DENTAL RADIOGRAFI
PRINSIP DAN TEKNIK
EDISI REVISI
TRELIA BOEL
2019
USU Press
Art Design, Publishing & Printing
Gedung F, Pusat Sistem Informasi (PSI) Kampus USU
Jl. Universitas No. 9
Medan 20155, Indonesia
Telp. 0618213737; Fax 0618213737
usupress.usu.ac.id
© USU Press 2019
ISBN 979 458 816 4
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Dental radiografi; prinsip dan teknik edisi revisi / Trelia Boel Cet. Ke4Medan: USU Press, 2019.
v, 118 p. ; ilus.: 29 cm
Bibliografi
ISBN: 9794588164
1. Dental – Radiografi I. Judul
617.6075 722 – ddc22
Dicetak di Medan, Indonesia
KATA PENGANTAR
Dokter gigi dalam melakukan diagnosa suatu penyakit serta melakukan perawatan selain
pemeriksaan klinis adakalanya pemeriksaan radiografis dibutuhkan. Dalam menggunakan sinar
x untuk menghasilkan suatu gambaran radiografi, ada aturan main yang harus dipatuhi. Bila
bekerja dengan baik dan hati-hati, maka hasil yang diperoleh juga akan lebih baik lagi. Bahaya
radiasi dapat dihindari, keselamatan dan keamanan untuk pasien, dokter, operator maupun
lingkungan dapat diciptakan.
Banyak jenis foto ronsen yang dapat membantu dokter gigi dalam menegakkan diagnosa
sesuai dengan indikasi dan keperluannya baik intra oral maupun ekstra oral. Selain itu masih
dibutuhkan kombinasi antara satu jenis foto dengan jenis foto yang lainnya dalam menegakkan
diagnosa. Selama ini banyak yang senang membuat foto ronsen periapikal, pada hal foto
bitewing sangat membantu dalam melihat kerusakan di daerah proksimal dan melihat kondisi
crest tulang alveolar.
Panoramik dan sefalometri sering dibutuhkan oleh dokter/ dokter gigi. Selain itu masih ada
jenis foto ekstra oral yang dapat digunakan dalam melakukan perawatan atau menegakkan
diagnosa. Hasil prosessing film yang baik sangat membantu dalam menegakkan diagnosa suatu
penyakit secara akurat.
Penulis
4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................iv
5
8.1. Investigasi yang melibatkan perubahan dari pasien tentang
kontras 73
8.2. Pencitraan radioisotop.............................................................76
8.3. Pemeriksaan yang menyertakan peralatan sinar x yang umum
tetapi
menggunakan reseptor foto alternatif (dengan tanpa
manupulasi foto) 79
8.4. Pencitraan digital.....................................................................83
8.5. Alat yang tidak melibatkan ionisasi radiasi dan menggunakan
reseptor
gambar alternatif.....................................................................85
8.6. Magnetic Resonance Imaging (MRI)........................................91
REFERENSI............................................................................118
6
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
BAB 1
DASAR-DASAR RADIOLOGI
1.1 . SEJARAH
Pada akhir 1895, seorang fisikawan Jerman, Wilhem Conrad Roentgen yang bekerja dengan
tabung sinar katoda di laboratorium, tanpa sengaja menemukan sinar X. Ternyata sinar-X
dapat melewati jaringan tubuh manusia. Roentgen melakukan eksperimen tangan istrinya
(Bertha) dengan sebuah cincin di jarinya dan yang terlihat adalah tulang dan logam . Saat itu
ia melihat timbulnya sinar fluoresensi yang berasal dari Kristal barium platinosianida dalam
tabung Crookes-Hittorf yang dialiri listrik. Pada tahun 1901 mendapat hadiah nobel atas
penemuan tersebut.
Bayang-bayang putih atau radiopak pada film mewakili berbagai struktur padat dalam obyek
yang telah benar-benar berhenti sinar x. Bayang-bayang hitam atau radiolusen merupakan
daerah di mana sinar-x melewati objek dan belum berhenti sama sekali. Bayang-bayang abu-
abu mewakili daerah mana sinar x-ray telah dihentikan sampai tingkat tertentu.
Akhir Desember 1895 dan awal Januari 1896 Dr Otto Walkhoff (dokter gigi) dari Jerman
adalah orang pertama yang menggunakan sinar x pada foto gigi ( premolar bawah) dengan
waktu penyinaran 25 menit, selanjutnya seorang ahli fisika Walter Koenig menjadikan waktu
penyinaran 9 menit dan sekarang waktu penyinaran menjadi 1/10 second (6 impulses). Pada
bulan Juli tahun 1896, Dr CE Kells menjadi orang pertama di dunia yang menggunakan mesin
sinar X di klinik gigi (Asheville, NC).
William Rollins adalah orang yang mengerjakan intraoral radiograf pada tahun 1896
mengalami cedera disebabkan efek pekerjaan yaitu kulit tangannya terbakar sehingga
direkomendasikanlah pemakaian tabir / pelindung antara tabung, pasien maupun radiographer.
1
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Korban lain dr Max Hermann Knoch orang Belanda yang bekerja sebagai ahli radiologi di
Indonesia. Ia bekerja tanpa menggunakan pelindung tahun 1904 dr Knoch menderita kelainan
yang cukup berat luka yang tak kunjung sembuh pada kedua belah tangannya. Lama kelamaan
tangan kiri dan kanan jadi nekrosis dan lama diamputasi yang akhirnya meninggal karena
sudah metastase ke paru.
1. Lokasi bagian radiologi ditempatkan disentral yang mudah dicapai dari poliklinik.
2. Besarnya ruangan harus sesuai dengan peralatan yang akan ditempatkan, seperti rumah
sakit tipe A,B,C dan D.
3. Proteksi radiasi peralatan Roentgen dan dinding ruangan harus dapat
dipertanggungjawabkan untuk menjamin keamanan pasien, radiographer, pegawai,
dokter dan masyarakat umum.
4. Alat-alat proteksi yang dipakai ahli radiologi, radiographer serta karyawan
adalah sarung tangan berlapis timah hitam dan jubah/apron yang berlapis timah
hitam setebal 0,5 mm Pb. Dinding proteksi berlapis Pb dengan ketebalan ekivalen
2 mm Pb.
5. Luas ruangan menurut Departemen Kesehatan harus 4x3x2,8m sehingga
memudahkan memasukkan tempat tidur pasien, khusus untuk alat-lat kedokteran gigi
lebih kecil dari ukuran yang diatas dengan catatan ukuran ruangan memudahkan pasien
keluar dan masuk untuk melakukan foto ronsen. Dinding ruangan terbuat dari bata
yang dipasang melintang (artinya 1 bata ; jika dipasang memanjang dipakai 2 bata).
Bata yang dipakai harus berkualitas baik ukuran 10x20 cm. Plesteran dengan campuran
semen dan pasir tertentu, tebal minimal dengan bata adalah 25 cm. Bila memakai
beton, tebal dinding beton minimal adalah 15 cm. dinding yang dibuat harus ekivalen
dengan 2 mm Pb. Bila ada jendela boleh ditempatkan 2 m diatas dinding atau kaca
yang berlapis Pb.
6. Kamar gelap yang dipakai minimal 3x2x2,8 m dan jga dibuat bak-bak pencucian film
dengan porselen putih bagi yang menggunakan pencucian dengan cara manual. Harus
ada air yang bersih dan mengalir, kipas angin / exhauster atau air-conditioner agar
udara dalam kamar gelap selalu bersih dan cukup nyaman bagi petugas yang bekerja di
dalamnya selama berjam-jam. Untuk masuk ke kamar gelap dapat dipakai sistem
lorong yang melingkar tanpa pintu atau sistem dua pintu untuk menjamin supaya
cahaya tidak masuk. Warna dinding kamar gelap tidak perlu hitam, sebaiknya dipakai
warna cerah, kecuali lorong lingkar ke kamar gelap dicat hitam untuk mengabsorpsi
cahaya sebanyak mungkin.
7. Ruang operator dan tempat pesawat sinar x sebaiknya dibuat terpisah atau bila berada
dalam satu ruangan maka disediakan tabir yang berlapis Pb dan dilengkapi dengan kaca
intip dari Pb.
8. Pintu ruang pesawat sinar x harus diberi penahan radiasi yang cukup sehingga
terproteksi dengan baik. Pintu tersebut biasanya terbuat dari tripleks dengan tebal
tertentu yang ditambah lempengan Pb setebal 1 – 1,5 mm
9. Tanda radiasi berupa lampu merah harus dipasang di atas pintu yang dapat menyala
pada saat pesawat digunakan. Tanda peringatan radiasi hendaknya dibuat dengan
ukuran yang sesuai seperti gambar berikut :
2
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Radiasi adalah pemancaran / pengeluaran dan perambatan energi menembus ruang atau
sebuah substansi dalam bentuk gelombang atau partikel. Partikel radiasi terdiri dari atom atau
subatom dimana mempunyai massa dan bergerak, menyebar dengan kecepatan tinggi
menggunakan energi kinetik. Beberapa contoh dari partikel radiasi adalah electron, beta,
alpha, photon & neutron.
Sumber radiasi dapat terjadi secara alamiah maupun buatan. Sumber radiasi alamiah
contohnya radiasi dari sinar kosmis, radiasi dari unsur-unsur kimia yang terdapat pada lapisan
kerak bumi, radiasi yang terjadi pada atsmosfir akibat terjadinya pergeseran lintasan
perputaran bola bumi. Sedangan sumber radiasi buatan contohnya radiasi sinar x, radiasi
sinar alfa, radiasi sinar beta , radiasi sinar gamma.
1.3.1 SINAR X
Sinar x adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan gelombang listrik,
radio, inframerah panas, cahaya, sinar gamma, sinar kosmik dan sinar ultraviolet tetapi dengan
panjang gelombang yang sangat pendek. Penggunaan sinar x adalah sesuatu yang penting
untuk diagnosa gigi geligi serta jaringan sekitarnya dan pemakaian yang paling banyak pada
diagnostic imaging system.
