Anda di halaman 1dari 8

108 Dentofasial, Vol.9, No.

2, Oktober 2010:108-115

Larutan irigasi saluran akar

Maria Tanumihardja
Bagian Konservasi Gigi
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hasanuddin
Makassar, Indonesia

ABSTRACT
Irrigation of root canal is an essential part that supports the success of root canal
treatment as it removes necrotic tissues, microorganisms and dentin chips from
infected root canal through flushing of irrigants. Despite its usefulness as an
antimicrobial agent, irrigants are also toxic that can cause irritations when
inadvertently forced into the periapical tissue. The choice of irrigants needs good
knowledge of irrigants characteristics, undertsanding an appropriate technique of
irrigation, and type of microorganisms involved in root canal infection that support
the effectiveness of irrigants. This paper is aimed to discuss the characteristics of
some irrigants commonly used in root canal treatment and also to present the results
obtained from some clinical investigations.
Key words: irrigants, root canal treatment

Abstrak
Irigasi saluran akar merupakan tahapan penting bagi keberhasilan perawatan saluran
akar, karena memudahkan pengeluaran jaringan nekrotik, mikroorganisme dan
serpihan dentin dari saluran akar terinfeksi dengan aksi bilasan larutan irigasi. Selain
memiliki aktivitas antimikroba, larutan irigasi juga bersifat toksik dan dapat
menimbulkan rasa nyeri bila masuk ke jaringan periapikal. Oleh sebab itu, pemilihan
larutan irigasi memerlukan pengetahuan dan pemahaman yang baik terhadap sifat-sifat
dari berbagai larutan irigasi. Disamping itu, metode irigasi yang tepat dan
pengetahuan mengenai macam mikroorganisme yang berperan dalam proses infeksi
saluran akar, turut menunjang efektivitas larutan irigasi. Tulisan ini ditujukan untuk
menggambarkan berbagai karakteristik larutan irgasi yang sering digunakan dalam
perawatan saluran akar dan memaparkan beberapa hasil yang diperoleh dari penelitian
klinis larutan irigasi saluran akar.
Kata kunci: larutan irigasi, perawatan saluran akar

Koresponden: Maria Tanumihardja, Bagian Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran


Gigi Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10, Tamalanrea,
Makassar, Indonesia. E-mail: mariatan@telkom.net.id.

PENDAHULUAN merupakan salah satu dari prinsip perawatan


Irigasi saluran akar merupakan tahapan endodontic, yaitu triad endodontic treatment.
penting dalam menunjang keberhasilan perawatan Disamping itu, larutan irigasi juga membilas dan
saluran akar, karena irigasi memudahkan melarutkan timbunan endapan jaringan keras/
pengeluaran jaringan nekrotik, mikroorganisme lunak terinfeksi di bagian apikal dan jaringan
dan serpihan dentin dari saluran akar terinfeksi periapikal. Selain memiliki aktivitas antimikroba,
dengan aksi bilasan larutan irigasi. Hal ini larutan irigasi juga bersifat toksik dan dapat
Maria Tanumihardja: Larutan irigasi saluran akar 109

