Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR PUSTAKA

http://radiologyedu.blogspot.com/2014/01/dasar-pesawat-panoramik.html?m=1
http://blogbabeh.blogspot.com/2012_07_01_archive.html?m=1

Rakosi T. An atlas and manual of cephalometric radiography. Great Britain: Wolfe medical
Publ.Ltd.; 1982.p. 166-8
Modifikasi Teknik Radiografi Kedokteran Gigi untuk Tujuan Pemeriksaan Khusus
(Radiographic Technique Modification In Dentistry For Specific Purpose) oleh Achamd
Alhami, Evy Savitr Bagian Radiologi Kedonteran Gigi Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Indonesia Jakarta, Indonesia.

Intraoral film (film diletakkan di dalam mulut)

film yang biasanya digunakan dalam radiografi dental intra oral ada 4 yaitu:

a. Nomor 1 atau standar film

Film ini digunakan untuk pemeriksaan rutin intraoral roentgenografik. Lebarnya cukup untuk
memperlihatkan 3 (tiga) gigi. Hasil yang didapat dengan film ini adalah seksama (accurate),
sebab dapat diadaptasikan lagsung pada regio yang akan disinari dan sinar-x dapat diarahkan
secara benar pada regio yang sama. Dengan film ini dapat diperoleh detail yang baik, kontras dan
proyeksi yang benar dari panjangnya akar. Film dapat single atau double di dalam bungkus film.

b. Nomor 2 atau film anak-anak

Ini lebih kecil daripada standard film dan biasanya dibuat 2 (dua) tipe: radiatized atau medium
dan ultra-speed. Kebanyakan digunakan untuk anak-anak dan untuk dewasa yang mudah
muntah, dan pada kasus-kasus lain bilamana standard film terlalu besar. Film ini digunakan
seperti standard intraoral film.
c. Bite-wing film

Ada tiga ukuran yaitu nomor 1 atau kecil, untuk gigi-gigi anterior, nomor 2 untuk gigi-gigi
premolaris atau molaris, nomor 3 untuk gigi-gigi premolaris dan molaris. Film ini mempunyai
suatu cuping pada sumbunya pada mana gigi-gigi atas dan bawah mengatup. Standard film atau
film anak-anak dapat dibuat bite-wing film dengan melekatkan label penunjuk pada sumbu film.
Pegangan kertas khusus juga tersedia dengan suatu lubang ke dalam mana regular film dapat
dimasukkan. Karena sebagian film terletak pada gigi-gigi atas dan sebagian gigi-gigi bawah,
suatu pandangan (gambaran) dari mahkota-mahkota gigi atas dan bawah terlihat pada satu film.
Apices gigi-gigi tidak terlihat.

Bite-wing film digunakan untuk:

Melihat proximal caries

Melihat perluasan penetrasi caries ke arah pulpa

Pemeriksaan ruang pulpa

Pemeriksaan pada tepi-tepi gusi dari tumpatan-tumpatan approximal

Pemeriksaan perubahan awal periodontal dari puncak alveolaris

Penentuan hubungan dari benih-benih gigi permanent terhadap gigi-gigi decidui

Bite-wing film khususnya berguna di dalam suatu check-up yang periodik dari gigi-gigi untuk
melihat caries-caries baru dan perubahan awal periodontal.

d. Occlusal film

Ini dibuat hanya dalam ultra-speed. Film mempunyai selubung emulsi pada kedua sisi, dengan
suatu embossed dot di salah satu sudut film. Sisi cekung dari dot ini menunjukkan sisi
pembacaan. Semua occlusal film mempunyai dua film di dalam bungkus. Bil afilm digunakan
dengan intraoral intensifying screen, timah leter “R” dan “L” ditempatkan salah satu sudut sisi
penyinaran dari cassette dengan adhesive plaster untuk menunjukkan sisi kanan dan sisi kiri dari
regio yang disinari.
Occlusal film dapat digunakan untuk dua maksud yang berbeda:

Suatu topographic view atau bird’s eye view, digunakan untuk:

Mendapatkan gambaran yang luas dengan panjang akar dari beberapa gigi-gigi

Gambaran area luas yang terlibat pathologis

Mengetahui lokasi dan perluasan fracture

Mengetahui impaksi atau gigi-gigi supernumerary

Pemeriksaan yang luas dari maxilla dan mandibula

Suatu cross-sectional view, digunakan untuk:

Menentukan lokasi sisa-sisa akar atau impaksi, gigi-gigi supernumerary dan gigi-gigi tidak
erupsi

Menentukan lokasi benda-benda asing

Menentukan lokasi batu-batu di dalam ductus glandula (saluran kelenjar) mandibula

Menentukan hubungan buccolingual dari kondisi-kondisi pathologis

Menentukan hubungan yang benar dari fracture maxilla dan mandibula

Untuk suatu cross-sectional view dari rahang atas harus digunakan intraoral cassette dengan
intensifying screen dan ultra-speed occlusal film.
PEMROSESAN FILM

Pengolahan rontgen foto gigi merupakan rangkaian proses yang sangat


penting yang dikerjakan dalam kamar gelap.

