan di dalam oven dan dipanaskan pada temperature
AMALGAM dibawah temperature pemadatan selama waktu yang cukup
memungkinkan terjadinya difusi atom-atomdan fase mencapai
keseimbangan.Waktu pemanasan bervariasi, tergantung pada temperature
yang digunakan dan ukuran batang.
Pada akhir siklus pemanasan ,batang dibawa ke temperature
KLASIFIKASI kamar untuk menjalani tahap selanjutnya. Proporsi dari fase yang ada
pada batang sesudah pendinginan dipengaruhi oleh sifat pendinginan
batang tersebut. Jika batang dikeluarkan dari oven pemanas dengan cepat
Amalgam dan kemudian dipadamkan dengan cepat, distribusi fase pada dasarnya
Amalgam Amalgam
Plus Fluoride tidak berubah. Sebaliknya, jika batang dibiarkan dingin secara perlahan.
Konvensional Kaya kuprum
Proporsi akan terus menerus menyesuaikan diri ke arah rasio
keseimbangan di temperature kamar.
 KOMPOSISI 3. Manipulasi partikel
Begitu batang logam campur sudah diperkecil menjadi potongan-
 SIFAT
potongan, banyak pabrik yang melakukan beberapa jenis manipulasi
 KEKURANGAN DAN permukaan terhadap partikelnya. Amalgam yang dibuat dari bubuk yang
KELEBIHAN mendapat manipulasi dengan asam cenderung lebih reaktif disbanding
 MANIPULASI DAN amalgam yang dibuat dari bubuk yang tidak asam. Tekanan yang
mengenai partikel selama penggilingan dan pemotongan harus dilepaskan
REAKSI SETTING
karena bila tekanan tersebut akan keluar perlahan-lahan, menyebabkan
perubahan logam campur, terutama dalam hubungannya dengan
kecepatan amalgamasi dan perubahan dimensional yang terjadi selama
pengerasan. Proses pelepasan tekanan mencakup siklus annealing pada
suhu temperature sedang, biasanya sekitar 1000C selama beberapa jam.
BAB III
Secara umum logam campur stabil daya reaksinya dan sifatnya bila Hal ini penting untuk restorasi daerah yang menerima beban kunyah.
disimpan untuk waktu yang lama. Modulus elastic untuk amalgam high copper adalah 55 GPa.
4. Bubuk yang Diatomisasi Sedangkan untuk low copper lebih rendah dari high copper.
Bubuk yang diatomisasi dibuat dengan melelehkan unsure-unsur yang  Thermal Expansion
diinginkan bersama-sama. Logam cair diatomisasi manjadi tetesan logam Linear koefisien termal ekspansi dari amalgam adalah 25
yang berbentuk bulat kecil. Jika tetesan memadat sebelum menyentuh mm/mm/oCx10-6. Semakin besar ekspansi termal, maka semakin
permukaan, bentuk sferis atau bulat akan bertahan, dan bubuk atomisasi besar perubahan dimensi dengan perubahan suhu.
ini disebut bubuk sferis. Seperti bubuk lathe-cut, bubuk sferis mendapat  Perubahan dimensi
pemanasan yang membuat butirannya menjadi kasar dan memperlambat Pada awalnya, amalgam akan mengalami kontraksi ringan (dalam
reaksi partikel dengan merkuri. Seperti logam campur, lathe-cut , bubuk waktu 20 menit), setelah itu terjadi ekspansi amalgam sampai dengan
sferis biasanya dimanipulasi dengan asam. 24 jam.
 Creep
Syarat dan Sifat Amalgam  Kegagalan marginal
Amalgam yang digunakan di kedokteran gigi harus mempunyai sifat  Perambatan panas
dan syarat agar bisa dipakai sebagai bahan restorasi.  Perubahan dimensi
a. Syarat :
 Mudah digunakan Pengertian Creep
 Mudah dimanipulasi Creep adalah persentase perubahan bentuk restorasi per waktu.
