A. Definisi Karies
Karies merupakan suatu penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan
kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (pit, fisur dan daerah
interproksimal) meluas ke arah pulpa. Proses karies ditandai dengan terjadinya
demineralisasi oleh bakteri pada jaringan keras gigi, diikuti dengan kerusakan
bahan organiknya. Menyebabkan terjadinya invasi bakteri dan kerusakan jaringan
pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan apical.
Faktor Internal
Karies terjadi disebabkan karena serangkaian proses yang terjadi selama
beberapa kurun waktu. Ada empat faktor utama yang memegang peranan yaitu
faktor gigi yang rentan, mikroorganisme, substrat atau diet dan ditambah faktor
waktu. Untuk terjadinya karies, kondisi setiap faktor tersebut harus saling
mendukung yaitu tuan rumah yang rentan, mikroorganisme yang banyak, substrat
yang kariogenik, serta paparan waktu yang lama.
Kehilangan mineral awalnya hanya dapat diamati secara mikroskopis, tetapi
lama kelamaan akan terlihat pada email sebagai lesi putih (white spot). Proses
penyakit multifaktorial ini (karies) dimulai dari bakteri endogen (streptococus
mutans) yang memproduksi asam organik lemah sebagai hasil metabolisme
karbohidrat yang dapat difermentasi, asam menyebabkan pH lokal turun di bawah
ambang kritis sehingga terjadilah demineralisasi jaringan gigi. Jika mineral
(kalsium, fosfat dan karbonat) terus dibiarkan keluar dari gigi, maka lama –
kelamaan akan terbentuk kavitas.
Ada beberapa hal yang dihubungkan dengan gigi sebagai tuan rumah
terhadap karies gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel (email), faktor
kimia dan kristalografis, saliva. Kawasan-kawasan yang mudah diserang karies
adalah pit dan fisure pada permukaan oklusal dan premolar. Permukaan gigi yang
kasar juga dapat menyebabkan plak yang mudah melekat dan membantu
perkembangan karies gigi. Kepadatan kristal enamel sangat menentukan
kelarutan enamel. Semakin banyak enamel mengandung mineral maka kristal
enamel semakin padat dan enamel akan semakin resisten. Gigi susu lebih mudah
terserang karies dari pada gigi tetap, hal ini dikarenakan gigi susu lebih banyak
mengandung bahan organik dan air dari pada mineral, dan secara kristalografis
mineral dari gigi tetap lebih padat bila dibandingkan dengan gigi susu. Alasan
mengapa susunan kristal dan mineralisasi gigi susu kurang adalah pembentukan
maupun mineralisasi gigi susu terjadi dalam kurun waktu 1 tahun sedangkan
pembentukan dan mineralisasi gigi tetap 7-8 tahun. Saliva mampu
meremineralisasikan karies yang masih dini karena banyak sekali mengandung
ion kalsium dan fosfat. Kemampuan saliva dalam melakukan remineralisasi
meningkat jika ada ion fluor. Selain mempengaruhi komposisi mikroorganisme
di dalam plak, saliva juga mempengaruhi pH.
2. Mikroorganisme
3. Subtrat / diet
4. Waktu
Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang
berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Adanya kemampuan saliva
untuk mendepositkan kembali mineral selama berlangsungnya proses karies,
menandakan bahwa proses karies tersebut terdiri atas perusakan dan perbaikan
yang silih berganti. Adanya saliva di dalam lingkungan gigi mengakibatkan
karies tidak menghancurkan gigi dalam hitungan hari atau minggu, melainkan
dalam bulan atau tahun. Lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk
berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan.
Dengan demikian sebenarnya terdapat kesempatan yang baik untuk
menghentikan penyakit ini.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal penyebab karies gigi terdiri dari usia, jenis kelamin,
pengetahuan, kebiasaan, diet makanan, asupan fluor, riwayat penyakit umum,
saliva dan sosial ekonomi.
1. Usia
Anak usia sekolah mempunyai resiko karies yang tinggi. Anak - anak pada
usia ini rentan terhadap pertumbuhan dan perkembangan karies gigi karena pada
umumnya memiliki kebiasaan jajan makanan dan minuman sesuai keinginannya
baik di sekolah maupun di rumah.
