SKRIPSI
Oleh :
Oleh:
Gabriela Maretta
04121004063
i
ii
iii
Mengetahui,
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Enjoy the little things in life, because one day you will look
back, and realize they were the big things”
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,
Skor deft Anak Usia 4-5 Tahun di TK Kartika II-1 Palembang”. Penulisan
skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran
Sriwijaya.
ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
guna perbaikan di masa mendatang. Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang turut memberikan bantuan baik berupa pikiran maupun
dukungan moral dan spritual selama masa perkuliahan hingga dapat menyelesaikan
2. drg. Sri Wahyuningsih Rais, M.Kes., Sp.Pros. selaku Ketua Program Studi
v
bimbingan, saran, masukan, semangat serta perhatian pada penulis dari awal
4. drg. Budi Asri Kawuryani, MM selaku dosen pembimbing skripsi kedua yang
saran, masukan, semangat serta perhatian pada penulis dari awal penulisan
5. drg. Novita Idayani, Sp.KGA, MARS dan drg. Danica Anastasia, Sp.KG
selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan, waktu, dan saran pada
penulis.
perkuliahan.
7. Seluruh dosen pengajar, staf tata usaha, dan pegawai Program Studi
9. Saudaraku tersayang, Tatia Indira, S.Ked dan M Reyhan Sanovril yang telah
10. Pacar terkasih M Purnomo Sidi, SE yang telah memotivasi dan memberikan
perhatian, waktu serta semangat dari awal kuliah hingga selesainya skripsi ini.
vi
11. Anggi Pramana, SE yang telah menjadi tempat berbagi suka maupun duka
12. Resty Wahyu Veriani, Harentya Suci Sabillah, Debby Aprilia, Gadis
Shavira, Revica Ayu, Helsi Nadia, Intan Ardita, Bebbi Arisya Ambiah,
Ferianto dan lainnya yang tak dapat penulis sebutkan sebagai teman
Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi ilmu dan
Gabriela Maretta
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN JUDUL ......................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi
ABSTRAK ...................................................................................................... xii
ABSTRACT ..................................................................................................... xiii
viii
3.4.2 Variabel Terikat .............................................................. 28
3.5 Definisi Operasional................................................................... 28
3.6 Kerangka Konsep ....................................................................... 29
3.7 Alat dan Bahan Penelitian .......................................................... 29
3.8 Prosedur Penelitian..................................................................... 29
3.8.1 Tahap Persiapan .............................................................. 29
3.8.2 Tahap Pelaksanaan .......................................................... 30
3.8.3. Teknik Analisis Data...................................................... 31
3.9 Alur Penelitian ........................................................................... 33
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Jenis Makanan Berdasarkan Potensi Menyebabkan Karies ............. 10
Tabel 2 Definisi Operasional ........................................................................ 28
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Konsumsi Makanan Ringan ........................... 34
Tabel 4 Distribusi Jenis Makanan Ringan yang Dikonsumsi ....................... 35
Tabel 5 Distribusi Variabel Terikat............................................................... 36
Tabel 6 Hubungan Frekuensi Konsumsi Makanan Ringan Terhadap
Skor deft .......................................................................................... 37
Tabel 7 Hubungan Jenis Makanan Ringan Terhadap Skor deft .................... 38
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Lembar Pemeriksaan deft ........................................................ 48
Lampiran 2 Kuesioner Frekuensi Konsumsi dan Jenis Makanan Ringan .. 49
Lampiran 3 Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Subjek Penelitian ......... 52
Lampiran 4 Data Hasil penelitian ............................................................... 53
Lampiran 5 Sertifikat Ethical Clearance .................................................... 57
Lampiran 6 Surat Izin Penelitian................................................................. 58
Lampiran 7 Surat Keterangan Selesai Penelitian ........................................ 59
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian ........................................................... 60
Lampiran 9 Hasil Analisis Data .................................................................. 62
Lampiran 10 Lembar Bimbingan Skripsi...................................................... 65
xi
ABSTRAK
Gigi merupakan salah satu bagian tubuh yang berfungsi untuk mengunyah,
berbicara dan mempertahankan bentuk muka, sehingga penting untuk menjaga
kesehatan gigi sedini mungkin agar dapat bertahan lama dalam rongga mulut.
Menurut Profil Kesehatan Kota Palembang tahun 2014, prevalensi karies anak
dengan usia di bawah 12 tahun di kota Palembang adalah 45,19%. Tingginya
prevalensi karies gigi pada anak-anak dapat disebabkan oleh konsumsi makanan
ringan yang berlebihan. Anak usia 2 sampai 5 tahun 50% umumnya menyukai
makanan yang manis seperti permen, coklat, kue-kue, gula dan lain lain yang
merupakan makanan ringan berjenis kariogenik serta mengonsumsi makanan ringan
melebihi frekuensi makan utamanya yaitu lebih dari tiga kali sehari. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan frekuensi konsumsi dan jenis makanan ringan
terhadap skor deft pada anak usia 4-5 tahun di TK Kartika II-1 Palembang. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat cross sectional. Penelitian
dilakukan pada anak usia 4-5 tahun di TK Kartika II-1 dengan populasi 91 anak dan
menggunakan total sampling yaitu seluruh populasi dijadikan sampel. Data dianalisis
dengan uji chi square pada alfa 0,05. Hasil penelitian menunjukkan anak-anak yang
mengonsumsi makanan ringan pada kategori sering atau lebih dari tiga kali sehari
sebesar 52,7%, dan yang lebih sering mengonsumsi makanan kariogenik sebesar
57,1% dan rata-rata skor deft 4,56 (dalam kategori tinggi). Hasil uji statistik
menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna frekuensi konsumsi makanan
ringan terhadap skor deft (p value = 0,002), dan ada hubungan yang bermakna pada
jenis makanan ringan yang dikonsumsi terhadap skor deft (p value = 0,003).
