Anda di halaman 1dari 60

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu yang diutamakan dalam

kehidupan manusia, termasuk didalamnya kesehatan gigi dan mulut.

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan jasmani yang

tidak dapat dipisahkan satu dan lainnya. Kesehatan gigi dan mulut yang

terganggu dapat menjadi tanda atau bahkan dapat menjadi faktor

timbulnya gangguan kesehatan lainnya (Maribun dkk, 2016)

Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar Depertemen Kesehatan

(RISKESDAS) Tahun 2013, penyakit yang paling banyak diderita oleh

hampir semua penduduk Indonesia adalah karies gigi. Riset ini

menunjukkan adanya peningkatan karies gigi dari 43,3% pada Tahun

2007 menjadi 53,2% pada Tahun 2013. Rata – rata kerusakan gigi

permanen sebanyak 460 gigi per 100 orang atau 5 gigi perorang. Decay

sebagai titik awal kerusakan gigi sebanyak 1,6 gigi perorang dan Filling

sebagai pencegahan meluasnya karies 0.08 perorang jumlah ini masih

sama pada tahun 2007. Riset tersebut memperlihatkan masih rendahnya

kesadaran masyarakat Indonesia untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut

terutama melakukan penumpatan pada gigi berlubang.

Menurut Lendrawati (2012) yang dikutip dari Thorstensson

mengemukakan bahwa karies merupakan penyebab utama kehilangan gigi,

yang dipengaruhi oleh faktor gaya hidup yang buruk, kelas sosial ekonomi

1
rendah, serta tingkat pendidikan rendah. Menurut Sandira karies adalah

suatu penyakit dalam rongga mulut yang diakibatkan oleh aktivitas

perusakan oleh bakteri terhadap jaringan keras gigi (email, dentin dan

sementum). Keruskan ini jika tidak segera ditangani akan segera menyebar

dan meluas. Jika tetap dibiarkan, akan menyebabkan rasa sakit, tanggalnya

gigi, infeksi bahkan kematian. Pengobatan karies gigi tergantung dari

seberapa berat kerusakan dan kondisi jaringan sekitar penanggulangan

karies dapat dikatakan terdiri atas tiga tahap yaitu pencegahan,

penghentian dan penumpatan.

Restorasi atau penumpatan gigi adalah perawatan perbaikan gigi

yang berlubang atau rusak, untuk mengembalikannya pada fungsi, bentuk,

dan penampilan normalnya. Tujuan dari penumpatan karies gigi antara lain

melindungi bagian gigi yang belum terkena karies, mencegah kehilangan

gigi karena karies dapat menyebar dan menghancurkan keselurahan gigi,

dapat mengembalikan fungsi mengunyah berbicara dengan normal dan

dapat meningkatkan penampilan pasien (Hanni, 2015)

Lendrawati (2012) menyatakan salah satu faktor yang

mempengaruhi motivasi untuk mempertahanakan gigi tetap adalah

pengetahuan. Pengetahuan tentang penyakit gigi merupakan faktor utama

dan pertama diantara beberapa faktor lainnya yang mempengaruhi

motivasi untuk mempertahankan gigi. Maulana dkk (2017) menyatakan

bahwa ada hubunngan antara pengetahuan karies dengan motivasi untuk

melakukan penumpatan karies gigi.

2
Penumpatan karies gigi merupakan salah satu pelayanaan bidang

kuratif yang tersedia di Puskesmas. Puskesmas Kota Soe adalah salah satu

Puskesmas di Kabupaten Timor Tengah Selatan Propinsi Nusa Tenggara

Timur yang terletak di ibu kota Kabupaten, melayani 40.753 jiwa

penduduk, mayoritas bekerja sebagai wiraswata dan pegawai negeri sipil

dengan berbagai latar belakang pendidikan. Menurut hasil observasi

kunjungan pasien poli gigi Puskesmas Kota Soe dalam kurun waktu 6

bulan terakhir berjumlah 410 orang, 237 orang dengan keluhan gigi

berlubang, sebagian besar pasien tersebut meminta dilakukan tindakan

pencabutan. Hasil wawancara yang dilakukan terhadap 10 pasien dengan

gigi berlubang hanya 1 orang yang datang untuk melakukan penumpatan

karies gigi karena kemauan sendiri, 1 orang karena instruksi petugas

kesehatan, hal ini dilakukan karena kurangnya pengetahuan pasien tentang

karies dan penumpatan karies gigi.

Berdasarakan hasil observasi dan wawacara awal yang dilakukan

penulis di Puskesmas Kota Soe pada bulan Juni 2018 maka dilakukan

penelitian “ Hubungan Pengetahuan Tentang Karies Gigi Dengan Motivasi

Untuk Melakukan Penumpatan Karies Gigi (Pada Pasien Di Poli Gigi

Puskesmas Kota Soe)”.

3
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalah

sebagai berikut “Apakah ada Hubungan antara Pengetahuan Tentang

Karies Gigi dengan Motivasi Untuk Melakukan Penumpatan Karies Gigi

(Pada Pasien di Poli Gigi Puskesmas Kota Soe)”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya hubungan pengetahuan tentang karies gigi dengan

motivasi untuk melakukan penumpatan karies gigi pada pasien di poli

gigi Puskesmas Kota Soe

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya pengetahuan tentang karies gigi pada pasien di poli

gigi Puskesmas Kota Soe

b. Diketahuinya motivasi melakukan penumpatan karies gigi pada

pada pasien dipoli gigi Puskesmas Kota Soe

D. Ruang Lingkup

Penelitian ini terbatas dilakukan untuk melihat hubungan

pengetahuan tentang karies gigi dengan motivasi untuk melakukan

penumpatan karies gigi pada pasien di poli gigi Puskesmas Kota Soe.

Penelitian melingkupi bidang kuratif guna mengetahui pengetahuan

mengenai karies gigi dapat mempengaruhi motivasi untuk melakukan

4
penumpatan pada pasien yang berkunjung ke poli gigi Puskesmas Kota

Soe.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu :

1. Manfaat teoritis

Dapat menambah wawasan keilmuan diantaranya ilmu

kesehatan gigi dan mulut dimasyarakat yang berkaitan dengan

pengetahuan tentang karies gigi dan motivasi untuk melakukan

penumpatan karies gigi

2. Manfaat praktis

a. Bagi Institusi

Dapat digunakan sebagai masukan ilmu untuk dunia

pendidikan dengan menambah daftar kepustakaan baru berkaitan

dengan pengetahuan masyarakat tentang karies gigi, dapat

mempengaruhi motivasi mereka untuk melakukan penumpatan

karies gigi.

b. Bagi Puskesmas

Dapat memberikan gambaran dalam upaya pengembangan

pelayanan kesehatan gigi dan mulut kepada pasien, khususnya

bidang kuratif penumpatan gigi.

5
F. Keaslian Penelitian

Sepengetahuan peneliti, ada penelitian sejenis diantaranya :

1. Maulana, dkk (2017) dengan judul “Hubungan Pengetahuan

Karies Dengan Performance Treatment Index (PTI) Pada

Mahasiswa/I Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan

Tasikmalaya”. Persamaan dengan penelitian ini yaitu variabel

independen yaitu pengetahuan diteliti dengan menggunakan

kuisioner sedangkan perbedaannya terletak pada variabel dependen

pada penelitian ini menggunakan pemeriksaan DMF-T dan

populasi penelitan yang digunakan juga berbeda

2. Lendrawati (2012) dengan judul “ Faktor – Faktor Yang

Mempengaruhi Motivasi Mempertahankan Gigi tetap Pada

Masyarakat Yang Berkunjung ke Balai Pengobatan Gigi di

Puskesmas Kotamadya Padang ” persamaan dengan penelitian ini

adalah bersama meneliti tentang pengetahuan dengan

menggunakan kuesioner sedangkan perbedaannya pada

pengukuran motivasi penelitian ini menggunakan pemeriksaan dan

populasi serta lokasi penelitian juga berbeda

3. Arifah, A (2016) skripsi dengan judul “Hubungan Pengetahuan,

Sikap dan Tindakan Terhadap Status Kesehatan Gigi Dan Mulut

Pelajar SMP/MTS Pondok Pesantren Putri Ummul Mukmin”.

