Anda di halaman 1dari 51

PERBANDINGAN PENYULUHAN SECARA ONLINE MENGGUNAKAN

MEDIA LEAFLET DAN POSTER TERHADAP TINGKAT


PENGETAHUAN KARIES GIGI PADA SISWA SD NEGERI PALSATU
KOTA KUPANG.

PROPOSAL SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Kesehatan Gigi

YUNUS SAMENEL

P1337425220040

PROGRAM STUDI TERAPI GIGI PROGRAM SARJANA TERAPAN


JURUSAN KESEHATAN GIGI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
berkat dan Rahmat penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Pada
proses penulisan Skripsi ini, penulis dibantu oleh banyak pihak. Sehingga pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Tri Wiyatini, SKM, M. Kes (Epid), selaku Ketua Jurusan Keperawatan Gigi
dan dosen pengajar yang telah memberikan banyak ilmu.
2. Salikun, S.Pd.M.Kes, selaku Ketua Prodi DIV Keperawatan Gigi yang selaku
memantau setiap perkembangan proses tugas akhir kami agar kami bisa lulus
bersama-sama.
3. Prof. Dr. drg. Diyah Fatmasari MDSc, selaku Pembimbing I.
4. Hermien Nugraheni, S.KM, M.Kes, selaku Pembimbing II.
5. Dr. Bedjo Santosa, S.SiT,M.Kes, selaku Evaluator.
6. Kedua orang tua saya yang selalu memberikan doa dan dukungan baik secara
moral dan materil kepada saya.
7. Teman-teman sejawat yang telah membantu penelitian saya.
8. Serta pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, atas bantuannya
baik secara langsung dan tidak langsung sehingga Skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna,maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga
Skripsi ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi semua
pihak.

Penulis

Yunus Samenel

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i


KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................4
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................5
E. Keaslian Penelitian ………….................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Landasan Teori ......................................................................................12
B. Kerangka Teori ......................................................................................22
C. Hipotesis ...............................................................................................23

BAB III METODE PENELITIAN


A. Kerangka Konsep ..................................................................................24
B. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................24
C. Subjek Penelitian .................................................................................25
D. Identifikasi Variabel ............................................................................25
E. Definisi Operasional ……………………………………………..….....27
F. Instrumen Penelitian .............................................................................31
G. Langkah-langkah Penelitian …………………………………………....32
H. Analisi Data …........................................ .............................................33
I. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ..............................................................34

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian 5

Tabel 3.2 Definisi Operasional 27

Tabel 3.3 Instrumen Pengumpul Data 31

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori 7

Gambit 3.1 Kerangka Konsep 24

Gmabar

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
Lampiran 1 Kuisioner
Lampiran 2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Lampiran 3 Poster
Lampiran 4 Leafet

vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO) Tahun 2014,


pemeliharaan kesehatan gigi adalah salah satu upaya meningkatkan
kesehatan karena dapat mencegah terjadinya penyakit-penyakit rongga
mulut. Kesehatan gigi merupakan bagian integral dari kesehatan manusia
seutuhnya, dengan demikian upaya-upaya dalam bidang kesehatan gigi
pada akhirnya akan turut berperan dalam peningkatan kualitas dan
produktivitas sumber daya manusia.
Kesehatan gigi dan mulut adalah bagian dari kesehatan secara
keseluruhan yang mempengaruhi kualitas hidup. Dengan memiliki gigi
dan mulut yang sehat, beberapa aktivitas seperti berbicara, makan, dan
bersosialisasi tidak akan terganggu karena terhindar dari rasa sakit, tidak
nyaman, dan malu. (Pontonuwu dkk.2013)
Penyakit gigi dan mulut terbanyak diderita oleh masyarakat,
terutama pada anak-anak yaitu karies gigi. Karies gigi merupakan suatu
penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan sementum, yang
disebabkan oleh aktifitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang
dapat diragikan. Tandanya adalah adanya demineralisasi jaringan keras
gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya. Akibatnya
terjadi invasi bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran infeksinya ke
jaringan periapeks yang dapat menyebabkan nyeri (Kidd, 1991 )

Penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak


salah satunya yaitu faktor perilaku atau sikap yang mengabaikan kesehatan
gigi dan mulut, hal tersebut terjadi karena kurangnya pengetahuan
mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Kurangnya

1
pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut pada anak yang menjadi
faktor penyebab terjadinya karies. Sehingga perlu dilakukan suatu upaya
untuk meningkatkan pengetahuan anak tentang kesehatan gigi dan mulut.

Di Indonesia, laporan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)


Depkes RI menyatakan, diantara penyakit yang dikeluhkan dan tidak
dikeluhkan, prevalensi penyakit gigi dan mulut adalah tertinggi meliputi
60% penduduk. Gigi dan mulut merupakan investasi bagi kesehatan
seumur hidup. Peranannya cukup besar dalam mempersiapkan zat
makanan sebelum absorbsi nutrisi pada saluran pencernaan, disamping
fungsi psikis dan sosial.Penyakit gigi yang banyak diderita masyarakat
adalah karies dan penyakit periodontal. Di Indonesia terjadi peningkatan
prevalensi terjadinya karies gigi padapenduduk Indonesia dibandingkan
tahun 2007 lalu, yaitu dari 43,4 % (2007) menjadi 53,2 % (2013) yaitu
kurang lebih di Indonesia terdapat 93.998.727jiwa yang menderita karies
gigi.
Penelitan yang dilakukan oleh Linasari pada tahun 2017 di SMA
N 10 dan SMA N 5 Bandar Lampung tentang pengaruh penggunaan media
poster dan leaflet terhadap pengetahuan siswa sma di Bandar Lampung
tentang karies gigi, hasil uji pada kedua sekolah tersebut media poster
memiliki presentase sebanyak 72,43% dan media leaflet memiliki
presentase sebanyak 65,62%. Penelitan yang dilkukan oleh Pudentiana R.E
dkk pada tahun 2010 di SD N Pondok Labu, Cilandak Jawa Barat tentang
perbandingan antara penyuluhan cara menyikat gigi yang baik dan benar
metode demonstrasi dengan leaflet dan poster terhadap skor debris indeks
murid kelas v sd n Pondok Labu dengan banyak responden 25 orang, hasil
penelitian menunjukan menggunakan media leaflet kategori nilai
memuaskan (25 orang) dan media poster kategori nilai memuaskan (23
orang). Hal ini menunjukan bahwa penyuluhan menggunakan media

2
leaflat dan poster efektif dalam menunjang peningkatan kebersihan gigi
dan mulut pada anak sekolah dasar.
Langkah awal dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan
mencegah masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak adalah dengan cara
memberikan pendidikan kesehatan gigi dan mulut. Pemberian pendidikan
kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah dasar penting dilakukan,
karena pada masa ini mulai mengembangkan kebiasaan yang biasanya
cenderung menetap sampai dewasa, salah satunya menjaga kesehatan gigi
dan mulut (Herijulianti, dkk.2012)

Penyuluhan atau Pendidikan Kesehatan Gigi (PKG) adalah suatu


proses belajar yang ditujukan kepada individu dan kelompok masyarakat
untuk mencapai derajat kesehatan gigi yang setinggi-tingginya. Pemilihan
metode yang tepat dalam proses penyampaian materi penyuluhan sangat
membantu pencapaian usaha mengubah tingkah laku sasaran. Secara garis
besar, hanya ada dua jenis metode dalam penyuluhan kesehatan gigi, yaitu
metode satu arah (One Way Method) yang menitikberatkan pendidik yang
aktif sedangkan pihak sasaran tidak diberi kesempatan untuk aktif dan
metode dua arah (Two Way Method) yang menjamin adanya komunikasi
dua arah antara pendidik dan sasaran (Nurfalah, 2014).

