PENDAHULUAN
Gigi manusia terdiri dari lapisan email, dentin, pulpa. Pulpa merupakan jaringan
lunak yang mengadung saraf, pembuluh darah dan limfe dan terletak dalam kamar
berdinding keras (dentin) dan hanya berhubungan dengan jaringan lain melalui
foramen apikalis. Jika terjadi peradangan maka akan mengalami gejala serupa
dengan jaringan lunak yg lain. Macam –macam penyakit pulpa yaitu iriatio pulpa,
hyperemia pulpa, pulpitis dan gangren pulpa.
Pulpitis adalah suatu peradangan pada pulpa gigi yang menimbulkan keluhan rasa
nyeri. Kebanyakan pulpitis merupakan penyakit lanjut yang di dahului oleh karies
yang tidak diobati dan secara perlahan dapat merusak pulp chamber dan jika sudah
mengenai kavum pulpa akan memicu terjadinya penyakit-penyakit pulpa.
-Pulpitis kronik
-Pulpitis totalis
DEFINISI
Selain karena trauma Kebanyakan pulpitis merupakan penyakit lanjut yang di
dahului oleh karies yang tidak diobati dan secara perlahan dapat merusak pulp
chamber dan jika sudah mengenai kavum pulpa akan memicu terjadinya penyakit-
penyakit pulpa, salah satunya yaitu pulpitis akut totalis.
Pulpitis akut totalis adalah suatu peradangan pada seluruh jaringan pulpa gigi yang
terjadi secara akut menimbulkan keluhan rasa nyeri spontan yang hilang timbul dan
terus menerus.
ETILOGI PULPITIS
Penyebab kerusakan pulpa dapat dikelompokan sebagai berikut:
I.FISIK:
II.KIMIA:
III.BACTERIAL
PATOPHYSIOLOGI
Pulpitis dapat terjadi karena adanya jejas, jejas tersebut dapat berupa kuman
beserta produknya yaitu toksin,dan dapat juga karena faktor fisik dan kimia(tanpa
kuman). Namun pada praktek sehari-hari Pulpitis biasanya terjadi diawali dengan
karies yang tebentuk karena kerusakan email akibat dari fermentasi karbohidrat
oleh bakteri-bakteri penghasil asam (pada umumnya Streptococus mutans)yang
menyebabkan proses demineralisasi lebih cepat dari proses mineralisasi.
Bila karies sudah terbentuk dan tidak mendapat perawatan, maka proses
demineralisasi trus berlanjut dan menyebabkan karies semakin meluas ke dalam
gigi sehingga menembus lapisan-lapisan email, dentin dan pada akhirnya akan
mencapai ke dalam ruang pulpa.
Bila karies sudah mencapai ke dalam ruang pulpa maka bakteri akan masuk ke
dalam ruangan tersebut dan mengakibatkan peradangan pada jaringan pulpa. Jika
peradangan hanya sebagian(pada cavum dentis) maka kita sebut pulpitis akut
parsial,dan jika mengenai seluruh jaringan pulpa maka kita sebut pulpitis akut
totalis.
GEJALA KLINIS
Pulpitis menyebabkan sakit gigi yang tajam luar biasa, terutama bila terkena oleh
air dingin, asam, manis, kadang hanya dengan menghisap angin pun sakit. Rasa
sakit dapat menyebar ke kepala, telinga dan kadang sampai ke punggung
KELUHAN SUBJEKTIF:
DIAGNOSA
Diagnose ditegakan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pada impeksi
kita dapat melihat cavum yang besar, lebar dengan suatu masa yang lembek dan
kotor,cavum dentis hanya tertutup oleh lapisan dentin yang tipis atap pulpa dapat
di tembus dengan sonde.
• Test elektris : aliran listrik menyebabkan nyeri yang tdak tertahan dan
makin hebat.
DIAGNOSA BANDING
Pada pulpitis akut totalis kita dapat mendiagnosis bandingkan dengan pulpitis akut
parsial dan pulpitis kronik ekstarbasi akut.
• Pada pulpitis akut parsial kita membedakan berdasarkan luas pulpa yang
mengalami peradangan. Pada pulpitis parsial hanya sebagian pulpa yang
mengalami peradangan. Dan pada pulpitis akut parsial nyeri yang dialami
berbeda dengan pulpitis akut totalis, pada pulpitis akut parsial pasien masih
dapat menunjuk lokasi nyeri dari gigi yang terkena, sedangkan pada pulpitis
akut totalis pasien merasakan nyeri yang menyebar sehingga sulit untuk
menunjukan lokasi gigi yang nyeri.