Persamaan dengan penelitian ini yaitu variabel independen yaitu

pengetahuan diteliti dengan menggunakan kuisioner sedangkan

6
perbedaannya terletak pada variabel dependen pada penelitian ini

menggunakan pemeriksaan DMF-T dan populasi penelitan yang

digunakan.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Konsep Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni

indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba

menurut Bachtiar yang dikutip dari Notoatmodjo (2012).

Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan,

dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka

orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan

tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang

berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula.

Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek

yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini akan

menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan

objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap positif

terhadap objek tertentu. Menurut teori WHO (word health

organization), salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan

oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri (Wawan,

2010)

8
b. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain

1) Faktor Internal

a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita

tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan

mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan

kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat

informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan

sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.

b) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang

memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara

langsung maupun secara tidak langsung

c) Umur

Bertambahnya umur seseorang, tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan

bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang

lebih dewasa lebih dipercaya dari orang yang belum tinggi

kedewasaannya. Ini ditentukan dari pengalaman dan

kematangan jiwa.

9
2) Faktor Eksternal

a) Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok

b) Sosial budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi

c. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai

intensitas atau tingkat yang berbeda – beda. Secara garis besarnya

dibagi 6 tingkat, yakni : (Notoatmodjo, 2014)

1) Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil)

memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

2) Memahami (Comprehensif)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap

objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang

tersebut harus dapat mengintreprestasikan secara benar tentang

objek yang diketahui tersebut.

10
3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami

objek yang dimaksud dapat menggunakan atau

mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi

yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk

menjabarkan dan atau memisahkan, kemudian mencari

hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam

suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa

pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis

adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, atau

memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram (bagan)

terhadap pengetahuan atas objek tersebut.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk suatu kemampuan seseorang untuk

merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis

dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan

kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.

6) Evaluasi

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk

melakukan penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian

11
ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku

dimasyarakat.

d. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

wawancara atau angket yang menayakan tentang isi materi yang

ingin diukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo,

2014)

Menurut Nurhasim yang dikutip dari Fadil (2013) Pengukuran

pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang

yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkat

pengetahuan responden yang meliputi tahu, memahami, aplikasi,

analisis, sintesis, dan evaluasi. Adapun pertanyaan yang dapat

dipergunakan untuk pengukuran pengetahuan secara umum dapat

dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu pertanyaan subjektif,

misalnya jenis pertanyaan essay dan pertanyaan objektif, misalnya

pertanyaan pilihan ganda, (multiple choice), betul-salah dan

pertanyaan menjodohkan. Cara mengukur pengetahuan dengan

memberikan pertanyaan – pertanyaan, kemudian dilakukan

penilaian 1 untuk jawaban benar dan nilai 0 untuk jawaban salah.

Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor yang

diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100% dan hasilnya

prosentase kemudian digolongkan menjadi 3 kategori yaitu

12
kategori baik (76 -100%), sedang atau cukup (56 – 75%) dan

kurang (<55%). (Arikunto, 2013)

2. Konsep Motivasi

Menurut Herjulianti (2012) Motivasi berasal dari kata motif yang

berarti dorongan atau rangsangan atau daya penggerak yang ada dalam diri

seseorang yang menyebabkan seseorang melakukan suatu tindakan atau

aktivitas.

Menurut Uno (2016) Motivasi berasal dari kata motif yang dapat

diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang

menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat

diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah

lakunya, berupa rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga munculnya

suatu tingkat laku tertentu. Motivasi merupakan dorongan yang terdapat

dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku

yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.

Dalam motivasi terdapat dua unsur utama yaitu kebutuhan dan

unsur tujuan yang saling berinteraksi didalam tubuh manusia. Proses

interaksi kedua unsur tersebut dapat dipengaruhi oleh hal – hal lain yang

berada diluar manusia. Secara umum motivasi dibedakan atas 2 macam

yaitu :

13
a. Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri

individu yaitu semacam dorongan yang bersumber dari dalam diri

tanpa harus menunggu rangsangan dari luar. Motivasi intrinsik

merupakan dorongan atau rangsangan yang bersifat konstan dan

biasanya tidak mudah dipengaruhi oleh lingkungan luar.

b. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh

adanya rangsangan atau dorongan dari luar. Rangsangan tersebut bisa

dimanifestasikan bermacam – macam sesuai dengan karateristik

seseorang. Pendidikan dan latar belakang orang bersangkutan

kelemahan dari motivasi ini adalah harus senantiasa didukung oleh

lingkungan, fasilitas dan orang yang mengawasi karena kesadaran dari

dalam diri individu belum tumbuh (Bachtiar, 2012)

Motivasi mempunyai sub variable yaitu motif, harapan dan

insentif. Terdapat tiga unsur yang merupakan kunci dari motivasi

yaitu (1) motif, (2) harapan, (3) insentif.

1) Motif

Motif (motif) adalah suatu perangsang keinginan dan

daya penggerak kemauan bekerja seseorang. Setiap motif

mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai

14
2) Harapan

Harapan (expectancy) adalah suatu kesempatan yang

diberikan terjadi karena perilaku untuk tercapainya tujuan

3) Insentif

Insentif (insentve) yaitu memotivasi dengan

memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi diatas

prestasi standar. Semangat kerja akan meningkat karena

umumnya manusia senang menerima yang baik – baik saja.

Atas dasar terbentuknya motif terdapat dua motif yaitu motif

bawaan dan motif yang dipelajari. Motif bawaan misalnya

makan, minum, dan seksual. Motif yang dipelajari adalah motif

yang timbul karena kedudukan atau jabatan.

Berdasarkan sumber yang menimbulkannya, motif dibedakan

menjadi dua yakni motif intrinsik dan ekstrinsik. Motif intrinsik

timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari luar karena memang

telah ada dalam diri individu sesuai dengan kebutuhannya. Sedangkan

motif ekstrinsik timbul karena adanya rangsangan dari luar individu,

misalnya timbul karena melihat manfaat (Uno, 2016)

c. Asas Motivasi

Dari berbagai teori motivasi yang dikemukakan oleh parah

ahli, terdapat berbagai teori motivasi yang bertitik tolak pada dorongan

yang berbeda satu sama lain. Ada teori yang bertitik tolak pada asas

15
kebutuhan. Menurut asas kebutuhan saat ini banyak diminati (Uno,

2016)

Motivasi yang didasarkan dari asas kebutuhan (need) yang

menyebabkan seseorang berusaha untuk dapat memenuhinya. Ini

merupakan proses psikologi yang dapat menjelaskan perilaku

seseorang. Perilaku hakikatnya merupakan orientasi pada suatu tujuan.

Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan proses interaksi dari

beberapa unsur. Dengan demikian, motivasi merupakan kekuatan yang

mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.

Kekuatan – kekuatan ini pada dasarnya dirangsang oleh adanya

berbagai macam kebutuhan, seperti (1) keinginan yang hendak

dipenuhinya; (2) tingkah laku; (3) tujuan; (4) umpan balik.

