Anda di halaman 1dari 125

DENTAL RADIOGRAFI

Prinsip dan Teknik

DENTAL RADIOGRAFI
PRINSIP DAN TEKNIK

EDISI REVISI

TRELIA BOEL

2019
USU Press 
Art Design, Publishing & Printing
Gedung F, Pusat Sistem Informasi (PSI) Kampus USU 
Jl. Universitas No. 9
Medan 20155, Indonesia

Telp. 061­8213737; Fax 061­8213737

usupress.usu.ac.id

© USU Press 2019

Hak cipta dilindungi oleh undang­undang; dilarang memperbanyak menyalin,  merekam   sebagian   atau


seluruh bagian buku ini dalam bahasa atau bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit.

ISBN 979 458 816 4

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Dental radiografi; prinsip dan teknik edisi revisi / Trelia Boel ­­ Cet. Ke­4­­Medan: USU Press, 2019.
v,  118 p. ; ilus.: 29 cm

Bibliografi
ISBN: 979­458­816­4

1. Dental – Radiografi          I. Judul
617.6075 722 – ddc22

Dicetak di Medan, Indonesia
KATA PENGANTAR

Dokter gigi dalam melakukan diagnosa suatu penyakit serta melakukan perawatan selain
pemeriksaan klinis adakalanya pemeriksaan radiografis dibutuhkan. Dalam menggunakan sinar
x untuk menghasilkan suatu gambaran radiografi, ada aturan main yang harus dipatuhi. Bila
bekerja dengan baik dan hati-hati, maka hasil yang diperoleh juga akan lebih baik lagi. Bahaya
radiasi dapat dihindari, keselamatan dan keamanan untuk pasien, dokter, operator maupun
lingkungan dapat diciptakan.

Banyak jenis foto ronsen yang dapat membantu dokter gigi dalam menegakkan diagnosa
sesuai dengan indikasi dan keperluannya baik intra oral maupun ekstra oral. Selain itu masih
dibutuhkan kombinasi antara satu jenis foto dengan jenis foto yang lainnya dalam menegakkan
diagnosa. Selama ini banyak yang senang membuat foto ronsen periapikal, pada hal foto
bitewing sangat membantu dalam melihat kerusakan di daerah proksimal dan melihat kondisi
crest tulang alveolar.

Panoramik dan sefalometri sering dibutuhkan oleh dokter/ dokter gigi. Selain itu masih ada
jenis foto ekstra oral yang dapat digunakan dalam melakukan perawatan atau menegakkan
diagnosa. Hasil prosessing film yang baik sangat membantu dalam menegakkan diagnosa suatu
penyakit secara akurat.

Penulis

4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................iv

BAB 1 : ................................................DASAR-DASAR RADIOLOGI


1
1.1. Sejarah Radiografi Intra Oral.....................................................1
1.2. Perencanaan & Fasilitas Bangunan untuk Radiografi................2
1.3. Radiologi & dan Radiografi........................................................3
1.3.1 Sinar x..............................................................................3
1.3.2 Sifat-sifat sinar x..............................................................4
1.3.3 Pembuatan sinar x...........................................................5
1.3.5 Proses terjadinya sinar x..................................................5

BAB 2 : BIOLOGI RADIASI DAN EFEK SINAR X ...........................8


2.1. Mekanisme injuri.......................................................................8
2.2. Radiasi pada gigi dan resiko penyinaran.................................10

BAB 3 : KEAMANAN DAN PROTEKSI RADIASI...........................11


3.1. Keselamatan radiasi................................................................11
3.2. Dasar-dasar proteksi radiasi....................................................12

BAB 4 : RADIOGRAFI GIGI GELIGI...........................................17


4.1. Radiografi intra oral.................................................................18
4.2. Tehnik foto menentukan objek di ronnga mulut......................30

BAB 5 : FILM DENTAL DAN PROSESSING FILM.........................33


5.1. Sejarah film.............................................................................33
5.2. Prosessing film........................................................................37
5.3. Faktor-faktor yang berperan dalam pembuatan radiografi......41
5.4. Beberapa Radiografi Penyakit Periodontal...............................42

BAB 6 : MASALAH PROSESSING DAN SOLUSINYA....................46

BAB 7 : RADIOGRAFI EKSTRA ORAL........................................53


Panoramic radiography = Pantomography.....................................58
Radiografi Sefalometri....................................................................57
Waters Proyeksi ..............................................................................63
Proyeksi Posteroanterior (Posteroanterior of the skull (PA).............65
Proyeksi Reverse Towne (Open Mouth)...........................................86
Posteroanterior of the jaws (PA jaws / PA mandible).......................67
Proyeksi Mandibula Oblique Lateral................................................67
Standar occipitomental (00 OM)......................................................69
Occipitomental 300 (300 OM)...........................................................70

BAB 8 : PENCITRAAN KHUSUS DAN ALTERNATIF......................73

5
8.1. Investigasi yang melibatkan perubahan dari pasien tentang
kontras 73
8.2. Pencitraan radioisotop.............................................................76
8.3. Pemeriksaan yang menyertakan peralatan sinar x yang umum
tetapi
menggunakan reseptor foto alternatif (dengan tanpa
manupulasi foto) 79
8.4. Pencitraan digital.....................................................................83
8.5. Alat yang tidak melibatkan ionisasi radiasi dan menggunakan
reseptor
gambar alternatif.....................................................................85
8.6. Magnetic Resonance Imaging (MRI)........................................91

BAB 9 : RADIOGRAFI NORMAL RAHANG ATAS DAN RAHANG


BAWAH 95
9.1. Maksila (Rahang Atas).............................................................95
9.2. Mandibula (Rahang Bawah)...................................................101

BAB 10 : KELAINAN PERKEMBANGAN.....................................104

REFERENSI............................................................................118

6
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

BAB 1

DASAR-DASAR RADIOLOGI

1.1 . SEJARAH

Pada akhir 1895, seorang fisikawan Jerman, Wilhem Conrad Roentgen yang bekerja dengan
tabung sinar katoda di laboratorium, tanpa sengaja menemukan sinar X. Ternyata sinar-X
dapat melewati jaringan tubuh manusia. Roentgen melakukan eksperimen tangan istrinya
(Bertha) dengan sebuah cincin di jarinya dan yang terlihat adalah tulang dan logam . Saat itu
ia melihat timbulnya sinar fluoresensi yang berasal dari Kristal barium platinosianida dalam
tabung Crookes-Hittorf yang dialiri listrik. Pada tahun 1901 mendapat hadiah nobel atas
penemuan tersebut.

Wilhem Conrad Roentgen

Bayang-bayang putih atau radiopak pada film mewakili berbagai struktur padat dalam obyek
yang telah benar-benar berhenti sinar x. Bayang-bayang hitam atau radiolusen merupakan
daerah di mana sinar-x melewati objek dan belum berhenti sama sekali. Bayang-bayang abu-
abu mewakili daerah mana sinar x-ray telah dihentikan sampai tingkat tertentu.

Akhir Desember 1895 dan awal Januari 1896 Dr Otto Walkhoff (dokter gigi) dari Jerman
adalah orang pertama yang menggunakan sinar x pada foto gigi ( premolar bawah) dengan
waktu penyinaran 25 menit, selanjutnya seorang ahli fisika Walter Koenig menjadikan waktu
penyinaran 9 menit dan sekarang waktu penyinaran menjadi 1/10 second (6 impulses). Pada
bulan Juli tahun 1896, Dr CE Kells menjadi orang pertama di dunia yang menggunakan mesin
sinar X di klinik gigi (Asheville, NC).

William Rollins adalah orang yang mengerjakan intraoral radiograf pada tahun 1896
mengalami cedera disebabkan efek pekerjaan yaitu kulit tangannya terbakar sehingga
direkomendasikanlah pemakaian tabir / pelindung antara tabung, pasien maupun radiographer.

1
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Korban lain dr Max Hermann Knoch orang Belanda yang bekerja sebagai ahli radiologi di
Indonesia. Ia bekerja tanpa menggunakan pelindung tahun 1904 dr Knoch menderita kelainan
yang cukup berat luka yang tak kunjung sembuh pada kedua belah tangannya. Lama kelamaan
tangan kiri dan kanan jadi nekrosis dan lama diamputasi yang akhirnya meninggal karena
sudah metastase ke paru.

1.2. PERENCANAAN DAN PERSYARATAN FASILITAS BANGUNAN RADIOLOGI

Dalam membangun dan merencanakan fasilitas ruangan penyinaran radiografi, harus


memperhatikan hal-hal yang tertera dibawah ini.

1. Lokasi bagian radiologi ditempatkan disentral yang mudah dicapai dari poliklinik.
2. Besarnya ruangan harus sesuai dengan peralatan yang akan ditempatkan, seperti rumah
sakit tipe A,B,C dan D.
3. Proteksi radiasi peralatan Roentgen dan dinding ruangan harus dapat
dipertanggungjawabkan untuk menjamin keamanan pasien, radiographer, pegawai,
dokter dan masyarakat umum.
4. Alat-alat proteksi yang dipakai ahli radiologi, radiographer serta karyawan
adalah sarung tangan berlapis timah hitam dan jubah/apron yang berlapis timah
hitam setebal 0,5 mm Pb. Dinding proteksi berlapis Pb dengan ketebalan ekivalen
2 mm Pb.
5. Luas ruangan menurut Departemen Kesehatan harus 4x3x2,8m sehingga
memudahkan memasukkan tempat tidur pasien, khusus untuk alat-lat kedokteran gigi
lebih kecil dari ukuran yang diatas dengan catatan ukuran ruangan memudahkan pasien
keluar dan masuk untuk melakukan foto ronsen. Dinding ruangan terbuat dari bata
yang dipasang melintang (artinya 1 bata ; jika dipasang memanjang dipakai 2 bata).
Bata yang dipakai harus berkualitas baik ukuran 10x20 cm. Plesteran dengan campuran
semen dan pasir tertentu, tebal minimal dengan bata adalah 25 cm. Bila memakai
beton, tebal dinding beton minimal adalah 15 cm. dinding yang dibuat harus ekivalen
dengan 2 mm Pb. Bila ada jendela boleh ditempatkan 2 m diatas dinding atau kaca
yang berlapis Pb.
6. Kamar gelap yang dipakai minimal 3x2x2,8 m dan jga dibuat bak-bak pencucian film
dengan porselen putih bagi yang menggunakan pencucian dengan cara manual. Harus
ada air yang bersih dan mengalir, kipas angin / exhauster atau air-conditioner agar
udara dalam kamar gelap selalu bersih dan cukup nyaman bagi petugas yang bekerja di
dalamnya selama berjam-jam. Untuk masuk ke kamar gelap dapat dipakai sistem
lorong yang melingkar tanpa pintu atau sistem dua pintu untuk menjamin supaya
cahaya tidak masuk. Warna dinding kamar gelap tidak perlu hitam, sebaiknya dipakai
warna cerah, kecuali lorong lingkar ke kamar gelap dicat hitam untuk mengabsorpsi
cahaya sebanyak mungkin.
7. Ruang operator dan tempat pesawat sinar x sebaiknya dibuat terpisah atau bila berada
dalam satu ruangan maka disediakan tabir yang berlapis Pb dan dilengkapi dengan kaca
intip dari Pb.
8. Pintu ruang pesawat sinar x harus diberi penahan radiasi yang cukup sehingga
terproteksi dengan baik. Pintu tersebut biasanya terbuat dari tripleks dengan tebal
tertentu yang ditambah lempengan Pb setebal 1 – 1,5 mm
9. Tanda radiasi berupa lampu merah harus dipasang di atas pintu yang dapat menyala
pada saat pesawat digunakan. Tanda peringatan radiasi hendaknya dibuat dengan
ukuran yang sesuai seperti gambar berikut :

2
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

1.3. RADIOLOGI DAN RADIOGRAFI

Radiasi adalah pemancaran / pengeluaran dan perambatan energi menembus ruang atau
sebuah substansi dalam bentuk gelombang atau partikel. Partikel radiasi terdiri dari atom atau
subatom dimana mempunyai massa dan bergerak, menyebar dengan kecepatan tinggi
menggunakan energi kinetik. Beberapa contoh dari partikel radiasi adalah electron, beta,
alpha, photon & neutron.

Sumber radiasi dapat terjadi secara alamiah maupun buatan. Sumber radiasi alamiah
contohnya radiasi dari sinar kosmis, radiasi dari unsur-unsur kimia yang terdapat pada lapisan
kerak bumi, radiasi yang terjadi pada atsmosfir akibat terjadinya pergeseran lintasan
perputaran bola bumi. Sedangan sumber radiasi buatan contohnya radiasi sinar x, radiasi
sinar alfa, radiasi sinar beta , radiasi sinar gamma.

1.3.1 SINAR X

Sinar x adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan gelombang listrik,
radio, inframerah panas, cahaya, sinar gamma, sinar kosmik dan sinar ultraviolet tetapi dengan
panjang gelombang yang sangat pendek. Penggunaan sinar x adalah sesuatu yang penting
untuk diagnosa gigi geligi serta jaringan sekitarnya dan pemakaian yang paling banyak pada
diagnostic imaging system.

Perbedaan antara sinar dengan sinar elektromagnetik lainnya terletak pada panjang gelombang
dimana panjang gelombang pada sinar x lebih pendek yaitu :
1 A = 1/100.000.000 cm = 10-8 cm.

Lebih pendek panjang gelombang dan lebih besar fekwensinya maka energi yang berikan lebih
banyak. Energi pada sinar x memberikan kemampuan untuk penetrasi khususnya gigi, tulang
dan jaringan disekitar gigi.

Efek dari radiasi elektromagnetik dalam kehidupan, bervariasi tergantung panjang gelombang,
Gelombang TV dan radio dimana berada di atsmosfir tidak mempunyai efek pada jaringan

3
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

manusia. Microwave dengan energi radiasi yang rendah dapat menghasilkan energi panas
dalam jaringan organik yang juga bekerja pada microwave ovens. Elektromagnetik dengan
energi yang sangat rendah dapat menyebabkan ionisasi seperti yang ada pada MRI ( magnetic
resonance imaging ) untuk diagnostik. Kemampuan sinar x menghasilkan gambar
mengindikasikan sinar x dapat menembus kulit, jaringan dan tulang.

1.3.2. SIFAT-SIFAT SINAR X

Sinar x mempunyai beberapa sifat fisik yaitu daya tembus, pertebaran, penyerapan, efek
fotografik, fluoresensi, ionisasi dan efek biologik, selain itu, sinar x tidak dapat dilihat dengan
mata, bergerak lurus yang mana kecepatannya sama dengan kecepatan cahaya, tidak dapat
difraksikan dengan lensa atau prisma tetapi dapat difraksikan dengan kisi kristal. Dapat
diserap oleh timah hitam, dapat dibelokkan setelah menembus logam atau benda padat,
mempunyai frekuensi gelombang yang tinggi.

a. Daya tembus
Sinar x dapat menembus bahan atau massa yang padat dengan daya tembus yang sangat
besar seperti tulang dan gigi. Makin tinggi tegangan tabung ( besarnya KV) yang
digunakan, makin besar daya tembusnya. Makin rendah berat atom atau kepadatan suatu
benda, makin besar daya tembusnya.

b. Pertebaran
Apabila berkas sinar x melalui suatu bahan atau suatu zat, maka berkas sinar tersebut akan
bertebaran keseluruh arah, menimbulkan radiasi sekunder (radiasi hambur) pada bahan
atau zat yang dilalui. Hal ini akan menyebabkan terjadinya gambar radiograf dan pada
film akan tampak pengaburan kelabu secara menyeluruh. Untuk mengurangi akibat radiasi
hambur ini maka diantara subjek dengan diletakkan timah hitam (grid) yang tipis.

c. Penyerapan
Sinar x dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat atom atau
kepadatan bahan atau zat tersebut.makin tinggi kepadatannya atau berat atomnya makin
besar penyerapannya.

d. Fluoresensi
Sinar x menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium tungstat atau zink sulfide
memendarkan cahaya (luminisensi). Luminisensi ada 2 jenis yaitu :
1. Fluoresensi , yaitu memendarkan cahaya sewaktu ada radiasi sinar x saja.
2. Fosforisensi, pemendaran cahaya akan berlangsung beberapa saat walaupun radiasi
sinar x sudah dimatikan (after – glow).

e. Ionisasi
Efek primer dari sinar x apabila mengenai suatu bahan atau zat dapat menimbulkan
ionisasi partikel-partikel atau zat tersebut.

f. Efek biologi
Sinar x akan menimbulkan perubahan-perubahan biologi pada jaringan . Efek biologi ini
yang dipergunakan dalam pengobatan radioterapi.

4
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Kesimpulan, sinar x dihasilkan dengan konversi energi listrik menjadi radiasi, tidak
terlihat, penjalarannya berupa garis lurus, dapat menembus jaringan lunak dan kerasn
sertan mempunyai efek fotografis dengan menghasilkan gambar yang dapat dilihat.

