Halaman : 32-35
Waktu : 08.00-09.00
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2020
DAFTAR ISI
2
DAFTAR ISI................................................................................................................2
Pengurangan Overbite..............................................................................................1
1.2. Kontraindikasi...........................................................................................2
1.3. Fitur-fitur pada desain alat ortodonti lepasan atas untuk mengurangi
peningkatan overbite.................................................................................3
Pengurangan Overjet................................................................................................4
1. Desain URA untuk retroklinasi insisif rahang atas, pengurangan overjet, dan
penghilangan space........................................................................................6
1.1. Indikasi......................................................................................................6
1.2. Kontraindikasi...........................................................................................7
1.3 Fitur-fitur desain URA untuk retroklinasi insisif rahang atas, mengurangi
overjet, dan menghilangkan space (lihat gambar 3)..................................7
Pengurangan Overbite
paling efisien terutama pada individu yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Peningkatan overbite sering disebabkan oleh adanya peningkatan kurva spee pada
anterior.
berkontak dengan biteplane, tetapi segmen bukal tidak berkontak. Hal ini
memungkinkan gigi segmen bukal bawah untuk erupsi, sehingga dapat berkontak
dengan gigi segmen bukal atas. Adanya URA dapat mencegah gigi anterior atas
untuk erupsi sehingga dapat meratakan kurva spee dan mengurangi overbite.
Gambar 1 Gambaran representasi mengenai pengurangan overbite menggunakan FABP (flat anterior
biteplane). Garis terputus-putus menggambarkan erupsi gigi posterior rahang bawah disertai pelepasan oklusi
menggunakan biteplane. Perubahan kurva spee menjadi datar dapat dilihat dari garis merah solid ke garis
merah putus-putus. Biteplane harus mengisi ruang separasi 2-3 mm yang nantinya memungkinkan erupsi gigi
posterior tersebut.
1
FABP (flat anterior biteplane) dapat digabungkan sesuai kebutuhan pada
sebagian besar desain alat lepasan, kecuali pada piranti sekrup untuk memperbaiki
crossbite pada tiga atau empat gigi insisif. Biteplane juga dapat digunakan murni
1.2. Kontraindikasi
2
b) Kondisi yang jarang sekali ditemukan dimana peningkatan overbite
disebabkan oleh gigi insisif atas yang overerupsi dan bukan peningkatan
kurva spee di lengkung bawah. Penggunaan FABP dalam situasi ini tidak
diperlukan.
1.3. Fitur-fitur pada desain alat ortodonti lepasan atas untuk mengurangi
peningkatan overbite
b) Retensi:
Adams’ clasp pada molar pertama permanen rahang atas (kawat 0.7 mm hard
ss) dan premolar pertama rahang atas (kawat 0.7 mm hard ss) atau molar
pertama sulung rahang atas (kawat 0.6 mm hard ss) atau (jika gigi-gigi molar
sulung atas sudah tanggal dan gigi penggantinya belum erupsi) digunakan
Adams’ clasp pada molar pertama permanen rahang atas (kawat 0.7 mm hard
ss) dan Southend clasp pada insisif sentral rahang atas (kawat 0.7 mm hard
ss).
d) Baseplate
sehingga biteplane dibuat dengan tinggi dan kedalaman yang cukup. Oleh
sebab itu, apabila hanya model kerja rahang atas saja yang diberikan kepada
overjet dan juga indikasi dimana akhiran biteplane dibuat yang hubungannya
3
dengan tinggi permukaan palatal insisif sentral rahang atas. Biteplane perlu
Mengingat bahwa overjet diukur dari permukaan labial insisif rahang bawah
ke puncak insisif rahang atas, maka hal ini akan menyebabkan akrilik
bawah, yang akan cukup untuk mencegah insisif rahang bawah beroklusi di
pasien.
Apabila molar kedua rahang atas permanen telah erupsi, penting untuk
mencegah terjadinya over erupsi. Molar kedua rahang atas mengalami over
openbite anterior.
4
e) Fitting dan Aktivasi
Pengurangan Overjet
dan retraksi kaninus. Komponen aktifnya terdiri dari labial bow (reverse loop
akibat dari bahwa pada dasarnya alat lepasan hanya dapat menggerakkan gigi
secara tipping. Hal ini tidak hanya tidak menarik secara dental tetapi juga jika gigi
yang sangat tidak menarik. Pada akhir dari perawatan menggunakan metode ini,
insisif rahang atas seringkali tidak dalam kontrol bibir bawah, yang penting untuk
stabilitas setelah perbaikan overjet yang besar. Hal ini menyebabkan terjadinya
relapse akibat bibir bawah menyebabkan proklinasi insisif rahang atas terjadi
kembali; tidak hanya insisif rahang atas kembali ke posisi semula tetapi juga
dilakukan.
5
Sebagian besar pasien dengan peningkatan overjet membutuhkan
pergerakan secara bodily dari insisif rahang atas selama pengurangan overjet.
Sehingga pada orotodonti moderen, alat cekat merupakan metode perawatan yang
dipilih untuk menangani kasus-kasus ini dan alat lepasan tidak seharusnya
digunakan.
Tedapat suatu situasi spesifik yang mana peningkatan overjet yang sangat
kecil dapat diperbaiki menggunakan alat lepasan, yang dijelaskan dibawah ini.
1. Desain URA untuk retroklinasi insisif rahang atas, pengurangan overjet, dan
penghilangan space
Tolong buatkan alat lepasan rahang atas (URA) untuk mengurangi overbite
dan overjet:
6
1.1. Indikasi
1) Insisif rahang atas yang berjarak dan hanya mengalami sedikit proklinasi
3) Incomplete overbite
Situasi seperti ini dapat dilihat pada pasien yang sudah melakukan
perawatan ortodonti untuk mengurangi overjet yang besar dan yang telah
mereka harus menggunakan alat retainer dalam waktu yang tidak ditentukan.
1.2. Kontraindikasi
Overjet yang luas yang membutuhkan pergerakan gigi secara bodlily untuk
1.3 Fitur-fitur desain URA untuk retroklinasi insisif rahang atas, mengurangi
a) Aktif: Labial bow (0.7 mm hard ss wire) dari UR3 hinga UL3.
b) Retensi: Adams’ clasp ganda pada molar pertama permanen dan premolar
kedua rahang atas (0.7 mm hard ss wire). Hal ini akan memberikan retensi
7
c) Anchorage: Perlu diperhatikan pada aktivasi labial bow sebagaimana akan
memberikan reaksi yang sama dan berlawanan yang dapat membawa alat