Mengurangi atau membatasi frekuensi konsumsi makanan ringan terutama yang
berjenis kariogenik menjadi salah satu upaya mencegah karies gigi.
xii
ABSTRACT
Gabriela Maretta
Dentistry Study Program
Medical Faculty of Sriwijaya University
Teeth is one part of the body that serves to chew, speak and maintain the
shape of the face, so it is important to maintain healthy teeth as early as possible in
order to survive longer in the mouth. According to the Profil Kesehatan Kota
Palembang in 2014, the prevalence of caries children under the age of 12 years in
Palembang was 45.19%. The high prevalence of dental caries in children could be
caused by excessive consumption of snacks. Children ages 2 to 5 years 50% generally
prefer sweet foods like candy, chocolate, pastries, sugar and others who are manifold
cariogenic snacks and eating snacks exceed the frequency of feeding primarily or
more than three times a day. This study aims to determine the relationship of
consumption frequency and type of snacks to deft score in children aged 4-5 years in
TK Kartika II-1 Palembang. This type of research was a cross sectional study. The
study was conducted in children aged 4-5 years in TK Kartika II-1 with a population
of 91 children and using total sampling that the entire population sampled. Data
were analyzed with chi square test at the 0.05 alpha. Results showed children who eat
a snack in the category often or more than three times a day amounted to 52.7%, and
more often consume cariogenic foods of 57.1% and an average score deft 4.56 (in the
high category ). Statistical analysis showed that there was significant relationship to
the frequency of consumption of snacks with deft score (p value = 0.002), and there
was correlation between the type of snacks consumed with deft score (p value =
0.003). Reducing or limiting the frequency of consumption of snacks especially the
type of cariogenic become one of the efforts to prevent dental caries.
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
Gigi merupakan salah satu bagian tubuh yang berfungsi untuk mengunyah,
kesehatan gigi sedini mungkin agar dapat bertahan lama dalam rongga mulut. 1
berkembang lainnya di bidang kesehatan gigi dan mulut adalah penyakit jaringan
keras gigi dan yang biasanya terjadi adalah karies. Menurut Riset Kesehatan Dasar
2013, prevalensi nasional karies aktif ialah 43,4%.2 Tingginya prevalensi karies gigi
serta belum berhasilnya usaha untuk mengatasinya mungkin dipengaruhi oleh faktor-
faktor distribusi penduduk, faktor lingkungan, faktor perilaku, dan faktor pelayanan
Lidah anak-anak memiliki papila pengecap sekitar 10.000 papila, jumlah ini
lebih banyak dibandingkan dengan yang dimiliki oleh orang dewasa.4 Anak usia 2
sampai 5 tahun 50% lebih memilih-milih makanan karena makanan dengan rasa
manis atau pahit akan terasa lebih kuat, oleh karena itu umumnya mereka menyukai
makanan yang manis seperti permen, coklat, kue-kue, gula dan lain lain.5
Keadaan kebersihan mulut anak dapat menjadi lebih buruk karena anak lebih
banyak makan makanan ringan di antara waktu makan utama dibanding orang
dewasa.6 Makanan ringan biasanya tersedia dalam dua kelompok utama, yaitu
1
2
makanan yang bersifat lengket dan manis karena mengandung gula atau yang sukrosa
akan tertinggal dalam waktu lama di rongga mulut dan menjadi makanan bagi bakteri
untuk dimetabolisme menjadi asam yang akan menurunkan pH plak dan makanan
yang banyak mengandung karbohidrat yang mudah dipecah oleh bakteri menjadi
yaitu anak yang mengonsumsi makanan atau minuman ringan empat kali dalam satu
hari atau lebih memiliki skor karies yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
anak yang mengonsumsi makanan atau minuman ringan tidak lebih dari dua kali
dalam satu hari.8 Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Olatosi dkk pada
anak usia pra-sekolah di India menemukan anak yang lebih sering mengonsumsi
makanan ringan berjenis kariogenik memiliki prevalensi karies gigi sulung sebesar
23%, sedangkan kelompok anak yang lebih sering mengonsumsi makanan ringan
berjenis non kariogenik hanya memiliki prevalensi karies gigi sulung sebesar 12%. 9
Menurut Profil Kesehatan Kota Palembang tahun 2014, prevalensi karies anak
dengan usia di bawah 12 tahun di kota Palembang adalah 45,19%. 10 Data ini
kota Palembang. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan subjek
minimarket atau warung dapat dengan mudah ditemukan serta masih banyaknya
orang tua yang tidak memberi bekal kepada anak ketika ke sekolah kemudian
3
mengetahui hubungan antara frekuensi konsumsi dan jenis makanan ringan dengan
skor deft pada anak usia 4-5 tahun, serta mengetahui frekuensi konsumsi dan jenis
1. Apakah terdapat hubungan antara frekuensi konsumsi terhadap skor deft pada
2. Apakah terdapat hubungan antara jenis makanan ringan terhadap skor deft
1. Mengetahui frekuensi konsumsi dan jenis makanan ringan anak usia 4-5 tahun
2. Mengetahui skor deft anak usia 4-5 tahun di TK Kartika II-1 Palembang.
4
Kedokteran Gigi Anak mengenai konsumsi makanan ringan pada anak usia 4-5 tahun
konsumsi dan jenis makanan ringan dengan skor deft anak usia 4-5 tahun di TK
frekuensi konsumsi dan jenis makanan ringan dengan skor deft pada anak usia 4-5
tahun.
karies gigi desidui berdasarkan frekuensi dan jenis makanan ringan pada anak-
anak di TK Kartika II-I sehingga dapat dilakukan pencegahan karies pada anak-
2. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai pertimbangan dalam program upaya
pelaksanaan kesehatan gigi dan sebagai motivasi bagi orang tua yang anaknya
dalam periode gigi desidui untuk menjaga kesehatan giginya dan segera
TINJAUAN PUSTAKA
Makanan ringan, cemilan, atau snack adalah istilah bagi makanan yang bukan
merupakan menu utama (makan pagi, makan siang, atau makan malam) melainkan
memberi sedikit pasokan tenaga pada tubuh, atau sesuatu yang dimakan untuk
makanan ringan atau makanan jajanan menurut Food and Agriculture Organization
(FAO) adalah makanan dan minuman yang disajikan dalam wadah atau kemasan atau
sarana penjualan di pinggir jalan, tempat umum, minimarket, warung atau tempat
lainnya yang terlebih dahulu sudah dipersiapkan atau dimasak di tempat produksi
Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No.
