PENDAHULUAN
SKENARIO
Membuat gigi dari bahan gipsum
Mahasiswa semester II Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember
sedang melakukan skill lab Ilmu Bahan dan Teknologi Kedokteran Gigi I.
Dengan tema membentuk/mengukir anatomi gigi dari bahan gipsum.
Pelaksanaan skill lab kali ini terbagi dalam 3 kelompok. Kelompok I
membuat gigi insisif dari gipsum tipe IV. Kelompok II membuat gigi
premolar dari gipsum tipe III. Dan kelompok III membuat gigi molar dari
gipsum tipe II. Pada akhir skill lab hasilnya tidak boleh ada yang porous.
Mahasiswa diminta untuk mencatat seluruh tahapan yang dilakukan mulai
proses manipulasi, setting time sampai hasil akhir yang didapat.
STEP 1
1. Porus
2. Gipsum Tipe IV
kuboid,
biasa
digunakan
untuk
pembuatan die.
3. Setting Time
4. Manipulasi
STEP 2
1) Apa saja syarat-syarat gypsum yang baik?
2) Apa saja sifat-sifat gypsum yang baik?
3) Apa saja komposisi gypsum?
STEP 3
1. Apa saja syarat-syarat gypsum yang baik?
a. Sifat mekanis yang baik
b. Mereproduksi detail yang tajam
c. Stabilitas dimensional
d. Kompatibel dengan bahan cetak
e. Murah dan mudah digunakan
f. Tidak toksik
g. Tidak alergi dan tidak menjadi mutagenic
Calcium
Sulfate
Sulfate
Dehydrate
Hemihydrate
H-2O
yang
kemudian
akan
menjadi
kalsium
sulfat
Warna : putih, kuning, abu-abu, merah jingga, hitam bila tak murni
Massa jenis : 2,31 2,35
Keras seperti mutiara terutama permukaannya
Kilap seperti sutra
Konduktivitasnya rendah
Sistem kristalin monoklinik
pembentukan
larutan
kalsium
sulfat
hemihydrate.
b) Retardus (bisa memperlambat waktu setting)
Contoh
Natrium citrate, bahan ini mengurangi kecepatan pelarutan
hemihydrate dan juga terabsorbsi ke dalam inti kristalisasi
sehingga meracuni inti dan menyebabkannya tidak efektif.
4. Mengapa
beberapa
gypsum
ada
porus,
dan
bagaimana
cara
menanggulangi?
Karena, cara pengadukan terjadi kesalahan. Contoh, dimasukkan
gips terlebih dahulu lalu air terjadi tidak keseimbangan antara air dan
serbuk gypsum. Lalu yang kedua, rasio yang digunakan adalah W/P 1:2.
Pencegahan porus atau terjebaknya
Kehalusan
Semakin halus ukuran partikel hemihidrat,semakin cepat
adukan mengeras; khususnya bila produk tersebut telah digiling selama
proses pembuatan. Tidak hanya kecepatan kelarutan hemihidrat
menjadi meningkat, tetapi juga nucleus gypsum lebih banyak, karena
itu kecepatan kristalisasi terjadi lebih cepat.
c. Rasio w/p
Perbandingan air dan bubuk yang tepat akan sangat menentukan
proses setting reaksi. Semakin banyak air yang digunakan untuk
pengadukan, semakin sedikit jumlah nukleus pada unit volume.
Akibatnya, waktu pengerasan diperpanjang.
sukar
pencampuran dan manipulasi, ada udara terjebak, model tidak
akurat.
dalam articulator.
Pengadukan (spatulation).
Lebih panjang pengadukan akan mempercepat setting time.
Lebih cepat pengadukan akan menambah setting expansion.
d. Temperatur
Meski pun efek temperature pada waktu pengerasan cenderung
menyesatkan dan mungkin bervariasi dari satu plester (atau stone)
dengan yang lainnya, sedikit perubahan terjadi antara 0oC (32oF) dan
50oC (120oF) tetapi bila temperature adukan plester-air meningkat
kurang lebih 50oC (120oF), peningkatan perlambatan terjadi bertahap.
Begitu temperatur mencapai 100oC (212oF), tidak ada reaksi yang
terjadi. Pada temperatur yang lebih tinggi, reaksi 2 terjadi kebalikan
dengan kecenderungan Kristal-kristal gypsum apapun yang terbentuh
diubah menjadi hemihidrat.
kekuatannya.