menimbulkan rasa nyeri bila masuk ke jaringan infeksi pada Perang Dunia I, sekarang merupakan
1-4
periapikal. larutan irigasi yang paling sering digunakan dalam
Larutan irigasi yang ideal seyogyanya praktek dokter gigi, dikenal juga sebagai pemutih
memiliki efek antibakteri dengan spektrum yang pakaian. Kelebihan sodium hipoklorit adalah
luas, tidak toksik, mampu melarutkan sisa jaringan mampu melarutkan jaringan pulpa vital dan
pulpa nekrotik, mencegah terbentuknya smear nekrotik, membilas debris keluar dari saluran akar,
layer selama preparasi saluran akar atau mampu bersifat anti mikroba dengan spekrum luas,
melarutkannya segera setelah terbentuk. Akan sporisid, virusid, pelumas, harganya ekonomis dan
tetapi dari berbagai penelitian yang telah mudah diperoleh. Akan tetapi larutan sodium
dilakukan, belum ada senyawa larutan irigasi yang hipoklorit dapat menyebabkan iritasi bila
dapat memenuhi kriteria yang ideal tersebut. terdorong ke jaringan periapikal, tidak mampu
Sebaliknya, penelitian menunjukkan penggunaan melarutkan komponen anorganik, menyebabkan
kombinasi dari larutan irigasi tertentu dapat bercak putih bila mengenai pakaian pasien dan
meningkatkan efektivitas larutan irigasi dan aromanya tidak enak.5-6
mendukung keberhasilan perawatan.5 Di dalam air, sodium hipoklorit terurai
Oleh sebab itu, pemilihan larutan irigasi menjadi Na+ dan OCl-, hipoklorit, yang
memerlukan pengetahuan dan pemahaman yang membentuk kesetimbangan dengan asam
baik terhadap sifat-sifat dari berbagai larutan hipoklorit, HOCl. Selanjutnya NaOCl + H2O
irigasi. Disamping itu metode irigasi yang tepat NaOH +HOCl Na+ + OH- + H+ + OCl-
dan pengetahuan mengenai macam Reaksi di atas menunjukkan peran sodium
mikroorganisme yang berperan dalam proses hipoklorit sebagai pelarut organik dan lemak
infeksi saluran akar, turut menunjang efektivitas melalui reaksi saponifikasi, menghasilkan sabun
4-5
larutan irigasi. dan gliserol. Sabun membuat tegangan permukaan
Penulisan artikel ini ditujukan untuk berkurang, yang memudahkan pelepasan debris
membahas berbagai karakteristik larutan irigasi dari dinding saluran akar.7
yang sering digunakan dalam perawatan saluran Asam hipoklorus (HOCl-) dan ion hipoklorit
akar dan memaparkan hasil beberapa penelitian (OCl-) yang terbentuk dalam reaksi tersebut, bila
klinis larutan irigasi saluran akar. berkontak dengan jaringan organik, melepaskan
klorin, yang merupakan zat aktif dari larutan
TINJAUAN PUSTAKA sodium hipoklorit. Klorin mampu merusak
Beberapa macam larutan irigasi saluran akar metabolisme sel bakteri dengan menghambat
yang saat ini populer, adalah larutan sodium enzim bakteri, merusak sintesis DNA dan
hipoklorit, larutan kelator/ethylene diamine tetra- menghidrolisis asam amino.6-7
acetic acid (EDTA), mixture of tetracycline, an Konsentrasi sodium hipoklorit yang
acid and a detergent (MTAD), klorheksidin, dan digunakan dalam perawatan saluran akar, telah
iodine potasium iodide (IPI). menjadi perdebatan panjang. Konsentrasi yang
lebih tinggi menunjukkan efektivitas sodium
Sodium hipoklorit hipoklorit yang lebih besar sesuai dengan
Sodium hipoklorit yang pertama kali peningkatan konsentrasi. Beberapa penelitian in
digunakan sebagai larutan irigasi untuk luka vitro menunjukkan larutan 5,25% NaOCl mampu
110 Dentofasial, Vol.9, No.2, Oktober 2010:108-115

mematikan kuman E.faecalis dalam waktu 30 Penggunaan sodium hipoklorit konsentrasi