 Tahan lama Tingkat creep terbukti mempunyai hubungan dengan kerusakan tepi amalgam
 Mempunyai compressive strength dan tensile strength yang cukup tradisional yang kandungan tembaganya rendah, yaitu makin tiinggi creep,
kuat makin besar derajat kerusakan tepi.
 Kebocoran marginal Meskipun demikian, untuk amalgam dengan kandungan tembaga
b. Sifat yang tinggi, creep tidakselalu menjadi sarana yang baik untuk
 Toksik => karena kandungan merkuri pada amalgam bersifat toksis memperkirakan fraktur tepi. Dalam spesifikasi ADA No. 1 ditekankan
yang dapat mengiritasi pulpa dan dapat menyebabkan discolorisasi pentingnya memilih logam campur komersial yang memiliki tingkat creep
 Berisfat korosi => terutama pada amalgam konvensional, karena dibawah 3%. Seperti diuji dengan spesifikasi ini, nilai creep dari amalgam
pada amalgam konvensional terdapat fase gamma dua yang sangat dengan kandungan tembaga yang rendah berkisar antara 0,8-8%. Amalgam
labil dan mudah korosi dengan kandungan tembaga yang tinggi mempunyai nilai creep yang jauh
 Kekuatan => kekuatan pada restorasi amalgam dipengaruhi lebih rendah, beberapa bahkan kurang dari 0,1%. Tidak ada data yang
oleh menunjukkan bahwa mengurangi nilai creep dibawah 15 akan dapat
 Proses triturasi yang tidak sempurna mengurangi kerusakan tepi.
 Kandungan mercury yang terlalu besar Pengaruh struktur mikro terhadap creep
 Tekanan yang terlalu kecil pada saat kondensasi kecepatan Fase γ1 terbukti memeberi pengaruh penting pada tingkat creep untuk
pengisian kavitas yang lamban amalgam dengan kandungan tembaga rendah. Tingkat creep meningkat bila
 Terjadinya korosi volume fraksi γ1 lebih besar dan menurun bila butiran γ1 lebih besar. Adanya
a. Compressive strength adalah sifat yang paling baik dari amalgam γ2 dihubungkan dengan tingkat creep yang lebih tinggi. Selain tidak adanya
b. Tensile strength mempunyai kekuatan yang jauh lebih rendah γ2, tingkat creep yang sangat rendah pada amalgam komposisi tunggal
dari Compressive strength dengan kandungan tembaga yang tinggi juga dikaitkan dengan batang ή, yang
 Rigiditas berfungsi sebagai barier terhadap deformasi fase γ1.
Pengaruh variable manipulasi pada creep
Factor mannipulasi juga akan menimbulkan tingkat creep untuk jenis Komponen paling lemah adalah fase gamma 2. Kekerasan fasse gamma 2
amalgam apapun. Jadi, rasio merkuri:logam campur harus diminimalkan, kira-kira 10% dari kekerasan gamma 1, sementara kekerasan gamma
tekanan kondensasi dimaksimalkan untuk logam campur lathe-cut atau logam sedikit lebih tinggi daripada gamma 1.
campur gabungan, sementara waktu triturasi serta kondensasi perlu mendapat Fase gamma 2 juga merupakan fase yang paling kurang stabil dalam
perhatian yang cermat. lingkungan yang korosif dan dapat mengalami erosi, terutama pada leher
restorasi. Secara umum, fase gamma (Ag3Sn) dan gamma 1 murni
Klasifikasi amalgam (Ag2Hg3) adalah stabil dalam lingkungan rongga mulut. Meskipun
a. Amalgam konvensional demikian gamma 1 dalam rongga dalam amalgam mengandung sejumlah
Amalgamasi terjadi ketika merkuri berkontak dengan permukaan kecil timah, yang dapat hilang dalam lingkungan yang korosif.