Biasanya
digunakan
sebagai
casting
atau
Investment Gips untuk Chrom Cobalt Base Alloy, bahan ini digunakan
sebagai bahan tanam dalam prosedur casting pada pembuatan metal
prothesa, partial prothesa dan bridge.
STEP 4 MAPPING
10
akhir
dari
proses
kalsinasi
ini
adalah
partikel
11
(CaSO42H2O)
murni.
Produk
gipsum
kalsium
sulfat
umum seperti untuk membuat patung dan sebagai bahan bangunan.Di bidang
kedokteran, produk gipsum dapat digunakan sebagai alat ortopedi. Di bidang
kedokteran gigi, produk gipsum digunakan untuk membuat model dari rongga
mulut
serta
struktur maksilofasial
pekerjaan laboratorium
protesa
gigi.
kedokteran
dan sebagai
piranti
gigi
melibatkan
yang
penting
untuk
pembuatan
12
Kalsinasi
merupakan
proses
pemanasan
gipsum
untuk
Proses kalsinasi yang menentukan kekuatan suatu bahan gips. Perbedaan dalam
tipe-tipe gips berhubungan dengan jumlah air yang dihilangkan dimana akan
menghasilkan densit yang beragam dan ukuran partikel bahan gips yang berbeda.
Proses kalsinasi yang berbeda akan menghasilkan tipe gips yang berbeda
Gipsum adalah bubuk mineral putih dengan nama kimia kalsium sulfat
dihidrat (CaSO42H2O). Produk gipsum yang banyak digunakan dalam ilmu
kedokteran gigi adalah kalsium sulfat hemihidrat (CaSO4.H2O).
Gipsum adalah salah satu bahan yang paling sering digunakan
dalam laboratorium pembuatan gigi tiruan karena murah dan mudah untuk di
modifikasi dengan cara menambahkan bahan kimia lainnya.
tipe
(Impression
Plaster)
memiliki
kalsium
sulfat
13
Gips
terkalsinasi/
tipe
II
(Model
Plaster)
terdiri
dari
kalsium
sulfat
tipe III
(Dental
Stone)
terdiri
dari
hidrokal/
-hemihidrat
zat tambahan untuk mengontrol setting time, serta zat pewarna untuk
dan
halus
bila
dibandingkan
dengan -hemihidrat dan hidrokal. Gips tipe IV sering dikenal sebagai die stone
sebab gips tipe IV ini sangat cocok digunakan untuk membuat pola malam
dari suatu restorasi, umumnya digunakan sebagai dai pada inlay, mahkota dan
jembatan gigi tiruan. Diperlukan permukaan yang keras dan tahan abrasi karena
14
preparasi kavitas diisi dengan malam dan diukir menggunakan instrumen tajam
hingga selaras dengan tepi-tepi dai.
5. Dental Stone, High Strength, High Expansion (Tipe V)
Adanya
penambahan
terbaru
pada
klasifikasi
produk
gipsum
ADA dikarenakan terdapat kebutuhan dental stone yang memiliki kekuatan serta
ekspansi lebih tinggi. Pembuatan gips tipe V sama seperti gips tipe IV namun gips
tipe V memiliki kandungan garam lebih sedikit untuk meningkatkan setting
ekspansinya. Gips
tipe
memiliki
setting
ekspansi
sekitar
0,1%
menurunkan rasio air-bubuk. Gips tipe V umumnya digunakan sebagai dai untuk
pembuatan bahan logam campur yang memiliki pengerutan tinggi. Bahan ini
umumnya berwarna biru atau hijau dan merupakan produk gipsum yang paling
mahal.
15
Ketika viskositas dari adonan meningkat, daya alir akan berkurang dan gips akan
kehilangan tampilan mengkilatnya (loss of gloss). Loss of gloss tersebut
menandakan bahwa gips sudah mencapai setting awalnya. Pada saat setting awal
dicapai, bahan gips tidak boleh dikeluarkan dari cetakan. Selain itu, pada reaksi
pengerasan ini terdapat reaksi eksoterm.