detik dan semua sel jamur dalam waktu 15 detik, rendah lebih dianjurkan di banyak negara untuk
dibandingkan dengan waktu 10-30 menit yang menghindari efek toksik dari larutan ini.
8,9
diperlukan oleh larutan 2,5% dan 0,5% NaOCl. Disamping itu, beberapa penelitian in vivo
Penelitian in vivo lain menunjukkan larutan terhadap bakteri anaerob dan E.faecalis
sodium hipoklorit 2.5% yang ditahan selama 5 menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna
menit dalam saluran akar, mampu membuat terhadap efektivitas anti bakteri antara 0,5%, 1%,
10
saluran akar menjadi steril. 2,5%, dan 5% larutan sodium hipoklorit. Masih
Ruddle CJ yang mengutip penelitian in vivo banyak penelitian in vivo diperlukan untuk dapat
yang dilakukan oleh Daughenbaugh dan Grey, menjelaskan lebih jauh hubungan antara
menunjukkan larutan 5,25% NaOCl mampu konsentrasi NaOCl dan kemampuan anti bakteri
menembus, melarutkan dan membilas keluar terhadap mikroorganisme tertentu untuk dapat
jaringan organik dan debris dari seluruh aspek menyimpulkan konsentrasi yang optimal.6,15-16
saluran akar, baik ramifikasi besar maupun Salah satu upaya untuk meningkatkan
ramifikasi kecil. Hal ini dipertegas dengan efektivitas larutan NaOCl konsentrasi rendah
penggunaan larutan kontras yang radiopak adalah membilas dalam jumlah banyak selama
(endogram), yang dalam gambar tiga dimensi perawatan. Ini dapat dijelaskan dengan makin
menunjukkan larutan irigasi bersirkulasi secara banyak klorin bebas yang dilepaskan sesuai
dinamis dalam keseluruhan sistem saluran akar. dengan peningkatan isi/larutan. Alternatif lain
Hal ini masih perlu dibuktikan lewat pemeriksaan adalah meningkatkan suhu larutan, yang secara
histologis untuk mengetahui keberadaan langsung meningkatkan kapasitas melarutkan
mikroorganisme dengan kebersihan saluran akar jaringan. Pengeluaran debris organik dan sifat
11
yang terlihat secara tiga dimensi. antimikroba meningkat 2 kali lipat pada setiap
Toksisitas terhadap jaringan sehat merupakan kenaikan suhu 5 derajat. Kemampuan melarutkan
salah satu kelemahan larutan sodium hipoklorit jaringan pulpa dari larutan NaOCl 1% pada suhu
dan dilaporkan meningkat sesuai dengan 45C sama dengan larutan 5,25% NaOCl pada
12-13
konsentrasinya. Beberapa laporan kasus suhu 20C. Selain itu, toksisitas sistemik lebih
menunjukkan berbagai akibat yang ditimbulkan rendah pada larutan irigasi yang dipanaskan
oleh larutan sodium hipoklorit, yang tidak sengaja dibandingkan dengan yang tidak dipanaskan.
masuk ke dalam jaringan periapikal. Umumnya, Hingga saat ini, belum ada penelitian yang
gejala yang timbul adalah sakit spontan yang mendukung penggunaan sodium hipoklorit yang
hebat, oedema dari jaringan lunak sekitarnya, dipanaskan terlebih dahulu.5,17-18
dapat meluas ke separuh wajah, bibir atas dan
daerah infra orbita. Ecchymosis mukosa, Larutan kelator/EDTA
perdarahan yang hebat dalam saluran akar dan Larutan kelator yang sering digunakan dalam
anestesi/parestesi reversibel, juga dilaporkan perawatan endodontik adalah garam disodium dari
terjadi. Penanganan dilakukan dengan pemberian ethylendiamin tetraacetic acid (EDTA 17% dalam
analgesik untuk mengatasi rasa sakit, dan larutan netral). Kelator adalah pelarut komponen
pemberian antibiotik untuk menghindari anorganik dan memiliki efek anti bakteri yang
4,14
terjadinya infeksi sekunder. rendah, sehingga dianjurkan sebagai pelengkap
Maria Tanumihardja: Larutan irigasi saluran akar 111