partikel logam campur Ag-Sn. Jika bubuk di triturasi, dibagian luar Daerah antar-muka antara fase gamma dan matriks berperan penting.
partikel akan larut menjadi merkuri. Pada saat bersamaan, merkuri Proporsi yang tinggi dalam fase gamma yang tidak terkonsumsi tidak
berdifusi ke partikel logam campur. Merkuri mempunyai daya larut yang akan memperkuat amalgam kecuali pertikel-partikel tersebut berikatan
terbatas untuk perak (0,035%wt) dan timah (0,6%wt). dengan matriks
Jika daya larut ini terlampaui, Kristal-kristal dari dua senyawa logam
biner akan berpresipitasi menjadi merkuri. Kedua senyawa ini adalah Komposisi amalgam konvensional
senyawa Ag2Hg3 berbentuk kubik dengan pusat dibagian tengah (fase Ag = 67-74 %
gamma) dan senyawa Sn7-8Hg heksagonal yang tersusun rapat (fase Sn = 25-27 %
gamma 2). Karena kelarutan perak dalam merkuri lebih rendah daripada Cu = 0-6 %
timah, fase gamma 1 berpresipitasi terlebih dahulu sementara fase Zn = 0-2 %
gamma 2 berpresipitasi kemudian. Dan mengandung beberapa persen logam Hg sebagai bahan untuk proses
Segera sesudah triturasi, bubuk logam campur bercampur dengan amalgamisasi.
cairan merkuri, menghasilkan adonan yang mempunyai konsistensi b. Amalgam kaya kuprum
plastis. Sewaktu merkuri yang tersisa melarutkan partikel logam campur, Logam campur dengan kandungan tembaga yang tinggi menjadi
Kristal-kristal gamma 1 dan gamma 2 akan bertumbuh. Saat merkuri bahan pilihan karena sifat mekanisnya yang lebih baik, juga ketahanan
menghilang amalgam sudah menjadi mengeras. Sementara saat partikel terhadap korosi, dan integritas bagian tepi serta kinerjanya dalam
tertutup dengan kristal yang baru terbentuk, sebagian besar gamma 1, percobaan klinis yang lebih baik, bila dibandingkan dengan logam
kecepatan reaksi menurun. Logam campur biasanya dicampur dengan campur tradisional yang rendah kandungan tembaganya. Ada dua macam
merkuri pada rasio 1:1. Dengan rasio ini jumlah merkuri tidak mencukupi bubuk logam campur tinggi tembaga yang tersedia. Yang pertama adalah
untuk bereaksi dengan seluruh partikel logam campur asli; akibatnya, bubuk logam campur gabungan, dan yang kedua adalah bubuk logam
partikel yang tidak bereaksi akan tetap ada pada amalgam yang campur berkomposisi tunggal. Kedua tipe ini mengandung tembaga lebih
mengeras. Partikel logam campur (sekarang lebih kecil, karena dari 6%wt.
permukaannnya sudah dilarutkan oleh merkuri), dikelilingi dan diikat  Blended alloy/dispersion modified alloy
bersama-sama dengan Kristal-kristal gamma 1 dan gamma 2 yang padat. Mengandung dua bagian partikel alloy konvensional yang dipotong
Jadi, amalgam rendah kandungan tembaga yang tipikal adalah suatu lathe cut ditambah satu bagian alloy perak-tembaga eutectic sferis.
gabngan dimana partikel-partikel yang tidak dikonsumsi tertanam dalam Ag = 69 %
fase gamma 1 dan gamma 2. Sn = 17 %
Sifat fisik dari amalgam yang sudah mengeras tergantung pada Cu = 13 %
persentase relative dari masing-masing fase struktur mikro. Partikel Ag- Zn =4 %
Sn yang tidak dikonsumsi mempunyai efek yang kuat.. makin banyak
fase ini yang teetinggal dalam sruktur akhir, makin kuat amalgamnya.