2. Final setting time
Ketika gips dapat dikeluarkan dari cetakan menandakan bahwa gips
tersebut telah mencapai final set. Akan tetapi pada masa ini, gips tersebut
memiliki kekerasan dan ketahanan terhadap abrasi yang minimal. Pada reaksi
pengerasan akhir ini, reaksi kimia yang terjadi telah selesai dan model akan
menjadi dingin ketika disentuh.
b. Setting ekspansi
Setting ekspansi terjadi pada semua jenis gips. Plaster memiliki
setting ekspansi yang paling besar yaitu 0,30% sedangkan high-strength stone
memiliki setting ekspansi yang paling rendah yakni 0,10%. Setting ekspansi
merupakan hasil dari pertumbuhan
kristal-kristal gips
ketika
mereka
bergabung. Setting ekspansi harus dikontrol agar tetap minimum terutama ketika
gips tersebut akan digunakan untuk membuat pola malam sebuah restorasi.
Apabila setting ekspansi yang terjadi berlebihan
maka
akan
menghasilkan
sebuah restorasi yang oversized. Settting ekspansi hanya terjadi ketika gips
dalam proses pengerasan.
c. Perubahan dimensi
Perubahan dimensi dipengaruhi oleh setting ekspansi dari gipsum. Setting
ekspansi yang terjadi pada proses pengerasan gips disebabkan oleh adanya
dorongan ke luar oleh pertumbuhan kristal dihidrat. Semakin tinggi atau
besar ekspansi pengerasan maka keakuratan dimensi semakin rendah.
d. W/ P Ratio
16
gips
merupakan
kemampuan
bahan
untuk
menahan
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian gypsum
Gypsum merupakan mineral yang ditambang dari belahan dunia. Gypsum
juga merupakan produk samping dari beberapa proses kimia. Secara kimiawi
gypsum yang ditujukan untuk kedokteran gigi adalah kalsium sulfat dihidrat
(CaSO4. 2H2O) murni ( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 155).
Gypsum sendiri dapat dibagi menjadi dua jenis gypsum dental secara
umum sebelum diklasifikasikan yaitu : Plaster dan stone gigi. Kandungan utama
17
plaster dan stone gigi adalah kalsium sulfat hemihidrat (CaSO4)2. H2O atau CaSO4.
H2O. bergantung pada metode pengapuran bentuk hemihidrat yang berbeda
dapat diperoleh. Bentuk ini disebut -hemihidrat dan -hemihidrat. Adanya
penulisan -hemihidrat dan -hemihidratini menurut kandungan mineral yang ada
didalamnya ( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 156).
Sedangkan perbedaaan dari -hemihidrat dan -hemihidrat adalah
perbedaan hasil dalam ukuran kristal, daerah permukaan, dan derajat
kesempurnaan kisi-kisi. Sebenarnya, bentuk merupakan agregasi fibrus dari
kristal halus dengan pori kapiler, sementara bentuk terdiri dari fragmen dan
kristal
-HEMIHIDRAT
18
-HEMIHIDRAT
Cara pembuatan
Rasio
Bentuk partikel
bubuk
Besar, porous, iregular
Sifat mekanis
reguler
Compressive strength (12 Compressive strength (38
Penggunaan
Mpa)
Model studi,packing
bubuk
Kecil,
tidak
porous,
Mpa)
Model kerja,die
Meskipun ukuran partikel dan total daerah permukaan adalah factor utama
dalam mengukur air, penyebaran partikel juga memegang peran utama. Produk
gypsum komersial yaitu berbagai macam stone dan plaster tersedia di pasaran,
terdiri dari 1 bentuk hemihidrat. Meskipun merupakan produk yang diproses,
bahan-bahan tersebut mengandung sedikit komponen lain, heksagonal yang tidak
berubah atau anhidrat ortorombik. Tambahan gypsum dan garam lain juga
ditambahkan untuk mengendalikan waktu pengerasan serta ekspansi ( Kenneth J.
Anusavice, 2004 : 157).
Jadi, gips adalah kalsium sulfat dihidrat,CaSO4.2H2O. Saat mengeras,
dimana suhunya cukup tinggi untuk menghilangkan kadar airnya, gips berubah
menjadi kalsium sulfat hemihidrat, (CaSO4)2.H2O,dan pada temperatur lebih
tinggi, anhidrat dibentuk sebagaimana berikut;
Gibs
o
sampai 130
Hemihidrat
o
sampai 200
Anhidrat
CaSO4.2H2O
(CaSO4)2.H2O
CaSo4
(Richard dkk,2002)
3.2 Mahasiswa mapu menjelaskan tentang klasifikasi gipsum
Menurut spesifikasi American Dental Association (ADA) No. 25,
produkgipsum dapat dikelompokkan menjadi lima tipe yaitu:
1. Impression Plaster (Tipe I)
19
waktu
setting
cepat,
dibutuhkan
retardans
untuk
20
time 3 menit dan mudah dimanipulasi. Gipsum tipe II memliki harga paling
murah diantara gypsum yang lain. Biasanya berwarna putih alami, jadi terlihat
kontras dengan stone yang pada umumnya berwarna dan memiliki kekuatan
kompresi 1300 psi.
