Anda di halaman 1dari 7

FAKTOR RISIKO KARIES GIGI

Kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu masalah kesehatan yang


memerlukan penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi
luas serta mempunyai dampak luas yang meliputi faktor fisik, mental maupun
sosial bagi individu yang menderita penyakit gigi. Gigi merupakan bagian dari
alat pengunyahan pada sistem pencernaan dalam tubuh manusia. Masalah utama
kesehatan gigi dan mulut pada anak ialah karies gigi

A. Definisi Karies
Karies merupakan suatu penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan
kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (pit, fisur dan daerah
interproksimal) meluas ke arah pulpa. Proses karies ditandai dengan terjadinya
demineralisasi oleh bakteri pada jaringan keras gigi, diikuti dengan kerusakan
bahan organiknya. Menyebabkan terjadinya invasi bakteri dan kerusakan jaringan
pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan apical.

B. Penyebab Karies Gigi


Penyebab terjadinya karies gigi disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor langsung yang
meliputi faktor host atau tuan rumah, agen atau mikroorganisme, substrat atau diet
dan ditambah faktor waktu. Faktor eksternal merupakan faktor luar yang meliputi
umur, pengetahuan, kebiasaan diet makanan, proram fluor, dan penyakit umum.

 Faktor Internal
Karies terjadi disebabkan karena serangkaian proses yang terjadi selama
beberapa kurun waktu. Ada empat faktor utama yang memegang peranan yaitu
faktor gigi yang rentan, mikroorganisme, substrat atau diet dan ditambah faktor
waktu. Untuk terjadinya karies, kondisi setiap faktor tersebut harus saling
mendukung yaitu tuan rumah yang rentan, mikroorganisme yang banyak, substrat
yang kariogenik, serta paparan waktu yang lama.
Kehilangan mineral awalnya hanya dapat diamati secara mikroskopis, tetapi
lama kelamaan akan terlihat pada email sebagai lesi putih (white spot). Proses
penyakit multifaktorial ini (karies) dimulai dari bakteri endogen (streptococus
mutans) yang memproduksi asam organik lemah sebagai hasil metabolisme
karbohidrat yang dapat difermentasi, asam menyebabkan pH lokal turun di bawah
ambang kritis sehingga terjadilah demineralisasi jaringan gigi. Jika mineral
(kalsium, fosfat dan karbonat) terus dibiarkan keluar dari gigi, maka lama –
kelamaan akan terbentuk kavitas.

1. Gigi (Tuan Rumah)

Ada beberapa hal yang dihubungkan dengan gigi sebagai tuan rumah
terhadap karies gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel (email), faktor
kimia dan kristalografis, saliva. Kawasan-kawasan yang mudah diserang karies
adalah pit dan fisure pada permukaan oklusal dan premolar. Permukaan gigi yang
kasar juga dapat menyebabkan plak yang mudah melekat dan membantu
perkembangan karies gigi. Kepadatan kristal enamel sangat menentukan
kelarutan enamel. Semakin banyak enamel mengandung mineral maka kristal
enamel semakin padat dan enamel akan semakin resisten. Gigi susu lebih mudah
terserang karies dari pada gigi tetap, hal ini dikarenakan gigi susu lebih banyak
mengandung bahan organik dan air dari pada mineral, dan secara kristalografis
mineral dari gigi tetap lebih padat bila dibandingkan dengan gigi susu. Alasan
mengapa susunan kristal dan mineralisasi gigi susu kurang adalah pembentukan
maupun mineralisasi gigi susu terjadi dalam kurun waktu 1 tahun sedangkan
pembentukan dan mineralisasi gigi tetap 7-8 tahun. Saliva mampu
meremineralisasikan karies yang masih dini karena banyak sekali mengandung
ion kalsium dan fosfat. Kemampuan saliva dalam melakukan remineralisasi
meningkat jika ada ion fluor. Selain mempengaruhi komposisi mikroorganisme
di dalam plak, saliva juga mempengaruhi pH.

2. Mikroorganisme

Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya


karies. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan
mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu matriks yang terbentuk dan
melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Komposisi
mikroorganisme dalam plak berbeda-beda, pada awal pembentukan plak, kokus
gram positif merupakan jenis yang paling banyak dijumpai seperti Streptococcus
mutans, Streptococcus sanguis, Streptococcus mitis, Streptococcus salivarus,
serta beberapa strain lainnya, selain itu dijumpai juga Lactobacillus dan beberapa
beberapa spesies Actinomyces. Plak bakteri ini dapat setebal beratus-ratus
bakteri sehingga tampak sebagai lapisan putih.Secara histometris plak terdiri dari
70% sel-sel bakteri dan 30% materi interseluler yang pada pokoknya berasal dari
bakteri.