1.3.3. PEMBUATAN SINAR X

Untuk pembuatan sinar X diperlukan sebuah tabung rontgen hampa udara di mana terdapat
elektron – elektron yang diarahkan dengan kecepatan tinggi pada suatu sasaran ( target ). Dari
proses tersebut di atas terjadi suatu keadaan di mana energi elektron sebagian besar di rubah
menjadi panas ( 99% ) dan sebagian kecil ( 1 % ) menjadi sinar x.
Suatu tabung pesawat rontgen mempunyai beberapa persyaratan yaiatu:
1. Mempunyai sumber electron
2. Gaya yang mempercepat gaya electron
3. Lintasan elektron yang bebas dalam ruang hampa udara
4. Alat pemusat berkas electron ( focusing cup )
5. Penghenti gerakan electron

1. Sumber Elektron
Sebagian sumber elektron adalah kawat pijar atau filamen pada katode di dalam tabung
pesawat rontgen. Pemanasan filament dilakukan dengan suatu transformator khusus.

2. Gaya yang mempercepat gerakan elektron


Gaya tersebut bergantung pada tegangan yang dipasang pada tabung rontgen

3. Lintasan elektron yang bebas dalam hampa udara


Lintasan ini terjadi dalam ruang yang praktis hampa udara di antara katoda dan anoda

4. Alat pemusat berkas elektron


Alat ini menyebabkan elektron – elektron tidak bergerak terpencar – pencar tetapi terarah
ke bidang focus ( focal spot )

5. Penghenti gerakan elektron


Penghentian gerakan elektron dapat dibedakan atas keeping Wolfarm yang ada pada
anoda yang diam dan piring Wolfarm di atas tangkai molybdenum pada tabung rontgen
anoda berputar. Wolfarm adalah bahan focus yang mempunyai titik lebur tinggi mencapai
34000C dan no atom 74.

1.3.4. PROSES TERJADINYA SINAR X

Proses terjadinya sinar x adalah sebagai berikut :


a. Katoda (filament) dipanaskan (besar dari 20.0000C) sampai menyala dengan
mengalirkan listrik yang berasal dari transformator.
b. Karena panas electron-elektron dari katoda (filamen) terlepas.
c. Sewaktu dihubungkan dengan transformator tegangan tinggi , elektron-elektron
gerakannya dipercepat menuju anoda yang berpusat di focusing cup.
d. Awan-awan elektron mendadak dihentikan pada target (sasaran) sehingga terbentuk
panas (99%) den sinar x (1%)

5
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

e. Pelindung (perisai) timah akan mencegah keluarnya sinar x, sehingga sinar x yang
terbentuk hanya dapat keluar melalui jendela.
f. Panas yang tinggi pada target (sasaran) akibat benturan elektron dihilangkan dengan
radiator pendingin.

Ringkasan terjadinya sinar x


Melalui generator yang membuat aliran listrik dengan potensial tinggi, logam pijar
molybdenum memijar, pada saat tertentu logam pijar tersebut menghasilkan awan elektron
(logam pijar molybdenum disebut sebagai filamen) pada suhu tertentu serta saat tertentu pula
electron-elektron tertarik ke anoda (anoda adalah unsur radioaktif barium platinum sianida
atau tungsten carbide). Dengan kata lain bila anoda dibombardir oleh electron, akan timbul
pancaran sinar radiasi roentgen atau sinar x, keadaan ini terjadi di dalam tabung vakum
Coolidge.

Tabung sinar x
Tabung sinar x terdiri dari tabung gelas hampa udara, elektroda positif disebut anoda dan
elektroda positif disebut katoda. Katoda dibalut dengan filament, bila diberi arus beberapa mA
bisa melepaskan elektron. Dengan memberi tegangan tinggi antara anoda dan katoda maka
elektron katoda ditarik ke anoda. Arus elektron ini dikonsentrasikan dalam satu berkas dengan
bantuan sebuah silinder (focusing cup). Antikatoda menempel pada anoda dibuat dari logam
dengan titik permukaan lebih tinggi, berbentuk cekungan seperti mangkuk. Waktu elektron
dengan kecepatan tinggi di dalam berkas tersebut menumbuk antikatoda, terjadilah sinar x.
Makin tinggi nomor atom katoda maka makin tinggi kecepatan elektron, akan makin besar
daya tembus sinar x yang terjadi. Antikatoda umumnya dibuat dari tungsten, sebab elemen ini
nomor atomnya tinggi dan titik leburnya juga tinggi (34000C) hanya sebagian kecil energi
elektron yang berubah menjadi sinar x kurang dari 1% pada tegangan 100 kV dan sebagian
besar berubah menjadi panas waktu menumbuk antikatoda. Panas yang tinggi pada tabung
didinginkan dengan menggunakan pendingin minyak emersi / air.

Gambar di bawah ini menunjukkan komponen tabung sinar x dan proses terjadinya sinar x
melalui beberapa ilustrasi berikut ini :

Gambar 1 - 1. Komponen tabung dental sinar x

6
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 1 - 2 : Ilustrasi tabung sinar x, pembentukan kabut electron pada katoda sebagai sirkuit filament.
Penyinaran switch terbuka

Gambar 1 - 3 :Tabung sinar x memperlihatkan perjalanan electron menyeberang dari katoda ke anoda (target) ,
(high tension circuit), dimana exposure switch aktif

Gambar 1 - 4: Tabung sinar x memperlihatkan produksi sinar x, electron kecepatan tinggi menubruk target.

7
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

BAB 2

BIOLOGI RADIASI DAN EFEK SINAR


X

Ada 3 kategori utama kerusakan biologi pengaruh ionisasi radiasi


1. Somatic Deterministic
2. Somatic Stochastic
3. Genetic Stochastic

Pada efek somatic ada yang acute / immediate effect terlihat segera setelah penyinaran dan
chronic or long-term effect yaitu terjadi setelah masa yang lama (masa laten) biasanya 20 tahun
atau lebih. Pada efek somatik (efek / resiko terjadi pada orang yang terkena radiasi sedangkan
pada efek genetik adalah efek / resiko yang terjadi pada turunannya.

Somatic Stochastic ada yang terbagi 2 yaitu :


1. Efek stokastik terjadinya suatu efek karena fungsi dan dosis radiasi yang diterima
oleh seseorang tanpa suatu nilai ambang yang termasuk dalam kelompok ini kanker.
2. Non Stokastik efek (Deterministic effect) / tingkat keparahan akibat radiasi tergantung
pada dosis yang diterima oleh sebab itu diperlukan suatu nilai ambang contohnya
adalah Erythema, kerontokan rambut,pembentukan katarak dan berkurangnya
kesuburan.
Seluruh ionisasi adalah membahayakan dan menghasilkan perubahan biologi pada jaringan
hidup. mekanisme dan teori dari radiasi injuri untuk menegaskan konsep dasar dan pengaruh
penyinaran radiasi.

2.1 MEKANISME INJURI

Dalam radiografi diagnosa tidak semua sinar x melalui pasien dan mencapai film dental.
Sebagian ada yang diserap tubuh (jaringan) pasien. Apa yang terjadi ketika energi sinar x
diserap oleh jaringan tubuh pasien ?. Akan terjadi perubahan kimia dimana hasilnya
menyebabkan kerusakan biologi. Ada 2 mekanisme spesifik dari radiasi injuri yang terjadi :
yaitu ionisasi dan terbentuknya radikal bebas

Ionisasi
Ionisasi terjadi ketika sinar x mengenai jaringan tubuh pasien . Radiasi dapat
menyebabkan kerusakan sel terutama membentuk radikal bebas. Pembentukan radikal
bebas terjadi ketika sinar x (photon) mengionosasi air (merupakan komponen utama sel
hidup). Ionisasi air akan menghasilkan hidrogen dan hidroxyl (free radical) yang tidak
berpasangan (neutral), atom atau molekul yang reaktif dan tidak stabil.

Teori radiasi injuri


Ada 2 teori yang dapat terjadi yaitu teori langsung (direct theory) dan tidak langsung
(indirect theory). Pada teori langsung, kerusakan sel terjadi ketika ionisasi radiasi
secara langsung mengenai critical area : target dalam sel. Sebagai contoh, jika sinar x

8
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

(photon) secara langsung mengenai deoxy ribonucleic acid ( DNA ) dari sel, terjadi
kerusakan yang disebabkan oleh radiasi. Injuri langsung dari penyinaran jarang terjadi
karena paling banyak sinar x (photon) melewati sel dan menyebabkan sedikit atau tidak
ada kerusakan. Sedangkan pada teori injuri tidak langsung terjadi dimana sinar x
(photon) diserap oleh sel dan menyebabkan terbentuknya toksin dan kerusakan sel.
Sebagai contoh ketika sinar x (photon) diserap oleh air dalam sel terbentuk radikal
bebas sebagai hasilnya. Radikal bebas ini akan membentuk toksin (H2O2) yang akan
bergabung dengan atom-atom lain yang dapat menyebabkan disfungsi sel dan
kerusakan biologi. Injuri secara tidak langsung sering terjadi karena sel berisi dengan
cairan (70% - 80%)

Gambar 2 - 1: Ringkasan diagram rangkaian proses ionisasi molekul air (indirect damage) pada sel

9
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 2 - 2 : Ilustrasi kerusakan sel akibat efek radiasi; A Secara langsung atau kerusakan - sinar x
photon berintekgrasi secara langsung dengan DNA ; Secara tidak langsung atau kerusakan - sinar x
photon mengionisasi air yang dapt menghasilkan radical bebas dimana merusak DNA.
2.2. RADIASI PADA GIGI DAN RESIKO PENYINARAN

Organ – organ yang beresiko dalam pembuatan radiografi gigi geligi adalah kelenjar tyroid,
bone marrow yang aktif, kulit dan mata.

Kelenjar Thyroid
Kelenjar thyroid tidak dalam pembuatan radiografi gigi, tidak langsung terkena sinar utama
(primary beam). Diperkirakan 6000 mrads (0,06 Gy) dosis yang diperlukan untuk
menghasilkan suatu kankern pada kelenjar thyroid. Pada foto gigi dalam 20 film serial adalah 6
mrads (0,00006 Gy) atau 1/100 dari dosis yang diperlukan dalam menghasilkan kanker thyroid.

Bone Marrow
Selama penyinaran di daerah maksila dan mandibula, sangat kecil persentase jumlah
penyinaran (dosis) pada Bone Marrow yang aktif. Resiko kanker atau Leukimia berhubungan
langsung dengan jumlah jaringan yang memproduksi darah yang terkena radiasi. Dosis yang
menyebabkan terjadinya leukemia 5000 mrads (0,05 Gy) atau lebih. Rata-rata dosis periapikal
foto kira-kira 1 – 3 mrads (0,00001-0,00003 Gy) per film.

Kulit
Total dosis yang menyebabkan eritema (reddening) pada kulit total radiasinya adalah 250 rads
(2,5 Gy) dalam periode 14 hari. Untuk menyebabkan perubahan kulit lebih dari 500 film foto
gigi yang diperlukan (film F speed penyinaran rata-rata 0,7 R/detik) dalam 14 hari.

Mata
Lebih dari 200.000 mrads (2Gy) dosis yang dapat menyebabkan katarak/ pengaburan lensa
mata. Cornea mata terkena radiasi pada saat radiografi gigi (D speed, long PID, 20 film
series) kira kira 60 mrads (0,0006 Gy).

Tujuan keselamatan radiasi :


1. Mencegah terjadinya efek non stokastik yang membahayakan dan membatasi peluang
terjadinya efek stokastik .
2. Untuk meyakinkan bahwa pekerjaan atau kegiatan yang berkaitan dengan penyinaran
radiasi dapat dibenarkan.

Sistim pembatasan dosis harus memenuhi prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan yaitu :
Justifikasi, Limitasi dan Optimasi.

Justifikasi, adalah setiap pemanfaatan tenaga nuklir / radiasi harus berlandaskan azas manfaat
dimana resiko yang ditimbulkan oleh pemakaian tenaga nuklir / radiasi harus lebih kecil
dibanding dengan manfaat yang diterima. Limitasi adalah nilai batas dosis yang sudah
ditetapkan oleh peraturan dan tidak boleh dilampaui.Sedangkan Optimasi adalah pemanfaatan
tenaga nuklir / radiasi harus diupayakan serendah mungkin dengan mempe rtimbangkan faktor
sosial dan ekonomi.

10
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

BAB 3

KEAMANAN DAN PROTEKSI


RADIASI

2.1. KESELAMATAN RADIASI

Seorang dokter gigi harus mempersiapkan / mempertimbangkan keuntungan radiasi dan


kemungkinan bahaya yang mempengaruhi pasien. Dalam menggunakan radiasi jenis film, jenis
alat sinar x (digital atau konvensional), penggunaan intensifying screen, jarak penyinaran,
kolimator, pemakaian apron harus menjadi perhatian. Pada saat sekarang ini penggunaan
digital directradiography sangat menguntungkan karena dapat mengurangi dosis radiasi yang
digunakan.

Tabel 3 - 1: Batasan dosis yang berdasarkan Ionising Radiations Regulatins (IRR) 1999
Batas dosis lama Batas dosis baru (IRR 99)

Kelompok pekerja 50 mSv 20mSv

Bukan pekerja 15 mSv 6 mSv

Masyarakat umum 5 mSv 1 mSv

(Eric Whaites 2007)

Tabel 3 - 2 : Efek radiasi pada jaringan dan organ


Sangat sensitive
Lymphoid organs
Bone marrow
Testes
Intestines
Skin cornea
Sedang
Fine Vasculature
Growing cartilage
Growing bone
Kurang sensitif
Salivary glands
Kidneys
Lung
Liver
Optic lens
Muscle cell, Neurons
(Frommer 2005)

11
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Tabel 3 - 3 : Dosis efektif pada pemeriksaan rutin gigi


Jenis foto Dosis efektif (mSv)

Skull/Kepala / Posteroanterior 0,03


Lateral 0,01
Bitewing/periapikal 0,001-0,008
Oklusal 0,008
Panoramik 0,004-0,03
Lateral sefalometri 0,002-0.003
CT mandibula 0,36-1,2
CT maksila 0,1-3,3
(Eric Whaites 2007)

Tabel 3 - 4 : Dosis radiasi pada tubuh yang menimbulkan efek akut


Dosis (Sv) Efek pada tubuh

0,25 -
0,25-1,0 Menurunnya kadar sel darah putih
1-2 Sv Muntah dalam 3 jam, kelelahan, kehilangan nafsu
Makan, perubahan darah (pemulihan dalam
beberapa minggu)
2-6 Sv Muntah dalam 2 jam, perubahan darah yang parah,
kerontokan rambut dalam 2 minggu, pemulihan
dalam 1 bulan sampai satu tahun untuk 70%.
6-10 Sv Muntah dalam 1 jam, kerusakan lambung,
perubahan darah yang parah. Kematian dalam 2
minggu untuk 80-100%
>10 Sv Kerusakan otak, koma, kematian.
(Eric Whaites 2007)

3.2. DASAR PROTEKSI RADIASI

Proteksi radiasi atau Fisika Kesehatan atau Keselamatan Radiasi adalah suatu cabang ilmu
yang berkaitan dengan tehnik kesehatan lingkungan yaitu proteksi yang perlu diberikan kepada
seseorang atau sekelompok orang terhadap kemungkinan diperolehnya akibat negatif dari
radiasi pengion.

ALAT MONITORING DAN PENGUKURAN DOSIS RADIASI

Ada tiga alat untuk monitor dan pengukuran dosis radiasi :


1.Film badge
2.Thermoluminescent dosemeters (TLD) : Badge & Extremity monitor
4. Ionization chamber

12
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 3 - 1: Alat-alat monitoring, A.film badge ; B personal monitoring TLD badge ; C Ionization bleeper ; D
TLD extremity monitor (eric whites 4th)

Film badge
Fungsi film badge ialah untuk mencatat dosis radiasi yang di terima oleh personil
(petugas) yang terkena berbagai jenis radiasi. Oleh sebab itu film badge yang dipakai harus
cukup mampu untuk mencatat dosis radiasi yang berasal dari sumber- sumber radiasi yang
berlainan kualitasnya.