Proses motivasi ini disebut sebagai produk motivasi dasar

(basic motivations process), dapat digambarkan dengan model proses

seperti berikut :

Gambar. 1
Proses Motivasi Dasar (Hamzah, 2016)

16
Dari defenisi diatas dapat diketahui bahwa motivasi terjadi

apabila seseorang mempunyai keinginan dan kemauan untuk

melakukan suatu kegiatan atau tindakan dalam rangka mencapai tujuan

tertentu. Motivasi merupakan konsep hipotesis untuk suatu kegiatan

yang dipengaruhi oleh persepsi dan tingkah laku seseorang untuk

mengubah situasi yang tidak memuaskan atau tidak menyenangkan.

d. Fungsi Motivasi

Nurhasim yang dikutip Purwanto (2013) mengatakan

mengatakan bahwa fungsi motivasi bagi manusia adalah

1) Sebagai motor penggerak bagi manusia

2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah perwujudan suatu

tujuan atau cita-cita

3) Mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh

untuk mencapai tujuan, dalam hal ini makin jelas tujuan, maka

makin jelas pula bentangan jalan yang harus ditempuh

4) Menyeleksi perbuatan diri, artinya menentukan perbuatan mana

yang harus dilakukan, yang serasi guna mencapai tujuan

dengan menyampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi

tujuan itu

17
e. Pengukuran Motivasi

Motivasi adalah sebuah konsep psikologis yang intangible atau

tidak kasat mata. Artinya tidak dapat melihat motivasi secara langsung.

Hanya dapat diketahuai dengan menyimpulkan perilaku, perasaan dan

perkataan seseorang ketika ingin mencapai tujuan.

Adapun cara untuk mengukur motivasi yaitu :

1). Tes proyeksi

Apa yang dikatakan merupakan cerminan dari apa yang ada

dalam diri. Untuk memahami apa yang dipikrkan, maka perlu

diberi stimulus yang harus diinterpretasikan. Dalam tes

tersebut klien diberi gambaran dan diminta untuk membuat

cerita dari gambar tersebut.

2). Kuesioner

Melalui kuesioner dengan cara meminta klien untuk mengisi

kuesioner yang berisi pertanyaan – pertanyaan yang dapat

memancing motivasi klien. Pertanyaan atau pernyataan berisi

hal positif dan hal negatif. Pertanyaan atau pernyataan positif

(favorable) berisikan pertanyaan atau pernyataan yang

mendukung atau memihak pada objek. Sedangkan pertayaan

atau pernyataan negatif (unfavorable) berisikan pertanyaan

atau pernyataan yang tidak mendukung atau tidak memihak

pada objek.

18
Secara teknis pertanyaan atau pernyataan motivasi

diberi skor sebagai berikut :

a) Peryataan favorable

(1) Sangat setuju diberi skor 5

(2) Setuju diberi skor 4

(3) Tidak tahu diberi skor 3

(4) Kurang setuju diberi skor 2

(5) angat tidak setuju diberi skor 1

b) Pernyataan unfavorable

(1) Sangat setuju diberi skor 1

(2) Setuju diberi skor 2

(3) Tidak tahu diberi skor 3

(4) Kurang setuju diberi skor 4

(5) Sangat tidak setuju diberi skor 5

3). Observasi

Membuat situasi sehingga klien dapat memunculkan perilaku

yang mencerminkan motivasinya. Perilaku yang diobservasi

adalah apakah klien menggunakan umpan balik yang diberikan,

mengambil keputusan yang beresiko dan mementingkan kualitas

dari pada kuantitas kerja.

19
3. Karies

a. pengertian

Karies gigi merupakan penyakit yang paling banyak dijumpai

di rongga mulut bersama-sama dengan penyakit periodontal, sehingga

merupakan masalah utama kesehatan gigi dan mulut (Sandira, 2009)

Sandira juga menyatakan bahwa karies gigi adalah penyakit

jaringan keras gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan, dimulai

dari permukaan gigi dan meluas kearah pulpa. Penyakit karies gigi

terjadi karena demineralisasi jaringan permukaan gigi oleh asam

organis yang berasal dari makanan yang mengandung gula. Karies gigi

bersifat kronis dan dalam perkembanganya membutuhkan waktu yang

lama, sehingga sebagian besar penderita mempunyai potensi

mengalami gangguan seumur hidup. Namun demikian penyakit ini

sering tidak mendapat perhatian dari masyarakat dan perencana

program kesehatan, karena jarang membahayakan jiwa.

Karies adalah hasil interaksi dari bakteri dipermukaan gigi,

plak atau biofilm, dan diet (khususnya komponen karbohidrat yang

dapat difermentasi oleh bakteri plak menjadi asam, terutama asam

laktat dan asetat) sehingga terjadi demineralisasi jaringan keras gigi

dan memerlukan cukup waktu untuk kejadiannya (Putri,dkk. 2011)

20
b. Tanda – Tanda Karies Gigi

Tanda – tanda karies adalah :

1) Suatu keretakan pada email atau ada kavitas pada gigi

2) Dentin didalam kavitas lebih lunak dari pada di sekelilingnya

3) Suatu daerah pada email yang mempunyai warna yang berbeda

dengan email di sekelilingnya.

Jadi warna dapat menjadi tanda adanya karies. Karies yang

berkembang cepat biasanya berwarna agak terang, karies yang

berkembang lambat biasanya berwarna lebih gelap. Akan tetapi

pit dan fisur kadang – kadang berwarna tua, bukan karena

karies gigi, tetapi noda akibat beberapa makanan.

c. Perkembangan Karies

Karies dimulai pada email gigi. Pada tahap awal tidak ada

gejala apa – apa. Tanda pertama yang terlihat adalah perubahan warna

pada email, berubah warna keputih – putihan. Perubahan ini

disebabkan beberapa mineral di dalam email telah larut oleh asam

yang dihasilkan oleh bakteri dalam plak. Akan tetapi tidak terjadi

lubang, karena banyak mineral tetap tinggal. Pada tahap ini kerusakan

dapat dihentikan dan email sehat kembali oleh meniral didalam saliva

dan plak. Agar keadaan ini dapat terjadi, gigi harus tetap bersih,

sehingga hanya ada sdikit serangan asam. Fluoride yang ditemukan di

dalam pasta gigi dapat juga membantu penyembuhan karies ini.

21
Apabila tidak ada upaya untuk menghentikan kerusakan gigi ini, maka

dentin akan terserang, menjadi lunak, rapuh dan berwarna kuning dan

emailnya menjadi hancur. Pada tahap ini gigi mungkin terasa sakit

apabila makan dingin, panas, manis atau setelah menggigit benda

keras. Apabila tidak segera ditumpat, karies akan berlanjut

menghancurkan gigi dan menimbulkan rasa sakit (Nurhasim, 2013)

d. Pencegahan dan Penanggulangan Karies Gigi

Karies gigi dapat dicegah dengan :

1) Menghilangkan plak dengan menyikat gigi

2) Membatasi frekuensi makan dan minum yang manis dan

mudah melekat

3) Meningkatkan pertahanan email misalnya dengan memakai

pasta gigi berfluoride atau air kumur

Sementara penanggulangan karies dapat dilakukan dengan penutupan

fisur yang dalam dan penumpatan pada karies gigi (Pratiwi, 2009)

4. Penumpatan Gigi

Penumpatan atau penambalan gigi adalah salah satu cara untuk

memperbaiki kerusakan gigi agar gigi bisa kembali kebentuknya semula

dan bisa kembali berfungsi dengan baik. Dengan menutup lubang gigi

menggunakan tambalan, maka jalan masuk bakteri pun akan tertutup

22
sehingga bisa menghentikan kerusakan gigi lebih lanjut. Selain itu,

penambalan juga bertujuan untuk menutup tubulus dentin yang tebuka

yang merupakan penyebab adanya rasa linu pada gigi yang berlubang

(Rahmadhan, 2010)

Penambalan gigi adalah suatu tindakan perawatan dengan cara

meletakkan bahan tambalan pada lubang gigi yang telah dibersihkan

melalui pengeboran. Tujuan pengeboran untuk mengangkat dan

membersihkan struktur gigi yang telah rusak oleh asam yang diproduksi

bakteri. Setelah struktur yang rusak dibersihkan, lubang gigi yang baru

harus diisi kembali untuk mengembalikan fungsi gigi seperti semula

(Pratiwi, 2009)

Tujuan penumpatan gigi yaitu :

1) Melindungi bagian gigi yang belum terkena karies

2) Mencegah kehilangan gigi karena karies

3) Mengembalikan fungsi mengunyah

4) Menormalkan fungsi bicara

5) Mengembalikan bentuk gigi

6) Meningkatkan penampilan pasien

B. Landasan Teori

Pengetahuan adalah merupakan hasil yang diperoleh setelah

seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek. Pengetahuan ini

dapat diperoleh dari pendidikan formal ataupun pengalaman. Pada

23
umumnya pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap sesuatu

sebagai hasil pengenalan terhadap suatu pola. Pengetahuan tentang

penumpatan karies gigi seseorang turut mempengaruhi motivasi dalam

memperoleh pelayanan kesehatan termasuk didalamnya kesehatan gigi dan

mulut yang baik. Disini mengenai pengetahuan responden tentang

kesehatan gigi terutama tantang karies gigi dan motivasi untuk melakukan

penumpatan pada karies gigi.