Perbedaan antara sinar dengan sinar elektromagnetik lainnya terletak pada panjang gelombang
dimana panjang gelombang pada sinar x lebih pendek yaitu :
1 A = 1/100.000.000 cm = 10-8 cm.
Lebih pendek panjang gelombang dan lebih besar fekwensinya maka energi yang berikan lebih
banyak. Energi pada sinar x memberikan kemampuan untuk penetrasi khususnya gigi, tulang
dan jaringan disekitar gigi.
Efek dari radiasi elektromagnetik dalam kehidupan, bervariasi tergantung panjang gelombang,
Gelombang TV dan radio dimana berada di atsmosfir tidak mempunyai efek pada jaringan
3
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
manusia. Microwave dengan energi radiasi yang rendah dapat menghasilkan energi panas
dalam jaringan organik yang juga bekerja pada microwave ovens. Elektromagnetik dengan
energi yang sangat rendah dapat menyebabkan ionisasi seperti yang ada pada MRI ( magnetic
resonance imaging ) untuk diagnostik. Kemampuan sinar x menghasilkan gambar
mengindikasikan sinar x dapat menembus kulit, jaringan dan tulang.
Sinar x mempunyai beberapa sifat fisik yaitu daya tembus, pertebaran, penyerapan, efek
fotografik, fluoresensi, ionisasi dan efek biologik, selain itu, sinar x tidak dapat dilihat dengan
mata, bergerak lurus yang mana kecepatannya sama dengan kecepatan cahaya, tidak dapat
difraksikan dengan lensa atau prisma tetapi dapat difraksikan dengan kisi kristal. Dapat
diserap oleh timah hitam, dapat dibelokkan setelah menembus logam atau benda padat,
mempunyai frekuensi gelombang yang tinggi.
a. Daya tembus
Sinar x dapat menembus bahan atau massa yang padat dengan daya tembus yang sangat
besar seperti tulang dan gigi. Makin tinggi tegangan tabung ( besarnya KV) yang
digunakan, makin besar daya tembusnya. Makin rendah berat atom atau kepadatan suatu
benda, makin besar daya tembusnya.
b. Pertebaran
Apabila berkas sinar x melalui suatu bahan atau suatu zat, maka berkas sinar tersebut akan
bertebaran keseluruh arah, menimbulkan radiasi sekunder (radiasi hambur) pada bahan
atau zat yang dilalui. Hal ini akan menyebabkan terjadinya gambar radiograf dan pada
film akan tampak pengaburan kelabu secara menyeluruh. Untuk mengurangi akibat radiasi
hambur ini maka diantara subjek dengan diletakkan timah hitam (grid) yang tipis.
c. Penyerapan
Sinar x dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat atom atau
kepadatan bahan atau zat tersebut.makin tinggi kepadatannya atau berat atomnya makin
besar penyerapannya.
d. Fluoresensi
Sinar x menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium tungstat atau zink sulfide
memendarkan cahaya (luminisensi). Luminisensi ada 2 jenis yaitu :
1. Fluoresensi , yaitu memendarkan cahaya sewaktu ada radiasi sinar x saja.
2. Fosforisensi, pemendaran cahaya akan berlangsung beberapa saat walaupun radiasi
sinar x sudah dimatikan (after – glow).
e. Ionisasi
Efek primer dari sinar x apabila mengenai suatu bahan atau zat dapat menimbulkan
ionisasi partikel-partikel atau zat tersebut.
f. Efek biologi
Sinar x akan menimbulkan perubahan-perubahan biologi pada jaringan . Efek biologi ini
yang dipergunakan dalam pengobatan radioterapi.
4
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Kesimpulan, sinar x dihasilkan dengan konversi energi listrik menjadi radiasi, tidak
terlihat, penjalarannya berupa garis lurus, dapat menembus jaringan lunak dan kerasn
sertan mempunyai efek fotografis dengan menghasilkan gambar yang dapat dilihat.
Untuk pembuatan sinar X diperlukan sebuah tabung rontgen hampa udara di mana terdapat
elektron – elektron yang diarahkan dengan kecepatan tinggi pada suatu sasaran ( target ). Dari
proses tersebut di atas terjadi suatu keadaan di mana energi elektron sebagian besar di rubah
menjadi panas ( 99% ) dan sebagian kecil ( 1 % ) menjadi sinar x.
Suatu tabung pesawat rontgen mempunyai beberapa persyaratan yaiatu:
1. Mempunyai sumber electron
2. Gaya yang mempercepat gaya electron
3. Lintasan elektron yang bebas dalam ruang hampa udara
4. Alat pemusat berkas electron ( focusing cup )
5. Penghenti gerakan electron
1. Sumber Elektron
Sebagian sumber elektron adalah kawat pijar atau filamen pada katode di dalam tabung
pesawat rontgen. Pemanasan filament dilakukan dengan suatu transformator khusus.
5
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
e. Pelindung (perisai) timah akan mencegah keluarnya sinar x, sehingga sinar x yang
terbentuk hanya dapat keluar melalui jendela.
f. Panas yang tinggi pada target (sasaran) akibat benturan elektron dihilangkan dengan
radiator pendingin.
Tabung sinar x
Tabung sinar x terdiri dari tabung gelas hampa udara, elektroda positif disebut anoda dan
elektroda positif disebut katoda. Katoda dibalut dengan filament, bila diberi arus beberapa mA
bisa melepaskan elektron. Dengan memberi tegangan tinggi antara anoda dan katoda maka
elektron katoda ditarik ke anoda. Arus elektron ini dikonsentrasikan dalam satu berkas dengan
bantuan sebuah silinder (focusing cup). Antikatoda menempel pada anoda dibuat dari logam
dengan titik permukaan lebih tinggi, berbentuk cekungan seperti mangkuk. Waktu elektron
dengan kecepatan tinggi di dalam berkas tersebut menumbuk antikatoda, terjadilah sinar x.
Makin tinggi nomor atom katoda maka makin tinggi kecepatan elektron, akan makin besar
daya tembus sinar x yang terjadi. Antikatoda umumnya dibuat dari tungsten, sebab elemen ini
nomor atomnya tinggi dan titik leburnya juga tinggi (34000C) hanya sebagian kecil energi
elektron yang berubah menjadi sinar x kurang dari 1% pada tegangan 100 kV dan sebagian
besar berubah menjadi panas waktu menumbuk antikatoda. Panas yang tinggi pada tabung
didinginkan dengan menggunakan pendingin minyak emersi / air.
Gambar di bawah ini menunjukkan komponen tabung sinar x dan proses terjadinya sinar x
melalui beberapa ilustrasi berikut ini :
6
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Gambar 1 - 2 : Ilustrasi tabung sinar x, pembentukan kabut electron pada katoda sebagai sirkuit filament.
Penyinaran switch terbuka
Gambar 1 - 3 :Tabung sinar x memperlihatkan perjalanan electron menyeberang dari katoda ke anoda (target) ,
(high tension circuit), dimana exposure switch aktif
Gambar 1 - 4: Tabung sinar x memperlihatkan produksi sinar x, electron kecepatan tinggi menubruk target.
7
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
BAB 2
Pada efek somatic ada yang acute / immediate effect terlihat segera setelah penyinaran dan
chronic or long-term effect yaitu terjadi setelah masa yang lama (masa laten) biasanya 20 tahun
atau lebih. Pada efek somatik (efek / resiko terjadi pada orang yang terkena radiasi sedangkan
pada efek genetik adalah efek / resiko yang terjadi pada turunannya.
Dalam radiografi diagnosa tidak semua sinar x melalui pasien dan mencapai film dental.
Sebagian ada yang diserap tubuh (jaringan) pasien. Apa yang terjadi ketika energi sinar x
diserap oleh jaringan tubuh pasien ?. Akan terjadi perubahan kimia dimana hasilnya
menyebabkan kerusakan biologi. Ada 2 mekanisme spesifik dari radiasi injuri yang terjadi :
yaitu ionisasi dan terbentuknya radikal bebas
Ionisasi
Ionisasi terjadi ketika sinar x mengenai jaringan tubuh pasien . Radiasi dapat
menyebabkan kerusakan sel terutama membentuk radikal bebas. Pembentukan radikal
bebas terjadi ketika sinar x (photon) mengionosasi air (merupakan komponen utama sel
hidup). Ionisasi air akan menghasilkan hidrogen dan hidroxyl (free radical) yang tidak
berpasangan (neutral), atom atau molekul yang reaktif dan tidak stabil.
8
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
(photon) secara langsung mengenai deoxy ribonucleic acid ( DNA ) dari sel, terjadi
kerusakan yang disebabkan oleh radiasi. Injuri langsung dari penyinaran jarang terjadi
karena paling banyak sinar x (photon) melewati sel dan menyebabkan sedikit atau tidak
ada kerusakan. Sedangkan pada teori injuri tidak langsung terjadi dimana sinar x
(photon) diserap oleh sel dan menyebabkan terbentuknya toksin dan kerusakan sel.
Sebagai contoh ketika sinar x (photon) diserap oleh air dalam sel terbentuk radikal
bebas sebagai hasilnya. Radikal bebas ini akan membentuk toksin (H2O2) yang akan
bergabung dengan atom-atom lain yang dapat menyebabkan disfungsi sel dan
kerusakan biologi. Injuri secara tidak langsung sering terjadi karena sel berisi dengan
cairan (70% - 80%)
Gambar 2 - 1: Ringkasan diagram rangkaian proses ionisasi molekul air (indirect damage) pada sel
9
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Gambar 2 - 2 : Ilustrasi kerusakan sel akibat efek radiasi; A Secara langsung atau kerusakan - sinar x
photon berintekgrasi secara langsung dengan DNA ; Secara tidak langsung atau kerusakan - sinar x
photon mengionisasi air yang dapt menghasilkan radical bebas dimana merusak DNA.
2.2. RADIASI PADA GIGI DAN RESIKO PENYINARAN
Organ – organ yang beresiko dalam pembuatan radiografi gigi geligi adalah kelenjar tyroid,
bone marrow yang aktif, kulit dan mata.