makanan ringan yang berbahan dasar kentang, umbi, serealia, tepung atau pati (dari
umbi dan kacang) dalam bentuk keripik, kerupuk, jipang serta pangan olahan yang
6
7
berbasis ikan (dalam bentuk kerupuk atau keripik) juga masuk dalam kategori
makanan ringan.13
jenisnya terbagi menjadi dua yaitu makanan kariogenik (makanan yang dapat
menyebabkan karies gigi) dan makanan non kariogenik (makanan yang tidak
terjadinya karies gigi karena sifatnya yang banyak mengandung karbohidrat, lengket,
1. Bentuk Fisik
Bentuk fisik makanan yang lunak, lengket dan manis yang mudah menempel
pada permukaan gigi dan sela-sela gigi yang jika dibiarkan akan menghasilkan
asam yang lebih banyak sehingga mempertinggi risiko terjadinya karies gigi,
selain itu karbohidrat dalam bentuk tepung yang mudah hancur di dalam
mulut juga sebaiknya dihindari misalnya kue-kue, roti, es krim, susu, permen
dan lain-lain.15
2. Jenis
makanan manis dan makanan ringan (snack) seperti roti, coklat, permen, dan
es krim.14
3. Frekuensi Konsumsi
jarang.17
Frekuensi konsumsi yang dianggap sering atau tinggi adalah anak-anak yang
utama yang dihitung yaitu sarapan, makan siang, dan makan malam. Melebihi
makan utama berarti lebih dari tiga kali sehari termasuk frekuensi sering atau
tinggi, sedangkan jika tidak melebihi makan utama atau kurang dari tiga kali
rongga mulut tetap dalam suasana asam akibatnya gigi akan semakin rentan
terhadap karies dan terdapat pada jurnal yang menganjurkan agar makanan
dan minuman yang bersifat kariogenik tidak dikonsumsi melebihi tiga waktu
4. Cara Mengonsumsi19
juga berhubungan dengan oral clearance time, yaitu waktu yang dibutuhkan
di dalam mulut mempunyai risiko karies lebih tinggi dari pada orang yang
terjadinya karies gigi, hal ini karena makanan yang termasuk kategori ini adalah
makanan yang kasar dan berserat yang menyebabkan makanan lebih lama dikunyah. 17
Gerakan mengunyah sangat menguntungkan bagi kesehatan gigi dan gingiva karena
menetralisasi zat-zat asam yang ada.19 Makanan berserat menimbulkan efek seperti
sikat dan tidak melekat pada gigi serta mengandung vitamin, mineral, serat, dan air
dan biasanya terdapat pada buah-buahan segar seperti apel, bengkoang, pir, jeruk, dan
pepaya.20
Makanan lainnya yang tidak menyebabkan karies gigi adalah keju, susu,
aliran saliva dan membilas permukaan gigi sehingga kerusakan jaringan keras gigi
makanan berpotensi tinggi, sedang, rendah, tidak berpotensi menyebabkan karies, dan
Mampu Menghambat Karies tanah), yogurt, sayur (wortel, brokoli, seledri, jamur,
timun, tomat).
11
Makanan ringan bagi anak sekolah dapat berfungsi sebagai upaya untuk
memenuhi kebutuhan energi karena aktivitas fisik di sekolah yang tinggi, pengenalan
Makanan ringan yang dikonsumsi di antara makan pagi, siang, atau malam bersifat
kondusif terhadap terjadinya karies gigi, hal itu disebabkan karena kandungan
Pada anak-anak frekuensi, waktu dan jenis makanan berbeda dengan orang
dewasa karena frekuensi makan anak sangat bervariasi dan mereka sangat suka
makanan ringan di antara waktu makan utama hal inilah yang menyebabkan
penumpukan plak yang banyak karena proses demineralisasi terjadi terus menerus
sebelum gigi sempat melakukan proses remineralisasi. 25 Waktu makan pada anak
juga berpengaruh karena mereka suka mengonsumsi glukosa dan sukrosa seperti yang
terdapat pada permen, karamel, coklat, kue, dan lain-lain di sela-sela waktu makan
akibatnya makanan tersebut akan bertumpuk dan bakteri akan memecah sisa makanan
tersebut dan melekat pada permukaan gigi sebelum kemudian terbentuk plak. 24
Makanan yang memiliki sifat fisik keras akan menjadi lengket bila bercampur dengan
saliva sedangkan makanan yang baik dikonsumsi bagi jaringan periodonsium adalah
prevalensi karies lebih tinggi pada anak yang terbiasa mengonsumsi banyak gula dan
frekuensi yang lebih sering sehingga menimbulkan karies lebih cepat dibandingkan
dengan asupan gula yang lebih banyak tetapi dengan frekuensi yang sedikit atau
jarang karena dengan seringnya asupan gula akan menyebabkan semakin seringnya
terjadi kondisi pH plak yang asam.8 Hasil beberapa penelitian lain menemukan hal-
dalam bentuk yang lengket karena akan tertinggal lebih lama di dalam rongga
mulut.19
c. Proses karies juga akan meningkat jika frekuensi makan makanan yang manis
d. Karies akan menurun atau lebih rendah pada anak yang kebiasaan makan
mengandung gula pada waktu makan utama dan makan selingan mempunyai potensi
yang tinggi untuk mendapat karies gigi daripada individu yang makan makanan yang
demineralisasi yang progresif pada jaringan keras permukaan gigi oleh asam organik
yang berasal dari sisa makanan. Karies gigi terjadi karena adanya interaksi antara
bakteri di permukaan gigi, plak atau biofilm dan diet, terutama komponen karbohidrat
yang dapat difermentasikan oleh bakteri plak menjadi asam yaitu asam laktat dan
asetat yang ditandai dengan adanya demineralisasi jaringan keras gigi dan rusaknya
2.2.1.1. Host
Proses karies pada gigi memerlukan adanya faktor host yaitu gigi dan saliva.