dalam irigasi saluran akar setelah sodium diglukonat yang larut dalam air. Klorheksidin
hipoklorit. Smear layer yang terbentuk selama sangat luas digunakan sebagai desinfektan karena
preparasi mekanik saluran akar dan yang melekat memiliki sifat antimikroba yang baik terhadap
pada dinding saluran akar, dapat dengan mudah bakteri gram+, bakteri gram-, spora bakteri, virus
dilepaskan melalui demineralisasi, membuat lipofilik, jamur dan dermatofit. Klorheksidin 0,1-
tubulus dentinalis terbuka lebih lebar. Hal ini 0,2% merupakan antiseptik yang secara luas
memudahkan penetrasi desinfektan lebih jauh ke digunakan mengontrol plak rongga mulut.5-6
dalam dentin saluran akar, menjadikan larutan Konsentrasi 2% klorheksidin dianjurkan
kelator ini berkontribusi terhadap eliminasi sebagai larutan irigasi saluran akar, karena
bakteri. Efektivitas ini makin berkurang ke apikal, memiliki efek antimikoba yang luas dan dapat
bisa karena volume larutan yang kurang memadai, bertahan lama dengan kemampuannya melekat
ukuran saluran akar yang makin kecil, yang pada dinding saluran akar. Disamping itu,
membatasi sirkulasi dan aksi larutan atau variasi klorheksidin tidak mengiritasi jaringan periapikal,
5-6,19-20
anatomis seperti tubulus yang sklerotik. kurang toksik dibandingkan dengan larutan
Beberapa laporan penelitian menunjukkan lainnya, dan baunya tidak menyengat. Akan tetapi
penggunaan EDTA menyebabkan erosi pada kemampuan klorheksidin tergantung dari pH dan
dinding saluran akar akibat hiperdekalsifikasi. kehadiran komponen organik.5-6
Akan tetapi, penelitian SEM yang dilakukan oleh Beberapa penelitian menunjukkan efektivitas
Niu cs, menunjukkan tidak terjadi erosi bila hanya antimikroba larutan 2% klorheksidin hampir sama
EDTA yang digunakan sebagai larutan irigasi. dengan larutan 5,25% NaOCl. Akan tetapi
Sebaliknya, erosi terjadi pada peritubuler dan pemeriksaan in vitro dengan kultur dan SEM
intertubuler dentin bila larutan NaOCl digunakan menunjukkan hasil yang berbeda. Irigasi dengan
21
sebagai pembilas akhir setelah EDTA. Untuk 6% larutan sodium hipoklorit dapat
meminimalkan erosi yang timbul, larutan EDTA menghilangkan biofilm dan membunuh semua
dapat diaplikasi dalam waktu yang lebih singkat bakteri secara sempurna sedang klorheksidin tidak
22
dan dalam jumlah kecil. memiliki efek pada biofilm. Hal ini
Larutan EDTA kini dapat ditemukan dalam memungkinkan bakteri tetap memiliki
bentuk pasta, akan tetapi kurang efektif dalam kemampuan mengekspresikan sifat antigenik bila
menghilangkan smear layer dan dalam berkontak dengan jaringan periapikal. Selain itu,
mengurangi tekanan yang timbul selama biofilm dapat mengurangi kualitas penutupan
instrumentasi dengan alat putar Ni-Ti. Pasta bahan pengisi saluran akar.6,24
melekat dan menumpuk dengan dentin chips pada Klorheksidin tidak dapat digunakan sebagai
lekukan alat endodontik, sedang larutan dapat larutan irigasi tunggal pada perawatan saluran
membilas debris dentin dari alat. Penggunaan akar karena tidak memiliki kemampuan
kelator bentuk pasta tidak dianjurkan sebagai melarutkan jaringan nekrotik dan kurang efektif
23
larutan irigasi. terhadap bakteri gram negatif. Disamping itu,
efektivitas klorheksidin berkurang dengan adanya
Klorheksidin protein dan matriks dentin organic.25-26 Oleh sebab
Klorheksidin merupakan basa kuat dan paling itu kombinasi larutan irigasi NaOCl dan
stabil dalam bentuk garam klorheksidin klorheksidin dianjurkan untuk meningkatkan
112 Dentofasial, Vol.9, No.2, Oktober 2010:108-115