Kelenjar Thyroid
Kelenjar thyroid tidak dalam pembuatan radiografi gigi, tidak langsung terkena sinar utama
(primary beam). Diperkirakan 6000 mrads (0,06 Gy) dosis yang diperlukan untuk
menghasilkan suatu kankern pada kelenjar thyroid. Pada foto gigi dalam 20 film serial adalah 6
mrads (0,00006 Gy) atau 1/100 dari dosis yang diperlukan dalam menghasilkan kanker thyroid.
Bone Marrow
Selama penyinaran di daerah maksila dan mandibula, sangat kecil persentase jumlah
penyinaran (dosis) pada Bone Marrow yang aktif. Resiko kanker atau Leukimia berhubungan
langsung dengan jumlah jaringan yang memproduksi darah yang terkena radiasi. Dosis yang
menyebabkan terjadinya leukemia 5000 mrads (0,05 Gy) atau lebih. Rata-rata dosis periapikal
foto kira-kira 1 – 3 mrads (0,00001-0,00003 Gy) per film.
Kulit
Total dosis yang menyebabkan eritema (reddening) pada kulit total radiasinya adalah 250 rads
(2,5 Gy) dalam periode 14 hari. Untuk menyebabkan perubahan kulit lebih dari 500 film foto
gigi yang diperlukan (film F speed penyinaran rata-rata 0,7 R/detik) dalam 14 hari.
Mata
Lebih dari 200.000 mrads (2Gy) dosis yang dapat menyebabkan katarak/ pengaburan lensa
mata. Cornea mata terkena radiasi pada saat radiografi gigi (D speed, long PID, 20 film
series) kira kira 60 mrads (0,0006 Gy).
Sistim pembatasan dosis harus memenuhi prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan yaitu :
Justifikasi, Limitasi dan Optimasi.
Justifikasi, adalah setiap pemanfaatan tenaga nuklir / radiasi harus berlandaskan azas manfaat
dimana resiko yang ditimbulkan oleh pemakaian tenaga nuklir / radiasi harus lebih kecil
dibanding dengan manfaat yang diterima. Limitasi adalah nilai batas dosis yang sudah
ditetapkan oleh peraturan dan tidak boleh dilampaui.Sedangkan Optimasi adalah pemanfaatan
tenaga nuklir / radiasi harus diupayakan serendah mungkin dengan mempe rtimbangkan faktor
sosial dan ekonomi.
10
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
BAB 3
Tabel 3 - 1: Batasan dosis yang berdasarkan Ionising Radiations Regulatins (IRR) 1999
Batas dosis lama Batas dosis baru (IRR 99)
11
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
0,25 -
0,25-1,0 Menurunnya kadar sel darah putih
1-2 Sv Muntah dalam 3 jam, kelelahan, kehilangan nafsu
Makan, perubahan darah (pemulihan dalam
beberapa minggu)
2-6 Sv Muntah dalam 2 jam, perubahan darah yang parah,
kerontokan rambut dalam 2 minggu, pemulihan
dalam 1 bulan sampai satu tahun untuk 70%.
6-10 Sv Muntah dalam 1 jam, kerusakan lambung,
perubahan darah yang parah. Kematian dalam 2
minggu untuk 80-100%
>10 Sv Kerusakan otak, koma, kematian.
(Eric Whaites 2007)
Proteksi radiasi atau Fisika Kesehatan atau Keselamatan Radiasi adalah suatu cabang ilmu
yang berkaitan dengan tehnik kesehatan lingkungan yaitu proteksi yang perlu diberikan kepada
seseorang atau sekelompok orang terhadap kemungkinan diperolehnya akibat negatif dari
radiasi pengion.
12
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Gambar 3 - 1: Alat-alat monitoring, A.film badge ; B personal monitoring TLD badge ; C Ionization bleeper ; D
TLD extremity monitor (eric whites 4th)
Film badge
Fungsi film badge ialah untuk mencatat dosis radiasi yang di terima oleh personil
(petugas) yang terkena berbagai jenis radiasi. Oleh sebab itu film badge yang dipakai harus
cukup mampu untuk mencatat dosis radiasi yang berasal dari sumber- sumber radiasi yang
berlainan kualitasnya.
Dosimeter saku
Dosimeter saku adalah pengukur dosis yang mempunyai respon (reaksi) terhadap
radiasi sebanding dengan jumlah pasangan ion yang dihasilkan selama perjalanannya melalui
elemen pendeteksian. Pada dasarnya dosimeter saku lebih teliti dari film badge
Alat pengukur radiasi, Geiger – Muller Survey meter yang bacaannya langsung dalam mR/jam
(mili Rontegen per jam) atau count per menit. Penggunaan Geiger – Muller Surveymeter di
bagian radiodiagnostik, ialah:
1. Mengukur laju pemaparan di tempat – tempat
- Personil kerja
- Dinding – dinding luar sinar X4
- Pintu – pintu
- Jendela kaca Pb
2. Memeriksa apakah alat – alat proteksi memenuhis syarat proteksi
13
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
4. Jarak focus pasien jangan terlalu pendek, sehubungan, dengan ini berlaku hokum
Kuadrat Terbalik yaitu intensitas sinar X berbanding terbalik dengan jarak pangkat dua.
Jarak focus – kulit pada:
- Sinar tembus tidak boleh kurang dari 45 cm
- Radiografi tidak boleh kurang dari 90 cm
5. Daerah yang disinar harus sekecil mungkin, misalnya dengan mempergunakan konus
(untuk radiografi) atau diafragma (untuk sinar tembus)
6. Waktu penyinaran sesingkat mungkin. Contohnya, pada pemeriksaan sinar tembus pada
salah satu bagian tubuh tidak boleh melebihi 5 menit
7. Alat – alat kelamin dilindungi sebisanya.
8. Pasien hamil, terutama trimester pertama, tidak boleh diperiksa radiolog
Gambar 3 - 2 : Gambar A & B adalah bentuk tabir pelindung untuk kelenjar tyroid
14
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Gambar 3 - 3 : Posisi operator berdiri diluar dan melihat pasien melalui jendela yang sudah diproteksi
15
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
3. Bila memakai pesawat: Sinar X dental maupun Mobile X- Ray unit ( tanpa perisai
pelindung ) petugas personil harus berdiri di luar berkas sinar guna dan sejauh mungkin
dari pasien.
16
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
BAB 4
Periapikal Radiografi
Bertujuan untuk memeriksa gigi (crown and root) serta jaringan disekitarnya. Tehnik yang
digunakan paralleling dan bisecting.
Oklusal radiografi
Bertujuan untuk melihat area yang lebih luas lagi yaitu maksila atau mandibula dalam satu
film. film yang digunakan film khusus.
Merupakan pemeriksaaan radiografi yang lebih luas dari kepala dan rahang. Film berada di
luar mulut.
17
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Transcranial
Tomografi Projections
1. PERIAPIKAL RADIOGRAFI
Paralleling tehnik
extension cone paralleling
right angle technique
long cone technique
true radiograph
Gambar 4-1. Film diletakkan sejajar dengan aksis panjang gigi (kanan)
18
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Gambar 4-2 : A.letak film untuk kaninus kanan atas, B. sinar tegak lurus terhadap film dan aksis panjang gigi .
C.kolimator rectangular. D.Hasil radiografi
19
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Gambar 4- 3: Contoh Film holder (C :stabe bite block, D : EEZEE-Grip – Snap A Ray
E : Hemostat and rubber block)
Bisekting tehnik
bisecting angle technique
bisection of the angle technique
short cone technique
20
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
21
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
22
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Gambar 4 - 10. B. hubungan antara film, gigi, garis bisektris dan sentral-ray.
C,Penyinaran film. D. radiografi,
Kerugian
- distorsi mudah terjadi
- masalah angulasi (banyak angulasi yang harus diperhatikan)
Tehnik bite-wing digunakan untuk memeriksa interproksimal gigi dan permukaan gigi yang
meliputi crown dari maksila dan mandibula, daerah interproksimal dan crest alveolar dalam
film yang sama.
Untuk mendeteksi karies interproksimal (terutama karies dini) dan crest alveolar antara 2 gigi.
23
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Gambar 4 - 12. Radiografi bire-wing regio premolar (kiri), daerah kontak (kanan)
Gambar 4 - 13. Film holder untuk bite-wing (atas), Rektangular kolimator yang digunakan untuk bite-wing
(bawah)
24
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
3. OKLUSAL TEHNIK
a. Topographic occlusal projection berguna untuk memeriksa palatum dan gigi anterior di
maksila
25
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
b. Lateral (right/left) occlusal projection berguna untuk memeriksa akar molar di palatal
juga digunakan untuk melihat benda asing (foreign bodies) atau lesi dipalatum
26
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
27
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
28
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
29
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Angulasi vertikal
(derajat)
maksila topografi +65
maksila lateral +60
maksila pediatric +60
mandibula topografi -55
mandibula cross-sectional 90
mandibula pediatric -55
Tehnik lokasi ini dapat digunakan untuk memperoleh informasi tiga dimensi yang biasanya
digunakan untuk melihat seperti yang tertera dibawah ini.
-benda asing (foreign body)
-gigi terpendam atau (impacted & imbeded teeth)
-gigi yang tidak tumbuh (uneruptep teeth)
-posisi akar ( root position)
-jarum patah (broken needles & instruments)
Tehnik ini berorientasi pada dua radiografi dengan angulasi penyinaran yang berbeda. Satu
film periapikal atau film bitewing yang disinari dengan tehnik dan angulasi yang biasa dan
untuk film yang kedua baik periapikal ataupun bitewing disinari dengan merubah arah sinar x
secara vertikal atau horizontal dan kemudian dibandingkan hasil 2 radiografi tersebut.
SLOB
(same = lingual : opposite = buccal)
30
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Gambar 4 - 21: A.Objek yang di bukal (bulatan garis) dan lingual (bulatan hitam) akan berimpit pada radiografi
B. Jika arah sinar digeser ke mesial, bukal objek bergerak ke distal dan lingual objek bergerak ke mesial
Gambar 4 - 22: A.Objek yang di bukal (bulatan garis) dan lingual (bulatan hitam) akan berimpit pada radiografi
B. Jika arah sinar digeser ke distal, bukal objek bergerak ke mesial dan lingual objek bergerak ke distal
31
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Adalah cara lain untuk melihat objek melalui dua radiografi, yaitu periapikal film (standar) yang memperlihatkan
hubungan dari objek secara superior-inferior dan anterior-posterior dengan oklusal film disinari langsung pada sudut
penyinaran atau tegak lurus (
900) pada film. Film oklusal memperlihatkan objek pada hubungan bukal lingual dan
anterior-porterior, kedua film ini digunakan untuk lokasi objek dimandibula.