Motivasi adalah dorongan atau rangsangan dalam diri seseorang

untuk melakukan suatu tindakan. Motivasi dapat datang dari dalam diri

sendiri ataupun dari luar. Salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi

adalah pengetahuan. Seseorang yang mempunyai pengetahuan yang luas

diharapkan memiliki motivasi untuk melakukan tindakan sesuai

pengetahuannya. Seseorang yang mempunyai pengetahuan tentang

penumpatan karies gigi yang baik diharapkan dapat meningkatkan

motivasi untuk melakukan penumpaan pada karies gigi tersebut guna

menghentikan proses karies berkelanjutan. Bagi penderita karies gigi akan

mengalami beberapa masalah diantaranya bau mulut, berkurangnya fungsi

pengunyahan, menimbulkan rasa sakit, penampilan jelak dan besar

kemungkinan akan kehilangan gigi apabila tidak segera ditanggulangi.

Tinggi rendahnya kesadaran seorang pasien dengan karies gigi untuk

melakukan penumpatan berhubungan dengan motivasi pasien itu sendiri

untuk mengembalikan fungsi gigi seperti semula.

24
C. Kerangka Konsep

Pengetahuan tentang Motivasi melakukan


karies gigi penumpatan karies gigi

Gambar. 2
Kerangka konsep penelitian hubungan pengetahuan tentang karies dengan
motivasi untuk melakukan penumpatan karies gigi pada pasien di poli gigi
Puskesmas Kota Soe

D. Hipotesis

Dari landasan teori dan kerangka konsep dapat diambil hipotesis

sebagai berikut “ Ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi

dengan motivasi untuk melakukan penumpatan karies gigi (pada pasien di

poli gigi Puskesmas Kota Soe)”.

25
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian observasional dengan rancangan seksional silang (cross

sectional) yaitu penelitian yang mempelajari korelasi faktor resiko

terhadap efek dengan cara pendekatan atau pengumpulan data

sekaligus pada saat itu juga (point time approach). Artinya, tiap subjek

penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan

terhadap satu karakter atau variabel pada saat pemeriksaan

(Notoatmodjo, 2014)

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa

gambar sebagai berikut :

26
sampel

X1 X2 X3

Y1 Y2 Y3 Y1 Y2 Y3 Y1 Y2 Y3

Gambar. 3
Desain penelitian

Keterangan :

X1 : Pengetahuan baik

X2 : Pengetahuan cukup

X3 : Pengetahuan kurang

Y1 : Motivasi rendah untuk melakukan penumpatan karies gigi

Y2 : Motivasi sedang untuk melakukan penumpatan karies gigi

Y3 : Motivasi tinggi untuk melakukan penumpatan karies gigi

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah seluruh subjek penelitian (Arikunto, 2013).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang berkunjung ke

27
poli gigi Puskesmas Kota Soe dari bulan Januari sampai dengan

Desember 2018

2. Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti,

dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap populasi, namun bukan

populasi itu sendiri. Sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi

yang hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang diamati (Arikunto,

2013). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

accidental sampling yaitu pengambilan sampel secara kebetulan, siapa

saja yang ditemui asalkan sesuai dengan konteks penelitian

(Notoatmodjo, 2014). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pasien yang diambil dari populasi dan memenuhi kriteria yang

ditentukan oleh peneliti sebagai berikut :

a. Kriteria inklusi yaitu kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi

oleh setiap populasi yang dapat diambil sebagai sampel,

diantaranya :

1). Pasien dengan karies gigi

2). Berusia 17 tahun keatas

3). Laki-laki dan perempuan

3). Bersedia menjadi responden

28
b. Kriteria ekslusi yaitu ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat

diambil sebagai sampel, diantaranya:

1). Pasien dengan karies gigi

2). Berusia dibawah 17 tahun

3). Tidak bersedia menjadi responden

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Poli Gigi Puskesmas Kota Soe

Kabupaten Timor Tengah Selatan

2. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November - Desember 2018

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Pengetahuan tentang karies

2. Variabel Terikat

Motivasi untuk melakukan penumpatan karies gigi

E. Defenisi Operasional Variabel

1. Pengetahuan Tentang Karies Gigi

Pengetahuan tentang karies gigi adalah pengetahuan responden

yang berhubungan dengan segala sesuatu mengenai kegunaan gigi,

29
karies gigi, akibat karies gigi, manfaat penumpatan karies gigi dan

akibat jika tidak dilakukan penumatan karies gigi.

Pengukuran pengetahuan responden ini menggunakan

kuesioner yang berisi 15 pertanyaan berupa checklist dengan 2 pilihan

jawaban (skala guttman) pertanyaan yang digunakan adalah

pertanyaan tertutup dengan dua jawaban yaitu ya dan tidak. Jawaban

benar (ya) diberi skor 1 dan jawaban salah (tidak) diberi skor 0.

Responden yang memberikan jawaban dengan cara memberi tanda

centang () pada salah satu kolom jawaban. Penilaiannya yaitu :

Jawaban terendah responden nilainya 1

Jawaban tertinggi responden nilainya 15

Untuk menyimpulkan skor keseluruhan sebagai berikut :

a) Pengetahuan kurang apabila skor jawaban antara 1-5

b) Pengetahuan cukup apabila skor jawaban antara 6-10

c) Pengetahuan baik apabila skor jawaban antara 11-15

Skala yang digunakan dalam penilaian pengetahuan ini adalah skala

ordinal

2. Motivasi Melakukan Penumpatan Karies Gigi

Motivasi adalah dorongan, rangsangan atau daya penggerak

dalam diri responden untuk melakukan penumpatan karies gigi.

Penelitian ini untuk mengukur motivasi responden melakukan

penumpatan pada karies gigi di Puskesmas Kota Soe. Motivasi diukur

menggunakan kuesioner dengan 10 pertanyaan pada pasien berupa

30
checklist dengan 2 pilihan jawaban. Pertanyaan yang digunakan adalah

pertanyaan tertutup dengan 2 pilihan jawaban yaitu setuju dan tidak

setuju. Responden menjawab pertanyaan dengan memberi tanda

centang () pada salah satu kolom jawaban (Sugiyono, 2010) dengan

penilaian sebagai berikut :

Pertanyaan positif (favorable) soal 1-5

a) Apabila responden menjawab setuju, diberi skor 1

b) Apabila responden menjawab ragu-ragu, diberi skor 0

Pertanyaan negatif (unfavorable) soal 6-10

a) Apabila responden menjawab setuju, diberi skor 0

b) Apabila responden menjawab tidak setuju, diberi skor 1

Jawaban terendah responden diberi nilai 1

Jawaban tertinggi responden diberi nilai 10

Untuk menyimpulkan skor keseluruhannya adalah sebagai beikut :

a) Motivasi rendah apabila skor jawaban 1 - 4

b) Motivasi sedang apabila skor jawaban 5 - 7

c) Motivasi tinggi apabila skor jawaban 8 - 10

Skala yang digunakan dalam penilaian motivasi ini adalah skala ordinal

31
F. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan sumbernya data yang diperolah adalah data primer.

Karena data diperolah atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung

mengenai pengaruh pengetahuan tentang karies gigi terhadap motivasi

untuk melakukan penumpatan pada karies gigi di Puskesmas Kota Soe.