Kamar gelap harus memenuhi syarat-syarat tertentu, antara lain:

1) Ukuran harus memadai dan proporsional dengan kapasitas dan beban


kerja.

2) Terlindung dari radiasi, sinar matahari, dan bahan- bahan kimia lain selain
larutan untuk pengolahan foto.

3) Sirkulasi dan suhu udara yang baik sekitar 16-20˚C.

4) Air yang bersih.

5) Dinding dan lantai yang tahan keropos.

6) Kelengkapan alat-alat kamar gelap yang memadai.

7) Lampu kamar gelap (safe light) yang aman dan tidak bocor.

Kamar gelap terdiri atas :


– Daerah basah meliputi bak yang terisi air yang mengalir, tanki
pembangkit (developer) dan tanki penetap (fixer)

– Daerah kering yang meliputi lemari untuk menyimpan film sinar X, kaset-
kaset, penggantung film (hanger) dan lain-lain.

Tahapan pengolahan film secara konvensional terdiri dari pembangkitan


(developing), pembilasan (rinsing), penetapan (fixing), pencucian (washing),
dan pengeringan (drying).

1. Developing (Pembangkitan)

Pembangkitan merupakan langkah pertama dalam memproses film. Suatu


larutan kimia yang dikenal sebagai larutan pengembang atau developer
digunakan dalam proses pembangkitan. Tujuan dari developer atau
pengembang adalah mengurangi paparan, energi Kristal perak halida kimia
ke perak hitam metalik. Larutan pengembang ini melembutkan emulsi film
selama proses ini

1. Sifat dasar

Pembangkitan merupakan tahap pertama dalam pengolahan film. Pada tahap


ini perubahan terjadi sebagai hasil dari penyinaran. Dan yang disebut
pembangkitan adalah perubahan butir-butir perak halida di dalam emulsi yang
telah mendapat penyinaran menjadi perak metalik atau perubahan dari
bayangan laten menjadi bayangan tampak. Sementara butiran perak halida
yang tidak mendapat penyinaran tidak akan terjadi perubahan.

Perubahan menjadi perak metalik ini berperan dalam penghitaman bagian-


bagian yang terkena cahaya sinar-X sesuai dengan intensitas cahaya yang
diterima oleh film.Sedangkan yang tidak mendapat penyinaran akan tetap
bening. Dari perubahan butiran perak halida inilah akan terbentuk bayangan
laten pada film.

1. Bayangan laten (latent image)

Emulsi film radiografi terdiri dari ion perak positif dan ion bromida negative
(AgBr) yang tersusun bersama di dalam kisi kristal (cristal lattice). Ketika film
mendapatkan eksposi sinar-X maka cahaya akan berinteraksi dengan ion
bromide yang menyebabkan terlepasnya ikatan elektron. Elektron ini akan
bergerak dengan cepat kemudian akan tersimpan di daiam bintik kepekaan
(sensitivity speck) sehingga bermuatan negatif.

Kemudian bintik kepekaan ini akan menarik ion perak positif yang bergerak
bebas untuk masuk ke dalamnya lalu menetralkan ion perak positif menjadi
perak berwarna hitam atau perak metalik. Maka terjadilah bayangan laten
yang gambarannya bersifat tidak tampak.

1. Larutan developer terdiri dari:

1) Bahan pelarut (solvent)

Bahan yang dipergunakan sebagai pelarut adalah air bersih yang tidak
mengandung mineral.

2) Bahan pembangkit (developing agent).

Bahan pembangkit adalah bahan yang dapat mengubah perak halida menjadi
perak metalik. Di dalam lembaran film, bahan pembangkit ini akan bereaksi
dengan memberikan elektron kepada kristal perak bromida untuk menetralisir
ion perak sehingga kristal perak halida yang tadinya telah terkena penyinaran
menjadi perak metalik berwarna hitam, tanpa mempengaruhi kristal yang tidak
terkena penyinaran. Bahan yang biasa digunakan adalah jenis benzena
(C6H6).