kemampuan keduanya. Klorheksidin dapat kurang reaktif dibandingkan dengan klorin tetapi
ditemukan dalam bentuk larutan berbasis air, gel dapat dengan cepat membunuh kuman, jamur,
5
dan kombinasi larutan dengan bahan aktif lain. virus, bakteri tuberkulosis dan spora. Iodine tidak
stabil dalam larutan sehingga dikembangkan
MTAD senyawa iodofor seperti povidone iodine dan
Mixture of tetracycline, an acid and a poloksamer-iodine. Iodofor merupakan kompleks
detergent pertama kali diperkenalkan sebagai dari iodine dan bahan pelarut, yang melepaskan
larutan irigasi saluran akar oleh Torabinejad dan iodine secara perlahan. Iodofor kurang aktif
Johnson pada tahun 2003. Larutan ini berisi terhadap jamur dan virus, dibandingkan dengan
campuran antara tetrasiklin, asam dan deterjen. iodine yang dengan cepat mematikan
Kelebihan MTAD adalah membuat irigasi lebih mikroorganisme dengan merusak protein,
6,31
sederhana karena menggabungkan kemampuan nukleotida dan menyebabkan kematian sel.
menghilangkan smear layer, sekaligus bersifat Iodine potassium iodide luas digunakan
antimikroba, dan dilaporkan kurang erosif pada sebagai desinfeksi permukaan gigi dan irigasi
27
dentin dibandingkan dengan EDTA. dengan IPI sebelum medikasi dengan Ca(OH)2
Efektivitas MTAD dalam menghilangkan dilaporkan mengurangi jumlah kuman E.faecalis
smear layer dan mendesinfeksi saluran akar telah yang persisten.31 Akan tetapi penelitian mengenai
ditunjukkan dalam beberapa penelitian. interaksi antara IPI dan kondisi kimiawi saluran
Kombinasi irigasi larutan 1,3% NaOCl dan akar nekrotik menunjukkan bahwa dentin, dalam
MTAD sebagai pembilas akhir, dilaporkan lebih hal ini dentin kolagen, mampu menghambat dan
efektif dibandingkan dengan larutan 5,25% meniadakan efek antibakteri dari IPI terhadap
28-29
NaOCl. Akan tetapi, peneliti lain menemukan E.faecalis. Hal ini menjadi alasan sulitnya
hal yang berbeda, yaitu MTAD yang diaplikasi mendapatkan saluran akar steril akibat inaktivasi
pada dentin yang telah dirigasi dengan 1,3% senyawa iodine.25-26,32
NaoCl menunjukkan penurunan efek antibakteri.
Hal ini bisa dijelaskan karena terjadi oksidasi PEMBAHASAN
29
MTAD oleh NaOCl. Penelitian in vitro lainnya Eliminasi bakteri dari sistem saluran akar
juga menunjukkan kurang efektifnya kombinasi menjadi syarat penting keberhasilan perawatan
irigasi larutan 1,3% sodium hiopoklorit dan saluran akar. Penelitian menunjukkan preparasi
BioPure MTAD dibandingkan dengan kombinasi biomekanis, irigasi saluran akar dan penggunaan
larutan 5,25% NaOCl dengan 15% EDTA. Dalam medikamen antar kunjungan berperan besar
penelitian ini tersebut kombinasi larutan terhadap hal ini.
NaOCl/EDTA secara konsisten medesinfeksi Komponen dinding saluran akar terdiri dari
saluran akar, dibandingkan dengan larutan bahan organik dan anorganik. Berbagai penelitian
NaOCl/MTAD yang meninggalkan hampir 50% telah membuktikan tidak ada larutan irigasi
30
kuman E. faecalis. tunggal ideal yang mampu melarutkan kedua
komponen terinfeksi tersebut sekaligus bersifat
Iodine potassium iodide (IPI) anti bakteri. Oleh sebab itu, berbagai penelitian
Senyawa iodine dikenal luas sebagai dilakukan untuk menggabungkan penggunaan
desinfektan kulit dan lapangan operasi iodine larutan irigasi tertentu untuk memdapatkan hasil
Maria Tanumihardja: Larutan irigasi saluran akar 113