Kegiatan penyuluhan kesehatan gigi merupakan salah satu upaya


yang dirasa cukup efektif dalam pemeliharaan kesehatan gigi terutama
pada anak, penyuluhan adalah suatu usaha untuk membimbing ke arah
perubahan perilaku yang kita harapkan (Herijulianti dkk.2012)
Peraturan pemerintah nomor 21 tahun 2020 Pasal 4 tentang
Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam rangka percepatan Penanganan
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19 ). Pembatasan sosial berskala
besar paling sedikit meliputi : (a) liburan sekolah dan tempat kerja (b)

3
pembatasan keagamaan (c) dan pembatasan kegiatan ditempat kerja atau
fasilitas umum. (Permenkes, 2020)
Sejak dikeluarkannya peraturan Pemerintah untuk menekan angka
penyebaran Covid-19, maka masyarakat di batasi aktivitas diluar rumah.
Salah satunya, sekolah di liburkan dan melakukan pembelajaran online.
Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut tidak boleh dikesampingkan,
sehingga peneliti melakukan penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan
mulut secara online demi menghindari kerumunan. Berdasarkan latar
belakang diatas peneliti memilih judul penelitian “Perbandingan
Penyuluhan Secara Online Menggunakan Media Leaflet Dan Poster
Terhadap Tingkat Pengetahuan Karies Gigi Pada Siswa SD Negeri Palsatu
Kota Kupang”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang diatas, maka penulis mengambil
permasalahannya yaitu apakah Perbandingan Penyuluhan Secara Online
Menggunakan Media Leaflet Dan Poster Terhadap Tingkat Pengetahuan
Karies Gigi Pada Siswa SD Negeri Palsatu Kota Kupang ?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui Perbandingan penyuluhan
secara online menggunakan media leaflet dan poster terhadap
pencegahan karies gigi pada SD Negeri Palsatu Kota Kupang
2. Tujuan Kusus
a. Mengevaluasi pengetahuan siswa SD Negeri Palsatu Kota Kupang
sebelum dan setelah penyuluhan dengan media poster secara online
b. Mengevaluasi pengetahuan siswa SD Negeri Palsatu Kota Kupang
sebelum dan setelah penyuluhan dengan media leaflet secara online

4
c. Membandingkan efektifitas penyuluhan secara online dengan media
Poster dan Leaflet pada SD Negeri Palsatu Kota Kupang
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi Peneliti
Menambah wawasan ilmu pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
Bagi Siswa demi meningkatkan derajak kesehatan gigi yang lebih
baik.
b. Bagi Institusi
Diharapkan agar hasil peneliti ini dijadikan sebagai bahan informasi
bagi institusi dan sebagai referensi di perpustakaan demi
berkembangnya ilmu keperawatan gigi.
c. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian diharapkan dapat berguna sebagai masukan bagi
masyarakat mengenai peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan
kesehatan gigi dan mulut dalam mencegah penyakit dalam rongga
mulut dalam hal ini adalah karies gigi.

5
E. Keaslian Penelitian

Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Variabel Penelitian Perbedaan dengan


penelitan
sebelumnya
Pudentiana Rr R.E, Perbandingan Antara Jenis penelitian ini Pengetahuan, sikap, Pada penelitia ini
Jusuf Kristianto dan Penyuluhan Cara adalah penelitian tindakan dan status variabel
Siti Nurbayani Menyikat Gigi Yang eksperimen bentuk kesehatan gigi terikatnya yaitu
Tauchid Baik Dan Benar rancangan yang pengetahuan
Metode Demonstrasi digunakan adalah menyikat gigi dan
Dengan Leaflet Dan One Group Pre variabel bebas
Poster Terhadap Skor Test-Post Test. yaitu sikap,
Debris Indeks Murid tindakan dan
Kelas V Sdn Pondok status kesehatan
Labu gigi.

Pengaruh Penggunaan Quasi eksperiment Pengetahuan Siswa/I Pada penelitia ini


Linasari Media Poster Dan (eksperimen semu) SMA N 10 dan SMA N variabel
Leaflet Terhadap dengan rancangan 5 Tentang Karies Gigi terikatnya yaitu
Pengetahuan Siswa penelitian Non pengetahuan
Sma Di Bandar equivalent control karies gigi dan
Lampung Tentang group design variabel bebas
Karies Gigi yaitu sikap,
tindakan dan
status kesehatan
gigi.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Penyuluhan
1) Pengertian Penyuluhan Kesehatan
Menurut Notoadmojo (2012), penyuluhan kesehatan sama dengan
pendidikan kesehatan masyarakat, yaitu suatu kegiatan atau usaha untuk
menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau
individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut individu
dapat memperoleh pengetahan tentang kesehatan yang lebih baik. Akhirnya
pengetahuan tersebut diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilakunya
dengan adanya pendidikan tersebut dapat membawa akibat terhadap
perubahan perilaku sasaran.
Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan
kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan
tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia baik secara
individu, kelompok maupun masyarakat untuk meningkatkan kesadaran
akan nilai kesehatan sehingga dengan sadar mau mengubah perilaku
menjadi perilaku hidup yang sehat (Notoadmojo, 2012).
2) Tujuan Penyuluhan Kesehatan

Tujuan penyuluhan kesehatan adalah mengubah perilaku masyarakat


ke arah perilaku yang sehat sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat
yang optimal untuk mewujudkannya, perubahan perilaku yang diharapkan
setelah menerima pendidikan dapat terjadi sekaligus. Oleh karena itu,
pencapaian target penyuluhan dibagi menjadi tujuan jangka pendek
tercapainya perubahan.

7
3) Langkah-langkah Penyuluhan
(Eliza, 2001) Langkah-langkah dalam merencanakan penyuluhan kesehatan
adalah :
a) Analisis Situasi
b) Penentuan prioritas masalah
c) Penentuan tujuan
d) Penentuan sasaran
e) Penentuan pesan
f) Penentuan Metode
g) Penentuan Media
h) Penentuan Rencana Penilaian
i) Penyusunan jadwal Kegiatan
4) Metode Penyuluhan

1) Metode Ceramah. Metode ceramah adalah suatu cara dalam


menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara
lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh informasi sesuai
yang diinginkan.
2) Metode Diskusi Kelompok. Metode diskusi kelompok adalah
pembicaraan yang direncanakan dan telah dipersiapkan tentang suatu
topik pembicaraan diantara 5 sampai dengan 20 peserta (sasaran) dengan
seorang pemimpin diskusi yang telah ditunjuk.
3) Metode Curah Pendapat. Metode curah pendapat adalah suatu bentuk
pemecahan masalah di mana setiap anggota mengusulkan semua
kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan oleh masing-masing
peserta, dan evaluasi atas pendapat-pendapat tadi dilakukan kemudian. 

8
4) Metode Panel. Metode Panel adalah pembicaraan yang telah
direncanakan di depan pengunjung atau peserta tentang sebuah topik,
diperlukan 3 orang atau lebih panelis dengan seorang pemimpin.
5) Metode Bermain peran. Metode bermain peran adalah memerankan
sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan tanpa diadakan latihan,
dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk dipakai sebagai bahan
pemikiran oleh kelompok.
6) Metode Demonstrasi. Metode demonstrasi adalah suatu cara untuk
menunjukkan pengertian, ide dan prosedur tentang sesuatu hal yang telah
dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan bagaimana cara
melaksanakan suatu tindakan, adegan dengan menggunakan alat peraga.
Metode ini digunakan terhadap kelompok yang tidak terlalu besar
jumlahnya. 
7) Metode Simposium. Metode simposium adalah serangkaian ceramah
yang diberikan oleh 2 sampai 5 orang dengan topik yang berlebihan
tetapi saling berhubungan erat. 
8) Metode Seminar. Metode seminar adalah suatu cara di mana sekelompok
orang berkumpul untuk membahas suatu masalah dibawah bimbingan
seorang ahli yang menguasai bidangnya.