3) Bahan pemercepat (accelerator).

Bahan developer membutuhkan media alkali (basa) supaya emulsi pada film
mudah membengkak dan mudah diterobos oleh bahan pembangkit (mudah
diaktifkan). Bahan yang mengandung alkali ini disebut bahan pemercepat
yang biasanya terdapat pada bahan seperti potasium karbonat (Na2CO3 /
K2CO3) atau potasium hidroksida (NaOH / KOH) yang mempunyai sifat dapat
larut dalam air.

4) Bahan penahan (restrainer).

Fungsi bahan penahan adalah untuk mengendalikan aksi reduksi bahan


pembangkit terhadap kristal yang tidak tereksposi, sehingga tidak terjadi
kabut (fog) pada bayangan film. Bahan yang sering digunakan adalah kalium
bromida.

5) Bahan penangkal (preservatif).

Bahan penangkal berfungsi untuk mengontrol laju oksidasi bahan


pembangkit. Bahan pembangkit mudah teroksidasi karena mengabsorbsi
oksigen dari udara. Namun bahan penangkal ini tidak menghentikan
sepenuhnya proses oksidasi, hanya mengurangi laju oksidasi dan
meminimalkan efek yang ditimbulkannya.

6) Bahan-bahan tambahan.

Selain dari bahan-bahan dasar, cairan pembangkit mengandung pula bahan-


bahan tambahan seperti bahan penyangga (buffer) dan bahan pengeras
(hardening agent). Fungsi dari bahan penyangga adalah untuk
mempertahankan pH cairan sehingga aktivitas cairan pembangkit relatif
konstan. Sedangkan fungsi dari bahan pengeras adalah untuk mengeraskan
emulsi film yang diproses.

2. Rinsing (Pembilasan)

Setelah proses pembangkitan, rendaman air digunakan untuk mencuci atau


membilas film. Pembilasan digunakan untuk menghilangkan developer atau
pengembang dari film dan memberhentikan proses pengembangan. Pada
waktu film dipindahkan dari tangki cairan pembangkit, sejumlah cairan
pembangkit akan terbawa pada permukaan film dan juga di dalam emulsi
filmnya.

Cairan pembilas akan membersihkan film dari larutan pembangkit agar tidak
terbawa ke dalam proses selanjutnya.Cairan pembangkit yang tersisa masih
memungkinkan berlanjutnya proses pembangkitan walaupun film telah
dikeluarkan dari larutan pembangkit. Apabila pembangkitan masih terjadi
pada proses penetapan maka akan membentuk kabut dikroik (dichroic fog)
sehingga foto hasil tidak memuaskan.Proses yang terjadi pada cairan
pembilas yaitu memperlambat aksi pembangkitan dengan membuang cairan
pembangkit dari permukaan film dengan cara merendamnya ke dalam air.
Pembilasan ini harus dilakukan dengan air yang mengalir selama 5 detik.

3. Fixing (Penetapan)
Setelah proses pembilasan, difiksasi. Suatu larutan kimia yang dikenal
sebagai fiksator digunakan dalam proses fiksasi. Tujuan dari fiksator adalah
untuk menghilangkan Kristal perak halida yang tidak terpapar dan terkena
energi emulsi film. Fiksator menguatkan emulsi film selama proses ini.

Diperlukan untuk menetapkan dan membuat gambaran menjadi permanen


dengan menghilangkan perak halida yang tidak terkena sinar-X. Tanpa
mengubah gambaran perak metalik. Perak halida dihilangkan dengan cara
mengubahnya menjadi perak komplek. Senyawa tersebut bersifat larut dalam
air kemudian selanjutnya akan dihilangkan pada tahap pencucian.

Tujuan dari tahap penetapan ini adalah untuk menghentikan aksi lanjutan
yang dilakukan oleh cairan pembangkit yang terserap oleh emulsi film. Pada
proses ini juga diperlukan adanya pengerasan untuk memberikan
perlindungan terhadap kerusakan dan untuk mengendalikan akibat
penyerapan uap air.

Bahan-bahan yang dipakai untuk membuat suatu cairan penetap adalah:

1. Bahan penetap (fixing agent).

Dipilih bahan yang berfungsi mengubah perak halida. Bahan ini bersifat dapat
bereaksi dengan perak halida dan membentuk komponen perak yang larut
dalam air, tidak merusak gelatin, dan tidak memberikan efek terhadap
bayangan perak metalik. Bahan yang umum digunakan adalah natrium
thiosulfat (Na2S2O3) yang dikenal dengan nama hypo.