Pada tahun 1963, Innes dan Youdelis menambahkan partikel logam fase ή (Cu6Sn5). Lapisan kristal-kristal ή terbentuk di sekitar logam
campur eutetik perak-tembaga yang berbentuk sferis (Ag-Cu) (perak campur Ag-Cu yang tidak dikonsumsi. Lapisan ή pada partikel logam
71,9%wt dan tembaga 28,1%wt) pada partikel logam campur campur Ag-Cu juga mengandung beberapa kristal gamma 1. Fase
amalgam rendah tembaga lathe-cut. Ini adalah perubahan besar gamma 1 terbentuk bebarengan dengan fase ή dan mengelilingi baik
pertama pada komposisi logam campur untuk amalgam gigi sejak partikel logam campur Ag-Cu yang tertutup ή amupun partikel logam
hasil karya Black. Logam campur ini sering disebut sebagai logam campur Ag-Sn. Seperti pada amalgam dengan kandungan amalgam
campur gabungan karena bubuk akhirnya merupakan campuran dari yang rendah, gamma 1 adalah fase matriks yaitu fase yang mengikat
setidaknya dua jenis partikel. Bubuk gabungan, menunjukkan partikel-partikel logam campur yang tidak dikonsumsi bersama-
partikel lathe-cut rendah kandungan tembaga dan pertikel logam sama.
campur Ag-Cu sferis. Amalgam yang dibuat dari bubuk ini lebih kuat Jadi, reaksi bubuk logam campur gabungan dengan merkuri dapat
daripada amalgam yang dibuat dai bubuk lathe-cut yang kandungan diringkas sebagai berikut:
tembaganya rendah, karena kekuatan partikel Ag-Cu bukan karena Partikel logam campur (β + γ) + Ag-Cu eutetik + Hg → γ1 + ή +
penyebaran dari mekanisme penguatan seperti yang diperkirakan partikel logam campur dari kedua tipe yang digunakan
semula. Bahan gabungan (bahan yang terdiri dari atas matriks dan Perhatikan bahwa gamma 2 sudah dihilangkan pada reaksi ini.
pengisi) dapat diperkuat dengan menambahkan pengisi yang kuat dan Gamma 2 tidak tebentuk pada saat yang sam dengan ή. Tidak ada
partikel Ag-Cu barangkali bekerja sebagai bahan pengisi yang kuat, definisi yang tepat untuk logam campur amalgam yang dapat
yang memperkuat matriks amalgam. mewakili system tinggi tembaga ini, tetapi pada umumnya dikatakan
Beberapa penelitian klasik menunjukkan bahwa restorasi yang dibuat bahwa ini adalah suatu formula bahwa gamma 2 hampir seluruhnya
dari prototipe amalgam gabungan ini secara klinis lebih unggul ditiadakan selama reaksi pengerasan. Untuk mendapatkan hal ini,
daripada restorasi yang dibuat dari amalgam dengan kandungan barangkali diperlukan konsentrasi bersih dari tembaga sekurang-
tembaga yang rendah, bila dievaluasi dalam kaitannya dengan kurangnya sebesar 12% di dalam bubuk logam campur tersebut.
ketahanan terhadap kerusakan tepi. Karakteristik logam camur yang Beberapa amalgam gabungan yang sudah mengeras memang
membuat kinerja klinis meningkat akan dibicarakan nanti. menagndung gamma 2 meskipun persentasenya lebih kecil daripada
Bubuk logam campur gabungan biasanya mengandung bubuk tinggi yang terkandung di dalam amalgam dengan kandungan tembaga
tembaga berbentuk sferis sebesar 30%wt samapai 55%wt. total rendah. Keefektifan dari patikel yang mengandung tembaga dalam
kandungan tembaga dalam logam campur gabungan berkisar antara mencegah pembentukan gamma 2 tergantung pada persentasenya di
9%wt samapai 20%wt. fase yang ada dalam partikel yang dalam campuran tersebut.
