Anda di halaman 1dari 15

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Radiografi Periapikal


Nama periapical berasal dari bahasa latin “peri”, yang berarti “sekeliling”,
dan “apical” yang berarti ujung. Radiogafi periapikal dapat menunjukkan secara
keseluruhan dari permukaan oklusal atau incisal edge menuju apeks dan 2-3 mm dari
tulang periapikal, tujuannya untuk mendiagnosa kondisi normal atau patologi dari
mahkota gigi, akar, tulang, serta erupsi gigi.9 Pemeriksaan radiografi periapikal
merupakan teknik pemeriksaan radiografi yang paling rutin dikerjakan di Kedokteran
Gigi.

Gambar 1. Hasil radiografi periapikal 10

Indikasi radiografi periapikal, antara lain yaitu:11


1. Mengevaluasi kondisi jaringan periapikal dan periodontal
2. Sebelum, selama dan setelah perawatan endodontik
3. Penilaian terhadap gigi dan jaringan setelah terjadi trauma
4. Evaluasi patologi apikal dalam tulang alveolar
5. Untuk memperjelas ada atau tidaknya gigi yang tidak erupsi.11
5

Pemerikasaan radiografi periapikal secara umum ada dua teknik, yaitu teknik
kesejajaran (paralleling technique) dan teknik bidang bagi (bisecting/angle
technique).12,13

2.1.1 Periapikal dengan teknikParalel


Keuntungan teknik paralel :
Pada radiografi dengan menggunakan teknik paralel, kemungkinan adanya
distorsi yang di dapat pada rontgenfoto sangat kecil dan juga gambar yang dihasilkan
sangat representatif dengan gigi yang asli. Keuntungan lain dari teknik paralel ini,
selain mudah dipelajari juga mudah digunakan.9 Jika teknik paralel ini dilakukan
dengan benar, maka akan membentuk gambar di film dengan akurasi linear dan
dimensional untuk mendukung diagnosa yang lebih valid.9
Kerugian teknik paralel :
Kerugian dari teknik paralel adalah sulit meletakkan film holder, terutama
pada anak-anak dan pasien yang mempunyai mulut kecil. Selain itu, film holder
mudah mengenai jaringan sekitarnya.9,12

2.1.2 Periapikal dengan teknik Bisekting


Keuntungan teknik bisekting :
Pada teknik bisekting, keuntungan yang di dapat yaitu teknik ini tidak
menggunakan film holder.12 Sehingga lebih nyaman pada pasien.
Kerugian teknik bisekting:
Kerugian dari teknik ini adalah distorsi lebih mudah terjadi dan juga sering
terdapat masalah angulasi (banyak angulasi yang harus diperhatikan).12

2.1.3 Prinsip Radiografi Periapikal


Prinsip pada teknik Paralel :12
a. Film diletakkan paralel dengan aksis panjang gigi
b. Sentral x-ray tegak lurus terhadap film dan aksis panjang gigi
6

c. Film holder harus dipakai menjaga agar film tetap dengan aksis panjang
gigi.12,13.
Teknik Paralel :
Pertama, film diletakkan pada bagian palatinal atau lingual gigi yang akan
difoto. Film kemudian diletakkan sejajar dengan long axis gigi dengan memakai film
holder. Selanjutnya sinar sentral diarahkan tegak lurus terhadap aksis gigi dalam film.
Teknik ini akan menghasilkan gambar yang lebih baik dari pada teknik bisecting
angle.12
Prinsip pada teknik bisekting :
a. Prinsip geometri dipakai pada teknik ini
b. Film harus diletakkan sepanjang permukaan lingual atau palatal dari gigi
c. Film kontak dengan gigi, diman bidang film dan aksis panjang gigi
membentuk sudut
d. Adanya imaginary bisector
e. Central x-ray tegak lurus terhadap garis bisektris sehingga menghasilkan
dua segitiga yang sama
f. Film holder digunakan untuk menstabilkan film selama penyinaran.
Teknik Biseksi :
Film diletakkan pada lingual atau palatinal gigi yang akan difoto. Kemudian
salah satu ujung film menyentuh bagian insisal dari gigi dan membentuk sudut
dengan long axis gigi. X-ray tube atau sinar sentral tegak lurus dengan garis (khayal)
yang membagi 2 sudut yang dibentuk antara long axis gigi dengan film hasilnya
tampak gigi-gigi rahang atas maupun rahang bawah empat gigi untuk gigi anterior
dan tiga gigi untuk gigi posterior.
7