5) Media Dan Alat Bantu Penyuluhan


Kegiatan penyuluhan tidak dapat lepas dari media karena melalui
media pesan disampaikan dengan mudah untuk dipahami. Media dapat
menghindari kesalahan persepsi, memperjelas informasi, dan mempermudah
pengertian. Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat yang digunakan oleh
pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan atau pengajaran, berfungsi
untuk membantu dan memperagakan sesuatu didalam proses
pendidikan/pengajaran. Menurut Lucie (2005), media dan alat bantu yang
biasa digunakan dalam penyuluhan adalah sebagai berikut:

9
1) Leaflet
Leaflet adalah bentuk penyampaian informasi kesehatan melalui
lembar yang dilipat. Keuntungan menggunakan media ini antara lain
sasaran dapat menyesuaikan dan belajar mandiri serta praktis karena
mengurangi kebutuhan mencatat, sasaran dapat melihat isinya disaat
santai dan sangat ekonomis. Kelemahan dari leafleat adalah tidak cocok
untuk sasaran individu, tidak tahan lama dan mudah hilang dan akan
menjadi percuma jika sasaran tidak diikutsertakan secara aktif, serta
perlu proses penggandaan yang baik.
2) Poster
Poster adalah suatu media publikasi yang di dalamnya terdapat
teks, gambar, atau perpaduan keduanya dimana tujuannya untuk
memberikan informasi atau pesan kepada masyarakat. Sebuah poster
sifatnya persuasif atau mengajak orang lain. Itulah sebabnya mengapa
poster selalu dibuat semenarik mungkin agar pembacanya terpengaruh
dan mengikuti pesan yang ada di dalam poster tersebut.
3) Flift Chart (Lembar Balik)
Flift Chart adalah media penyampaian pesan atau informasi
kesehatan dalam bentuk buku dimana setiap lembar berisi gambar
peragaan dan lembar baliknya berisikan kalimat sebagai pesan kesehatan
yang berkaitan dengan gambar. Keunggulan dari penyuluhan dengan
menggunakan media ini antara lain mudah dibawa, dapat dilipat maupun
digulung, murah dan efisien, dan tidak perlu peralatan yang rumit.
Kelemahannya yaitu terlalu kecil untuk sasaran yang berjumlah relatif
besar serta mudah sobek dan tercabik.
4) Flim Dan Vidio
Keunggulan media ini antara lain dapat memberikan realita yang
memungkinkan sulit direkam kembali oleh mata dan pikiran sasaran,
dapat memicu diskusi mengenai sikap dan perilaku, dan dapat

10
merefleksikan kepada diri mereka tentang keadaan yang benar-benar
terjadi. Kelemahan media ini antara lain, memerlukan sambungan listrik,
peralatannya berisiko untuk rusak, dan perlu adanya kesesuaian antara
kaset dengan alat pemutar, membutuhkan ahli profesional agar gambar
mempunyai makna dalam sisi artistik maupun materi, serta
membutuhkan banyak biaya karena menggunakan alat-alat yang canggih.
5) Slide
Keunggulan media ini antara lain dapat memberikan realita
walaupun terbatas, cocok untuk sasaran yang jumlahnya relatif besar dan
pembuatannya relatif murah, serta peralatannya cukup ringkas dan
mudah digunakan. Kelemahan media ini antara lain memerlukan
sambungan listrik, peralatannya berisiko mudah rusak, serta memerlukan
sumber daya manusia yang terampil dan memerlukan ruangan sedikit
lebih gelap.
6) Transparan OHP
Keunggulan media ini antara lain dapat dipakai untuk mencatat
poin-poin penting saat diskusi sedang berjalan, murah dan efisien karena
alatnya mudah didapat dan digunakan untuk sasaran yang relatif kecil
maupun besar, peralatannya mudah digunakan dan dipelihara.
Kelemahan media ini antara lain memerlukan aliran listrik, sukar
memperkenalkan gerakan dalam bentuk visual, lensa OHP dapat
menghalangi pandangan kelompok sasaran apabila pengaturan tempat
duduk komunikan yang tidak baik.
7) Papan Tulis
Keunggulan media ini antara lain murah dan efisien, baik untuk
menjelaskan sesuatu, mudah dibersihkan dan digunakan kembali.
Kelemahan media ini antara lain terlalu kecil untuk sasaran dalam jumlah
relatif besar, tidak efektif karena penyuluh harus membelakangi

11
kelompok sasaran saat sedang menulis sesuatu, terkesan kotor apabila
tidak dibersihkan dengan baik.

B. Leaflet

1) Pengertian Media Leaflet


Menurut Nurhayati (2013) Leaflet adalah selembar kertas yang berisi
tulisan cetak tentang sesuatu masalah khusus untuk suatu sasaran dengan
tujuan tertentu. Leaflet juga diartikan sebagai salah satu media yang
menggunakan selembar kertas yang berisi tulisan cetak tentang suatu
masalah khusus untuk sasaran yang dapat membaca dan biasanya di sajikan
dalam bentuk lipatan yang dipergunakan untuk penyampaian informasi atau
penguat pesan yang disampaikan.
2) Ciri - Ciri Leaflet
a) Tulisan terdiri dari 200 ± 400 huruf dengan tulisan cetak biasanya juga
diselingi gambar-gambar
b) Isi leaflet harus dapat dibaca sekali pandang.
c) Ukuran biasanya 20 ± 30 cm.
3) Syarat Pembuatan leaflet
a) Menggunakan bahasa sederhana dan mudah dimengerti oleh pembacanya
b) Judul yang digunakan harus menarik untuk dibaca
c) Jangan banyak tulisan, sebaiknya dikombinasikan antara tulisan dan
gambar.
d) Materi harus sesuai dengan target sasaran yang dituju.
4) Penggunaan Leaflet :
a) Untuk mengingatkan kembali hal-hal yang pernah dipelajari
b) Biasanya leaflet diberikan kepada sasaran setelah selesai
pelajaran/penyuluhan atau dapat juga diberikan sewaktu kampanye untuk
memperkuat ide yang disampaikan.
c) Isi dari leaflet harus dimengerti.

12
5) Keuntungan Leaflet :
a) Leaflet menarik untuk dilihat
b) Mudah untuk dimengerti
c) Merangsang imajinasi dalam pemahaman isi leaflet
d) Lebih ringkas dalam penyampaian isi informasi
6) Kelemahan Leaflet
a) Salah dalam desain tidak akan menarik pembaca
b) Leaflet hanya untuk dibagikan, tidak bisa di pajang/ ditempel
c) Tidak bisa digunakan oleh sasaran yang buta huruf
7) Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan leaflet, yaitu :
a) Tentukan kelompok sasaran yang ingin dicapai.
b) Tuliskan apa tujuannya.
c) Tentukan isi singkat hal-hal yang mau ditulis dalam leaflet.
d) Kumpulkan tentang subyek yang akan disampaikan.
e) Buat garis-garis besar cara penyajian pesan, termasuk di dalamnya
bagaimana bentuk tulisan gambar serta tata letaknya.
f) Buatkan konsepnya.
g) Konsep dites terlebih dahulu pada kelompok sasaran yang hampir sama
dengan kelompok sasaran.
h) Perbaiki konsep dan buat ilustrasi yang sesuai dengan isi.