Dosimeter saku
Dosimeter saku adalah pengukur dosis yang mempunyai respon (reaksi) terhadap
radiasi sebanding dengan jumlah pasangan ion yang dihasilkan selama perjalanannya melalui
elemen pendeteksian. Pada dasarnya dosimeter saku lebih teliti dari film badge

Alat pengukur radiasi, Geiger – Muller Survey meter yang bacaannya langsung dalam mR/jam
(mili Rontegen per jam) atau count per menit. Penggunaan Geiger – Muller Surveymeter di
bagian radiodiagnostik, ialah:
1. Mengukur laju pemaparan di tempat – tempat
- Personil kerja
- Dinding – dinding luar sinar X4
- Pintu – pintu
- Jendela kaca Pb
2. Memeriksa apakah alat – alat proteksi memenuhis syarat proteksi

Pencegahan atau proteksi radiasi

Tujuan proteksi radiasi ialah:


a. Pada pasien: dosis radiasi diberikan harus sekecil mungkin sesuai keharusan klinis
b. Pada personil: dosis radiasi yang diterima harus ditekankan serendah mungkin dan
dalam keadaan bagaimanapun juga tidak boleh melebihi dosis maksimum yang
diperkenankan

Proteksi pasien terhadap radiasi


Untuk proteksi ini perlu di perhatikan :
1. Pemeriksaan sinar X hanya atas permintaan seorang dokter
2. Pemakaian filtrasi maksimum pada sinar primer
3. Pemakaian voltage yang lebih tinggi (bila mungkin) sehingga daya tembusnya lebih
kuat

13
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

4. Jarak focus pasien jangan terlalu pendek, sehubungan, dengan ini berlaku hokum
Kuadrat Terbalik yaitu intensitas sinar X berbanding terbalik dengan jarak pangkat dua.
Jarak focus – kulit pada:
- Sinar tembus tidak boleh kurang dari 45 cm
- Radiografi tidak boleh kurang dari 90 cm
5. Daerah yang disinar harus sekecil mungkin, misalnya dengan mempergunakan konus
(untuk radiografi) atau diafragma (untuk sinar tembus)
6. Waktu penyinaran sesingkat mungkin. Contohnya, pada pemeriksaan sinar tembus pada
salah satu bagian tubuh tidak boleh melebihi 5 menit
7. Alat – alat kelamin dilindungi sebisanya.
8. Pasien hamil, terutama trimester pertama, tidak boleh diperiksa radiolog

Gambar 3 - 2 : Gambar A & B adalah bentuk tabir pelindung untuk kelenjar tyroid

Proteksi terhadap dokter dan petugas radiolofi lainnya


Untuk proteksi ini diperhatikan:
1. Hindari penyinaran bagian bagian tubuh yang tidak terlindung
2. Pemakaian sarung tangan, apron atau gaun pelindung, yang berlapis Pb dengan tebal
maksimum 0,5 mm Pb
3. Hindari pemeriksaan sinar tembus tulang tulang kepala ( head fluoroscopy)
4. Akomodasi mata sebelum melakukan pemeriksaan sinar tembus paling sedikit 20
menit.
5. Gunakan alat – alat pengukur sinar rontgen
6. Pemeriksaan pesawat sebelum di pakai, misalnya:
- Perlindungan terhadap bahaya elektris
- Adanya kebocoran pada tabung pesawat
- Voltage yang aman dan lamanya
7. Pemeriksaan rutin terhadap kemungkinan bocor/rusaknya perlengkapan – perlengkapan
pelindung berlapis Pb

14
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 3 - 3 : Posisi operator berdiri diluar dan melihat pasien melalui jendela yang sudah diproteksi

Gambar 3 - 4 : Apron dengan berbagai ukuran

Petunujuk untuk personil radiopgrafi


Personil dianjurkan memakai film badge secara terus menerus. Selain itu, ruang
pesawat sinar X diagnostik:
1. Personil diharuskan menggunakan perisai dan pakaian proteksi yang tersedia
2. Personil tidak boleh memegang film pasien selama penyinaran

15
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

3. Bila memakai pesawat: Sinar X dental maupun Mobile X- Ray unit ( tanpa perisai
pelindung ) petugas personil harus berdiri di luar berkas sinar guna dan sejauh mungkin
dari pasien.

Gambar 3 - 5 : Tabir / pembatas fortable

16
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

BAB 4

RADIOGRAFI GIGI GELIGI

Radiografi di kedokteran gigi ada 2 macam yaitu :


A. Radiografi intra oral (film dalam mulut)
B . Radiografi ekstra oral (film di luar mulut)

A. RADIOGRAFI INTRA ORAL

Adalah radiografi yang memperlihatkan gigi dan struktur disekitarnya


Pemerikasaan intra oral adalah pokok dari dental radiografi

Tipe- tipe radiografi intra oral secara umum


1. periapikal
2. interproksimal (bite-wing)
3. oklusal

Masing-masing tipe ini mempunyai tehnik yang spesifik.

Periapikal Radiografi
Bertujuan untuk memeriksa gigi (crown and root) serta jaringan disekitarnya. Tehnik yang
digunakan paralleling dan bisecting.

Interproksimal / bitewing radiografi (Joen m Lanucci)


Bertujuan untuk memeriksa crown, crest tulang alveolar di maksila dan mandibula dalam satu
film. film yang dipakai adalah film khusus.

Oklusal radiografi
Bertujuan untuk melihat area yang lebih luas lagi yaitu maksila atau mandibula dalam satu
film. film yang digunakan film khusus.

B. RADIOGRAFI EKSTRA ORAL

Merupakan pemeriksaaan radiografi yang lebih luas dari kepala dan rahang. Film berada di
luar mulut.

Radiografi ekstra oral meliputi :


Panoramik
Lateral jaw
Lateral cephalometric
Postero-anterior
Submentovertec, waters
Reverse towne

17
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Transcranial
Tomografi Projections

4.1. INTRA ORAL RADIOGRAFI

1. PERIAPIKAL RADIOGRAFI

Paralleling tehnik
extension cone paralleling
right angle technique
long cone technique
true radiograph

Prinsip pada tehnik paralleling


- Film diletakkan paralel dengan aksis panjang gigi
- Sentral x-ray tegak lurus terhadap film dan aksis panjang gigi
- Film holder harus dipakai menjaga agar film tetap paralel dengan aksis panjang gigi

Gambar 4-1. Film diletakkan sejajar dengan aksis panjang gigi (kanan)

Keuntungan dan kerugian


Keuntungan
- Tanpa distorsi
- Gambar yang dihasilkan sangat representatif dengan gigi sesungguhnya
- Mudah dipelajari dan digunakan
- Mempunyai validitas yang tinggi
Kerugian
- Sulit meletakkan film holder, terutama anak-anak dan pasien yang mempunyai mulut
yang kecil
- Pemakaian film holder mengenai jaringan sekitarnya sehingga mengurangi
kenyamanan

18
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 4-2 : A.letak film untuk kaninus kanan atas, B. sinar tegak lurus terhadap film dan aksis panjang gigi .
C.kolimator rectangular. D.Hasil radiografi

19
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 4- 3: Contoh Film holder (C :stabe bite block, D : EEZEE-Grip – Snap A Ray
E : Hemostat and rubber block)

Bisekting tehnik
bisecting angle technique
bisection of the angle technique
short cone technique

Prinsip-prinsip pada tehnik bisekting


- Prinsip geometri dipakai pada tehnik ini.
- Film harus diletakkan sepanjang permukaan lingual / palatal dari gigi
- Film kontak dengan gigi . Bidang film dan aksis panjang gigi membentuk sudut
- Adanya imaginary bisector
- Cental x-ray tegak lurus terhadap garis bisektris sehingga menghasilkan 2 segi tiga
yang sama
- Film holder digunakan untuk menstabilkan film selama penyinaran.
Rinn BAI instruments, Stabe bite block, EEZEE grip film holder

20
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 4 - 4. A.Geometri B.sentral ray tegak lurus terhadap garis bisektris. C.


Dua segitiga sama sisi

Gambar 4 - 5 . Central x-ray tegak lurus terhadap garis bisektris

Gambar 4- 6. Angulasi horizontal (ujung kone bergerak kiri dan kanan

21
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 4 - 7. Angulasi vertikal (ujung kone bergerak ats-bawah)

Gambar 4 - 8. .Angulasi horizontal yang benar

Gambar 4 - 9. Cara meletakkan film

22
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 4 - 10. B. hubungan antara film, gigi, garis bisektris dan sentral-ray.
C,Penyinaran film. D. radiografi,

Keuntungan dan kerugian


Keuntungan
-Tehnik ini dapat digunakan tanpa film holder

Kerugian
- distorsi mudah terjadi
- masalah angulasi (banyak angulasi yang harus diperhatikan)

2. BITEWING/ INTERPROXIMAL TEHNIK

Tehnik bite-wing digunakan untuk memeriksa interproksimal gigi dan permukaan gigi yang
meliputi crown dari maksila dan mandibula, daerah interproksimal dan crest alveolar dalam
film yang sama.

Untuk mendeteksi karies interproksimal (terutama karies dini) dan crest alveolar antara 2 gigi.

23
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Prinsip-prinsip pada tehnik bitewing :


- Film diletakkan dalam mulut sejajar dengan crown gigi-gigi di maksila dan mandibula
- Film distabilkan dengan pasien menggigit bitewing tab atau bite wing film holder
- Central x-ray diarahkan menembus kontak gigi dengan angulasi vertikal +100
Film holder yang dipakai Rinn XCT bite wing instrumen

Gambar 4 - 11. Posisi film, bite-wing tab dan sentral ray

Gambar 4 - 12. Radiografi bire-wing regio premolar (kiri), daerah kontak (kanan)

Gambar 4 - 13. Film holder untuk bite-wing (atas), Rektangular kolimator yang digunakan untuk bite-wing
(bawah)

Gambar 14. Bite-wing tabs

24
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 4 - 14. Contoh film bite-wing

3. OKLUSAL TEHNIK

Tehnik oklusal digunakan untuk pemeriksaan didaerah maksila atau mandibula.

Oklusal radiografi digunakan dengan tujuan melihat :


- lokasi akar gigi
- lokasi supernumerary, tidak erupsi, atau gigi yang impaksi
- salivary stone di saluran kelenjar submandubular
- evaluasi dari perluasan lesi seperti kista, tumor atau keganasan dimandibula dan
maksila
- evaluasi basis sinus maksilaris
- evaluasi basis sinus maksilaris
- evaluasi fraktus di maksila dan mandibula
- pemeriksaan daerah cleft palate.
- mengukur perubahan dalam bentuk dan ukuran dari maksila gan mandibula

Prinsip pada tehnik oklusal


Film diletakkan didalam mulut diantara permukaan oklusal maksila dan mandibula.
film tersebut distabilkan dengan menggigit permukaan film tersebut.

Oklusal tehnik terbagi 2 yaitu


maksila oklusal proyeksi
mandibula oklusal proyeksi

Proyeksi oklusal di maksila

a. Topographic occlusal projection berguna untuk memeriksa palatum dan gigi anterior di
maksila

25
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 4 - 15.Topographic occlusal projection pada maksila

b. Lateral (right/left) occlusal projection berguna untuk memeriksa akar molar di palatal
juga digunakan untuk melihat benda asing (foreign bodies) atau lesi dipalatum

26
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 4 - 16. Lateral (right/left )occlusal projection pada maksila

c. Pediatric occlusal projection digunakan untuk memeriksa gigi anterior, disarankan


untuk anak berumur 5 tahun atau yang lebih muda

Gambar 4 - 17. Pediatric oclusal proyeksi pada maksila

27
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Proyeksi oklusal di mandibula

a. Topographic occlusal projection berguna memeriksa gigi anterior di mandibula

Gambar 4 - 18. Topographic occlusal projection pada mandibula

b. Cross-sectional occlusal projection di gunakan untuk memeriksa bagian bukal dan


lingual dari mendibula.dapat juga digunakan untuk melihat benda asing atau
salivary stone dibagian dasar mulut.

28
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 4 - 19. Cross-sectional occlusal projection pada mandibula

c. Pediatric occlusal projection digunakan untuk memeriksa gigi anterior ,


direkomendasikan untuk anak merumur 5 tahun atau lebih muda.

Gambar 4 - 20. Pediatric occlusal projection pada mandibula

29
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Tabel 4 – 1 : Angulasi Vertikal dari Proyeksi Oklusal

Angulasi vertikal
(derajat)
maksila topografi +65
maksila lateral +60
maksila pediatric +60
mandibula topografi -55
mandibula cross-sectional 90
mandibula pediatric -55

4.2. TEHNIK FOTO RONSEN MENENTUKAN LOKASI OBJEK DI RONGGA


MULUT
Tehnik Untuk Melihat Lokasi Objek
Tehnik lokasi yang digunakan untuk menentukan lokasi atau posisi dari gigi atau suatu objek
di rahang adalah Buccal Objek Rule dan right angle technic. Radiografi dental akan
memberikan gambaran dalam 2 dimensi. Sebuah radiografi dapat melukiskan objek secara
superior - inferior dan anterior – posterior, tetapi tidak dapat menggambarkan hubungan bukal
dan lingualatau kedalam dari objek tersebut.

Tehnik lokasi ini dapat digunakan untuk memperoleh informasi tiga dimensi yang biasanya
digunakan untuk melihat seperti yang tertera dibawah ini.
-benda asing (foreign body)
-gigi terpendam atau (impacted & imbeded teeth)
-gigi yang tidak tumbuh (uneruptep teeth)
-posisi akar ( root position)
-jarum patah (broken needles & instruments)

Bucal Object Rule

Tehnik ini berorientasi pada dua radiografi dengan angulasi penyinaran yang berbeda. Satu
film periapikal atau film bitewing yang disinari dengan tehnik dan angulasi yang biasa dan
untuk film yang kedua baik periapikal ataupun bitewing disinari dengan merubah arah sinar x
secara vertikal atau horizontal dan kemudian dibandingkan hasil 2 radiografi tersebut.

SLOB
(same = lingual : opposite = buccal)

30
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 4 - 21: A.Objek yang di bukal (bulatan garis) dan lingual (bulatan hitam) akan berimpit pada radiografi
B. Jika arah sinar digeser ke mesial, bukal objek bergerak ke distal dan lingual objek bergerak ke mesial

Gambar 4 - 22: A.Objek yang di bukal (bulatan garis) dan lingual (bulatan hitam) akan berimpit pada radiografi
B. Jika arah sinar digeser ke distal, bukal objek bergerak ke mesial dan lingual objek bergerak ke distal

31
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Right angle technic

Adalah cara lain untuk melihat objek melalui dua radiografi, yaitu periapikal film (standar) yang memperlihatkan
hubungan dari objek secara superior-inferior dan anterior-posterior dengan oklusal film disinari langsung pada sudut
penyinaran atau tegak lurus (
900) pada film. Film oklusal memperlihatkan objek pada hubungan bukal lingual dan
anterior-porterior, kedua film ini digunakan untuk lokasi objek dimandibula.

Gambar 4 - 23 : Right angle technique . A . Pada foto periapikal lokasi objek terlihat di tulang rahang, B. Foto
oklusal menyatakan bahwa objek itu sesungguhnya berada di jaringan lunak lingual mandibula

.
Gambar 4 - 24 : A. Foto pengisian gutta percha saluran akar gigi premolar dua maksila. : B. Jika sinar diarahkan
ke mesial , gutta percha bergerak ke distal, berarti gutta percha barada di bukal

32
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

BAB 5

FILM DENTAL DAN PROSESSING

5.1. SEJARAH FILM DENTAL

Film untuk sinar-x pada tahun 1896 – 1913 terdiri dari lempengan plastik fotografi atau film
yang dipotong dua, dibungkus dengan kertas hitam yang dipersiapkan oleh dokter gigi
sebelum digunakan. Sudut dari paket film ini persegi dan keras yang menyebabkan sebagian
besar pasien tidak nyaman.

Pada tahun 1913 Easmant Kodak Company memperkenalkan pertama kali secara komersil
sediaan paket film dental. Paket film ini masih dibuat dengan tangan yang terdiri dari dua
lembar film, tapi lapisan emulsi hanya satu sisi pada masing-masing film.

Pada tahun 1921 pertama kali mesin pembuat paket film ada di pasaran. Kodak Company
pada tahun 1923 memproduksi film dental dalam dua kecepatan “regular”dan “extra fast”

Ukuran Film Intra Oral


Film anak size # 0 : Film anterior size # 1 :Film dewasa size # 2
Film bitewing size # 3 : Film oklusal size # 4

Gambar 5 - 1. Ukuran film intra oral

Semua paket film harus resisten terhadap saliva dan mudah dibuka dalam kamar gelap.
Paket film bagian luar dibungkus dengan bahan plastik, bagian dalam dilapisi oleh kertas hitam
dan pelindung foil. Pelindung foil berada di sisi belakang dari film berguna untuk
mengabsorpsi beberapa radiasi yang tidak berguna (melindungi pasien) seperti secondary
radiation serta fogging dari film.

33
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 5 - 2. (A) Paket dental film yang telah dibuka dari belakang, (B) diagram lapisan paket film

Gambar 5 - 3. Tanda pada film paket

Komposisi Film dan Sensitifitas


Sellulose acetate (film base) yang dilapisi dengan emulsi dari silver halide (biasanya silver
bromida). Emulsi ini sensitif terhadap x-ray, cahaya dan listrik statis. Sensitivitas (speed)
adalah gambaran tentang berapa banyak radiasi pada periode waktu (dibutuhkan) untuk
menghasilkan gambar pada film. Dengan demikian makin sensitif film akan membutuhkan
sedikit mAs

Zaman sekarang tidak ada lagi film yang dibuat dalam bentuk slow speed. Pada kondisi 65
kVp dan 10 mA slow speed film rata-rata membutuhkan waktu penyinaran sekitar 3 sec per
film, kondisi yang sama intermediate film membutuhkan kira-kira 1 ½ sec dan untuk fast film
kira-kira ¾ sec per film.

Sediaan yang ada sekarang ini yang harus digunakan E film, D film dan F film.

34
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 5 - 4. Diagram secara cross-sectional dari dasar dan emulsi film

Duplikat Film
Pada tahun-tahun belakangan ini dengan meningkatnya program asuransi, pasien dengan
mobilitas tinggi atau untuk berobat ke dokter gigi yang baru maka film duplikat sangat
dibutuhkan dan menjadi lebih penting. Film duplikat ada tersedia di pasaran

Screen Film
Intensifying screen adalah alat yang digunakan untuk memperbesar efek fotografis dari sinar x
dan memperpendek waktu penyinaran. Pada foto ronsen ekstra oral sistim penggambaran pada
film menggunakan film screen ( intensifying screen ). Pada intensifying screen terdapat
calcium tungtsate crystal yang akan ber flourescence apabila di radiasi.

Pada saat ini untuk meningkatkan kualitas film terhadap radiasi dan aman seluruh ekstra oral
film harus menggunakan intensifying screen. Intensifying screen ada dua yaitu blue light dan
green light.