mengandung tembaga tergantung pada komposisinya. Logam campur  Komposisi tunggal
Ag-Cu terdiri atas gabungan dua fase - kaya perak dan kaya tembaga Alloy yang mengandung dua bagian alloy sferis yang terbuat dari 60
– dengan stuktur kristal dari perak dan tembaga murni. Masing- % perak, 25 % timah, dan 15 % tembaga dan satu bagian allyo
masing fase mengandung sejumlah kecil unsure lain. Pada bubuk konvensional.
yang diatomisasi (yang didinginkan dengan cepat), campuran dua Keberhasilan amalgam gabungan membawa kepada
fase eutetik membentuk lamella yang sangat halus. Komposisi pada dikembangkannya jenis logam campur lain yang kandungan
kedua sisi eutetik membentuk butiran yang sangat relative besar dari tembaganya tinggi. Berbeda denganbubuk logam campur gabungan,
fase kaya tembaga atu fase kaya perak dari campuran eutetik. setiap partikel pada bubuk logam campur ini mempunyai komposisi
Bila merkuri bereaksi dengan bubuk gabungan, perak akan dilarutkan yang sama. Oleh karena itu, disebut sebagai logam campur komposisi
kedalam merkuri dari partikel logam campur Ag-Cu dan baik perak tunggal. Komponen utama dari partikel-partikelnya biasanya adalah
maupun timah akan larut dalam merkuri dari partikel logam campur perak , tembaga, dan timah. Logam campur pertama dari jenis ini
Ag-Sn. Timah dalam larutan berdifusi ke permukaan partikel logam mengandung perak 60%wt, timah 27%wt, dan tembaga 13%wt.
campur Ag-Cu dan beraksi dengan fase tembaga untuk membentuk kandungan tembaga dalam berbagai logam campur komposisi
tunggal berkisar dari 13%wt samapai 30%wt. selain itu, ada sejumlah ini antibakteri dari kuprum itu sendiri. Bahan ini tersedia dalam bentuk
kecil indium atau palladium pada berbagai logam campur komposisi pil mengandung 60 sampai 70 % mercury dan 30 % kuprum. Dalam
tunggal yang dipasarkan baru-baru ini. penggunaannya bahan dipanaskan sampai tetesan mercury muncul lalu
Sejumlah fase juga ditemukan di dalam masing-masing partikel ditrituasi seperti pada bahan amalgam lain dan kemudian dikondensasi
logam campur komposisi tunggal termasuk β (Ag-Sn), γ (Ag3Sn), didalam kavitet.
dan ε (Cu3Sn). Beberapa logam campur juga mengandung beberapa Bahan ini tidak dianjurkan untuk tambalan tetap karena terjadi
fase ή (Cu6Sn5). Partikel yang diatomisasi mempunyai struktur mercury hygiene yang jelek. Jadi dapat disimpulkan bahwa amalgam tipe
mikro dendritik, yang terdiri atas lamela-lamela yang kecil. ini tidak cocok digunakan oleh orang dewasa, tetapi tipe amalgam
Bila ditriturasi dengan merkuri, perak dan timah dari fase Ag-Sn konvensional biasanya yang dipakai untuk orang dewasa.
akan larut didalam merkuri; sementara tembaga dalam jumlah kecil
juga larut di dalam merkuri. Kristal-kristal gamma 1 akan terbentuk, Reaksi Korosi
membuat matriks yang mengikat partikel-partikel logam campur a. Tarnish : amalgam dapat mengalami tarnish bila terdapat sulphur
yang terlarut sebagian. Kristal ή ditemukan sebagai anyaman kristal menghasilkan suatu lapisan sulphida pada permukaan restorasi.