Gambar 4 - 23 : Right angle technique . A . Pada foto periapikal lokasi objek terlihat di tulang rahang, B. Foto
oklusal menyatakan bahwa objek itu sesungguhnya berada di jaringan lunak lingual mandibula
.
Gambar 4 - 24 : A. Foto pengisian gutta percha saluran akar gigi premolar dua maksila. : B. Jika sinar diarahkan
ke mesial , gutta percha bergerak ke distal, berarti gutta percha barada di bukal
32
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
BAB 5
Film untuk sinar-x pada tahun 1896 – 1913 terdiri dari lempengan plastik fotografi atau film
yang dipotong dua, dibungkus dengan kertas hitam yang dipersiapkan oleh dokter gigi
sebelum digunakan. Sudut dari paket film ini persegi dan keras yang menyebabkan sebagian
besar pasien tidak nyaman.
Pada tahun 1913 Easmant Kodak Company memperkenalkan pertama kali secara komersil
sediaan paket film dental. Paket film ini masih dibuat dengan tangan yang terdiri dari dua
lembar film, tapi lapisan emulsi hanya satu sisi pada masing-masing film.
Pada tahun 1921 pertama kali mesin pembuat paket film ada di pasaran. Kodak Company
pada tahun 1923 memproduksi film dental dalam dua kecepatan “regular”dan “extra fast”
Semua paket film harus resisten terhadap saliva dan mudah dibuka dalam kamar gelap.
Paket film bagian luar dibungkus dengan bahan plastik, bagian dalam dilapisi oleh kertas hitam
dan pelindung foil. Pelindung foil berada di sisi belakang dari film berguna untuk
mengabsorpsi beberapa radiasi yang tidak berguna (melindungi pasien) seperti secondary
radiation serta fogging dari film.
33
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Gambar 5 - 2. (A) Paket dental film yang telah dibuka dari belakang, (B) diagram lapisan paket film
Zaman sekarang tidak ada lagi film yang dibuat dalam bentuk slow speed. Pada kondisi 65
kVp dan 10 mA slow speed film rata-rata membutuhkan waktu penyinaran sekitar 3 sec per
film, kondisi yang sama intermediate film membutuhkan kira-kira 1 ½ sec dan untuk fast film
kira-kira ¾ sec per film.
Sediaan yang ada sekarang ini yang harus digunakan E film, D film dan F film.
34
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Duplikat Film
Pada tahun-tahun belakangan ini dengan meningkatnya program asuransi, pasien dengan
mobilitas tinggi atau untuk berobat ke dokter gigi yang baru maka film duplikat sangat
dibutuhkan dan menjadi lebih penting. Film duplikat ada tersedia di pasaran
Screen Film
Intensifying screen adalah alat yang digunakan untuk memperbesar efek fotografis dari sinar x
dan memperpendek waktu penyinaran. Pada foto ronsen ekstra oral sistim penggambaran pada
film menggunakan film screen ( intensifying screen ). Pada intensifying screen terdapat
calcium tungtsate crystal yang akan ber flourescence apabila di radiasi.
Pada saat ini untuk meningkatkan kualitas film terhadap radiasi dan aman seluruh ekstra oral
film harus menggunakan intensifying screen. Intensifying screen ada dua yaitu blue light dan
green light.
Film sediaan untuk foto ekstra oral 5 x 7 inchi, 8 x 10 inchi, sedangkan untuk panoramic
berukuran 5 x 12 inchi dan 6 x 12 inchi
35
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Gambar 5 - 5. Kaset film dalam keadaan terbuka dan terlihat intensifying screen dan potongan film
36
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Gambar 5 - 7. Efek sinar X pada intensifying screen . Halo of light dihasilkan di perifer mengurangi penyinaran.
Prosessing film dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara manual dan secara otomatis.
Prosessing secara manual dilakukan di kamar gelap dan secara injeksi sedangkan yang
otomatis menggunakan mesin prosesor. Tahap prossesing ini penting dimana gambar yang
dihasilkan digunakan untuk menegakkan diagnosa.
1.Development (developing)
Sodium sulfite
Mencegah oksidasi dari developer
Sodium carbonate
bersifat basa membantu aktifitas hydroquinon
Potassium bromide
Kontrol aktifitas developing dan mencegah terjadinya chemical fog
37
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
A. Manual Prosessing
1. Masuk ke kamar gelap dan pintu dikunci dari dalam, ambil hanger film (jepitan) lalu
tandai film tersebut atas nama siapa.
2. Periksa temperatur larutan dan atur waktu
3. Matikan lampu putih dan hidupkan safelight
4. Pakai sarung tangan dan buka paket film, pakai film hanger segera celupkan dan
larutan dengan gerakan atas dan bawah,pastikan seluruh permukaan film berada dalam
larutan.
5. Apabila sudah cukup waktunya angkat dari larutan (masih dalam kondisi safelight)
6. Cuci dalam air selama 20 detik (masih dalam kondisi safelight)
7. Masukkan film ke dalam larutan fixer minimum 10 menit ( dua kali waktu developing)
untuk fiksasi permanen, tetapi dapat diangkat setelah 3 – 4 menit
8. Setelah itu dibersihkan dengan air yang mengalir ( 20 menit).
9. Keringkan
38
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
39
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Gambar 5 - 11. (A) Prosessor film panoramik, (B) film panoramik keluar dari prosessor
40
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
2. Milliampere
Merupakan ukuran jumlah dari energi listrik yang melewati x-ray tube. Untuk dental x-
ray digunakan 10-15 mA.
3. Voltase
Merupakan ukuran kualitas dari energi listrik yang melewati x-ray tube. 65 – 90 kV.
Gambar 5 - 12. Garis imajiner (kiri), sagital plane dari kepala tegak lurus terhadap lantai (kanan) titik-titik arah dari sentral –
ray (bawah)
41
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
5. Posisi film
Posisi film pada prinsipnya harus meliputi gigi yang menjadi perhatian untuk di foto.
Untuk region anterior film diletakkan posisi vertical, sedangkan posterior film posisi
horizontal. Rahang atas film dipegang dengan ibu jari sedangkan rahang bawah film
dipegang dengan telunjuk (tangan yang berlawanan dengan region yang akan difoto).
Permukaan film sejajar dengan dataran oklusal, sekurang-kurangnya 1/8 inchi sampai
1/4 inchi melebihi permukaan oklusal
Gangging, biasanya terjadi pada pengambilan foto ronsen untuk region posterior, dapat
diatasi dengan cara bekerja lebih baik , jangan kasar, kumur-kumur dengan air dingin,
atau pada pasien yang sangat sensitive dapat menggunakan topical anastesi.
6. Sudut Penyinaran
Sudut penyinaran bervariasi tergantung region gigi yang difoto
Rahang bawah
molar dua dan molar tiga +5 0 - 00(-5) 0
molar satu dan premolar -10 0
0
Caninus, insisivus -15 - -20 0
Selain besar sudut penyinaran sentral ray harus berada pada tanda-tanda yang menjadi
arah dalam menentukan posisi apikal gigi .
7. Waktu penyinaran
Waktu penyinaran untuk ultra speed film ¼ second kecuali molar 3/8 second.
8. Prosessing Film
Mesin automatic, secara injeksi, kamar gelap
Developing, washing,fixing, rinsing, mounting
Radiografi memegang peranan penting untuk menilai penyakit periodontal, dimana hasil
radiografi menyediakan informasi yang unik dari keadaan tulang dan jaringan periodonsium.
Hasil radiografi untuk membantu menegakkan diagnosa dengan indentifikasi perluasan
kerusakan tulang alveolar, peranan faktor lokal, dan progrosis dari kondisi periodonsium.
Radiografi akan menilai crown to root ratio, hal ini penting karena berpengaruh terhadap
prognosa penyakit.
42
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Prosedur radiografi untuk menilai keadaan penyakit periodontal membuat radiografi yang
berkualitas. Periapikal dan bitewing radiografi sangat berguna dalam evaluasi periodontium.
Radiografi jenis ini menghasilkan detail yang baik terhadap kondisi yang akan dinilai.
Penggunaan panaoramik tidak dianjurkan. Penelitian terbaru tidak mendukung cone-beam
computed tomographic (CBCT) sebagai pemeriksaan rutin terhadap penyakit periodontal
disebabkan karena keuntungan terhadap penawaran/pemilihan ini tidak akan bermakna karena
adanya penambahan biaya dan dosis radiasi.
Gambar 5 - 13 : Crest alveolar normal 0.5 – 2 mm dari cementol enamel junction (CEJ) dan bentuk dari lamina
Gambar 5 - 14 : Normal alveolar crest 0.5 - 2 mm dari CEJ dan bentuk laminadura yang tegas
43
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Gambar 5 - 15 : Tanda awal penyakit periodontal terlihat kehilangan densitas tulang kortikal daerah crest
alveolar, lamina dan kehilangan tulang di daerah molar satu serta calculus secara menyeluruh di
interproksimal
Gambar 5 - 16 : (A) Level tulang alveolar pada premolar tidak dapat dijadikan pedoman karena tidak ada ; (B)
Atrisi gigi dan diastema tidak memberikan kontribusi terhadap penyakit priodontal
44
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Gambar 5 - 19- : Kelainan tulang tipe vertical bone loss periodontitis aggresive lokalisasi
45
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
BAB 6
Masalah prosessing film dapat terjadi dengan sejumlah alasan yang disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu :
1. Kesalahan yang disebabkan oleh waktu dan temperatur
2. Kesalahan yang disebabkan oleh bahan kimia yang terkontaminasi
3. Kesalahan yang disebabkan dalam penanganan film
4. Kesalahan yang disebabkan oleh pencahayaan
Kesalahan prosessing film dapat menyebabkan sebagian atau seluruh gambar tidak kelihatan
atau tidak jelas. Adakalanya film akan terlihat gelap, atau terang, kuning-keabu-abuan,
berkabut yang semuanya merupakan hasil kesalahan dalam prosessing film.