Film sediaan untuk foto ekstra oral 5 x 7 inchi, 8 x 10 inchi, sedangkan untuk panoramic
berukuran 5 x 12 inchi dan 6 x 12 inchi

35
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 5 - 5. Kaset film dalam keadaan terbuka dan terlihat intensifying screen dan potongan film

Gambar 5 - 6. Intensifying screen yang fleksibel pada kaset panoramik

36
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 5 - 7. Efek sinar X pada intensifying screen . Halo of light dihasilkan di perifer mengurangi penyinaran.

5.2 PROSESSING FILM

Prosessing film dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara manual dan secara otomatis.
Prosessing secara manual dilakukan di kamar gelap dan secara injeksi sedangkan yang
otomatis menggunakan mesin prosesor. Tahap prossesing ini penting dimana gambar yang
dihasilkan digunakan untuk menegakkan diagnosa.

Tahapan prossesing film


1. Development proses(developing)
2. Rinsing
3. Fixing
4. Washing
5. Drying

1.Development (developing)

Komposisi larutan developer

Ellon atau Metol dan hydroquinon


Berfungsi mereduksi kristal silver halide pada bagian emulsi film menjadi menjadi logam
silver.

Sodium sulfite
Mencegah oksidasi dari developer

Sodium carbonate
bersifat basa membantu aktifitas hydroquinon

Potassium bromide
Kontrol aktifitas developing dan mencegah terjadinya chemical fog

37
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Waktu dan temperatur developer

800 F 2½ menit di developer


0
75 F 3 menit
700 F 4 menit
680 F 4½ menit
600 F 6 menit
Prosedur proses development

A. Manual Prosessing

1. Masuk ke kamar gelap dan pintu dikunci dari dalam, ambil hanger film (jepitan) lalu
tandai film tersebut atas nama siapa.
2. Periksa temperatur larutan dan atur waktu
3. Matikan lampu putih dan hidupkan safelight
4. Pakai sarung tangan dan buka paket film, pakai film hanger segera celupkan dan
larutan dengan gerakan atas dan bawah,pastikan seluruh permukaan film berada dalam
larutan.
5. Apabila sudah cukup waktunya angkat dari larutan (masih dalam kondisi safelight)
6. Cuci dalam air selama 20 detik (masih dalam kondisi safelight)
7. Masukkan film ke dalam larutan fixer minimum 10 menit ( dua kali waktu developing)
untuk fiksasi permanen, tetapi dapat diangkat setelah 3 – 4 menit
8. Setelah itu dibersihkan dengan air yang mengalir ( 20 menit).
9. Keringkan

Setelah kering diletakkan dalam frame yang tersedia.

Komposisi larutan fixer

Sodium thiosuolfate (clearing solution) : berfungsi untuk membersihkan sisa-sisa larutan


developer:
Sodium sulfite : melindungi dekomposisi bahan Sodium sulfite
Potassium aluminum sulfate : mengeraskan gelatin
Acetic acid : bersifat asam

38
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 5 - 8. Bentuk tank untuk prosessing

Gambar 5 - 9. Meletakkan film pada gantungan di kamar gelap (kondisi safelight)

39
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 5 - 10. Prosessor film otomatis

Gambar 5 - 11. (A) Prosessor film panoramik, (B) film panoramik keluar dari prosessor

40
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

5.3. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN DALAM PEMBUATAN RADIOGRAFI

Ada 8 faktor yang berperan dalam pembuatan radiogram


1. Jarak Target film
Jarak dari target adalah jarak dari target anoda(sumber sinar) ke film untuk film size 1
(standard) dan size 0 (anak) serta bitewing adalah 8 inchi, long cone tehnik 16-20 inchi.

2. Milliampere
Merupakan ukuran jumlah dari energi listrik yang melewati x-ray tube. Untuk dental x-
ray digunakan 10-15 mA.

3. Voltase
Merupakan ukuran kualitas dari energi listrik yang melewati x-ray tube. 65 – 90 kV.

4. Posisi kepala pasien


Untuk maksila garis imaginer adalah garis yang ditarik dari alanasi ke tragus (sejajar
dengan lantai) sedangkan pada mandibula garis imaginer adalah garis yang ditarik
dari sudut bibir ke tragus (sejajar dengan lantai) dengan catatan sagital plane tegak
lurus terhadap lantai.

Gambar 5 - 12. Garis imajiner (kiri), sagital plane dari kepala tegak lurus terhadap lantai (kanan) titik-titik arah dari sentral –
ray (bawah)

41
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

5. Posisi film
Posisi film pada prinsipnya harus meliputi gigi yang menjadi perhatian untuk di foto.
Untuk region anterior film diletakkan posisi vertical, sedangkan posterior film posisi
horizontal. Rahang atas film dipegang dengan ibu jari sedangkan rahang bawah film
dipegang dengan telunjuk (tangan yang berlawanan dengan region yang akan difoto).
Permukaan film sejajar dengan dataran oklusal, sekurang-kurangnya 1/8 inchi sampai
1/4 inchi melebihi permukaan oklusal

Gangging, biasanya terjadi pada pengambilan foto ronsen untuk region posterior, dapat
diatasi dengan cara bekerja lebih baik , jangan kasar, kumur-kumur dengan air dingin,
atau pada pasien yang sangat sensitive dapat menggunakan topical anastesi.

6. Sudut Penyinaran
Sudut penyinaran bervariasi tergantung region gigi yang difoto

Rahang atas standar long cone


molar dua dan molar tiga +20 0 - +25 0
molar satu dan premolar +30 0 - +35 0
Caninus, insisivus +40 0_ +45 0

Rahang bawah
molar dua dan molar tiga +5 0 - 00(-5) 0
molar satu dan premolar -10 0
0
Caninus, insisivus -15 - -20 0
Selain besar sudut penyinaran sentral ray harus berada pada tanda-tanda yang menjadi
arah dalam menentukan posisi apikal gigi .

7. Waktu penyinaran
Waktu penyinaran untuk ultra speed film ¼ second kecuali molar 3/8 second.

8. Prosessing Film
Mesin automatic, secara injeksi, kamar gelap
Developing, washing,fixing, rinsing, mounting

5.4. BEBERAPA RADIOGRAFI PENYAKIT PERIODONTAL

Radiografi memegang peranan penting untuk menilai penyakit periodontal, dimana hasil
radiografi menyediakan informasi yang unik dari keadaan tulang dan jaringan periodonsium.
Hasil radiografi untuk membantu menegakkan diagnosa dengan indentifikasi perluasan
kerusakan tulang alveolar, peranan faktor lokal, dan progrosis dari kondisi periodonsium.
Radiografi akan menilai crown to root ratio, hal ini penting karena berpengaruh terhadap
prognosa penyakit.

Penilaian radiografi terhadap kondisi periodontal yaitu :


1. Keadaan tulang yang ada
2. Kondisi dari crest alveolar
3. Kehilangan tulang di daerah furkasi
4. Lebar dari space ligamen periodontal

42
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

5. Iritasi faktor lokal yang akan meningkatkan resiko penyakit periodontal


(kalkulus dan kontur dari restorasi baik yang kurang atau yang berlebih
overextended/overhanging)
6. Panjang akar dan morfologi crown-to-root ratio
7. Terbuka kontak interproksimal menyebabkan food impaction
8. Pertimbangan anatomi posisi sinus terhadap kelainan bentuk periodontal, gigi yang
hilang, gigi berlebih (supernumerary), gigi terpendam
9. Keadaan patologis seperti karies, lesi periapikal, resorpsi akar

Prosedur radiografi untuk menilai keadaan penyakit periodontal membuat radiografi yang
berkualitas. Periapikal dan bitewing radiografi sangat berguna dalam evaluasi periodontium.
Radiografi jenis ini menghasilkan detail yang baik terhadap kondisi yang akan dinilai.
Penggunaan panaoramik tidak dianjurkan. Penelitian terbaru tidak mendukung cone-beam
computed tomographic (CBCT) sebagai pemeriksaan rutin terhadap penyakit periodontal
disebabkan karena keuntungan terhadap penawaran/pemilihan ini tidak akan bermakna karena
adanya penambahan biaya dan dosis radiasi.

Gambar 5 - 13 : Crest alveolar normal 0.5 – 2 mm dari cementol enamel junction (CEJ) dan bentuk dari lamina

Gambar 5 - 14 : Normal alveolar crest 0.5 - 2 mm dari CEJ dan bentuk laminadura yang tegas

43
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 5 - 15 : Tanda awal penyakit periodontal terlihat kehilangan densitas tulang kortikal daerah crest
alveolar, lamina dan kehilangan tulang di daerah molar satu serta calculus secara menyeluruh di
interproksimal

Gambar 5 - 16 : (A) Level tulang alveolar pada premolar tidak dapat dijadikan pedoman karena tidak ada ; (B)
Atrisi gigi dan diastema tidak memberikan kontribusi terhadap penyakit priodontal

Gambar 5 - 17 : Kerusakan tulang bentuk horizontal

44
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 5 - 18 : kerusakan tulang bentuk vertikal

Gambar 5 - 19- : Kelainan tulang tipe vertical bone loss periodontitis aggresive lokalisasi

45
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

BAB 6

MASALAH PROSESSING FILM


DAN SOLUSINYA

Masalah prosessing film dapat terjadi dengan sejumlah alasan yang disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu :
1. Kesalahan yang disebabkan oleh waktu dan temperatur
2. Kesalahan yang disebabkan oleh bahan kimia yang terkontaminasi
3. Kesalahan yang disebabkan dalam penanganan film
4. Kesalahan yang disebabkan oleh pencahayaan

Kesalahan prosessing film dapat menyebabkan sebagian atau seluruh gambar tidak kelihatan
atau tidak jelas. Adakalanya film akan terlihat gelap, atau terang, kuning-keabu-abuan,
berkabut yang semuanya merupakan hasil kesalahan dalam prosessing film.

Ad 1. Temperatur dan Waktu

Gambar yang terlihat : TERANG =Thin Image =light radiograph


Penyebabnya : underdeveloper film
Masalahnya : Waktu developer yang tidak tepat, terlalu cepat
Larutan developer yang terlalu dingin
Waktu yang terlalu singkat
Kesalahan dalam penyinaran milliamper dan voltase yang rendah

Gambar 6-1 : Thin Image

46
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar yang terlihat: GELAP = dense image = dark radiograph


Penyebabnya : Overdeveloper film
Masalahnya : Waktu prosessing film yang terlalu lama
Larutan developer yang terlalu panas
Konsentrasi larutan developer yang terlalu pekat
Kesalahan dalam penyinaran ; milliamper dan voltase yang
tinggi

Gambar 6- 2 : Dense image

Gambar yang terlihat : PECAH-PECAH (CRACKED)


Penyebabnya : Retikulasi dari emulsi film
Masalahnya : Perubahan temperatur developer yang tiba-tiba

Gambar 6-3: Gambar yang pecah-pecah

47
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Ad.2. Bahan Kimia Yang Terkontaminasi

Gambar yang terlihat : SPOT HITAM PADA FILM


Penyebabnya :Spot larutan developer
Masalahnya : Developer kontak dengan film sebelum film diproses

Gambar 6- 4 :. Spot hitam pada film karena lar.developer

Gambar yang terlihat : SPOT PUTIH PADA FILM


Penyebabnya : Spot larutan fixer
Masalahnya : Larutan fixer yang kontak dengan film sebelum film diproses

Gambar 6-5 : Spot putih pada film karena larutan fixer

48
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar yang terlihat :WARNA KUNING KECOKLATAN


Penyebabnya : waktu fixer yang tidak tepat
Masalahnya : fixer yang tidak efektif
Rinsing yang tidak efektif

Gambar 6-6 : Warna coklat-kekuning2an pada film

Ad.3.Penanganan Film

Gambar yang terlihat : GAMBAR YANG PUTIH DIBAGIAN PINGGIR FILM


Penyebabnya : Developer cut off
Masalahnya : Sewaktu prosessing sebagian film tidak masuk kedalam larutan
developer

Gambar 6- 7 : Garis putih dipinggir film

49
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar yang terlihat : GAMBAR YANG HITAM DIBAGIAN PINGGIR FILM


Penyebabnya : Fixer cut off
Masalahnya : Sewaktu prosessing sebagian film tidak masuk ke dalam larutan
fixer

Gambar 6-8 : Gambar yang hitan dibagian pinggir film

Gambar yang terlihat : DAERAH PUTIH / HITAM PADA DAERAH OVERLAP


Penyebabnya : Film yang overlap
Masalahnya : Dua film kontak sebelum selama prosesing

Gambar 6-9 : Gambar pada film yang overlap

50
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar yang terlihat : BLACK CRESCENT SHAPED MARKS


Penyebabnya : Finger nail artifact
Masalahnya : Rusaknya emulsi film oleh tangan operator selama pengerjaannya

Gambar 6-10 : Gambar hitam karena bekas kuku jari

Gambar yang terlihat :LACK FINGER PRINT


Penyebabnya : Finger print artifact
Masalahnya : Film bersentuhan dengan jari ketika kontak dengan larutan
developer

Gambar 6-11 : Gambar jari pada film

51
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar yang terlihat : Film bergaris bercabang(Static electricity)


Penyebabnya : Cara mengeluarkan film
Masalahnya : Mengeluarkan film dari bungkusnya secara kasar

Gambar 6-12 : Gambar garis bercabang

52
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

BAB 7

RADIOGRAFI EKSTRA ORAL

Radiografi ekstra oral dalam pembuatannya, sumber sinar x maupun film berada di luar mulut
pasien dan pasien selama penyinaran harus berada pada posisi yang telah ditentukan tidak
boleh bergerak. Hasil akan baik apabila semua ketentuan dipatuhi dan dilaksanakan.

1. Panoramic radiography = Pantomography


Dental Panoramic Tomography

Panoramic imaging adalah satu tehnik yang menghasilkan sebuah gambaran tomografi
dari struktur wajah meliputi lengkung maksila dan mandibula, gigi serta struktur pendukung.
Satu gambar yang memperlihatkan gambaran struktur wajah meliputi lengkung gigi rahang
atas dan rahang bawah serta jaringan sekitarnya. Pada pembuatan radiografi ini kontak oklusi
pasien dalam keadaan edge to edge.
Indikasi panoramik meliputi :
1. Gambar meliputi tulang wajah dan gigi
2. Pemeriksaan terhadap intraosseous patologi, seperti kista, tumor dan infeksi
3. Evaluasi terhadap temporomandibula joints
4. Evaluasi terhadap gigi impaksi
5. Evaluasi terhadap erupsi gigi permanen
6. Trauma dentomaxillofacial
7. Perkembangan maxillofacial skeleton

Keuntungan panoramik dibandingkan dengan pemeriksaan Full-Mouth


1. Mencakup lebih luas dari tulang wajah dan gigi
2. Dosis radiasi lebih kecil
3. Dapat digunakan pada pasien trismus, atau pasien yang tidak dapat dilakukan intraoral
radiografi
4. Cepat Nyaman untuk pasien
5. Berguna untuk edukasi pasien ataupun presentasi

Kerugian panoramik radiografi


1. Karena rendahnya resolusi gambar, untuk detail kurang bagus di banding intraoral
radografi

Kelemahan panoramik adalah sebagai berikut :


1. Detail gambar yang tampil tidak sebaik periapikal intraoral radiograph
2. Tidak dapat digunakan untuk mendeteksi karies kecil
3. Pergerakan pasien selama penyinaran akan menyulitkan dalam interpretasi

53
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 7-1 : Radiografi panoramik

54
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Komponen utama dari alat radiografi panoramik :


1. Tabung sinar x
2. Kaset
3. Perangkat pemandu posisi kepala (head-positioning)

Teknik dan posisi pasien saat dilakukan foto radiografi panoramik :


1. Pasien harus diminta untuk melepaskan anting, perhiasan, pin rambut, kacamata,
gigi palsu atau peralatan ortodontik lepasan.
2. Pergerakan prosedur dan peralatan harus dijelaskan, untuk meyakinkan pasien.
3. Pasien harus ditempatkan secara akurat di dalam mesin menggunakan berbagai
perangkat head-positioning
4. Pasien harus diinstruksikan untuk menempatkan lidah mereka ke atap mulut
sehingga bersentuhan dengan langit-langit keras dan tidak bergerak sepanjang siklus
eksposur

Gambar 7-2 : Skema hubungan pasien, sumber sinar dan film

55
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Cara Kerja Alat Radiografi Panoramik

Gambar 7-3 : Pemaparan sinar dimulai dari sisi kanan pasien, berlanjut bagian belakang dan diakhiri
pada sisi kiri pasien

Beberapa hasil radiografi panoramik yang gagal dan penyebabnya

Gambar 7-4 : Posisi kepala terlalu jauh dari film ( lebih menengadah). Pada radiograf terlihat ukuran
gigi insisivus melebar dan tidak fokus

Gambar 7-4 : Posisi kepala terlalu dekat dengan film ( lebih menunduk). Pada radiograf terlihat ukuran
gigi insisivus menyempit. Lidah tidak berkontak ke palatum (gambaran radiolusen
sepanjang rahang atas seperti pita yg melingkar)

56
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 7-5 : Posisi dataran Frankfort dan dagu dari pasien lebih ke bawah, sehingga terlihat
perpendekan gigi insisivus rahang bawah dan adanya bayangan yang berlebihan pada
bagian posterior mandibular

Gambar 7-6 : Posisi kepala pasien tidak simetris, adanya pelebaran gigi dan rahang sisi kanan dan
menyebabkan gigi dan rahang sisi kiri terlihat lebih menyempit

Gambar 7-7 : Posisi sumber sinar dan film terlalu rendah dari kepala pasien, sehingga gambaran antra
dan kondilus tidak terlihat, tetapi hanya bayangan dari chin rest (tanda panah)

Gambar 7-8 : Adanya pergerakan pasien dalam arah vertical menyebabkan adanya distorsi pada regio
43 disebabkan mulut terbuka saat dilakukan exposure.