Gambar 2. Teknik bisecting angle14

2.2 Gigi Insisivus Sentralis Mandibula


Gigi insisivus sentralis permanen mandibula merupakan gigi terkecil dalam
lengkung rahang. Mahkotanya sedikit lebih besar dari setengah diameter mesiodistal
gigi insisivus sentralis maksila, diameter labiolingualnya sekitar 1 mm lebih kecil.
Ukuran mesiodistal radiks sempit sehingga radiks dan crown terlihat lebar dalam arah
labiolingual. Pada gigi insisivus lateralis mandibula merupakan gigi mandibula kedua
dari median line, baik disebelah kanan maupun sebelah kiri.15
Mahkota berinklinasi lebih ke lingual daripada insisivus atas dan dari sisi
insisal, tepi insisal dapat terlihat terletak pada sisi lingual sumbu sentral gigi, dan bila
kita menarik garis yang membagi dua labio-lingual gigi, maka garis ini akan tegak
lurus terhadapnya. Permukaan lingual gigi relatif halus dan tanpa ciri khas dengan
‘marginal ridge’ dan singulum yang kurang berkembang. Daerah sepertiga tengah dan
insisal memperlihatkan konkavitas dangkal, dan kearah sepertiga servikal, permukaan
lingual cembung karena adanya cingulum yang kecil. Permukaan labial cenderung
cembung, terutama sepertiga servikal, dan melurus ke arah sepertiga insisal.16
Gigi ini mempunyai akar tunggal dengan dimensi yang kurang lebih sama,
labiolingual dan longitudinal seperti insisivus pertama atas, tetapi ia lebih tipis mesio-
distal dengan akar tumpul. Karena mahkota simetris, maka sukarmembedakan
insisivus pertama kiri dengan yang kanan, tetapi gigi dapat memberikan 3
tandapenting: permukaan distal dan mesial mempunyai alur di seluruh panjangnya,
tetapi lebih jelas pada permukaan distal,akar cenderung bengok ke distal, dan
‘cervical margin’ meluas lebih jauh ke insisal pada sisi mesial.16
8

2.2.1Ciri Insisivus Sentralis Mandibula


Ciri – ciri gigi insisivus sentralis mandibula :
1. Akar tunggal, mendatar mesio-distal dan cenderung bengkok ke distal
2. Tepi insisal tegak lurus terhadap garis yang membagi dua mahkota labio-
lingual
3. Panjang akar 12 mm
4. Alur longitudinal distal akar lebih jelas daripada mesial
5. Gigi terkecil pada gigi-geligi tetap.16
Gigi ini mirip dengan gigi insisivus sentralis mandibula, ukurannya sedikit
lebih besar, dan fungsi kedua gigi ini saling berhubungan. Pada anak usia 6 tahun,
erupsi gigi insisivus mandibula penting untuk diperhatikan karena akan membantu
pembentukan profil wajah bagian bawah.11
Pada tahap erupsi gigi ini dapat terjadi gangguan erupsi gigi, misalnya
terlambat atau cepatnya gigi permanen erupsi berdasarkan umur tiap anak. Melalui
pemeriksaan radiografi dapat diketahui pertumbuhan pada gigi geligi baik di rahang
atas maupun rahang bawah.

2.2.2 Pertumbuhan Akar Gigi Insisivus Sentralis Mandibula


Selama odontogenesis, pembentukan mahkota biasanya diikuti dengan tanda
inisiasi perkembangan akar. Oleh karena itu, malformasi seperti penangkapan
sebagian atau lengkap dari pembentukan akar, terjadi ketika pembentukan mahkota
telah lengkap dan pembentukan akar dimulai. Terjadinya perkembangan akar setelah
enamel dan dentin mencapai cementoenamel junction. Perkembangan ini dipandu
oleh organ enamel yang membentuk Hertwig’s ephitelial root sheat (HERS), struktur
pengembangan bentuk akar. Kerusakan selama pengembangan akan menyebabkan
gangguan atau penghentian pembentukan ke depan. Pembentukan akar ditentukan
oleh aktivitas HERS dan pertumbuhan akar tergantung proliferasi terus-menerus dari
epitel.17 Usia pembentukan mahkota gigi insisivus sentralis mandibula berada di
kisaran 4,4-6,7 tahun. 18
9