Teknik penggumpulan datanya dengan menggunakan kuesioner.

G. Instrument Pengumpulan Data

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

untuk mengetahui pengetahuan tentang karies gigi dan motivasi pasien

untuk melakukan penumpatan karies gigi

H. Uji Validitas dan Reliabilitas

Pada penyusunan kuesioner, salah satu kriteria kuesioner yang baik

adalahvaliditas dan reliabilitas kuesioner. Validitas menunjukkan kinerja

kuesioner dalam mengukur apa yang diukur, sedangkan reliabilitas

menunjukkan bahwa kuesioner tersebut konsisten apabila digunakan untuk

mengukur gejala yang sama. Tujuan pengujian validitas dan reliabilitas

kuesioner adalah untuk meyakinkan bahwa kuesioner yang telah disusun

benar-benar baik dalam mengukur gejala dan menghasilkan data yang

valid.

32
1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur validitas suatu kuesioner

menggunakan teknik korelasi product moment dari pearson.

Kuesioner dianggap valid apabila harga koefisien minimal r hitung

≥ 0,361 (Sujarweni, 2012)

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh alat ukur

dapat dipercaya. Uji reliabilitas menggunakan teknik alpha

cronbach. Kuesioner dikatakan reliable apabila nilai alpha > 0,60

(Sujarweni, 2012)

I. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap diantaranya :

1. Tahap pra penelitian

a. Survei penelitian

b. Uji Validitas dan reliabilitas kuesioner

2. Persiapan penelitian

a. Membuat dan menyiapkan jadwal penelitian

b. Perijinan

c. Menyiapkan istrumen penelitian

d. Menyiapkan informed consent

33
3. Pelaksanaan

a. Menyeleksi populasi sesuai dengan syarat inklusi sampel

penelitian

b. Memberikan penjelasan jalannya penelitian, pengisian

informed consent dan instruksi pengisian kuesioner

c. Pengisian kuesioner oleh responden

d. Mengumpulkan kuesioner dan mengolah data yang

didapatkan

4. Pelaporan

a. Membuat laporan

b. Mempresentasikan hasil penelitian

c. Mengumpulkan hasil penelitian

J. Manejeman Data

1. Pengolahan data

a. Editing ( pemeriksaan data)

Kuesioner yang telah di isi diperiksa kembali apakah terisi dan

sesuai dengan petenjuk

b. Coding (Pemberian kode)

Memberi kode pada setiap hasil kuesioner, ini agar mempermudah

peneliti dalam penyusunan dan analisis data

c. Tabulating (Penyusunan data)

Membuat tabel sesuai dengan tujuan penelitian

34
2. Analisis data

Data yang telah diperoleh di olah dan dianalisis menggunakan

SPSS 2016 untuk mendapatkan kesimpulan dari penelitian. Data yang

diperoleh melalui kuesioner dianalisi dengan cara analisis bivariate

untuk mengetahui korelasi statistic menggunakan Kendal-tau

K. Etika penelitian

Sebelum dan sesuah dilakukan penelitian pasien yang menjadi

responden akan diberikan petunjuk dan informed consend. Pasien berhak

menerima ataupun menolak untuk mengikuti penelitian. Identitas

responden tidak dipublikasikan tetapi akan ditulis dalam bentuk kode

angka. Responden berhak memberikan keluhan apabila selama penelitian

responden merasa dirugikan baik secara material maupun non material.

Partisipasi responden bersifat sukarela, tanpa paksaan dan dapat

mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun. Penelitian ini

akan dikaji oleh (Komisi Etik Penelitian Kesehatan) KEPK Politeknik

Kemenkes Yogyakarta

35
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan

tentang karies gigi dengan motivasi untuk melakukan penumpatan karies

gigi (pada pasien di poli gigi puskesmas Kota Soe). Penelitian dilakukan

pada bulan November – Desember 2018, yang dilakukan dengan

memberikan kuesioner kepada responden. Hasil penelitian sebagai berikut :

1. Karakteristik responden

Dari hasil analisis data kuesioner didapat gambaran karakteristik

responden yang dapat dilihat pada table berikut :

Table 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (N) Poersentase (%)


Laki-laki 19 32,8
Perempuan 39 67,2
Total 58 100

Berdasarkan table 1 menunjukkan bahwa responden terbesar adalah

perempuan sebanyak 39 responden (67,2%)

Tabel 2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia

Usia Jumlah (N) Prosentase (%)


17 -25 thn 8 13,8
26 -46 thn 30 51,7
>46 thn 20 34,5
Total

36
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan sebagian besar responden berusia

26 -46 tahun yaitu 30 responden (51,7%)

Tabel 3. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan


terakhir

Pendidikan terakhir Jumlah (N) Prosentase (%)


Tidak sekolah 0 0
SD 2 3,4
SMP 6 10,3
SMA 24 41,4
Diploma 4 6,9
S1 22 37,9
Total 58 100

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan sebagian besar responden dengan

pendidikan terakhir SMA yaitu 24 responden (41,4%)

2. Analisis Variabel

a. Pengetahuan tentang karies gigi

Tabel 4. Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang karies


gigi

Pengetahuan Jumlah (N) Porsentase (%)


Baik 11 19
Cukup 34 58,6
Kurang 13 22,4
Total 58 100

Berdasarkan table 4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

mempunyai pengetahuan yang cukup tentang karies gigi sebanyak

34 responden (58,6%)

37
Tabel 5. Tabulasi silang pendidikan terakhir dengan Pengetahuan
tentang karies gigi

Pengetahuan tentang karies gigi


Pendidikan TOTAL
Baik Cukup Kurang
terakhir
N % N % N % N %
Tidak
0 0 0 0 0 0 0 0
sekolah
SD 0 0 0 0.0 2 3.4 2 3.4
SMP 1 1.7 2 3.4 3 5.2 6 10.3
SMA 6 10.3 15 25.9 3 5.2 24 41.4
Diploma 1 1.7 3 5.2 0 0.0 4 6.9
S1 3 5.2 14 24.1 5 8.6 22 37.9
Total 11 19 34 58.6 13 22.4 58 100

Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

berpengetahuan cukup dengan pendidikan terakhir SMA sebanyak

15 responden (25,9%)

b. Motivasi untuk melakukan penumpatan karies gigi

Tabel 6. Distribusi frekuesni motivasi penumpatan karis gigi

Motivasi Jumlah (N) Porsentase (%)


Rendah 33 56.9
Sedang 15 25.9
Tinggi 10 17.2
Total 58 100

Berdasarakan tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden mempunyai motivasi yang rendah untuk melakukan

penumpatan karies gigi sebanyak 33 responden (56,9%)

38
Tabel 7. Tabulasi silang jenis kelamin dan usia responden dengan
motivasi untuk penumpatan karies gigi

Motivasi untuk melakukan


Karakteristik penumpatan karies gigi TOTAL
rseponden Rendah Sedang Tinggi
N % N % N % N %
Jenis Kelamin
Laki-laki 12 20.7 5 8.6 2 3.4 19 32.8
Perempuan 21 36.2 10 17.2 8 13.8 39 67.2
TOTAL 33 56.9 15 25.9 10 17.2 58 100
Usia
17-25 thn 4 6.9 2 3.4 2 3.4 8 13.8
26 – 46 thn 17 29.3 9 15.5 4 6.9 30 51.7
>46 thn 12 20.7 4 6.9 4 6.9 20 34.5
TOTAL 33 56.9 15 25.9 10 17.2 58 100