Struktur anatomi gigi terdiri dari lapisan email yang terdapat pada bagian luar gigi
dan lapisan dentin yang terletak di bawah lapisan email. Email merupakan struktur
gigi yang paling keras dan jaringan gigi yang padat serta tidak dapat melakukan
adanya pit dan fisur pada gigi merupakan tempat yang sangat rentan bagi sisa-sisa
makanan dan bakteri untuk menumpuk.31 Saliva merupakan sistem pertahanan utama
terhadap karies yang disekresi oleh tiga kelenjar utama saliva yaitu kelenjar parotis,
Sekresi saliva akan membasahi gigi dan mukosa mulut dan membersihkan rongga
asam.29,30
enzim-enzim tersebut ialah musin, dan lisozim yang memiliki sifat bakteriostatis
yaitu membuat bakteri di dalam rongga mulut menjadi tidak berbahaya.31 Saliva juga
memiliki efek buffer yaitu mengurangi keasaman plak yang disebabkan oleh gula dan
dapat mempertahankan pH rongga mulut supaya tetap konstan yaitu 6-7. Aliran saliva
yang baik akan cenderung membersihkan mulut termasuk melarutkan gula serta
bagi bakteri untuk dimetabolisme menjadi asam serta bahan aktif yang menyebabkan
karies yang lebih tinggi daripada orang dengan diet yang banyak mengandung lemak
dan protein hanya memiliki sedikit karies atau tidak sama sekali, hal ini penting
karies.33
2.2.1.3. Mikroorganisme
Plak gigi adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang
berkembang biak di atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada
berbeda-beda jika pada awal pembentukan plak bakteri yang banyak dijumpai adalah
mikroorganisme (70%) dan bahan antar sel (30%).31 Plak akan terbentuk apabila
adanya karbohidrat sedangkan karies akan terbentuk apabila terdapat plak dan
karbohidrat.28
2.2.1.4. Waktu
Secara umum karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang
berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Lamanya waktu yang
16
a. Kebiasaan Makan
menit setelah makan kemudian saliva akan bekerja menetralisir asam dan
karies.29
jumlah karies gigi yang lebih banyak dan kecenderungan untuk tidak
sisa makanan yang menempel di permukaan gigi akan difermentasi oleh bakteri di
Email terdiri protein, matriks lemak sebesar 10%-15% dari volume total,
matriks tersebut secara relatif terbagi atas asam, mineral, fluor, dan ion-ion lain.
Proses terjadinya karies tidak terjadi secara sederhana, dimulai dengan demineralisasi
email oleh asam dan diakhiri dengan munculnya lesi secara klinis. 34
komponen utama email akibat proses kimia. Adanya paparan asam dalam waktu yang
permukaan gigi menjadi asam.35 Jika pH saliva berada di bawah 5,5 dan berkontak
dengan hidroksi apatit akan menyebabkan terurainya ion-ion seperti kalsium dan
fosfat.
molekul atau ion yang larut dalam air ke atau dari dalam email ke saliva karena ada
Demineralisasi akan berhenti jika konsentrasi asam rendah dan konsentrasi kalsium
atau fosfor dalam saliva kembali tinggi sehingga terjadi proses remineralisasi. 34
permukaan email dan mengarah pada terjadinya keadaan patologis. Karies gigi terjadi
secara terlokalisir dengan kerusakan ke dalam dan memerlukan waktu yang lama. 25
18
permukaan gigi. Pelikel merupakan suatu lapisan organik bebas bakteri yang
terbentuk dalam beberapa menit setelah permukaan gigi yang bersih berkontak
dengan saliva dan pada permukaan gigi berupa material stain yang terang apabila gigi
diwarnai dengan bahan pewarna plak.7 Bakteri yang mula-mula menghuni pelikel
tumbuh berkembang biak dan mengeluarkan gel ekstraseluler yang lengket dan akan
Plak akan bertambah tebal dalam beberapa hari dan terdiri dari berbagai
menghasilkan asam sehingga pH plak turun dalam waktu 1-3 menit menjadi 4,5-5,0.
Nilai pH akan kembali normal menjadi 7 dalam waktu 30-60 menit dan jika
penurunan pH plak ini terjadi secara terus menerus maka akan menyebabkan
Bakteri dalam plak yang melekat pada permukaan gigi terutama Streptococcus
sp. dan Lactobacillus sp. akan memecah sisa makanan yang bersifat kariogenik
terutama yang berasal dari jenis karbohidrat seperti sukrosa, glukosa, fruktosa, dan
maltosa.37 Gula ini mempunyai molekul yang kecil dan mempunyai berat yang
rendah sehingga mudah meresap dan dimetabolisme oleh bakteri. 6 Asam yang
dihasilkan bakteri dari proses metabolisme dapat asuk ke dalam email dan
menguraikan hidroksi apatit maka lama kelamaan akan terbentuk pori-pori pada
19
email yang semakin membesar sehingga bakteri penyebab karies akan masuk lebih
banyak ke dalam email dan pada akhirnya membentuk kavitas pada gigi. 34
Akumulasi plak pada permukaan gigi utuh dalam 2-3 minggu menyebabkan
terjadinya bercak putih atau white spot kemudian waktu terjadinya bercak putih
menjadi kavitas tergantung pada umur, pada anak usia 1,5 tahun kisaran 6 bulan ke
atas.38
a. Email gigi yang baru erupsi lebih mudah diserang selama belum maturasi
c. Diet yang buruk pada anak-anak, jumlah saliva dan kapasitas buffer yang
lebih kecil, diperkuat oleh aktivitas proteolitik yang lebih besar di dalam
mulut.
d. Struktur email gigi desidui mengandung lebih banyak bahan organik dan
permanen.