• Pulpitis kronis ekstarbasi akut kita bedakan dengan pulpitis akut totalis
berdasarkan perjalanan penyakitnya (waktu). Dan pada pulpitis kronis
terdapat riwayat pulpitis yang berulang.
PENATAKLASANAAN
1. Medikamentosa
Pemberian antibiotik dan analgetik. Peradangan akan mereda jika penyebabnya
diobati.
2.Pulpektomi
a. Pulpektomi Vital
Untuk mengetahui panjang dan jumlah saluran akar serta keadaan jaringan sekitar
gigi yang akan dirawat.
2. Pemberian anestesi lokal untuk menghilangkan rasa sakit pada saat perawatan.
3. Daerah operasi diisolasi dengan rubber dam untuk menghindari kontaminasi bakteri
dan saliva.
4. Jaringan karies dibuang dengan bor fisur steril. Atap kamar pulpa dibuang dengan
menggunakan bor bundar steril kemudian diperluas dengan bor fisur steril.
5. Jaringan pulpa di kamar pulpa dibuang dengan menggunakan ekskavatar atau bor
bundar kecepatan rendah.
7. Kamar pulpa dibersihkan dari sisa-sisa jaringan pulpa yang telah terlepas kemudian
diirigasi dan dikeringkan dengan cotton pellet steril. Jaringan pulpa di saluran akar
dikeluarkan dengan menggunakan jarum ekstirpasi dan headstrom file.
8. Saluran akar diirigasi dengan akuades steril untuk menghilangkan kotoran dan darah
kemudian dikeringkan dengan menggunakan paper point steril yang telah dibasahi
dengan formokresol kemudian diaplikasikan ke dalam saluran akar selama 5 menit.
9. Saluran akar diisi dengan pasta mulai dari apeks hingga batas koronal dengan
menggunakan jarum lentulo.
11. Kamar pulpa ditutup dengan semen, misalnya dengan semen seng oksida eugenol
atau seng fosfat.
1. Pembuangan jaringan karies, 2 dan 3. Pengambilan atap kamar pulpa, 4. Irigasi kamar pulpa, 5. Jaringan
pulpa di saluran akar dikeluarkan, 6. Irigasi saluran akar dengan akuades steril, 7. Pengisian saluran akar, 8.
Penutupan kamar pulpa dengan semen, 9. Gigi telah di restorasi
Perawatan endodontik untuk gigi sulung dengan pulpa non vital adalah pulpektomi
mortal (pulpektomi devital). Pulpektomi mortal adalah pengambilan semua jaringan
pulpa nekrotik dari kamar pulpa dan saluran akar gigi yang non vital, kemudian
mengisinya dengan bahan pengisi. Walaupun anatomi akar gigi sulung pada beberapa
kasus menyulitkan untuk dilakukan prosedur pulpektomi, namun perawatan ini
merupakan salah satu cara yang baik untuk mempertahankan gigi sulung dalam lengkung
rahang.
Indikasi:
• Mahkota gigi masih dapat direstorasi dan berguna untuk keperluan prostetik
(untuk pilar restorasi jembatan).
• Foto rontgen resopsi akar tidak lebih 1/3 apikal, tidak ada granuloma pada gigi-
geligi sulung.
Kontraindikasi:
• Kondisi pasien jelek, mengidap penyakit kronis: diabetes melitus, TBC, dll.
• Terdapat belokan ujung akar dengan franuloma (kista) yang sukar dibersihkan
atau sukar dilakukan tindakan bedah endodonti.
3. Ekstraksi
Merupakan pilihan terakhir, Gigi yang mengalami kerusakan pulpa yang luas, gigi yang
sudah tidak memiliki mahkota gigi, gigi yang memiliki saluran akar yang rumit dan gigi yang
tidak dapat diperbaiki, satu-satunya cara untuk menghilangkan nyeri adalah dengan mencabut
gigi penyebab karena gigi ini bisa merupakan salah satu fokal infeksi yang cenderung akan
residif.
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Prof. DR. Drg. Rasinta. 2009. Perawatan Pulpa Gigi Endodonti Edisi 2. Jakarta: EGC.
Rianti, S. 2004. Prosedur Perawatan Kesehatan Gigi dan Mulut FKG UGM. Yogyakarta. From
www.dentist.blog.ugm.ac.id.
www.mulutsehat.com/pulpotomi
www.klikdokter.com/pulpitis
www.raysdentalclinic.com
CLINICAL SCIENCE SESSION
PULPITIS AKUT
TOTALIS
OLEH:
1102005163
KEPANITERAAN KLINIK GIGI DAN MULUT
RSUD.DR.Hi.ABDOEL MOELOEK
BANDAR LAMPUNG
APRIL 2010