Gambar 3. Gigi insisivus sentralis mandibula permanen kanan dilihat dari


beberapa aspek15

2.3 Tahap Pertumbuhan Gigi

Gambar 4. Pembentukan gigi19


10

Tahap Pembentukan gigi, yaitu19 :


a. Baik gigi dengan akar tunggal maupun akar ganda, tahap kalsifikasi gigi
dimulai dari begian tertinggi dari crypt (benih gigi) bentuk konus (inverted)
dan belum menyatu
b. Ujung cusp yang mengalami kalsifikasi mengalami penyatuan, yang
menunjukkan pola permukaan oklusal gigi
c. 1. Pembentukan enamel gigi selesai pada permukaan oklusal tampak
perluasan dan pertemuan tepi servikal gigi
2. Dimulainya deposit dentinal gigi
3.Pola kamar pulpa tampak berbentuk garis lengkung pada batas oklusal gigi
d. 1. Pembentukan mahkota selesai dan terjadi perluasan kecementoenamel
junction
2. Tepi atas kamar pulpa pada gigi yang berakar tunggal menunjukkan bentuk
garis lengkung yang jelas dan berbenuk konkav pada area servikal dan
proyeksi tanduk pulpa memperihatkan gambaran seperti payung, serta kamar
pulpa terbentuk trapesium pada gigi molar
3. Dimulainya pembentukan akar gigiyang berbentuk spicule a.
e. Gigi berakar tunggal
1. Dinding kamar pulpa tampak berupa garis lurus, yang
kontinuitasnyaterputus akibat adanya tanduk pulpa, yang lebih besar dari pada
tahap sebelumnya
2. Panjang akar gigi kurang dari mahkota tinggi mahkota gigi
Gigi Molar
1. Inisiasi pembentukan bifurkasi akar dengan ujung yang berbentuk semi-
lunar
2. Panjang akar gigi masih kuran dari tinggi mahkota gigi
f. Gigi berakar tunggal
1. Dinding kamar pulpa tampak menyerupai segitiga sama kaki dan ujung
akar seperti funnel shape.
2. Panjang akar gigi sama dengan atau lebih panjang dari tinggi mahkota gigi
11

Gigi molar
1. Kalsifikasi pada bifurkasi mengalami perluasan sehingga bentuk akar
lebih nyata dimana ujung akar tampak seperti corong
2. Panjang akar gigi sama atau lebih panjang dari tinggi mahkota gigi
g. Dinding saluran akar gigi tampak sejajar tetapi ujung apikal gigi masih
sebagian terbuka (akar distal pada gigi molar)
h. 1. Apikalgigi sudah tertutup
2. Membranperiodontalmemiliki ketebalan yang sama disekeliling akar
danapeks

2.4 Erupsi Gigi Geligi


Erupsi merupakan suatu proses yang berkesinambungan dimulai dari awal
pembentukan melalui beberapa tahap sampai gigi muncul ke rongga mulut.13Setiap
orang mempunyai dua tahap pertumbuhan gigi, yaitu kelompok gigi primer dan
kelompok gigi permanen. Pada usia 13 tahun, anak-anak telah mempunyai 4 gigi
insisivus sentralis, 4 gigi insisivus lateralis, 8 gigi premolar, 4 gigi kaninus, dan 8 gigi
molar. Gigi permanen yang terakhir erupsi yaitu molar ketiga, yang mulai erupsi pada
usia 17 tahun.20
Pada umumnya, erupsi normal gigi permanen dalam rongga mulut terjadi
selama rentang waktu usia kronologis yang berbagai macam dan dapat dipengaruhi
oleh sejumlah faktor.5Berdasarkan penelitian terdahulu terdapat perbedaan waktu
erupsi antara satu populasi dengan populasi yang lain.16 Beberapa faktor yang
mempengaruhi erupsi gigi yaitu :20
a. Genetik
Beberapa penulis menyatakan bahwa faktor herediter lebih berpengaruh
dalam perkembangan gigi serta erupsi gigi. Dalam penelitian longitudinal dan
crossectional dilaporkan terdapat perbedaan waktu antar tumbuhnya gigi pada ras
yang berbeda. Gigi permanen lebih dulu tumbuh pada ras anak-anak Afrika dan
Afrika-Amerika dari pada ras anak-anak Asia dan Kaukasia.
12

Terdapat kelainan genetik tertentu yang dapat mempengaruhi erupsi gigi.