Berdasarkan table 7 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

yang mempunyai motivasi rendah berjenis kelamin perempuan

sebanyak 21 responden (36,2%) dan berusia 26 – 46 tahun

sebanyak 17 responden (29,3%)

Tabel 8. Tabulasi silang antara pengetahuan tentang karies gigi


dengan motivasi untuk melakukan penumpatan karies gigi

Motivasi Melakukan Penumpatan


Pengetahuan Karies gigi TOTAL
tentang karies Rendah Sedang Tinggi
N % N % N % N %
Baik 3 5.2 2 3.4 6 10.3 11 19
Cukup 18 31.0 12 20.7 4 6.9 34 58.6
Kurang 12 20.7 1 1.7 0 0 13 22.4
TOTAL 33 56.9 15 25.9 10 17.2 58 100

Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

mempunyai pengetahuan yang cukup sebanyak 18 responden

(31,10%) memiliki motivasi yang rendah

39
3. Analisis korelasi

Table 9. Hasil analisis korelasi Kendall-tau hubungan pengetahuan


tentang karies gigi dengan motivasi untuk melakukan
penumpatan karies gigi

Koef.
Variabel Sig.ρ ꭤ
Korelasi
Hubungan pengetahuan
tentang karies gigi
dengan motivasi untuk
Kendall-tau 0,000 0,05 0,461
melakukan penumpatan
karies gigi

Berdasarkan hasil analisis kendall-tau dihasilkan korelasi sebesar

0,461 dengan tarif signifikan 5%. Dengan nilai signifikasi ρ=0.000, ρ

< 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan antara

pengetahuan tentang karies gigi dengan motivasi untuk melakukan

penumpatan karies gigi (pada pasien dipoli gigi puskesmas Kota soe)

40
B. Pembahasan

Pada penelitian ini sebagian besar responden berjenis kelamin

perempuan dengan jumlah 39 responden (67,2%). Karakteristik berdasarkan

usia jumlah kelompok responden terbanyak berusia 26-46 tahun berjumlah 30

responden (51,7%) dan karakteristik responden berdasarkan tingkat

pendidikan terbanyak berpendidikan SMA berjumlah 24 responden (41,4%).

Pada analisis variabel pengetahuan tentang karies gigi menunjukkan bahwa

sebagian besar responden dengan pengetahuan cukup 34 responden (58,6%),

13 responden (22,4%) dengan pengetahuan kurang dan 11 responden (19%)

dengan pengetahuan baik.

Pada table 5 menunjukkan bahwa rata – rata responden

berpengetahuan cukup dengan pendidikan terakhir SMA. Sesuai dengan

pendapat Uno (2010) pengetahuan sangat erat kaitanya dengan pendidikan,

diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan

semakin luas pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti

seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula.

Pada analisis variabel motivasi untuk melakukan penumpatan karies

gigi menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai motivasi

yang rendah sebanyak 33 responden (56,9%), 15 responden (25,9%) dengan

motivasi penumpatan karies gigi yang sedang dan 10 responden (17,2%)

dengan motivasi penumpatan karies gigi yang tinggi.

Pada tabel 7 menunjukkan bahwa rata-rata responden dengan motivasi

rendah berjenis kelamin perempuan dan berusia diatas 26 tahun (13,8%). Hal

41
tidak sesuai dengan hasil penelitian Jatuadomi dan Siagian (2016) yang

mengemukakan bahwa persepsi perempuan dalam merawat kesehatan tubuh

lebih besar daripada laki-laki. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian

yang dilakukan oleh Putri (2015) yang menyatakan bahwa, biasanya kaum

perempuan lebih sering mengobatkan diri dibandingkan dengan laki-laki ini

dapat dikaitkan dengan ketersediaan waktu dan kesempatan bagi perempuan

untuk datang ke puskesmas lebih banyak dari laki-laki. Namun saat ini

perempuan tidak selalu memiliki ketersediaan waktu untuk datang ke

puskesmas karena banyak perempuan yang juga ikut bekerja dan mempunyai

kesibukan.

Pada table 8 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

berpengetahuan cukup tentang karies gigi mempunyai motivasi yang rendah

untuk melakukan penumpatan karies gigi (31%). Hasil ini sesuai dengan

penelitian dari Rizky yang dikutip dari Wangsarahardjo (2016) masyarakat

memiliki pengetahuan yang tinggi akan memiliki pengetahuan dan motivasi

yang baik terhadap kesehatan, dan sebaliknya sehingga akan mempengaruhi

perilaku untuk hidup sehat dan dapat menjaga kesehatan gigi. Yang

menunjukkan bahwa ada hubungan yang erat antara pengetahuan dengan

motivasi untuk berobat.

Tabel 8 juga menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan

cukup juga memiliki motivasi yang sedang. Ini didukung dengan jawaban

kuesioner yang menyatakan responden sejumlah 38% tahu bahwa karies gigi

42
dapat dilakukan penumpatan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dan

ingin melakukan penumpatan gigi akan tetapi merasa keberatan dengan biaya.

Hal ini sesuai dengan pendapat Suwandi (2010), bahwa kemungkinan

individu yang mempunyai kesejahteraan rendah atau kurangnya kemampuan

ekonomi berarti kurangnya kemampuan untuk mencapai fungsi tertentu.

Menurut peneliti ini juga disebabkan karena pasien baru datang disaat gigi

sudah membutuhkan perawatan yang lebih kompleks sehingga tidak dapat

dilakukan di puskemas dan harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih

memadai karena inilah responden harus mengeluarkan lebih banyak biaya

untuk perawatannya.

Namun sebagian besar responden dengan pengetahuan baik memiliki

motivasi yang tinggi untuk melakukan penumpatan karies gigi (48,3%).

Tetapi juga memiliki motivasi yang rendah (5,2%) Pendapat ini didukung

dengan hasil jawaban kuesioner menunjukkan bahwa sejumlah 34,2%

menjawab benar jika karies gigi yang tidak dirawat dapat menyebabkan rasa

sakit dan karies gigi dapat diperbaiki dengan melakukan penumpatan namun

sebagian besar setuju lebih baik karies gigi dicabut daripada harus dilakukan

penumpatan. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Lendrawati

(2014) yang menyatakan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi motivasi

untuk mempertahankan gigi tidak hanya terbatas pada pengetahuan saja tetapi

ada faktor- faktor pendukung lainnya seperti umur, tingkat pendidikan,

persepsi tentang sakit gigi, sikap terhadap penyakit gigi serta sarana dan

prasaraana kesehatan. Didukung juga oleh Pratiwi (2017) yang menyatakan

43
kan bahwa salah satu faktor penting yang mempengaruhi motivasi untuk

mempertahankan gigi adalah ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan

yang memadai.

Rensponden dengan pengetahuan kurang memiliki motivasi yang

renda pula yaitu sebesar 20,7%. Sesuai dengan pendapat Notoadmojo (2010),

bahwa seseorang yang memiliki pengetahuan, akan mengerti dan memahami

suatu objek tersebut. Jawaban kuesioner responden menunjukkan bahwa

sebanyak 47% lebih memilih gigi yang berkaries dicabut daripada ditambal

sekalipun mereka sadar jika gigi yang berlubang menimbulkan rasa sakit, hal

ini mungkin terjadi karena kurangnya pengetahuan manfaat penumpatan

karies gigi. Ini sesuai dengan pendapat Rizky yang dikutip dari Survey

ekonomi budaya depertemen tenaga kerja (2016) bahwa seseorang yang

mempunyai tingkat pengetahuan rendah akan memiliki motivasi yang rendah

pula, menurut peneliti hal ini terjadi karena responden memiliki pengetahuan

rendah tidak akan tertarik untuk melakukan penumpatan karies gigi

dikarenakan pemahaman mengenai fungsi dan tujuan penumpatan karies gigi

masih kurang. Rendahnya pengetahuan mengenai kesehatan merupakan

predisposisi perilaku kesehatan yang mengarah pada timbulnya penyakit.