C. Poster

1) Pengertian media poster


Menurut Nursalam dalam Hartanti (2016) pendidikan kesehatan dapat
diberikan kepada sasaran baik secara langsung ataupun melalui media
tertentu. Poster merupakan penggambaran yang di tunjukan sebagai
pemberitahuan, peringatan, maupun pengugah selera yang biasanya berisi
gambar-gambar. Sri Anita dalam Hartanti (2016) mengatakan bahwa poster
adalah media gambar yang memiliki sifat persuasif tinggi karena

13
menampilkan suatu persoalan (tema) yang menimbulkan perasan kuat
terhadap khalayak. Yang terpenting dari poster adalah menyampaikan
pertanyaan terhadap persoalan di atas, bukan memberikan solusi atau
jawabannya. Inilah yang membuat poster berbeda dengan ilustrasi biasa.
Menurut Nana S dan Ahmad R dalam Hartanti (2016) secara umum
poster memiliki kegunaan yaitu, memotivasi siswa dalam belajar, sebagai
peringatan, berisi tentang peringatan terhadap sesuatu misal hukuman,
kesehatan, agama dan lain-lain, pengalaman kreatif melalui poster kegiatan
menjadi lebih kreatif untuk membuat ide, cerita, karangan dari sebuah poster
yang dipanjang.
Tujuan poster adalah mendorong adanya tanggapan (respon) dari khalayak
dan akan lebih baik apabila kemudian digunakan sebagai media diskusi.
Kelebihan poster adalah ilustrator dapat mengembangkan dramatisasi
gambar yang berseberangan, berbeda dan menimbulkan konflik dengan
pandangan khalayak. Meskipun foto dan gambar slide dapat juga digunakan
dengan cara yang sama, tetapi poster lebih bisa kaya dengan kreasi. Fokus
dan tema dari poster perlu diperhatikan, dan memiliki relevansi dengan
khalayak agar emosinya bisa ditangkap.
2) Ciri-ciri poster
Ciri-ciri menurut Arief S Dalam Hartanti (2016) sebagai berikut :
a) Sederhana
b) Menyajikan suatu ide dan
c) Untuk mencapai tujuan pokok
d) Berwarna ,tulisan jelas, dan bervariasi
e) Dapat menjangkau khalayak sasaran heterogen
f) Mempunyai frekuensi tinggi sehingga dapat dilihat berkali-kali
g) Cepat memperoleh perhatian

14
h) Adanya kesatuan yang harmonis antara unsur teks verbal headline,
bodycopy, caption (keterangan gambar), unsur rupa/ visualnya
(ilustrasi/elemen desain)
3) Syarat pembuatan Poster
Dalam pembuatan poster memiliki 6 syarat yang harus dipenuhi, yakni:
a) Sederhana
b) Menyajikan satu ide dan untuk mencapai satu tujuan pokok
c) Berwarna
d) Slogannya ringkas dan jitu
e) Tulisan jelas
f) Motif dan desain bervariasi
4) Isi pesan poster, isi poster bertujuan untuk:
a) Memberikan informasi
b) Memberikan anjuran
c) Memberikan larangan
d) Memberikan peringatan
5) Ukuran Poster
Biasanya poster berukuran:
a) A3 (29,7x 42 cm)
b) A1 (59x83 cm)
c) Ukuran poster yang tepat adalah ketika poster tersebut dapat dilihat
dalam jarak 5-6 meter.
6) Langka-langkah pembuatan poster
Langkah-langkah dalam pembuatan poster dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Perhatikan dan pelajari tema/ materi
b) Pelajari draf rancangan/naskahnya
c) Siapkan alat dan bahannya (manual/digital)
d) Buat sketsa
e) Buat desainnya

15
f) Perhatikan segi estetika (prinsip dan unsur media grafis).
7) Kelebihan media Poster
Kelebihan media poster menurut Daryanto dalam Hartanti (2016) yaitu:
a) Tahan lama
b) Mencangkup banyak orang
c) Biaya lebih rendah
d) Dapat dibawa kemana - mana
e) Tidak perlu listrik
f) Dapat mempermudah
g) Mempercepat pemahaman anak terhadap pesan yang disajikan
h) Dapat dilengkapi dengan warna-warni sehingga lebih menarik perhatian
anak
i) Bentuknya sederhana tanpa memerlukan peralatan khusus dan
j) Mudah penempatannya
k) Sedikit memerlukan informasi tambahan
l) Pembuatannya mudah
m)Harganya murah dan bisa diperbanyak
8) Kelemahan media Poster
Kelemahan media poster menurut Daryanto dalam Hartanti (2012) sebagai
berikut:
a) Membutuhkan keterampilan khusus dalam pembuatannya
b) Penyajian pesan hanya berupa visual

D. Pengetahuan

1) Pengertian Pengetahuan

Menurut Iqbal (2007) adalah merupakan hasil” tahu” dan ini terjadi
setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu
pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra, penglihatan,

16
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt
behavior)

2) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan merupakan domain penting dalam membentuk perilaku di


samping domain afektif dan psikomotor. Iqbal (2007) menjelaskan domain
pengetahuan sebagai domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan/ perilaku seseorang. Tingkat pengetahuan di dalam Domain
Kognitif, menurut Iqbal (2007) mempunyai 6 tingkatan yaitu:

a) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari


sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

b) Memahami

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar


tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang


telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi

17
disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,
rumus, metode, prinsip, sebagainya dalam konteks atau situasi yang
lain.

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu


objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu sruktur
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain kemampuan, analisis
ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat
menggambarkan (membuat bagan) membedakan, memisahkan,
mengelompokkan dan sebagainya.

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis merujuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau


menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun suatu formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk mempelajari justifikasi


atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu
di dasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

3) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Adapun faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan menurut (Uha


Suliha dalam Diah, 2010) antara lain:

18
a) Alat indra
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
b) Metode
Metode pemberian informasi tentang kesehatan gigi dan mulut dapat
mempengaruhi ketertarikan anak untuk menyimak informasi yang
diberikan guna menambah pengetahuan.
c) Media
Selain metode, hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian
informasi untuk menambah pengetahuan tentang kesehatan gigi dan
mulut yaitu pemilihan media. Semakin menarik media, anak akan
semakin memperhatikan dan memahami informasi yang disampaikan.
d) Usia
Usia yang semakin dewasa lebih cenderung memiliki tingkat
pengetahuan yang lebih tinggi, salah satunya pengetahuan tentang
kesehatan gigi dan mulut. Menurut teori Pleget, pada setiap anak
untuk jangka waktu yang berlatih dari satu tahap yang lain tidaklah
sama atau berbeda.
e) Pengetahuan
Pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan faktor yang sangat
berperan dalam menginterpretasikan stimulus yang kita peroleh
pengalaman masa lalu apa yang telah kita pelajari akan menyebabkan
terjadinya perbedaan persepsi. Sejauh mana pengetahuan yang
diperoleh pendidik maupun peserta didik sangat berpengaruh pada
proses belajar mengajar.
f) Kemampuan membaca sasaran

19
Kemampuan membaca sasaran didik dapat berpengaruh terhadap
penerima informasi kesehatan. Sehingga cara penyampaian petugas
kesehatan yang akan melakukan pendidikan kesehatan harus
disesuaikan dengan kemampuan sasaran dalam hal ini adalah
kemampuan membaca, sehingga komunikasi dalam memberikan
pendidikan kesehatan tidak terhambat.
Ketidakmampuan membaca dan menulis dapat ditemukan pada setiap
langkah kehidupan, pada semua suku dan pada setiap tingkat sosial,
ekonomi. Penampilan seseorang dan penggunaan bahasa tidak
mengindikasikan bahwa ia mampu membaca dan menulis.
g) Peran orang tua
Orang tua merupakan faktor penting pada perawatan kesehatan gigi
anak. Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan
gigi. Keberhasilan perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh peran
orang tua dalam melakukan perawatan gigi. Orang tua yang menjadi
teladan lebih efisien dibandingkan anak yang menggosok gigi tanpa
contoh yang baik dari orang tua. Beberapa hal yang dapat dilakukan
orang tua dalam perawatan gigi antara lain membantu anak dalam
menggosok gigi terutama pada anak berusia di bawah 10 tahun, karena
anak belum memiliki kemampuan motorik yang baik untuk
menggosok gigi. Mendampingi anak atau sama-sama menggosok gigi
dengan anak. Memeriksa gigi anak secara rutin ke dokter gigi, serta
mengenalkan perawatan gigi pada anak sejak dini.
h) Lingkungan
Lingkungan yang optimal mendukung pembelajaran dengan
memberikan perasaan nyaman, baik secara fisik maupun psikologis.
Suasana harus dapat membuat kelangsungan proses belajar tenang dan
tidak terganggu oleh berbagai polusi, seperti polusi suara, gaduh,
polusi udara, kotor dan sebagainya.