57
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

2. Radiografi Sefalometri

Radiografi sefalometri sejauh ini paling popular dan paling banyak digunakan di
kedokteran gigi. Tulang skeletal, dental dan anatomi jaringan lunak wajah akan terlihat pada
radiografi yang dihasilkan. Orthodontist akan melihat perkembangan tulang wajah pada
perawatan orthodonti. Selain itu digunakan untuk survey dari tulang tengkorak dan wajah,
trauma penyakit atau perkembangan yang abnormal. Indikasi utama dari radiografi sefalometri
terbagi dua yaitu untuk perawatan ortodonti
dan bedah orthognathic.

Indikasi pada perawatan ortodonti :


1. Diagnosa awal untuk memberikan informasi adanya kelainan skeletal dan atau jaringan
lunak
2. Rencana perawatan
3. Memantau kemajuan perawatan, misalnya untuk menilai anchorage requirements dan
inklinasi gigi insisivus
4. Penilaian hasil perawatan misalnya 1 atau 2 bulan sebelum perawatan tersebut selesai
untuk memastikan target perawatan sudah terpenuhi dan memungkinkan perawatan
dengan retensi

Indikasi pada perawatan bedah orthognathic :


1. Evaluasi kondisi jaringan lunak dan skeletal sebelum dilakukan bedah
2. Membantu dalam rencana perawatan
3. Penilaian pasca operasi atas hasil pembedahan dan studi tindak lanjut dalam jangka
panjang

58
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 7-9 : Radiografi Sefalometri

59
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Tabel 7-1 : Definisi landmark sefalometri

60
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 7-2 : (A). Anatomi pada sefalometri yang terlihat pada . (B) Midline anatomi sefalometri yang
tergambar pada 5 mm-wide CBCT ( Cone Beam Computed Tomogrphy). (C) Sefalometri
Landmark yang di gunakan analisis sefalometri (Steiner dan Riketts)

61
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Tabel 7-2 : Tehnik Proyeksi radiografi dan gambaran yang dihasilkan

Proyeksi Submentovertexs = Full axial proyeksi (SMV)


Memperlihatkan posisi condylus, sinus sphenoidalis, carvatura mandibula, dinding
lateral dari sinus maxillaries dan fraktur dari lengkung zygomatikus.

62
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 7-3 : Foto ronsen submentovertex

Waters Proyeksi
Analisa radiografi pada Waters Proyeksi adalah evaluasi terhadap :
Step 1 : Calvarium dan sutura
Step 2 : Orbital dan sinus frontalis
Step 3 : Sinus maksilaris dan nasal cavity
Step 4 : Lengkung zygomaticus
Step 5 : Prosessus coronoideus

63
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 4-4 : Identifikasi anatomi landmarks pada Waters Proyeksi

Gambar 7-5 : Radiografi Waters Proyeksi step 1 - step 5

64
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Proyeksi Posteroanterior (Posteroanterior of the skull (PA)


Proyeksi ini memperlihatkan kubah tulang tengkorak, tulang frontal dan rahang
(melihat trauma, perkembangan yang abnormal , perubahan dimensi mediolateral dari tulang
tengkorak)
Indikasi utama dari proyeksi ini :
-fraktur pada kubah tulang tengkorak
-penyelidikan sinus frontal
-pengaruh Paget’s disease, multiple myeloma, hyperparathyroidism pada cranium

Gambar 7-6 : Contoh PA radiografi

Gambar 4-7 : Posisi pasien dan arah sinar pada radiografi PA

65
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 7-8 : Radiografi PA dengan gambar anatomi utama

Proyeksi Reverse Towne (Open Mouth)


Proyeksi ini untuk visualisasi dari kondilus dimana pasien membuka mulut, kepala kondilus
berada pada inferior dari artikula eminensia

66
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 4 -9 : Radiografi proyeksi Open-mouth reverse Towne

Posteroanterior of the jaws (PA jaws / PA mandible)


Proyeksi ini memperlihatkan bagian posterior dari mandibula, tetapi tidak baik untuk melihat
kerangka wajah.

Indikasi utama dari proyeksi ini :


-Fraktur mandibula meliputi bagian posterior daribody mandibula,
-Ramus, angulus, leher condilus
-Lesi-lesi seperti kista, tumor di ramus, body atau ekspansi mediolateral
-Mandibula hipoplasia atau hiperplasia
-Maxillofacial deformities

Proyeksi Mandibula Oblique Lateral


Untuk mengevaluasi mandibula , dibutuhkan 2 proyeksi Oblique Lateral, yaitu untuk
melihat body mandibula dan ramus mandibula.

67
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

A. Mandibula Body Projection


Gambar akan memperlihatkan body mandibula dari regio premolar sampai molar dan
inferior dari border mandibula.

B. Mandibula Ramus Projection


Gambar akan memperlihatkan ramus mandibula dari sudut ke condylus, sering digunakan
untuk mengevaluasi molar rahang atas dan rahang bawah.

Gambar 7-10 : Proyeksi body mandibula

Gambar 4-10 : Proyeksi body mandibula

Gambar 7-11 : Proyeksi ramus mandibula

68
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Standard occipitomental (00 OM)


Proyeksi ini memperlihatkan facial skeleton dan maxillary antra dan menghindari
tumpangtindih dari dasar tulang tengkorak.
Indikasi utama dari proyeksi ini :
-penyelidikan pada maxillary antra
-deteksi fraktur pada wajah (Le Fort I, Le Fort II, Le Fort III, zygomatic
complex, naso-ethmoidal complex)
-fraktur pada processus coronoid
-penyelidikan pada sinus frontal dan ethmiodal

Gambar 7-12 : Contoh radiografi occipitomental yang standar

Gambar 7-13 : Posisi pasien dan arah sinar untuk 00 OM

69
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 7-14 : Radiografi 00 OM dengan gambar anatomi utama

Occipitomental 300 (300 OM)

Proyeksi ini juga memperlihatkan facial skeleton tetapi dari sudut penyinaran yang berbeda
dari 00 OM.

Indikasi utama dari proyeksi ini :


-deteksi fraktur pada wajah (Le Fort I, Le Fort II, Le Fort III)
-fraktur pada prosessus coronoid

Catatan: Idealnya untuk diagnosa fraktur wajah dibutuhkan dua proyeksi 00 OM dan 300 OM.

70
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 7-15 : Posisi pasien dan arah sinar pada radiografi 300 OM

Gambar 4-16: Radiografi 300 OM

71
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 7-17 : Radiografi 300 OM dengan gambar anatomi utama

72
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

BAB 8

PENCITRAAN KHUSUS DAN


ALTERNATIF

Pendahuluan
Lebih dari 30 tahun alat pencitraan telah dikembangkan yang mana sinar x telah
digunakan sebagai alat serbaguna yg umum dan film digunakan dalam produksi gambar yang
biasa. Penelitian dan perkembangan telah difokuskan pada manipulasi dan perubahan tiga dari
dasar persyaratan untuk produksi gambar- pasien, peralatan foto pada umumnya ( untuk
mencari alternatif untuk radiasi ionisasi ), dan reseptor foto, sebaik-baiknya manipulasi dari
foto itu sendiri. Meskipun terdapat persamaan, alat pencitraan ini dapat dikelompokkan
berdasarkan apakah alat-alat tersebut telah dirubah atau diganti :
 Pasien, mencakup :
- Tentang kontras
- Foto radioisotop
 Reseptor foto (dengan atau tanpa manipulasi foto), mencakup :
- Computed Tomography (CT)
- Foto digital
 Peralatan foto pada umumnya (untuk radiasi nonionisasi) dan reseptor foto, mencakup :
- Ultrasound
- Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Bagian ini telah menetapkan secara ringkas dari perkembangan-perkembangan tersebut


dan aplikasinya pada daerah kepala dan leher.

8.1 Investigasi yang melibatkan perubahan dari pasien Tentang Kontras

Investigasi ini menggunakan contrast media, substansi radiopak yang mana telah
dikembangkan untuk mengubah bagian derajat kehitaman(density) yang berbeda-beda dari
bagian tubuh pasien sehingga pengubahan subject contrast- perbedaan dalam transmisi sinar-x
melalui bagian-bagian yang berbeda dari jaringan tubuh pasien. Dengan demikian, dengan
pengubahan pada pasien, organ-organ tertentu, struktur dan jaringan, yang tidak dapat dilihat
dengan alat konvensional. Tentang kontras dan foto jaringan mencakup :
 Sialography – kelenjar saliva
 Arthrography – persendian
 Angiography – pembuluh darah
 Lymphography – lymph dan pembuluh
 Urography – Ginjal
 Penelanan barium, makanan dan enema – GI tract
 Computed Tomography – general enhancement (lihat nanti)

73
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 8.1 Contoh dari contrast yang berbeda. A. Sialograph kelenjar mandibula kiri. B.
Angiograph tulang tengkorak menunjukkan contrast media dalam cabang dari arteri carotid
internal (atas izin dari Mrs. J.E.Brown) C. Memakan barium yang menunjukkan contrast media
dalam perut, duodenum dan usus kecil.

Tipe-tipe dari contrast media


Tipe utama mencakup :
 Suspensi barium sulphate untuk investigasi dari saluran gastrointestinal
 Iodine- dengan unsur larutan dari cairan digunakan untuk semua investigasi yang lain
dan terbagi menjadi :
- Ionic monomer, mencakup :
- Iothalmate (contoh, Conray)
- Metrizoate (contoh, Isopaque)
- Diatrizoate (contoh, Urografin)
- Ionic Dimers, mencakup :
Ioxaglate (contoh, Hexabrix)
- Non Ionic monomer, mencakup :
- Iopamidol (contoh, Niopam)
- Iohexol (contoh, Omnipaque)
- Iopromide (contoh, Ultravist)
 Iodine- dengan unsur larutan dari minyak seperti Lipiodol (diionisasi dengan minyak
bibit bunga opium) digunakan untuk lymphography dan sialography
 MRI contrast agents (contoh, gadolinium)

Efek berbahaya dari contrast media


Idealnya, contrast media tidak memiliki efek yang berbahaya. Meskipun demikian, ada resiko
yang kecil dalam penggunaannya, khususnya pada iodine- dengan unsur larutan dari cairan
(yang disebut juga general contrast media) ketika dimasukkan kedalam aliran darah.
Mempertimbangkan dosis single dari contrast medium yang mengandung lebih dari 2000 kali
banyaknya dari iodine yang total terkandung dalam tubuh.

74
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Point penting untuk dicatat


Beberapa dari alat pencitraan yang terbaru sekarang digunakan lebih rutin dalam kedokteran
gigi, seperti akan didiskusikan kemudian, bergantung pada penggunaan dari contrast agents
dan klinisi yang sebelumnya resiko seharusnya disadari.

Komplikasi
Komplikasi utama yang dihubungkan dengan contrast media dapat dibagi menjadi
 Ringan, contoh : pusing, mual, panas atau nyeri, merah-merah, bersin-bersin, dan
konstipasi (pemeriksaan GI).
 Sedang, contoh : muntah, bronchospasm, urticaria, dan hipotensi
 Berat, contoh : cardiac arrhytmias, cardiac arest, shock anaphilactic, dan oedema
pulmonary
 Fatal

Pasien tertentu yang terkena resiko


 Pasien yang berusia sangat tua dan anak kecil
 Pasien dengan riwayat alergi
 Diabetes
 Pasien yang menderita :
- gagal jantung
- kerusakan hati
- beberapa penyakit paru-paru termasuk asma

Penyebab-penyebab komplikasi
Komplikasi terutama pada :
 Alergi
 Chemotoxicity
 Osmolality (tekanan osmotik dari larutan)
Dengan monomer ionic dari contrast media, osmolality tiga kali lebih besar daripada
agen lain, resiko komplikasi muncul ketika menggunakan substansi ini,karena itu lebih
besar.
 Kecemasan

Pencegahan untuk meminimalisasi komplikasi


 Menggunakan osmolality contrast agent yang rendah
 Tes kulit sebelumnya ( nilai daripada tes ini meragukan)
 Prophylactics steroids
 Prophylactic antihistamines
 Keberanian untuk mengurangi tingkat kecemasan
 Menanyakan secara khusus tentang riwayat dari alergi iodine sebelumnya

Tentang kontras utama yang digunakan pada kepala dan leher


Hal ini mencakup :
 Sialography
 Arthrography
 Computed tomography

75
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

 Angiography – hal ini melibatkan cairan iodin- unsur contrast media yang masuk ke
aliran darah. Pada regio kepala dan leher, biasanya melibatkan carotid (biasa, internal
atau eksternal) atau arteri vertebral.
Prosedur ini biasanya memerlukan catheter ke dalam arteri femoral yang diikuti catheterization
dari carotid atau arteri vertebral, sebagai syarat, menggunakan fluoroscopic control. Catheter
diletakkan disisi yang benar, contrast medium dimasukkan dan radigraphy diambil pada daerah
yang tepat.

Indikasi utama untuk angiography pada daerah kepala dan leher


 Untuk menunjukkan anatomy vascular dan aliran dalam pembuluh darah dengan
hemangioma
 Untuk menunjukkan anatomy vascular dari malformasi arterivena
 Pemeriksaan dari suspek subarachnoid haemorraghe dari pembengkakan pembuluh
darah
 Pemeriksaan dari kemungkinan iskhemik yang disebabkan oleh emboli dalam carotid
artheri

8.2 Pencitraan Radioisotop

Pencitraan radioisotop bergantung pada perubahan dari pasien oleh pembuatan radioaktif
jaringan dan pasien menjadi sumber dari radiasi ionisasi. Hal ini dilakukan dengan
menyuntikkan persenyawaan radioaktif kedalam tubuh pasien yang mempunyai ikatan pada
jaringan khusus yang disebut target tissues. Persenyawaan radioaktif menjadi dipusatkan pada
target tissues dan emisi radiasinya kemudian dideteksi dan digambarkan, biasanya
menggunakan gamma camera. Penyelidikan ini memperlihatkan fungsi atau struktur dari target
tissue untuk diuji pada kondisi static dan dinamic.

76
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 8.2 scan tulang. A. Foto sisi kepala kiri dan leher. B. Foto dada anterior
Radioisotop dan Radioaktif
Radioisotop, seperti didefinisikan di chapter 2, adalah isotop dengan nukleus yang
tidak stabil yang mana mengalami disintegrasi radioaktif. Disintegrasi ini sering disertai
dengan emisi dari partikel radioaktif atau radiasi. Emisi yang penting mencakup :
 Partikel alpha
 Partikel beta- (electron) dan beta + (positron)
 radiasi gamma

Tabel 8.1 Ringkasan dari properti dan karakteristik dari emisi radioaktif
Properti Partikel alpha Partikel betha Sinar gamma Partikel beta+
Alami Partikel- 2 Partikel- Radiasi Partikel-
proton dan 2 elektron elektomagnetik- positron,
neutron identik dengan berinteraksi
sinar x sangat cepat
dengan elektron
negatif untuk
memproduksi 2
sinar gamma-
penghancuran
radiasi
Ukuran Besar Kecil Nol
Muatan Positif Negatif Nol
Kecepatan Lambat Cepat Sangat cepat
Batas dalam 1-2mm 1-2mm Sama dengan
jaringan sinar x

77
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Batas energi 4-8MeV 100keV-6MeV 1,24keV-


yang dibawa 12,4MeV
Penyebab Ionisasi luas Ionisasi Ionisasi-sama
bahaya dengan bahaya
sinar X
Penggunaan Dilarang Sangat terbatas Digunakan PET
dalam emisi utama
pengobatan
nuclear

Radioisotop yang digunakan dalam pengobatan conventional nuclear


Beberapa radioisotop digunakan dalam pengobatan conventional nuclear, tergantung pada
organ atau jaringan yang akan diselidiki. Contoh ciri khas dengan target tissue atau target
diseases mencakup :
 Technetium (Tc) – kelenjar saliva, tyroid, tulang, darah, paru-paru dan hati.
 Gallium (Ga) – tumor dan inflamasi
 Iodine (I)- thyroid
 Krypton (K)- Paru-paru

Tc adalah radioisotop yang paling umum digunakan. Hal ini mencakup :


 Emisi gamma single 141 keV yang ideal untuk pencitraan
 Waktu paruh 6,5 jam yang mana dosis radiasinya minimal
 Tc dengan mudah melekat pada substansi yang berbeda yang mana dipusatkan pada
organ yang berbeda, contoh :
- Tc + MPD (methylene diphosphonate) dalam tulang
- Tc + sel darah merah dalam darah
- Tc + koloid sulphur dalam hati dan spleen