21
22
Sifat mekanis baik, artinya harus kuat sehingga tidak mudah rusak
atau tergores selama proses pembuatan piranti restorasi atau saat ukir
malam, dll.
2.
3.
4.
23
5.
3.3.2
(CaSO4)2.H2O + 3H2O
Calcium
Calcium
Sulfate
Sulfate
Dehydrate
Hemihydrate
24
25
Butiran Gipsum
3. Sifat Mekanis Gypsum
Menurut Craig dkk (1987) gips keras mempunyai sifat mekanis, antara lain :
1. Compressive
strength
(kekuatan
tekan
hancur)
26
memiliki
3.3.3
daya
tahan
abrasi
tinggi.
pembentukan
larutan
kalsium
sulfat
hemihydrat
27
Selain itu, komposisi untuk dental gipsum pada dasarnya terdiri dari (tiap
beratnya) :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
gypsum yang berguna untuk menyediakan model yang sangat baik di permukaan,
presisi dimensi, dan kekuatan mekanik bahkan bila dikombinasikan dengan bahan
berbasis alginate atau bahan-bahan dasar.
Menurut John JManappallil (2003), komposisi gypsum secara umum
adalah :
1. Refactory
Merupakan
material
yang
tahan
temperatur
tinggi
tanpa
2. Binder
Merupakan material yang akan mengikat dengan substansi
refactory, contoh :gypsum, fosfat, silikat. Binder yang umum digunakan
adalah kalsium sulfat hemihidrat (untuk campuran emas ), natrium
silikat, etil silikat, amonium sulfat, natrium fosfat.
3. Bahan kimia lain
Bahan kimia lain yang juga terdapat pada gypsum antara lain :
sodium klorida, boric acid, potassium sulfat.
3.4 Proses Manipulasi, Instrumen serta Faktor yang Mempengaruhi
28
2.
3.
Rasio air dan powder yang tepat (penakaran). Apabila dipakai terlalu
banyak air untuk mencampur stone maka setelah set bisa diperoleh hasil yang
serupa lunaknya dengan gips. Karena kekuatan suatu stone secara tidak
langsung sebanding dengan rasio W:P adalah sangat penting untuk
mempertahankan jumlah air serendah mungkin. Namun, jangan terlalu rendah
sehingga adukan tidak mengalir ke dalam setiap detil cetakan. Sekali rasio
W:P optimal ditentukan, menggunakan rasio W:P yang dianjurkan pabrik
sebagai pedoman, takaran yang sama harus selalu digunakan. Air dan bubuk
harus diukur dengan menggunakan silinder pengukur volume air yang
akuratdan menimbang kesetaraannya untuk bubuk.
4.
5.
29
7.
Bahan separasi. Sebelum melakukan pola malam, stone die diberi bahan
separasi sehingga pola malam mudah dilepas dari die. Sayangnya, bahan
separasi ini dapat mengakibatkan permukaan die bertambah lunak.
(Sumber : Combe, EC. 1992. Sari Dental Material. Penerjemah : Slamat
Tarigan. Jakarta : Balai Pustaka)
Proses yang terjadi selama manipulasi :
(CaSO 4 ) 2 H 2 O + 3H 2 O
2 CaSO 4 2 H 2 O + panas
30
5. Finnal setting
Finnal setting dicapai saat bahan dapat dengan aman dibentuk, tetapi
memiliki kekuatan dan resistensi yang minimal. Saat final setting reaksi
kimia selesai dan model terasa dingin saat disentuh.Sebagian besar pabrik
merekomendasikan 1 jam sampai akhirnya
31
6. Penyimpanan
Gips dapat menyerap air dari lingkungan.Kelembaban dan tempat yang
delat dengan sumber air akan berpengaruh buruk pada powdernya..Hal ini
akan mempengruhi
Kebersihan
Peralatan manipulasi gips harus dijaga kebersihannya. Seperti yang
disebut diatas waktu setting gips akan lebih cepat karena pengadukan.
Bowl, spatula, dan vibrator harus segera dibersihkan segera sebelum
setelah menipulasi, sehingga tidak terkontaminasi bahn lain. (Hatrich
dkk,2003)
32
Banyaknya air dan hemihidrat harus diukur secara akurat dari beratnya.