20
i) Fasilitas dan sumber materi
Bila fasilitas untuk belajar memadai, sumber materinya cukup tentu
akan lebih berhasil dalam menunjang proses pendidikan. Fasilitas
seperti alat bantu pengajaran atau alat peraga sangat membantu
sasaran didik dalam menerima informasi berdasarkan penangkapan
panca indra.

4) Kategori Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006), pengetahuan dibagi dalam 3 kategori, yaitu:

a) Baik: bila subyek mampu menjawab dengan benar 76%-100% dari


seluruh pertanyaan
b) Cukup: bila subyek mampu menjawab dengan benar 56%-75% dari
seluruh pertanyaan
c) Kurang: bila subyek mampu menjawab dengan benar < 55% dari
seluruh pertanyaan.

E. Pengertian karies gigi

1) Pengertian Karies Gigi


Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yaitu
email, dentin dan sementum yang disebabkan aktivitas jasad renik yang ada
dalam suatu karbohidrat yang diragikan. Hal ini ditandai dengan
demineralisasi jaringan keras gigi diikuti oleh kerusakan bahan organiknya
yang mengakibatkan terjadinya invasi bakteri dan kematian pulpa serta
penyebaran infeksinya ke jaringan periapeks yang dapat menyebabnya nyeri
(Kidd, 1991).
Tanda-tanda karies biasanya gigi terlihat berwarna coklat kehitaman
atau noda-noda putih, yang bila diraba dengan sonde email belum
tersangkut. Lama-kelamaan bagian karies ini akan terasa kasar serta diikuti

21
dengan tertahannya sonde. Karies yang berwarna coklat kehitaman lebih
lama menimbulkan lubang pada gigi, sedangkan noda yang berwarna putih
lebih cepat (Nurhaliza, 2015).
Pada umumnya karies gigi pada anak terjadi pada saat adanya gigi
campuran.Pertumbuhan gigi campuran ditunjukkan dengan pertumbuhan
dan perkembangan gigi susu yang diikuti dengan tumbuhnya gigi tetap di
dalam rongga mulut anak. Artinya di dalam rongga mulut anak terdapat dua
macam gigi yang sedang mengalami pertumbuhan, yaitu gigi susu dan gigi
tetap (Paramita, 2000).
Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang karena adanya faktor-
faktor yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Faktor-faktor
tersebut meliputi faktor gigi, mikroorganisme, substrat dan waktu (Tarigan,
2013)
2) Klasifikasi Karies Gigi
Berdasarkan Stadium Karies Gigi Pada klasifikasi ini, karies dibagi menurut
dalamnya (Tarigan, 2013) :
a) Karies SuperfisialisKaries baru mengenai email saja, sedang dentin
belum terkena.
b) Karies Media Karies sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi
setengah dentin.
c) Karies Profunda Karies sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan
kadang-kadang sudah mengenai pulpa. Karies profunda ini dapat kita
bagi lagi menjadi :
1) Karies profunda stadium I : Karies telah melewati setengah dentin,
biasanya belum dijumpai radang pulpa.
2) Karies profunda stadium II : Masih dijumpai lapisan tipis yang
membatasi karies dengan pulpa. Biasanya disini telah terjadi radang
pulpa.

22
3) Karies profunda stadium III : Pulpa telah terbuka dan dijumpai
bermacam-macam radang pulpa.
3) Berdasarkan Cara Meluasnya Karies Gigi
1) Karies Berpenetrasi, Karies yang meluas dari email ke dentin dalam
bentuk kerucut. Perluasannya secara penetrasi, yaitu merembes ke arah
dalam.
2) Karies Nonpenetrasi, Karies yang meluas dari email ke dentin dengan
jalan meluas ke arah samping sehingga menyebabkan bentuk seperti
periuk.
4) Berdasarkan Lokasi Karies
Menurut G.V. Black dalam Tarigan (2013) kavitas atas 5 bagian
diberi tanda dengan nomor Romawi, dimana kavitas diklasifikasikan
berdasarkan permukaan gigi yang terkena karies. Pembagian tersebut
adalah :
1) Klas I Karies yang terdapat pada bagian oklusal (ceruk dan fisura) dari
gigi premolar dan molar (gigi posterior). Dapat juga terdapat pada gigi
anterior di foramen caecum.
2) Klas II Karies yang terdapat pada bagian aproksimal gigi-gigi molar
atau premolar yang umumnya meluas sampai ke bagian oklusal.
3) Klas III Karies yang terdapat pada bagian aproksimal dari gigi depan,
tetapi belum mencapai margo-inisisalis (belum mencapai sepertiga
insisal gigi).
4) Klas IV Karies yang terdapat pada bagian aproksimal dari gigi-geligi
depan dan sudah mencapai mango-insialis (telah mencapai sepertiga
insisal dari gigi).
5) Klas V Karies yang terdapat pada bagian sepertiga leher dari gigi-geligi
depan maupun gigi belakang pada permukaan labial, lingual, palatal,
ataupun bukal dari gigi.

23
5) Berdasarkan Banyaknya Permukaan Gigi yang Terkena Karies
1) Karies Simpel
Karies yang dijumpai pada satu permukaan saja, misalnya labial, bukal,
lingual, mesial, distal dan oklusal.
2) Karies Kompleks
Karies yang sudah luas dan mengenai lebih dari satu bidang permukaan
gigi. Misalnya, mesio-, distoinsial, mesio-oklusal.
6) Faktor Yang Memengaruhi Karies Gigi
Karies terjadi bukan disebabkan karena satu faktor saja, melainkan
disebabkan oleh banyak faktor (multifaktoral). Hal itu berarti banyak
sekali faktor yang yang menjadi penyebab timbulnya kejadian karies
gigi.Dari beberapa pengamatan terlihat jelas bahwa semakin dekat
manusia tersebut hidup dengan alam semakin sedikit dijumpai karies pada
giginya. Dengan semakin cangihnya pabrik makanan, semakin tinggi juga
persentase karies pada masyarakat yang mengonsumsi makanan hasil
pabrik tersebut (Tarigan, 2013).

Skema terjadinya Karies Gigi

Saliva

Sumber: Kidd dkk, 2013

24
Ada tiga faktor utama yang menjadi penyebab karies gigi yaitu
faktor host (gigi), mikroorganisme, substrat dan ditambah faktor waktu.
Karies bisa terjadi hanya kalau keempat faktor tersebut ada (Nurhaliza,
2015).

1. Faktor Host (Gigi)


Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia
yang berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Menurut
Kidd (1991) kawasan-kawasan gigi yang memudahkan peletakan
plak sehingga menyebabkan karies yaitu :
a) Pit dan Fisur pada permukaan oklusal molar dan premolar, pit
bukal molar dan pit palatal insisif.
b) Permukaan harus didaerah aproksimal sedikit dibawah titik
kontak.
c) Email pada tepisan di daerah leher gigi sedikit diatas tepi
gingival.
d) Permukaan akar yang terbuka merupakan daerah tempat
melekatnya plak pada pasien dengan resesi gingival karena
penyakit periodentium.
e) Tepi tumpatan terutama yang kurang menempel.
Permukaan gigi yang berdekatan dengan gigi tiruan dan jembatan.