Usia 4 sampai 5 tahun merupakan masa peka bagi anak. Anak mulai sensitif
untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak. Masa peka
adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon
20
stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan masa untuk anak
mempelajari dan mencoba sesuatu yang baru di lingkungan mereka karena memiliki
rasa ingin tahu dan sikap antusias yang kuat. 41 Ia banyak memperlihatkan,
membicarakan atau bertanya rentan berbagai hal yang sempat dilihat dan
didengarnya. Anak pada usia ini memiliki keinginan yang kuat untuk lebih mengenal
pertumbuhan fisik, anak usia ini masih perlu aktif melakukan berbagai aktivitas.
tahun 1995, gerakan-gerakan fisik pada usia ini tidak sekedar penting untuk
positif terhadap pertumbuhan rasa harga diri (self esteem) dan bahkan perkembangan
dapat membuat yang bersangkutan bangga akan dirinya. Begitu juga gerakan-gerakan
fisik dapat membantu anak dalam memahami konsep-konsep yang abstrak, sama
halnya dengan orang dewasa yang memerlukan ilustrasi untuk memahami konsep-
aktivitas teman-teman dan meningkatnya keinginan yang kuat untuk diterima sebagai
21
anggota suatu kelompok.43 Anak usia ini dapat bermain dan bekerja sama dengan
temannya dengan lebih baik. Kualitas dari anak usia ini adalah abilitas untuk
komunikasi dapat menimbulkan rasa senang bagi anak untuk bergaul dan
Anak pada usia ini bisa memakan makanan dalam variasi yang berbeda dan
Kegiatannya yang lebih banyak dan memerlukan energi yang lebih banyak
dibandingkan anak batita, porsi makannya bisa ditambah tapi dengan frekuensi yang
lebih sedikit, misalnya 5-6 kali sehari.45 Ini terdiri dari makan pagi, makan siang,
makan sore, susu sebanyak dua kali sehari setiap pagi dan malam hari atau bisa juga
ditambahkan ke dalam makanannya dan dua kali makan selingan atau jajanan.46
Pemeriksaan karies gigi terlebih dahulu dilihat keadaan gigi geliginya dan
karies klinis. Karies klinis adalah suatu tingkatan dari karies gigi yang ditandai
dengan perubahan warna gigi dan dapat diikuti dengan pembentukan kavitas.
Indeks adalah ukuran yang dinyatakan dengan angka dari keadaan suatu
mengukur derajat keparahan suatu penyakit mulai dari yang ringan sampai berat dan
untuk mendapatkan data tentang status karies seseorang digunakan indeks karies agar
penyakit pada suatu populasi. Indeks ini diperkenalkan oleh Klein, Palmer, Knutson
pada tahun 1938 untuk mengukur pengalaman seseorang terhadap karies gigi. Indeks
deft (decayed extracted filled tooth) merupakan indeks yang digunakan untuk gigi
desidui dan merupakan indeks aritmetika penyebaran karies yang kumulatif pada
suatu kelompok masyarakat. Komponen yang dihitung pada indeks deft: Decayed,
d (decayed):
a. Semua gigi desidui yang mengalami karies aktif yang belum atau masih
dilakukan perawatan.
dipertahankan/dirawat/ditumpat.
e (extracted):
d. Gangren radiks.
f (filling):
diperiksa:
Skor deft
2.7. Hipotesis
Ada hubungan antara frekuensi konsumsi dan jenis makanan ringan dengan skor deft
pada anak usia 4-6 tahun di TK Kartika II-1 Palembang.
BAB 3
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei analitik
korelasi antara faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau
Proposal disetujui
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti tersebut.
Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah anak-anak TK Kartika II-1
26
27
sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Total sampling adalah teknik
pengambilan sampel di mana jumlah sampel sama dengan jumlah populasi. Alasan
mengambil total sampling karena menurut Sugiyono (2007) jumlah populasi yang
a. Kritera Inklusi
1. Semua anak usia 4-5 tahun yang kesehariannya mengonsumsi makanan ringan
2. Orang tua atau pengasuh dari anak usia 4-5 tahun yang bersekolah di TK
b. Kriteria Eksklusi
a. Variabel Bebas : Frekuensi konsumsi dan jenis makanan ringan anak 4-5
b. Variabel Terikat : Skor deft anak usia 4-5 tahun di TK Kartika II-1
Palembang.
Definisi operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Variabel Bebas
Variabel Terikat
Frekuensi konsumsi dan
Skor deft
jenis makanan ringan
1. Sonde
2. Pinset
3. Ekskavator
4. Kaca Mulut
5. Nierbeken
6. Alkohol 70%
subjek penelitian.
Universitas Sriwijaya
30
1 Palembang
Palembang.
3. Peneliti melakukan pemeriksaan skor deft pada tiap siswa TK Kartika II-1
Palembang.
Palembang.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan tahapan sebagai berikut:
a. Pengumpulan Data
frekuensi konsumsi dan jenis makanan ringan anak kepada orang tua,
kemudian diisi oleh orang tua sesuai kebiasaan anak masing-masing pada
Tidak Pernah.
berikut:
Keterangan:
b. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat untuk melihat nilai skor deft siswa TK Kartika II-1
2. Analisis Bivariat
maka rumus yang dipakai dalam teknik analisis ini adalah rumus korelasi.