3. Subtrat / diet

Faktor subtrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena


membantu perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada
permukaan enamel. Selain itu, dapat mempengaruhi metabolisme bakteri dalam
plak dengan menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi
asam serta bahan lain yang aktif yang menyababkan timbulnya karies.
Dibutuhkan waktu minimum tertentu bagi plak dan karbohidrat yang menempel
pada gigi untuk membentuk asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi
email. Karbohidrat ini menyediakan substrat untuk pembuatan asam bagi bakteri
dan sintesa polisakarida ekstra sel. Orang yang banyak mengkonsumsi
karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan gigi, sebaliknya
pada orang dengan diet banyak mengandung lemak dan protein hanya sedikit
atau sama sekali tidak memliki karies gigi. Hal ini dikarenakan adanya
pembentukan ekstraseluler matriks (dekstran) yang dihasilkan karbohidrat dari
pemecahan sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Glukosa ini dengan bantuan
Streptococcus mutans membentuk dekstran yang merupakan matriks yang
melekatkan bakteri pada enamel gigi. Oleh karena itu sukrosa merupakan gula
yang paling kariogenik (makanan yang dapat memicu timbulnya
kerusakan/karies gigi atau makanan yang kaya akan gula). Sukrosa merupakan
gula yang paling banyak dikonsumsi, maka sukrosa merupakan penyebab karies
yang utama. Makanan dan minuman yang mengandung gula akan menurunkan
pH plak dengan cepat sampai pada level yang dapat menyebabkan demineralisasi
email. Plak akan tetap bersifat asam selama beberapa waktu. Untuk kembali ke
pH normal sekitar 7, dibutuhkan waktu 30-60 menit. Oleh karena itu, konsumsi
gula yang sering dan berulang-ulang akan tetap menahan pH plak di bawah
normal dan menyebabkan demineralisasi email.

4. Waktu

Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang
berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Adanya kemampuan saliva
untuk mendepositkan kembali mineral selama berlangsungnya proses karies,
menandakan bahwa proses karies tersebut terdiri atas perusakan dan perbaikan
yang silih berganti. Adanya saliva di dalam lingkungan gigi mengakibatkan
karies tidak menghancurkan gigi dalam hitungan hari atau minggu, melainkan
dalam bulan atau tahun. Lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk
berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan.
Dengan demikian sebenarnya terdapat kesempatan yang baik untuk
menghentikan penyakit ini.
 Faktor Eksternal
Faktor eksternal penyebab karies gigi terdiri dari usia, jenis kelamin,
pengetahuan, kebiasaan, diet makanan, asupan fluor, riwayat penyakit umum,
saliva dan sosial ekonomi.

1. Usia
Anak usia sekolah mempunyai resiko karies yang tinggi. Anak - anak pada
usia ini rentan terhadap pertumbuhan dan perkembangan karies gigi karena pada
umumnya memiliki kebiasaan jajan makanan dan minuman sesuai keinginannya
baik di sekolah maupun di rumah.

2. Jenis Kelamin
Dari pengamatan yang dilakukan Milhann-Turkeheim pada gigi M1,
didapat hasil bahwa persentase karies gigi pada wanita adalah lebih tinggi
dibanding pria. Selama masa kanak-kanak dan remaja, wanita menunjukkan nilai
DMF yang lebih tinggi daripada pria. Hal ini disebabkan karena kebiasaan wanita
yang mengemil di waktu jam kosong.

3. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan mengenai karies gigi adalah faktor yang penting
dalam mempengaruhi kesehatan dan penyakit gigi, terutama dalam hal
pencegahan terjadinya karies gigi, hal ini dapat menimbulkan motivasi dan
tanggung jawab anak untuk memelihara kesehatan gigi dan mulutnya.