Menurut Pintauli dan Hamada (2008), gigi susu lebih mudah


terserang karies dari pada gigi tetap. Hal ini disebabkan karena enamel
gigi susumengandung lebih banyak bahan organik dan air sedangkan
jumlah mineralnya lebih sedikit daripada gigi tetap. Hal ini menjadi
salah satu penyebab tingginya prevalensi karies pada anak-anak.

25
Gigi-gigi peka terhadap kerusakan selama masa anak-anak dan
masa remaja. Pada anak-anak umur 6-12 tahun gigi yang sering
mengalami karies adalah gigi molar pertama bawah. Semakin
bertambahnya umur maka semakin banyak menungkinan dataran gigi
yang terkena karies (Frencken, dkk, 1999).

2. Faktor Agen (Mikroorganisme)


Plak gigi memegang peranan peranan penting dalam
menyebabkan terjadinya karies. Plak adalah suatu lapisan lunak yang
terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di atas
suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi
yang tidak dibersihkan. Plak ini mula-mula berbentuk agar cair yang
lama kelamaan menjadi kelat dan tempat bertumbuhnya bakteri
(Tarigan, 2013).
Plak biasanya terdapat di tempat dimana gusi bertemu dengan
leher gigi, di dalam fisura pada permukaan pengunyahan, dan pada
daerah sempit diantara gigi-gigi. Plak terutama terdiri dari bakteri juga
berisi sisa-sisa saliva, berbagai sel-sel darah dan partikel-partikel dari
makanan (Frencken, dkk, 1999).
Pada awal pembentukan plak, kokus gram positif merupakan jenis
yang paling banyak dijumpai seperti Streptokokus mutans,
Streptokokus sanguis, Streptokokus mitis dan Streptokokus salivarius
serta beberapa strain lainnya. Ada penelitian yang menunjukkan adanya
laktobasilus pada plak gigi.Streptokokus mutans dan laktobasilus
merupakan bakteri yang kariogenik karena mampu segera membuat
asam dari karbohidrat yang dapat diragikan.Bakteri-bakteritersebut
dapat tumbuh subur dalam suasana asam dan dapat menempel pada
permukaan gigi karena kemampuannya membuat polisakarida ekstra sel
yang sangat lengket dari karbohidrat makanan. Hal ini menyebabkan

26
plak makin tebal sehingga akan menghambat fungsi saliva dalam
menetralkan plak tersebut.
Dalam mulut seseorang yang mengalami karies aktif jumlah
streptokokus mutans dan laktobasilus lebih banyak daripada mulut
orang yang bebas karies (Kidd, 1991).
3. Faktor Substrat Atau Diet
Karies terjadi ketika proses remineralisasi menjadi lebih lambat
dibandingkan proses demineralisasi, serta adanya kehilangan
mineral. Hal ini dapat dicegah dengan menghindari makanan manis
dan menghilangkan plak (Tarigan, 2013).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang banyak
mengonsumsi karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami
kerusakan pada gigi, sebaliknya pada orang dengan diet yang banyak
mengandung lemak dan protein hanya sedikit atau sama sekali tidak
mempunyai karies gigi. Hal ini penting untuk menunjukkan bahwa
karbohidrat memegang peranan penting dalam terjadinya karies
(Pintauli dan Hamada, 2008).
Makanan sangat berpengaruh terhadap gigi dan mulut,
pengaruh ini dapat dibagi menjadi 2 (Nurhaliza, 2015) :

a) Isi dari makanan yang mengasilkan energi. Misalnya, karbohidrat,


protein, lemak, vitamin, serta mineral-mineral.
b) Fungsi mekanis dari makanan yang dimakan. Makanan yang
bersifat membersihkan gigi. Jadi, makanan merupakan penggosok
alami, tentu saja akan mengurangi kerusakan gigi. Makanan
bersifat membersihkan ini adalah apel, jambu air, bengkuang, dan
lain sebagainya.

27
4. Faktor Waktu
Interaksi antara ketiga faktor tersebut selama suatu periode
akan merangsang pembentukan karies, yang dimulai dengan
munculnya white spotpada permukaan gigi tanpa adanya kavitas
akibat proses demineralisasi pada bagian enamel. Kemampuan saliva
untuk mendepositkan kembali mineral selama berlangsungya proses
karies, menandakan bahwa proses karies tersebut terdiri atas periode
perusakan dan perbaikan silih berganti. Oleh karena itu bila saliva
ada di dalam lingkungan gigi maka karies tidak menghancurkan gigi
dalam hitungan hari atau minggu melainkan dalam bulan atau
tahun(Kidd, dkk, 1991).
Faktor waktu yang dimaksudkan adalah lamanya pemaparan
gigi terhadap penyebab-penyebab di atas yang menyebabkan
terjadinya karies dan bervariasi pada setiap orang.Lamanya waktu
yang dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas
cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan(Pintauli dan
Hamada,2008).

28
F. Kerangka Teori

Penyuluhan Tentang
Media Leaflet Media Poster
Karies Gigi

1. Ukuran besar
1. Ukuran kecil 2. Ditujukan untuk
2. Ditujukan langsung banyak orang
ke responden 3. Menggunakan
3. Menggunakan gambar-gambar
lebih banyak teks yang menarik

Faktor Yang
Mempengaruhi Pencegahan Karies Gigi Kuesioner
1. Faktor Host
2. Faktor Agen
3. Faktor Substrat
4. Faktor Waktu

G. Hipotesis/Pertanyaan Penelitian :

Ha : Ada perbandingan penyuluhan menggunakan media leaflet dan


poster terhadap tingkat pengetahuan pencegahan karies gigi secara
online pada siswa Sd Negeri Palsatu Kota Kupang.

Ho : Tidak ada perbandingan penyuluhan menggunakan media leaflet


dan poster terhadap tingkat pengetahuan pencegahan karies gigi secara
online pada siswa Sd Negeri Palsatu Kota Kupang.

29
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Variabel Terikat
Variabel Bebas
Tingkat pengetahuan
Penyuluhan secara online
pencegahan karies gigi

Variabel Tak Terkendali


Variabel Terkendali
Faktor yang mempengaruhi
Siswa Sd Negeri Palsatu karies gigi :
Kota Kupang
1. Faktor Host
2. Faktor Agen
3. Faktor Substrat
4. Faktor Waktu

Keterangan :

= Yang di teliti

30
= Yang tidak di teliti

B. Jenis Penelitian Dan Rancangan Penelitian


Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah Quasi
Eksperiment (eksperimen semu), pada quasi experiment ini tidak mempunyai
batasan yang ketat terhadap randomisasi dan dapat mengontrol validitas,
disebut eksperimen semu karena eksperimen ini belum atau tidak memiliki
ciri-ciri rancangan eksperimen sebenarnya sebab variabel-varibel yang akan di
kontrol sulit untuk dilakukan. (Notoatmodjo, 2012).

C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada SD Negeri Palsatu Kota Kupang Nusa
Tenggara Timur. Adapun yang menjadi alasan memilih tempat ini adalah
karena di SD tersebut belum pernah dilakukan penelitian mengenai penyuluhan
Menggunakan Media Leaflet Dan Poster Terhadap Tingkat Karies Gigi Secara
Online Pada Siswa Sd Negeri Palsatu Kota Kupang.