46
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
47
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
48
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Ad.3.Penanganan Film
49
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
50
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
51
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
52
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
BAB 7
Radiografi ekstra oral dalam pembuatannya, sumber sinar x maupun film berada di luar mulut
pasien dan pasien selama penyinaran harus berada pada posisi yang telah ditentukan tidak
boleh bergerak. Hasil akan baik apabila semua ketentuan dipatuhi dan dilaksanakan.
Panoramic imaging adalah satu tehnik yang menghasilkan sebuah gambaran tomografi
dari struktur wajah meliputi lengkung maksila dan mandibula, gigi serta struktur pendukung.
Satu gambar yang memperlihatkan gambaran struktur wajah meliputi lengkung gigi rahang
atas dan rahang bawah serta jaringan sekitarnya. Pada pembuatan radiografi ini kontak oklusi
pasien dalam keadaan edge to edge.
Indikasi panoramik meliputi :
1. Gambar meliputi tulang wajah dan gigi
2. Pemeriksaan terhadap intraosseous patologi, seperti kista, tumor dan infeksi
3. Evaluasi terhadap temporomandibula joints
4. Evaluasi terhadap gigi impaksi
5. Evaluasi terhadap erupsi gigi permanen
6. Trauma dentomaxillofacial
7. Perkembangan maxillofacial skeleton
53
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
54
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
55
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Gambar 7-3 : Pemaparan sinar dimulai dari sisi kanan pasien, berlanjut bagian belakang dan diakhiri
pada sisi kiri pasien
Gambar 7-4 : Posisi kepala terlalu jauh dari film ( lebih menengadah). Pada radiograf terlihat ukuran
gigi insisivus melebar dan tidak fokus
Gambar 7-4 : Posisi kepala terlalu dekat dengan film ( lebih menunduk). Pada radiograf terlihat ukuran
gigi insisivus menyempit. Lidah tidak berkontak ke palatum (gambaran radiolusen
sepanjang rahang atas seperti pita yg melingkar)
56
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Gambar 7-5 : Posisi dataran Frankfort dan dagu dari pasien lebih ke bawah, sehingga terlihat
perpendekan gigi insisivus rahang bawah dan adanya bayangan yang berlebihan pada
bagian posterior mandibular
Gambar 7-6 : Posisi kepala pasien tidak simetris, adanya pelebaran gigi dan rahang sisi kanan dan
menyebabkan gigi dan rahang sisi kiri terlihat lebih menyempit
Gambar 7-7 : Posisi sumber sinar dan film terlalu rendah dari kepala pasien, sehingga gambaran antra
dan kondilus tidak terlihat, tetapi hanya bayangan dari chin rest (tanda panah)
Gambar 7-8 : Adanya pergerakan pasien dalam arah vertical menyebabkan adanya distorsi pada regio
43 disebabkan mulut terbuka saat dilakukan exposure.
57
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
2. Radiografi Sefalometri
Radiografi sefalometri sejauh ini paling popular dan paling banyak digunakan di
kedokteran gigi. Tulang skeletal, dental dan anatomi jaringan lunak wajah akan terlihat pada
radiografi yang dihasilkan. Orthodontist akan melihat perkembangan tulang wajah pada
perawatan orthodonti. Selain itu digunakan untuk survey dari tulang tengkorak dan wajah,
trauma penyakit atau perkembangan yang abnormal. Indikasi utama dari radiografi sefalometri
terbagi dua yaitu untuk perawatan ortodonti
dan bedah orthognathic.
58
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
59
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
60
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Gambar 7-2 : (A). Anatomi pada sefalometri yang terlihat pada . (B) Midline anatomi sefalometri yang
tergambar pada 5 mm-wide CBCT ( Cone Beam Computed Tomogrphy). (C) Sefalometri
Landmark yang di gunakan analisis sefalometri (Steiner dan Riketts)
61
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
62
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Waters Proyeksi
Analisa radiografi pada Waters Proyeksi adalah evaluasi terhadap :
Step 1 : Calvarium dan sutura
Step 2 : Orbital dan sinus frontalis
Step 3 : Sinus maksilaris dan nasal cavity
Step 4 : Lengkung zygomaticus
Step 5 : Prosessus coronoideus
63
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
64
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
65
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
66
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
67
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
68
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
69
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Proyeksi ini juga memperlihatkan facial skeleton tetapi dari sudut penyinaran yang berbeda
dari 00 OM.
Catatan: Idealnya untuk diagnosa fraktur wajah dibutuhkan dua proyeksi 00 OM dan 300 OM.
70
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Gambar 7-15 : Posisi pasien dan arah sinar pada radiografi 300 OM
71
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
72
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
BAB 8
Pendahuluan
Lebih dari 30 tahun alat pencitraan telah dikembangkan yang mana sinar x telah
digunakan sebagai alat serbaguna yg umum dan film digunakan dalam produksi gambar yang
biasa. Penelitian dan perkembangan telah difokuskan pada manipulasi dan perubahan tiga dari
dasar persyaratan untuk produksi gambar- pasien, peralatan foto pada umumnya ( untuk
mencari alternatif untuk radiasi ionisasi ), dan reseptor foto, sebaik-baiknya manipulasi dari
foto itu sendiri. Meskipun terdapat persamaan, alat pencitraan ini dapat dikelompokkan
berdasarkan apakah alat-alat tersebut telah dirubah atau diganti :
Pasien, mencakup :
- Tentang kontras
- Foto radioisotop
Reseptor foto (dengan atau tanpa manipulasi foto), mencakup :
- Computed Tomography (CT)
- Foto digital
Peralatan foto pada umumnya (untuk radiasi nonionisasi) dan reseptor foto, mencakup :
- Ultrasound
- Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Investigasi ini menggunakan contrast media, substansi radiopak yang mana telah
dikembangkan untuk mengubah bagian derajat kehitaman(density) yang berbeda-beda dari
bagian tubuh pasien sehingga pengubahan subject contrast- perbedaan dalam transmisi sinar-x
melalui bagian-bagian yang berbeda dari jaringan tubuh pasien. Dengan demikian, dengan
pengubahan pada pasien, organ-organ tertentu, struktur dan jaringan, yang tidak dapat dilihat
dengan alat konvensional. Tentang kontras dan foto jaringan mencakup :
Sialography – kelenjar saliva
Arthrography – persendian
Angiography – pembuluh darah
Lymphography – lymph dan pembuluh
Urography – Ginjal
Penelanan barium, makanan dan enema – GI tract
Computed Tomography – general enhancement (lihat nanti)
73
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Gambar 8.1 Contoh dari contrast yang berbeda. A. Sialograph kelenjar mandibula kiri. B.
Angiograph tulang tengkorak menunjukkan contrast media dalam cabang dari arteri carotid
internal (atas izin dari Mrs. J.E.Brown) C. Memakan barium yang menunjukkan contrast media
dalam perut, duodenum dan usus kecil.
74
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Komplikasi
Komplikasi utama yang dihubungkan dengan contrast media dapat dibagi menjadi
Ringan, contoh : pusing, mual, panas atau nyeri, merah-merah, bersin-bersin, dan
konstipasi (pemeriksaan GI).
Sedang, contoh : muntah, bronchospasm, urticaria, dan hipotensi
Berat, contoh : cardiac arrhytmias, cardiac arest, shock anaphilactic, dan oedema
pulmonary
Fatal
Penyebab-penyebab komplikasi
Komplikasi terutama pada :
Alergi
Chemotoxicity
Osmolality (tekanan osmotik dari larutan)
Dengan monomer ionic dari contrast media, osmolality tiga kali lebih besar daripada
agen lain, resiko komplikasi muncul ketika menggunakan substansi ini,karena itu lebih
besar.
Kecemasan
75
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Angiography – hal ini melibatkan cairan iodin- unsur contrast media yang masuk ke
aliran darah. Pada regio kepala dan leher, biasanya melibatkan carotid (biasa, internal
atau eksternal) atau arteri vertebral.
Prosedur ini biasanya memerlukan catheter ke dalam arteri femoral yang diikuti catheterization
dari carotid atau arteri vertebral, sebagai syarat, menggunakan fluoroscopic control. Catheter
diletakkan disisi yang benar, contrast medium dimasukkan dan radigraphy diambil pada daerah
yang tepat.
Pencitraan radioisotop bergantung pada perubahan dari pasien oleh pembuatan radioaktif
jaringan dan pasien menjadi sumber dari radiasi ionisasi. Hal ini dilakukan dengan
menyuntikkan persenyawaan radioaktif kedalam tubuh pasien yang mempunyai ikatan pada
jaringan khusus yang disebut target tissues. Persenyawaan radioaktif menjadi dipusatkan pada
target tissues dan emisi radiasinya kemudian dideteksi dan digambarkan, biasanya
menggunakan gamma camera. Penyelidikan ini memperlihatkan fungsi atau struktur dari target
tissue untuk diuji pada kondisi static dan dinamic.