Sampel penelitian
n = 91
Pemeriksaan skor deft anak dan mencatat Pengukuran frekuensi konsumsi dan
data pada lembar pemeriksaan deft jenis makanan ringan anak melalui
kuesioner
Analisis Data
BAB 4
makanan ringan dan jenis makanan ringan terhadap skor deft anak usia 4-5 tahun di
TK Kartika II-1 Palembang. Data penelitian diambil menggunakan data primer dan
jumlah sampel 91 siswa. Variabel bebas yang diteliti adalah frekuensi konsumsi
makanan ringan dan jenis makanan ringan yang dikonsumsi, dan variabel terikat yang
34
35
makanan ringan dalam kategori sering atau lebih dari tiga kali sehari (52,8%) dan 43
anak mengonsumsi dalam kategori kadang-kadang atau kurang dari tiga kali sehari
(47,2%). Distribusi sampel berdasarkan jenis makanan ringan yang dikonsumsi dapat
Jumlah Sampel
Jenis Makanan Ringan
n %
Kariogenik 52 57,1%
Non Kariogenik 39 42,9%
Total 91 100%
makanan ringan berjenis kariogenik atau yang dapat menyebabkan karies gigi
(57,1%) dan sisanya 39 anak mengonsumsi makanan ringan berjenis non kariogenik
atau yang tidak menyebabkan karies gigi (42,9%). Distribusi sampel berdasarkan
variabel terikat pada penelitian ini yaitu skor deft dapat dilihat pada tabel 5.
36
Jumlah sampel
Skor deft Rata-Rata Skor deft Kategori Rata-Rata
n %
Sangat Rendah 12 13,1%
Rendah 25 27,5%
Sedang 14 15,4% 4,56 Tinggi
Tinggi 27 29,7%
Sangat Tinggi 13 14,3%
Total 91 100%
sangat rendah (13,1%), 25 anak termasuk dalam kategori skor deft rendah (27,5%),
14 anak termasuk dalam kategori skor deft sedang (15,4%), 27 anak termasuk dalam
kategori deft tinggi (29,7%), dan 13 anak termasuk dalam kategori skor deft sangat
tinggi (14,3%). Rata-rata skor deft anak usia 4-5 tahun di TK Kartika II-1 Palembang
hubungan antara frekuensi konsumsi makanan ringan dan jenis makanan ringan
uji Chi-square. Data hasil hubungan frekuensi konsumsi makanan ringan terhadap
Skor deft
Frekuensi P
Sangat Sangat Keterangan
Konsumsi Rendah Sedang Tinggi value
rendah Tinggi
Sering 5 7 6 22 8
0,002* Signifikan
Kadang-
7 18 8 5 5
Kadang
Total 12 25 14 27 13
Keterengan: *signifikan (p<0,05), uji Chi-square
Tabel 6 menunjukkan hasil analisis data yang telah diuji Chi-square dengan
mendapatkan nilai P value 0,002 yang berarti nilai p<0,05 dan nilai tersebut
menunjukkan bahwa frekuensi makanan ringan yang lebih dari tiga kali sehari
memiliki hubungan yang signifikan terhadap tingginya skor deft pada anak usia 4-5
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan dengan melakukan uji Chi
square, maka didapatkan hubungan antara jenis makanan ringan terhadap skor deft
Tabel 7 menunjukkan hasil analisis data yang telah diuji Chi-square dengan
mendapatkan nilai P value 0,003 yang berarti nilai p<0,05 dan nilai tersebut
memiliki hubungan yang signifikan terhadap tingginya skor deft pada anak usia 4-5
terhadap skor deft anak usia 4-5 tahun di TK Kartika II-1 Palembang menunjukkan
bahwa 48 dari 91 anak mengonsumsi makanan ringan dalam kategori sering atau
lebih dari tiga kali sehari di antara jam makan utamanya (52,7%), 52 dari 91 anak
lebih menyukai atau lebih sering mengonsumsi makanan ringan yang termasuk dalam
kategori kariogenik atau yang menyebabkan karies gigi (57,1%), dan anak usia 4-5
tahun di TK Kartika II-1 memiliki rata-rata skor deft 4,56 yang dikategorikan tinggi.
39
signifikan antara frekuensi konsumsi makanan ringan terhadap skor deft. Hal tersebut
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Zahara (2013) yang menunjukkan
bahwa anak yang mengonsumsi makanan ringan lebih dari tiga kali sehari memiliki
tingkat karies yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang mengonsumsi makanan
ringan tidak lebih dari tiga kali sehari. Frekuensi mengonsumsi makanan ringan yang
lebih dari tiga kali sehari di antara jam makan utama menyebabkan lebih seringnya
lingkungan rongga mulut pada pH asam atau rendah yang menyebabkan sedikitnya
bakteri di rongga mulut sehingga pH rongga mulut menjadi asam atau berada di
rongga mulut berada pada pH yang asam semakin lama, nilai pH akan kembali
normal menjadi 7 dalam waktu 30-60 menit dan jika penurunan pH ini terjadi terus
menerus maka akan menyebabkan demineralisasi pada permukaan gigi yang akan
ringan terhadap skor deft, dimana semakin sering anak mengonsumsi makanan ringan
terutama lebih dari tiga kali di antara jam makan utama yang menyebabkan pH
rongga mulut lebih lama berada dalam pH asam maka semakin tinggi pula keparahan
40
karies anak tersebut, semakin sedikit frekuensi anak mengonsumsi makanan ringan
atau tidak melebihi frekuensi jam makan utama maka tingkat keparahan karies yang
terjadi juga semakin rendah.18 Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan hipotesis
pada penelitian ini diterima yaitu terdapat hubungan frekuensi konsumsi makanan
ringan terhadap skor deft anak usia 4-5 tahun di TK Kartika II-1 Palembang.