Rasio air terhadap bubuk hemihidrat biasanya tercermin dalam rasio W/P
atau hasil bagi yang diperoleh bila berat (atau volume) dari air dibagi
dengan berat bubuk. Perbandingan atau rasio biasanya disingkat sebagai
W/P. Misalnya, perbandingan W/P adalah 0,6, bila 100gr stone gigi
dicampur dengan 60 ml air. Perbandingan W/P adalah faktor penting
dalam menentukan sifat fisik dan kimia dari produk gypsum akhir.
Misalnya, semakin tinggi perbandingan W/P, semakin lama waktu
pengerasan dan semakin lemah produk gypsum. Meskipun perbandingan
W/P bervariasi untuk untuk merek plaster atau stone tertentu, berikut ini
adalah beberapa kisaran umum yang dianjurkan: Plaster tipe II 0,45-0,50.
Stone tipe III 0,28-0,30 dan stone tipe IV 0,22-0,24
11. Temperatur
Temperatur air yang ideal adalah sama dengan suhu ruangan (25 oC).
Karena apabila suhu air kurang 100 F akan mempercepat setting
sedangkan bila suhu air lebih 100 F akan memperlambat setting, dan jika
suhu air mencapai 212 F maka gips tidak akan setting.
12. Pencampuran (mixing)
Begitu pengadukan dimulai, pembentukan kristal ini meningkat, pada saat
yang sama, kristal-kristal diputuskan oleh spatula pengaduk dan
didistribusikan merata dalam adukan dengan hasil pembentukan lebih
banyak nukleus kristalisasi. Jadi, waktu pengadukan berkurang
a. Secara manual :
1. Air dimasukkan terlebih dahulu ke dalam rubber atau plastic bowl
kurang lebih hingga 130mm
2. Setelah itu, masukkan bubuk gypsum ke dalam nya secara perlahan
3. Diamkan selama 20 detik
33
34
3. Temperatur
Meskipun efek temperatur pada waktu pengerasan cenderung
menyesatkan dan mungkin bervariasi dari tipe plaster/stone satu dan
35
lainnya, sedikit perubahan terjadi antara 0oC (32oF) dan 50oC (120oF),
tetapi bila temperatur adukan plaster-air meningkat kurang lebih 50oC
(120oF), peningkatan perlambatan terjadi bertahap.Begitu temperatur
mencapai 100oC (212oF), tidak ada reaksi yang terjadi.
4. Kehalusan
Semakin halus ukuran partikel hemihidrat, semakin cepat adukan
mengeras khususnya bila produk tersebut telah digiling selama proses
pembuatan. Tidak hanya kecepatan kelarutan hemihidrat meningkat, tetapi
juga nucleus gipsum lebih banyk, karena itu proses kristalisasi terjadi lebih
cepat.
5. Penambahan akselerator dan retarder
Metode yang paling efektif dan praktis untuk mengendalikan waktu
pegerasan adalah penambahan bahan kimia tertentu pada adukan dental
plaster atau dental stone. Bahan kimia untuk menurunkan waktu pengerasan
disebubt akselerator dan untuk meningkatkan waktu pengerasan disebut
bahan retarder. Kebiasaan menambahkan air dan bubuk berulang-ulang
untuk mencapai konsistensi yang tepat haruslah dihindari. Hal tersebut
menyebabkan
ketidakseragaman
pengerasan
dalam
massa
adukan,
36
Menurut Craig dkk (1987), Setting time adalah waktu yang diperlukan
gips untuk menjadi keras dan dihitung sejak gips kontak dengan air. Setting
time adalah waktu yang diperlukan untuk setting (mengeras) suatu bahan
sampai menjadi rigid (kaku). Waktu setting merupakan waktu yang digunakan
oleh bahan yang telah set sampai menjadi cukup kuat untuk menahan penetrasi
sebuah jarum dengan diameter tertentu dan besar beban yang diketahui. Alat
penguji ini terdiri dari dua bagian yaitu jarum vicat dari Gillmore.
Waktu setting dapat dipengaruhi oleh komposisi gips/stone, bentuk
fisis gips/stone, suhu pencampuran, impurity, akselerator, W/P ratio, waktu
pengadonan meningkat maka setting cepat.
Setting time terdapat dua tahap sebagai berikut :
1.