76
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Gambar 8.2 scan tulang. A. Foto sisi kepala kiri dan leher. B. Foto dada anterior
Radioisotop dan Radioaktif
Radioisotop, seperti didefinisikan di chapter 2, adalah isotop dengan nukleus yang
tidak stabil yang mana mengalami disintegrasi radioaktif. Disintegrasi ini sering disertai
dengan emisi dari partikel radioaktif atau radiasi. Emisi yang penting mencakup :
Partikel alpha
Partikel beta- (electron) dan beta + (positron)
radiasi gamma
Tabel 8.1 Ringkasan dari properti dan karakteristik dari emisi radioaktif
Properti Partikel alpha Partikel betha Sinar gamma Partikel beta+
Alami Partikel- 2 Partikel- Radiasi Partikel-
proton dan 2 elektron elektomagnetik- positron,
neutron identik dengan berinteraksi
sinar x sangat cepat
dengan elektron
negatif untuk
memproduksi 2
sinar gamma-
penghancuran
radiasi
Ukuran Besar Kecil Nol
Muatan Positif Negatif Nol
Kecepatan Lambat Cepat Sangat cepat
Batas dalam 1-2mm 1-2mm Sama dengan
jaringan sinar x
77
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Tc dapat digunakan sendiri dalam bentuk ionicnya (pertechnetate TcO ), sejak dipilih dengan
selektif oleh thyroid dan kelenjar saliva.Tc dengan mudah diproduksi
Indikasi utama untuk pencitraan conventional isotop pada kepala dan leher
1. Tahap tumor- pemeriksaan sisi dan batas dari metastase tulang
2. Pemeriksaan dari fungsi kelenjar saliva
3. Evaluasi dari bone graft
4. Pemeriksaan dari pertumbuhan lanjutan dalam hiperplasia condylar
5. Pemeriksaan dari thyroid
6. scan otak dan pemeriksaan dari kegagalan aliran darah pada otak
Keuntungan dari radiography conventional
Fungsi dari target tissue dapat diperiksa
Semua kesamaan dari target tissue dapat diuji selama pemeriksaan, contoh skeletal
dapat digambarkan selama scan tulang
Analisis computer dan penambahan hasil tersedia
Kerugian
Hasil foto yang jelek, sering hanya sedikit informasi yang diperoleh pada anatomi
target tissue
Dosis radiasi yang mengenai tubuh relatif tinggi
Foto biasanya tidak spesifik pada penyakitnya
78
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Sulit untuk melokalisasikan sisi anatomi secara tepat dari sumber emisi
Beberapa pemeriksaan membutuhkan waktu beberapa jam
Fasilitas tidak tersedia banyak macamnya
8.3 Pemeriksaan yeng menyertakan peralatan sinar x yang umum tetapi menggunakan
reseptor foto alternatif (dengan tanpa manupulasi foto)
79
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
berubah ke data digital yang disimpan dan dapat dimanipulasi oleh kompuer. Informasi
menurut angka ini telah berubah kedalam grey scale mewakili densitas jaringan yang berbeda.
Dalam scanner generasi keempat, terdapat satu detektor melingkar yang terpasang secara
menetap (sebanyak 1000) dan hanya kepala tabung sinar X yang berputar, seperti diperlihatkan
pada gambar 8.4B. Bagaimanapun geometri mekaniknya, setiap set detektor menghasilkan satu
atenuasi atau penetrasi profil dari potongan tubuh yang sedang diuji. Pasien kemudian bergerak
di dalam gantry dan serangkaian bagian yang berdekatan tergambar. Pasien kemudian bergerak
lagi, sampai bagian tubuh yang diselidiki diselesaikan. Pergerakan stop-start ini berarti
penyelidikan memerlukan beberapa menit untuk dilengkapi dan dosis radiasi yang diterima
pasien tinggi.
80
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Gambar 8.4 Diagram menunjukkan prinsip dari : A. CT Scan generasi ketiga – baik tubehead sinar X
dan detektor array berputar mengelilingi pasien, B. CT Scan generasi keempat –
tubehead sinar X berputar mengelilingi stationary ring dari detektor, dan C. CT Spiral –
tubehead dan detektor bergerak dengan pergerakan spiraln secara kontinyu mengelilingi
pasien dan pasien bergerak dalam gantry secara kontinyu.
Sebagai hasilnya, spiral CT beberapa tahun terakhir telah dikembangkan. Untuk memperoleh
data spiral CT memerlukan perputaran kepala tabung sinar X secara kontinyu dan sistem
detektor baik untuk scanner generasi ketiga atau untuk sistem generasi-keempat, secara
kontinyu berputar mengelilingi kepala tabung sinar X. Pergerakan ini dicapai dengan teknologi
slip - ring. Pasien sekarang secara kontinyu berada dalam gantry selama peralatan berputar,
dalam satu pergerakan spiral, di sekeliling pasien, seperti diperlihatkan pada gambar 8.4C.
Waktu penyelidikan dapat dipersingkat menjadi hanya beberapa detik dengan pengurangan
dosis radiasi sampai dengan 75%.
Apapun jenis scanner yang digunakan, level, bidang dan ketebalan (biasanya antara 1.5 mm
dan 6 mm) dari potongan gambar yang terpilih dan perputaran kepala tabung sinar X di sekitar
pasien, men-scan bagian tubuh yang diinginkan dan memproduksi potongan gambar yang
diperlukan,biasanya bidang aksial.
81
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Manipulasi Gambar
Manfaat utama gambaran yang diperoleh dari komputer adalah adanya fasilitas untuk
memanipulasi atau mengubah gambar dan untuk merekonstruksi baru, tanpa pasien terexposed
kembali oleh ionisasi radiasi.
82
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
• Level Jendela — ini merupakan nomor CT terpilih sebagai range pusat, tergantung dari
apakah lesi yang dicurigai merupakan jaringan lunak atau tulang.
• Lebar Jendela — range dipilih untuk melihat pada layar berbagai gambaran keabu - abuan,
contoh: satu jangkauan sempit memungkinkan perbedaan sulit dipisahkan antara
jaringan/tisu yang sangat serupa untuk dideteksi.
Monitoring secara kontinyu pada layar selama prosedur, memungkinkan pemilihan yang
optimal dari lebar jendela dan level jendela untuk lesi/area tertentu yang diselidiki
Rekonstruksi Gambar
Informasi yang diperoleh dari hasil scan yang asli dapat dimanipulasi oleh komputer dengan
merekonstruksi bagian-bagian tomografi di koronal, sagital atau bidang lain yang dibutuhkan,
atau untuk menghasilkan gambaran tiga-dimensi, seperti ditunjukan dalam Gambar 8.6. Untuk
meminimalisasi step effect yang terjadi di dalam proses merekonstruksi gambar, hasil scan
yang asli perlu dibuat sangat tipis dan berdekatan atau overlap dengan resultan dosis radiasi
yang relatif tinggi terhadap pasien.
83
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
— Odontoid Peg
— Tulang servikal
• Tingkatan tumor — pengkajian lokasi, ukuran dan luas tumor, jinak dan ganas, yang
mempengaruhi:
— Antrum Maksilaris
— Basis Kranial
— Daerah pterygoid
— Pharynx
— Larynx
• Penyelidikan tumor dan pembengkakan menyerupai tumor pada bagian dalam atau luar
kelenjar saliva
• Penyelidikan osteomyelitis
• Penyelidikan TMJ
• Pengkajian Preoperatif ketinggian serta ketebalan tulang alveolar maksila dan mandibula
sebelum memasukkan implan.
Contoh-contoh dari CT scan tercakup di bab berikutnya secara detail disertai informasi
diagnostik.
Kerugian
Peralatan sangat mahal.
Hasil yang sangat tipis berdekatan atau overlap dapat terjadi dalam satu penyelidikan dosis
yang secara umum tinggi .
Objek Metalik, seperti pengisian dapat menghasilkan lapisan atau gambaran seperti
bintang sepanjang gambar CT.
Resiko penggunaan IV agen kontras.
Gambar Digital adalah mengakuisisi baik secara langsung — menggunakan satu sensor atau
plat pencitraan yang menggantikan film konvensional (seperti dijelaskan di bawah) atau secara
tidak langsung — dengan cara scanning dan digitizing satu gambar film yang ditangkap.
Sistem pencitraan digital yang langsung dibagi menjadi dua jenis:
• Real Time atau corded
• Plat tempat penyimpanan Photostimulable Fosfor atau cordless.
84
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Gambar 8.7 Trophy Radiovisiography® (RVG) sistem gambaran digital real time dimana
sensor CCD terhubung secara langsung ke komputer.
Gambar 8.8 A Dua sensor intraoral Trophy RVG CCD, B. Trophy Digipan® sensor CCD
panoramik
85
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Gambar 8.9 sensor intraoral CCD dengan desain khusus dan adapted holders untuk
penggunaan klinis
Gambar 8.10 Diagram menunjukkan struktur cross-sectional dari jenis phospor imaging plate
Lapisan fosfor menyerap dan menyimpan energi sinar X yang tdak teratenuasi oleh
paien. Plat gambar kemudian tempatkan di suatu alat pembaca dimana akan di-scan oleh
seberkas laser. Energi sinar X yang disimpan dalam lapisan fosfor dilepaskan sebagai sinar
yang dideteksi oleh satu photomultiplier. Dari sini informasi adalah disiarkan ke komputer dan
ditampilkan sebagai sebuah gambar digital ke dalam monitor. Penanda waktu yang digunakan
untuk membaca plat tergantung pada sistem yang digunakan, dan tergantung pula pada ukuran
plat, tetapi biasanya bervariasi antara kira-kira 1 dan 5 menit. Beberapa sistem dental juga
telah tersedia, mencakup Soredex Digora® fmx dan Dentsply Gendex® DenOptix™ (lihat
Gambar. 17.11).
86
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Berbagai ukuran plat intra oral tersedia dengan Denoptix® sistem, serupa dengan
ukuran film periapikal konvensional dan film oklusal. Plat Extraoral untuk panoramik dan
skull radiography juga tersedia, seperti diperlihatkan dalam Gambar 17.12. Teknik Radiografi
identik dengan penggunaan film konvensional. Plat intraoral disispkan ke dalam amplop
pelindung (lihat Gambar 17.13) dan selanjutnya dapat digunakan pemegang film konvensional.
Plat extraoral ditempatkan ke dalam kaset konvensional setelah layar intensifying dihilangkan.
Gambar 8.12 Perbedaan ukuran plat DenOptixTM untuk radiografik panoramik, tengkorak dan
intraoral.
Gambar 8.13 A Bagian berwarna putih dari plat phosphor DenOptixTM , B Bagian belakang
dari plat, C Plat dimasukkan ke dalam amplop pelindung – catatan : bagian belakang plat
terlihat jelas pada bagian amplop, D Plat dalam amplop siap digunakan.