4. Kebiasaan Makan
Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang kariogenik seperti: cokelat,
permen, roti, mie instan dan pempek banyak disukai oleh kebanyakan orang
terutama anak-anak sekolah dasar, karena memiliki warna yang menarik, harga
terjangkau dan rasa yang nikmat. Makanan kariogenik banyak mengandung gula
dan bersifat lengket sehingga dapat menempel pada permukaan gigi apabila tidak
dibersihkan dengan baik.
5. Diet Makanan
Ada tiga jenis karbohidrat yaitu polisakarida, disakarida dan
monosakarida. Sukrosa merupakan jenis disakarida yang paling banyak
dikonsumsi padahal bersifat lebih kariogenik daripada karbohidrat jenis lainnya,
karena mempunyai kemampuan yang lebih efisien terhadap pertumbuhan
mikroorganisme asidogenik dibanding karbohidrat lain. Sukrosa dimetabolisme
dengan cepat untuk menghasilkan zat-zat asam. Sifat makanan kariogenik adalah
banyak mengandung karbohidrat, lengket dan mudah hancur di dalam mulut.
Kariogenitas suatu makanan tergantung dari bentuk fisik, jenis, frekuensi dan cara
mengkonsumsi makanan itu sendiri.
Dalam hal kebiasaan mengkonsumsi gula atau karbohidrat pada anak
sekolah, kurangnya pengetahuan orang tua tentang faktor gula terhadap kejadian
karies pada anak juga mempengaruhi perilaku anak dalam mengkonsumsi
karbohidrat / gula. Faktor lain seperti lingkungan sekolah juga sangat
mempengaruhi dengan begitu banyaknya iklan makanan yang berbentuk
kariogenik seperti snack, ataupun beberapa western food.

6. Asupan Fluor
Fluor merupakan faktor penting yang harus diperhatikan secara serius,
mengingat tingginya prevalensi karies yang ada. Rendahnya perhatian terhadap
pentingnya fluor pada anak sekolah masih belum dipahami oleh orang tua, guru
maupun pengambil kebijakan, sehingga pemahaman pentingnya fluor pada gigi
anak kurang diperhatikan. Penggunaan fluor bertujuan untuk melindungi gigi dari
karies. Penambahan kadar fluor dapat meningkatkan mineralisasi gigi dengan
mencegah perkembangbiakan bakteri yang menghasilkan asam sehingga
mencegah proses pembentukan karies gigi.

7. Penyakit yang Berhubungan dengan Karies Gigi


Rongga mulut, sama seperti organ tubuh lainnya yang merupakan tempat
berkumpulnya bakteri aerob maupun anaerob. Bakteri rongga mulut dapat
menyebar melalui aliran darah. Pada kondisi kesehatan mulut yang normal, hanya
sejumlah bakteri yang masuk kedalam aliran darah dan tidak membahayakan.
Namun, pada orang yang mempunyai kebersihan gigi yang buruk, jumlah bakteri
pada permukaan giginya meningkat, sehingga peluang bakteri yang menyebar
melalui darah lebih besar. Fokal infeksi di rongga mulut bertanggung jawab
terhadap terjadinya dan berkembangnya penyakit sistemik seperti penyakit
jantung, diabetes mellitus (DM) dan strok.

8. Saliva
Saliva mempunyai peranan utama dalam melindungi gigi geligi melawan
tantangan asam. Kualitas dan kuantitas saliva yang disekresi akan bervariasi
sepanjang hari, tetapi akan terdepresi selama tidur. Pengurangan aliran saliva
maksimum sampai 0,7 mL/menit akan menambah risiko karies gigi, walaupun hal
ini tergantung banyak faktor - faktor lain yang berinteraksi. Saat aliran saliva di
bawah 0,7 ml/menit, saliva tidak akan mampu membilas karbohidrat yang
menempel pada permukaan gigi. Rendahnya aliran saliva mengindikasikan
aktivitas buffer saliva yang kurang.

9. Sosial Ekonomi
Tingkat Sosial Ekonomi Weinstein (1998) menjelaskan bahwa ada
hubungan antara keadaan sosial ekonomi dan prevalensi karies. Anak dari
keluarga dengan tingkat sosial ekonomi Universitas Sumatera Utara rendah
mengalami jumlah karies gigi yang lebih banyak dan kecenderungan untuk tidak
mendapatkan perawatan gigi lebih tinggi dibanding dengan anak dengan tingkat
sosial ekonomi tinggi. Kemiskinan pada golongan minoritas juga meningkatkan
risiko kesehatan mulut yang buruk.

Anda mungkin juga menyukai