terhadap skor deft. Sejalan dengan penelitian Olatosi (2015) yang menyatakan bahwa
prevalensi karies gigi sulung yang lebih tinggi dibandingkan anak yang lebih sering
mengonsumsi makanan ringan berjenis non kariogenik. 9 Hal ini dapat terjadi karena
dan sukrosa, kedua komponen ini merupakan yang paling mudah difermentasi atau
dipecah oleh bakteri di rongga mulut sebagai makanan bakteri agar dapat bertahan
Menurut Touger dan Riva dalam American Society for Clinical Nutrition,
karbohidrat yang paling erat beruhubungan dengan proses karies adalah sukrosa,
karena dapat dimetabolisme dengan cepat untuk menghasilkan zat-zat asam serta
manis dan makanan ringan (snack) seperti roti, cokelat, permen, biskuit, dan es
krim.14 Bentuk fisik makanan ringan yang termasuk kariogenik banyak yang
berbentuk lunak, lengket, dan manis yang mudah menempel pada permukaan gigi dan
41
sela-sela gigi yang jika dibiarkan akan menghasilkan asam yang lebih banyak
sehingga mempertinggi resiko terjadinya karies gigi, selain itu karbohidrat dalam
bentuk tepung yang mudah hancur di dalam mulut juga sebaikanya dihindari. 15
makanan yang tidak berpotensi menyebabkan terjadinya karies gigi, hal ini karena
makanan yang termasuk dalam kategori ini adalah makanan yang kasar dan berserat
yang menyebabkan makanan lebih lama dikunyah.17 Gerakan mengunyah akan sangat
menguntungkan bagi kesehatan gigi dan gingiva karena mengunyah akan merangsang
pengeluaran saliva untuk membasuh gigi serta menetralisasi zat-zat asam yang ada.19
Makanan berserat jika dikunyah di dalam rongga mulut menimbulkan efek seperti
sikat yang akan menghilangkan plak dan sisa-sisa makanan yang lengket menempel
pada permukaan gigi serta mengandung vitamin, mineral, dan air dan biasanya
terdapat pada buah-buahan segar seperti apel, bengkoang, pir, jeruk, dan pepaya.20
Makanan lainnya yang tidak menyebabkan karies gigi adalah keju, susu,
xylitol, kacang-kacangan yang jika salah satu makanan tersebut dikonsumsi akan
saliva dan membilas permukaan gigi sehingga demineralisasi jaringan keras gigi tidak
terjadi.21 Hasil penelitian ini juga menyatakan jenis makanan ringan memiliki
skor deft yang lebih tinggi, sedangkan anak yang sering mengonsumsi makanan
ringan non kariogenik maka akan memiliki skor deft yang lebih rendah karena
42
semakin sering pH rongga mulut dalam kondisi asam atau rendah akibat
keras gigi, dan jika anak lebih sering mengonsumsi makanan ringan non kariogenik
maka akan menetralisir asam dengan cara meningkatkan aliran saliva dan serat yang
terkandung di dalamnya juga berperan seperti sikat yang menghilangkan plak dan sisa
keras gigi tidak terjadi.19 Hasil pada penelitian menunjukkan bahwa hipotesis pada
penelitian ini diterima yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara jenis konsumsi
Sebagian kecil anak yang mengonsumsi makanan ringan lebih dari tiga kali
sehari atau yang mengonsumsi makanan berjenis kariogenik memiliki skor deft yang
masuk ke dalam kategori sangat rendah, rendah, dan sedang. Hal ini disebabkan
karena ada faktor-faktor lain yang tidak terkendali pada penelitian ini, yang pertama
yaitu sebagian besar pekerjaan dan pendidikan orang tua yang sudah termasuk dalam
kategori tinggi atau sangat baik sehingga mudah bagi orang tua untuk membawa
anaknya pemeriksaan rutin ke dokter gigi minimal setahun dua kali jika dirasa sudah
terdapat karies pada gigi anak, rasa sakit pada gigi anak atau hanya untuk
pemeriksaan rutin di dokter gigi.50 Faktor tidak terkendali yang kedua yaitu orang tua
telah memiliki kesadaran dan perhatian untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut anak
dengan menyikat gigi rutin dua kali sehari dapat mengurangi terjadinya karies
makanan ringan berjenis kariogenik.26 Pemeliharaan kesehatan gigi yang baik dapat
43
5.1. Kesimpulan
ringan terhadap skor deft anak usia 4-5 tahun di TK Kartika II-1
skor deft anak usia 4-5 tahun di TK Kartika II-1 Palembang dengan P value
3. Sebanyak 48 anak mengonsumsi makanan ringan lebih dari tiga kali sehari
4. Skor rata-rata deft anak usia 4-5 tahun di TK Kartika II-1 Palembang
5.2. Saran
dan jenis makanan ringan terhadap skor DMFT pada anak yang telah
44
DAFTAR PUSTAKA
45
46
16. Touger, Riva; Lovere, Cor. Sugars and Dental Caries. American Society for
Clinical Nutrition. 2013; 78(2). Hal. 881-891.
17. Johansson; Holgerson, Lif; dkk. Snacking Habits and Caries in Young
Children. Department of Odontology Umea University. 2010; 44(1). Hal. 421-
430.
18. Folayan, Morenike; Kolawole, Kikelomo; dkk. Prevalence, and early
childhood caries risk indicators in preschool children in suburban Nigeria.
Obafemi Awolowo University Department of Child Dental Health. 2015;
15(72). Hal. 1-12.
19. Iftikhar, Anum; Zafar, Muneeza; Kalar, Musleh. The relationship between
snacking habits and dental caries in school children. International Journal of
Coolaborative Research on Internal Medicine & Public Health. 2012; 4(12).
Hal. 1943-1952.
20. Sagar, Sandra. Role of natural toothbrushes in containing oral microbial flora-
a review. Saveetha Dental College Department of Biochemistry. 2015; 8(4).
Hal. 29-34.
21. Zafar, Sobia; Siddiqi, Allaudin. Early childhood caries: etiology, clinical
considerations, consequences and management. University of Otago New
Zealand. 2014; 11(4). 24-32.
22. Ogata, Beth; dkk. Nutrition and Oral Halth for Children. Center on Human
Development and Disability University of Washington. 2013; 18(6). Hal. 1-9.
23. Ebookpangan.com [Internet]. Makanan Bergula dan Kerusakan Gigi.
[Dipublikasikan 2 Februari 2015, dikutip 31 Januari 2016]. Tersedia di
http://www.ebookpangan.com.