87
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Teori
Sejalan dengan komputer berhubungan dengan nomor-nomor dan tidak berhubungan
dengan gambar, gambaran radiografis di dalam komputer direpresentasikan sebagai sebuah
urutan nomor. Sama halnya dengan gambaran yang dihasilkan dengan CT, gambaran ini dapat
dipertimbangkan sebagai sebuah deretan atau matriks dari kotak atau piksel. Setiap piksel
mempunyai satu koordinat x dan y dan dibuat sebagai satu urutan nomor yang tergantung pada
jumlah atenuasi sinar X pada setiap kotak. Setiap nomor, dan piksel, kemudian diberikan
bayangan abu-abu. Jumlah dan ukuran piksel, bersama dengan sejumlah bayangan abu-abu,
menentukan informasi di dalam sebuah gambar, ukuran dari berkas gambar dan resolusi
gambar akhir (lihat Gambar 8.14). Resolusi dari gambar digital modern pada layar (dalam
deret berpasangan per mm) dapat dibandingkan dan lebih baik dibandingkan film .
Gambar 8.14 Film bitewing menunjukkan efek kualitas gambar dan resolusi dari ukuran pixel
yang berbeda. Secara bertahap berkurang dari A ke D.
Gambar dapat diubah dengan memberi nomor piksel yang berbeda. Koordinat piksel
dapat diubah atau ditukar, dengan cara membiarkan bagian-bagian berbeda dari gambar untuk
bergerak kemana-mana. Bayangan abu-abu dapat diubah atau menggunakan warna yang
bebeda. Variabel ini merupakan dasar pemrosesan atau manipulasi suatu gambar. Hasil
gambaran akhir dapat diubah, komputer tidak bisa menyediakan tambahan informasi yang riil
pada isi gambar asli. Haruslah diingat walaupun peningkatan estetik gambar terlihat lebih
memuaskan (lihat Gambar 8.15), hal itu dapat menyebabkan hilangnya informasi klinis dan
diagnosa yang disepakati.
88
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Kerugian
1. Harga relatif mahal, terutama sistem panoramik.
2. Solusi tempat penyimpanan jangka panjang gambar adalah dengan cara menyimpannya
dalam CD-ROM.
3. Keamanan gambar digital dan kebutuhan untuk mem-backup data.
4. Kabel penghubung (cord) bisa membuat penempatan sansor intraoral sistem ini memnjadi
sulit.
89
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
5. Berkurangnya kualitas gambar dan resolusi pada hasil pencetakan menggunakan printer
termal, laser, atau ink-jet.
6. Manipulasi gambar relatif lama dan dapat terjadi kesalahan interpretasi jika dilakukan oleh
orang yang kurang berpengalaman.
7. Walaupun pabrik menyediakan pelindung dari perusakan gambar asli di dalam perangkat
lunaknya, namun secara relatif mudah untuk mengakses gambar menggunakan perangkat
lunak ketiga untuk mengubah gambar, seperti diperlihatkan dalam Gambar 17.16.
A B
Gambar 8.16 Contoh pemanipulasian gambar menggunakan perangkat lunak ketiga. A
Gambar asli memperlihatkan resorpsi tulang alveolar antara gigi 36 dan 37, kontak gigi hilang,
dan restorasi pada gigi 37. B Setelah gambar dimanipulasi memperlihatkan tidak ada
perawatan klinis.
Poin penting:
1. Radiografi sistem komputer atau digital merupakan alat pencitraan masa depan yang
menjanjikan, walaupun mungkin perlu beberapa tahun hingga seluruh praktik dokter gigi
tidak memerlukan film sebagai pemeriksaan radiologi terwujud.
2. Kualitas gambar radiografis konvensional bergantung pada tiga variabel utama, yaitu
ketelitian geometris, faktor-faktor eksposur, dan pemrosesan kimia. Pencitraan digital
tidak memerlukan pemrosesan kimia dan bisa mengompensasi beberapa variasi eksposur,
tetapi masih memerlukan pengambilan gambar yang akurat. Gambar komputerisasi atau
digital radiografi merupakan representasi dua dimensi dari objek tiga dimensi,
keterbatasan ini tak terpisahkan dengan radiografi konvensional.
3. Panoramik digital merupakan potongan tomografik dengan kerugiannya yang tak
terpisahkan.
8.5. Alat yang Tidak Melibatkan Ionisasi Radiasi dan Menggunakan Reseptor Gambar
Alternatif
1. Ultrasonografi
Dalam pemeriksaan ultrasonografi, alat X-ray konvensional digantikan oleh suatu alat
berfrekuensi sangat tinggi (3,5—10 MHz) yang mengeluarkan berkas ultrasound yang
90
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
diarahkan ke badan dari suatu transducer ditempatkan berkontak langsung dengan kulit.
Sejalan dengan terpaparnya bandan oleh ultrasound, sebagian ultrasound dipantulkan oleh
jaringan sehingga menghasilkan echoes, yang kemudian ditangkap oleh transducer yang sama
dan diubah menjadi suatu sinyal elektrik serta kemudian diubah lagi menjadi gambar echo
picture yang divisualisasikan dengan warna hitam, putih, dan abu-abu yang ditampilkan dalam
layar televisi. Film X-ray konvensional tidak digunakan sama sekali, tetapi jika diperlukan
dapat dibuat salinannya menggunakan printer konvensional . Gambar ini merupakan susatu
tomograf atau gambar yang terpisah-pisah yang merujuk pada gambar keseluruhan kedalaman
permukaan jaringan, seperti halnya satu gambar sonar dasar laut. Ketebalan dari bagian-
bagiannya ditentukan oleh lebar berkas ultrasound.
Penemuan lebih lanjut telah menggunakan efek Doppler, suatu perubahan frekuensi
bunyi merefleksikan suatu sumber yang bergerak, untuk mendeteksi aliran darah pembuluh
darah arteri dan atau vena. Komputer dapat menambahkan warna yang sesuai, merah atau biru,
pada struktur vaskuler pada gambar echo picture, membuat pembedaan antara struktur secara
langsung.
Gelombang ultrasound harus mampu melewati jaringan untuk kembali ke transducer.
Jika gelombang ultrasound diserap oleh jaringan maka gambar tidak dapat dihasilkan. Karena
udara, tulang, dan organ kalsisfikasi lainnya menyerap hampir semua berkas ultrasound maka
penggunaan diagnostiknya pun terbatas.
91
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Kerugian ultrasound:
1. Penggunaan ultrasound dalam region kepala dan leher sangat terbatas karena
gelombang suara diserap oleh tulang. Karena itu penggunaannya terbatas pada struktur
superfisial.
2. Teknik tergantung operator.
3. Gambar relatif sulit untuk diterjemahkan oleh operator yang kurang berpengalaman
karena seringkali resolusi gambar jelek.
4. Pencitraan real-time berarti bahwa radiolog harus ada bersama-sama selama
penginiterpretasian gambar.
MRI adalah salah satu alat pencitraan yang baru-baru ini berkembang yang sepenuhnya
menggantikan peralatan X-ray konvensional dan film. Secara esensial MRI memanfaatkan
perilaku proton (secara positif mengisi partikel nuklir). dalam suatu medan magnet. Atom yang
paling sederhana adalah hidrogen, terdiri dari satu proton yang berada dalam nukleus dan satu
lainnya mengelilingi elektron, proton hidrogen ini lah yang digunakan untuk menciptakan citra
MRI. Prinsip dasarnya dapat diringkas sebagai berikut:
1. Pasien ditempatkan di dalam suatu medan magnet yang sangat kuat (biasanya antara 0,5—
1,5 Tesla). Proton hidrogen milik pasien, yang normalnya berputar terhadap satu poros,
bertindak sebagai magnet kecil untuk menghasilkan vektor magnetisasi jaringan (NMV)
yang siap menyejajarkan diri dengan sumbu panjang bidang magnet. Hal ini berkontribusi
kepada gaya magnetis longitudinal atau momen magnetis yang berjalan sepanjang sumbu
panjang pasien.
2. Gelombang radio dialirkan ke pasien oleh badan pemancar kumparan pada 90° pada
medan magnet. Gelombang radio ini dipilih agar mempunyai frekuensi yang sama dengan
proton hidrogen yang berputar. Input energi ini kemudian siap diserap oleh proton dan
mempengaruhi mereka untuk beresonansi.
3. Satuan listrik positif hidrogen tereksitasi kemudian melakukan dua hal, yaitu:
1) Pertama, mereka mulai proses seperti sebagian besar giroskop kecil lainnya dan sumbu
panjangnya menjauh dari sumbu panjang medan magnet utama. Hal ini menyebabkan
momen magnet longitudinal dihambat dan momen magnet transversal bertambah.
92
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
93
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
A B
Gambar 8.18A Hasil pemeriksaan MRI daerah kepala dan leher dari arah sagital (T1-
weighted, jadi CSF tampak hitam). Tulang tidak memberikan sinyal sehinggatampak gelap,
sebaliknya tulang memberikan sinyal yang sangat kuat sehingga memberikan gambaran putih.
B Scan aksial MRI pada orbita dan sinus ethmoidalis
Keuntungan MRI:
1. Tidak menggunakan radiasi pengion.
2. Belum ada laporan mengenai efek samping.
3. Pencitraan dapat dimanipulasi.
4. Pencitraan dengan resolusi tinggi dapat direkonstruksi dari semua aspek (menggunakan
teknik volume 3D).
5. Pembedaan baik sekali antara berbeda jaringan lunak adalah mungkin dan antara
normal serta jaringan abnormal memungkinkan bermanfaat pembedaan antara lunak
dan menular penyakit dan antara kambuh serta efek sesudah operasi.
6. Bermanfaat dalam menentukan penyebaran intramedullary.
94
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Kerugian MRI:
1. Tulang tidak memberikan gambaran MR, sinyal hanya dapat diperoleh dari sumsum
tulang, walaupun hal ini tidak terlalu penting sekarang karena radiolog telah terbiasa
untuk memperhatikan citra MR.
2. Waktu scanning lama sehingga perlu kesabaran.
3. Kontraindikasi pada pasien dengan katup bedah jenis tertentu, alat pacu jantung,
implant koklear dan pada trimester pertama kehamilan.