Hasil uji statistik didapatkan bahwa variabel pengetahuan tentang

karies gigi memiliki hubungan yang signifikan dengan motivasi untuk

melakukan penumpatan karies gigi karena nilai signifikan yang di peroleh

lebih besar dari 0,05 yaitu 0,000. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,461 maka

Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga ada hubungan antara pengetahuan

44
tentang karies gigi dengan motivasi untuk melakukan penumpatan karies gigi

(pada pasien di poli gigi puskesmas Kota Soe). Hasil ini didukung oleh

penelitian yang dilakukan oleh Maulana (2017) bahwa ada hubungan antara

pengetahuan tentang karies gigi dengan motivasi untuk melakukan

penumpatan karies gigi.

45
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdsarkan hasil penelitian hubungan pengetahuan tentang karies gigi

dengan motivasi untuk melakukan penumpatan karies gigi (pada pasien di

poli gigi puskesmas Kota Soe) yang telah dilakukan maka dapat

disimpulakn sebagai berikut :

1. Pengetahuan tentang karies gigi termasuk dalan kategori cukup

2. Motivasi untuk melakukan penumpatan karies gigi termasuk dalam

kategori rendah

3. Ada hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi dengan motivasi

untuk melakukan penumpatan karies gigi

B. Saran

Berdasarkan kesmipulan diatas maka dapat diberikan saran sebagai berikut

1. Bagi puskesmas disarankan untuk lebih meningkatkan promosi

kesehatan gigi secara berkala minimal 1 bulan sekali disetiap pos

pelayanan luar gedung serta menambah media promosi di puskesmas

2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih

lanjut terkait variabel ekonomi, persepsi masyarakat tentang

penumpatan karies gigi dan ketersediaan sarana prasarana kesehatan

46
DAFTAR PUSTAKA

Arifah AN. 2016. Hubungan Pengetahuan Sikap dan Tindakan Terhadap Status
Kesehatan Gigi dan Mulut Pelajar SMP/MTS Pondok Pesantren Putri
Ummul Mukmin. Skripsi. Universitas Hasanudin.Makasar
Andaya S. 2014. Analisis Hubungan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Gigi Dan
Kegiatan Penambalan Dan Pencabutan Gigi di Puskesmas. Jurnal Biotek
Medisiana Indonesia. Agustus 2014
Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian.Jakarta:Rineka Cipta
Bachtiar D. 2012. Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan. The Journal of Management Analysis Journal. Universitas
Negeri semarang. 2012
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan Dasar.
Jakarta:Kementrian Kesehatan RI
Hanni. 2015. Restorasi gigi. Diunduh dari https://www.doktergigiku.net diakses
pada tanggal 10 Juni 2018
Herjulianti, Indriani TS, Artini S. 2012. Pendidikan Kesehatan Gigi.Jakarta:EGC
Kemenkes RI.2012.Rencana Program Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan
Mulut.D:jurnal poltekkessby.Surabaya
Kependudukan Timor Tengah Selatan. 2017. Statistik Penduduk Kabupaten Timor
Tengah selatan. Badan Pusat Statistik
Lendrawati. 2014.Motivasi Masyarakat Dalam Memelihara Dan Mempertahankan
Gigi.Andalas Dental Journal.Universitas Andalas Padang.September
2014
Lintang Jch, Palandeng H, Leman MA. 2015. Hubungan Tingkat Pengetahuan
Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Tingkat Keparahan Karies Gigi Siswa
SDN Tumaluntung Minahasa Utara.Jurnal e-GiGi(eG). Universitas Sam
Ratulangi Manado.Desember 2015
Maribun EB, Mintjelungan CN, Pangemanan DHC. 2016. Hubungan Tingkat
Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi dan Mulut Dengan Status Karies

47
Gigi Pada Penyandang Tuna Netra.Jurnal e-GiGi(eG) Universitas Sam
Ratulangi Manado.Desember 2016
Maulana I, Kusmana, Primawati. 2017. Hubungan Pengetahuan Karies Dengan
Performance Treatment Index (PTI) Pada Mahasiswa/I Jurusan
Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Tasikmalaya. Jurnal e-ISSN.Juli
2017
Notoatmodjo S. 2014. Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta:Rineke Cipta
---------------. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan.Jakarta:Rineke Cipta
Nurhasim. 2013. Tingkat Pengetahuan Tentang Perawatan Gigi Siswa Kelas IV
dan V SD Negeri Blengorwetan Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen
Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta
Pratiwi D. 2009. Gigi Sehat dan Cantik.Jakarta:Kompas
Pratiwi NL, Basuki H, Soeprapto A. 2017. Pengaruh Akses Pelayanan Kesehatan,
Performed Treatment Index/PTI Requirement Treatment Index/RTI
Terhadap Perilaku Oral Hygiene. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan.
April
Putri MH, Herijuliati E, Nurjannah N. 2010. Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan
Keras Dan Jaringan Pendukung Gigi.Jakarta:EGC
Rahmadhan AG. 2010. Serba-Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta:Bukune
Rahmayanti S. 2013. Peran Makanan Terhadap Kejadian Karies.Jurnal Kesehatan
Masyarakat.Universitas Andalas.September 2013
Sandira I. 2009. Kontrol Plak. Artikel.
http://iqbalsandira.blogspot.com/2009/03/kontrol-plak.html diakses pada
tanggal 10 Juli 2018
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Yogyakarta.
Alfabeta
Sujarweni. 2012. Statistik untuk Penelitian. Yogyakarta. Graha Ilmu
Uno HB. 2014. Teori Motivasi & Pengukurannya.Jakarta:Bumi aksara
Wawan A, Dewi M. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta:Nuha Medika
Widastra IN. 2016. Perilaku Masyarakat Dalam Pemanfaatan Pelayanan
Kesehatan Gigi dan Mulut di Poli Klinik Gigi Puskesmas Tabanan I
Kabupaten Tabanan. Jurnal Promkes. Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Universitas Airlangga Surabaya

48
Lampiran 1

RENCANA ANGGARAN BELANJA

PENYUSUNAN SKRIPSI PADA PRODI SARJANA TERAPAN

KEPERAWATAN GIGI POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

Unit
Jumlah
No Kegiatan Volume Satuan Cost
(Rp)
(Rp)

I Proposal Skripsi

1 ATK dan penggandaan

49
a.Kertas HVS A4 80 gr 4 Rim 40.000 160.000

b.Tinta printer hitam 3 Bh 35.000 105.000

c.Tinta printer warna 2 Bh 35.000 70.000

d.USB 8 GB 1 Bh 80.000 80.000

e. Hekter 1 Bh 15.000 15.000

f.Pelor hekter 1 Dos 5.000 5.000

g.Map kertas 5 Bh 2.000 10.000

h. Map Plastik 5 Bh 2.000 10.000

h.Penjepit kertas 5 Bh 2.000 10.000

i.CD RW 3 Bh 5.000 15.000

j.Foto copy dan jilid 1 Pkt 350.000 350.000

2 Biaya studi pendahuluan 1 Kl 600.000 500.000

II Penelitian

1 Pengadaan istrumen penelitian

a.Alat tulis 10 Bh 3.000 30.000

b.Biaya etical clearance 1 Kl 50.000 50.000

c.Penggandaan kuesioner 200 Lbr 250 50.000

d.Penggandaan informed consent 50 Lbr 250 12.500

e.Souvenir responden 40 Bh 25.000 1.000.000

f.Souvenir untuk tempat penelitian 1 Bh 200.000 200.000

g.Reward pembantu penelitian 3 Bh 100.000 300.000

h. Analisa data penelitian 1 Kl 500.000 500.000

50
2 Biaya pengambilan data penelitian 1 Kl 3.500.000 3.500.000

III Skripsi

ATK dan Penggandaan

a.Kertas HVS A4 80 gr 2 Rim 40.000 80.000

b.Tinta printer hitam 2 Bh 35.000 70.000

c.Tinta printer warna 1 Bh 35.000 35.000

d.CD RW 3 Bh 5.000 15.000

e.Foto copi dan jilid 1 Pkt 350.000 350.000

Jumlah 7.622.500

Mengetahui

Peneliti Pembimbing Utama

51
Maria Irena Faot Siti Sulastri, S.Pd.,S.SiT.,M.Kes

NIM.P07125217045 NIP.19600304 198003 2001

52
Lampiran 2

JADWAL PENELITIAN

WAKTU
No Kegiatan
Mei Juni Juli Agustus Septemb Oktob

53
er

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

1 Penyusunan proposal skripsi

2 Seminar proposal skripsi

3 Revisi proposal skripsi

4 Perijinan penelitian

5 Persiapan penelitian

6 Pelaksanaan penelitian

7 Pengolahan data

8 Laporan skripsi

9 Sidang skripsi

10 Revisi laporan skripsi akhir

54
Lampiran 3

PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN

(PSP)