yang optimal. Penelitian menunjukkan kombinasi turbulensi larutan.33-34 Akan tetapi jarum irigasi
irigasi larutan sodium hipoklorit dan EDTA, diameter kecil, 27 atau 30 gauge dilaporkan lebih
sodium hipoklorit dan klorheksidin, sodium efektif, karena bisa masuk lebih jauh ke dalam
hipoklorit dan MTAD, memiliki efektivitas saluran akar sehingga pertukaran larutan dan
antimikroba yang lebih baik bila dibandingkan pembersihan lebih baik.6
dengan penggunaan larutan tersebut sebagai Untuk menghindari terdorongnya larutan
5-6,9,25-26,30
larutan irigasi tunggal. irigasi ke periapikal, dianjurkan penggunaan
Hal yang penting diperhatikan dari kombinasi jarum irigasi yang ujungnya bermuara ke samping
larutan adalah penggunaan sodium hipoklorit (side-vented needle). Jarum irigasi ditempatkan
sebagai larutan irigasi utama selama preparasi kurang lebih 1 mm dari ujung panjang kerja dan
mekanis berlangsung. Larutan EDTA hanya maksimal sepertiga apikal, kemudian larutan
digunakan setelah preparasi saluran akar selesai irigasi diinjeksikan secara perlahan dengan
diikuti NaOCl sebagai pembilas akhir. Hal ini kecepatan dan tekanan yang konstan serta dalam
untuk menghindari erosi dinding saluran akar jumlah dan frekuensi yang banyak.
secara berlebihan, dan juga untuk menghindari
berkurangnya efektivitas NaOCl karena EDTA SIMPULAN
atau larutan kelator lainnya mengikat klorin dalam Dari pembahasan mengenai larutan irigasi
larutan. Klorheksidin juga dianjurkan untuk saluran akar, dapat disimpulkan bahwa irigasi
digunakan sebagai pembilas akhir. Sebelumnya, merupakan tahapan penting dalam menunjang
saluran akar sebaiknya dikeringkan lebih dahulu, keberhasilan perawatan saluran akar karena terjadi
karena kombinasi klorheksidin dan NaOCl pembersihan jaringan infeksi dalam saluran akar.
membentuk endapan merah kecoklatan yang tidak Pengetahuan dan pemahaman yang baik terhadap
6
dapat larut. karakteristik larutan irigasi diperlukan untuk
Walaupun penelitian umumnya dilakukan mengoptimalkan pemilihan bahan irigasi.
secara in vitro dan ex vivo, hal ini tetap
memberikan informasi penting terhadap potensi SARAN
antimikroba dari berbagai larutan irigasi. Akan Meskipun larutan sodium hipoklorit
tetapi informasi ini tidak dapat diekstrapolasi merupakan bahan irigasi yang paling banyak
langsung pada kondisi klinis saluran akar karena digunakan oleh dokter gigi, perhatian yang cermat
efektivitas larutan irigasi secara in vivo dapat diperlukan bila penggunaannya dikombinasikan
berkurang oleh berbagai faktor, antara lain sistem dengan larutan irigasi lain.
anatomi saluran akar.
Teknik irigasi juga berperan terhadap efektivitas
DAFTAR PUSTAKA
1. Haapasalo M, Endal U, Zandi H, Coil JM.
larutan irigasi. Penelitian menggunakan thermal Eradication of endodontic infection by
image analysis menunjukkan aliran larutan irigasi instrumentation and irrigation solution. Endod
dipengaruhi oleh diameter jarum irigasi, Topics 2005; 10: 77-102.
kedalaman jarum irigasi dalam saluran akar dan 2. Lee SJ, Wu MK, Wesselink PR. The
effectiveness of syringe irrigation and
ukuran akhir dari saluran akar. Sebaiknya
ultrasonics to remove debris from simulate ard
diameter jarum irigasi sesuai dengan besarnya irregularities within prepared root canal walls.
ukuran akhir preparasi untuk menghindari Int Endod J 2004; 37; 672-8.
114 Dentofasial, Vol.9, No.2, Oktober 2010:108-115