Kelainan genetik tersebut dapat dibagi menjadi kelainan pada pembentukan email dan
atau pada pembentukan folikel (misalnya, amelogenesis imperfecta, Hurler’s
Syndrom, mucopolysacharidosis VI) dan kelainan pada aktivitas osteoclastic
(misalnya, Cleidocranial dysplasia, osteoporosis).
b. Jenis Kelamin
Terdapat persamaan pendapat dalam beberapa penelitian pada pertumbuhan
gigi bahwa pertumbuhan gigi pada wanita lebih cepat dibandingkan dengan laki-laki.
Terdapat perbedaan yang signifikan pada insisivus lateral dan caninus rahang atas,
serta caninus rahang bawah. Perbedaan waktu erupsi gigi rata-rata 4-6 bulan.
Perbedaan erupsi paling sering pada kaninus permanen. Lebih cepatnya erupsi gigi
permanen pada wanita disebabkan karena adanya pematangan yang lebih awal.
c. Nutrisi
Meskipun data pengaruh gizi terhadap pertumbuhan gigi permanen kurang,
tetapi terdapat bukti bahwa kekurangan gizi kronis pada anak-anak dalam waktu yang
lama dapat menyebabkan erupsi yang tertunda. Meskipun pada satu penelitian
melaporkan bahwa gigi molar dan insisivus permanen lebih cepat erupsi pada
kelompok anak usia 6 tahun yang mengalami kekuangan protein malnutrisi pada usia
dini. Tetapi kurangnya sampeldan tidak adanyalaporan status gizi pada pemeriksaan.
Peran protein dalam menunjang pertumbuhan tubuh dan berbagai jaringan termasuk
pertumbuhan jaringan tulang seperti mandibula sangat penting. Kekurangan protein
atau yang biasa disebut defisiensi protein juga dapat mempengaruhi dimensi panjang
mandibula.
d. Faktor Sosial-Ekonomi
Dalam sejumlah penelitian telah ditemukan bahwa anak-anak dari latar
belakang sosial-ekonomi yang lebih menunjukkan pertumbuhan gigi yang lebih awal
daripada anak-anak dari latar belakang sosial-ekonomi yang rendah. Diperkirakan
bahwa anak-anak dari sosial-ekonomi yang lebih tinggi mendapatkan perawatan
kesehatan yang lebih baik, gizi dan faktor yang mempengaruhi perkembangan awal
gigi.
13

e. Tinggi Badan dan Berat Badan


Sebuah hubungan positif antara tinggi badan dan berat badan terhadap
pertumbuhan gigi telah diteliti sebelumnya. Anak-anak yang lebih tinggi dan lebih
berat pertumbuhan giginya lebih cepat. Penelitian tentang obesitas anak-anak dan
pertumbuhan gigi juga menunjukkan sebuah hubungan. Anak-anak yang mengalami
obesitas lebih cenderung cepat pertumbuhan giginya, rata-rata pertumbuhan giginya
lebih cepat 1.2-1.5 tahun sebelumnya dibandingkan dengan anak-anak dengan berat
badan yang normal.
f. Hormon
Gangguan kelenjar endokrin biasanya memiliki efek yang mendalam pada
tubuh, termasuk gigi. Pertumbuhan gigi yang cepat telah diteliti dan berkaitan dengan
sekresi androgen adrenal yang meningkat, sedangkan efek dari kelebihan
pertumbuhan hormon pada pertumbuhan gigi kurang djelaskan.5,21
Setiap gigi mengalami tahap perkembangan selama siklus kehidupan yaitu
:15,21
1. Tahap inisiasi (bud stage)
Pembentukan awal benih gigi yang dihasilkan dari jaringan mulut. Sering
dikenal sebagai bud stage. Pada waktu embrio berusia 6 minggu, epitel rongga mulut
tersusun oleh lamina superficialis dengan sel-sel pipih, lamina basalis dengan sel-sel
lebih tinggi yang berasal dari lapisan ektodermal, dan membrana basalis. Lamina
basalis ini yang mengalami proliferasi lebih cepat dan membentuk tonjolan pada
lengkung rahang meluas pada maksila dan mandibula yang menjadi kuntum gigi.
2. Tahap proliferasi (cap stage)
Pembiakan dari sel-sel dan perluasan organ enamel akan membentuk enamel
gigi (cap stage)
3. Tahap histodifferensiasi (bell stage)
Spesialisasi sel-sel yang mengalami perubahan histologis dimana jumlah sel
meningkat, lapisan membentuk sebuah bel dan berdifferensiasi ke dalam jaringan
khusus ameloblast yang akan membentuk enamel dan odontoblast yang akan
membentuk dentin.
14

