Anda di halaman 1dari 4

Kista nasopalatinus

GAMBARAN RADIOGRAFI

Lokasi
Kista duktus nasopalatinus banyak ditemukan di foramen atau kanal nasopalatinus pada
anterior maksila. Kista terletak apikal pada akar gigi insisivus rahang atas dan jarang menyebabkan
resorpsi akar. Namun, apabila kista ini memanjang ke arah posterior dan melibatkan palatum keras,
sering disebut sebagai kista median palatal. Jika memanjang ke arah anterior antara gigi insisivus
sentral dan meyebabkan gigi menyimpang, sering disebut sebagai kista median anterior maksilaris.
Posisi kista ini tidak selalu simetris.2,4

Gambar 3. Skema menunjukkan dua lokasi kista duktus nasopalatinus yang paling sering.1

Batas dan Bentuk


Kista ini berbatas jelas dan terkortikasi serta berbentuk bulat atau oval. Bayangan tulang
hidung sering mengalami superimposisi dengan kista sehingga menghasilkan gambaran bentuk seperti
hati.4
Ukuran
Kista duktus nasopalatinus memiliki ukuran bervariasi, dengan diameter rata-rata 1,5 cm.
Ukuran rata-rata radiografi lesi cenderung bervariasi menurut jenis kelamin pasien. Hasil penelitian
menunjukkan diameter kista 12 mm pada wanita dan 16 mm pada laki-laki. Diameter foramen insisivus
diperkirakan tidak melebihi 6 mm, membuat deteksi kista duktus nasoplatinus yang kecil menjadi
sulit.1,2

Struktur Internal
Kista duktus nasopalatinus biasanya radiolusen. Beberapa kista yang langka mungkin
memiliki kalsifikasi distropik internal, yang muncul tidak jelas, tanpa bentuk dan radioopasitas yang
menyebar.4

Efek pada struktur sekelilingnya


Kista paling sering menyebabkan akar pada gigi insisivus sentral bercabang, dan kadang
telihat adanya resorpsi akar. Dilihat dari perspektif lateral, kista dapat memanjang ke korteks labial
maupun korteks palatal. Dasar nasal fossa dapat berpindah ke arah atas.4

Gambar 4.1
Radiografi panoramik menunjukkan radiolusen berbatas jelas dikelilingi garis radiopak,
berbentuk hati pada garis tengah rahang atas antara gigi 11 dan 21.

Pada gambaran radiografi, kista akan terletak ditengah dan biasanya unilateral. Pada beberapa
kasus, kista duktus nasopalatinus akan terlihat bilateral dan merupakan kasus yang langka dan sangat
jarang terjadi.
Gambar 5.3
Pasien berusia 35 tahun memiliki keluhan utama bengkak dan elevasi daerah nasolabial
kanan dan kiri sejak 1 bulan yang lalu. Pada palpasi, ditemukan massa yang lembut,
berfluktuasi dan memanjang dari daerah bukal anterior ke dasar hidung. Pemeriksaan
radiografi (orthopan-tomograph dan CT scan) menunjukkan dua daerah radiolusen berbeda
yang terpisah di daerah periapikal dari gigi insisivus atas. Lamina dura terlihat utuh dan tidak
terjadi resorpsi akar meskipun apeks gigi anterior rahang atas tampak berada dalam kista.

Pemeriksaan radiologis sangat penting untuk mendiagnosis kista duktus nasopalatinus dan
selain radiografi panoramik, teknik radiografi pelengkap lainnya juga disarankan, seperti radiografi
periapikal dan oklusal serta computed tomography. Teknik computed tomography menghasilkan detail
dari struktur (biasanya utuh) yang berdekatan dengan lesi serta radiotranslusen pada garis tengah,
dengan margin sklerotik yang didefinisikan dengan baik, dan menampilkan lokasi yang tepat dari lesi.
Selain itu, teknik ini juga memfasilitasi perencanaan pendekatan bedah. 1,5

Gambar 6.1
Radiografi periapikal menunjukkan kista dengan batas jelas, radiolusen berbentuk hati,
tanpa mempengaruhi akar dan dua gigi insisivus sentral permanen atas.

Gambar 7.1
Radiografi oklusal menunjukkan kista dengan batas jelas, radiolusen berbentuk bulat pada
garis tengah rahang atas dan menyebabkan resorpsi akar gigi 11 dan 21.
Daftar pustaka

1. Jaume EF, Nieves AM, Leonardo BA, Cosme GE. Nasopalatine duct cyst: report of 22 cases
and review of the literature. Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2008 Jul 1;13(7):438-443.

2. 1- Meyer AW. A unique paranasal sinus directly above the superior incisors.
Journal of Anatomy 1914;48:118-129.

Anda mungkin juga menyukai