3. Gualabivala K, Patel B, Evans G, Ng YL. 14.Witton R, Henthorn M, Ethunandan S,


Effects of mechanical and chemical procedures Brennan PA. Neurological complications
on root canal surfaces. Endod Topics 2005; following extrusion of sodium hypochlorite
10:103-22. solution during root canal treatment. Int Endod
4. Hulsmann M, Hahn W. Complications during J 2005; 38: 843-8.
root canal irrigation; literature review and case 15.Bystrm A, Sundqvist G. Bacteriologic
reports. Int Endod J 2000; 33: 186-93. evaluation of the effect of 0,5 percent sodium
5. Zehnder M. Root canal irrigants. J Endod hypochlorite in endodontic therapy. Oral Surg
2006; 32 (5): 389-98. Oral Med Oral Pathol Oral Radiol Endod 1983;
6. Haapasalo M, Wei Qian. Irrigants and 55: 307-12.
intracanal medication. In: Ingle JI, Bakland 16.Siqueira Jr JF, Rocas IN, Santos SR. Efficacy
LK, Baumgartner JC, editor. Ingles of instrumentation techniques and irrigation
Endodontics 6. 6th Ed. Ontario: BC Decker Inc, regimens in reducing the bacterial population
Hamilton; 2008. pp.997-1008. within root canals. J Endod 2002; 28: 181-4.
7. Estrela C, Estrela CRA, Barbin EL, Spano JC, 17.Sirtes G, Waltimo T, Schaetzle M, Zehnder M.
Marchesan M, Pecora JD. Mechanism of action The effects of temperature on sodium
of sodium hypochlorite. Braz Dent J 2002; 13 hypochlorite short-term stability, pulp
(2):113-7. dissolution capacity, and antimicrobial
8. Radcliffe CE, Potouridou L, Qureshi R. efficacy. J Endod 2005; 31: 669-71.
Antimicrobial activity of varying 18.Cunningham WT, Balekjian AY. Effect of
concentrations of sodium hypochlorite on the temperature on collagen-dissolving ability of
endodontic microorganisms Actinomyces sodium hypochlorite endodontic irrigant. Oral
israelli, A. naeslundii, Candida albicans and Surg Oral Med Oral Pathol 1980; 49: 175-7.
Enterococcus faecalis. Int Endod J 2004; 37: 19.Czontkowsky M, Wilson EG, Holstein FA.
438-46. The smear layer in endodontics. Dent Clin
9. Vianna ME, Gomes BP, Berber VB. In vitro North Am 1990; 34: 13-25.
evaluation of the antimicrobial activity of 20.Hakan BS, Erturk O, Piskin B. The effect of
chlorhexidine and sodium hypochlorite. different concentrations of EDTA on
OralSurg Oral Med Oral Pathol Oral Radiol instrumented root canal walls. Oral Surg Oral
Endod 2004; 97: 79-84. Med Oral Pathol Oral Radiol Endod 2009; 108:
10.Andrew L. Evaluasi daya antiseptik sodium 622-7.
hipoklorit 2,5% terhadap kuman aerob dan 21.Niu W, Yoshioka T, Kobayashi C, Suda H. A
anaerob saluran akar: Penelitian in vivo. scanning electron microscopic study of
[Tesis]. Jakarta: Program Pendidikan Dokter dentinal erosion by final irrigation with EDTA
Gigi Spesialis Ilmu Konservasi Gigi FKG and NaOCl solutions. Int Endod J 2002; 35:
Universitas Indonesia; 2004. 934-9.
11.Ruddle CJ. Cleaning and shaping the root canal 22.Calt S, Serper A. Smear layer removal by
system. In: Cohen S, Burns RC, editor. EGTA. J Endod 2000; 26: 459-61.
Pathways of the pulp. 8th Ed. Philadelphia: 23.Young GR, Parashos P, Messer HH. The
Mosby Inc.; 2002. p.241. principles of techniques for cleaning root
12.Pashley EI, Birdsong NL, Bowman K, Pashley canals. Aust Dent J 2007; 52 (1 Suppl): S52-
DH. Cytotoxic effects of NaOCl on vital tissue. S63.
J Endod 1985; 11: 525-8. 24.Clegg MS, Vertucci FJ, Walker C, et al. The
13.Chang YC, Huang FM, Tai KW, Chou MY. effect of exposure to irrigant solutions on
The effect of sodium hypochlorite and apical dentin biofilms in vitro. J Endod 2006;
chlorhexidine on cultured human periodontal 32: 434-7.
ligament cells. Oral Surg Oral Med Oral Pathol 25.Haapasalo HK, Siren EK, Waltimo TM.
Oral Radiol Endod 2001; 92: 446-50. Inactivation of local root canal medicaments by
Maria Tanumihardja: Larutan irigasi saluran akar 115

dentine; an in vitro study. Int Endod J 2000; 31.Gottardi W. Iodine and iodine compounds. In:
33: 126-31. Block SS, editor. Disinfection, sterilization,
26.Portenier I, Haapasalo H, Rye A. Inactivation and preservation. 4th ed. Philadelphia: Lea &
of root canal medicaments by dentine, Febiger; 1991. pp.152-66.
hydroxylapatite and bovine serum albumin. Int 32.Molander A, Reit C, Dahlen G. The
Endod J 2001; 34: 184-8. antimicrobial effect of calcium hydroxide in
27.Torabinejad M, Khademi AA, Bahagoli J. A root canals pretreated with 5% iodine
new solution for the removal of the smear potassium iodide. Endod Dent Traumatol 1999;
layer. J Endod 2003; 29: 170-5. 15: 205-9.
28.Torabinejad M, Shabahang S, Aprecio R, 33.Portenier I, Haapasalo H, rstavik D.
Kettering JD. The antimicrobial effect of Inactivation of the antibacterial activity of
MTAD: an in vitro investigation. J Endod iodine potassium iodide and chlorhexidine
2003; 29; 400-3. digluconate against Enterococcus faecalis by
29.Tay FR, Hiraishi N, Schuster GS. Reduction in dentin, dentin matrix, type I-collagen, and
antimicrobial substantivity of MTAD after heat-killed microbial whole cells. J Endod
initial sodium hypochlorite irrigation. J Endod 2002; 28: 634-7.
2006; 32: 970-5. 34.Hsieh YD, Gau CH, Kung Wu SF, Shen EC,
30.Baumgartner JC, Johal S, Marshall JG. Hsu PW, Fu E. Dynamic recording of
Comparison of the antimicrobial efficacy of irrigating fluid distribution in root canals using
1,3% NaOCl/BioPure MTAD to 5,25% thermal image analysis. Int Endod J 2006;
NaOCl/15% EDTA for root canal irrigation. J 40:11-7.
Endod 2007; 35: 48-51.

Anda mungkin juga menyukai