1. Bahan pemercepat (accelerator).

Untuk menghindari kabut dikroik dan timbulnya noda kecoklatan, biasanya


digunakan asam yang sesuai. Karena pembangkit memerlukan basa dalam
menjalankan aksinya, maka tingkat keasaman cairan penetap akan
menghentikan aksinya. Asam kuat seperti asam sulfat (H2SO4) akan
merusak bahan penetap dan mengendapkan sulfur

1. Bahan penangkal (preservatif).

Untuk menghindari adanya pengendapan sulfur maka pada cairan penetap


ditambahkan bahan penangkal yang akan melarutkan kembali sulfur tersebut.
Bahan penangkal yang digunakan adalah natrium sulfit, natrium metabisulfit,
atau kalium metabisulfit.
1. Balian pengeras (hardener)

Bahan ini digunakan untuk mencegah pembengkakan emulsi film yang


berlebihan. Pembengkakan emulsi akan membuat perak bromida mudah
terkelupas dan pengeringan film yang tidak merata. Bahan yang digunakan
biasanya adalah potassium alum [K2SO4Al3(SO4)2H2O], aluminium sulfat
[Al2(SO4) 3].

1. Bahan penyangga (buffer).

Digunakan untuk mempertahankan pH cairan agar dapat tetap terjaga pada


nilai 4 – 5. Bahan yang digunakan adalah pasangan antara asam asetat
dengan natrium asetat, atau pasangan natrium sulfit dengan natrium bisulfit.

1. Pelarut (solvent).

Pelarut yang ummn digunakan adalah air bersih.

4. Washing (Pencucian)

Setelah film menjalani proses penetapan maka akan terbentuk perak komplek
dan garam. Pencucian bertujuan untuk menghilangkan bahan-bahan tersebut
dalam air. Tahap ini sebaiknya dilakukan dengan air mengalir agar dan air
yang digunakan selalu dalam keadaan bersih.

5. Drying (Pengeringan)

Merupakan tahap akhir dari siklus pengolahan film. Tujuan pengeringan


adalah untuk menghilangkan air yang ada pada emulsi. Hasil akhir dari
proses pengolahan film adalah emulsi yang tidak rusak, bebas dari partikel
debu, endapan kristal, noda, dan artefak.
Cara yang paling umum digunakan untuk melakukan pengeringan adalah
dengan udara. Ada tiga faktor penting yang mempengaruhinya, yaitu suhu
udara, kelembaban udara, dan aliran udara yang melewati emulsi.
RADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI Ghita Hadi Hollanda, drg

2 Pokok Bahasan Dental X-ray Machine Film Dental Prosesing Film

3 Radiologi Kedokteran Gigi Ilmu yang mempelajari penggunaan radiasi,


terjadinya sinar x, sifat-sifat, dan macammacam penggunaannya di bidang
Kedokteran Gigi Ilmu yang mempelajari tentang radiasi ionisasi, khususnya
radiasi elektromagnetik (sinar x). Juga mempelajari tentang teknik proyeksi,
expose, prosesing, dan interpretasi dari radiografi dental

4 Radiografi Kedokteran Gigi Media penunjang untuk menegakkan diagnosa


Media penunjang untuk menentukan rencana perawatan Media penunjang
untuk mengevaluasi hasil perawatan Gambaran 2 dimensi dari gigi-geligi,
jaringan penyangga gigi, dan tulang rahang Terdapat gambaran radiopak
(putih) dan radiolusen (hitam)

5 Gambar Pesawat Sinar X


6 Pesawat Sinar X (Dental X-ray Machine) Pesawat sinar x memiliki tiga
bagian dasar, yaitu : Tube Head Terdiri dari x-ray tube dan alat indikator
posisi. Control Panel Panel ini dapat ditempelkan di dinding / berbentuk
portable control box. Panel ini untuk menyalakan pesawat sinar x dan
mengatur settingan. Extension Arm Extension arm atau lengan tambahan
berfungsi untuk menopang tube head, dan menghubungkan tube head
dengan control panel. Untuk radiologi dental digunakan kekuatan antara 7 15
ma / 65 75kVp Kekuatan dan kualitas radiasinya dapat dilihat dari satuan
milliamperage (ma) dan kilovoltage (kvp) Contoh : Philip Gendex Oralix 65 kv
7,5 ma Belmont Belray 70 kv 10 ma Siement Heliodent DS 60 kv 7 ma

7 Film X-Ray Kedokteran Gigi Bagian - bagian Film base / film Berwarna
hijau, memiliki emulsi di kedua sisinya Kertas hitam / paper sleeve Melindungi
film dari cahaya Lapisan foil / lead foil Terletak dibelakang film, berguna untuk
melindungi film dari back-scatter radiation, sehingga tidak terjadi fogging pada
film. Outer cover Melindungi film dari cahaya, dan saliva pasien. Bagian
depan atau white side harus menghadap tube head dan memiliki tonjolan di
salah satu sudutnya.