Gambar 5. Tahap pra erupsi22

4. Tahap morfodifferensiasi
Sel-sel pembentuk sepanjang penghubung dentin dan enamel akan memberi
bentuk serta ukuran crown dan radiks. Tahap ini ialah pergerakan gigi ke arah rongga
mulut dimulai ketika gigi masih dalam tulang rahang. Sepanjang bulan ke-5
perkembangan janin, jaringan keras gigi mulai dibentuk. Dentin dibentuk lebih
dahulu, diikuti segera oleh enamel.
5. Tahap aposisi
Pengendapan dari matriks enamel dan dentin dalam lapisan tambahan.
6. Tahap kalsifikasi
Pengerasan dari matriks oleh pengendapan garam-garam kalsium anorganik.
Dimulai selama pengendapan matriks oleh endapan nidus kecil dan selanjutnya nidus-
nidus garam kalsium anorganik bertambah besar.
7.Tahap erupsi
Tahap ini ialah pergerakan gigi ke arah rongga mulut dimulai ketika gigi
masih dalam tulang rahang.
15

Gambar 6. Erupsi gigi periode gigi bercampur23


16

Tabel 1. Pertumbuhan Gigi Geligi1


Pembentukan sempurna Pembentukan sempurna
Gigi Erupsi
enamel akar
Gigi Desidui
Maxila
Insisivus Sentralis 1 1/2bulan 7 1/2 bulan 1 1/2 tahun
Insisivus lateralis 2 1/2 bulan 9 bulan 2tahun
Caninus 9bulan 18 bulan 3 1/4 tahun
Molar pertama 6 bulan 14 bulan 2 1/2 tahun
Molar kedua 11 bulan 24 bulan 3 tahun
Mandibular
Insisivus Sentralis 2 1/2 bulan 6 bulan 1 1/2 tahun
Insisivus Lateralis 3 bulan 7 bulan 1 1/2 tahun
Caninus 9 bulan 16 bulan 3 1/4 tahun
Molar Pertama 5 1/2 bulan 12 bulan 2 1/4 tahun
Molar Kedua 10 bulan 20 bulan 3 tahun
Gigi Permanen
Maxila
Insisivus Sentralis 4-5 tahun 7-8 tahun 10 tahun
Insisivus Lateralis 4-5 tahun 8-9 tahun 11 tahun
Caninus 6-7 tahun 11-12 tahun 13-15 tahun
Premolar Pertama 5-6 tahun 10-11 tahun 12-13 tahun
Premolar Kedua 6-7 tahun 10-12 tahun 12-14 tahun
1
Molar Pertama 2 /2-3 tahun 6-7 tahun 9-10 tahun
Molar Kedua 7-8 tahun 12-13 tahun 14-16 tahun
Molar Ketiga 12-16 tahun 17-21 tahun 18-25 tahun
Mandibular
Insisivus Sentralis 4-5 tahun 6-7 tahun 9 tahun
Insisivus Lateralis 4-5 tahun 7-8 tahun 10 tahun
Caninus 6-7 tahun 9-10 tahun 12-14 tahun
Premolar Pertama 5-6 tahun 10-12 tahun 12-13 tahun
Premolar Kedua 6-7 tahun 11-12 tahun 13-14 tahun
1
Molar Pertama 2 /2-3 tahun 6-7 tahun 9-10 tahun
Molar Kedua 7-8 tahun 11-13 tahun 14-15 tahun
Molar Ketiga 12-16 tahun 17-21 tahun 18-25 tahun
17

2.5 Kerangka Teori

Gigi Insisivus Sentralis


Mandibula

Ciri Insisivus Sentralis


Mandibula

Radiografi Periapikal

Pertumbuhan Akar Insisivus


Sentralis Mandibula
Teknik Paralel Teknik Bisekting

Erupsi Gigi Geligi


18

2.6 Kerangka Konsep

Pembentukan akar gigi


insisivus sentralis mandibula
permanen

Kelompok usia :

-Kelompok usia 7 tahun

- Kelompok usia 8 tahun

- Kelompok usia 9 tahun

Laki-laki Perempuan

Pemeriksaan Radiografi
Periapikal

Interpretasi hasil dari radiografi

Erupsi Kondisi foramen apikal

Anda mungkin juga menyukai