D. Subjek Penelitian

a) Populasi
Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang
diteliti (Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa/i
SD Negeri Palsatu Kota Kupang sebanyak 80 Orang.
b) Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi kelas V A dan B berjumlah 40 orang siswa. Dalam penelitian ini
terdapat dua kelompok yaitu terdiri dari :
1 kelompok kelas V A yang diberi penyuluhan menggunakan media
leaflet

31
1 kelompok kela V B yang diberi penyuluhan menggunakan media poster

32
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

N Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Skala Ukur Hasil Ukur
o
1 Penyuluhan Penyuluhan karies gigi dengan Observasi dari Pre test Nominal Ya
Secara Onlie menggunakan media poster daftar dan Post
Karies gigi dengan adalah penyuluhan yang dalam pertanyaan test Tidak
menggunakan pelaksanaanya menggunakan
media Poster alat bantu media Poster yang
digunakan oleh penyuluh

2 Penyuluhan secara Penyuluhan karies gigi dengan Observasi dari Pre test Nominal Ya
Online Karies gigi menggunakan media Leaflet daftar dan Post
dengan adalah penyuluhan yang dalam pertanyaan test Tidak
menggunakan pelaksanaanya menggunakan
media Leaflet alat bantu media Leaflet yang
digunakan oleh penyuluh

3. Tingkat Pengetahuan merupakan hasil Observasi dari Menghit Rasio 1 = Salah


Pengetahuan “tahu” dan ini terjadi setelah daftar ung hasil
kesehatan gigi orang melakukan pengindraan pertanyaan daftar 2 = Benar
tentang karies terhadap suatu objek tertentu pertanya
gigi tentang kesehatan gigi dan an 0-20
mulut yaitu terjadinya lubang
gigi, akibat lubang gigi dan cara
pencegahan lubang gigi

4. Penyuluhan Suaty kegiatan untuk


secara online memberikan penyuluhan
tentang kesehatan gigi dan
mulut yaitu pencegahan karies
gigi.

F. Instrumen Penelitian
1) Instrumen Pengumpulan Data
Alat tulis dan kuesioner.
2) Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar
mengukur apa yang diukur. Kuesioner merupakan alat ukur yang harus mengukur
apa yang diukur. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang telah disusun mampu
mengukur apa yang akan kita ukur, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara

33
skors (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan skors total kuesioner tersebut.
Semua pertanyaan kuesioner telah memiliki korelasi yang bermakna, berarti semua
pertanyaan itu dapat mengukur konsep yang akan diukur (Notoatmodjo, 2018).
Hasil kuesioner akan diolah dengan uji korelasi product moment
menggunakan aplikasi statistik komputer atau disebut juga dengan aplikasi SPSS.
Apabila nilai p < 0,05, maka menunjukkan bahwa item tersebut valid, dikatakan
valid karena memiliki hubungan yang signifikan antara item dengan jumlah skor
item. Dan apabila nilai korelasi terdapat tanda bintang (**), maka menunjukkan
bahwa hasil pengujiannya bermakna atau signifikan (Riwidikdo, 2010).
3) Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur
dapat dipercaya atau diandalkan. Hal ini menunjukkan sejauh mana hasil
pengukuran akan tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih,
terhadap gejala yang sama dengan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2018).
Setelah dilakukan uji validitas, maka selanjutnya perlu dilakukan uji
reliabilitas dengan menggunakan rumus uji alpha cronbach. Semakin tinggi
koefisien korelasi maka semakin reliabel. Untuk mengetahui kuesioner dikatakan
reliabel, apabila nilai alpha minimal 0,07 dan untuk melihat kuesioner tersebut
reliabel atau tidak dapat melihat dari nilai alpha (Riwidikdo, 2010).
G. Langkah-langkah Penelitian
Seiring dengan pada masa pamdemi saat ini penelitian tetap dilakuakan namun
tetap melakukan protocol kesehatan dengan tujuan agar masyarakat tetap beraktifitas
secara aman dan tidak membahayakan keamanan dan kesehatan orang lain. Langkah-
langkah pengambilan data sesuai dengan protocol kesehatan antara lain :

1) Tahap persiapan
a) Menentukan lokasi penelitian yaitu Sekolah Dasar Negeri Palsatu Kota
Kupang
b) Meminta izin pada Kepala Sekolah Dasar Negeri Palsatu Kota Kupang yang
menjadi lokasi penelitian.
c) Mengidentifikasi anak-anak yang akan dijadikan objek penelitian
d) Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada seluruh responden
e) Mengatur aplikasi yang digunakan untuk melakukan penyuluhan secara online

34
2) Tahap pelaksanaan
a) Membuat grup whatsapp, untuk megirim dan memberikan daftar pertanyaan
untuk mengetahui pengetahuan kesehatan gigi anak sebelum dilakukan
penyuluhan dan memberikan instruksi pengisian daftar pertanyaan melalui
grup whatsap
b) Mengumpulkan daftar pertanyaan pertama
c) Membuat Link agar bisa masuk melalui aplikasi ZOOM
d) Memberikan penyuluhan tentang Karies gigi kepada anak kelas V A Sekolah
Dasar Negeri Palsatu Kota Kupang dengan menggunakan media Poster dengan
waktu kurang lebih 20 menit.
e) Setelah penyuluhan selesai berikan daftar pertanyaan kedua untuk mengetahui
pengetahuan kesehatan gigi setelah dilakukan penyuluhan menggunakan
media Poster
f) Mengumpulkan daftar pertanyaan kedua
g) Dilanjutkan penelitian dikelas V B Sekolah Dasar Negeri Palsatu Kota
Kupang sampai dengan selesai
Terakhir pemeriksaan kelengkapan data Hari kedua:
a) Memberikan daftar pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan kesehatan gigi
anak sebelum dilakukan penyuluhan dan memberikan instruksi pengisian
daftar pertanyaan
b) Mengumpulkan daftar pertanyaan pertama
c) Memberikan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut kepada anak kelas V B
Sekolah Dasar Negeri Palsatu Kota Kupang dengan menggunakan media
Leaflet dengan waktu kurang lebih 20 menit
d) Setelah penyuluhan selesai berikan daftar pertanyaan kedua untuk mengetahui
pengetahuan kesehatan gigi anak setelah dilakukan penyuluhan menggunakan
media leaflet
e) Mengumpulkan daftar pertanyaan kedua
f) Dilanjutkan penelitian di kelas V Sekolah Dasar Negeri Palsatu Kota Kupang
sampai dengan selesai
g) Terakhir pemeriksaan kelengkapan data

35
3) Tahap akhir
a) Penyusunan data
b) Pengklasifikasi data
c) Entri data
d) Analisa Data
e) Penyajian data dalam bentuk laporan penelitian berdasarkan hasil penelitian

H. Analisis Data

1) Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan kemudian dilakukan proses pengolahan data dengan
komputer yang meliputi :

a) Editing data
Melakukan pengecekan dan perbaikan hasil pemeriksaan.
b) Verifying
Melakukan pengecekan ulang apakah data yang diperoleh sudah sesuai
atau belum.
c) Coding
Membuat kode hasil pemeriksaan untuk mempermudah dalam pengolahan
dan proses lanjut.
d) Data entry
Memasukkan data yang sudah didapat ke dalam program software
komputer.
e) Tabulating
Mengelompokkan data sesuai dengan tujuan penelitian yang selanjutnya
dimasukkan ke dalam tabel.

2) Analisis Data
Setelah didapatkan data hasil penelitian, data kemudian dianalisis dengan
analisa univariate yang bertujuan untuk melihat distribusi frekuensi setiap
variabel penelitian yaitu variabel bebas ( perbandingan penyuluhan ) dan variabel
terikat ( media leaflet dan poster ). Kemudian dilakukan analisa bivariate dengan
menggunakan uji spearman rank correlation untuk mengetahui hubungan antara

36
variabel bebas dengan variabel terikat yaitu perbandingan penyuluhan
menggunakan media leaflet dan poster terhadap pencegahan karies gigi.