8 Bagian-bagian

9 Komposisi Emulsion Sensitif terhadap sinar x, terang, dan dapat merekam


gambaran radiografi. Terbuat dari campuran silver bromide crystal dalam
gelatin. Base Plastik transparan yang dilapisi oleh emulsi, dan memiliki
ketebalan 0,2 mm. Lapisan terluar adalah lapisan pelindung, yang berguna
untuk mencegah emulsi dari goresan dan kerusakan.

10 Gambar komposisi
11 Pembagian Film X-ray Kedokteran Gigi Berdasarkan kecepatan Tersedia
dalam 6 kecepatan expose, dengan label A, B, C, D, E, F. Dalam praktek
kedokteran gigi yang paling sering digunakan adalah label E. Berdasarkan
ukuran # 0 (22 mm x 35 mm) Digunakan pada anak - anak # 1 (24 mm x 40
mm) Digunakan untuk gigi anterior orang dewasa # 2 (31 mm x 41 mm)
Digunakan untuk posterior bitewing dan periapikal # 3 (27 mm x 54 mm) Film
khusus bitewing # 4 (57 mm x 76 mm) Digunakan untuk radiografi oklusal

12 Self-developing film merupakan variasi film dental yang tidak


membutuhkan kamar gelap dalam memprosesnya, oleh karena di dalam
kemasannya sudah tersedia developer dan fixer yang menjadi satu
(monobath). Self-developing film hanya tersedia dalam ukuran no # 2,
contohnya ECO 30 dan Hanshin system.

13 Prosesing Developer Larutan pertama pada pengolahan film Komposisi


Developing agent (metol / phenidone, hydroquinone) Preservative (sodium
sulfate) Activator (sodium carbonate) Restrainer (potassium bromide) ph 7
Area yang terekam pada film menjadi silver metalik sehingga tampak
gambaran yang kontras

14 Fixer Merupakan larutan selanjutnya pada tahap prosesing Komposisi


Fixing agent (sodium thiosulfite) Preservative (sodium sulfite) Hardening
agent (potassium agent) Acidifier (acetic acid) Mengubah bromide menjadi
silver bromide crystals Film akan tampak lebih kontras, menjadi lebih gelap
sampai menjadi permanen ph 7

15 Teknik Prosesing Developing Memasukkan film dental dalam larutan


developer Rinsing Membilas film dental dengan air biasa, untuk
membersihkan cairan developer Fixing Memasukkan film dental dalam larutan
fixer Washing Mencuci film dental dengan air yang mengalir, untuk
membersihkan cairan fixer

16 Kesalahan yang terjadi pada prosesing Underexposed / underdevelope


image Tidak cukupnya radiasi sinar x saat expose Terlalu cepat saat
memasukkan film dalam larutan developer Penggunaan larutan developer
yang sudah kadaluwarsa / expired Suhu larutan developer yang terlalu dingin

17

18 Overexposed / overdevelope image Radiasi sinar x yang terlalu besar /


berlebih saat expose Terlalu lama saat memasukkan film dalam larutan
developer Suhu larutan developer yang terlalu hangat atau panas

19

20 Fogged film Menggunakan larutan developer yang telah terkontaminasi


Menggunakan film dental yang terkena cairan kimia Film tidak disimpan
dalam kondisi yang baik, setelah prosesing

21
22 Stained or streaked film Larutan (developer atau fixer) yang kotor Film
holder atau film hanger yang kotor Kurang bersihnya saat proses washing
Setelah dimasukkan larutan fixer, film dental langsung dikeringkan

23

24 Bleached image Terlalu lama saat memasukkan film dalam larutan fixer
Suhu larutan fixer yang terlalu hangat atau Suhu larutan fixer yang terlalu
hangat atau panas

25 No image Memasukkan film dental ke larutan fixer terlebih dahulu, baru


kemudian ke larutan developer (urutan prosesing terbalik) Arah tube tidak
tepat pada film dental saat expose sinar x Film dental dibuka diluar kamar
gelap, sehingga film dental terbakar

Anda mungkin juga menyukai