Tc dapat digunakan sendiri dalam bentuk ionicnya (pertechnetate TcO ), sejak dipilih dengan
selektif oleh thyroid dan kelenjar saliva.Tc dengan mudah diproduksi
Indikasi utama untuk pencitraan conventional isotop pada kepala dan leher
1. Tahap tumor- pemeriksaan sisi dan batas dari metastase tulang
2. Pemeriksaan dari fungsi kelenjar saliva
3. Evaluasi dari bone graft
4. Pemeriksaan dari pertumbuhan lanjutan dalam hiperplasia condylar
5. Pemeriksaan dari thyroid
6. scan otak dan pemeriksaan dari kegagalan aliran darah pada otak
Keuntungan dari radiography conventional
 Fungsi dari target tissue dapat diperiksa
 Semua kesamaan dari target tissue dapat diuji selama pemeriksaan, contoh skeletal
dapat digambarkan selama scan tulang
 Analisis computer dan penambahan hasil tersedia
Kerugian
 Hasil foto yang jelek, sering hanya sedikit informasi yang diperoleh pada anatomi
target tissue
 Dosis radiasi yang mengenai tubuh relatif tinggi
 Foto biasanya tidak spesifik pada penyakitnya

78
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

 Sulit untuk melokalisasikan sisi anatomi secara tepat dari sumber emisi
 Beberapa pemeriksaan membutuhkan waktu beberapa jam
 Fasilitas tidak tersedia banyak macamnya

Selanjutnya perkembangan dalam teknik pencitraan radioisotop mencakup :


 Single photon emission computed tomography (SPECT), dimana photon ( sinar
gamma) diemisikan dari pasien dan dideteksikan oleh rotasi sinar gamma disekitar
pasien dan distribusi oleh radioaktifity, diperlihatkan sebagai foto cross sectional atau
SPECT scan memungkinkan didapatkan sisi anatomi yang tepat dari sumber emisi.
 Positron emission tomography (PET). Beberapa radioaktif isotop oleh emisi dari
elektron bermuatan positif (positron) dari nucleus. Positron ini biasanya berjalan pada
jarak yang sangat dekat (1-2mm) sebelum menabrak elektron bebas. Dalam reaksi yang
berikutnya, massa dari 2 partikel dihancurkan dengan emisi dari 2 sinar gamma
(photon) dengan energi tinggi (511keV) hampir bersudut 180 ke yang lainnya. Emisi
ini, dikenal sebagai annihilation radiation, kemudian dapat dideteksi dengan simultan
oleh detektor radiasi yang berlawanan yang mana diatur dalam sebuah cincin disekitar
pasien. Sisi yang tepat dari sumber dari masing-masing signal direkam dan potongan
cross sectional dan diperlihatkan sebagai PET scan. Keuntungan pokok dari PET
sebagai teknik pencitraan fungsional dimaksudkan untuk metode deteksi yang khas dan
berbagai radioisotop baru yang dapat digunakan di klinik. Mencakup :
- Carbon (C)
- Fluorine (F)
- Oxygen (O)
- Nitrogen (N)
Sebagai pengobatan conventional nuclear, radioisotop ini dapat digunakan sendiri atau
disatukan dari radioisotop yang berbeda-beda dan kepentingan biological ( contoh :
glukosa, asam amino, dan ammonia) dan kemudian di administrasikan untuk
mempelajari :
- perfusi jaringan
- metabolisme substrate, sering menggunakan F-Fluorodeoxyglucose (FDG)
- sel reseptor
- neurotransmitter
- divisi sel
- farmakokinetik obat-obatan
PET dapat digunakan untuk menyelidiki penyakit pada level molecular, meskipun dalam
keadaan anatomi abnormal yang jelas pada CT atau MRI (lihat kemudian). Hal ini juga
memungkinkan untuk superimpose PET scan pada CT scan, dengan teknik yang diketahui
sebagai co-localization, untuk menetapkan posisi lesi anatomi yang tepat. Secara klinik hal itu
telah digunakan dalam manajemen dari pasien dengan epilepsi,cerebrovaskular dan penyakit
cardiovascular, dementia dan tumor ganas.

8.3 Pemeriksaan yeng menyertakan peralatan sinar x yang umum tetapi menggunakan
reseptor foto alternatif (dengan tanpa manupulasi foto)

Computed tomography (CT)


CT scanner menggunakan sinar x untuk memproduksi beberapa bagian atau potongan foto,
sebagai tomografi conventional, tetapi film radiografi digantikan oleh crystal yang sangat
sensitif atau detektor gas. Detektor pengukuran intensitas dari sinar x muncul dari pasien dan

79
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

berubah ke data digital yang disimpan dan dapat dimanipulasi oleh kompuer. Informasi
menurut angka ini telah berubah kedalam grey scale mewakili densitas jaringan yang berbeda.

Gambar 8.3 foto axial CT dari kepala


Peralatan dan Teori
CT scanner pada dasarnya sebuah potongan segi empat yang luas dari peralatan dengan
lubang central yg bulat. Pasien berada dibawahnya dengan bagian dari tubuh berada dalam
lubang circular. Kerangka dari tube kepala dari sinar x dan detektor. Mechanical geometri dari
scanner bervariasi. Diesbut juga Third-generation scanner, tube kepala sinar x dan detektor
sinar berputar disekitar pasien, diperlihatkan dalam gambar 8.4A.

Dalam scanner generasi keempat, terdapat satu detektor melingkar yang terpasang secara
menetap (sebanyak 1000) dan hanya kepala tabung sinar X yang berputar, seperti diperlihatkan
pada gambar 8.4B. Bagaimanapun geometri mekaniknya, setiap set detektor menghasilkan satu
atenuasi atau penetrasi profil dari potongan tubuh yang sedang diuji. Pasien kemudian bergerak
di dalam gantry dan serangkaian bagian yang berdekatan tergambar. Pasien kemudian bergerak
lagi, sampai bagian tubuh yang diselidiki diselesaikan. Pergerakan stop-start ini berarti
penyelidikan memerlukan beberapa menit untuk dilengkapi dan dosis radiasi yang diterima
pasien tinggi.

80
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 8.4 Diagram menunjukkan prinsip dari : A. CT Scan generasi ketiga – baik tubehead sinar X
dan detektor array berputar mengelilingi pasien, B. CT Scan generasi keempat –
tubehead sinar X berputar mengelilingi stationary ring dari detektor, dan C. CT Spiral –
tubehead dan detektor bergerak dengan pergerakan spiraln secara kontinyu mengelilingi
pasien dan pasien bergerak dalam gantry secara kontinyu.

Sebagai hasilnya, spiral CT beberapa tahun terakhir telah dikembangkan. Untuk memperoleh
data spiral CT memerlukan perputaran kepala tabung sinar X secara kontinyu dan sistem
detektor baik untuk scanner generasi ketiga atau untuk sistem generasi-keempat, secara
kontinyu berputar mengelilingi kepala tabung sinar X. Pergerakan ini dicapai dengan teknologi
slip - ring. Pasien sekarang secara kontinyu berada dalam gantry selama peralatan berputar,
dalam satu pergerakan spiral, di sekeliling pasien, seperti diperlihatkan pada gambar 8.4C.
Waktu penyelidikan dapat dipersingkat menjadi hanya beberapa detik dengan pengurangan
dosis radiasi sampai dengan 75%.

Apapun jenis scanner yang digunakan, level, bidang dan ketebalan (biasanya antara 1.5 mm
dan 6 mm) dari potongan gambar yang terpilih dan perputaran kepala tabung sinar X di sekitar
pasien, men-scan bagian tubuh yang diinginkan dan memproduksi potongan gambar yang
diperlukan,biasanya bidang aksial.

81
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 8.5 Gambar Axial CT dari kepala

Urutan proses terjadinya pencitraan dapat diringkas sebagai berikut:


• Ketika kepala tabung berputar di sekitar pasien, detektor menghasilkan atenuasi atau
penetrasi profil dari potongan tubuh yang diuji.\
• Komputer mengkalkulasi penyerapan pada setiap deretan atau matriks yang dibentuk oleh
intersection dari semua profil generasi dari potongan tersebut.
• Setiap titik pada matriks disebut piksel dan ukuran tipe matriks bisa 512 x 512 atau 1024 x
1024 piksel. Semakin kecil piksel semakin besar resolusi dari gambar akhir.
• Daerah yang tergambari oleh setiap piksel mempunyai volume terbatas, tergantung pada
ketebalan potongan tomografi, dan ditunjuk sebagai sebuah voxel
• Setiap voxel memberikan satu nomor CT atau Hounsfield unit diantara setiap unitnya,
sebagai contoh, + 1000 dan - 1000, tergantung pada jumlah penyerapan di dalam jaringan.=
• Setiap nomor CT memberikan perbedaan derajat keabuan, serta memberikan satu gambaran
visual untuk ditampilkan ke dalam monitor.
• Pasien bergerak melalui gantry dan serangkaian bagian yang berdekatan tergambar.
• Gambar yang diinginkan difoto secara berseri untuk mendapatkan gambar dalam bentuk
hard copy, sedangkan sisa gambarnya tersimpan dalam hard disc.

Manipulasi Gambar
Manfaat utama gambaran yang diperoleh dari komputer adalah adanya fasilitas untuk
memanipulasi atau mengubah gambar dan untuk merekonstruksi baru, tanpa pasien terexposed
kembali oleh ionisasi radiasi.

Level Jendela dan lebar jendela


Dua variabel ini memungkinkan gambaran visual untuk diubah dengan cara memilih range dan
tingkat densitas (derajat kehitaman) untuk ditampilkan.

Tabel 8.2 Tipe nomor CT untuk Jaringan yang Berbeda


Jaringan Nomor CT Warna

82
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Udara -1000 Hitam


Lemak - 100 s.d -60
Air 0
Jaringan Lunak + 40 s.d + 60
Darah + 55 s.d + 75
Tulang Padat + 1000 Putih

• Level Jendela — ini merupakan nomor CT terpilih sebagai range pusat, tergantung dari
apakah lesi yang dicurigai merupakan jaringan lunak atau tulang.
• Lebar Jendela — range dipilih untuk melihat pada layar berbagai gambaran keabu - abuan,
contoh: satu jangkauan sempit memungkinkan perbedaan sulit dipisahkan antara
jaringan/tisu yang sangat serupa untuk dideteksi.
Monitoring secara kontinyu pada layar selama prosedur, memungkinkan pemilihan yang
optimal dari lebar jendela dan level jendela untuk lesi/area tertentu yang diselidiki

Rekonstruksi Gambar
Informasi yang diperoleh dari hasil scan yang asli dapat dimanipulasi oleh komputer dengan
merekonstruksi bagian-bagian tomografi di koronal, sagital atau bidang lain yang dibutuhkan,
atau untuk menghasilkan gambaran tiga-dimensi, seperti ditunjukan dalam Gambar 8.6. Untuk
meminimalisasi step effect yang terjadi di dalam proses merekonstruksi gambar, hasil scan
yang asli perlu dibuat sangat tipis dan berdekatan atau overlap dengan resultan dosis radiasi
yang relatif tinggi terhadap pasien.

Gambar 8.6 Rekonstruksi tiga dimensi gambar CT dari tengkorak

Indikasi Utama CT pada regio kepala dan leher


• Penyelidikan penyakit intrakranial mencakup tumor, haemoragi dan infark.
• Penyelidikan suspek kerusakan intrakranial dan sumsum tulang belakang akibat trauma di
kepala dan leher.
• Pengkajian fraktur meliputi:
— Orbital dan Kompleks Naso-Ethmoidal
— Basis kranial

83
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

— Odontoid Peg
— Tulang servikal
• Tingkatan tumor — pengkajian lokasi, ukuran dan luas tumor, jinak dan ganas, yang
mempengaruhi:
— Antrum Maksilaris
— Basis Kranial
— Daerah pterygoid
— Pharynx
— Larynx
• Penyelidikan tumor dan pembengkakan menyerupai tumor pada bagian dalam atau luar
kelenjar saliva
• Penyelidikan osteomyelitis
• Penyelidikan TMJ
• Pengkajian Preoperatif ketinggian serta ketebalan tulang alveolar maksila dan mandibula
sebelum memasukkan implan.
Contoh-contoh dari CT scan tercakup di bab berikutnya secara detail disertai informasi
diagnostik.

Keuntungan film konvensional dengan menggunakan tomografi


 Sejumlah kecil perbedaan didalam penyerapan Sinar X dapat dideteksi. Sehingga
memungkinkan:
o Gambaran secara detail lesi intrakranial
o Gambaran jaringan keras dan lunak
o Perbedaan yang baik sekali antara berbagai jenis jaringan, yaitu apakah normal
atau sakit
 Gambar dapat dimanipulasi
 Bagian dari tomografik aksial dapat diperoleh
 Rekonstruksi gambar dapat diperoleh dari informasi yang diperoleh dari bidang aksial
 Gambar dapat ditingkatkan oleh penggunaan IV media kontras (sehingga mengubah
pasien) menyediakan informasi tambahan.

Kerugian
 Peralatan sangat mahal.
 Hasil yang sangat tipis berdekatan atau overlap dapat terjadi dalam satu penyelidikan dosis
yang secara umum tinggi .
 Objek Metalik, seperti pengisian dapat menghasilkan lapisan atau gambaran seperti
bintang sepanjang gambar CT.
 Resiko penggunaan IV agen kontras.

8.4 Pencitraan Digital

Gambar Digital adalah mengakuisisi baik secara langsung — menggunakan satu sensor atau
plat pencitraan yang menggantikan film konvensional (seperti dijelaskan di bawah) atau secara
tidak langsung — dengan cara scanning dan digitizing satu gambar film yang ditangkap.
Sistem pencitraan digital yang langsung dibagi menjadi dua jenis:
• Real Time atau corded
• Plat tempat penyimpanan Photostimulable Fosfor atau cordless.

84
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Real Time atau corded


Sistem ini menggunakan peralatan X-ray konvensional tetapi film konvensional digantikan
oleh CCD (charge coupled device) atau CMOS (complementary metal oxide semiconductor)
sensor yang terhubung ke komputer melalui satu kabel. Foton sinar X yang mencapai sensor
akan dikonversikan menjadi sinar, oleh layar intensifying atau scintillation, yang akan diambil
oleh CCD/CMOS dan dikonversi ke dalam satu elektrik charge, sehingga dapat ditampilkan ke
komputer, dan menghasilkan satu gambar digital pada monitor (oleh karena itu disebut real
time). Beberapa sistem dental saat ini sudah dilengkapi oleh alat ini, yang terkenal contohnya
adalah Trophy Radiovisiography® (RVG) (lihat Gambar. 8.7).

Gambar 8.7 Trophy Radiovisiography® (RVG) sistem gambaran digital real time dimana
sensor CCD terhubung secara langsung ke komputer.

Perbedaan ukuran sensor intraoral yang diproduksi, seperti halnya panoramik,


diperlihatkan pada Gambar 8.8. Pemegang sensor intraoral secara khusus dirancang (dengan
atau tanpa peralatan untuk mengarahkan berkas), serupa dengan yang digunakan untuk film
konvensional, telah dikembangkan seperti diperlihatkan pada gambar 8.9. Ketika digunakan
secara klinis, sensor memerlukan penutup dengan pelindung amplop plastik untuk mencegah
terjadinya infeksi (lihat Bab 7, Gambar 7.4).

Gambar 8.8 A Dua sensor intraoral Trophy RVG CCD, B. Trophy Digipan® sensor CCD
panoramik

85
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 8.9 sensor intraoral CCD dengan desain khusus dan adapted holders untuk
penggunaan klinis

Gambaran Photostimulable phosphor atau sistem cordless


Sistem ini menggunakan gambaran photostimulable phosphor plate (PSPP) yang dapat
digunakan kembali sebagai film. Plat berisi lapisan barium fluorohalide fosfor, diperlihatkan
dalam gambar 8.10.

Gambar 8.10 Diagram menunjukkan struktur cross-sectional dari jenis phospor imaging plate

Lapisan fosfor menyerap dan menyimpan energi sinar X yang tdak teratenuasi oleh
paien. Plat gambar kemudian tempatkan di suatu alat pembaca dimana akan di-scan oleh
seberkas laser. Energi sinar X yang disimpan dalam lapisan fosfor dilepaskan sebagai sinar
yang dideteksi oleh satu photomultiplier. Dari sini informasi adalah disiarkan ke komputer dan
ditampilkan sebagai sebuah gambar digital ke dalam monitor. Penanda waktu yang digunakan
untuk membaca plat tergantung pada sistem yang digunakan, dan tergantung pula pada ukuran
plat, tetapi biasanya bervariasi antara kira-kira 1 dan 5 menit. Beberapa sistem dental juga
telah tersedia, mencakup Soredex Digora® fmx dan Dentsply Gendex® DenOptix™ (lihat
Gambar. 17.11).

86
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 8.11 DenOptixTM sistem pencitraan photostimulable phosphor digital.

Berbagai ukuran plat intra oral tersedia dengan Denoptix® sistem, serupa dengan
ukuran film periapikal konvensional dan film oklusal. Plat Extraoral untuk panoramik dan
skull radiography juga tersedia, seperti diperlihatkan dalam Gambar 17.12. Teknik Radiografi
identik dengan penggunaan film konvensional. Plat intraoral disispkan ke dalam amplop
pelindung (lihat Gambar 17.13) dan selanjutnya dapat digunakan pemegang film konvensional.
Plat extraoral ditempatkan ke dalam kaset konvensional setelah layar intensifying dihilangkan.