1. Saya Maria Irena Faot berasal dari Politeknik Kesehatan Kemenkes

Yogyakarta Jurusan Keperawatan gigi Program studi Sarjana Terapan

Keperawatan Gigi dengan ini meminta saudara untuk berpartisispasi

dengan suka rela dalam penelitian yang berjudul “Hubungan Pengetahuan

Tentang Karies Gigi dengan Motivasi Untuk Melakukan Penumpatan

Karies Gigi (Pada Pasien di Poli Gigi Puskesmas Kota SoE)”

55
2. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Tentang

Karies Gigi dengan Motivasi Untuk Melakukan Penumpatan Karies Gigi

(Pada Pasien di Poli Gigi Puskesmas Kota SoE). Manfaat penelitan

diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan tentang hubungan

pengetahuan dan motivasi untuk melakukan penumpatan pada karies gigi.

3. Penelitian akan berlangsung selama 10 menit untuk setiap responden

dimana peneliti akan membagikan kuesioner mengenai pengetahuan

tentang karies gigi dan motivasi untuk melakukan penumpatan karies gigi

yang diisi oleh responden. Sampel menggunakan accidental sampling

yaitu pasien yang berkunjung ke poli gigi Puskesmas Kota Soe

4. Prosedur penelitian meminta izin kepada Kepala Puskesmas, menyiapkan

intrumen penelitan. Memberikan PSP kepada responden yaitu penjelasan

untuk mengikuti penelitian, meminta responden untuk mengisi Informed

Concent pada lembar persetujuan yang sudah tersedia , membagikan

kuesioner kepada responden dan kompensasi (souvenir) goody bag yang

diberukan secara cuma – cuma.

5. Keuntungan yang diperoleh saudara dalam penelitian ini memberikan

masukkan dan wawasan mengenai pengetahuan dan motivasi untuk

melakukan penumpatan karies gigi

6. Partisipasi saudara bersifat sukarela, tidak ada paksaan, dan saudara dapat

mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun

7. Kegiatan ini hanya untuk keperluan penelitian sehingga nama dan jati diri

saudara akan tetap dirahasiakan

56
8. Apabila ada hal-hal yang kurang jelas dapat menghubungi saya Maria

Irena Faot No.HP.085239278510

Peneliti

Maria Irena Faot

NIM.P07125217045

Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN
(Informed Concent)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ……………………………………………………..

Umur : ……………………………………………………..

Alamat : : ……………………………………………………

Telp/HP : : ……………………………………………………

57
Setelah mendapat penjelasan dari peneliti, saya bersedia menjadi responden dalam
penelitian yang dilakukan oleh Saudari Maria Irena Faot, Mahasiswa Politeknik
Kesehatan Kemenkes Yogyakarta Progaran Studi Sarjana Terapan Keperawatan
Gigi dengan judul “Hubungan Pengetahuan Tentang Karies Gigi Dengan
Motivasi Untuk Melakuan Penumpatan Karies Gigi (Pada Pasien Di Poli Gigi
Puskesmas Kota Soe)”

Persetujuan ini saya tanda tangani dengan sukarela tanpa paksaan dari siapapun.

SoE,…………………….2018
Peneliti Responden

(…………………………….…..) (…………………………….…..)
Saksi

(…………………………….…..)

Lampiran 5

KUESIONER PENGETAHUAN

A. Identitas Responden
Nama : ………………………………
Umur : ………………………………
Jenis Kelamin : ………………………………
Pendidikan terakhir : ………………………………
B. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah pernyataan dengan baik dan teliti sebelum menjawab
2. Beri tanda () pada jawaban yang anda pilih
3. Untuk kelancaran penelitian mohon isilah jawaban sesuai dengan
pendapat anda

58
No Pernyataan Ya Tidak
1 Gigi berfungsi untuk mengigit makanan
Kehilangan gigi akan menyebabkan berkurangnya fungsi
2 pengunyahan yang optimal
3 Kehilangan gigi menyebabkan fungsi menjadi tidak jelas
Karies atau lubang pada gigi adalah lubang pada gigi yang
4
disebabkan oleh bakteri
Karies atau lubang pada gigi yang tidak dirawat dapat
5
menyebabkan rasa sakit
Karies atau lubang pada gigi dapat menyebabkan kesulitan
6
untuk mengunyah makanan
7 Karies gigi yang tidak dirawat dapat menyebabkan bau mulut
Karies atau lubang pada gigi yang tidak dirawat dapat
8
menyebabkan gigi goyang dan menjadi ompong
Karies atau lubang gigi yang tidak dirawat menyebabkan
9
penampilan menjadi jelek
Karies atau lubang pada gigi menyebabkan berkuranya
10
kepercayaan diri
11 Karies atau lubang pada gigi dapat diperbaiki atau dicegah
Penumpatan karies gigi adalah perawatan perbaikan gigi yang
12
berlubang
Penumpatan karies gigi dapat mengembalikan bentuk dan
13
fungsi gigi normal
Penumpatan karies gigi dilakukan dilakukan untuk
14
melindungi gigi yang belum terkena karies
Penumpatan karies gigi dilakukan untuk mencegah kehilangan
15
gigi

Lampiran 6

KUESIONER MOTIVASI

A. Identitas Responden
Nama : ……………………………………
Umur : ……………………………………
Jenis Kelamin : ……………………………………
Pendidikan terakhir : ……………………………………
B. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah pernyataan dengan baik danteliti sebelum menjawab
2. Beri tanda () pada jawaban yang anda pilih
3. Untuk kelancaran penelitian mohon isilah jawaban sesuai dengan
pendapat anda

59
Tidak
No Pernyataan Setuju
setuju
Saya mau melakukan penumpatan pada gigi yang berlubang
1
sekalipun biayanya mahal dari pada gigi saya harus dicabut
Saya mau melakukan penumpatan pada gigi yang berlubang
2
supaya gigi bisa dipertahankan selama mungkin di rongga mulut
Saya mau melakukan penumpatan pada gigi yang berlubang
3
untuk mencegah kerusakan gigi semakin parah
Saya mau melakukan penumpatan pada gigi yang berlubang
4
untuk mencegah bau mulut
Saya mau melakukan penumpatan pada gigi berlubang untuk
5
mencegah terjadinya focal infeksi
Saya tidak mau melakukan penumpatan pada gigi yang
6
berlubang karena gigi yang sudah tanggal bisa tumbuh lagi
Saya tidak mau melakukan penumpatan pada pada gigi yang
7
berlubang karena prosesenya menyakitkan
Saya tidak mau melakukan penumpatan pada gigi yang
8
berlubang karena biayanya mahal
Saya bisa menghilangkan bau mulut karena lubang gigi dengan
9
mengunyah permen
Lebih baik gigi berlubang dicabut dari pada harus dilakukan
10
penumpatan

60

Anda mungkin juga menyukai