24. Burt B.A., Eklund S.A., Morgan K.J. The Effects Of Sugars Intake And
Frequency Of Ingestion On Dental Caries Increment In A Three-Year
Longitudinal Study. Tesis. Ann Arbor, Michigan: University of Michigan.
2011. Hal. 1422-1427.
25. Garuda Sentra Medika. Karies Gigi. 2010. Hal. 1-3.
26. Jaafar N. Eating Your Way to Good Dental Health. Department of
Community Dentistry, University of Malaya. 2007.
27. Moynihan, Petersen. Diet, nutrition and the prevalention of the dental
diseases. Public Health Nutrition. 2007; 1(1). Hal. 201-206.
28. Hiranya, Putri; Herijulianti, Eliza; dkk. Ilmu pencegahan penyakit jaringan
keras dan jaringan pendukung gigi. Jakarta: EGC. 2011. Hal. 154-155.
29. Ratna, D. Peranan saliva dalam melindungi gigi terhadap karies. Jurnal USU
Library. 2008.
30. Quock, Ryan. Dental caries: a current understanding and implication.
University of Texas School of Dentistry at Houston. 2015; 1(1). Hal. 1-4.
31. Zero, Zandona. Dental caries and pulpal disease. Dental Clinics of North
America. 2011; 55(1). Hal. 29-46.
32. Weyant, Tracy, Anselmo; dkk. Topical fluoride for caries prevention:
Executive summary of the updated clinical recommendations and supporting
47
DATA ANAK
Nama :
Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan
Tempat Tanggal Lahir:
Umur : 4 tahun / 5 tahun / 6 tahun
DATA PEMERIKSAAN
55 54 53 52 51 61 62 63 64 65
85 84 83 82 81 71 72 73 74 75
Jumlah
48
Lampiran 2. Kuesioner Frekuensi Konsumsi dan Jenis Makanan Ringan
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
DATA ANAK
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
49
50
2. Jika ya, isilah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda √ pada kolom
jawaban yang sesuai
Sering Kadang-Kadang
(lebih dari 3 kali sehari) (1-3 kali sehari)
Seberapa sering anak
Ibu/Bapak mengonsumsi
makanan yang ada dibawah
ini?
Kariogenik
Buah Kering, permen, lolipop,
coklat, kue biskuit (oreo,
roma) dan kerupuk
Jus Buah, Sirup Buah, manisan
(jelly), buah kalengan,
minuman ringan (coca cola,
fanta, sprite, tabs), es krim dan
roti.
Non Kariogenik
Sayur, buah dan susu
Keju, kacang-kacangan,
permen karet xylitol
Saya dengan sadar dan tanpa paksaan bersedia mengijinkan anak saya berpartisipasi
dalam penelitian ini yang dilakukan oleh Gabriela Maretta sebagai mahasiswa
Program Studi Kedokteran Gigi Universitas Sriwijaya, dengan catatan apabila suatu
ketika merasa dirugikan dalam bentuk apapun berhak membatalkan persetujuan ini.
Maka dengan surat ini saya menyatakan setuju menjadi subjek pada penelitian ini.
Nama : ……………………….
Alamat : ………………………..
Telp/Hp : ……………………….
Data Anak
Palembang, …………................
Yang
menyetujui,
(……………………….)
52
Lampiran 4. Data Hasil Penelitian
Jenis
No. Nama Kelamin Usia Frekuensi Jenis deft
1. Abi Laki-Laki 5 tahun Sering Kariogenik 20
2. Abi Mayu Laki-Laki 5 tahun Kadang-kadang Non Kariogenik 5
3. Acha Ananda Putri Perempuan 4 tahun Kadang-kadang Non Kariogenik 13
4. Afifah Nadif Atiqah Perempuan 5 tahun Kadang-kadang Non Kariogenik 2
5. Aina Leera Syahputri Perempuan 4 tahun Sering Kariogenik 1
6. Aldillah Aura Fatiha Perempuan 5 tahun Sering Kariogenik 2
7. Alif Saputra Laki-Laki 4 tahun Sering Kariogenik 5
8. Aliyah Khairunissa Perempuan 5 tahun Kadang-kadang Non Kariogenik 2
9. Ananda Putri Setiawan Perempuan 5 tahun Kadang-kadang Non Kariogenik 2
10. Anindita Perempuan 5 tahun Kadang-kadang Non Kariogenik 2
11. Arfa Nayla Arkana Putri Perempuan 4 tahun Sering Kariogenik 1
12. Arul Laki-Laki 5 tahun Sering Kariogenik 17
13. Athirah Ghania Salwa Perempuan 5 tahun Kadang-kadang Non Kariogenik 2
14. Audy Aprilia Perempuan 5 tahun Kadang-kadang Non Kariogenik 13
15. Aziizah Dwi Putri Perempuan 5 tahun Kadang-kadang Non Kariogenik 2
16. Azmi Sabilla Perempuan 5 tahun Sering Kariogenik 4
17. Barcelyno Endra RW Laki-Laki 4 tahun Kadang-kadang Kariogenik 0
18. Bima Aditya Pratama Laki-Laki 5 tahun Sering Kariogenik 4
19. Bintang Laki-Laki 5 tahun Kadang-kadang Kariogenik 14
20. Carissa Eka Putri Perempuan 4 tahun Sering Kariogenik 1
21. Desta Andiny Perempuan 4 tahun Sering Kariogenik 0
22. Dian Elfreda Perempuan 5 tahun Sering Kariogenik 4
53
54
57
Lampiran 6. Surat Izin Penelitian
58
Lampiran 7. Surat Keterangan Selesai Penelitian
59
Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian
60
61
Lampiran 9. Hasil Analisis Data
Cases
deft Total
Count 5 7 6 22 8 48
62
63
Chi-Square Tests
Cases
deft Total
Count 7 7 7 22 9 52
Non Kariogenik Expected Count 5,1 10,7 6,0 11,6 5,6 39,0
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 91
0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,14.