4. Alat ini cenderung klaustrofobik dan berisik.
5. Objek Metalik, contohnya tabung endotrakheal harus diganti oleh besi yang tidak
menimbulkan medan magnet.
6. Alat sangat mahal.
7. Magnet yang sangat kuat bisa menjadi masalah dengan kedudukan peralatan walaupun
magnet pelindung saat ini sudah semakin canggih.
8. Fasilitas tidak tersedia secara luas, tetapi dengan pengembangan sistem terbuka cocok
untuk rumah sakit umum daerah yang berubah secara gradual.
9. Tulang, gigi, udara, dan semua objek metalik tergambar hitam, sehingga sulit untuk
membedakannya.
95
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
BAB 9
Gigi geligi, secara radiografi akan terlihat berupa enamel (radiopak), dentin (radiopak),
pulpa /kamar pulpa (radiolusen), sementum (radiopak), space periodontal (radiolusen) tulang
alveolar (radiopak)
Rahang atas memiliki sedikit lebih jelas anatomi termasuk sebagian yang baik dari rongga
hidung rahang atas.
Sutura intermaksilaris
Sutura intermaksilaris, secara radiografi terlihat sebagai radiolusent yang tipis antara dua
insisivus sentralis rahang atas. Kondisi ini bisa saja tidak terlihat pada semua pasien,
96
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Foramen incisivum
Foramen incisivum terlihat sebagai daerah radiolusen yang bulat /lonjong antara akar incisivus
sentralis rahang atas.
Anterior nasal spine terlihat sebagai radiopak (inverted radiopaque triangle - V shaped)
97
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Incisive Fossa adalah Fossa tajam muncul sebagai area radiolusen lokal di sekitar akar gigi
insisivus lateral rahang atas. Hal ini disebabkan penurunan ketebalan tulang di daerah ini.
Jaringan lunak hidung ( soft tissue of the nose ) muncul sebagai daerah radiopak melapis ke
atas gigi anterior rahang atas. Daerah ujung hidung terlihat lebih radiopak pada gigi seri
tengah rahang atas. The ala hidung (ala nasi) terlihat lebih radiopak pada gigi seri lateral.
98
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Dasar Rongga hidung ( Floor of the nasal cavity ) terlihat sebagai garis radiopak tipis yang
tegas
99
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Rongga Hidung (Nasal Cavity) secara radiografi terlihat sebagai daerah radiolusen bagian atas
dari rongga hidung.
Septum nasalis (the nasal septum ) secara radiografis terlihat sebagai garis tegas radiopak
(band) dari lantai rongga hidung.
100
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
The inferior nasal concha secara radiografis terlihat massa radiopak yang bulat sp lonjong
(round to ovoid).
The Y Line Ennis (Inverted Y) tidak merupakan anatomi normal tetapi hanya terlihat pada
radiografi karena superimposed dengan lantai rongga hidung (garis radiopak lurus ) dan
perbatasan sinus maksilaris (garis radiopak melengkung)
101
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Ada 5 tanda anatomi yang sering menjadi identifikasi pada mandibula yaitu :
Foramen lingualis, nutrients canal, foramen mandibularis, mental ridge dan inferior border of
mandible.
Foramen Lingualis
Radiografi di atas adalah foramen lingualis terlihat radiolusen yang kecil langsung di bawah
insisivus sentrali. Gambaran seperti ini tidak selalu terlihat pada setiap pasien.
Nutrient Canals
Nutrient canals adalah saluran yang berisi mengalir pembuluh darah untuk maksila dan
mandibula. Saluran ini sangat halus umumnya terlihat daerah tulang yang tipis. Nutrient canal
ini terlihat sebagai garis radiolusen
102
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Mental Ridge
Mental ridge (mental triangle) terlihat radiopak yang tebal seperti pita bertemu di daerah
median line tampak seperti V terbalik. Secara umum akan terlihat ketika sudut vertikal
penyinaran (negative vertical angle) meningkat.
103
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Inferior border of mandible (batas bawah mandibula) terlihat terlihat sebagai (pita) radiopak
yang tebal
104
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
BAB 10
KELAINAN PERKEMBANGAN
Kelainan pada gigi meliputi : Jumlah, Struktur, Ukuran, Bentuk serta Posisi
Kelainan dapatan
- Turner teeth – kelainan enamel dikarenakan infeksi dari overlying deciduous
predecessor
- Sifilis kongenital – hipoplastik enamel dan berubah bentuk
- Severe childhood fever –bintik2 merah –kelainan enamel dapatan
- Fluorosis – pewarnaan atau bintik bintik pada enamel
- Pewarnaan – tetracycline staining
105
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
106
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Gambar 10.2 : Gemination dua gigi bergabung tetapi tumbuh dari benih gigi tunggal
107
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Concrescence
Dua gigi bergabung dari sementum, meskipun penyebabnya tidak diketahui, diduga bahwa
pembatasan ruang terjadi selama pengembangan karena trauma lokal, kekuatan oklusal yang
berlebihan, atau infeksi lokal setelah pembangunan. Contoh radiograf di bawah ini.
108
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
109
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Taurodontism
Gigi yang pendek, akar tunggul dan kamar pulpa yang besar dan membujur
110
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Gambar 10.10 : oblique lateral memperlihatkan dua tambahan premolar bawah ( panah) dan
perkembangan 49
Gambar 10.11 : bitewing kanan memperlihatkan kelainan enamel pada amelogenesis imperfecta
(panah) antara gi gi sulung dan permanen
111
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Gambar 10.15 : Sifilis congenital. A. periapikaldari insisif dan caninus rahang atas menunjukkan gigi
Hutchinson. Note: mahkota berbentuk seperti obeng (panah solid) dan insisal edge yg berbentuk takik
(panah terbuka). B. Bitewing menunjukkan Moon’s/mulberry molars. Note: bentuk kubah, tampak
nodular dari molar (panah).
112
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Gambar 10.16 : periapikal memperlihatkan akar bercabang dari gigi premolar bawah
Gambar 10.17 : periapikal menunjukkan tiga akar gigi molar rahang bawah (panah)
Gambar 10.18 : periapikal menunjukkan gigi insisif dengan bentuk runcing tajam pada ectodermal
displasia.
Interpretasi radiologi
Gambaran spesifik yang harus diidentifikasi dibagi menjadi :
- M3 bawah itu sendiri
- M2 bawah
- Tulang sekitar
113
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Penilaian M3 bawah
Gambaran utama pemeriksaan termasuk
- Angulasi (sudut)
- Mahkota
- Akar
- Hubungan apical dengan kanalis mandibula
- Kedalaman gigi yang tertanam dalam tulang alveolar
- Kemiringan bukal-lingual
Diagram menunjukkan posisi tipikal dan sudut M3 bawah yang belum erupsi
Mahkota
- Ukuran
- Bentuk
- Ada/tidaknya karies
- Keadaan / keparahan resopsi
Akar
- Banyaknya
- Bentuk
- Kelengkungan (akan memudahkan/menyulitkan)
- Tingkat pertumbuhan
114
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
115
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Garis winter’s. pada metode ini 3 garis imajiner dijelaskan dengan angka dan warna tergambar
secara geometris dan dekat radiografi periapikal, seperti :
1. Pertama,garis putih tergambar sepanjang permukaan oklusal dari erupsi M1 dan M2
2. Kedua atau Amber’s line tergambar sepanjang puncak tulang interdental antar
M1&M2, meluas ke distal sepanjang garis oblique interna, bukan garis eksternal
oblique. Garis ini menandakan garis tulang alveolar yang mengelilingi gigi.
3. Ketiga atau garis merah adalah bayangan yang tergambar dengan benar dai garis putih
ke ujung, untuk aplikasi pengungkit, tapi diukur dari garis amber ke titik aplikasi. Garis
ini mengukur kedalaman M3 sepanjang mandibula (aturannya, jika garis merah
5mm/lebih panjangnya)
Saat ekstraksi harus dipertimbangkan kesulitannya ( untuk gigi yang akan dicabut), jenis
anastesinya apakah akan dalam general anastesi,local, atau sedasi.
Menggunakan akar M2 sebagai acuan
Metode ini bisa disimpulkan sebagai berikut :
- Akar M2 terbagi secara horizontal menjadi 3
- Garis horizontal tergambar dari titik aplikasi sebagai pengungkit ke M2
- Jika titik aplikasi melintang berlawanan dengan koronal, tengah / 1/3 apikal,
disimpulkan dengan kasus yang mudah, sedang, sulit, perlu dipertimbangkan kembali
Kemiringan bukal lingual
- Kemiringan bukal-mahkota M3 inklinasi kearah pipi
- Kemiringan lingual mahkota M3 inklinasi kearah lidah
Posisi gigi pada bidang horizontal tidak bisa dilihat secara akurat dari gambaran radiografi
periapikal
Penampakan dan penilaian meliputi :
- Kemiringan oklusal rahang bawah
- 90 derajad rahang bawah di tengah dan samping
Penilaian M2 bawah
- M2 bawah dinilai untuk menentukan prognosis gigi, untuk menentukan apakah M2
harus diekstraksi demi menunjang ekstraksi M3. Pemeriksaan meliputi :
1. Mahkota
2. Akar
116
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Mahkota :
- Kondisi dan keadaan restorasi
- Ada atau tidaknya karies
- Ada atau tidaknya resopsi
Akar :
- Banyaknya
- Bentuk dan konusnya
- Status periodontal
- Kondisi jaringan apical
Penilaian tulang sekitar
Pemeriksaannya meliputi :
- Posisi antero-posterior ramus, untuk melihat akses ke gigi dan tulang
- Tekstur dan kekerasan tulang
- Bukti dari infeksi perikoronal sebelumnya
Poin2 diatas berhubungan dengan M3,M2 dan keadaan jaringan sekitar yang dilihat secara
bersamaan sebagai kesimpulan keseluruhan kesulitan ekstraksi
Contoh M3 bawah, tergambar pada gambaran radiografik sebagai berikut
117
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Gambar 10.22 : posisi akar molar tiga yang tdk terlihat dari arah vertikal dalam lengkung
rahang
118
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
REFERENSI
119