Gambar 8.12 Perbedaan ukuran plat DenOptixTM untuk radiografik panoramik, tengkorak dan
intraoral.

Gambar 8.13 A Bagian berwarna putih dari plat phosphor DenOptixTM , B Bagian belakang
dari plat, C Plat dimasukkan ke dalam amplop pelindung – catatan : bagian belakang plat
terlihat jelas pada bagian amplop, D Plat dalam amplop siap digunakan.

87
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Teori
Sejalan dengan komputer berhubungan dengan nomor-nomor dan tidak berhubungan
dengan gambar, gambaran radiografis di dalam komputer direpresentasikan sebagai sebuah
urutan nomor. Sama halnya dengan gambaran yang dihasilkan dengan CT, gambaran ini dapat
dipertimbangkan sebagai sebuah deretan atau matriks dari kotak atau piksel. Setiap piksel
mempunyai satu koordinat x dan y dan dibuat sebagai satu urutan nomor yang tergantung pada
jumlah atenuasi sinar X pada setiap kotak. Setiap nomor, dan piksel, kemudian diberikan
bayangan abu-abu. Jumlah dan ukuran piksel, bersama dengan sejumlah bayangan abu-abu,
menentukan informasi di dalam sebuah gambar, ukuran dari berkas gambar dan resolusi
gambar akhir (lihat Gambar 8.14). Resolusi dari gambar digital modern pada layar (dalam
deret berpasangan per mm) dapat dibandingkan dan lebih baik dibandingkan film .

Gambar 8.14 Film bitewing menunjukkan efek kualitas gambar dan resolusi dari ukuran pixel
yang berbeda. Secara bertahap berkurang dari A ke D.

Gambar dapat diubah dengan memberi nomor piksel yang berbeda. Koordinat piksel
dapat diubah atau ditukar, dengan cara membiarkan bagian-bagian berbeda dari gambar untuk
bergerak kemana-mana. Bayangan abu-abu dapat diubah atau menggunakan warna yang
bebeda. Variabel ini merupakan dasar pemrosesan atau manipulasi suatu gambar. Hasil
gambaran akhir dapat diubah, komputer tidak bisa menyediakan tambahan informasi yang riil
pada isi gambar asli. Haruslah diingat walaupun peningkatan estetik gambar terlihat lebih
memuaskan (lihat Gambar 8.15), hal itu dapat menyebabkan hilangnya informasi klinis dan
diagnosa yang disepakati.

Keuntungan pencitraan digital dibandingkan dengan pencitraan radiografi


konvensional:
1. Dosis radiasi yang lebih rendah digunakan pada kedua jenis reseptor pencitraan digital yang
jauh lebih efisien dalam mencatat energi foton dibandingkan film konvensional.
2. Tidak memerlukan pemrosesan konvensional, dengan begitu menghindarkan semua
kesalahan pemrosesan film dan bahaya yang berhubungan dengan penanganan zat kimia.
3. Penyimpanan dan pengarsipan rekam medis lebih mudah.

88
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

4. Mudah untuk mentransfer gambar secara elektronik (teleradiology).


5. Peningkatan gambar dan pemrosesan. Beberapa paket software memungkinkan peningkatan
citra teknik, diantaranya:
1) Inversi (pembalikan).
2) Perubahan kontras.
3) Embossed atau menyerupai 3D.
4) Pembesaran.
5) Mengotomatisasikan pengukuran.
6) Pewarnaan.

Gambar 8.15 Contoh peningkatan kualitas gambar digital : A Gambar asli, B


Inverted/Reverse, C Perubahan kontras, D Embose – menyerupai 3 dimensi, E Pengukuran
secara otomatis, F Pembesaran, G dan H Pseudo-coloured (warna samar) ( Mr. N. Drage.)

Kerugian
1. Harga relatif mahal, terutama sistem panoramik.
2. Solusi tempat penyimpanan jangka panjang gambar adalah dengan cara menyimpannya
dalam CD-ROM.
3. Keamanan gambar digital dan kebutuhan untuk mem-backup data.
4. Kabel penghubung (cord) bisa membuat penempatan sansor intraoral sistem ini memnjadi
sulit.

89
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

5. Berkurangnya kualitas gambar dan resolusi pada hasil pencetakan menggunakan printer
termal, laser, atau ink-jet.
6. Manipulasi gambar relatif lama dan dapat terjadi kesalahan interpretasi jika dilakukan oleh
orang yang kurang berpengalaman.
7. Walaupun pabrik menyediakan pelindung dari perusakan gambar asli di dalam perangkat
lunaknya, namun secara relatif mudah untuk mengakses gambar menggunakan perangkat
lunak ketiga untuk mengubah gambar, seperti diperlihatkan dalam Gambar 17.16.

A B
Gambar 8.16 Contoh pemanipulasian gambar menggunakan perangkat lunak ketiga. A
Gambar asli memperlihatkan resorpsi tulang alveolar antara gigi 36 dan 37, kontak gigi hilang,
dan restorasi pada gigi 37. B Setelah gambar dimanipulasi memperlihatkan tidak ada
perawatan klinis.

Poin penting:
1. Radiografi sistem komputer atau digital merupakan alat pencitraan masa depan yang
menjanjikan, walaupun mungkin perlu beberapa tahun hingga seluruh praktik dokter gigi
tidak memerlukan film sebagai pemeriksaan radiologi terwujud.
2. Kualitas gambar radiografis konvensional bergantung pada tiga variabel utama, yaitu
ketelitian geometris, faktor-faktor eksposur, dan pemrosesan kimia. Pencitraan digital
tidak memerlukan pemrosesan kimia dan bisa mengompensasi beberapa variasi eksposur,
tetapi masih memerlukan pengambilan gambar yang akurat. Gambar komputerisasi atau
digital radiografi merupakan representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi,
keterbatasan ini tak terpisahkan dengan radiografi konvensional.
3. Panoramik digital merupakan potongan tomografik dengan kerugiannya yang tak
terpisahkan.

8.5. Alat yang Tidak Melibatkan Ionisasi Radiasi dan Menggunakan Reseptor Gambar
Alternatif

1. Ultrasonografi
Dalam pemeriksaan ultrasonografi, alat X-ray konvensional digantikan oleh suatu alat
berfrekuensi sangat tinggi (3,5—10 MHz) yang mengeluarkan berkas ultrasound yang

90
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

diarahkan ke badan dari suatu transducer ditempatkan berkontak langsung dengan kulit.
Sejalan dengan terpaparnya bandan oleh ultrasound, sebagian ultrasound dipantulkan oleh
jaringan sehingga menghasilkan echoes, yang kemudian ditangkap oleh transducer yang sama
dan diubah menjadi suatu sinyal elektrik serta kemudian diubah lagi menjadi gambar echo
picture yang divisualisasikan dengan warna hitam, putih, dan abu-abu yang ditampilkan dalam
layar televisi. Film X-ray konvensional tidak digunakan sama sekali, tetapi jika diperlukan
dapat dibuat salinannya menggunakan printer konvensional . Gambar ini merupakan susatu
tomograf atau gambar yang terpisah-pisah yang merujuk pada gambar keseluruhan kedalaman
permukaan jaringan, seperti halnya satu gambar sonar dasar laut. Ketebalan dari bagian-
bagiannya ditentukan oleh lebar berkas ultrasound.
Penemuan lebih lanjut telah menggunakan efek Doppler, suatu perubahan frekuensi
bunyi merefleksikan suatu sumber yang bergerak, untuk mendeteksi aliran darah pembuluh
darah arteri dan atau vena. Komputer dapat menambahkan warna yang sesuai, merah atau biru,
pada struktur vaskuler pada gambar echo picture, membuat pembedaan antara struktur secara
langsung.
Gelombang ultrasound harus mampu melewati jaringan untuk kembali ke transducer.
Jika gelombang ultrasound diserap oleh jaringan maka gambar tidak dapat dihasilkan. Karena
udara, tulang, dan organ kalsisfikasi lainnya menyerap hampir semua berkas ultrasound maka
penggunaan diagnostiknya pun terbatas.

Gambar 8.17 Gambar ultrasound memperlihatkan area hypoechogenic (anak panah),


mengindikasikan massa jaringan lunak. Hasil pemeriksaaan histopatologi menunjukan adanya
non-Hodgkin’s limpoma pada nodus limfatikus submandibular. (Dr. M. Escudier)

Indikasi utama ultrasound dalam regio kepala dan leher:


1. Evaluasi pembengkakan di leher, terutama yang berhubungan dengan tyroid, nodus
limfatikus serfikalis dan kelenjar saliva mayor, ultrasound saat ini dianggap sebagai
pemeriksaan terpilih untuk pendeteksian massa kista jaringan padat dan lunak.
2. Pemeriksaan kelenjar saliva dan batu saluran ludah.
3. Penentuan hubungan sistem vaskular dan massa vascular dengan penambahan aliran
warna pada gambar Doppler.

91
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

4. Pengkajian aliran darah di karotis dan massa tumor pada karotis.


5. Pengkajian sistem ventricular pada bayi dengan pencitraan melalui fontanel yang
terbuka.
6. Sebagai terapi, bersama dengan sialolithotripter yang baru-baru ini berkembang, untuk
memecah batu saluran kelenjar ludah ke dalam fragmen berukuran ± 2 mm sehingga
bisa keluar dari duktus dan operasi besar pun dapat dihindari.
7. Ultrasound menuntun biopsi fine-needle aspiration (FNA).

Keuntungan ultrasound dibandingkan dengan penyinaran konvensional:


1. Gelombang suara tidak mengionisasi radiasi.
2. Tidak ada efek berbahaya yang dikenali terhadap jaringan apapun pada energi dan dosis
yang digunakan dalam diagnostik ultrasound saat ini.
3. Gambar memperlihatkan pembedaan yang baik antara jaringan lunak yang berbeda
serta sangat sensitif mendeteksi fokal penyakit kelenjar saliva.
4. Teknik secara luas tersedia dan murah.

Kerugian ultrasound:
1. Penggunaan ultrasound dalam region kepala dan leher sangat terbatas karena
gelombang suara diserap oleh tulang. Karena itu penggunaannya terbatas pada struktur
superfisial.
2. Teknik tergantung operator.
3. Gambar relatif sulit untuk diterjemahkan oleh operator yang kurang berpengalaman
karena seringkali resolusi gambar jelek.
4. Pencitraan real-time berarti bahwa radiolog harus ada bersama-sama selama
penginiterpretasian gambar.

8.6. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

MRI adalah salah satu alat pencitraan yang baru-baru ini berkembang yang sepenuhnya
menggantikan peralatan X-ray konvensional dan film. Secara esensial MRI memanfaatkan
perilaku proton (secara positif mengisi partikel nuklir). dalam suatu medan magnet. Atom yang
paling sederhana adalah hidrogen, terdiri dari satu proton yang berada dalam nukleus dan satu
lainnya mengelilingi elektron, proton hidrogen ini lah yang digunakan untuk menciptakan citra
MRI. Prinsip dasarnya dapat diringkas sebagai berikut:
1. Pasien ditempatkan di dalam suatu medan magnet yang sangat kuat (biasanya antara 0,5—
1,5 Tesla). Proton hidrogen milik pasien, yang normalnya berputar terhadap satu poros,
bertindak sebagai magnet kecil untuk menghasilkan vektor magnetisasi jaringan (NMV)
yang siap menyejajarkan diri dengan sumbu panjang bidang magnet. Hal ini berkontribusi
kepada gaya magnetis longitudinal atau momen magnetis yang berjalan sepanjang sumbu
panjang pasien.
2. Gelombang radio dialirkan ke pasien oleh badan pemancar kumparan pada 90° pada
medan magnet. Gelombang radio ini dipilih agar mempunyai frekuensi yang sama dengan
proton hidrogen yang berputar. Input energi ini kemudian siap diserap oleh proton dan
mempengaruhi mereka untuk beresonansi.
3. Satuan listrik positif hidrogen tereksitasi kemudian melakukan dua hal, yaitu:
1) Pertama, mereka mulai proses seperti sebagian besar giroskop kecil lainnya dan sumbu
panjangnya menjauh dari sumbu panjang medan magnet utama. Hal ini menyebabkan
momen magnet longitudinal dihambat dan momen magnet transversal bertambah.

92
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

2) Kedua, putaranya diselaraskan sedemikian rupa sehingga bertindak seperti sebagain


besar batangan magnet kecil yang berputar seperti gangsingdalam suatu pola. Jika
digabungkan momen magnetiknya dapat dideteksi sebagai gaya magnetik pasien.
4. Momen magnet saat ini terletak transversal melewati pasien dan karena alat bergerak
mengelilingi pasien, sehingga terjadi gaya magnetik yang fluktuatif dan juga dapat
memengaruhi arus listrik dalam satu konduktor yang bertetangga atau yang menerima.
5. Permukaan kumparan bertindak sebagai kumparan penerima dan mendeteksi aliran listrik
yang dipengaruhi oleh flux magnetic yang berasal dari proses sinkronisasi proton-proton.
Hal ini membentuk sinyal MR. Beberapa permukaan kumparan, misalnya kumparan
kepala, bertindak sebagai keduanya, yaitu sebagai pemancar dan penerima.
6. Data sinyal MR dianalisis oleh komputer untuk membentuk satu gambar tomographic
aksial, koronal atau sagital. Scan aksial mempunyai kemiripan dengan CT aksial.
7. Satuan listrik positif hidrogen (NMV) menurun dan kemudian kehilangan energi.
Putarannya juga menurun dan transverse magnetic moment menghilang— hal ini
digambarkan sebagai tanda waktu tetap T2. Cairan seperti CSF mempunyai satu T2 yang
lama (misalnya mereka menurun secara perlahan-lahan) dan memberikan suatu sinyal
transverse yang kuat untuk waktu yang lama sehingga manpak putih jadi disebut gambar
T2-weighted. Sedangkan lemak mempunyai T2 yang pendek, menghasilkan suatu sinyal
yang lemah dan tampak gelap di atas gambar T2-weighted.
8. Ketika atom hidrogen menurun, mereka kembali ke sumbu panjang medan magnet utama
dan momen longitudinal mulai meningkat. Tingkat di mana hal itu kembali ke normal
digambarkan sebagai tanda waktu tetap Tl. Cairan mempunyai Tl yang panjang, (misalnya
mereka membutuhkan waktu yang lama untuk mengembalikan momen magnet
longitudinalnya), menghasilkan sinyal yang lemah dan tampak gelap jadi disebut gambar
Tl-weighted (lihat Gambar 17.18). Sedangkan cara lemak memiliki sifat yang berkebalikan
dan mempunyai T1 yang pendek, menghasilkan sinyal yang kuat dan tampak putih di atas
gambar T1-weighted.
9. Komputer menggabungkan informasi ini sehingga gambar dapat diproduksi, baik T1- atau
T2-weighted untuk memunculkan perbedaan di karakteristik berbagai jaringan Tl atau T2.
Secara esensial citra T1-weighted dengan satu kuat sinyal longitudinal pertunjukan normal
anatomi dengan baik, T2-weighted citra dengan satu kuat garis melintang sinyal
pertunjukan penyakit dengan baik.
10. Sebagai alternatif, karena sinyal dipancarkan terutama dari proton hidrogen tereksitasi,
suatu gambar dapat dihasilkan dengan menunjukan distribusi proton positif dalam
jaringan, yang disebut proton density image dimana efek T1 atau T2 mendominasi.
11. Dengan cara memvariasikan frekuensi dan waktu input radiofrequency, proton hidrogen
dapat dieksitasikan ke tingkatan yang berbeda sehingga karakteristik jaringan yang
berbeda dapat dilihat dalam urutan pencitraan. Selain itu, karakteristik jaringan dapat
diubah oleh gadolinium sebagai sebuah agen kontras, yang memendekkan waktu relaksasi
T1 jaringan memberi satu sinyal tinggi pada gambar T1-weighted.
12. Banyak urutan echo yang berbeda tersedia, diantaranya:
1) Stasic spin-echo, gradiasi echo dan penekanan lemak.
2) Cineloop atau pseudodynamic (digunakan terutama untuk pencitraan TMJ).
3) Echoplanar atau dinamis (sekarang digunakan terutama sebagai sebuah perangkat
penelitian).
4) Mempercepat waktu pemaparan (untuk gambar vaskuler, MR angiography).

93
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

A B
Gambar 8.18A Hasil pemeriksaan MRI daerah kepala dan leher dari arah sagital (T1-
weighted, jadi CSF tampak hitam). Tulang tidak memberikan sinyal sehinggatampak gelap,
sebaliknya tulang memberikan sinyal yang sangat kuat sehingga memberikan gambaran putih.
B Scan aksial MRI pada orbita dan sinus ethmoidalis

Indikasi utama MRI dalam regio kepala dan leher:


1. Pengkajian lesi intrakranial menyertakan terutama sekali pantat berkenaan dengan
tengkorak fossa, pituitari dan tali tulang belakang
2. Tumor, untuk melihat lokasi, ukuran, dan luas dari semua jaringan tumor mencakup
keterlibatan nodus, menyertakan semua area:
1) Kelenjar saliva
2) Lidah dan dasar mulut
3) Faring
4) Laring
5) Sinus
6) Orbita
3. Pemeriksaan TMJ untuk menunjukkan kedua komponen jaringan tulang dan lunak
menyambungkan mencakup posisi cakram. MRI digunakan pula untuk:
1) Ketika ragu-ragu dalam mendiagnosis gangguan internal.
2) Sebagai pengkajian preoperatif sebelum melakukan operasi medis.
4. Pengkajian implant .