2. Jenis Kelamin
Dari pengamatan yang dilakukan Milhann-Turkeheim pada gigi M1,
didapat hasil bahwa persentase karies gigi pada wanita adalah lebih tinggi
dibanding pria. Selama masa kanak-kanak dan remaja, wanita menunjukkan nilai
DMF yang lebih tinggi daripada pria. Hal ini disebabkan karena kebiasaan wanita
yang mengemil di waktu jam kosong.
3. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan mengenai karies gigi adalah faktor yang penting
dalam mempengaruhi kesehatan dan penyakit gigi, terutama dalam hal
pencegahan terjadinya karies gigi, hal ini dapat menimbulkan motivasi dan
tanggung jawab anak untuk memelihara kesehatan gigi dan mulutnya.
4. Kebiasaan Makan
Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang kariogenik seperti: cokelat,
permen, roti, mie instan dan pempek banyak disukai oleh kebanyakan orang
terutama anak-anak sekolah dasar, karena memiliki warna yang menarik, harga
terjangkau dan rasa yang nikmat. Makanan kariogenik banyak mengandung gula
dan bersifat lengket sehingga dapat menempel pada permukaan gigi apabila tidak
dibersihkan dengan baik.
5. Diet Makanan
Ada tiga jenis karbohidrat yaitu polisakarida, disakarida dan
monosakarida. Sukrosa merupakan jenis disakarida yang paling banyak
dikonsumsi padahal bersifat lebih kariogenik daripada karbohidrat jenis lainnya,
karena mempunyai kemampuan yang lebih efisien terhadap pertumbuhan
mikroorganisme asidogenik dibanding karbohidrat lain. Sukrosa dimetabolisme
dengan cepat untuk menghasilkan zat-zat asam. Sifat makanan kariogenik adalah
banyak mengandung karbohidrat, lengket dan mudah hancur di dalam mulut.
Kariogenitas suatu makanan tergantung dari bentuk fisik, jenis, frekuensi dan cara
mengkonsumsi makanan itu sendiri.
Dalam hal kebiasaan mengkonsumsi gula atau karbohidrat pada anak
sekolah, kurangnya pengetahuan orang tua tentang faktor gula terhadap kejadian
karies pada anak juga mempengaruhi perilaku anak dalam mengkonsumsi
karbohidrat / gula. Faktor lain seperti lingkungan sekolah juga sangat
mempengaruhi dengan begitu banyaknya iklan makanan yang berbentuk
kariogenik seperti snack, ataupun beberapa western food.
6. Asupan Fluor
Fluor merupakan faktor penting yang harus diperhatikan secara serius,
mengingat tingginya prevalensi karies yang ada. Rendahnya perhatian terhadap
pentingnya fluor pada anak sekolah masih belum dipahami oleh orang tua, guru
maupun pengambil kebijakan, sehingga pemahaman pentingnya fluor pada gigi
anak kurang diperhatikan. Penggunaan fluor bertujuan untuk melindungi gigi dari
karies. Penambahan kadar fluor dapat meningkatkan mineralisasi gigi dengan
mencegah perkembangbiakan bakteri yang menghasilkan asam sehingga
mencegah proses pembentukan karies gigi.
8. Saliva
Saliva mempunyai peranan utama dalam melindungi gigi geligi melawan
tantangan asam. Kualitas dan kuantitas saliva yang disekresi akan bervariasi
sepanjang hari, tetapi akan terdepresi selama tidur. Pengurangan aliran saliva
maksimum sampai 0,7 mL/menit akan menambah risiko karies gigi, walaupun hal
ini tergantung banyak faktor - faktor lain yang berinteraksi. Saat aliran saliva di
bawah 0,7 ml/menit, saliva tidak akan mampu membilas karbohidrat yang
menempel pada permukaan gigi. Rendahnya aliran saliva mengindikasikan
aktivitas buffer saliva yang kurang.
9. Sosial Ekonomi
Tingkat Sosial Ekonomi Weinstein (1998) menjelaskan bahwa ada
hubungan antara keadaan sosial ekonomi dan prevalensi karies. Anak dari
keluarga dengan tingkat sosial ekonomi Universitas Sumatera Utara rendah
mengalami jumlah karies gigi yang lebih banyak dan kecenderungan untuk tidak
mendapatkan perawatan gigi lebih tinggi dibanding dengan anak dengan tingkat
sosial ekonomi tinggi. Kemiskinan pada golongan minoritas juga meningkatkan
risiko kesehatan mulut yang buruk.