batang pada permukaan partikel logam campur, juga tersebar di b. Korosi pada amalgam konvensional : bahan yang telah set adalah
dalam matriks. Kristal ini jauh lebih besar daripada kristal ή yang heterogen sehingga dapat mengundang terjadinya korosi. Dari ketiga fase
terdapat pada lapisan reaksi yang mengelilingi partikel Ag-Cu pada yang ada fase 2 adalah yang paling aktif secara elektrokimia dan
amalgam gabungan. bertindaksebagai anodic terhadap fase  dan 1. Begitu 2 mengalami
c. Amalgam plus fluoride korosi, terbentuk dua produk sebagai berikut :
Untuk meningkatkan mutu amalgam terhadap terjadinya karies 1. Terbentuk ion Sn 2+: dengan adanya saliva ditemui produk korosi
sekunder, telah dikembangkan dengan menambahkan senyawa fluorida seperti SnO2 dan Sn(OH)5Cl.
dengan maksud menambah efek anti kariogenik. Bahan restorasi 2. Terbentuk Hg yang dapat bereaksi dengan sisa fase  yang
amalgam yang mengandung fluorida yang dalam bubuknya merupakan sebelumnya tidak bereaksi.
amalgam konvensional tipe lathe-cut dengan komposisi (brosur Dentoria c. Korosi amalgam kaya kuprum
-France) stanus fluorida (SnF,) 1%, perak (Ag) 68%, timah (Sn) 27%, 1. Tidak terdapat 2, phase yang paling rentan terhadap korosiadalah
tembaga (Cu) 4,5%, seng (Zn) 1,5%. Cu6Sn5
Fluorida pada bahan restorasi amalgam dalam bentuk senyawa SnF2. 2. Arus korosi yang terjadi pada sistem ini jauh lebih kecil daripada
Senyawa ini terbukti dapat mengurangi kelarutan enamel terhadap asam yang terjadi pada amalgam konvensional.
dan dapat meningkatkan konsentrasi fluorida di dalam struktur gigi yang 3. Volume produk korosi juga lebih sedikit dibandingkan dengan
berdekatan dengan bahan restorasi ini. Menurut Phillips fluorida dalam amalgam konvensional.
amalgam cukup dapat mengurangi kelarutan permukaan enamel dari 4. Tidak terbentuk mercury sebagai hasil korosi.
pengaruh asam, meskipun fluorida yang terlepas terjadi dalam waktu
yang singkat, tetapi cukup efektif untuk mencegah terjadinya karies. d. Pertimbangan dalam praktek :
Mekanisme fluorida yang utama adalah meningkatkan daya tahan 1. Daya tahan terhadap korosi meningkat apabila amalgam dipoles.
enamel karena adanya remineralisasi, bersifat bakterisid dan menurunkan Pemolesan menghilangkan lobang-lobang kecil dan menghaluskan
kemampuan bakteri memproduksi asam. Karena amalgam yang permukaan yang kasar yang yang membantu sel korosi.
mengandung fluoride ini mempunyai daya untuk mencegah karies 2. Bila amalgam berkontak dengan suatu restorasi yang terbuat dari
sekunder maka dapat digunakan juga pada anak-anak dan dapat emas, dapat terbentuk suatu sel elektrolit yang cenderung mendorong
digunakan pada orang dewasa. terjadinya korosi bahan amalgam dan penumpukan mercury pada
Selain amalgam yang berflouride ini pada gigi decidui juga restorasi emas.
dipergunakan restorasi kuprum amalgam karena sifat kuprum amalgam
3. Korosi yang terjadi pada amalgam konvensional dalam jangka e. Kondesasi yaitu adalah pemadatan amalgam ke dalam kavitas yang sudah
lamadapat berpengaruh padasifat-sifat mekanisnya. Sebagai contoh, dipreparasi sehingga terdapat kepadatan maksimal.