Initial setting time: permulaan setting time dimana pada waktu itu campuran
gips dengan air sudah sudah tidak dapat lagi mengalir ke dalam cetakan.
Secara visual ditandai dengan loss of gloss (hilangnya kemengkilatan/
timbulnya kemuraman). Keadaan dimana gips tidak dapat hancur tapi masih
dapat dipotong dengan pisau.
2.
Final setting: waktu yang dibutuhkan oleh gips keras untuk bereaksi secara
lengkap dari kalsium sulfat dihidrat, meskipun reaksi dehidrasinya belum
selesai. Tandanya antara lain adalah kekerasan belum maksimum, kekuatannya
belum maksimum dan dapat dilepas dari cetakan tanpa distorsi atau patah.
2.
37
38
39
i. Karena sebagian dari kristal yang ditumbuk dapat menjadi inti pertumbuhan
kristal sewaktu setting.
ii. Dilakukannya penumbukan menambah luas permukaan hemihydrate yang
terbuka ke air sehingga mempercepat laju pelarutan hemihydrate.
3. Suhu dan konsentrasi
Suhu pencampuran, suhu sampai 50oC mempunyai pengaruh sangat kecil,
misalnya seperti pada hasil pengujian satu batch dental stone. Ini berbeda
dengan kebanyakan reaksi kimia yang umumnya dipercepat oleh adanya
kenaikan suhu. Hal ini dapat dijelaskan dengan asumsi bahwa laju reaksi
tergantung pada kecepatan difusi random ion Ca2+ dan SO42- ke Kristal-kristal
dehydrate yang terbentuk. Kecepatan difusi ion-ion dalam larutan tergantung
tidak hanya pada bentuk ion tetapi juga pada suhu dan konsentrasi ion.
i. Suhu
Suhu, dapat diperlihatkan bahwa kecepatan diffusi ion-ion Ca2+ dan SO4
2-
pada suhu 50oC adalah kira-kira dua kali lipat kecepatan diffuse pada suhu 5oC.
ii. Konsentrasi
Kecepatan diffusi ion-ion berbanding lurus dengan konsentrasinya. Kelarutan
hemihydrate pada suhu 5oC adalah 0,8% sedangkan pada suhu 50oC menjadi
sebesar 0,4%. Jadi pada suhu yang lebih tinggi kecepatan diffusi semakin
lambat disebabkan oleh karena menurunnya konsentrasi.
Faktor (i) dan (ii) diatas berlawanan satu dengan lainnya kira-kira serupa
sehingga antara suhu 5oC sampai 50oC. Faktor suhu hanya member pengaruh
yang relative kecil terhadap kecepatan reaksi. Pada suhu yang lebih tinggi
terjadi retardasi hydrasi, dan pada suhu 100oC sama sekali tidak terjadi
dehydrasi, pada suhu sekitar ini hemihydrate dan dihydrate mempunyai daya
larut yang sama.
4. Perbandingan air/powder
40
Dental stone digunakan untuk mold, dan gigi tiruan tanpa ada
pasien
3
Tipe III digunakan untuk pembuatan gigi tiruan tanpa pasien, die,
41
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat diperoleh beberapa
kesimpulan, yaitu:
1. Gypsum merupakan mineral beupa kalsium sulfat dihidrat (CaSO4.2H2O)
atau kalsium sulfat hemihidrat ((CaSO4)2.H2O).
2. Gypsum dikelompokkan menjadi 5 tipe, yaitu Impression Plaster (Tipe I),
Model Plaster (Tipe II), Dental Stone (Tipe III), Dental Stone, High-
42
Strength (Tipe IV), dan Dental Stone, High Strength, High Expansion
(Tipe V).
3. Gypsum harus memiliki sifat mekanis dan sifat kimia yang baik untuk
memenuhi syarat gypsum yang baik dalam kedokteran gigi.
4. Komposisi gypsum, terdiri dari Refactory, Binder, dan bahan kimia lain.
5. Proses manipulasi dipengaruhi oleh pemilihan gypsum, rasio w/p,
pengadukan, initial setting final setting, penyimpanan, kebersihan,
pemberian bahan separator, dan tenperatur.
6. Setting time dibagi menjadi 2 proses, yaitu initial setting time dan final
setting time, dimana terjadi reaksi setting, yaitu
(Ca SO4) 2 H2O + 3H2O 2CaSO4 2H2O + panas.
7. Gispum diaplikasikan dalam kedokteran gigi sebagai model studi dan
model kerja.
43