Teknik Radiografi
a. Foreshortening
Menunjukkan bahwa sinar pusat dari sinar x-ray (x-ray beam) adalah tegak lurus terhadap
reseptor gambar, tetapi obyek tidak paralel dengan reseptor gambar. Gambar yang dihasilkan
terdistorsi karena jarak yang tidak sama pada bagian-bagian obyek yang berbeda dari reseptor
gambar setelahnya. Menyebabkan gambar radiografik menjadi lebih pendek dari obyek asli.
Gambar hasil radiografi yang mengalami foreshortening tampak gigi yang terlihat
lebih pendek dari aslinya
b. Elongasi
Ketika sinar x-ray terorientasi pada sudut yang tepat dari obyek tetapi tidak pada reseptor
gambar; hal tersebut akan menghasilkan elongasi, dengan hasil obyek akan tampak lebih
panjang pada reseptor gambar daripada panjang sesungguhnya.
Gambar hasil radiografi yang mengalami foreshortening tampak gigi yang terlihat lebih
panjang dari aslinya
Sinar-x harus ditujukan langsung antara permukaan gigi yang ditargetkan agar dapat melihat
permukaan interproksimalnya sehingga dapat mengevaluasi karies dan kelainan lainnya pada
gigi. Bila sudut angulasi horizontal salah maka akan menyebabkan gambar radiografi
bergeser ke kanan atau ke kiri sehingga permukaan interproksimal menjadi tumpang tindih.
Apabila larutan pengembang kontak dengan film sebelum pemrosesan dilakukan, sehingga
larutan akan segera bereaksi pada area film yang terkena maka akan terjadi developer spot.
Apabila larutan fixer berkontak dengan film sebelum pemrosesan film dilakukan akan
terbentuk gambaran berupa bercak teran yang disebut fixer spot.
Gambar . Fixer spot hasil kontak antara larutan fixer dengan film sebelum proses radiografi.
2.3 Yellow Brown Stain
Yellow- brown stain terjadi apabila film tidak terbasahi oleh larutan pengembang secara
maksimal selama dilakukannya proses radiografi. Apabila terjadi yellow brown stain, pada
hasil radiografi akan terdapat bercak-bercak kuning kecoklatan seperti noda.