Keuntungan MRI:
1. Tidak menggunakan radiasi pengion.
2. Belum ada laporan mengenai efek samping.
3. Pencitraan dapat dimanipulasi.
4. Pencitraan dengan resolusi tinggi dapat direkonstruksi dari semua aspek (menggunakan
teknik volume 3D).
5. Pembedaan baik sekali antara berbeda jaringan lunak adalah mungkin dan antara
normal serta jaringan abnormal memungkinkan bermanfaat pembedaan antara lunak
dan menular penyakit dan antara kambuh serta efek sesudah operasi.
6. Bermanfaat dalam menentukan penyebaran intramedullary.

94
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Kerugian MRI:
1. Tulang tidak memberikan gambaran MR, sinyal hanya dapat diperoleh dari sumsum
tulang, walaupun hal ini tidak terlalu penting sekarang karena radiolog telah terbiasa
untuk memperhatikan citra MR.
2. Waktu scanning lama sehingga perlu kesabaran.
3. Kontraindikasi pada pasien dengan katup bedah jenis tertentu, alat pacu jantung,
implant koklear dan pada trimester pertama kehamilan.
4. Alat ini cenderung klaustrofobik dan berisik.
5. Objek Metalik, contohnya tabung endotrakheal harus diganti oleh besi yang tidak
menimbulkan medan magnet.
6. Alat sangat mahal.
7. Magnet yang sangat kuat bisa menjadi masalah dengan kedudukan peralatan walaupun
magnet pelindung saat ini sudah semakin canggih.
8. Fasilitas tidak tersedia secara luas, tetapi dengan pengembangan sistem terbuka cocok
untuk rumah sakit umum daerah yang berubah secara gradual.
9. Tulang, gigi, udara, dan semua objek metalik tergambar hitam, sehingga sulit untuk
membedakannya.

95
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

BAB 9

RADIOGRAFI NORMAL RAHANG


ATAS
DAN RAHANG BAWAH

Gigi geligi, secara radiografi akan terlihat berupa enamel (radiopak), dentin (radiopak),
pulpa /kamar pulpa (radiolusen), sementum (radiopak), space periodontal (radiolusen) tulang
alveolar (radiopak)

Gambar 9.1 : Struktur Gigi

9.1 MAKSILA (RAHANG ATAS)

Rahang atas memiliki sedikit lebih jelas anatomi termasuk sebagian yang baik dari rongga
hidung rahang atas.

Sutura intermaksilaris

Sutura intermaksilaris, secara radiografi terlihat sebagai radiolusent yang tipis antara dua
insisivus sentralis rahang atas. Kondisi ini bisa saja tidak terlihat pada semua pasien,

96
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 9.2 : Sutura intermaksilaris

Foramen incisivum

Foramen incisivum terlihat sebagai daerah radiolusen yang bulat /lonjong antara akar incisivus
sentralis rahang atas.

Gambar 9.3 : Foramen incisivum

Anterior nasal spine

Anterior nasal spine terlihat sebagai radiopak (inverted radiopaque triangle - V shaped)

97
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 9.4 : Anterior nasal spine

Fossa Incisivus (Incisive Fossa)

Incisive Fossa adalah Fossa tajam muncul sebagai area radiolusen lokal di sekitar akar gigi
insisivus lateral rahang atas. Hal ini disebabkan penurunan ketebalan tulang di daerah ini.

Gambar 9.5: Fossa Incisivus

Jaringan lunak hidung

Jaringan lunak hidung ( soft tissue of the nose ) muncul sebagai daerah radiopak melapis ke
atas gigi anterior rahang atas. Daerah ujung hidung terlihat lebih radiopak pada gigi seri
tengah rahang atas. The ala hidung (ala nasi) terlihat lebih radiopak pada gigi seri lateral.

98
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 9.6 : jaringan lunak hidung

Dasar Rongga hidung (Floor of the nasal cavity)

Dasar Rongga hidung ( Floor of the nasal cavity ) terlihat sebagai garis radiopak tipis yang
tegas

Gambar 9.7 : dasar rongga hidung

99
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Rongga Hidung (Nasal Cavity)

Rongga Hidung (Nasal Cavity) secara radiografi terlihat sebagai daerah radiolusen bagian atas
dari rongga hidung.

Gambar 9.8 : Rongga Hidung

Septum nasalis (the nasal septum)

Septum nasalis (the nasal septum ) secara radiografis terlihat sebagai garis tegas radiopak
(band) dari lantai rongga hidung.

Gambar 9.9 : Septum nasalis

100
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

The inferior nasal concha

The inferior nasal concha secara radiografis terlihat massa radiopak yang bulat sp lonjong
(round to ovoid).

Gambar 9.10 : The inferior nasal concha

The Y line of Ennis (inverted Y)

The Y Line Ennis (Inverted Y) tidak merupakan anatomi normal tetapi hanya terlihat pada
radiografi karena superimposed dengan lantai rongga hidung (garis radiopak lurus ) dan
perbatasan sinus maksilaris (garis radiopak melengkung)

101
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 9.11 : The Y line Ennis


9.2 MANDIBULA (RAHANG BAWAH)

Ada 5 tanda anatomi yang sering menjadi identifikasi pada mandibula yaitu :
Foramen lingualis, nutrients canal, foramen mandibularis, mental ridge dan inferior border of
mandible.

Foramen Lingualis

Gambar 9.12 : Foramen linguailis

Radiografi di atas adalah foramen lingualis terlihat radiolusen yang kecil langsung di bawah
insisivus sentrali. Gambaran seperti ini tidak selalu terlihat pada setiap pasien.

Nutrient Canals

Nutrient canals adalah saluran yang berisi mengalir pembuluh darah untuk maksila dan
mandibula. Saluran ini sangat halus umumnya terlihat daerah tulang yang tipis. Nutrient canal
ini terlihat sebagai garis radiolusen

102
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 9.13 : Nutrient canals

Mental Ridge

Mental ridge (mental triangle) terlihat radiopak yang tebal seperti pita bertemu di daerah
median line tampak seperti V terbalik. Secara umum akan terlihat ketika sudut vertikal
penyinaran (negative vertical angle) meningkat.

Gambar 9.14 : Mental ridge

103
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Inferior border of mandible

Inferior border of mandible (batas bawah mandibula) terlihat terlihat sebagai (pita) radiopak
yang tebal

Gambar 8.15 : Inferior border of mandible

104
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

BAB 10

KELAINAN PERKEMBANGAN

Klasifikasi kelainan perkembangan


Kelainan perkembangan dari regio maksilofasial biasanya terbagi 2 (dua) yaitukelainan pada
gigi dan kelainan skeletal

Kelainan pada gigi meliputi : Jumlah, Struktur, Ukuran, Bentuk serta Posisi

Kelainan dalam jumlah


Gigi hilang
- Anodontia lokal atau hipodontia, biasanya molar ketiga, insisif kedua rahang atas,
atau premolar kedua
- Anodontia atau hipodontia yang berhubungan dengan penyakit sistemik – seperti
Down’s syndrome, ectodermal dysplasia
Gigi tambahan (hiperdontia)
- Hiperdontia lokal : gigi supernumerer, gigi tambahan
- Hiperdontia yang berhubungan dengan sindrom spesifik – seperti cleidocranial
dysplasia, Gardener’s syndrome

Kelainan dalam struktur


Kelainan genetik
- Amelogenesis imperfecta ; tipe hipoplastik, tipe hipokalsifikasi, tipe hipomatur
- Dentinogenesis imperfecta
- Shell teeth
- Odontodisplasia regional (ghost teeth)
- Displasia dentin (rootless teeth)

Kelainan dapatan
- Turner teeth – kelainan enamel dikarenakan infeksi dari overlying deciduous
predecessor
- Sifilis kongenital – hipoplastik enamel dan berubah bentuk
- Severe childhood fever –bintik2 merah –kelainan enamel dapatan
- Fluorosis – pewarnaan atau bintik bintik pada enamel
- Pewarnaan – tetracycline staining

Kelainan pada ukuran


- Makrodontia – gigi besar
- Mikrodontia – gigi kecil, termasuk gigi rudimenter

105
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Kelainan pada bentuk

Gambar 10.1 : A. Fotografi gigi Fusi dan B. Radiograf gigi Fusi

106
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 10.2 : Gemination dua gigi bergabung tetapi tumbuh dari benih gigi tunggal

Gambar 10.3 : Gemination

107
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Concrescence
Dua gigi bergabung dari sementum, meskipun penyebabnya tidak diketahui, diduga bahwa
pembatasan ruang terjadi selama pengembangan karena trauma lokal, kekuatan oklusal yang
berlebihan, atau infeksi lokal setelah pembangunan. Contoh radiograf di bawah ini.

Gambar 10.4 : Radiograf Gemination

Gambar 10.5 : Radiograf Gemination

108
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Dens in dente (invaginasi odontoma).

Gambar 10.6 : Radiograf Dens in dente

Gambar 10.7 : Radiograf Dens in dente

109
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Taurodontism
Gigi yang pendek, akar tunggul dan kamar pulpa yang besar dan membujur

Gambar 10.8 : Radiograf taurodonts

110
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 10.9 : Radiograf

Gambar 10.10 : oblique lateral memperlihatkan dua tambahan premolar bawah ( panah) dan
perkembangan 49

Gambar 10.11 : bitewing kanan memperlihatkan kelainan enamel pada amelogenesis imperfecta
(panah) antara gi gi sulung dan permanen

Gambar 10.12: periapikal memperlihatkan mikrodontia 28 (panah)

111
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 10.13 : bagian dari dental panoramik memperlihatkan makrodontia gigi 18

Gambar 10.14 : periapikal memberi kesan concrescence dari 27, 28 (panah).

Gambar 10.15 : Sifilis congenital. A. periapikaldari insisif dan caninus rahang atas menunjukkan gigi
Hutchinson. Note: mahkota berbentuk seperti obeng (panah solid) dan insisal edge yg berbentuk takik
(panah terbuka). B. Bitewing menunjukkan Moon’s/mulberry molars. Note: bentuk kubah, tampak
nodular dari molar (panah).

112
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 10.16 : periapikal memperlihatkan akar bercabang dari gigi premolar bawah

Gambar 10.17 : periapikal menunjukkan tiga akar gigi molar rahang bawah (panah)

Gambar 10.18 : periapikal menunjukkan gigi insisif dengan bentuk runcing tajam pada ectodermal
displasia.

Penilaian radiografi dari M3 Mandibula

Radiografi yang dibutuhkan :


- Periapikal
- Dental panoramic tomografi
- Lateral oblique / bimolar

Interpretasi radiologi
Gambaran spesifik yang harus diidentifikasi dibagi menjadi :
- M3 bawah itu sendiri
- M2 bawah
- Tulang sekitar

113
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Penilaian M3 bawah
Gambaran utama pemeriksaan termasuk
- Angulasi (sudut)
- Mahkota
- Akar
- Hubungan apical dengan kanalis mandibula
- Kedalaman gigi yang tertanam dalam tulang alveolar
- Kemiringan bukal-lingual

Sudut / Posisi gigi M3


- Mesioangular
- Distoangular
- Horizontal
- Vertical
- Transversal
- Inverted / terbalik

Diagram menunjukkan posisi tipikal dan sudut M3 bawah yang belum erupsi

Mahkota
- Ukuran
- Bentuk
- Ada/tidaknya karies
- Keadaan / keparahan resopsi

Akar
- Banyaknya
- Bentuk
- Kelengkungan (akan memudahkan/menyulitkan)
- Tingkat pertumbuhan

114
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Hubungan apeks dan saluran akar


- Apeks M3 bawah biasanya dekat dengan ujung saluran akar. Gambaran yang dekat
pada struktur biasanya superimpose. Bagaimanapun, hubungannya berpengaruh. Akar
biasanya terpisah oleh saluran akar, terkadang tergabung dalam perkembangannya
seperti pada gambar 23.37
- Gambaran radiografis normal dari ujung akar (2 kecil, garis radioopak – tramline) dan
variasi yang menandakan hubungan yang mempengaruhi tergambar pada Fig. 23.38.
variasinya dapat berupa :
1. Hilangnya tramline
2. Penyempitan tramline
3. Perubahan mendadak dalam arah tramline
4. Radiolusen akar jika gigi terpisah dari ujung akar
Kedalaman gigi yang tertanam dalam tulang alveolar
- Garis winter
- Menggunakan akar M2 sebagai acuan

115
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Garis winter’s. pada metode ini 3 garis imajiner dijelaskan dengan angka dan warna tergambar
secara geometris dan dekat radiografi periapikal, seperti :
1. Pertama,garis putih tergambar sepanjang permukaan oklusal dari erupsi M1 dan M2
2. Kedua atau Amber’s line tergambar sepanjang puncak tulang interdental antar
M1&M2, meluas ke distal sepanjang garis oblique interna, bukan garis eksternal
oblique. Garis ini menandakan garis tulang alveolar yang mengelilingi gigi.
3. Ketiga atau garis merah adalah bayangan yang tergambar dengan benar dai garis putih
ke ujung, untuk aplikasi pengungkit, tapi diukur dari garis amber ke titik aplikasi. Garis
ini mengukur kedalaman M3 sepanjang mandibula (aturannya, jika garis merah
5mm/lebih panjangnya)

Saat ekstraksi harus dipertimbangkan kesulitannya ( untuk gigi yang akan dicabut), jenis
anastesinya apakah akan dalam general anastesi,local, atau sedasi.
Menggunakan akar M2 sebagai acuan
Metode ini bisa disimpulkan sebagai berikut :
- Akar M2 terbagi secara horizontal menjadi 3
- Garis horizontal tergambar dari titik aplikasi sebagai pengungkit ke M2
- Jika titik aplikasi melintang berlawanan dengan koronal, tengah / 1/3 apikal,
disimpulkan dengan kasus yang mudah, sedang, sulit, perlu dipertimbangkan kembali
Kemiringan bukal lingual
- Kemiringan bukal-mahkota M3 inklinasi kearah pipi
- Kemiringan lingual mahkota M3 inklinasi kearah lidah
Posisi gigi pada bidang horizontal tidak bisa dilihat secara akurat dari gambaran radiografi
periapikal
Penampakan dan penilaian meliputi :
- Kemiringan oklusal rahang bawah
- 90 derajad rahang bawah di tengah dan samping
Penilaian M2 bawah
- M2 bawah dinilai untuk menentukan prognosis gigi, untuk menentukan apakah M2
harus diekstraksi demi menunjang ekstraksi M3. Pemeriksaan meliputi :
1. Mahkota
2. Akar

116
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Mahkota :
- Kondisi dan keadaan restorasi
- Ada atau tidaknya karies
- Ada atau tidaknya resopsi
Akar :
- Banyaknya
- Bentuk dan konusnya
- Status periodontal
- Kondisi jaringan apical
Penilaian tulang sekitar
Pemeriksaannya meliputi :
- Posisi antero-posterior ramus, untuk melihat akses ke gigi dan tulang
- Tekstur dan kekerasan tulang
- Bukti dari infeksi perikoronal sebelumnya
Poin2 diatas berhubungan dengan M3,M2 dan keadaan jaringan sekitar yang dilihat secara
bersamaan sebagai kesimpulan keseluruhan kesulitan ekstraksi
Contoh M3 bawah, tergambar pada gambaran radiografik sebagai berikut

Gambar 10.20 : radiograf Molar tiga posisi mesio angular

Gambar 10.20 : radiograf Molar tiga posisi vertikal

117
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

Gambar 10.21 : radiograf Molar tiga posisi horizontal dan transversal

Gambar 10.22 : posisi akar molar tiga yang tdk terlihat dari arah vertikal dalam lengkung
rahang

118
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik

REFERENSI

1. Robinson T : Oral and Dental Diagnosis, WB. Saunders, 1960


2. Stafne : Oral Roentgenenographic Diagnosis,, WB. Saunders, 1969
3. Stafne : Oral Roentgenenographic Diagnosis, 1975
4. Barr and Stephens : Dental Radiology, WB. Saunders, 1969
5. Pharaoh White : Oral Radiology Principles and Interpretation 4th, ed 17, CV. Mosby 2000
6. Formmer Herbert: Radiology for Dental Auxiliaries 7th. Ed. CV. Mosby, 2001
7. Whaites Eric : Essential of Dental Radiography and Radiology, 3th, ed. Churchill
Livingstone, 2003
8. Langland, Olat E : Principles of Dental Imaging 2rd ed. Lippintcott Williams and Wilkins,
2002
9. Pharaoh White : Oral Radiology Principles and interpretation 5th ed. CV, Mosby 2004
10. Joen M. Iannuci : Dental Radiography Principles and Technique 3rd ed.Saunders,2006
11. Formmer Herbert: Radiology for Dental Auxiliaries 7th. Ed. CV. Mosby, 2005
12. Whaites Eric : Essential of Dental Radiography and Radiology, 4th, ed. Churchill
Livingstone, 2007
13. Pharaoh White : Oral Radiology Principles and interpretation 6th ed. CV, Mosby 2009
13. Pharaoh White : Oral Radiology Principles and interpretation 7th ed. CV, Mosby 2014

119

Anda mungkin juga menyukai