I. Jadwal Penelitan

Jadwal penelitian mengenai perbandingan penyuluhan menggunakan media leaflet


dan poster terhadap tingkat penegetahuan pencegahan karies gigi secara online pada
siswa sd negeri palsatu kota Kupang terlampir.

37
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2006. Ketegori Pengetahuan. USU: Medan


Diah, 2010. Efektivitas Booklet dan Permainan Tebak Gambar Dalam Meningkatkan
Pengetahuan Anak Terhadap Karies Gigi Di Sd Negeri 01 dan 03 Bandengan Kecamatan
Jepara Kabupaten Jepara. Skripsi. UNS : Semarang
Eliza, d. 2001. Pendidikan Kesehatan Gigi.EGC : Jakarta
Frencken, Jo, Phantumvanit, Pilot, Songpaisan, Amerongen E,V. 1999. Pedoman
Perawatan Restoratif Antraumatik. Pendekatan Penanggulangan Karies Gigi.
Yogyakarta, Gajah Mada University Press.
Hartanti, Devi. 2016. Perbedaan Pengaruh Metode Cerita Dan Poster Terhadap
Peningkatan Pengetahuan Siswa Tentang Cara Perawatan Gigi Di Paud
Pertiwi Dan Ardika Jaya Bekasi. Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah: Jakarta

Herijulianti E, Indriani T. 2002. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC


Iqbal, wahid. 2007. Promosi Kesehatan. Graha Ilmu: Yogyakarta.
Kidd, E. A. M., dan Joyston- Bechal, S. 2013. Dasar-dasar Karies: Penyakit dan
Penanggulangan ( terj.), EGC: Jakarta, h. 1-2

Linasari. 2017. Pengaruh Penggunaan Media Poster dan Leaflet terhadap Pengetahuan
Siswa SMA di Bandar Lampung tentang Karies Gigi. Vol. 13, No. 1. Jurnal
Ilmiah Keperawatan Sai Betik. Bandar Lampung. Jurusan Keperawatan Gigi
Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang.

Lucie, S. 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Bogor:


GhaliaIndonesia.
Maulana, H. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Nurhayati. 2013. Bahan Ajar Media Komunikasi. Palembang. Poltekkes Kemenkes
Palembang Jurusan Keperawatan Gigi Palembang
Nurhaliza, Cut. 2015. Karies Gigi. EGC, Jakarta.
Nurfalah, dkk. (2014). Efektifitas Metode Peragaan Dan Metode Video Terhadap
Pengetahuan Penyikatan Gigi Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SDN
Keraton 7 Martapura. Fakultas Kedokteran: Universitas Lambung
Mangkurat, Banjarmasin.

38
Paramita, Pradnya., 2000. Memahami Pertumbuhan dan Kelainan Gigi Anak. Jakarta.
Trubus Agriwidya.
Pintauli, S. Hamada, T. 2008. Menuju Gigi dan Mulut Sehat Pencegahan dan
Pemeliharaan, Medan. Universitas Sumatera Utara Press.
Pontonuwu dkk. 2013. Pendidikan Kesehatan Gigi dan Mulut.EGC : Jakarta

Pudentia R.E. 2017. Perbandingan Antara Penyuluhan Cara Menyikat Gigi Yang Baik Dan
Benar Metode Demonstrasi Dengan Leaflet Dan Poster Terhadap Skor Depris
Indeks Murid Kelas V SDN Pondok Labu : Jakarta

Simamora, Dewi. 2019. Perbandingan Penyuluhan Dengan Media


Poster Dan Leaflet Terhadap Tingkat Pengetahuan Anak Tentang KariesGigi Di
Sd Negeri 16: Palembang

Sugiono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung. Alfabeta
Tarigan, Rasinta, 2013. Karies Gigi. Edisi 2. EGC, Jakarta

39
Lampiran 1

KUESIONER PERBANDINGAN PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET


DAN POSTER TERHADAP PENCEGAHAN KARIES GIGI

Nama :

Kelas :

Umur :

Jenis kelamin :

NO Pertanyaan YA TIDAK

1. Menyikat gigi menyebabkan gigi berlubang

2 Menyikat gigi membuat gigi menjadi lebih putih

3 Penyebab gigi berlubang adalah sisa makanan yang


tidak dibersihkan
4 Kesehatan gigi dan mulut mepengaruhi kondisi
kesehatan secara umum
5 Menyikat gigi dua kali sehari ketika mandi pagi dan
mandi sore
6 Bentuk bulu sikat yang tepat dengan bulu halus dan
ujung kepala sikat mengecil
7 Sikat gigi yang baik memiliki warna dan bentuk yang
baik
8 Sikat gigi sebaiknya diganti 6 bulan sekali

9 Setelah makan adik berkumur-kumur

10 Adik suka makanan sayur dan buah

11 Makanan yang manis dan lengket dapat merusak gigi

40
12 Sikat gigi sebaiknya diganti 3 bulan sekali

13 Gigi ditambal ketika merusak penampilan

14 Kekurangan vitamin dapat mengurangi gusi

15 Gusi merah, bengkak dan mudah berdarah karena


terlalu keras menyikat gigi
16 Gigi berlubang dapat ditularkan oleh orang lain

17 Menggunakan tusuk gigi dapat merusak struktur gigi

18 Gigi goyang sebaiknya dicabut

19 Gigi ditambal ketika gigi berlubang


dan menimbulkan sakit
20 Gigi berlubang sebaiknya dibiarkan

41
Lampiran 2

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN


TAHUN 2021

Kegiatan Okt Nov Des Jan Feb Maret April Mei Juni
2020 2020 2020 2021 2021 2021 2021 2021 2021
Pengajuan
judul
Pengesahan
judul
Pembuatan
proposal KTI
Seminar
proposal KTI
Perbaikan
proposal
Pengambilan
data
Pengolahan
data
Penyusunan
KTI
Seminar KTI
Perbaikan KTI
Pengumpula
n KTI

42
Lampira
Lampiran
3 4

APA ITU
CARA MENCEGAH PERJALANAN
CARA MENCEGAH
BAGAIMANA LUBANG
LUBANGGIGI? LUBANG GIGI
GIGI TERJADI? LUBANG GIGI LUBANG GIGI
Lubang gigi
Lubang gigi adalah suatu mencapai email
Sikat gigi dengan waktu yang tepat,
kerusakan
teknik yang tepat, pada gigibenaryang
dan sikat yang Lubang gigi sudah
Perbanyak makan makanan yang
terlihat namun
PROSES TERJADINYA mengakibatkan gigi berlubang berserat dan berair
belum ada keluhan
penyebabnya makanan yang
LUBANG GIGI diubah oleh bakteri m enjadi Lubang gigi mencapai
asam dentin
Makanan Manis dan
Gigi Sehat dan Bersih
Lengket Terasa ngilu saat
Bahaya gigi beru bang adalah dapat
DOKUMENTASI makan dan minum
menyebabkan keompongan dan yang manis dan dingin
kehilangan gigi. Hal ini dapa terjadi
karena gigi berluba ng yang bertambah Luba ng gigi mencapai
Kurangi makanan yang manis dan
pulpa
parah da juga tidak diobati dan juga
lengket
tidak disembuhkan secara total, akan Infeksi sudah
membusuk dan juga tidak dapat mencapai jatingan
Plak Gigi syaraf (pulpa) dan
berfungsi seperti biasanya. mulai terasa sakit sat
Asam
Apabila hal ini terja di, maka tidak ada
Gigi su dah
pilihan lain untuk mencabut gigi Anda. terinfeksi lanjut dari
Pencabutan gigi ini tentu saja, se lain lubang gigi
dapat menyebabkan keompongan juga Sakit berdenyut saat
akan menyebabkan terjadinya gangguan mengunyah
pada proses pencernaan dan juga penghalusan makanan

Anda mungkin juga menyukai