telah diperlihatkan bahwa tensile strength berkurang sebanyak 30 %  Menggunakan amalgam stopper
apabila rangkaian 2 mengalami korosi.  Sedikit demi sedikit untuk adaptasi
 Diberi tekanan 4-5 kg
Manipulasi Amalgam  Jika terdapat kelebihan merkuri dapat diambil
Proses manipulasi amalgam adalah sebagai berikut f. Trimming dan carving yaitu proses perapian dengan membuang
a. Perbandingan Hg:alloy kelebihan amalgam dan proses mengukir amalgam sesuai dengan bentuk
b. Penimbangan anatomis dan sesuai dengan gigi antagonisnya
c. Triturasi yaitu proses pencampuran alloy dengan logam Hg, pada proses g. Finishing dan polishing merupakan proses penyelesaian dan pemolesan,
pencampuran ini dapat dengan metode hand mixing dan menggunakan pemolesan dilakukan paling cepat 24 jam setelah proses setting agar
amalgamator. didapatkan amalgam yang telah mengeras dengan sempurna
 Hand mixing :
- Triturasi 25-40 s Reaksi Setiing Amalgam
- Resiko tinggi terhadap paparan merkuri Reaksi setting pada masing-masing amalgam adalah sebagai berikut
- Perbandingan alloy rendah Proses reaksi amalgam konvensional
 Amalgamator : Selama dan setelah pencampuran, fase larut dalam mercury, terjadi
- triturasi 5-20 s reaksi yang sedikitnya menghasilkan dua fase :
- Menghasilkan campuran yang homogeny a. Fase γ1 ditandai dengan senyawa Ag3Sn dengan struktur heksagonal.
Triturasi yang dilakukan harus tepat, jika kurang akan terjadi under b. Fase ¥2 suatu senyawa tin dengan mercury berstruktur heksagonal dengan
trituration. Dan jika berlebihan, akan terjadi over trituration. Ciri-ciri dari formula Sn7-8Hg.
campuran amalgam yang under trituration dan over trituration adalah Berikut reaksi yang terjadi :
sebagai berikut: Ag3Sn + Hg Ag2Hg3 + Sn7-8Hg + Ag3Sn
 Under triturasi : γ + Hg γ1 + γ2 + γ
- buram c. Struktur bahan setelah set berupa struktur inti dengan sebuah inti yang
- Sukar dimanipulasi terdiri dari γ yang tidak bereaksi dan matriks dari senyawa γ1 dan γ2,
- Kekuatan tekan dan tarik rendah matriks ini tumbuh dengan membentuk susunan jala yang tidak terputus.
- Panas Amalgam kaya cuprum
- Porositas meningkat Pada amalgam kaya cuprum proses reaksi terjadi dalam dua tahap:
- kasar  Tahap pertama : terjadi reaksi sama seperti amalgam konvensional
 Over triturasi : Ag3Sn + Hg Ag2Hg3 + Sn7-8Hg + Ag3Sn
- lengket γ + Hg γ1 + γ2 + γ
- Creep menurun  Tahap kedua : reaksi antara senyawa γ 2 dan sferik Ag-Cu, mendorong
- Lembek dan basah terbentuk senyawa tembaga-timah dan banyak γ 1.
- Korosif Sn7-8Hg + Ag-Cu Cu6Sn5 + Ag2 Hg3
- Plastisitas menurun γ + Ag-Cu Cu6Sn5 + γ1
Setelah triturasi selesai, sesegera mungkin amalgam dimasukkan ke
Pada reaksi diatas dihasilkan Cu6Sn5 berbentuk seperti lingkaran
dalam kassa dan diperas untuk mengurangi kelebihan amalgam.
mengelilingi partikel Ag-Cu.
d. Proses pack ability agar amalgam resisten terhadap gaya yang diberikan
dan mencegah patahnya amalgam
Kelebihan dan Kekurangan Amalgam
a. Kelebihan amalgam
 Relative murah
 Kuat
 Mudah
 Bisa dipoles
 Manipulasi mudah
 Mudah beradaptasi
 Tahan aus
 Resistensi yang baik
b. Kekurangan
 Kurang stabil
 Konduktor panas sehingga memerlukan basis
 Estetis kurang bagus
 Toksik
 Korosif

Anda mungkin juga menyukai